Quote:
Deiyai - Papua adalah daerah dengan pembangunan paling tertinggal di Indonesia. Di sektor kelistrikan misalnya, rasio elektrifikasi Papua baru 45%, paling rendah se-Indonesia.
Kemudian masih ada 364 ibu kota kecamatan (distrik) dan sekitar 3.500 desa yang belum berlistrik.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat Nawacita telah menyatakan akan membangun Indonesia dari mulai pinggiran supaya kesejahteraan rakyat di daerah-daerah tertinggal bisa meningkat, tidak jomplang dengan kota-kota besar.
Dalam kunjungannya ke Papua pada 17 Oktober 2016 lalu, Jokowi secara khusus meminta PLN segera membuat Papua terang benderang. PLN pun telah memasang target sampai akhir 2017 bisa melistriki 14 kabupaten di pedalaman Papua.
Tapi membangun infrastruktur kelistrikan di Papua bukan pekerjaan mudah. Jangan bayangkan Papua seperti Jawa atau Sumatera yang sudah punya jalan raya sehingga satu daerah dan daerah lainnya sudah terhubung.
Di Papua, infrastruktur perhubungan masih belum memadai, banyak kabupaten yang terisolasi. Misalnya Wamena yang hanya bisa dijangkau dengan pesawat kecil karena belum ada jalan darat ke sana.
Kalau ke wilayah seperti ini, material untuk membangun pembangkit listrik dan jaringannya pun harus diangkut lewat udara, sudah tentu harganya jadi lebih mahal.
Lalu para pekerja PLN harus menembus hutan, pegunungan, tanah merah, lumpur, dan sebagainya untuk membangun jaringan listrik. Dalam salah satu foto, tampak para pekerja PLN harus berjalan perlahan melalui lumpur yang tingginya sepinggang sambil mengangkat tiang listrik di tengah hutan.
Dalam foto lain tampak pekerja PLN harus memanjat tiang-tiang setinggi kurang lebih 5 meter di tengah dinginnya pegunungan Papua. detikFinance sendiri telah merasakan hawa dingin selama 2 hari di sana, hampir seperti musim dingin.
Di tengah pegunungan Papua, pekerja PLN menancapkan tiang-tiang, membangun tower-tower, memasang kabel-kabel, dan sebagainya untuk mendistribusikan listrik kepada warga Papua.
Hasilnya, kini pedalaman Papua bisa mulai terang benderang. Pada 17 Agustus 2016 lalu, PLN sudah masuk ke Kabupaten Teluk Wondama, Raja Ampat, dan Pegunungan Arfak.
Kemudian di Hari Listrik Nasional tanggal ke-71 pada 27 Oktober 2016 kemarin, giliran 2 kabupaten di pedalaman Papua yang terang benderang berkat PLN, yaitu Kabupaten Deiyai dan Yahukimo.
Pada hari pertama mengalirnya listrik di Kabupaten Deiyai, 150 rumah telah menjadi PLN. Masih ada 500 rumah lagi yang menunggu untuk mendapat sambungan listrik dari PLN.
Yoel, salah satu penduduk Deiyai yang sudah menjadi pelanggan PLN, menuturkan bahwa sebelumnya ia terpaksa membakar solar untuk menyalakan genset agar rumahnya terang di malam hari. Biasanya Yoel menyalakan genset pada pukul 17.00 WIT sampai 22.00 WIT.
Untuk listrik selama 5 jam per hari itu, diperlukan 5 liter solar. Solar yang dibeli dari pengecer di Deiyai harganya Rp 10.000 liter. Artinya, setiap malam Yoel menghabiskan Rp 50.000 atau Rp 1,5 juta per bulan hanya untuk listrik 5 jam per hari.
"Saya (sebelum ada listrik PLN) biasanya setiap malam menyalakan genset. Sehari 5 liter, belinya di pengecer dekat sini, harganya Rp 50.000," ujar Yoel saat disambangi detikFinance di rumahnya, Jumat (28/10/2016).
Sekarang dengan adanya listrik PLN, Yoel bisa mendapat listrik 24 jam dengan harga yang jauh lebih murah. Pria yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Deiyai ini pun gembira, anak-anaknya sekarang bisa belajar tekun dan menonton televisi di malam hari.
"Saya sungguh senang sekali. Ini pertama kalinya listrik PLN masuk ke Deiyai. Sekarang anak-anak bisa belajar sampai malam," dia menuturkan.
Mudah-mudahan mengalirnya listrik ini membawa banyak manfaat bagi kehidupan warga Papua. Sebab, listrik adalah salah satu kunci untuk kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. (ang/ang)
Quote: Mengintip Suasana Pedalaman Papua Setelah Listrik Menyala
Deiyai - Sudah 71 tahun Indonesia merdeka, tapi masih ada sekitar 12.000 desa yang belum mendapatkan fasilitas listrik dengan baik. Dari 12.000 desa itu, sekitar 3.500 di antaranya ada di Papua.
detikFinance berkesempatan untuk melihat langsung suasana Kabupaten Deiyai, yang terletak di kawasan pegunungan Papua, pada malam hari. Sangat berbeda dengan di Pulau Jawa atau wilayah-wilayah Indonesia lainnya yang sudah mendapatkan listrik sejak lama, hanya segelintir rumah saja yang bercahaya di malam hari karena memiliki genset.
Tak ada penerangan di jalan-jalan, benar-benar gelap. detikFinance yang berjalan-jalan pada malam hari di sana sempat beberapa kali tersandung dan menginjak lubang.
Tapi penduduk setempat sudah sangat terbiasa dengan kegelapan itu. Anak-anak kecil berlari-larian tanpa alas kaki di jalan tanpa cahaya itu, tak terjatuh atau tersandung-sandung. Sedangkan orang-orang dewasa berkumpul dan bercengkrama sejak sore hingga tengah malam.
Di rumah-rumah yang memiliki genset, penghuninya berkumpul bersama menonton televisi, anak-anaknya bisa belajar.
Listrik memang barang mewah di sini. Genset harganya sudah jutaan rupiah, lalu untuk mengoperasikannya butuh biaya besar. Untuk menyalakan listrik selama 5 jam saja dibutuhkan 5 liter solar yang harganya Rp 10.000/liter. Maka pemilik genset harus punya uang Rp 1,5 juta/bulan untuk listrik 5 jam/hari.
Tapi mulai 27 Oktober 2016 lalu, suasana akan mulai berubah. Sebab, PLN sudah masuk dan melistriki Deiyai selama 24 jam per hari. PLN mengoperasikan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) milik Pemkab Deiyai yang berkapasitas 2 x 500 kVa atau 1 Megawatt (MW) guna menerangi Deiyai.
Dengan begitu, tanpa memiliki genset pun penduduk bisa mendapatkan listrik. Kalau memakai genset butuh Rp 1,5 juta/bulan untuk listrik 5 jam/hari, listrik dari PLN yang 24 jam hanya belasan ribu per bulan saja, dengan catatan digunakan buat lampu penerangan dan kebutuhan pokok lain di rumah.
Ketika PLN meresmikan beroperasinya PLTD di Kabupaten Deiyai, warga setempat begitu gembira. Lapangan di kampung yang biasanya gelap menjadi terang benderang dengan lampu-lampu.
Direktur Bisnis Regional Maluku-Papua PLN, Haryanto WS, berharap mengalirnya listrik PLN ini membawa banyak manfaat bagi kehidupan warga Kabupaten Deiyai. Sebab, listrik adalah salah satu kunci untuk kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Misalnya untuk penerangan anak-anak belajar di malam hari, memajukan perekonomian penduduk, dan memperluas akses informasi untuk masyarakat.
"Saya mohon maaf pada masyarakat Deiyai bahwa baru pada kesempatan ini PLN masuk ke Kabupaten Deiyai. Saya berharap dengan masuknya listrik ke Deiyai ini anak-anak bisa belajar lebih tekun, lebih lama, bisa menyerap lebih banyak pelajaran. Masyarakat bisa lebih produktif, listrik bisa dipakai untuk menjahit, bisa buka usaha fotokopi, toko-toko bisa buka lebih malam sehingga ekonomi tumbuh lebih cepat, informasi bisa diterima lebih baik," tutupnya.
Sumber :
http://m.detik.com/finance/energi/d-...edalaman-papua
http://m.detik.com/finance/energi/d-...istrik-menyala
Selamat saudaraku di Papua.. Semoga semakin hari semakin berbenah.. .
Deiyai - Papua adalah daerah dengan pembangunan paling tertinggal di Indonesia. Di sektor kelistrikan misalnya, rasio elektrifikasi Papua baru 45%, paling rendah se-Indonesia.
Kemudian masih ada 364 ibu kota kecamatan (distrik) dan sekitar 3.500 desa yang belum berlistrik.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat Nawacita telah menyatakan akan membangun Indonesia dari mulai pinggiran supaya kesejahteraan rakyat di daerah-daerah tertinggal bisa meningkat, tidak jomplang dengan kota-kota besar.
Dalam kunjungannya ke Papua pada 17 Oktober 2016 lalu, Jokowi secara khusus meminta PLN segera membuat Papua terang benderang. PLN pun telah memasang target sampai akhir 2017 bisa melistriki 14 kabupaten di pedalaman Papua.
Tapi membangun infrastruktur kelistrikan di Papua bukan pekerjaan mudah. Jangan bayangkan Papua seperti Jawa atau Sumatera yang sudah punya jalan raya sehingga satu daerah dan daerah lainnya sudah terhubung.
Di Papua, infrastruktur perhubungan masih belum memadai, banyak kabupaten yang terisolasi. Misalnya Wamena yang hanya bisa dijangkau dengan pesawat kecil karena belum ada jalan darat ke sana.
Kalau ke wilayah seperti ini, material untuk membangun pembangkit listrik dan jaringannya pun harus diangkut lewat udara, sudah tentu harganya jadi lebih mahal.
Lalu para pekerja PLN harus menembus hutan, pegunungan, tanah merah, lumpur, dan sebagainya untuk membangun jaringan listrik. Dalam salah satu foto, tampak para pekerja PLN harus berjalan perlahan melalui lumpur yang tingginya sepinggang sambil mengangkat tiang listrik di tengah hutan.
Dalam foto lain tampak pekerja PLN harus memanjat tiang-tiang setinggi kurang lebih 5 meter di tengah dinginnya pegunungan Papua. detikFinance sendiri telah merasakan hawa dingin selama 2 hari di sana, hampir seperti musim dingin.
Di tengah pegunungan Papua, pekerja PLN menancapkan tiang-tiang, membangun tower-tower, memasang kabel-kabel, dan sebagainya untuk mendistribusikan listrik kepada warga Papua.
Hasilnya, kini pedalaman Papua bisa mulai terang benderang. Pada 17 Agustus 2016 lalu, PLN sudah masuk ke Kabupaten Teluk Wondama, Raja Ampat, dan Pegunungan Arfak.
Kemudian di Hari Listrik Nasional tanggal ke-71 pada 27 Oktober 2016 kemarin, giliran 2 kabupaten di pedalaman Papua yang terang benderang berkat PLN, yaitu Kabupaten Deiyai dan Yahukimo.
Pada hari pertama mengalirnya listrik di Kabupaten Deiyai, 150 rumah telah menjadi PLN. Masih ada 500 rumah lagi yang menunggu untuk mendapat sambungan listrik dari PLN.
Yoel, salah satu penduduk Deiyai yang sudah menjadi pelanggan PLN, menuturkan bahwa sebelumnya ia terpaksa membakar solar untuk menyalakan genset agar rumahnya terang di malam hari. Biasanya Yoel menyalakan genset pada pukul 17.00 WIT sampai 22.00 WIT.
Untuk listrik selama 5 jam per hari itu, diperlukan 5 liter solar. Solar yang dibeli dari pengecer di Deiyai harganya Rp 10.000 liter. Artinya, setiap malam Yoel menghabiskan Rp 50.000 atau Rp 1,5 juta per bulan hanya untuk listrik 5 jam per hari.
"Saya (sebelum ada listrik PLN) biasanya setiap malam menyalakan genset. Sehari 5 liter, belinya di pengecer dekat sini, harganya Rp 50.000," ujar Yoel saat disambangi detikFinance di rumahnya, Jumat (28/10/2016).
Sekarang dengan adanya listrik PLN, Yoel bisa mendapat listrik 24 jam dengan harga yang jauh lebih murah. Pria yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Deiyai ini pun gembira, anak-anaknya sekarang bisa belajar tekun dan menonton televisi di malam hari.
"Saya sungguh senang sekali. Ini pertama kalinya listrik PLN masuk ke Deiyai. Sekarang anak-anak bisa belajar sampai malam," dia menuturkan.
Mudah-mudahan mengalirnya listrik ini membawa banyak manfaat bagi kehidupan warga Papua. Sebab, listrik adalah salah satu kunci untuk kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. (ang/ang)
Quote: Mengintip Suasana Pedalaman Papua Setelah Listrik Menyala
Deiyai - Sudah 71 tahun Indonesia merdeka, tapi masih ada sekitar 12.000 desa yang belum mendapatkan fasilitas listrik dengan baik. Dari 12.000 desa itu, sekitar 3.500 di antaranya ada di Papua.
detikFinance berkesempatan untuk melihat langsung suasana Kabupaten Deiyai, yang terletak di kawasan pegunungan Papua, pada malam hari. Sangat berbeda dengan di Pulau Jawa atau wilayah-wilayah Indonesia lainnya yang sudah mendapatkan listrik sejak lama, hanya segelintir rumah saja yang bercahaya di malam hari karena memiliki genset.
Tak ada penerangan di jalan-jalan, benar-benar gelap. detikFinance yang berjalan-jalan pada malam hari di sana sempat beberapa kali tersandung dan menginjak lubang.
Tapi penduduk setempat sudah sangat terbiasa dengan kegelapan itu. Anak-anak kecil berlari-larian tanpa alas kaki di jalan tanpa cahaya itu, tak terjatuh atau tersandung-sandung. Sedangkan orang-orang dewasa berkumpul dan bercengkrama sejak sore hingga tengah malam.
Di rumah-rumah yang memiliki genset, penghuninya berkumpul bersama menonton televisi, anak-anaknya bisa belajar.
Listrik memang barang mewah di sini. Genset harganya sudah jutaan rupiah, lalu untuk mengoperasikannya butuh biaya besar. Untuk menyalakan listrik selama 5 jam saja dibutuhkan 5 liter solar yang harganya Rp 10.000/liter. Maka pemilik genset harus punya uang Rp 1,5 juta/bulan untuk listrik 5 jam/hari.
Tapi mulai 27 Oktober 2016 lalu, suasana akan mulai berubah. Sebab, PLN sudah masuk dan melistriki Deiyai selama 24 jam per hari. PLN mengoperasikan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) milik Pemkab Deiyai yang berkapasitas 2 x 500 kVa atau 1 Megawatt (MW) guna menerangi Deiyai.
Dengan begitu, tanpa memiliki genset pun penduduk bisa mendapatkan listrik. Kalau memakai genset butuh Rp 1,5 juta/bulan untuk listrik 5 jam/hari, listrik dari PLN yang 24 jam hanya belasan ribu per bulan saja, dengan catatan digunakan buat lampu penerangan dan kebutuhan pokok lain di rumah.
Ketika PLN meresmikan beroperasinya PLTD di Kabupaten Deiyai, warga setempat begitu gembira. Lapangan di kampung yang biasanya gelap menjadi terang benderang dengan lampu-lampu.
Direktur Bisnis Regional Maluku-Papua PLN, Haryanto WS, berharap mengalirnya listrik PLN ini membawa banyak manfaat bagi kehidupan warga Kabupaten Deiyai. Sebab, listrik adalah salah satu kunci untuk kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Misalnya untuk penerangan anak-anak belajar di malam hari, memajukan perekonomian penduduk, dan memperluas akses informasi untuk masyarakat.
"Saya mohon maaf pada masyarakat Deiyai bahwa baru pada kesempatan ini PLN masuk ke Kabupaten Deiyai. Saya berharap dengan masuknya listrik ke Deiyai ini anak-anak bisa belajar lebih tekun, lebih lama, bisa menyerap lebih banyak pelajaran. Masyarakat bisa lebih produktif, listrik bisa dipakai untuk menjahit, bisa buka usaha fotokopi, toko-toko bisa buka lebih malam sehingga ekonomi tumbuh lebih cepat, informasi bisa diterima lebih baik," tutupnya.
Sumber :
http://m.detik.com/finance/energi/d-...edalaman-papua
http://m.detik.com/finance/energi/d-...istrik-menyala
Selamat saudaraku di Papua.. Semoga semakin hari semakin berbenah.. .
Wah gan keren
oee mama sayange
desa beta sudah terange
desa beta sudah terange
Quote:Original Posted By kretek.filters ►
Wah gan keren
Pembangunan yg merata yg akhirnya bsa menyentuh saudara kita yg di papua..
Wah gan keren
Pembangunan yg merata yg akhirnya bsa menyentuh saudara kita yg di papua..
Terharu gan, akhirnya indonesia timur kita terang juga yang selama ini sangat jauh dari jangkauan apalagi diperhatikan oleh masyarakat Indonesia, bangkit wahai indonesiaku yang kaya akan segalanya.
Quote:Original Posted By ariefkov. ►
Terharu gan, akhirnya indonesia timur kita terang juga yang selama ini sangat jauh dari jangkauan apalagi diperhatikan oleh masyarakat Indonesia, bangkit wahai indonesiaku yang kaya akan segalanya.
Bener gan.. Akhirnya saudara kita di Papua jg merasakan penerangan listrik.. Smga jg brdampak terhadap perekonomian di sana..
Terharu gan, akhirnya indonesia timur kita terang juga yang selama ini sangat jauh dari jangkauan apalagi diperhatikan oleh masyarakat Indonesia, bangkit wahai indonesiaku yang kaya akan segalanya.
Bener gan.. Akhirnya saudara kita di Papua jg merasakan penerangan listrik.. Smga jg brdampak terhadap perekonomian di sana..
Ini bentuk kepedulian pemerintah
Perjuangan nya bener" yah gan.
Walau ada halangan rintangan membentang tak jadi masalah walau jadi beban pikiran.
Walau ada halangan rintangan membentang tak jadi masalah walau jadi beban pikiran.
Pake panel surya aja, gak perlu kabel
Patut diacungi jempol bray
Moga tetep semangat gan !!
listrik untuk kita semua
btw ane ko agak aneh sama kata "melistriki" ya
btw ane ko agak aneh sama kata "melistriki" ya
Pak jokowi untuk indonesia sejahtera
Quote:Original Posted By powbee ►
Perjuangan nya bener" yah gan.
Walau ada halangan rintangan membentang tak jadi masalah walau jadi beban pikiran.
lu patkai ya gan
Perjuangan nya bener" yah gan.
Walau ada halangan rintangan membentang tak jadi masalah walau jadi beban pikiran.
lu patkai ya gan
good job
ee... sekarang sa punya desa terang sudah
wah keren
ini baru berpedoman pada pancasila
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
ini baru berpedoman pada pancasila
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
Pln terbaek
Ane yang gembok ni trit bre
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar