Pages


Jumat, 31 Juli 2015

Curhat para Ortu yang Anaknya Mesti Memanggul Beban Tas Berat ke Sekolah



Jakarta - Para orangtua banyak mengeluh tentang putra putri mereka yang mesti memanggul beban berat ke sekolah. Tas dijejali buku-buku tebal, yang membuat anak mesti bersusah payah membawa tas.

"Beban berat tas dan isinya akan membuat anak capek, kesusahan, tidak semangat, dan mudah sakit," jelas seorang pembaca Helmien dalam surat elektronik ke redaksi@detik.com, Rabu (29/7/2015).

Berikut curahan hati para Ortu tentang tas anak mereka yang berat:

*) Pengalaman yang sama terjadi pada anak saya yang baru masuk kelas 1. Yang sebelumnya juga kejadian sama kakaknya. Dengan adanya informasi seperti ini, saya berharap semua sekolahan bahkan setingkat nasional memikirkan dampak keseriusan ini.

Sama halnya ketika ini dibiarkan, secara tidak langsung beban berat tas dan isinya akan membuat anak capek, kesusahan, tidak semangat, dan mudah sakit.

Anak saya yang ke 2, masuk kelas 1 mengeluhkan dengan beban berat tas tersebut, tubuhnya yang kecil menjadi lebih kecil lagi dengan beban tas tersebut.

Saya meminta perhatian pihak sekolah dan kementerian memperhatikan ini, sebagai solusi saya meminta buku panduan dari sekolah yang tebal-tebal untuk tetap disimpan di sekolahan, sedangkan di rumah kita tetap punya copy-nya. Sehingga anak-anak tidak terbebani akan membawa buku panduan yang berat-berat.

Untuk hal ini, sekolahan harus menyediakan loker atau tempat menyimpan buku-buku tersebut.

Salam
Adi Yusuf

*) Baru saja kemarin posting tentang tas sekolah anak saya di FB. Tahu-tahu ada teman FB share artikel tentang tas sekolah anak dari detik ke saya.

Sekedar berbagi saja, semoga ada solusi.

Anak saya kelas 4 SD di SD swasta Islam. Sehari ada 5 mata pelajaran (Mapel). Tiap Mapel butuh 2 buku tulis, 1 buku paket & 1 LKS. Sehari dia bawa minimal 20 buku. Belum termasuk bekal makan dan minum plus tempat pinsil. Bisa dibayangkan beratnya tas anak saya. Ditambah anak saya mungil gitu. Punya beberapa tas model trolly, tapi hanya dipakai sekali-kali saja, alasannya "repot". Iya repot, karena kelas anak saya di lantai 2, kalau bawa tas trolly harus digeret-geret ya repot.

Di sekolah disediakan loker, tapi isinya hanya perlengkapan salat dan sandal yang memang ditinggal di SKLH. Namun buku-buku nggak mungkin ditinggal, karena walau sampai sore pulangnya, guru tetap 'mencekoki' murid dengan PR. Saya sempat protes soal ini, tapi ya gitu, tetap saja berjalan. Jadi capek sendiri.

Sungguh saya menyayangkan tidak diberlakukan lagi kurtilas. Kenapa sih guru-guru nggak setuju dengan kurtilas? Apa memang guru-guru sekarabg males? Males untuk bikin inovasi tentang cara mengajar yang menyenangkan?

Kalau sudah gini, jangan salahkan kami lebih memilih menyekolahkan anak-anak ke luar negeri.


Salam
Hermien (dra/dra)

http://m.detik.com/news/berita/29777...rat-ke-sekolah

____________________

Quote:
Ini Dampak Tas Ransel Anak SD Terlalu Berat




BERITAENAM.COM - Apakah anak Anda membawa tas sekolah model ransel dan melihatnya keberatan hingga payah membawanya di punggung? Ini kata dokter mengenai dampaknya.

Jika anak terlalu sering memikul beban yang terlalu berat akan berbahaya bagi struktur tubuhnya nanti. Anak sekolah dasar merupakan usia saat tubuhnya masih berkembang dan tumbuh. Jika terjadi sesuatu yang bisa mengganggu proses pertumbuhannya akibatnya baru akan terasa setelah si anak dewasa atau mulai memasuki usia 17 tahun ke atas.

"Pada anak kecil yang sering membawa beban yang berat ada dua faktor yang bisa mempengaruhinya, yaitu bagaimana cara membawanya dan berapa beban yang harus ditanggung anak setiap harinya," ujar Daniel A Nugroho, AMF, fisioterapis dari Klinik Eastwest Physiotherapy & Rehabilitation, saat ditemui detikcom, di kantornya, Dharmawangsa Square, Jakarta, Senin (24/8/2009) lalu.

Daniel menambahkan, untuk mengetahui apakah beban tersebut melebihi kapasitas sang anak atau tidak akan terlihat saat anak tersebut berdiri. Jika saat anak dipakaikan tas dan merubah posisi berdirinya entah itu maju atau mundur, maka beban tersebut telah melebihi kemampuan sang anak.

Meskipun saat ini banyak tas ransel yang dirancang untuk menunjang posisi tulang belakang agar tetap lurus, tapi tetap saja otot akan bekerja terlalu keras untuk menahan beban tersebut.

"Mungkin anak tidak akan mengeluh mengenai apa yang dirasakannya, namun keluhan biasanya baru akan muncul setelah anak tersebut tidak menanggung beban yang berat lagi misalnya saat sekolah menengah atas atau saat kuliah," ujarnya.

Akibat yang bisa ditimbulkan jika anak terus menerus memikul beban yang berat di pundaknya adalah bisa saja anak mengalami skoliosis yaitu tulang belakang tidak normal yang bentuknya tidak lurus melainkan melengkung ke samping, anak akan menjadi bongkok atau agak membusung saat berjalan.

Pernyataan Daniel itu ditegaskan oleh dokter spesialis ortopedi, dr H Briliantono M Soenarwo, SpOT, FICS, MD, PhD, MBA, dari Halimun Medical Centre.

"Idealnya baik anak-anak ataupun remaja beban yang dibawa oleh tubuhnya maksimal 15 sampai 20 persen dari berat badannya. Jadi tas yang pas untuk anak-anak usia SD itu tas ransel," ujar dr H Briliantono saat berbincang dan ditulis pada Kamis (13/2/2014) lalu.

Dokter yang akrab disapa dr Tony ini juga mengungkapkan bahwa panjang tas juga perlu diperhatikan. Hindari membelikan anak tas yang ukurannya tak sesuai dengan tinggi badan anak, misalnya terlalu panjang dan hampir setara dengan lututnya.

"Cukup sampai pantat saja panjangnya, supaya pertumbuhan tulang punggungnya tetap bisa lurus," pesan dr Tony. Apa efeknya jika memaksakan tetap membelikan anak tas yang panjangnya tak sesuai?

"Kalau dipaksakan bisa mengakibatkan tulang bengkok atau scoliosis dalam jangka panjang. Nah, untuk jangka pendek anak jadi nggak nyaman. Dia pasti akan sering merasa pegal atau capek," tutur dr Tony.

http://m.beritaenam.com/berita-11573...-terlalu-berat

____________________

Quote:
Tas Sekolah Berat, Kadisdik DKI: Idealnya Sekolah Sediakan Loker



Jakarta - Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) harus membawa buku pelajaran yang banyak ke sekolah, mengingat panjangnya jam pelajaran. Kepala Dinas Pendidikan DKI Arie Budhiman mengatakan, idealnya sekolah menyediakan loker bagi para siswa.

"Memang semestinya sekolah idealnya menyediakan loker atau fasilitas supaya tidak membebani siswanya," ujar Arie saat berbincang dengan detikcom, Rabu (29/7/2015).

Pasalnya, lanjut Arie, barang-barang yang dibawa anak sekolah itu didominasi oleh buku-buku kurikulum untuk pelajaran di sekolah. Sehingga keberadaan loker dinilai bisa mengurangi beban siswa.

Meski demikian, Arie meminta supaya masalah tas sekolah yang berat ini jangan terlau dipandang serius. Membawa tas sekolah juga dinilai bisa melatih siswa, terutama dalam hal kebugaran. Meski bebannya tidak harus berat.

"Jadi jangan dipandang dari sisi negatifnya saja. Ada juga aspek positifnya. Dan itu kan untuk proses para siswa juga, sekalian melatih," kata Arie.

Sebelumnya beberapa orangtua mengeluhkan beratnya beban tas sekolah anak-anaknya, karena banyaknya buku-buku pelajaran yang harus dibawa dan jam sekolah yang panjang, padahal baru menginjak SD. Solusi dari para orangtua itu, mulai berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuat peraturan menteri tentang peraturan beban tas sekolah hingga mengusulkan adanya loker di sekolah.

Kekhawatiran orangtua itu beralasan karena pakar fisioterapi dan dokter orthopedi mengatakan tas sekolah anak yang berat menimbulkan dampak pada tulang belakang, apalagi anak-anak SD masih dalam masa pertumbuhan.

Dr Daniel A Nugroho, AMF, fisioterapis dari Klinik Eastwest Physiotherapy & Rehabilitation mengatakan, jika anak terlalu sering memikul beban yang terlalu berat akan berbahaya bagi struktur tubuhnya nanti. Anak sekolah dasar merupakan usia saat tubuhnya masih berkembang dan tumbuh. Jika terjadi sesuatu yang bisa mengganggu proses pertumbuhannya akibatnya baru akan terasa setelah si anak dewasa atau mulai memasuki usia 17 tahun ke atas.

Pernyataan Daniel itu ditegaskan oleh dokter spesialis ortopedi, dr H Briliantono M Soenarwo, SpOT, FICS, MD, PhD, MBA, dari Halimun Medical Centre.

[URL][http://m.detik.com/news/berita/2978272/tas-sekolah-berat-kadisdik-dki-idealnya-sekolah-sediakan-loker/URL]

____________________





Coba ganti tas ransel dgn tas model travel bag yg ada roda dan bisa ditarik dan digendong



Quote:Original Posted By Hiashi
rajin membaca, gw buku sekolah ada nya disekolah. kalo PR ya kerjain pas jam pulang sekolah bareng2. jadi dirumah bisa main.
sehari bawa buku cuma 2 doank. sisanya disekolah, ya LKS, ya lainnya juga. bayar buku juga patungan ama temen. jadi gak terlalu memberatkan baik buat belajar atau buat bayarnya.

eniwei setiap Buku dan LKS biasanya di kerjain semua soalnya sampai selesai dikerjakan ramai2 1 kelas.



Quote:Original Posted By awalsan
Ane dulu buku sekolah ditinggal di kelas, PR dikerjain bareng habis sekolah, LKS dikerjain bareng habis sekolah, berangkat cuma bawa tas isi 1 buku sama 1 pulpen, uda

oya LKS mah emang proyeknya guru2, buku modul juga, soalnya dulu sering liat guru lagi deal2an sama sales buku

btw ane selalu 5 besar dari sd jd gak pernah beli LKS, ada juga dikasi




Quote:Original Posted By anarchy..
kalah nih tentara singa








Jakarta - Sejumlah anak SD terpaksa membawa banyak buku ke sekolah karena jam pelajaran yang panjang. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menegaskan, sekolah jangan memberi beban berat ke anak karena akan mempengaruhi pertumbuhan.

"Harusnya sekolah cari cara agar anak-agar tidak punya masalah kesehatan. Padahal itu merupakan yang mendasar," kata Anies di sela-sela meninjau pelaksanaan MOS di sekolah-sekolah, Rabu (29/7/2015).

Menurut Anies, di luar negeri banyak anak-anak yang sudah berstatus mahasiswa, bermasalah dengan punggungnya. Seharusnya, sejak awal sekolah jangan membebankan siswa dan siswi untuk membawa materi yang berat.

"Karena akan berdampak pada pertumbuhan si anak," imbuhnya.

Saat ini, mantan rektor Paramadina tersebut sedang sibuk untuk memperbaiki sistem kurikulum agar tak lagi membebani siswa. Dia memberi contoh, Kurikulum 2013 lalu yang dianggap belum siap.

"Jadi jangan coba-coba dengan kebijakan yang belum siap, seperti kurikulum 2013 yang lalu, muncul masalah faktor karena salah satu faktornya adalah kesehatan," terangnya.

Dr Daniel A Nugroho, AMF, fisioterapis dari Klinik Eastwest Physiotherapy & Rehabilitation mengatakan, jika anak terlalu sering memikul beban yang terlalu berat akan berbahaya bagi struktur tubuhnya nanti. Anak sekolah dasar merupakan usia saat tubuhnya masih berkembang dan tumbuh. Jika terjadi sesuatu yang bisa mengganggu proses pertumbuhannya akibatnya baru akan terasa setelah si anak dewasa atau mulai memasuki usia 17 tahun ke atas.

http://m.detik.com/news/berita/29778...ri-beban-berat

________________

Quote:Original Posted By kodok772001
daripada beli buku...mendingan sekolah, pemerintah dan orang tua murid subsidi beli tablet android...kemudian untuk buku2 panduan juga disediakan secara e-book oleh pihak sekolah dan pemerintah....sehingga kurikulum pendidikan bisa sama rata di setiap sekolah...pihak pemerintah juga bisa mudah mengontrol apa yg dibaca oleh para murid...

sisa PR dan tugas2 lainnya bisa bawa buku biasa...alasannya biar dibiasakan menulis..lagipula gak bakalan banyak2 bukunya....karena yg bikin berat itu buku2 panduan...

enak toh...tinggal bawa tas selempang...1 android tablet...plus buku2 tulis...gak perlu juga yg namanya loker...

ke lingkungan juga bagus...karena meminimalisir penggunaan kertas...sehingga kondisi hutan lebih terjaga...gak perlu pusing cetak2 paket buku panduan...


Quote:Original Posted By peyotpetot
Kalo bawa tablet android kan cuma cukup satu saja

Tapi guru-guru di sekolah alergi tablet android ........................................................... dasar gaptek


Quote:
Kemendikbud Bakal Ganti Buku Pelajaran Dengan Tablet


Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana untuk menggunakan sistem baru dalam sistem pembelajaran di Indonesia. Rencananya sistem baru ini akan mengalokasikan perangkat teknologi komputer tablet dalam penerapannya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, menyebutkan bahwa sistem baru tersebut akan memanfaatkan tablet sebagai pengganti buku pelajaran. Konsep ini sendiri disebut e-Sabak atau elektronik sabak. Sabak adalah alat tulis yang dipakai para pelajar Indonesia puluhan tahun silam.

"Buku adalah alat ajar paling penting. Kita mendiskusikan akan pakai elektronik book, e-Sabak. Kita ingin menggunakan tablet sebagai alat untuk proses belajar mengajar. Buku tulis yang dipakai tetap seperti biasa, sedangkan buku ajar baru kita pakai yang digital," kata Mendikbud.

Pilihan mengganti buku pelajaran dengan bentuk digital lewat e-sabak, disebutkan Anies, diharapkan akan membantu pelajar di daerah terdepan, terluar dan terpencil (3T) agar bisa lebih mudah mendapatkan bahan ajar. Sulitnya medan dan akses menuju daerah 3T diharapkan akan bisa ditanggulangi dengan konsep e-Sabak.

"Kita fokus untuk jalankan program ini di daerah 3T dulu seperti di Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara yang punya wilayah daratan perbatasan. Biasanya mereka sulit mendapat buku ajar kalau sudah dibikin digital kan akan lebih mudah mereka dapat. Jadi pelajar di daerah 3T nanti akan memiliki kualitas yang setara dengan pelajar di perkotaan," tambah Anies.

Soal penerapan konsep pembelajaran yang baru ini, Kemendikbud menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Telkom. Ketiganya mengaku akan melakukan rapat lebih mendalam terkait konsep penerapan e-Sabak.

"Dana kita sudah ada. Tapi untuk urusan lebih jelas, baru bisa dipaparkan setelah pembahasan lebih lanjut nanti. Mudah-mudahan beberapa minggu ke depan akan ada penjelasan lebih lengkap soal penerapannya," tandas Anies.

http://m.liputan6.com/tekno/read/215...-dengan-tablet


Quote:Original Posted By rsryomantap2
Sediakan loker bukan cara yg efektif!
Emangnya semau buku musti taroh di loker sekolah?
Trus di rumah belajar apa?
Mending pake ebook aja, harga jual bisa lebih murah juga, tinggal download, trus bisa jadi semacam library gitu, jadi pelajaran dari SD sampe SMA bisa tetep tersimpan! Semacam aplikasi newsstand atau ibooks gitu kalo di Apple. Bisa juga bikin seperti kompas Kiosk yg bisa download koran terbitan beberapa hari!
Selain harga buku pelajaran jadi lebih murah dan bisa terjangkau, juga bisa mengurangi beban, cukup bawa 1 tablet aja ke sekolah.... contohnya kayak di British School Jakarta...

Selain itu mengatur jadwal sekolah jadi lebih mudah, udah ada aplikasi calendar... Tinggal sekolah juga bikin aja jadwal sekolah selama setahun, dan anak2 tinggal setting ke calendar itu untuk langganan, jadi mau jadwal ulangan, jadwal pratikum, dll semua udah ada. Tugas sekolah apa juga udah ada, jadi pas udah mau waktunya bisa ada notification untuk mengingatkan!

Kalau pake buku tugas kayak manual sekarang malah bisa bikin lupa, misalnya ulangan minggu depan, cuma tulis di buku tugas, orang tua baca tandatangan, bisa aja lupa ortunya khan! Tapi kalau ada notif, kita bisa minta diingatkan 1 hari sebelonnya... Bisa jgua disetting biar bisa sambung ke gadget ortu, jadi anak juga ga bisa boong!







Nguenng ___
tp kalo ada pr gmn?
payahnya pendidikan indonesia, di tingkat sekolah dikarbit sampe mampus.

tapi giliran sampai di tingkat universitas, MLEMPEM !!!

bukti, indonesia sering juara olimpiade tingkat sekolah, tapi begitu di tingkat universitas MLEMPEM !!!

jadi grafiknya itu dari SD meningkat drastis sampai SMA, setelah SMA ?? MLEMPEM !!!

tidak heran juga setelah jadi presiden, awal awal doang hebatnya, setelah setahun ???? MLEMPEM !!!
Quote:Original Posted By FrenchDragoon
tp kalo ada pr gmn?



Nah itu kalo ada pr kan juga harus buka buku diktat, apalagi kadang guru menyarankan untuk membaca bab sesudahnya biar mudah dipertemuan selanjutnya.

Apa buku cetak dikeluarkan tiap 2 atau 3 bab tersendiri biar lebih ringan?

Murid selain membawa buku cetak panduan, juga membawa buku catatan dan latihan.


__________________

Quote:Original Posted By radeeant
walah ngeri ya gan...
ada cerita temen ane kerja di klinik r.inap spesialis anak...
ada pasien ane saat itu usia sekolah sd kelas 4 -6 gt...pas itu lg sakit dan kudu diopname..
selama masa perawatan, tu anak bukn fokus ke penyembuhan penyakitnya gan, tapi lebih ke takut cemas (ansietas) ketinggalan pelajaran dan setelah temen ane pendekatan komunikasi ke ortu nya stp hari nya berangkat jam 7 sudah sampe sekolah dan jam 4 baru bisa pulang djmput sm ortunya...:
dlu aja ane ga smpe plg jam segitu : ini sekarang udah kaya gni aja kurikulumnya..:
keponakn ane aja skrg masuk sekolah SD kelas 1 buku nya udah banyak tebel2...
sudah harus sekomplit itu kah kurikulum SD? :

edit gan tambahan, abis baca2 page belakang...
keponakan ane sd kelas 1 buat buku nya aja abis -+ rp.600rb buat buku paket


Quote:Original Posted By tgl.12.12.12


pendidikan di indonesia terlalu berat, karena terlalu banyak saduran dari beberapa negara.

apalagi tiap menteri ganti, kurikulum berubah.

wassalam deh....

salahkan para perumus kurikulum, tau teori tapi ga tau implementasi.

apalagi anggaran pendidikan 30% dari apbn, ah makin kagak bener deh makin kemarinya, sekarang aja "sebagian" guru pns cm mikirin gaji, sertifikasi, tkd. anak murid kgk terlalu dipikirin.

sekolah bukan sesuatu yang menyenangkan di indonesia.



Quote:Original Posted By stonedragon78
Ane pernah liat. Isi tas anak ane yang kelas 3 sd yg sekolah di salah satu sekolah negwri di kota bandung..saya kaget dengan isi dan beban tasnya....saya langsung tanya
"knapa bukunya di bawa semua.?"
Anak sy jawab "kalo buku nya ada yg ga kebawa dimarahin guru"
Saya : emang ga ada jadwal pelajaran
Anak : ada tapi bu guru nyuruh bawa smua..
Saya jadi bingung..di jaman saya biasanya tiap hari ada jadwal pelajaran yg akan di pelajari. Jadi saya bisa pilih mana yg di bawa dan mana yg tidak...kecuali saya mau nginep di saudara...jadi kalo sehari ada 3 atau 4 jadwal saya hanya bawa 4!buku tulis dan 2 buku wajib. Untuk lks paling 2 mata plajaran.. Total 7.atau 8 buku..nah skrg saya itung bisa bawa aampe 10 buku lebih...entah lah jadi bingung sistem yg salah atau memang harus begitu anak jadi rodi bawa tas


Quote:Original Posted By Hans.Jr
Ane guru kursus musik, Gan.
Kadang kasian emang liatin anak SD udah kek kuli.
Jam sekolah udah ngalahin jam kerja.

Yang paling parah, murid ane ada yg bawa 3 bawaan.
Tas utama isi buku.
Tas jinjing buat tempat bekal.
Tas buat alat sholat plus LKS.
Loh LKS kenapa dipisah? Ane tanya.
Katanya biar ga kucel.

Ane pernah coba angkat tas utamanya.
Serem. Berat banget.
Padahal nih anak badannya kecil.
Plus ruang kursusnya di lantai 3, naik tangga manual.
Ya udah, ane bantuin bawa.

Ane tanya, kalo sekolah berangkat jam berapa?
Jam 6 dari rumah. Pulang tiap hari jam 4 sore.
Belum les2nya. Katanya gitu.
Sepuluh jam. Buset dah. Udah ngalahin jam kerja karyawan.

Kasian dah liat anak sekolah jaman sekarang.
Terutama di kota2 gede.
Liat tampang mereka pulang sekolah, udah kek orang pulang kerja stres.

Ane belum berkeluarga.
Tapi ane juga kasian liat anak2 model gini ini.


Quote:Original Posted By angelize
Jadi ingat keluhan teman waktu d SMU dulu..
Temen ane ini dari kecil sekolah di US trus SMU nya d Indonesia..
Kata dia... sekolah di indonesia itu melelahkan...
Kenapa?? karna d luar negeri sono pelajaran sekolahnya tidak sebanyak d indonesia!
IMHO.. pemerintah kita itu niat nya sech baek pengen mencerdaskan anak bangsa dengan berharap PINTAR DI SEMUA PELAJARAN!
Padahal setiap individu itu mempunyai bakat dan kemampuan masing-masing yg berbeda-beda.
Ane lebih memilih tiap individu sekolah berdasarkan bakat dan keinginannya .. supaya terlahir individu-individu yg punya skill mumpuni di tiap bidang yg dia pelajari (dan sukai) selama ini.
Daripada... mencoba pintar semua mata pelajaran... yang pada akhirnya cuman mengejar nilai tinggi tanpa ilmu yg melekat dan berguna.
Ane orang IT... dan ingat banget dengan wejangan alumnus kampus ane yg menjadi kepala IT d salah 1 media terbesar d indonesia, beliau berpesan.. "klo lebih baik menguasai 1 keilmuan tapi sampe k akar-akarnya, daripada menguasai banyak ilmu tapi cuman kulitnya saja.
Kerjakan apa yg kamu suka.. dan terus pelajari itu".. itu saja pada dasarnya sudah cukup!

dalam beberapa tahun lg anak ane bakal sekolah dan ane pengen pastikan anak ane tidak menjadi korban "cita-cita mulia pemerintah itu".

cmiiw


paling bawa buku ini sama pinsil 1 yang ada penghapus di ujungnya.
Quote:Original Posted By ayah.rojak




Coba ganti tas ransel dgn tas model travel bag yg ada roda dan bisa ditarik





itu maknanya simpel kok gan

anak-anak kita kelak dikasih beban sama negara sampe bongkok..
jadi udah dibiasakan dari kecil dikasih beban dipundaknya biar terasa biasa




nah yang di eropa itu kebanyakan anak tk dan sd itu udah pake roller gitu
"tubuhnya yang kecil menjadi lebih kecil lagi dengan beban tas tersebut" adaadaaja ini mah
loker jg ga membantu, lha wong setiap hari ada PR, ngerjain PR pake apaan kl bukunya ditinggal, belajar di rumah pake paan?
sistem pembelajarannya yg musti diganti
Quote:Original Posted By Farthingale
paling bawa buku ini sama pinsil 1 yang ada penghapus di ujungnya.


dilipet bulet masukin saku / selipin di celana
Ngga apa-apa, Pak, Bu
Bawa buku berat itu belum berat

Nanti tantangan kehidupan akan lebih berat
Terlebih lagi Bapak dan Ibu ngga akan selalu ada untuk mendampingi dan mengeluhkan betapa beratnya beban yang harus ditanggung
Quote:Original Posted By Calciomercato
Jaman mbah harto dulu enak, kurikulumnya gak mudah digonta-ganti..
Jadi 1 buku pelajaran bisa dipake utk beberapa generasi..
Klo ke sekolah bawa buku tulus dan pensil aja..


Quote:Original Posted By flanes
ane terkadang merasa bersyukur lahir di tahun 90an
kurikulum berubah ketika ane sudah lulus


Quote:Original Posted By teronkz
Bener ni

anak ane di TK, sudah diajarin sama sekolahnya ga bawa beban banyak2. Semua peralatan sekolah disediain dan disimpen di sekolah. Kalau udah lulusan, dibagiin deh ke anaknya lewat ortunya sewaktu pemabgian rapor.

Nice info !!



Quote:Original Posted By inzagi21


sejaman sama ane nih mah
semalem ane juga kaget, ternyata anak SD kelas 1 udah diajarin perkalian dan pembagian
gilaaa cerdas2 banget sich anak sekarang
tp lebih menyenangkan masa kecil ane
jaman kurikulum CBSA


Quote:Original Posted By Innoncent
kasihan ya anak sd jaman sekarang. aneh bgt deh kurikulum sd sekrng kok bisa ya banyak bgt bukunya. jaman q sd dulu gak gitu2 amat. jam sekolah anak sd sekarang jg amazing.

dulu pas ane sd kelas 1,2 plng jam 10 kelas 3-6 pulang jam 12. bis itu bisa ikut les bahasa inggris.

ngeri deh bayangin klo ane sd jaman sekarang.

btw klo kebanyakan buku diktat yg dibawa mending taruh di loker. klo ada pr yg memang harus liat buku gmn?? ini harus jadi pr dinas pendidikan dan menteri pendidikn buat nerbitin ebook. pas buku di taruh loker mau kerjain pr kn gak bisa tinggal download aja lah, atau klo gak ada kompi di rumah klo ane sih mending pinjem buku diktat dari perpus (biasanya kan Ada tuh jatah buku diktat yg dipinjamkan perpus skolah) nah trud potocopi tuh buku diktat. yg asli taruh loker yg copian taruh rumah..


Quote:Original Posted By Farthingale
paling bawa buku ini sama pinsil 1 yang ada penghapus di ujungnya.


nah ini jaman keemasan indonesia
jaman swasembada
ente generasi emas

anak-anak gak usah dikasih beban berat
Quote:Original Posted By margosa


itu maknanya simpel kok gan

anak-anak kita kelak dikasih beban sama negara sampe bongkok..
jadi udah dibiasakan dari kecil dikasih beban dipundaknya biar terasa biasa

nah yang di eropa itu kebanyakan anak tk dan sd itu udah pake roller gitu




Anak Ayah sudah pakai itu, hadiah dari kumpulin potongan kemasan produk dan struk pembelian makanan dan susu



Quote:Original Posted By townaey


dilipet bulet masukin saku / selipin di celana



Jangan bilang bawa rokok sebatang selipin di dompet
Quote:Original Posted By ayah.rojak




Anak Ayah sudah pakai itu, hadiah dari kumpulin potongan dan struk pembelian makanan dan susu



selamat anak ayah jadi anak terpilih karena orang tuanya pilihan
jangan malu pake gledekan lanjutgan.
Beda ama jaman gue dulu.
Palingan cuman bawa buku tulis ma alat tulis diang.
Buku tulis pun cuman satu buat nyampur semua pelajaran.
Lks atau buku2 pelajaran gag sebanyak sekarang.
Quote:Original Posted By margosa


selamat anak ayah jadi anak terpilih karena orang tuanya pilihan
jangan malu pake gledekan lanjutgan.



Lebih ngirit tepatnya gan, karena ndak harus keluar uang karena harus beli lagi
Quote:Original Posted By bonus.demografi
payahnya pendidikan indonesia, di tingkat sekolah dikarbit sampe mampus.

tapi giliran sampai di tingkat universitas, MLEMPEM !!!

bukti, indonesia sering juara olimpiade tingkat sekolah, tapi begitu di tingkat universitas MLEMPEM !!!

jadi grafiknya itu dari SD meningkat drastis sampai SMA, setelah SMA ?? MLEMPEM !!!

tidak heran juga setelah jadi presiden, awal awal doang hebatnya, setelah setahun ???? MLEMPEM !!!


sama aja dengan prestasi di berbagai cabang olahraga
di tingkat junior bagus2 prestasinya bahkan juara, udah senior mlempem
kalo di sekolah udah dikasih pelajaran banyak sampe sore, harusnya ga perlu ada PR. kapan waktu buat maen? SD itu waktunya main-main lah jgn dikasih beban berat.
anak sekarang bebannya emang berat brayy

kurikulumnya juga makin berat lho... sekarang anak TK aja udah diajari bahasa Inggris
SD udah ada aljabar ringan...

belum tuntutan dari ortu yg anak harus les ini itu pas sorenya
bisa makin stress tuh anak
Didaerah ane gak segitu ya bwa Tas gede sma buku2 tebel :s
orang tuanya gak anter anaknya kesekolah? Kasian juga kalau anaknya jalan sndiri pake tas segede itu..
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar