Selamat Datang Agan dan Sista Sekalian yang ganteng, yang cantikdan yang maho
Kali ini akan membahas tentang Kisah di Balik Rumah Lengkong dan Gugurnya Daan Mogot
Emangnya Penting Gan? Penting lah,biar agan lebih tau Sejarah
Oke kita ke TKP aja dulu, kalo mau komeng duluan silahkeun
Quote:Quote:Penduduk Jakarta pasti sudah pernah mendengar nama sebuah jalan bernama Daan Mogot. Jalan yang terbentang dari perempatan Grogol hingga Tangerang. Tapi apakah banyak yang sadar bahwa nama jalan Daan Mogot itu berasal dari sebuah nama seorang pemuda?
Pemuda belia itu bernama Elias Daniel Mogot. Daan Mogot adalah nama populer Elias Daniel Mogot. Pemuda ini cukup mengagumkan. Bayangkan ketika anak-anak saat ini yang berumur 14 tahun masih doyan main playstation ataupun ber-FB ria, ternyata saat umur 14 tahun Daan Mogot sudah ikut berperang.
Spoiler for Kisahnya:
Salah satu bangunan bersejarah yang luput dari perhatian publik adalah Rumah Lengkong yang berada di wilayah Lengkong, Serpong, Tangerang Selatan.
Rumah yang menjadi satu dengan Monumen Palagan Lengkong ini berada menjelang pintu masuk Damai Indah Golf di area Taman Daan Mogot dan menjadi area terdepan perumahan Bukit Golf Terrace BSD City.
Berdirinya Monumen Palagan Lengkong dan Rumah Lengkong sendiri terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Kala itu, setelah pemerintahan sipil di Tangerang pulih, dibentuklah Resimen 4 Tangerang yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah berkaitan dengan pertahanan.
Dalam hal ini, di Tangerang masih terdapat markas besar dan persenjataan kuat Jepang yang dipimpin oleh Kapten Abe.
Markas tersebut berada di Desa Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong dan berada di bawah pengawasan sekutu di Bogor.
Tersiarnya kabar Belanda yang berkedudukan di Bogor akan menguasai Parung dan kemudian Lengkong membuat Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Tangerang, terancam posisinya.Oleh sebab itu, dibentuklah sebuah tim dengan memanfaatkan serdadu Inggris berkebangsaan India yang desersi untuk meminimalisasi ancaman Belanda dan memperoleh tambahan senjata serta pelucutan senjata dari Jepang.
Pada 25 Januari 1946, pasukan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) bersama dengan serdadu India berseragam tentara Inggris berangkat menuju Lengkong.
Mereka diizinkan masuk markas Jepang dan kemudian Mayor Daan Mogot selaku pimpinan TRI melakukan perundingan dengan Kapten Abe.
Hasil dari perundingan tersebut, pihak Jepang setuju untuk menyerahkan senjatanya namun tiba-tiba di tengah perundingan terdengar suara letusan senjata yang membuat keadaan berubah seketika menjadi kacau dan panik.
Tentara Jepang yang panik dan mengira diserang serentak menembaki TRI Resimen 4. Peristiwa itu kemudian berakhir dengan menelan korban 34 Taruna dan 3 Perwira termasuk Mayor Daan Mogot.
Sedangkan mereka yang masih hidup dan luka-luka ditahan oleh pihak Jepang.Untuk mengabadikan pertempuran tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang kemudian membangun Monumen Akademi Militer Tangerang pada 26 Januari 1967.
Selain terdapat monumen kehormatan berisikan nama-nama taruna dan perwira yang tewas, Monumen Palagan Lengkong juga memiliki sebuah rumah yang kerap disebut Rumah Lengkong.
Kompas.com sempat mengalami kesulitan menemukan monumen dan rumah yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya ini.
Hal ini terjadi lantaran posisinya yang terhalang beberapa pohon rindang nan besar. Ketika berada di sana, suasananya praktis sepi dan tidak ada penjagaan khusus.Menurut salah satu satpam Bukit Golf Terrace, Rumah Lengkong saat ini menjadi tanggung jawab pihak pengelola BSD City dan biasanya ada petugas keamanan keliling untuk memeriksa kondisi rumah tersebut.
Meski minim penjagaan, rumah dan juga monumen yang ada masih terawat dengan baik dan tidak ada coret-coretan yang kerap ditemui di bangunan bersejarah lainnya.
Rumah yang menjadi satu dengan Monumen Palagan Lengkong ini berada menjelang pintu masuk Damai Indah Golf di area Taman Daan Mogot dan menjadi area terdepan perumahan Bukit Golf Terrace BSD City.
Berdirinya Monumen Palagan Lengkong dan Rumah Lengkong sendiri terkait sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Kala itu, setelah pemerintahan sipil di Tangerang pulih, dibentuklah Resimen 4 Tangerang yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah berkaitan dengan pertahanan.
Dalam hal ini, di Tangerang masih terdapat markas besar dan persenjataan kuat Jepang yang dipimpin oleh Kapten Abe.
Markas tersebut berada di Desa Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong dan berada di bawah pengawasan sekutu di Bogor.
Tersiarnya kabar Belanda yang berkedudukan di Bogor akan menguasai Parung dan kemudian Lengkong membuat Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Tangerang, terancam posisinya.Oleh sebab itu, dibentuklah sebuah tim dengan memanfaatkan serdadu Inggris berkebangsaan India yang desersi untuk meminimalisasi ancaman Belanda dan memperoleh tambahan senjata serta pelucutan senjata dari Jepang.
Pada 25 Januari 1946, pasukan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) bersama dengan serdadu India berseragam tentara Inggris berangkat menuju Lengkong.
Mereka diizinkan masuk markas Jepang dan kemudian Mayor Daan Mogot selaku pimpinan TRI melakukan perundingan dengan Kapten Abe.
Hasil dari perundingan tersebut, pihak Jepang setuju untuk menyerahkan senjatanya namun tiba-tiba di tengah perundingan terdengar suara letusan senjata yang membuat keadaan berubah seketika menjadi kacau dan panik.
Tentara Jepang yang panik dan mengira diserang serentak menembaki TRI Resimen 4. Peristiwa itu kemudian berakhir dengan menelan korban 34 Taruna dan 3 Perwira termasuk Mayor Daan Mogot.
Sedangkan mereka yang masih hidup dan luka-luka ditahan oleh pihak Jepang.Untuk mengabadikan pertempuran tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang kemudian membangun Monumen Akademi Militer Tangerang pada 26 Januari 1967.
Selain terdapat monumen kehormatan berisikan nama-nama taruna dan perwira yang tewas, Monumen Palagan Lengkong juga memiliki sebuah rumah yang kerap disebut Rumah Lengkong.
Kompas.com sempat mengalami kesulitan menemukan monumen dan rumah yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya ini.
Hal ini terjadi lantaran posisinya yang terhalang beberapa pohon rindang nan besar. Ketika berada di sana, suasananya praktis sepi dan tidak ada penjagaan khusus.Menurut salah satu satpam Bukit Golf Terrace, Rumah Lengkong saat ini menjadi tanggung jawab pihak pengelola BSD City dan biasanya ada petugas keamanan keliling untuk memeriksa kondisi rumah tersebut.
Meski minim penjagaan, rumah dan juga monumen yang ada masih terawat dengan baik dan tidak ada coret-coretan yang kerap ditemui di bangunan bersejarah lainnya.
Thread ini Seharusnya Sangat Panjang, namun ane berterima kasih dengan keberadaan Spoiler
Oke Sekian itu saja Dari Saya, Mohon maaf bila ada kekurangan kata
Akhir Kecap Abdi Ucapkeun
Wassalamu Alaikum Wr Wb.
Semoga Bermanfaat
Yang udah ISO jangan lupa Cendolnya ya gan , Jangan ane, emangnya ane tukang bangunan
Mampir Gan
Ternyata Aktris ini Gunakan Rambut Palsu Selama 5 Tahun
10 Penemuan Besar yang disebabkan Hal yang Tak Disengaja
5 Hal Yang Perlu Agan Hindarkan Saat Menonton Film di Bioskop
Mengalahkan Rekor Hot Thread Islamholic - #ITUSUKSESKU
Perbedaan Jomblo dan Jones
Ane taunya Monggot, rumah temen ane
oke dah gan
woh..
oh yes
Sungguh kisah yg membuat bulukudukku merinding diskoh
kisah yg sangat sekelumit
rumah yang kecil tapi punya nilai historis yang besar
Daan mogot.. sekarang nama jalan yg lalu lintasnya begitu semrawut.
semoga terus dijaga ya bre
kisah tentang Daan Mogot yaa
Quote:Original Posted By cimakcimik ►
Sungguh kisah yg membuat bulukudukku merinding diskoh
Cimik mahok
Sungguh kisah yg membuat bulukudukku merinding diskoh
Cimik mahok
yang penting dirawat dengan bener, jagan jadi tempat dugem..
kalo malem serem bray
jangan sampe dicoret2 yah bre
besok ane ancurin rumahnye
Baru tau ane bray maklum orang kampung
lanjut sebelah bre
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar