Pages


Sabtu, 04 Juli 2015

Yang Penting Halal, Halal yang Penting



Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabaraktuh

Quote:Dengan bergegas Ali bin Abi Thalib ra menuju masjid untuk menunaikan ibadah shalat. Di dekat masjid ada seorang anak muda tengah duduk-duduk. Ali meminta tolong kepadanya untuk menjaga unta miliknya. Sang pemuda pun mengiyakan dan menenangkan Ali untuk tenang dan tidak perlu khawatir.

Selesai shalat Ali keluar dari masjid, ia mencari anak muda itu tapi tak didapatkannya. Ketika ia melihat kendaraan untanya ia dapatkan sudah tidak berpelana lagi. Pelana untanya hilang.

Khalifah Ali berpikir untuk mencoba mencari di pasar. Jika pemuda itu yang mengambilnya, ia akan segera menjualnya ke pasar. Benar saja ketika tiba di pasar, Ali melihat pelana miliknya ada di seorang penjual.

“Dari mana engkau mendapatkan pelana unta ini?” Dengan tenang Ali bertanya kepada sang penjual.

Sang penjual menjawab, “Wahai khalifah, tadi ada anak muda menawarkan pelana ini kepadaku. Dan aku membelinya.”

“Berapa engkau beli,” tanya Ali kembali.

“Aku beli seharga 20 dirham, wahai Khalifah,” sang pedagang menjawab jujur.

Ali tersenyum dan berkata, “Tahukah engkau saudaraku, pelana itu adalah milikku. Aku tadi ke masuk masjid dan menitipkan kendaraan untaku pada seorang pemuda, tapi begitu aku keluar dari masjid, aku tidak mendapatkan pemuda itu dan pelana untaku telah hilang. Demi Allah, ketika aku menitipkan untaku kepadanya aku sudah berniat akan memberikan tanda terimakasihku, hadiah sebesar 20 dirham. Tapi lihatlah, justru ia memilih cara yang haram, padahal rezeki yang sama sudah Allah siapkan dari jalan yang halal.”


Saudaraku, Subhanallah, sejatinya Allah SWT benar telah menyiapkan kita rezeki. Dari yang halal, dari cara yang baik dan benar Dia siapkan untuk kita. Benar, rugi lelah dan pusing cari rezeki dari jalan yang diharamkan Allah. Karena rezeki-Nya itu sejatinya akurat, waktu dan jumlahnya. Dan itu Dia sediakan dari jalan taat. Mudahnya, jika dari jalan maksiat Anda dapat 100 juta, sejatinya uang segitu bisa sama didapat (karena memang rezeki Anda) bila mau sabar, terus berusaha pasti dapat 100 juta juga. Rasulullah saw mengingatkan kita, “Jangan memburu rezeki dengan bermaksiat kepada Allah, karena apa yang di sisi Allah hanya dapat diraih dengan ketaatan kepada-Nya (halal).” (HR. Al-Hakim)

Allah SWT memerintahkan kita, agar hidup berkah, maka sumbernya harus halal, “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (an-Nahl [16] : 114). Setiap hari manusia harus bertarung untuk memilih antara rezeki yang halal dan yang haram. Tidak jarang kadangkala, tawaran yang haram lebih banyak jumlahnya, sehingga menggiurkan atau menggoda banyak orang untuk segera memilihnya. Dan, bertarung melawan godaan terbukti tidak mudah bagi manusia. Makanya tidak sedikit orang, terlepas statusnya terdidik atau tidak, yang bertekuk lutut pada harta banyak yang haram statusnya.

Quote:

Meskipun demikian, banyak orang yang berbuat demikian, merasa dirinya nyaman karena melihat kuantitas hartanya yang banyak. Padahal sesungguhnya, yang akan menjadikan nyaman hidup bukan karena jumlahnya yang banyak, tetapi yang kemampuannya meraih rezeki yang halal. Apalagi Rasulullah SAW telah mengingatkan, “Tiada mendatangkan faedah bagi daging yang tumbuh dari sumber yang haram, melainkan nerakalah tempat yang sewajarnya bagi daging itu.” (HR. Tirmidzi)

Lalu bagaimana dengan para koruptor, sungguh tak terbayangkan mereka hidup dengan hasil korupsi. Tentunya ganjaran besar akan datang menghampirinya. Seperti, tertolaknya ibadah selama 40 hari (HR. ath-Thabrani). Dapat merusak dan membatalkan iman (HR. Bukhari Muslim). Doanya tidak diperkenankan oleh Allah Swt. Berikutnya, hati menjadi keras. Salah satu penyebab dimasukan ke dalam neraka. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya.” (HR. Tirmidzi)

Ramadhan adalah saat yang tepat untuk beramaliah dengan menjaga diri kita dari asupan yang tidak halal. Semoga kita diberi kekuatan untuk taat di jalan Allah SWT. Ingat, bukan yang penting makan, tapi apa yang kita makan. Bukan yang penting halal, tapi halal yang penitng. Biar sedikit tapi halal, berkah adanya, terus kejar agar raih karunia yang bertambah. Karena sejatinya memperhatikan karunia rezeki Allah tidak pantas hanya melihat besar atau kecil. Yang lebih utama selalu menerima, ridha dengan karunia-Nya. Ridha atas karunia Ilahi itu indah dan nikmat. Karena itulah seni menikmati yang dimiliki, tidak memikirkan yang tidak dimiliki. Orang makan singkong dengan nikmat karena ia yakin itulah karunia Allah untuknya, menerima tanpa memikirkan orang yang makan roti. Jika memandang yang makan roti, yakinlah hilang kenikmatan makan singkong itu. Rasul SAW tegaskan,

“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menguji hamba-Nya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridha dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberian-Nya. Kalau dia tidak ridha dengan pemberian-Nya maka Allah tidak akan memberiny berkah.” (HR. Ahmad)

varokah aj tadz mejeng pekiwan dulu
Pejwan
Yang penting halal pak ustad, yang penting cendol halal

Sekalian mejeng pekiwan
istri2 ane halal semua

nambah istri lagi ah
kirain ane TS
kolektor bata
boneng gan...
nice share
dan 9 dari pintu rejeki adalah berdagang
jgn cemburut walaupun dpt dkit yg penting halal.........


Halal itu mahal
Haram itu murah
telitilah sebelum membeli sesuatu
terima kasih pencerahannya pak ustad.
penting halal

keren om ustads
Halal memang penting karna yg halal itu barokah.
wa'alaikumsalam stad.. jazakumullahu khoiro atas sharingnya..
yang halal itu penuh keberkahan.
halal pak ustaddd
mampir disini
MasyaAllah. Sungguh menginspirasi untuk senan tiasa mencari rezki dgn cara yg halal. Terima kasih atas threat bermanfaat nya gan.
Nice share
jadi nambah ilmu

pak ustadz
Yang halal pasti membawa barokah sedangkan yang haram membawa bencana
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar