Pages


Jumat, 05 Agustus 2016

Fakta baru kasus pembunuhan Mirna

Fakta baru kasus pembunuhan Mirna
Terdakwa Jessica Kumala Wongso tertawa saat jeda sidang dalam sidang lanjutan kasus kematian Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu (3/8).
Fakta baru terungkap dalam persidangan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Rabu (3/8/2016). Sidang dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso itu salah satunya menghadirkan saksi dokter forensik Rumah Sakit Sukanto Mabes Polri, dr Slamet Purnomo.

Dalam kesaksiannya, Slamet menyebut jenazah Mirna tidak pernah diautopsi oleh dokter forensik RS Sukanto Mabes Polri. "Autopsi tidak dilakukan," katanya seperti dilansir Kompas.com.

Otto Hasibuan, kuasa hukum Jessica terlihat kaget mendengar penjelasan saksi itu. "Kita baru tahu dia tak diautopsi," katanya seperti dilansir Merdeka.com.

Autopsi merupakan pemeriksaan menyeluruh pada tubuh orang yang telah meninggal. Autopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab dan bagaimana orang tersebut meninggal.

Menurut Slamet, ada beberapa alasan mengapa jenazah Mirna tidak diautopsi. Alasan pertama, atas permintaan dari penyidik polisi. Penyidik, kata Slamet, hanya meminta dilakukan pengambilan dari sampel lambung, empedu, hati dan urine. Kedua, saat itu jenazah Mirna sudah dalam kondisi diawetkan dan dirias.

Dalam kasus kematian yang diduga terpapar racun, autopsi, kata Slamet, bukan satu-satunya acuan membuktikan adanya racun. "Satu-satunya jalan adalah mengambil lambung tersebut. Bisa tunjukkan ada enggak racun tadi dalam lambung korban," ujarnya.

Sampel lambung itu nanti akan dibuktikan oleh Laboratorium Toksikologi. Ada atau tidaknya racun pun akan terkuak dari hasil laboratorium.

Kesaksian ahli toksikologi forensik Bareskrim Mabes Polri Nursamran Subandi dalam sidang yang sama memastikan zat yang ada dalam tubuh Mirna adalah natrium sianida (NaCN). Zat ini, kata dia, merupakan zat beracun tinggi.

Sianida atau gugus CN dapat mengganggu enzim yang bekerja pada sistem pernapasan. Efek sampingnya berlangsung sangat cepat.

Menurut Nursamran, sianida yang dimasukkan ke dalam gelas berisi es kopi vietnam yang diminum Mirna sebesar bongkahan kristal sianida atau sekitar lima gram. Hal itu diketahui berdasarkan kandungan sianida sebanyak 15 gram per liter.

"Gelas yang dipakai (kafe) Olivier itu sekitar 350 ml sehingga ada 1/3, sekitar 5 gram, sama dengan satu bongkahan sianida yang kristal," ujar Nursamran.

Sementara itu, jumlah sianida yang diminum Mirna sekitar 20 ml saat dia menyedot satu kali es kopi vietnam. Perkiraan itu didapat setelah tim Nursamran 20 kali melakukan percobaan menyedot minuman sebagai contoh.

"Korban sempat sekali menyedot kopi bersianida itu. Kita dapatkan rata-rata sekitar 20 ml satu kali sedotan," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan uji laboratorium, timnya menemukan kandungan yang berbeda dalam lambung Mirna. "Positif sianida dengan kandungan sekitar 0,2 miligram per liter di dalam lambung," kata Nursamran.

Perbedaan itu terjadi karena sianida merupakan zat yang mudah larut dalam air. Kadar sianida yang berada di dalam lambung dapat menurun drastis.

Nursamran menjelaskan, efek sianida akan hilang saat dimasukkan atau dicampur ke dalam air panas. Sianida akan punya efek samping jika air yang dicampurkan itu dingin.

Karenanya, ia menyebut pelaku yang memasukkan sianida ke dalam es kopi vietnam Mirna adalah orang yang pintar. "Makanya pelaku ini cukup smart, pintar Yang Mulia. Artinya, dia tahu kalau sianida kena panas itu hilang," kata dia.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan, Nursamran memperkirakan pelaku memasukkan sianida itu sekitar pukul 16.30 hingga 16.45. Berdasarkan CCTV, Mirna minum kopi pukul 17.20 pada Rabu (6/1/2016).

Mirna meninggal pada Rabu (6/1/2016) setelah minum es kopi vietnam yang dipesan Jessica di Kafe Olivier, Grand Indonesia. Es kopi itu diketahui mengandung sianida. Jaksa Penuntut Umum mendakwa Jessica dengan tuduhan melakukan pembunuhan berencana.
Fakta baru kasus pembunuhan Mirna


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...mbunuhan-mirna

---

bukannya makin memperjelas, tapi jadi lebih ruwet
Kita butuh detektif conan keknya emang. Kesel gw liat pengacaranya jes.
semoga cepat selesai masalahnya
Semakin di jelasin malah semakin bikin bingung... ini bisa jadi kasus yang paling susah di pecahkan edisi 2016
makin ruwet aj

Baca Gan: Cara Mengganti Peta Lokasi Pokemon GO Agar tidak Perlu Keluar Rumah Untuk Mencari Pokemon


Mejeng pejwan gan
karena wanita selalu benar
Neh kasus makin ruwet aja, ngelihat beritanya di tv sama di dunia maya kayaknya makin susah dipecahin masalahnya, semoga cepet kelar dan keadilan bisa ditegakkan
Paling tidak dari sidang kemarin bisa diambil beberapa fakta:

1. Sianida dimasukin pas minuman udah dingin, berarti baristo gk ada kesempatan untuk menaruh racun.. Timing pencampuran racun itu bs dipersempit setidaknya, kalo dr cctv yg bisa menjangkau kopi itu pada rentang waktu tsb cuma jessica aja, maka habislah dia

2. Mirna meninggal krn racun sianida, memang sih kadar sianida 0.2 mg itu tidak mematikan, tp sbg orang kimia, ane sih mikir lagi:
- asam lambung akan bereaksi natrium sianida itu menjadi natrium hidroksida dan asam sianida (reaksi kesetimbangan asam kuat dan garam basa)
- asam sianida itu berwujud gas, makanya tim ahli tidak merekomendasikan sianida dituang ke air panas, wong pada suhu kamar aja udah berwujud gas kok. Nah kembali lagi, kalo berwujud gas ya makin lama dibiarkan kadar nya akan semakin turun
- Pengambilan sampel itu dilakukan brp lama sejak mirna minum kopi

Justru krn masih ada sisa di lambung itu yg bahaya.. Sangat mungkin dosis racun nya sangat besar, dari situ bisa dpaet hipotesa racun blm sempet beredar ke hati tp korban udah keburu meninggal
Quote:Original Posted By nadeler
bukannya makin memperjelas, tapi jadi lebih ruwet


iya lebih ruwet, se ruwet masa depan lo bre.
uwaah ketinggalan nonton sidangnya
Quote:Original Posted By pakerte69
makin ruwet aj

Baca Gan: Cara Mengganti Peta Lokasi Pokemon GO Agar tidak Perlu Keluar Rumah Untuk Mencari Pokemon




iya ga, cari pokemon di lanjutin aja yak
Quote:Original Posted By givemebata007
Paling tidak dari sidang kemarin bisa diambil beberapa fakta:

1. Sianida dimasukin pas minuman udah dingin, berarti baristo gk ada kesempatan untuk menaruh racun.. Timing pencampuran racun itu bs dipersempit setidaknya, kalo dr cctv yg bisa menjangkau kopi itu pada rentang waktu tsb cuma jessica aja, maka habislah dia

2. Mirna meninggal krn racun sianida, memang sih kadar sianida 0.2 mg itu tidak mematikan, tp sbg orang kimia, ane sih mikir lagi:
- asam lambung akan bereaksi natrium sianida itu menjadi natrium hidroksida dan asam sianida (reaksi kesetimbangan asam kuat dan garam basa)
- asam sianida itu berwujud gas, makanya tim ahli tidak merekomendasikan sianida dituang ke air panas, wong pada suhu kamar aja udah berwujud gas kok. Nah kembali lagi, kalo berwujud gas ya makin lama dibiarkan kadar nya akan semakin turun
- Pengambilan sampel itu dilakukan brp lama sejak mirna minum kopi

Justru krn masih ada sisa di lambung itu yg bahaya.. Sangat mungkin dosis racun nya sangat besar, dari situ bisa dpaet hipotesa racun blm sempet beredar ke hati tp korban udah keburu meninggal



Keren analisa agan ini
ane liat si jes gergetan gan..
masih bisa ketawa lagi...
ane punya temen kek gitu ane kasih makan yang kenyang abis itu ane timpuk ama geranat...
dari pada ane yg di racun dulu
Kalau tidak ketemu tersangkanya..
Bs di tutup ini kasus menjadi sebuah misteri..
Hebat utk pelakunya,antara rapi dan hoki karena cctv dan saksi tdk ada yg bs mellihat secara jelas hoho
kayak gag ada berita lain...mending brita yg baik buat endonesia
Quote:Original Posted By givemebata007
Paling tidak dari sidang kemarin bisa diambil beberapa fakta:

1. Sianida dimasukin pas minuman udah dingin, berarti baristo gk ada kesempatan untuk menaruh racun.. Timing pencampuran racun itu bs dipersempit setidaknya, kalo dr cctv yg bisa menjangkau kopi itu pada rentang waktu tsb cuma jessica aja, maka habislah dia

2. Mirna meninggal krn racun sianida, memang sih kadar sianida 0.2 mg itu tidak mematikan, tp sbg orang kimia, ane sih mikir lagi:
- asam lambung akan bereaksi natrium sianida itu menjadi natrium hidroksida dan asam sianida (reaksi kesetimbangan asam kuat dan garam basa)
- asam sianida itu berwujud gas, makanya tim ahli tidak merekomendasikan sianida dituang ke air panas, wong pada suhu kamar aja udah berwujud gas kok. Nah kembali lagi, kalo berwujud gas ya makin lama dibiarkan kadar nya akan semakin turun
- Pengambilan sampel itu dilakukan brp lama sejak mirna minum kopi

Justru krn masih ada sisa di lambung itu yg bahaya.. Sangat mungkin dosis racun nya sangat besar, dari situ bisa dpaet hipotesa racun blm sempet beredar ke hati tp korban udah keburu meninggal


keren banget gan
Memang jadi ruwet ini kasus yah. Tapi 1 ana yakin 2 keluarga ini bukan orang sembarangan
agan2 disini ada yang tau history keluarga mereka? Ana penasarannya cuman dari sisi ini aja dari kasus ini
udah ngalahin episodnya tukang haji naek bubur neh kayaknya
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar