Welcome To My Thread
Selamat Sejahtera ke kita semua , ane mau share aja tentang Sejarah mungkin sebagian dari kita juga belom tau ,
ini dari Kota Lahir ane yaitu Palembang .
Semoga bisa saling tahu dan berbagi
Pertempuran 5 Hari 5 Malam di Palembang
Pengantar
Palembang merupakan kota yang strategis di Sumatera Selatan. Sebagai kota tua, Palembang banyak menyimpan sejarah perjuangan rakyat. Keberadaan Palembang yang dibagi oleh Sungai Musi menambah eksotismenya. Ciri khas Kota Palembang sebagai kota yang sangat didominasi oleh air, bahkan oleh Belanda sebelum Perang Dunia II, pernah dipromosikan sebagai “Venetie van het Verre Oasten” atau “Venesia dari Timur Jauh.” Kekayaan alam Sumatera Selatan menjadi kebanggaan sekaligus ancaman dari bangsa asing.
Setelah Perang Dunia II, Sekutu membonceng NICA ke Indonesia dengan maksud agar Belanda dapat kembali menguasai Indonesia. Konflik RI dan Belanda semakin menimbulkan ketegangan. Para pasukan RI, laskar dan rakyat berusaha mempertahankan Kemerdekaan yang telah dicapai pada 17 Agustus 1945. Usaha untuk mencapai kepentingan Belanda berlanjut dengan pertempuran besar. Pertempuran besar yang menentukan antara lain Bandung Lautan Api, Pertempuran Ambarawa, Medan Area, Puputan Margarana dan lain-lain. Di Sumatera Selatan pun terjadi pertempuran besar yang dikenal dengan Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 1 hingga 5 Januari 1947.
Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang merupakan perang tiga matra yang pertama kali kita alami, begitu pula pihak Belanda. Perang tersebut terjadi melibatkan kekuatan darat, laut, dan udara. Belanda sangat berkepentingan untuk menguasai Palembang secara total karena tinjauan Belanda terhadap Palembang dari aspek politik. ekonomi dan militer. Dalam aspek politik, Belanda berusaha untuk menguasai Palembang karena ingin membuktikan kepada dunia internasional bahwa mereka benar-benar telah menguasai Jawa dan Sumatera. Ditinjau dari aspek ekonomi berarti jika Kota Palembang dikuasai sepenuhnya maka berarti juga dapat menguasai tempat penyulingan minyak di Plaju dan Sei Gerong. Selain itu, dapat pula perdagangan karet dan hasil bumi lainnya untuk tujuan ekspor. Sedangkan jika ditinjau dari segi militer, sebenarnya Paskan TRI dan pejuang yang dikonsentrasikan di Kota Palembang merupakan pasukan yang relatif mempunyai persenjataan yang terkuat, jika dibandingkan dengan pasukan-pasukan di luar kota. Oleh karena itu, jika Belanda berhasil menguasai Kota Palembang secara total, maka akan mempermudah gerakan operasi militer mereka ke daerah-daerah pedalaman.
Peranan rakyat sangat besar dalam Pertempuran Lima Hari Lima Malam. Motivasinya perjuangan rakyat Indonesia umumnya dan khususnya para pejuang di daerah Sumatera Selatan yakni adanya “sense to be a nation,” rasa harga diri sebagai suatu bangsa yang telah merdeka. Semboyan “Merdeka atau Mati” yang berkumandang semasa periode Perang Kemerdekaan adalah wujud usaha untuk menjaga agar tetap berdirinya Negara Republik Indonesia.
Maaf berantakan gan , yang penting kota tercinta ane ada sejarahnya juga , mempertahankan Kota Palembang Tercintah
Untuk yang lebih lengkapnya lagi , Langsung Cek TKP Aja Gan
Dont Forget Gan
Request
Selamat Sejahtera ke kita semua , ane mau share aja tentang Sejarah mungkin sebagian dari kita juga belom tau ,
ini dari Kota Lahir ane yaitu Palembang .
Semoga bisa saling tahu dan berbagi
Pertempuran 5 Hari 5 Malam di Palembang
Pengantar
Palembang merupakan kota yang strategis di Sumatera Selatan. Sebagai kota tua, Palembang banyak menyimpan sejarah perjuangan rakyat. Keberadaan Palembang yang dibagi oleh Sungai Musi menambah eksotismenya. Ciri khas Kota Palembang sebagai kota yang sangat didominasi oleh air, bahkan oleh Belanda sebelum Perang Dunia II, pernah dipromosikan sebagai “Venetie van het Verre Oasten” atau “Venesia dari Timur Jauh.” Kekayaan alam Sumatera Selatan menjadi kebanggaan sekaligus ancaman dari bangsa asing.
Setelah Perang Dunia II, Sekutu membonceng NICA ke Indonesia dengan maksud agar Belanda dapat kembali menguasai Indonesia. Konflik RI dan Belanda semakin menimbulkan ketegangan. Para pasukan RI, laskar dan rakyat berusaha mempertahankan Kemerdekaan yang telah dicapai pada 17 Agustus 1945. Usaha untuk mencapai kepentingan Belanda berlanjut dengan pertempuran besar. Pertempuran besar yang menentukan antara lain Bandung Lautan Api, Pertempuran Ambarawa, Medan Area, Puputan Margarana dan lain-lain. Di Sumatera Selatan pun terjadi pertempuran besar yang dikenal dengan Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 1 hingga 5 Januari 1947.
Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang merupakan perang tiga matra yang pertama kali kita alami, begitu pula pihak Belanda. Perang tersebut terjadi melibatkan kekuatan darat, laut, dan udara. Belanda sangat berkepentingan untuk menguasai Palembang secara total karena tinjauan Belanda terhadap Palembang dari aspek politik. ekonomi dan militer. Dalam aspek politik, Belanda berusaha untuk menguasai Palembang karena ingin membuktikan kepada dunia internasional bahwa mereka benar-benar telah menguasai Jawa dan Sumatera. Ditinjau dari aspek ekonomi berarti jika Kota Palembang dikuasai sepenuhnya maka berarti juga dapat menguasai tempat penyulingan minyak di Plaju dan Sei Gerong. Selain itu, dapat pula perdagangan karet dan hasil bumi lainnya untuk tujuan ekspor. Sedangkan jika ditinjau dari segi militer, sebenarnya Paskan TRI dan pejuang yang dikonsentrasikan di Kota Palembang merupakan pasukan yang relatif mempunyai persenjataan yang terkuat, jika dibandingkan dengan pasukan-pasukan di luar kota. Oleh karena itu, jika Belanda berhasil menguasai Kota Palembang secara total, maka akan mempermudah gerakan operasi militer mereka ke daerah-daerah pedalaman.
Peranan rakyat sangat besar dalam Pertempuran Lima Hari Lima Malam. Motivasinya perjuangan rakyat Indonesia umumnya dan khususnya para pejuang di daerah Sumatera Selatan yakni adanya “sense to be a nation,” rasa harga diri sebagai suatu bangsa yang telah merdeka. Semboyan “Merdeka atau Mati” yang berkumandang semasa periode Perang Kemerdekaan adalah wujud usaha untuk menjaga agar tetap berdirinya Negara Republik Indonesia.
Spoiler for 1. Provokasi Belanda:
Provokasi Belanda
Daerah Keresidenan Palembang pada masa-masa menjelang Pertempuran Lima Hari Lima Malam memiliki keunikan tersendiri, bila dibandingkan dengan daerah-daerah Indonesia lainnya yang telah diduduki oleh Sekutu (NICA), seperti Medan, Padang, Jakarta, Bandung, dan lain-lainnya, yang masih terdapat pemerintahan RI lengkap dengan pasukan, karena keberhasilan diplomasi yang dilakukan oleh kepala pemerintah setempat. Setelah Belanda menggantikan Inggris di Palembang pada 24 Oktober 1946, Kolonel Mollinger menjadi Komandan territorial Belanda untuk Sumatera Selatan (Palembang, Lampung, Bangka, dan jambi). Penyerahan pendudukan Inggris kepada Belanda berlangsung pada 7 November 1946. Setelah menggantikan Inggris, Belanda menuntut garis demarkasi yang lebih jauh. Untuk mencegah timbulnya insiden dilakukanlah perundingan antara pihak Belanda dan RI pada November 1946.
Daerah Keresidenan Palembang pada masa-masa menjelang Pertempuran Lima Hari Lima Malam memiliki keunikan tersendiri, bila dibandingkan dengan daerah-daerah Indonesia lainnya yang telah diduduki oleh Sekutu (NICA), seperti Medan, Padang, Jakarta, Bandung, dan lain-lainnya, yang masih terdapat pemerintahan RI lengkap dengan pasukan, karena keberhasilan diplomasi yang dilakukan oleh kepala pemerintah setempat. Setelah Belanda menggantikan Inggris di Palembang pada 24 Oktober 1946, Kolonel Mollinger menjadi Komandan territorial Belanda untuk Sumatera Selatan (Palembang, Lampung, Bangka, dan jambi). Penyerahan pendudukan Inggris kepada Belanda berlangsung pada 7 November 1946. Setelah menggantikan Inggris, Belanda menuntut garis demarkasi yang lebih jauh. Untuk mencegah timbulnya insiden dilakukanlah perundingan antara pihak Belanda dan RI pada November 1946.
Spoiler for 2. Front Pertempuran Lima Hari Lima Malam:
Front Seberang Ilir Timur
Front Seberang Ilir Timur meliputi kawasan mulai dari Tengkuruk sampai RS Charitas – Lorong Pagar Alam – Jalan Talang Betutu – 16 Ilir – Kepandean – Sungai Jeruju – Boom Baru – Kenten. Pertempuran pertama terjadi pada hari Rabu 1 Januari 1947. Belanda melancarkan serangan dan tembakan yang terus menerus diarahkan ke lokasi pasukan RI yang ada di sekitar RS Charitas. RS Charitas berada di tempat yang strategis karena berada di atas bukit sehingga menjadi basis pertahanan yang baik bagi Belanda. Daerah Front Seberang Ilir (RS Charitas) menjadi tanggung jawab dari Komandan Resimen Mayor Dani Effendi. Basis strategi pertahan di Front Seberang Ilir Timur terutama berlokasi di depan Masjid Agung, simpang tiga Candi Walang, Pasar Lingkis (sekarang Pasar Cinde), Lorong Candi Angsoko dan di Jalan Ophir (sekarang Lapangan Hatta).
Dibawah pimpinan Mayor Dani Effendi, Pasukan TRI melancarkan serangan ke Rumah Sakit Charitas dan daerah di Talang Betutu. Serangan ini dilakukan bersama dengan satu kompi dan Batalyon Kapten Animan Akhyat yang bertahan di simpang Jalan Talang Betutu (Perwiranegara, 1987: 67). Tujuan serangan ini adalah untuk memblokir bantuan Belanda yang datang dari arah Lapangan Udara Talang Betutu menuju arah Palembang dan menghalangi hubungan antara pusat pertahanan Belanda di RS Charitas dengan Benteng.
Front Seberang Ilir Timur meliputi kawasan mulai dari Tengkuruk sampai RS Charitas – Lorong Pagar Alam – Jalan Talang Betutu – 16 Ilir – Kepandean – Sungai Jeruju – Boom Baru – Kenten. Pertempuran pertama terjadi pada hari Rabu 1 Januari 1947. Belanda melancarkan serangan dan tembakan yang terus menerus diarahkan ke lokasi pasukan RI yang ada di sekitar RS Charitas. RS Charitas berada di tempat yang strategis karena berada di atas bukit sehingga menjadi basis pertahanan yang baik bagi Belanda. Daerah Front Seberang Ilir (RS Charitas) menjadi tanggung jawab dari Komandan Resimen Mayor Dani Effendi. Basis strategi pertahan di Front Seberang Ilir Timur terutama berlokasi di depan Masjid Agung, simpang tiga Candi Walang, Pasar Lingkis (sekarang Pasar Cinde), Lorong Candi Angsoko dan di Jalan Ophir (sekarang Lapangan Hatta).
Dibawah pimpinan Mayor Dani Effendi, Pasukan TRI melancarkan serangan ke Rumah Sakit Charitas dan daerah di Talang Betutu. Serangan ini dilakukan bersama dengan satu kompi dan Batalyon Kapten Animan Akhyat yang bertahan di simpang Jalan Talang Betutu (Perwiranegara, 1987: 67). Tujuan serangan ini adalah untuk memblokir bantuan Belanda yang datang dari arah Lapangan Udara Talang Betutu menuju arah Palembang dan menghalangi hubungan antara pusat pertahanan Belanda di RS Charitas dengan Benteng.
Spoiler for 3. Front Seberang Ilir Barat:
Front Seberang Ilir Barat
Front Seberang Ilir Barat meliputi kawasan mulai dari 36 Ilir yaitu meliputi Tangga Buntung – Talang – Bukit Besar – Talang Semut – Talang Kerangga – Emma Laan – Sungai Tawar – Sekanak – Benteng.
Markas Batalyon 32 Resimen XV Divisi II dipimpin Makmun Murod yang berda di Front Seberang Ilir Barat, yaitu di Sekanak. Komandan Resimen XV dan Komandan Batalyon 32/XV beserta para perwira yang berada di markas, sibuk mengatur pertahanan dan merencanakan untuk menyerang benteng-benteng pertahanan Belanda. Suara tembakan yang saling bersahutan sudah semakin gencar diselingi oleh dentuman senjata-senjata berat yang ditembakan dari pos-pos dan gedung-gedung pertahanan Belanda ke arah kubu pertahana Pasukan TRI dan barisan pertahanan rakyat.
Pada pertempuran yang terjadi pada tanggal 1 Januari 1947, pasukan-pasukan disekitar belakang Benteng mulai terdesak lalu mengundurkaan diri ke sekitar Jalan Kelurahan Madu dan Jalan Kebon Duku. TRI/Lasykar yang berlokasi di Bukit terpaksa mengubah taktik yaitu memencarkan diri masuk ke kampung-kampung di sekitar Bukit Siguntang dan sekitarnya. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah pasukan Belanda yang akan menerobos ke 35 Ilir. Karena apabila pasukan Belanda yang akan beroperasi di 36 Ilir, Suro, 29 Ilir dan Sekanak akan terkepung. Usaha pasukan TRI dibawah pimpinan Mayor Surbi Bustam dilakukan untuk menyerang Gedung BPM Handelszaken. Serangan ini dibantu oleh Kapten Makmun Murod, Letnan Satu Asnawi Mangkualam dan Kapten Riyacudu. Dalam pertempuran tersebut, seorang prajurit yang diketahui pemuda keturunan Tionghoa, Sing, tertembak dan gugur. Belanda dengan menggunakan kendaraan berlapis baja dan persenjataan modern berhasil menguasai Kantor Pos, Kantor Telegraf, Kantor Residen, Kantor Walikota dan di sekitar Jalan Guru-guru di 19 Ilir.
Secara keseluruhan, pertempuran pada hari pertama tersebut, inisiatif sepenuhnya berada di tangan Pasukan TRI dan pejuang. Belanda dengan segala kemampuannya berusaha mempertahankan pos-pos pertahanan dan kedudukannya sambil terus malancarkan tembakan-tembakan ke arah pasukan yang menyerang. Pasukan Belanda boleh dikatakan tidak berani keluar dari kubu pertahannya, terutama yang berkududkan di Seberang Ilir, karena gencarnya serangan Pasukan TRI dan Lasykar. Pasukan Belanda hanya membalas tembakan dari tempat perlindungan, dengan memuntahkan peluru mortir dan dengan tembakan howitzer untuk sasaran jarak jauh.
Belanda menerapkan sistem pertahanan saling dukung antar pos-pos mereka. Jika satu tempat pertahanan terkepung oleh Pasukan TRI, maka dalam waktu singkat mendapat bantuan dari kubu pertahanan Belanda lainnya. Bantuan sering berupa tembakan, mortir atau howitzer atau dukungan tembakan dari kapal perang De Ruiter. Kapal perang Belanda memang hilir mudik di Sungai Musi, khususnya jenis korvet.
Front Seberang Ilir Barat meliputi kawasan mulai dari 36 Ilir yaitu meliputi Tangga Buntung – Talang – Bukit Besar – Talang Semut – Talang Kerangga – Emma Laan – Sungai Tawar – Sekanak – Benteng.
Markas Batalyon 32 Resimen XV Divisi II dipimpin Makmun Murod yang berda di Front Seberang Ilir Barat, yaitu di Sekanak. Komandan Resimen XV dan Komandan Batalyon 32/XV beserta para perwira yang berada di markas, sibuk mengatur pertahanan dan merencanakan untuk menyerang benteng-benteng pertahanan Belanda. Suara tembakan yang saling bersahutan sudah semakin gencar diselingi oleh dentuman senjata-senjata berat yang ditembakan dari pos-pos dan gedung-gedung pertahanan Belanda ke arah kubu pertahana Pasukan TRI dan barisan pertahanan rakyat.
Pada pertempuran yang terjadi pada tanggal 1 Januari 1947, pasukan-pasukan disekitar belakang Benteng mulai terdesak lalu mengundurkaan diri ke sekitar Jalan Kelurahan Madu dan Jalan Kebon Duku. TRI/Lasykar yang berlokasi di Bukit terpaksa mengubah taktik yaitu memencarkan diri masuk ke kampung-kampung di sekitar Bukit Siguntang dan sekitarnya. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah pasukan Belanda yang akan menerobos ke 35 Ilir. Karena apabila pasukan Belanda yang akan beroperasi di 36 Ilir, Suro, 29 Ilir dan Sekanak akan terkepung. Usaha pasukan TRI dibawah pimpinan Mayor Surbi Bustam dilakukan untuk menyerang Gedung BPM Handelszaken. Serangan ini dibantu oleh Kapten Makmun Murod, Letnan Satu Asnawi Mangkualam dan Kapten Riyacudu. Dalam pertempuran tersebut, seorang prajurit yang diketahui pemuda keturunan Tionghoa, Sing, tertembak dan gugur. Belanda dengan menggunakan kendaraan berlapis baja dan persenjataan modern berhasil menguasai Kantor Pos, Kantor Telegraf, Kantor Residen, Kantor Walikota dan di sekitar Jalan Guru-guru di 19 Ilir.
Secara keseluruhan, pertempuran pada hari pertama tersebut, inisiatif sepenuhnya berada di tangan Pasukan TRI dan pejuang. Belanda dengan segala kemampuannya berusaha mempertahankan pos-pos pertahanan dan kedudukannya sambil terus malancarkan tembakan-tembakan ke arah pasukan yang menyerang. Pasukan Belanda boleh dikatakan tidak berani keluar dari kubu pertahannya, terutama yang berkududkan di Seberang Ilir, karena gencarnya serangan Pasukan TRI dan Lasykar. Pasukan Belanda hanya membalas tembakan dari tempat perlindungan, dengan memuntahkan peluru mortir dan dengan tembakan howitzer untuk sasaran jarak jauh.
Belanda menerapkan sistem pertahanan saling dukung antar pos-pos mereka. Jika satu tempat pertahanan terkepung oleh Pasukan TRI, maka dalam waktu singkat mendapat bantuan dari kubu pertahanan Belanda lainnya. Bantuan sering berupa tembakan, mortir atau howitzer atau dukungan tembakan dari kapal perang De Ruiter. Kapal perang Belanda memang hilir mudik di Sungai Musi, khususnya jenis korvet.
Spoiler for 4. Front Seberang Ulu:
Front Seberang Ulu
Front Seberang Ulu meliputi kawasan mulai dari 1 Ulu Kertapati sampai Bagus Kuning, selanjutnya meliputi kawasan Plaju – Kayu Agung – Sungai Gerong. Untuk tanggung jawab pertahanan dan keamanan di daerah Palembang Ulu dibebankan kepada Batalyon 34 Resimen XV dengan Komandan Batalyon Kapten Raden Mas yang bermarkas si sekolah Cina 7 Ulu (sekarang SHD), yang melakukan perlawanan di Kertapati sampai Plaju.
Pada awal pertempuran tanggal 1 Januari 1947, tembakan mortir dari pasukan Belanda yang dberada di Bagus Kuning, Plaju dan Sungai Gerongterus ditujukan ke markas batalyon yang dipimpin Kapten Raden Mas. Namun demikian, kapal perang Belanda yang berada di Boom Plaju atau Sungai Gerong belum dapat bergerak leluasa, karena dihambat oleh pasukan ALRI di Boom Baru.
Kelelahan pasukan Belanda dimanfaatkan oleh Letnan Dua S. Sumaji yang merencanakan serbuan dini hari, pada tanggal 2 Januari 1947. Pasukannya dibantu dari Lasykar Pesindo, Napindo dan Hizbullah. penyerbuan tersebut membuahkan hasil. Pasukan TRI/Lasykar dapat menguasai gudang-gudang persenjataan musuh, sedangkan pasukan Belanda mengundurkan diri ke kapal-kapal perang mereka. Bendera Belanda si tiga warna yang terpancang di depan asrama telah diturunkan, kemudian dirobek warna birunya dan dinaikkan kembali dengan keadaan si Dwiwarna, Sang Saka Merah Putih. Namun kemenangan ini tidak berlangsung lama pasukan Belanda kemudian melepaskan tembakan-tembakan mortir ke arah kedudukan Pasukan TRI/Lasykar.
Setelah Komandan Mollinger mengeluarkan perintah kepada seluruh unsur kekuatan darat, laut dan udara. Belanda untuk meningkatkan gempuran dan berusaha menerobos setiap garis pertahanan TRI dan badan-badan perjuangan rakyat. Pewasat-pesawat terbang dan kapal-kapal perang Belanda semakin menggiatkan aksinya, terutama di daerah-daerah yang menjadi tempat bertahan pasukan-pasukan TRI yang berada di Seberang Ulu dan Ilir. Kapal perang jenis korvet menembakan mesin kesepanjang Sungai Musi terutama di pos-pos pertahanan RI, terutama yang berlokasi di sekitar 7 Ulu.
Front Seberang Ulu meliputi kawasan mulai dari 1 Ulu Kertapati sampai Bagus Kuning, selanjutnya meliputi kawasan Plaju – Kayu Agung – Sungai Gerong. Untuk tanggung jawab pertahanan dan keamanan di daerah Palembang Ulu dibebankan kepada Batalyon 34 Resimen XV dengan Komandan Batalyon Kapten Raden Mas yang bermarkas si sekolah Cina 7 Ulu (sekarang SHD), yang melakukan perlawanan di Kertapati sampai Plaju.
Pada awal pertempuran tanggal 1 Januari 1947, tembakan mortir dari pasukan Belanda yang dberada di Bagus Kuning, Plaju dan Sungai Gerongterus ditujukan ke markas batalyon yang dipimpin Kapten Raden Mas. Namun demikian, kapal perang Belanda yang berada di Boom Plaju atau Sungai Gerong belum dapat bergerak leluasa, karena dihambat oleh pasukan ALRI di Boom Baru.
Kelelahan pasukan Belanda dimanfaatkan oleh Letnan Dua S. Sumaji yang merencanakan serbuan dini hari, pada tanggal 2 Januari 1947. Pasukannya dibantu dari Lasykar Pesindo, Napindo dan Hizbullah. penyerbuan tersebut membuahkan hasil. Pasukan TRI/Lasykar dapat menguasai gudang-gudang persenjataan musuh, sedangkan pasukan Belanda mengundurkan diri ke kapal-kapal perang mereka. Bendera Belanda si tiga warna yang terpancang di depan asrama telah diturunkan, kemudian dirobek warna birunya dan dinaikkan kembali dengan keadaan si Dwiwarna, Sang Saka Merah Putih. Namun kemenangan ini tidak berlangsung lama pasukan Belanda kemudian melepaskan tembakan-tembakan mortir ke arah kedudukan Pasukan TRI/Lasykar.
Setelah Komandan Mollinger mengeluarkan perintah kepada seluruh unsur kekuatan darat, laut dan udara. Belanda untuk meningkatkan gempuran dan berusaha menerobos setiap garis pertahanan TRI dan badan-badan perjuangan rakyat. Pewasat-pesawat terbang dan kapal-kapal perang Belanda semakin menggiatkan aksinya, terutama di daerah-daerah yang menjadi tempat bertahan pasukan-pasukan TRI yang berada di Seberang Ulu dan Ilir. Kapal perang jenis korvet menembakan mesin kesepanjang Sungai Musi terutama di pos-pos pertahanan RI, terutama yang berlokasi di sekitar 7 Ulu.
Spoiler for KESIMPULAN:
Kesimpulan
Pertempuran Lima Hari Lima Malam merupakan upaya yang dilakukan Pasukan TRI, Lasykar dan Rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan di Kota Palembang. Dalam pertempuran itu, pihak lawan menguasai udara dan perairan (air and sea superioritary). Karena superioritas itulah mereka dapat bertahan dan disinilah pula terletak kelemahan kita serta tidak mempunyai perhubungan yang modern.
Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang merupakan pertempuran tiga matra dan perang terbesar dan terlengkap yang pertama kali kita alami. Namun pihak kita hingga akhir pertempuran masih dapat bertahan berkat semangat pengorbanan jiwa, jihad dan patriotisme yang besar dari para pejuang dan rakyat.
Pertempuran Lima Hari Lima Malam merupakan upaya yang dilakukan Pasukan TRI, Lasykar dan Rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan di Kota Palembang. Dalam pertempuran itu, pihak lawan menguasai udara dan perairan (air and sea superioritary). Karena superioritas itulah mereka dapat bertahan dan disinilah pula terletak kelemahan kita serta tidak mempunyai perhubungan yang modern.
Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang merupakan pertempuran tiga matra dan perang terbesar dan terlengkap yang pertama kali kita alami. Namun pihak kita hingga akhir pertempuran masih dapat bertahan berkat semangat pengorbanan jiwa, jihad dan patriotisme yang besar dari para pejuang dan rakyat.
Maaf berantakan gan , yang penting kota tercinta ane ada sejarahnya juga , mempertahankan Kota Palembang Tercintah
Untuk yang lebih lengkapnya lagi , Langsung Cek TKP Aja Gan
Spoiler for SUMUR :
Dont Forget Gan
Request
No Pertamax ... Sudah Di Amankan
Atas ane abis mimpi yang basah
bukan kombat ya kalo gitu
klik nich
Merdeka!
masih jaman perjuangan itu yee
Ane baru tau, dibuku sejarah kayaknya gak ada
Nais tret bre MERDEKA
Merdeka!!!
diikutkan kombat aja nih thread bre
Wow 5 hari 5 malam gak makan gak tidur dong
untung sekarang udh merdeka
ohh gitu
baru tau ane...
baru tau ane...
mantapppp gan....
tambahin picnya donk n klo ada videonya jg boleh....
tambahin picnya donk n klo ada videonya jg boleh....
pengorbanan yg tidak sia2
Jangan melupakan sejarah
Mantap juga perjuangan yang di Palmbang
Usir londo londo
Usir londo londo
perangnya lama juga yah
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar