Pages


Minggu, 30 Oktober 2016

Game Original VS Bajakan!

Game Original VS Bajakan!
Spoiler for alhamdulillah, Hot Thread:
Quote:
Game Original VS Bajakan!

Game Original VS Bajakan!
Quote:Game Original VS Bajakan!

Quote:“Makanya jangan sering ngebajak”, “Tabung donk buat beli game original, susah amat”, ini argumen emang selalu dilemparin tiap kali ada artikel yang ngebahas soal publisher yang kagak mau ngerilis game mereka di PC atau platform yang lain. Ini emang jadi fakta yang emang gak bisa terbantah, kalau pembajakan memang masih jadi scene yang umum banget di Indonesia. Pertama tentu aja karena ada permintaan yang besar, yang kalau dikaitin sama ilmu ekonomi, selalu berakhir sama penawaran dan berakhir jadi pasar yang masif. Kita ketemu sama orang-orang yang ngejual game bajakan secara terbuka. Kedua, memang mau enggak mau harus dikaitin sama akses internet di Indonesia yang lebih cepat, mudah, dan murah daripada 10 atau 20 tahun yang lalu misalnya. Orang tinggal googling, ngeklik link, dan voila! dapat game gratis. Pemerintah kita juga enggak punya konsekuensi yang tegas kalau udah ngomongin soal pembajakan. Ini jadi semacam siklus mematikan yang memang kagak ada ujungnya.

Quote:Secara moral dan etika, pembajakan memang kagak beda sama mencuri, karena kita ngegunaiin sebuah produk komersial hasil kerja keras orang lain yang seharusnya dijual dengan harga tertentu, secara gratis. Tapi menariknya, pembajakan juga mendorong negara-negara terbelakang untuk bergerak maju mengikuti negara-negara dunia pertama. Hah? Bagaimana bisa? Percaya atau enggak, kasus inilah yang terjadi dengan pembajakan OS komputer paling ngetop saat ini – Windows. Negara-negara terbelakang yang penduduknya enggak punya cukup uang untuk ngegelontorin duit gede buat OS ori, tetap kesempatan buat belajar dan maksimalin kemampuan komputer mereka untuk bersaing secara global. Mereka jadi lebih siap untuk bersaing dan ngikutin tren industri itu sendiri. Kontroversi seperti ini yang selalu nyelimutin pembicaraan tiap kali perdebatan soal ori dan bajakan mengemuka.

Dari Sudut Pandang Gamer Bajakan
Spoiler for :
Quote:
  • Nafsu Buat Mainin Game Baru

Game Original VS Bajakan!
Apa yang sih ngedefinisiin seseorang itu gamer atau bukan? Enggak cuman sekedar main game, kita bakalan setuju kalau gaming itu juga soal passion, soal semangat buat nyicipin game-game baru. Salah satu yang paling jelas kelihatan itu betapa indahnya hari-hari kita kalau misalnya game yang selama ini kita incar ternyata beneran mau muncul dan dirilis di platform yang kita punya. Itulah yang mendefinisikan kita sebagai seorang gamer. Kita berangkat dari rasa yang sama, semangat yang sama, dan keinginan yang sama. Mereka yang kebetulan enggak punya dana yang cukup, pada akhirnya harus beralih ke bajakan buat nyicipin game-game baru ini, apalagi kalau rilisnya dalam rentet yang deket banget. Mau kita gamer ori maupun bajakan, pasti ngerti rasa frustrasi yang muncul ketika game-game baru udah mulai muncul ke pasaran dan kita gak punya waktu ataupun uang buat mainin dengan cepat. Nabung sejak lama dan ternyata enggak cukup buat mainin semua game ori ini? Enggak bisa nunggu lama, nahan diri, dan justru ngerasa frustrasi dan penasaran? Bajakan jadi solusi yang lebih rasional buat bikin setidaknya, hati lebih tenang. Ini bukan soal ori atau bajakan, ini soal identitas.


Quote:
  • Enggak Semua Gamer Punya Kemampuan Ekonomi yang Sama

Game Original VS Bajakan!
Let me get this straight, buat apa gamer mau beli game bajakan kalau mereka punya uang buat beli game ori? Semua gamer yang punya uang pasti punya ambisi buat beli game ori, tapi karena mereka gak punya uang lah, makanya beralih ke bajakan. “Makanya cari duit donk biar bisa beli game ori”, implying kalau semua orang bisa mendapatkan pekerjaan semudah membalikkan telapak tangan atau punya modal untuk wirausaha, atau sekedar mengabaikan fakta kalau yang diajak ngomong masih kaum pelajar yang kalau bekerja, justru bisa didakwa sebagai eksploitasi anak di bawah umur. Logikanya sepertinya enggak beda sama ngomong sama orang gak mampu yang tinggal di pedalaman:

A: “Adek bisa baca tulis enggak?”
B: “Enggak bisa om, saya enggak sekolah”
A: “Sekolah donk!”
B: “Enggak ada dana om, orang tua juga enggak mampu”
A: “Kalau gitu kerja donk!”
B: “Orang tua petani buruh om. Saya juga bantu jualan kue.”
A: “Masih enggak cukup buat sekolah?”
B: “Enggak, om”
A: “Cari kerjaan tambahan lain donk!”
B: “Kerja apaan om?”
A: “Apaan kek.. Atau nabung donk!”
B: “Makan aja masih susah, enggak dana buat nabung”
A: “Makan masih susah? Cari kerja tambahan donk!”

Sekarang mengerti betapa menyebalkannya siklus pembicaraan di atas. Sensasi ngobrol sama gamer ori yang enggak bisa memahami bahwa ada begitu gamer lain yang hidup dalam kondisi ekonomi yang berbeda dan bahkan jauh berada di bawah mereka, justru membuat mereka terlihat sangat tidak peka.

Quote:
  • Video Game Tidak Punya Alternatif

Game Original VS Bajakan!
Salah satu yang bikin pembajakan marak, adalah fakta kalau video game itu selalu nawarin pengalaman pribadi yang beda-beda dan enggak bisa digantiin oleh video game yang lain. Maksudnya? Sebenarnya hampir sama dengan konten multimedia lain seperti musik dan film, video game enggak seperti perangkat lunak yang selalu punya alternatif subsitusi dengan fungsi yang sama. Enggak punya duit buat beli Windows OS? Pakai Linux yang notabene gratis. Enggak punya uang buat beli lisensi Microsoft Word? Ya udah, ngetik aja pakai Wordpad. Formula yang satu ini enggak bisa diterapin di video game.

Quote:
  • Faktanya, Bukan Selalu Bajakan yang Salah

Game Original VS Bajakan!
“Hahaha.. game nya enggak keluar di PC, makanya jangan main bajakan!”, ini komentar juga jadi salah satu “jargon” yang paling sering keluar setiap kali para gamer ngebicaraiin masalah rilis game yang entah alasan kenapa melewatkan PC sebagai platform rilis utama. Padahal, ada banyak pertimbangan yang bikin publisher akhirnya milih buat mutusin hal ini dan bukan sekedar hanya karena pembajakan.

Salah satunya adalah fakta bahwa gamer PC adalah sebuah kelompok sporadis yang sebenarnya enggak bernaung di bawah bendera manapun, beda dengan Playstation di bawah Sony atau Xbox di bawah bendera Microsoft. Ketika developer lagi ngeracik game baru, Sony dan Microsoft bisa ngedeketin mereka dan ngobrolin deal-deal khusus untuk mastiin game-game ini cuman keluar di konsol atau sekedar muat konten eksklusif. Sekarang masalahnya, siapa yang bisa jadi perwakilan buat kelompok gamer PC yang masif di dunia buat datang ke para developer ini, meminta deal tertentu, dan ngedorong rilis yang lebih multiplatform.

Jawabannya? Enggak ada sama sekali. Masalah kedua adalah fakta bahwa saking sporadisnya gamer PC di seluruh dunia, badan konsumen juga enggak pernah punya sumber data yang cukup valid untuk ngegambarin seberapa kuat sebenarnya PC yang dimiliki sebagian besar gamer di seluruh dunia, kalau dibandingin sama Playstation 4 atau Xbox One, misalnya. Publisher akhirnya berusaha nyari data ini via survei Steam yang justru ngasih lihat kalau peringkat teratas PC yang dipakai buat akses portal distribusi ini ternyata masih ngusung spec yang lemah mampus. Publisher mulai ngerasa enggak “worth it” buat ngerilis game andalan mereka di PC, karena data nunjukin kalau sebagian besar gamer yang main di Steam, misalnya, juga enggak bakal bisa mainin game yang mereka ciptaiin.

Jadi, agak sedikit naif kalau selalu nyalahin pembajakan sebagai sumber alasan kenapa banyak game third party, misalnya, yang akhirnya milih buat enggak dirilis di PC. Mengapa? Karena sebenarnya, Playstation dan Xbox juga ngalami pembajakan yang sama terstruktur, sistematis, dan masif (Ehmm..). Untungnya tren ini mulai sedikit berubah, dan PC mulai dilihat sebagai pasar yang potensial.

Quote:
  • Masalah Juga Ada di Pihak Publisher Game

Game Original VS Bajakan!

Membajak atau tidak membajak enggak selamanya ditujuin ke motif buat nikmatin satu game secara gratis, karena bisa jadi, masalah terbesar justru ada di developer dan publisher sendiri. Salah satu fenomena yang cukup menarik adalah permak trailer dan announcement game yang dibikin cakep, tapi ternyata enggak nge-representasiin hasil akhir yang dijual secara komersial. “Jebakan-jebakan Batman” inilah yang bikin enggak sedikit gamer yang beralih ke bajakan yang diposisiin kagak beda dengan sebuah demo gameplay. Semata-mata buat mastiin uang 500 ribu Rupiah mereka yang udah dikumpulin setengah mati, mendarat di game yang memang pantas buat dibayar dengan harga segitu. Bayangkan apa jadinya, kalau tanpa informasi yang jelas, duit ini jatuh ke game macam Aliens: Colonial Marines, Rambo The Video Game, atau Ride to Hell: Retribution. Mimpi buruk? Sudah pasti. Beberapa publisher juga anehnya, terkadang milih buat bikin game mereka jadi region-locked, yang bikin kita enggak bisa beli pakai IP dari Indonesia.


Dari Sudut Pandang Gamer Ori
Spoiler for :
Quote:
  • Indonesia Enggak Akan Bisa Dilihat Sebagai Pasar Serius

Game Original VS Bajakan!
Hampir semua gamer yang mati-matian nabung buat mainin game ori doank tentu berangkat dari beragam motif, namun berakhir pada satu tujuan yang sama. Pernah penasaran kenapa sampai sekarang belum ada publisher game yang ngebikin studio developer cabang atau sekedar perwakilan resmi di Indonesia? Karena fakta kalau kita enggak masuk ke dalam radar pasar potensial yang kudu dideketin oleh publisher. Untuk produk lain, jumlah manusia sampai lebih dari 200 juta jadi pasar yang terlalu manis buat dilewatin, tapi untuk industri game, ini angka enggak berarti banyak karena sebagian besar dari kita enggak tercatat berkontribusi apapun gara-gara bajakan. Hasilnya? Support memble, kita gak akan nemu event game berskala internasional di sini, dan selamanya akan dilihat sebagai gamer kelas dua dunia yang enggak seberapa penting. Sebuah status yang memang terlalu menyedihkan buat disandang sebenarnya.

Quote:
  • Jangan Cuman Ngeluh, Kontribusi!

Game Original VS Bajakan!
Termasuk salah satu gamer yang seringkali ngeluh kenapa game yang mereka mau ternyata enggak keluar di PC? Ada satu cara efektif buat bikin publisher ngelirik PC dan ngerilis game andalan mereka di sana, yakni beli versi originalnya. Dengan ngelakuin hal seperti ini, citra PC sebagai platform gaming di PC bakalan terlihat jauh lebih positif dan potensial, ngedorong buat banyak publisher lain ngelakuin hal yang sama. Lu tetap kepengen Hideo Kojima ngeluarin game-game MGS di masa depan di PC? Pastiin lu beli Phantom Pain PC versi original buat jadi pesan enggak tertulis ke Kojima, “Eh..kita yang di PC seneng banget lho, abang Kojima mau rilis gamenya buat platform kita. Tuh buktinya laku kan? Nah, next time rilis lagi yak bang!”, semacam itulah. Kalau terus ngandelin game bajakan dan publisher enggak dapetin sesuatu yang terasa positif, ya jangan ngeluh dan teriak-teriak enggak jelas kalau misalnya serinya di masa depan absen di platfrom yang dipunya. Agan lah yang jadi pasar utama, agan yang nentuin game-game apa yang mau berlanjut atau enggak, itu doank.

Quote:
  • Jangan Bangga Pakai Bajakan!

Game Original VS Bajakan!
Ini mungkin salah satu simtom yang cukup bikin kita bertanya-tanya enggak jelas, sebenarnya ada apa di otak para gamer yang justru kelihatan bangga dan koar-koar di dunia maya kalau game yang mereka mainin itu versi bajakan. Bukannya seharusnya justru malu? Keputusan buat main game bajakan atau enggak itu memang dibalikin lagi ke diri masing-masing. Kalau memang enggak punya dana buat main game ori, ya silakan main game bajakan, tapi ya disimpan aja “aib” nya buat diri masing-masing, bukan jadi kebanggaan yang terus didengungin di dunia maya. Ini justru malu-maluin citra gamer Indonesia secara keseluruhan dan malu-maluin diri sendiri. Apa yang sebenarnya mau dicapai? Skenarionya enggak beda sama:

A: “Yeay! Akhirnya setelah nabung lama gua bisa beli buku Harry Potter”
B: “Cih..ngapain beli kalau bisa beli gratis. Ini gua ada fotokopiannya”
A: “Ya, beda aja sensasinya”
B: “Ah, sama aja. Lihat nih fotokopian gua. Keren kan? Keren kan? Keren kan?”
A: ……..

Quote:
  • Butuh Perjuangan

Game Original VS Bajakan!
Satu hal yang sebenarnya dibenci oleh gamer original dari para gamer bajakan adalah perubahan mental dari kondisi terpaksa menjadi sebuah pilihan yang dilakukan secara sadar untuk memilih game bajakan. Para gamer bajakan mulai kehilangan semangat untuk bekerja lebih keras dan melakukan ekstra usaha untuk mencicipi dan membeli game-game original, sekecil apapun. Sebagai contoh? Menabung. Dengan status sebagai pelajar dan dari keluarga dengan ekonomi yang terbatas, uang tabungan per bulan agan mungkin tidak akan bisa digunakan untuk membeli satu game original AAA yang berada di kisaran harga 500-600 Ribu Rupiah. Sesuatu yang sangat dimaklumi jika pada akhirnya beralih ke pasar bajakan. Walaupun demikian, jadi enggak bisa ditoleransi kalau mental yang sama juga ditujukan untuk sebuah game indie atau masa diskon yang bisa menurunkan harga games sampai di kisaran 50-150 ribu Rupiah. Enggak bisa menabung sampai sebanyak itu? Hampir enggak mungkin. Jangan sampai terlalu enak mencicipi game bajakan, lupa bahwa ada kewajiban untuk paling enggak buat beli 1-2 game original yang terjangkau, untuk paling enggak memberikan kontribusi.

Quote:
  • Internet Bukan Alasan

Game Original VS Bajakan!

Salah satu alternatif paling keren buat nyicipin game ori yang murah sekarang adalah berkiblat dengan arah digital, sebagai contoh, Steam. Karena kagak perlu ngerilis game dalam bentuk fisik yang notabene makan biaya produksi dan distribusi, publisher bisa ngerilis game dalam harga yang lebih bersahabat, atau cepat nurunin harga ketika masa diskon datang. Itu udah alternatif paling keren. Tapi pas ditawarin opsi ini? Banyak gamer yang ngeluarin satu alasan canggih yang lain, “Kuota internet gua gak bakal bisa buat download via Steam. Jatuhnya lebih mahal”. Padahal, bukan ini yang jadi target utama. Kalau mau berniat sebenarnya, alternatifnya adalah “Beli game Originalnya – masukin ke Library – berkontribusi”. Selama udah beli game originalnya, dan kalau internet masih jadi masalah yang kagak bisa diselesaiin, selalu ada opsi buat beli game bajakan fisiknya. Dan lu punya alasan yang valid buat main bajakan, selama lu udah beli game originalnya. Itupun kalau yang jadi masalah utama, memang koneksi internet.


Quote:
  • Yang Kita Butuhin? Peralihan.

Game Original VS Bajakan!

Jadi gimana posisi kita dalam memandang masalah perseteruan antara gaming dengan bajakan versus ori? Kita pribadi menolak untuk melihat masalah ini seperti lembaran hitam putih yang enggak punya wilayah abu-abu sama sekali. Pembajakan video game di Indonesia muncul dari beragam latar belakang masalah yang kompleks dan beragam, yang harus diakuin, beberapa di antaranya memang bisa dimaklumin dan dimengerti, terutama karena keterbatasan di beberapa sektor kehidupan. Lagipula, sebagia dari kita yang ngebaca tulisan ini juga ngenal video game dari pembajakan. Gua masih ingat gua ketemu “surga” game PS 1 waktu di salah satu toko di daerah dan kagum luar biasa kalau ini konsol punya “harga kaset” yang terjangkau banget. Bajakan ngenalin gua pribadi dan banyak dari kita ke industri game, dan mungkin berperan sama ke generasi muda yang baru ngenal ini industri saat ini. Dia enggak selalu buruk.

Tapi bukan berarti ini menjadi semacam legitimasi kalau kita bisa seenak jidat untuk terus ngandelin game bajakan, hingga di masa depan. Mindset ini bakalan pelan tapi pasti, ngebunuh industri game itu sendiri. Gw enggak akan pernah ngelihat gamer bajakan sebagai “warga kelas dua”, tetapi sangat menyarankan, untuk mulai melakukan usaha apapun untuk mulai belajar dan beralih ke game original. Enggak harus cepat, sangat dimengerti kalau semuanya butuh proses. Bahkan Indomie yang katanya mie instan pun, butuh 3 menit buat dimasak matang dan dinikmatin. Semuanya butuh proses. Tapi inget, semua proses itu harus DIMULAI baru bisa berakhir. Lakukan dari hal yang sederhana, dari membeli sekedar game indie dan merasakan kebanggaan punya game original di library Steam, atau beli game original seken dari orang lain. Pelan-pelan saja. Yang dibutuhin sekarang adalah keinginan dan tindak nyata untuk mulai berkontribusi, dan enggak cuman sekedar nikmatin. Kita sangat mengerti kok rasa frustrasi yang muncul karena enggak bisa nikmatin game-game baru dengan cepat yang bikin bajakan jadi kelihatan kayak solusi terbaik. Tapi pastiin, semua game bajakan yang dimainin, entar dibeli versi originalnya ketika jatuh harga, apalagi kalau Steam lagi diskon besar-besaran. Inget, enggak harus didownload (biar alasan Internet enggak berlaku lagi), tapi mastiin diri aja berkontribusi.

Sementara buat gamer ori? Public shaming dengan terus ngatain gamer bajakan enggak pernah teruji sebagai metode alternatif buat nge-convert mereka biar lebih peduli terhadap perkembangan industri game sendiri. Akan jauh lebih sehat sebenarnya, kalau yang diperlihatkan adalah dukungan secara penuh, dan fakta bahwa kita semuanya gamer. Sederhana aja, bisa dimulai dari ngasih informasi soal retailer-retailer game fisik dan digital yang bisa diandelin buat dapetin game ori dengan harga lebih murah atau sekedar ngasih tempat jualan game seken yang bisa dipercaya. Ngerasa kalau hanya orang berduit doank yang bisa nikmatin video game justru munculin kelompok elitist yang kelihatan kayak orang-orang enggak peka, orang-orang yang enggak bisa ngerti kalau enggak semua kelompok gamer itu berangkat dari tatanan ekonomi yang sama. Empati dan edukasi itu yang dibutuhin.

Quote:Gimana dengan agan sendiri, baik gamer ori maupun bajakan? Unek-unek seperti apa yang ingin Anda utarakan, baik sebagai gamer ori ataupun bajakan?
Quote:Sumber
Game Original VS Bajakan!





ane main game cuma dari hp aja
Quote:Original Posted By cokelut






_________betul sekali gan______

Ane vote pak tani bre
game ori pake serial number, game bajakan pake krack ...
Quote:Original Posted By rizalshinoda
game ori pake serial number, game bajakan pake krack ...


lebih enak pake serial number atau pake krack
Gamers sejati pake Game original, karna ane bukan gamer sejati jadi pake'y game bajakan aja
Ane mah game original . . . pake game-bot tapina
ane original gan..

kasian mesinnya kalo dipasangin bajakan,,,yah walopun mahal tp mending abs biaya beli dripada ngerawat gan

gk ada cindul ya gan ??
ALL HAIL CPY !!!

FUCK DENUVO !!!
Quote:Original Posted By kazushiro

lebih enak pake serial number atau pake krack

pake serial number dulu, abis itu dikrack ...
Quote:Original Posted By aguswahyu86
ane original gan..

kasian mesinnya kalo dipasangin bajakan,,,yah walopun mahal tp mending abs biaya beli dripada ngerawat gan

gk ada cindul ya gan ??


ane akui ente emang keren bray
cari yang free to play aja gan,
di volvo banyak,
Quote:Original Posted By cidegen
cari yang free to play aja gan,
di volvo banyak,


free to play gameplaynya g asik
Quote:Original Posted By kazushiro


free to play gameplaynya g asik


coba bilang gitu ke pemain dota gan,
ane mah pake bajakan dulu, kalau bagus baru beli ori. takutnya entar mengecewakan kalau langsung beli ori.
Quote:Original Posted By cidegen
cari yang free to play aja gan,
di volvo banyak,



haha bener banget ni
Quote:Original Posted By gt04
ane mah pake bajakan dulu, kalau bagus baru beli ori. takutnya entar mengecewakan kalau langsung beli ori.


kalau ane sih baca review atau liat gameplaynya di youtube dlu, soalnya ane skrg takut install game bajakan
yang penting bisa maen lah
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar