Pages


Minggu, 30 Oktober 2016

Petugas Jembatan Timbang Wajib Setor Rp 15 Juta

Petugas Jembatan Timbang Wajib Setor Rp 15 Juta

MEDAN - Tiga pegawai unit pelaksana penimbang kendaraan bermotor (UPPKB) atau jembatan timbang Sibolangit, Deliserdang, yang ditetapkan sebagai tersangka kasus pungutan liar (pungli) menyatakan pimpinan mewajibkan mereka menyetor Rp 15 juta per hari.

Informasi itu, diperoleh Tribun Medan saat mendampingi Sekretaris Komisi C DPRD Sumut Sutrisno Pangaribuan menjenguk para tersangka di Polrestabes Medan, Jumat (28/10) pagi.

Tiga PNS yang ditetapkan sebagai tersangka pungli tersebut adalah Edison Purba, Parlindungan Harahap dan Hasan Basri Lubis. Mereka, semringah saat disapa Sutrisno di ruang penyidik.

Setelah memperkenalkan diri, Sutrisno meminta ketiga PNS itu untuk menjelaskan praktik pungli secara jujur.
Tujuannya, agar pungli di jembatan timbang dapat diberantas atau menyeret tersangka baru.
Edison kemudian menjelaskan, praktik pungli di jembatan timbang atas perintah pimpinan.

"Pungli yang kami lakukan semuanya atas perintah pimpinan. Jadi, semua petugas yang mengambil uang pungli sepengetahuan pimpinan. Setiap regu wajib menyetor Rp 3 juta dan seluruhnya ada lima regu. Bapak hitung saja berapa dapat pimpinan," ujarnya kepada Sutrisno dan Tribun Medan.
Edison menerangkan, dalam sehari, masing-masing regu masuk tiga shift, dan diwajibkan setor Rp 3 juta. Bahkan, uang setoran tersebut tidak boleh kurang, jika kurang dianggap utang.

"Kami kerja empat orang, dan masuk kerja sehari tiga kali, malam, sore dan pagi. Jam kerjanya, pertama pukul 21.00 WIB-pukul 07.00 WIB. Setelah itu, kami istirahat pukul 07.00 WIB-pukul 14.00 WIB. Kemudian kami kerja dari pukul 14.00 WIB-pukul 21.00 WIB dan kembali kerja pukul 07.00 WIB sampai 14.00 WIB. Selama tiga shift itu kami harus setor Rp 3 juta," katanya.

Selain itu, katanya, setoran Rp 3 juta yang diberikan kepada pimpinan jembatan timbang tersebut di luar uang perda untuk negara. Sebab, pembayaran uang perda diberikan melalui bank.

"Setoran uang Rp 3 juta yang diberikan masing-masing regu hanya uang cuma-cuma. Bukan termasuk uang perda. Penghasilan kami saja, tidak menentu, setiap malam terkadang dapat Rp 200 ribu. Setelah itu, jaga lagi dapat Rp 300 ribu. Jadi, maksimalnya kami terima uang Rp 1 juta per orang," ujarnya.
Ia mengaku, kecewa lantaran tidak ada satu pun rekan kerjanya yang menjenguk di Polrestabes Medan. Padahal, dugaan pungli yang mereka lakukan merupakan kesepakatan bersama seluruh petugas jembatan timbang.


"Pimpinan tenang-tenang saja Rp 3 juta wajib, tidak boleh kurang. Apalagi dia (pimpinan) penguasa. Jika kurang uang setoran kami tetap harus bayar, jadi pada kerja selanjutnya harus dibayar kekurangannya," katanya.
Berdasarkan kesepakatan bersama di jembatan timbang Sibolangit, lanjutnya, setoran berkurang hanya akhir pekan, karena truk yang melintas tidak banyak.
"Setiap Sabtu dan Minggu kami diberikan keringanan, karena truk yang melintas sepi. Cuma Bapak (Sutrisno) yang datang.

Pejabat lain seperti kepala UPPKB Sibolangit dan pejabat Dishub Sumut tak ada yang datang," ujarnya.

Ia mengaku merasa jadi korban pemberantasan pungli, karena belum ada pemeriksaan terhadap pimpinan jembatan timbang. Padahal, ia terima uang dari sopir karena perintah.

"Kadang-kadang sopir truk minta tolong. Mereka bilang tolonglah, jangan diperdakan, karena biaya perda kalau tonasenya lebih 25 persen mencapai Rp 100 ribu. Jadi, sopir lebih memilih kasih uang Rp 30 ribu kepada kami. Jadi uang itu, kami simpan, tak masuk dalam laporan," katanya.

Tidak hanya itu, petugas kadang enggan menerapkan perda tentang beban tonase truk jembatan timbang, karena masyarakat terkadang "beringas".

"Misalnya ada truk membawa kotoran lembu. Harga barangnya saja hanya Rp 300 ribu, kalau diperdakan kelebihan tonase mencapai Rp 100 ribu. Jadi, kami hanya dibayar Rp 30 ribu. Sebab, kami takut sopir mengamuk. Berdasar pengalaman sebelumnya, kami sering didemo dan dikepung warga," ujarnya.

Edison mengaku, tak pernah membayangkan masuk bui gara-gara melaksanakan tugas. Ia juga trauma, karena ditangkap polisis bersenjata lengkap.
"Saya seperti mimpi di penjara. Trauma kali rasanya ditangkap sama polisi bersenjata lengkap. Kalau keluar saya tidak mau kerja lagi, pengin pensiun dini aja," katanya.


Tersangka lainnya, Hasan menambahkan, seharusnya polisi menangkap seluruh pegawai jembatan timbang.
"Kami merasa dikorbankan dalam penangkapan ini, semua bermain kok. Mestinya bukan hanya kami bertiga yang ditangkap. Masalahnya hanya kami yang ditangkap polisi," katanya.

Ia berpendapat, operasi pemberantasan pungli, tidak akan berhasil bila hanya menangkap pegawai. Padahal, pimpinan juga menerima setoran pungli.
"Operasi pungli tidak ada hasil bila hanya menangkap kami bertiga kemudian dihukum. Sebenarnya tujuannya bagaimana? Apalagi pungli ada di semua jembatan timbang di Sumut. Saya memang salah, telah melakukan pungli," ujarnya.
Ia menceritakan, malam itu, bertugas malam bersama empat rekannya. Namun, polisi hanya membawa tiga orang.
"Satu orang enggak ditangkap. Kawan kami si Rifai Harahap tidak dibawa ke sini, tapi ada juga keterangannya di BAP. Kalau bisa saya pengin pulang, Pak. Tak enak di sini, kalau di dalam penjara rasanya sakit kali," katanya.

[URL="SUMBER"]http://medan.tribunnews.com/2016/10/29/petugas-jembatan-timbang-wajib-setor-rp-15-juta?page=1[/URL]

==============================================================================================================================================

Preman jembatan timbang, preman bongkar muat, preman parkir liar, preman spanduk iklan, preman kuburan tionghoa, preman rumah duka, preman jalan rusak, preman renovasi rumah, preman parkir rumah sendiri, preman lampu merah, preman rel kreta api, preman branak pinak, preman pasar sentral, Preman ormas/okp (pp,ipk,fkppi,spsi,sbsi,sptsi,dll), preman kampung setempat, preman asuhan kepling, preman asongan, preman amplas, preman titi gantung, dst, semua jenis preman/sampah masyarakat, paling lengkap se Indonesia, ada di katalog medan/sumut

Dalam Katalog preman medan/sumut, semua jenis preman ada, tidak ada daerah lain yang preman nya selengkap daerah SUMUT

Adakah satu saja benda/hal di sumut, yang tidak/belum "dipremankan" ?



Berita berita lain seputar ormas dan okp preman yg tidak pernah ditangkap polisi medan/sumut :

http://medanberita.co.id/2016/02/19/...gideon-ginting

http://regional.kompas.com/read/2016....malam.ditikam

http://primadaily.com/read/metropoli...nta-jatah-thr/

http://news.okezone.com/read/2016/09...-sosial-lansia

http://m.medansatu.com/berita/22230/...e-para-lansia/



http://www.tungkahan.com/2016/06/tol...ola-bazar.html

http://www.pewartaonline.com/2016/09...lung-5-preman/



http://waspada.co.id/medan/poldasu-p...dwelling-time/

http://www.kaskus.co.id/thread/57dce...it-dibuktikan/

http://news.okezone.com/read/2016/10...-tahun-penjara

http://www.kaskus.co.id/thread/57f64...uhan-belawan/1

http://www.kaskus.co.id/thread/57f67...t-baru-terima/

DST


Mari kita petisi untuk medan yang lebih baik

https://www.change.org/p/jokowi-save...atra-indonesia
Mending mati dikeroyok saat kerja jujur lah bang. Lu gila sih.
Berkah Tuhan banyak, dia maha kaya.

Perlu didampingi rohaniawan nih
tangkep pimpinannya
Banyak juga targetnya gan
Ga hanya dishubnya yg salah..

Itu truk2 di medan jg ga beres..

Udah sering over kapasitas..

Tengok laah bak nya aja lebar ma panjangnya udah ga sesuai..

Tp didiemin aja..

Udah permainan itu..
Dishub nya, toke truk barangnya..
15 juta sehari, kurang dianggap utang, muke gile
berani nindak pejabat tingginya ga? atau cuma berani nangkap petugas kelas teri kemudian diblow up oleh media seakan2 ada pemberantasan pungli?
ooh medan
klu merdeka keknya ud kaya timor leste
lawless landlord wardlord
Ya kalo semua anak buah diberantas, pimpinan juga harus ditangkap
lah itu pimpinannya kok aman
15 juta sehari

tangkep jg pimpinannya
ops anti-pungli yang ditangkap jangan cuma pegawai rendahan aja, atasan mereka yang dihukum lebih berat..
krn gak mungkin pungli tanpa instruksi atasan
Siapa tau masuk ke kas negara....

hahahah negara api
Jangan terinya aja yang di Tangkep..
Pausnya juga dong..
bayar pajak buat bayarin gaji koruptor

Udah jalan berapa tahun tuh.
15jt per hari
Quote:Original Posted By 4.sale
berani nindak pejabat tingginya ga? atau cuma berani nangkap petugas kelas teri kemudian diblow up oleh media seakan2 ada pemberantasan pungli?


Program Jokowi ini emang bagus tapi lebih ke arah politis alias pencitraan.
Kalau emang serius ya jajaran Polri itulah yg dirombak total.
Lah ini yg ditangkapin ikan teri.
bos2 ekspedisi bakal gerah nih.... pungli ilang jumlah rit nambah krn ga bisa overload lagi.
masa sih, yg boneng gan
jangan2 pimpinan nya setor ke partai penguasa makanya aman
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar