Pages


Minggu, 06 November 2016

Nasib Pelatih Timnas Indonesia di AFF Cup

Nasib Pelatih Timnas Indonesia di AFF Cup

WUHUUUUU HT KEDUA ANE NIH GAN...THANKS BUAT MIMIN/MOMOD


Indonesia sudah dipimpin berbagai pelatih di ajang Piala AFF. Dari pelatih lokal hingga nama-nama asing, semuanya sudah dicoba demi mencapai satu tujuan, meraih gelar juara. Namun sejak digelarnya ajang AFF Cup pertama kali pada tahun 1996 atau yang dulu diberi nama Piala Tiger tak ada satupun pelatih yang berhasil membawa Indonesia meraih gelar supremasi tertinggi sepakbola di Asia Tenggara itu. Indonesia bahkan sempat dijuluki sebagai tim besar spesialis runner up, julukan yang sebenarnya tidak pantas diberikan pada negara sebesar Indonesia, negara dengan iklim sepakbola yang sangat luar biasa, bukan hanya di Asia Tenggara tapi juga di Asia.

Lalu, bagaimana perjalanan karier pelatih-pelatih yang pernah memegang kendali timnas Indonesia saat pagelaran AFF saat ini? Berikut ulasannya :


Spoiler for Danurwindo – Piala Tiger 1996:

Nasib Pelatih Timnas Indonesia di AFF Cup
Danurwindo merupakan pelatih modern Indonesia. Pelatih cerdas yang sangat menguasai taktik dan strategi sepak bola Eropa, terutama Italia. Mantan pemain Persija Jakarta ini, pantang bermain asal dengan mengandalkan bola lambung dari belakang ke depan. Om Danur lebih menyukai permainan dari kaki ke kaki dengan fokus untuk memperkuat lini belakang. Sangat Italia.

Tapi Danur juga dijuluki pelatih bertangan panas. Kenapa? Hampir setiap tim dan klub yang dipegangnya, selalu gagal. Timnas Indonesia yang ia pegang di Piala Tiger 1996 menjadi tim juara tanpa mahkota. Favorit juara, tapi malah kalah dari Vietnam di semifinal. Pun juga begitu saat Om Danur memegang timnas Indonesia di Piala Asia 1997. Di level klub, Persija bisa menjadi contoh, pada Indonesia Super League 2008, Macan Kemayoran garang di awal kompetisi, tapi ompong di akhir musim.

Kini, om Danur lebih banyak aktif menjadi komentator Indonesia Soccer Championship A 2016 di salah satuh televisi swasta. Pengalamannnya membuat komentar pertandingan ISC A lebih berwarna dengan gaya bicaranya dan pengetahuannya yang luas terhadap penguasaan taktik permainan. Selain itu, om Danur masih aktif membina sepak bola usia muda di Jakarta, di beberapa SSB di Jakarta.




Spoiler for Rusdy Bahalwan – Piala Tiger 1998:


Nasib Pelatih Timnas Indonesia di AFF Cup
Mendiang Rusdy Bahalwan merupakan pemain dan pelatih paling sukses di Persebaya Surabaya. Pemain asli Surabaya ini pernah meraih gelar juara sebagai pemain pada tahun 1978. Sedangkan sebagai pelatih, dirinya membawa The Green Force juara Liga Indonesia III tahun 1996/97.

Prestasi itulah yang membuat namanya terpilih menjadi pelatih timnas Indonesia untuk ajang Piala Tiger 1998. Sebagai pelatih yang diwajibkan membawa gelar juara, Rusdy tak mau berjudi dengan mengadakan pelatnas jangka panjang. Ia memilih untuk menggunakan banyak pemain Persebaya yang sudah mengenal gaya permainannya. Hal itu membuat Rudy dicap Persebaya-sentris.

Sayangnya, nama Rusdy tercoreng akibat sepak bola gajah yang terjadi saat melawan Thailand. Meski membawa Indonesia menempati posisi ketiga Piala Tiger, Rusdy tak lepas dari sanksi AFC. Pria yang besar di klub Assyabab Surabaya itu pun terkena larangan melatih timnas di sepanjang karirnya.

Kini, Cak Rusdy sudah tenang beristirahat. Dirinya berpulang pada 8 Agustus 2011 setelah hampir seluruh masa tuanya dihiasi perjuangan melawan stroke. Meski ia gagal bersama timnas Indonesia, namun nama Rusdy tetap melegenda bagi Persebaya Surabaya.


Spoiler for Nandar Iskandar – Piala Tiger 2000:


Nasib Pelatih Timnas Indonesia di AFF Cup
Tuah Nandar Iskandar diharapkan bisa menuai kesuksesan bagi timnas Indonesia. Sebagai pelatih yang sukses membawa Persib Bandung juara Perserikatan tahun 1986, Nandar memang menjadi alternatif pelatih pengganti Rusdy Bahalwan.

Resmi menangani timnas Indonesia pada tahun 1999, Nandar ditargetkan bisa meraih gelar juara di Piala Tiger 2000. Langkah Indonesia memang mulus di babak penyisihan dan semifinal, tapi kembali mentok di babak final saat bertemu Thailand. Kiatisuk Senamuang cs, berhasil meremukkan Merah Putih dengan skor telak 4-1. Indonesia kembali gagal.

Kini, Nandar sudah tidak aktif secara langsung di dunia sepak bola. Usianya yang sudah mencapai 66 tahun, membuatnya hanya menjadi pengamat sepak bola, terutama untuk Persib dan Bandung.




Spoiler for Ivan Kolev – Piala Tiger 2002:


Nasib Pelatih Timnas Indonesia di AFF Cup

Nama Ivanko Kolev mencuat saat menangani Persija tahun 1999. Saat itu, dia memperkenalkan pola permainan aktraktif 3-5-1, dengan menempatkan Bambang Pamungkas sebagai target man. Taktik tersebut terbilang jitu. Bambang Pamungkas menjadi pemain tersubur di Indonesia dengan torehan 24 gol. Raihan gol yang spektakuler bagi seorang rookie.

Dengan kualitas itulah, Kolev dipilih PSSI untuk membesut timnas Indonesia untuk Piala Tiger 2002. PSSI ingin target juara bisa terpenuhi, mengingat di turnamen kali ini, Indonesia menjadi tuan rumah. Dengan materi yang lebih melimpah dibanding Persija, Kolev memainkan taktik yang berubah-ubah tergantung lawan. Namun, nama Bambang Pamungkas dan Gendut Dony menjadi nama wajib dalam skema Kolev.

Sayangnya, Indonesia lagi-lagi gagal. Seperti menjadi kebiasaan, Indonesia superior di babak penyisihan dan semifinal. Bahkan, Indonesia mencatat rekor kemenangan terbesar sepanjang sejarah Piala AFF, yakni menang 13-1 atas Filipina. Namun, nasib Indonesia terbentur Thailand di laga puncak. Bermain imbang 2-2 dalam waktu normal, Indonesia tumbang 4-5 lewat adu penalti.

Selepas dari Indonesia, Kolev membangun sepak bola Myanmar dengan menjadi pelatih kepala di negeri junta militer itu. Namun, Kolev kembali menangani Indonesia tahun 2007 setelah Peter Withe dianggap gagal. Kiprahnya cukup sukses di Piala Asia 2007 dengan mengalahkan Bahrain di laga perdana dengan skor 2-1.

Kini, Kolev sudah pulang ke negaranya, Bulgaria. Tampaknya Kolev tidak akan kembali ke Indonesia, karena dirinya sedang fokus menangani FC Lokomotiv GO di kasta tertinggi sepak bola Bulgaria.


Spoiler for Peter Withe – Piala Tiger 2004 dan Piala AFF 2007 :


Nasib Pelatih Timnas Indonesia di AFF Cup
Peter Withe saat didatangkan PSSI merupakan pelatih sukses Thailand. Ketika itu, ia dianggap sukses membangun fondasi yang kuat untuk Thailand. Keberhasilan mereka menjadi raja Asia Tenggara juga berkat polesan pelatih asal Inggris tersebut. Dengan Curriculum Vitae yang spektakuler, Withe diharapkan bisa memberikan hal serupa kepada sepak bola Indonesia.

Namun, Withe kesulitan saat pertama kali menangani timnas Indonesia. Pasalnya, Withe harus kembali melatih pemain ke teknik dasar, seperti cara mengumpan yang benar. Tentu hal tersebut tak perlu terjadi di level timnas. Withe yang sebetulnya tinggal membangun taktik dan strategi, mendapat tugas tambahan, yakni melatih teknik dasar yang baik bagi para pemain Indonesia.

Meski demikian, Withe berhasil membangun tim yang atraktif dengan menggabungkan pemain senior dan junior. Maklum saja, Withe juga diserahi tugas melatih timnas Indonesia U-23 dan U-21. Di jaman pelatih asal Inggris ini muncul nama "mutiara hitam" bernama Boaz Salossa, striker tajam asal Persipura yang sampai saat ini menjadi langganan timnas. Dalam Piala Tiger 2004, Withe menunjukan kualitas Indonesia yang sesungguhnya, dengan menang atas Vietnam 3-0 dan Malaysia 4-1, dimana kedua kemenangan itu diraih kesemuanya di kandang lawan! Sayang dirinya gagal membawa Indonesia di laga final setelah dua kali tumbang dari Singapura.

Di Piala AFF 2007, Indonesia malah gagal total. Skuat Garuda tak mampu lolos dari babak penyisihan untuk pertama kalinya dalam sejarah. Withe pun dipecat PSSI.Kabar terakhir menyebutkan Withe menjadi pelatih salah satu klub divisi satu Thailand, yakni Nakhon Pathom United F.C. Tapi, kontrak Withe tak dilanjutkan pada Januari 2016. Withe kini menganggur, dan sempat beberapa kali membuat pernyataan dirinya ingin melatih Aston Villa, klub yang ia bela selama aktif menjadi pemain.





Spoiler for Benny Dollo – AFF Suzuki Cup 2008 :

Nasib Pelatih Timnas Indonesia di AFF Cup

Setelah pelatih asing dinilai gagal, pilihan PSSI jatuh kepada Benny Dollo, pelatih lokal yang sudah mempunyai nama besar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Bendol (sapaan akrab Benny Dollo), diserahi target juara Piala AFF tahun 2008. Sebuah target membosankan dari PSSI yang hingga saat ini belum juga tercapai.

Euforia yang terasa pasca Piala Asia 2007 coba ditonjolkan oleh PSSI. Menjadi tuan rumah Grup A, Indonesia ternyata harus puas menjadi runner-up, setelah di laga terakhir babak grup takluk dari Singapura 0-2. Bendol tak mampu membawa Indonesia ke final setelah kalah dalam dua leg dari Thailand di semifinal.

Bendol pun tutup karir di timnas Indonesia setelah gagal total di AFF Suzuki Cup 2008 dan Kualifikasi Piala Dunia 2010. Setelah tak di timnas Indonesia, Bendol sempat menangani Persija, Mitra Kukar, dan Sriwijaya FC. Akan tetapi, kontraknya tak diperpanjang Sriwijaya FC dan membuat Bendol tanpa klub untuk sementara waktu.




Spoiler for Alfred Riedl – AFF Suzuki Cup 2010 dan AFF Suzuki Cup 2014 :

Nasib Pelatih Timnas Indonesia di AFF Cup
Gagal dengan pelatih lokal, PSSI memilih Alfred Riedl yang notabene mantan pelatih Vietnam. Kedisiplinan dan ketegasannya menjadi alasan Riedl dipilih PSSI. Tuah Riedl tampaknya mulai terlihat di AFF Suzuki Cup 2010 yang digelar di negeri sendiri. Dibekali pemain naturalisasi, Cristian Gonzales, Riedl membawa pengalaman sebagai juara Piala AFF bersama Vietnam ke skuat Indonesia.

Sudah menjadi tradisi, Merah-Putih superior di babak penyisihan, namun dari segi permainan, Indonesia mengalami perubahan. Permainan Indonesia lebih berwarna dengan hadirnya dua ‘bule’ dalam diri Irfan Bachdim dan Gonzales. Riedl berhasil membuat masyarakat Indonesia menikmati permainan timnas. Langkah untuk merebut gelar juara pun mulai terbuka lebar, saat berhadapan dengan Malaysia yang memang tak diunggulkan sama sekali.

Tapi, Indonesia kembali kena kutukan final. Garuda kalah telak 3-0 saat harus bertandang ke Malaysia di leg pertama. Malaysia yang dianggap rival abadi, pun meraih gelar juara Piala AFF untuk pertama kalinya setelah hanya kalah 2-1 di leg kedua. Riedl pun meradang dengan hasil tersebut.

Riedl punya kesempatan kedua untuk bisa membawa Indonesia juara Piala AFF pada tahun 2014. Namun, yang ada hanyalah mimpi buruk. Riedl dan Indonesia bahkan harus takluk dari Filipina dengan skor 0-4 di babak grup. Kemenangan 5-0 atas Laos tak membantu Merah-Putih lolos ke semifinal.

Kini, Riedl kembali mendapat kesempatan untuk menebus dosa. Riedl saat ini sedang mempersiapkan Timnas Indonesia untuk AFF Suzuki Cup 2016 pada November mendatang. Akan kita lihat apakah pelatih yang identik dengan kalimat “You need me?” itu bisa memberikan yang terbaik bagi sepak bola Indonesia usai dicabutknya sanksi FIFA .




Spoiler for Nilmaizar – AFF Suzuki Cup 2012:


Nasib Pelatih Timnas Indonesia di AFF Cup

Nilmaizar mengemban tugas berat sebagai pelatih timnas. Hal itu tak lain karena terjadinya dualisme kompetisi dan bahkan federasi sepak bola Indonesia. Nil yang saat itu juga sedang menangani Semen Padang, tak punya banyak pilihan pemain timnas Indonesia. Mayoritas pemain yang bermain di Indonesia Primer League merupakan pemain dengan standar Divisi Utama dan Divisi Satu.

Untungnya, Nil diberi tiga pemain naturalisasi, yakni Johnny van Beukering, Raphael Maitimo, dan Tonnie Cussel. Tak hanya itu, hadirnya pemain veteran Bambang Pamungkas dan Elly Eiboy juga membuat Nil bernapas lega.

Indonesia di tangan Nil sempat membuka asa untuk bisa melangkah ke semifinal Piala AFF 2012. Di laga kedua babak grup, Indonesia mengalahkan Singapura lewat gol semata wayang Andil Vermansah. Tapi sekali lagi, Indonesia tak bisa menahan laju juara bertahan, Malaysia. Garuda takluk 0-2 dari tuan rumah, sekaligus mengubur impian Indonesia untuk melangkah lebih jauh.

Sempat terjun ke arena politik dengan menjadi salah satu caleg dari salah satu parpol, saat ini Nilmaizar kembali aktif melatih Semen Padang. Seakan menjadi takdir pria asal Payakumbuah Sumatera Barat ini untuk terus dipercaya menangani Semen Padang, meski sempat beberapa kali digosipkan melatih klub di luar Kota Padang.





SUMUR


Kini Timnas kembali dilatih oleh Alferd Riedl, 3 kali ujicoba internasional juga telah dilakoni oleh Timnas (1 kali menang 2 kali imbang). Kurang dari satu bulan lagi pagelaran AFF Cup 2016 yang diselenggarakan di Philipina-Myanmar akan bergulir, seperti yang kita tahu, Indonesia tergabung dalam group yang cukup berat bersama juara bertahan Thailand dan tuan rumah Philipina serta tim kuat Singapura. Di tengah carut marutnya sepakbola Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini masih banyak rasa optimisme yang coba dimunculkan oleh pecinta sepakbola nasional, besar harapan rakyat Indonesia untuk melihat skuad Garuda berhasil membawa piala AFF yang selama ini terlihat hanya sebagai "mitos" belaka. Forza Timnas Indonesia!! Bravo Sepakbola Nasional !!!


Baca juga thread Ane yang ini Gan

5 Alasan Untuk Takut Pada Filipina di AFF Suzuki Cup 2016

10 Gol Terbaik Indonesia di Ajang AFF Cup





sudah nasib badan bray
nyimak
timnas kebanyakan gonta ganti pelatih jadi susah klopnya karena harus sering adaptasi dari masing masing pihak (pelatih dan pemain)
Smoga platih kali ini cocok
Quote:Original Posted By bogreeek
timnas kebanyakan gonta ganti pelatih jadi susah klopnya karena harus sering adaptasi dari masing masing pihak (pelatih dan pemain)


ketum pssi nya aja gonta ganti mulu
Quote:Original Posted By menmax
ketum pssi nya aja gonta ganti mulu



mending ganti lah drpda diisi sam orang2 yg g ngerti bola
semoga pelatih yg sekarang kaya taktik dan bisa membangun mental agar bisa juara
Hmm...
Moga sukses deh di AFF..
Quote:Original Posted By lukalama99



mending ganti lah drpda diisi sam orang2 yg g ngerti bola


sampe 20 tahun kedepan juga bakalan tetep sama keknya tipe ketum pssi nya
Ane lebih suka gaya ivan kolev..
Coba aja di kasih waktu lebih kalo cuma satu taon dua taon aja untuk pelatih timnas itu gak fair..
Liat aja jurgen klop musim lalu permainannya gak meyakinkan tapi sekarang jadi menakutkan..
Untuk club aja yang pemainya tiap hari ketemu tiap hari latihan bareng butuh waktu lama apalagi untuk timnas..
Quote:Original Posted By daenzzo
Ane lebih suka gaya ivan kolev..
Coba aja di kasih waktu lebih kalo cuma satu taon dua taon aja untuk pelatih timnas itu gak fair..
Liat aja jurgen klop musim lalu permainannya gak meyakinkan tapi sekarang jadi menakutkan..
Untuk club aja yang pemainya tiap hari ketemu tiap hari latihan bareng butuh waktu lama apalagi untuk timnas..


udah jd kbiasaan PSSI gan, pengen yg instan.
kompetisinya aja lagi gonjang ganjing


tapi semoga hasilnya positif lah
Kalo pengurus2nya masih yang ITU ya bakalan susah.

Semoga ketum PSSI berikutnya orang yang menegrti dan mau membangun sepakbola
Pep! INA need you Pep!
NASIB TS AJA MASIH BLANGSAK, SOK2AN PAKEK MIKIRIN PELATIH TIMNAS SEGALA

nice info bre,penasaran dg pelatih sepak bola gajah waktu itu,sy sempat nonton siaran langsunya,sepak bola yg lucu,semua menghindari vietnam selaku tuan rumah,dan memilih singapura jd lawannya,jadinya indonesia dan thailand main aman,indo nyari kalah thai nyari seri,wkwkwk..sialnya indonesia jebol gawangnya sendiri,indonesia ketemu singapura keok,thailand ketemu vietnam keok,perebutan tempat ke tiga indo vs thai adalah pertandingan sebenarnya,indonesia menang kl ngk salah 1-0 ya?cmiiw,lucunya singapura yang juara

*momen sepak bola indonesia yg akan selalu sy ingat seumur hidup!!!
udh gk prnah nonton tv, mantengin HP buat ngaskus molo...
Quote:Original Posted By daenzzo
Ane lebih suka gaya ivan kolev..
Coba aja di kasih waktu lebih kalo cuma satu taon dua taon aja untuk pelatih timnas itu gak fair..
Liat aja jurgen klop musim lalu permainannya gak meyakinkan tapi sekarang jadi menakutkan..
Untuk club aja yang pemainya tiap hari ketemu tiap hari latihan bareng butuh waktu lama apalagi untuk timnas..


ane penggemar liverpool...bener emang yg ente katakan gan
Mungkin kurang semangat
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar