Tidak harus memiliki banyak uang atau menyandang pangkat tinggi untuk melakukan sesuatu yang besar. Atau bertempur di medan perang untuk menjadi seorang pahlawan. Hal yang paling utama adalah adanya keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang2 di sekitar, dan sebuah keyakinan untuk mewujudkannya. Seperti sosok2 inspiratif yang ikut berjasa di dunia pendidikan yang akan ane bahas di trit ini. Mereka membuktikan, dengan segala keterbatasan yang mereka miliki mereka mampu membangun sebuah sekolah gratis dan ikut serta membangun bangsa berpendidikan dan memiliki harapan masa depan yang lebih cerah. Hebat kan
1. Kapten Budi Soehardi
Budi Soehardi adalah seorang captain Pilot Singapore Airlines. Sebelum akhirnya tahun 2015 beliau memutuskan pensiun dini, melepaskan seluruh jabatan dan kehidupan nyamannya dan memilih untuk tinggal di pelosok desa di Indonesia timur untuk mendedikasikan seluruh waktunya mengurus anak didik di panti asuhan Roslin miliknya.
Budi sudah menyisihkan gajinya sejak tahun 1998 sebagai pilot, hingga tahun 2002 Panti Asuhan Roslin Matani yang terletak di Desa Penfui Timur dusun 01, RT 01, RW 01 Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur pun akhirnya berdiri. Budi dan Peggy serta ketiga anaknya, bekerja keras mengasuh, dan membekali pendidikan bagi anak-anak asuhnya.
Budi mewajibkan seluruh anak asuhnya untuk bersekolah, tanpa terkecuali. Budi dan istrinya ingin anak2 yang ia besarkan mendapatkan pendidikan yang setinggi-tinggi. Ia pun mengajarkan mereka bercocok tanam.
Berkat kemuliaan dan kebesaran hatinya inilah Budi kemudian mendapatkan penghargaan sebagai CNN Hero of the Year tahun 2009. Sebagai satu-satunya orang Indonesia yang muncul ke pentas kelas dunia, membuka mata dunia tentang arti kemanusiaan sesungguhnya.
2. Bang Jek, Tukang Parkir Yang Mendirikan TK
Bang Jek bukanlah orang berada dan berlatar akademik yang mengagumkan. Pria yang kini berusia 39 thn ini merupakan tukang parkir di Unpad. Meskipun hanya seoramg juru parkir, ia memiliki sebuah TK bernama Ar Raudatul Jannah yang ia dirikan di kampung Babakan Loa, Rancaekek. Selain itu beliau juga mendirikan Taman pelajaran Al Quran (TPA) yang ia dirikan tak jauh dari TK miliknya.
Sekolah tsb berhasil ia dirikan setelah menabung selama 20 thn. Bang Jek mengaku mendirikan sekolah adalah cita2nya bersama istri, Yani Novita Sari (36). Rupanya keinginan bang Jek ini dilatar belakangi oleh masa kecilnya yang putus sekolah karena orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya. Padahal ia begitu semangat untuk bersekolah pada waktu itu. Beliau pasti tidak mau ada banyak anak kecil yg senasib dengannya. Sungguh mulia sekali ya bang jek ini
3. Sopir Bus Mendirikan Sekolah Madrasah Gratis di Bima
Alan adalah Inspirator sekaligus Motivator bagi banyak orang. Sebagai Sopir Bus Malam, yang hanya diupah Rp 250.000. dari Bima, Sumbawa - Mataram (460 km)
atau 2–4 juta per bulan, sebagian upah tsb ia sisihkan untuk gaji guru di sekolah yang ia bangun.
Sekolah yang ia bangun diatas tanahnya sendiri. Madrasyah Ibtidaiyah Swasta Darul Ulum. Sekolah tersebut dibangun sejak tahun 2009. Dengan siswa berjumlah 68 orang di tahun 2015. MIS Darul Ulum yang dibangun sederhana olehnya dikepalai oleh Sutamin, S.Pd. dan dibantu oleh 8 tenaga pengajar yang mengajar secara sukarela. Sekolah ini hanya memiliki 4 lokal kelas belajar, yaitu 3 ruang kelas dan 1 ruang guru merangkap ruang kepala sekolah. Waktu belajar pun dibagi dua, kelas 1 – 3 belajar dipagi hari hingga menjelang siang, sedangkan kelas 4 dan 5 belajar siang hingga sore.
Alan sendiri sesungguhnya tidak bersekolah tinggi. Karena keterbatasan ekonomi keluarga, pendidikannya harus terhenti di bangku SMA. Lalu ia bekerja untuk membantu ekonomi keluarga sebagai seorang Kornet Truck. Hingga kini menjadi supir bus.
Karena mirisnya melihat perkembangan pergaulan remaja masa kini, Alan pun tergugah membuat sekolah Agama. Dan terbangunlah MIS Darul Ulum di dusun Tololai Desa Mawu kecamatan Ambalawi Kab Bima.
Tahun pertama dibuka, murid yang mendaftar tidak lebih dari 15 anak, dengan guru pengajar yang hanya berjumlah 2 orang, itupun dari keluarga dekatnya sendiri. Namun setiap tahun ajaran baru, siswa yang mendaftar di MIS Darul Ulum, meningkat. Hal ini karena dibebaskannya seluruh pembayaran dari awal sekolah hingga Kelulusan.
Alan menggratiskan biaya pendidikan dan seragam sekolah agar para orang tua yang memiliki anak umur SD di dusun Tololai mau menyekolahkan anaknya. Sebab, tabiat masyarakat Tololai dan sebagian besar masyarakat pesisir di Negeri ini, lebih mendorong anak-anaknya untuk membantu pekerjaan orang tua di laut sebagai nelayan daripada membuang-buang uang untuk sekolah.
Seiring waktu berlalu, usaha keras Alan membuahkan hasil. Kini hampir semua anak-anak seumuran SD di Tololai bersekolah.
Belum ada bantuan dari pemerintah daerah atau departemen agama untuk MIS Darul Ulum. Dana BOS yang baru didapatpun hanya cukup untuk membayar pembuatan seragam sekolah bagi siswa dan untuk upah pengajar selama beberapa bulan saja.
Soekarno pernah mengatakan “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. Itulah yang menjadi pegangan dan penyemangat bagi Alan dan para guru Pengajar di MIS Darul Ulum tersebut dalam mencerdaskan generasi masa depan Dusun Tololai Desa Mawu, hingga saat ini.
4. Petani Bengkulu, mendirikan MTs
Muhammad Zabur (50) petani di Desa Pondokbaru, Mukomuko, Bengkulu bersemangat membangun sekolah gratis di desanya.
Madrasah Tsanawiyah Desa Aurcina Kecamatan Selaganraya Kabupaten Mukomuko, Bengkulu ini dirintis sejak 2012, sekolah yang awalnya tidak diterima masyarakat itu lambat laun justru semakin diminati calon pelajar.
Berawal dari keresahannya terhadap generasi muda yang semakin tidak paham ilmu agama, Zabur mendirikan sekolah yang dinaungi Yayasan Syuhada itu.
Awalnya, kata Zabur, masyarakat tidak percaya bahwa seorang petani dapat mendirikan sekolah, apalagi sekolah itu tidak berbiaya, alias gratis.
Bermodal uang Rp50 juta hasil penjualan lahan dan kebun sawit milik keluarga, ayah empat anak ini membeli lahan seperempat hektare dan membangun dua ruang kelas.
Pantauan di lokasi, satu ruangan bahkan dibagi dua untuk belajar siswa kelas dua dan sebelahnya lagi digunakan untuk ruang guru.
Untuk angkatan pertama itu, Zabur dan istrinya Budianti (40) bersepakat mengeluarkan dana tambahan untuk membeli seragam dan sepatu bagi calon pelajar.
Bantuan biaya operasional sekolah seadanya dari Kementerian Agama yang diandalkan untuk membantu operasional sekolah.
Seorang dari 10 guru yang mengajar di sekolah itu Syamsurizal mengatakan dirinya ikhlas membagikan ilmunya meski hanya dibayar dengan uang transportasi.
Dengan modal keterbatasan baik fasilitas maupun buku-buku yang sering dipinjam dari SMP Negeri 9 Kecamatan Selagan Raya, semangat belajar anak-anak di sekolah itu menurut dia sangat tinggi.
Atas saran sejumlah warga yang mendukung sekolah ini, pengurus sekolah membuka rekening atas nama Yayasan MTs Syuhada di Bank Rakyat Indonesia cabang Penarik, Mukomuko.
Semoga semakin sukses mencerdaskan anak bangsa ya pak
Mengenyam pendidikan adalah hak setiap bangsa. Kaya atau miskin. Tua atau muda, tidak ada batas usia. Ilmu akan meningkatkan derajat kita sebagai manusia. Juga memberikan masa depan yang lebih baik. Dan generasi dengan pendidikan yang baik akan membawa bangsa dan negara ini ke level yang lebih tinggi lagi.
Sangat appreciate terhadap orang2 yang turut mencerdaskan anak bangsa. Dan kita bisa menjadi salah satunya.
sumber
sumber
sumber
sumber
Quote:Original Posted By alisha2323 ►
itu mereka2 yg mempunyai daya dan upaya membuat suatu lembaga pendidikan..
bagaimana dengan operator sekolah..
yg kadang kesulitan mengerjakan beberapa aplikasi baru dari pemerintah, semacam DAPODIK, PMP, PUPNS, vervalPTK, vervalPD, Simbada, Anjab..dan masih banyak lagi..
mereka kadang mengerjakan sampe larut malam..bahkan karena sulit mengirim ke server, bnyak yg sampe tidak tidur..
mereka para operator sekolah, yg bahkan jarang diberitakan..
Quote:Original Posted By rhaunique ►
Orang tua ane ngediriin PAUD gan..
padahal Ibu ane cuma honorer.
Kadang suka kasian sama Ibu ane, pagi-pagi ngajar SD dengan gaji gak seberapa, sorenya ngajar PAUD.
Anak anak PAUDnya gak dipungut biaya.
Dulu sekolah PAUDnya di rumah ane, kadang suka berisik banget soalnya anak anaknya semangat banget. Alhamdulillah sekarang udah ada bangunan sama perlengkapan buku, mainan, AP, dll dari uang dari sumbangan pemerintah sama sebagian dari uang pribadi ortu ane.
Setelah ada bangunan sekolah, anak anaknya dipungut iuran 2000 per bulan buat listrik sama air.
Digajinya setaun sekali pas kenaikan kelas kalo ada yang ngasih dari wali murid, tapi itu juga biasanya habis dibagiin ke pengajar sukarela.
Kata ibu ane, gak apa apa gak dapet uang, yang penting anak anaknya semangat belajar.
1. Kapten Budi Soehardi
Spoiler for Budi Soehardi:
Budi Soehardi adalah seorang captain Pilot Singapore Airlines. Sebelum akhirnya tahun 2015 beliau memutuskan pensiun dini, melepaskan seluruh jabatan dan kehidupan nyamannya dan memilih untuk tinggal di pelosok desa di Indonesia timur untuk mendedikasikan seluruh waktunya mengurus anak didik di panti asuhan Roslin miliknya.
Budi sudah menyisihkan gajinya sejak tahun 1998 sebagai pilot, hingga tahun 2002 Panti Asuhan Roslin Matani yang terletak di Desa Penfui Timur dusun 01, RT 01, RW 01 Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur pun akhirnya berdiri. Budi dan Peggy serta ketiga anaknya, bekerja keras mengasuh, dan membekali pendidikan bagi anak-anak asuhnya.
Budi mewajibkan seluruh anak asuhnya untuk bersekolah, tanpa terkecuali. Budi dan istrinya ingin anak2 yang ia besarkan mendapatkan pendidikan yang setinggi-tinggi. Ia pun mengajarkan mereka bercocok tanam.
Berkat kemuliaan dan kebesaran hatinya inilah Budi kemudian mendapatkan penghargaan sebagai CNN Hero of the Year tahun 2009. Sebagai satu-satunya orang Indonesia yang muncul ke pentas kelas dunia, membuka mata dunia tentang arti kemanusiaan sesungguhnya.
2. Bang Jek, Tukang Parkir Yang Mendirikan TK
Spoiler for Bang Jack:
Bang Jek bukanlah orang berada dan berlatar akademik yang mengagumkan. Pria yang kini berusia 39 thn ini merupakan tukang parkir di Unpad. Meskipun hanya seoramg juru parkir, ia memiliki sebuah TK bernama Ar Raudatul Jannah yang ia dirikan di kampung Babakan Loa, Rancaekek. Selain itu beliau juga mendirikan Taman pelajaran Al Quran (TPA) yang ia dirikan tak jauh dari TK miliknya.
Sekolah tsb berhasil ia dirikan setelah menabung selama 20 thn. Bang Jek mengaku mendirikan sekolah adalah cita2nya bersama istri, Yani Novita Sari (36). Rupanya keinginan bang Jek ini dilatar belakangi oleh masa kecilnya yang putus sekolah karena orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya. Padahal ia begitu semangat untuk bersekolah pada waktu itu. Beliau pasti tidak mau ada banyak anak kecil yg senasib dengannya. Sungguh mulia sekali ya bang jek ini
3. Sopir Bus Mendirikan Sekolah Madrasah Gratis di Bima
Spoiler for Alan si Sopir Bus:
Alan adalah Inspirator sekaligus Motivator bagi banyak orang. Sebagai Sopir Bus Malam, yang hanya diupah Rp 250.000. dari Bima, Sumbawa - Mataram (460 km)
atau 2–4 juta per bulan, sebagian upah tsb ia sisihkan untuk gaji guru di sekolah yang ia bangun.
Sekolah yang ia bangun diatas tanahnya sendiri. Madrasyah Ibtidaiyah Swasta Darul Ulum. Sekolah tersebut dibangun sejak tahun 2009. Dengan siswa berjumlah 68 orang di tahun 2015. MIS Darul Ulum yang dibangun sederhana olehnya dikepalai oleh Sutamin, S.Pd. dan dibantu oleh 8 tenaga pengajar yang mengajar secara sukarela. Sekolah ini hanya memiliki 4 lokal kelas belajar, yaitu 3 ruang kelas dan 1 ruang guru merangkap ruang kepala sekolah. Waktu belajar pun dibagi dua, kelas 1 – 3 belajar dipagi hari hingga menjelang siang, sedangkan kelas 4 dan 5 belajar siang hingga sore.
Alan sendiri sesungguhnya tidak bersekolah tinggi. Karena keterbatasan ekonomi keluarga, pendidikannya harus terhenti di bangku SMA. Lalu ia bekerja untuk membantu ekonomi keluarga sebagai seorang Kornet Truck. Hingga kini menjadi supir bus.
Karena mirisnya melihat perkembangan pergaulan remaja masa kini, Alan pun tergugah membuat sekolah Agama. Dan terbangunlah MIS Darul Ulum di dusun Tololai Desa Mawu kecamatan Ambalawi Kab Bima.
Tahun pertama dibuka, murid yang mendaftar tidak lebih dari 15 anak, dengan guru pengajar yang hanya berjumlah 2 orang, itupun dari keluarga dekatnya sendiri. Namun setiap tahun ajaran baru, siswa yang mendaftar di MIS Darul Ulum, meningkat. Hal ini karena dibebaskannya seluruh pembayaran dari awal sekolah hingga Kelulusan.
Alan menggratiskan biaya pendidikan dan seragam sekolah agar para orang tua yang memiliki anak umur SD di dusun Tololai mau menyekolahkan anaknya. Sebab, tabiat masyarakat Tololai dan sebagian besar masyarakat pesisir di Negeri ini, lebih mendorong anak-anaknya untuk membantu pekerjaan orang tua di laut sebagai nelayan daripada membuang-buang uang untuk sekolah.
Seiring waktu berlalu, usaha keras Alan membuahkan hasil. Kini hampir semua anak-anak seumuran SD di Tololai bersekolah.
Belum ada bantuan dari pemerintah daerah atau departemen agama untuk MIS Darul Ulum. Dana BOS yang baru didapatpun hanya cukup untuk membayar pembuatan seragam sekolah bagi siswa dan untuk upah pengajar selama beberapa bulan saja.
Soekarno pernah mengatakan “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. Itulah yang menjadi pegangan dan penyemangat bagi Alan dan para guru Pengajar di MIS Darul Ulum tersebut dalam mencerdaskan generasi masa depan Dusun Tololai Desa Mawu, hingga saat ini.
4. Petani Bengkulu, mendirikan MTs
Spoiler for Muhammad Zabur:
Muhammad Zabur (50) petani di Desa Pondokbaru, Mukomuko, Bengkulu bersemangat membangun sekolah gratis di desanya.
Madrasah Tsanawiyah Desa Aurcina Kecamatan Selaganraya Kabupaten Mukomuko, Bengkulu ini dirintis sejak 2012, sekolah yang awalnya tidak diterima masyarakat itu lambat laun justru semakin diminati calon pelajar.
Berawal dari keresahannya terhadap generasi muda yang semakin tidak paham ilmu agama, Zabur mendirikan sekolah yang dinaungi Yayasan Syuhada itu.
Awalnya, kata Zabur, masyarakat tidak percaya bahwa seorang petani dapat mendirikan sekolah, apalagi sekolah itu tidak berbiaya, alias gratis.
Bermodal uang Rp50 juta hasil penjualan lahan dan kebun sawit milik keluarga, ayah empat anak ini membeli lahan seperempat hektare dan membangun dua ruang kelas.
Pantauan di lokasi, satu ruangan bahkan dibagi dua untuk belajar siswa kelas dua dan sebelahnya lagi digunakan untuk ruang guru.
Untuk angkatan pertama itu, Zabur dan istrinya Budianti (40) bersepakat mengeluarkan dana tambahan untuk membeli seragam dan sepatu bagi calon pelajar.
Bantuan biaya operasional sekolah seadanya dari Kementerian Agama yang diandalkan untuk membantu operasional sekolah.
Seorang dari 10 guru yang mengajar di sekolah itu Syamsurizal mengatakan dirinya ikhlas membagikan ilmunya meski hanya dibayar dengan uang transportasi.
Dengan modal keterbatasan baik fasilitas maupun buku-buku yang sering dipinjam dari SMP Negeri 9 Kecamatan Selagan Raya, semangat belajar anak-anak di sekolah itu menurut dia sangat tinggi.
Atas saran sejumlah warga yang mendukung sekolah ini, pengurus sekolah membuka rekening atas nama Yayasan MTs Syuhada di Bank Rakyat Indonesia cabang Penarik, Mukomuko.
Semoga semakin sukses mencerdaskan anak bangsa ya pak
Mengenyam pendidikan adalah hak setiap bangsa. Kaya atau miskin. Tua atau muda, tidak ada batas usia. Ilmu akan meningkatkan derajat kita sebagai manusia. Juga memberikan masa depan yang lebih baik. Dan generasi dengan pendidikan yang baik akan membawa bangsa dan negara ini ke level yang lebih tinggi lagi.
Sangat appreciate terhadap orang2 yang turut mencerdaskan anak bangsa. Dan kita bisa menjadi salah satunya.
sumber
sumber
sumber
sumber
Quote:Original Posted By alisha2323 ►
itu mereka2 yg mempunyai daya dan upaya membuat suatu lembaga pendidikan..
bagaimana dengan operator sekolah..
yg kadang kesulitan mengerjakan beberapa aplikasi baru dari pemerintah, semacam DAPODIK, PMP, PUPNS, vervalPTK, vervalPD, Simbada, Anjab..dan masih banyak lagi..
mereka kadang mengerjakan sampe larut malam..bahkan karena sulit mengirim ke server, bnyak yg sampe tidak tidur..
mereka para operator sekolah, yg bahkan jarang diberitakan..
Quote:Original Posted By rhaunique ►
Orang tua ane ngediriin PAUD gan..
padahal Ibu ane cuma honorer.
Kadang suka kasian sama Ibu ane, pagi-pagi ngajar SD dengan gaji gak seberapa, sorenya ngajar PAUD.
Anak anak PAUDnya gak dipungut biaya.
Dulu sekolah PAUDnya di rumah ane, kadang suka berisik banget soalnya anak anaknya semangat banget. Alhamdulillah sekarang udah ada bangunan sama perlengkapan buku, mainan, AP, dll dari uang dari sumbangan pemerintah sama sebagian dari uang pribadi ortu ane.
Setelah ada bangunan sekolah, anak anaknya dipungut iuran 2000 per bulan buat listrik sama air.
Digajinya setaun sekali pas kenaikan kelas kalo ada yang ngasih dari wali murid, tapi itu juga biasanya habis dibagiin ke pengajar sukarela.
Kata ibu ane, gak apa apa gak dapet uang, yang penting anak anaknya semangat belajar.
wow sekali bre
Besok ane bakal bikin institut mutan mann
wah cita cita ane juga mau bikin sekolah perlendiran nasional, buat kaum lemah syahwat kayak bawah gue
indahnya berbagi
patut diapresiasi perjuangannya
Quote:Original Posted By hansip.ka5kus.2 ►
wah cita cita ane juga mau bikin sekolah perlendiran nasional, buat kaum lemah syahwat kayak bawah gue
Jungker meresahkan
wah cita cita ane juga mau bikin sekolah perlendiran nasional, buat kaum lemah syahwat kayak bawah gue
Jungker meresahkan
Buat yang ikut mencerdaskan anak bangsa. semangat terus yah sist
Keren lah kang..
Lanjutkan
Lanjutkan
hebat hebat dedikasi nya..
salut gue
Mejeng dulu di trit HaTe
salut gue
Mejeng dulu di trit HaTe
Pernah baca beberapa tokoh di atas
Quote:Original Posted By zureegh ►
Buat yang ikut mencerdaskan anak bangsa. semangat terus yah sist
semangat selalu dong gan
Buat yang ikut mencerdaskan anak bangsa. semangat terus yah sist
semangat selalu dong gan
Quote:Original Posted By noirclaire ►
hebat hebat dedikasi nya..
salut gue
Quote:Original Posted By sofihudin ►
Pernah baca beberapa tokoh di atas
patut dijadikan contoh gan
hebat hebat dedikasi nya..
salut gue
Quote:Original Posted By sofihudin ►
Pernah baca beberapa tokoh di atas
patut dijadikan contoh gan
a hero in the real life, some heroes doesn't need any superpower.
yah si nona bikin thread kayak gini. ane jadi malu karena belum bisa berbuat apa apa
mulia nih
jadi terharu
habisin bre.... gembok
patut menjadi pedoman sosok beliau
Via: Kaskus.co.id
patut menjadi pedoman sosok beliau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar