agan atau aganwati pernah mengikuti MOS/OSPEK? bagi yang pernah pasti tau dong bagaimana pengalaman MOS/OSPEK di sekolah kalian. ada yang seniornya memang baik, tapi ada senior yang blangsak juga kelakuannya seperti penguasa.
tapi yang bakal kita bahas disini adalah kelakuan yang seniornya blangsak yah
kalian tahu gak sih, sebenarnya apa yang dilakukan oleh senior yang selalu melakukan tindakan kekerasan/pelecehan terhadap siswa/mahasiswa baru itu merupakan tindakan yang melawan hukum?
kalo masih bingung simak ajah ulasan yang akan TS bahas kali ini
Quote:Secara umum, kekerasan dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang tidak menyenangkan atau merugikan orang lain, baik secara fisik maupun psikis. Kekerasan tidak hanya berbentuk eksploitasi fisik semata, tetapi justru kekerasan psikislah yang perlu diwaspadai karena akan menimbulkan efek traumatis yang cukup lama bagi si korban. Dewasa ini, tindakan kekerasan dalam pendidikan sering dikenal dengan istilah bullying.
Pada kenyataannya, praktik bullying ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik oleh teman sekelas, kakak kelas ke adik kelas, maupun bahkan seorang guru terhadap muridnya. Terlepas dari alasan apa yang melatarbelakangi tindakan tersebut dilakukan, tetap saja praktik bullying tidak bisa dibenarkan, terlebih lagi apabila terjadi di lingkungan sekolah.
Maraknya tayangan-tayangan kekerasan dalam dunia pendidikan, khususnya yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya ataupun oleh siswa terhadap temannya, seharusnya mampu membuka atau menggugah hati kita sebagai seorang pendidik, bahwa tidak tertutup kemungkinan praktik bullying tersebut terjadi pula di lingkungan sekolah kita masing-masing.
Kekerasan dan pelecehan yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini, bukanlah sesuatu yang muncul dengan tiba-tiba. Namun, semua itu telah tertanam kuat sejak dulu sebelum kemudian akhirnya meledak. Sebagai contoh, masyarakat yang pernah mengenyam dunia pendidikan tentu masih ingat benar dengan istilah MOS (Masa Orientasi Siswa) atau OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus) dengan berbagai nama lainnya. Kedua kegiatan tersebut senantiasa dilakukan setiap tahun untuk menyambut siswa dan mahasiswa baru. Tujuan awalnya adalah untuk memberikan pembekalan, baik materi maupun pengenalan lingkungan sekolah atau kampus kepada siswa maupun mahasiswa baru. Hal ini dianggap penting untuk membantu proses belajar mengajar sebagai kegiatan utama. Sayang, dalam pelaksaannya kedua kegiatan ini justru mengalami penyimpangan tujuan.
MOS dan OSPEK seringkali dijadikan ajang para senior untuk menunjukkan kekuasaan dan senioritasnya. Dalam kegiatan ini, tak jarang mereka melakukan tindakan kekerasan dan pelecehan pada junior. Hukuman seperti push up, lari keliling lapangan, atau di jemur di bawah terik matahari merupakan hal yang biasa. Ditambah lagi dengan bentakan para senior yang kerapkali membuat kecut hati siswa atau mahasiswa baru. Semua itu dilakukan dengan dalih untuk melatih kekuatan fisik dan mental. Padahal, jika ditelusuri lebih jauh, alasan sebenarnya hanyalah untuk bersenang-senang mengerjai junior dan balas dendam atas perlakukan senior terdahulu.
Maka, pada masa-masa awal tahun ajaran, tak jarang terdengar ungkapan “Aku jadi panitia ospek nih, lumayan bisa ngerjain anak baru, dapat baju kaos gratis lagi”. Tidak hanya sampai di situ, para senior juga mempermalukan juniornya dengan menyuruh membawa dan menggunakan dot bayi, mengikat rambut dengan pita warna-warni, memakai kaos kaki berlainan warna dan lain sebagainya. Semua atribut ini pada dasarnya tidak memiliki kaitan dengan tujuan awal di lakukannya MOS atau OSPEK, melainkan semata-mata sebagai alat untuk mengerjai junior, agar acara semakin meriah. Kedua kegiatan ini juga seringkali dirancang tanpa memperhatikan hal-hal penting yang mendukung aktivitas belajar, sehingga tidak dapat diandalkan untuk menjadi ‘acara pembuka’ yang baik dalam memulai aktivitas akademis.
Kekerasan dan pelecehan yang terkandung dalam kegiatan ini akan terus berulang setiap tahun apabila tidak segera dihentikan. Junior yang sekarang menjadi korban, akan mencari korban lain di tahun depan, terus dan akhirnya membentuk lingkaran setan yang tiada habisnya. Sangat patut disayangkan, kegiatan semacam ini justru telah menjadi tradisi dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Tindakan kekerasan dan pelecehan dalam dunia pendidikan, disadari atau tidak, ibarat menanam bom waktu yang dapat meledak kapan saja. Generasi muda yang terbiasa dengan kekerasan dan tindakan pelecehan akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang memandang segala sesuatu dari sudut pandang kekerasan pula. Maka, bukan hal yang mustahil kalau mereka akan menerapkan kekerasan dalam perilaku keseharian, terutama ketika menyelesaikan masalah. Inilah yang akhir-akhir ini terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Tidak hanya pada kegiatan MOS dan OSPEK, dalam aktivitas belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan dosenpun harus menjadi perhatian.
Pelecehan sekecil apapun atau hukuman yang berlebihan turut andil menabur benih kekerasan dalam diri generasi muda. Karena itu, tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan harus sesegera mungkin di tiadakan, agar lingkaran setan yang menjadi bencana dunia pendidikan dapat segera terputus.
Kekerasan adalah tindakan yang tidak terpuji dan tentunya sangat bertentangan dengan berbagai landasan dalam pendidikan. Berikut paparan mengenai kekerasan bila ditinjau dari berbagai landasan pendidikan di Indonesia:
Kekerasan dalam pendidikan sangat bertentangan dengan:
Kemudian yang berkaitan dengan kekerasan seksual;
Pasal 82
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).”
(UU Perlindungan Anak)
Selanjutnya secara khusus, undang-undang ini bahkan mengamanatkan bahwa anak-anak wajib dilindungi dari tindak kekerasan yang dilakukan oleh siapapun, termasuk guru di sekolah.
Pasal 54
“Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya.” (UU Perlindungan Anak)
Jika melihat undang-undang tersebut, sesungguhnya sudah sangat nyata bahwa tindakan kekerasan terhadap anak merupakan tindakan kriminal yang pelakunya akan diproses secara hukum. Tindakan kekerasan dengan bungkus pendidikan juga dapat mengakibatkan pelaku dikenai tindak pidana, sebagaimana disebutkan dalam pasal 80 UU. No. 23 tahun 2002.
selengkapnya...
dan oh iya, di hukum online juga pernah membahas masalah seperti ini, tapi TS hanya membahas ekilas sampai disini saja karena nanti jadi kepanjangan
untuk yang mau tau pembahasa lebih lanjut kesini ajah
intinya sih jangan takut untuk melapor kepada pihak yang bersangkutan, dan selesaikan secara kekeluargaan
dan bagi yang senior, jangan seenaknya menghina adek kelas dan menggunakan powernya sebaga senior sebagai kesempatan ajang bullying terhadap adek kelas. mereka kan juga manusia yang memiliki perasaan, tidak sepatutnya mereka dilecehkan dan disiksa
recomended HT
kinjungi trit ane yang lain [#StopMOSBullying] Mendikbud harus stop bullying dan kekerasan dalam MOS
Quote:Original Posted By syamsulmaarief ►
Walaupun ane paling senior skrg, paling ga penting senioritas itu, yg penting kita saling menghargai dan menghormati

berdasarkan Permendikbud Nomor 55 Tahun 2014 tentang Masa Orientasi Peserta Didik Baru di sekolah Intisari peraturan tersebut adalah sbb:
1. Tiap sekolah selenggarakan masa orientasi peserta didik baru selama jam belajar di sekolah pd minggu pertama masuk sekolah selama 3-5 hari
2. Masa orientasi peserta didik bertujuan utk mengenalkan program sekolah,lingkun gan,cara belajar,penanaman konsep pengenalan diri,& kepramukaan
3. Masa orientasi peserta didik sbg pembinaan awal ke arah terbentuknya kultur sekolah yang kondusif bagi proses pembelajaran lebih lanjut
4. Sekolah dilarang melaksanakan masa orientasi yang mengarah kpd tindakan kekerasan, pelecehan atau tindakan destruktif yang merugikan peserta didik baru
5. Terkait masa orientasi, sekolah dilarang memungut biaya dan membebani orangtua dan peserta didik dalam bentuk apapun
6. Kepala sekolah dan guru di sekolah yang bersangkutan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan masa orientasi peserta didik baru
7. Dinas pendidikan provinsi/kab/kota mengendalikan masa orientasi peserta didik baru menjadi kegiatan yang bermanfaat, bersifat edukatif & kreatif
Ditetapkan tanggal 2 Juli 2014
Diundangkan tanggal 4 Juli 2014
TKP
jadi udah jelas kan
berhubung banyak yang bertanya apakah perpelocoan dikampus bisa dipidanakan atau tidak, TS menemukan artikel hukum online yang bisa kalian akses disini
maaf kalo TS gak bisa beberin karena TS lagi online via browser
terima kasih atas dukungan cendol dan abu gosoknya yah gan
tapi yang bakal kita bahas disini adalah kelakuan yang seniornya blangsak yah
kalian tahu gak sih, sebenarnya apa yang dilakukan oleh senior yang selalu melakukan tindakan kekerasan/pelecehan terhadap siswa/mahasiswa baru itu merupakan tindakan yang melawan hukum?
kalo masih bingung simak ajah ulasan yang akan TS bahas kali ini
Quote:Secara umum, kekerasan dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang tidak menyenangkan atau merugikan orang lain, baik secara fisik maupun psikis. Kekerasan tidak hanya berbentuk eksploitasi fisik semata, tetapi justru kekerasan psikislah yang perlu diwaspadai karena akan menimbulkan efek traumatis yang cukup lama bagi si korban. Dewasa ini, tindakan kekerasan dalam pendidikan sering dikenal dengan istilah bullying.
Pada kenyataannya, praktik bullying ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik oleh teman sekelas, kakak kelas ke adik kelas, maupun bahkan seorang guru terhadap muridnya. Terlepas dari alasan apa yang melatarbelakangi tindakan tersebut dilakukan, tetap saja praktik bullying tidak bisa dibenarkan, terlebih lagi apabila terjadi di lingkungan sekolah.
Maraknya tayangan-tayangan kekerasan dalam dunia pendidikan, khususnya yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya ataupun oleh siswa terhadap temannya, seharusnya mampu membuka atau menggugah hati kita sebagai seorang pendidik, bahwa tidak tertutup kemungkinan praktik bullying tersebut terjadi pula di lingkungan sekolah kita masing-masing.
Kekerasan dan pelecehan yang terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini, bukanlah sesuatu yang muncul dengan tiba-tiba. Namun, semua itu telah tertanam kuat sejak dulu sebelum kemudian akhirnya meledak. Sebagai contoh, masyarakat yang pernah mengenyam dunia pendidikan tentu masih ingat benar dengan istilah MOS (Masa Orientasi Siswa) atau OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus) dengan berbagai nama lainnya. Kedua kegiatan tersebut senantiasa dilakukan setiap tahun untuk menyambut siswa dan mahasiswa baru. Tujuan awalnya adalah untuk memberikan pembekalan, baik materi maupun pengenalan lingkungan sekolah atau kampus kepada siswa maupun mahasiswa baru. Hal ini dianggap penting untuk membantu proses belajar mengajar sebagai kegiatan utama. Sayang, dalam pelaksaannya kedua kegiatan ini justru mengalami penyimpangan tujuan.
MOS dan OSPEK seringkali dijadikan ajang para senior untuk menunjukkan kekuasaan dan senioritasnya. Dalam kegiatan ini, tak jarang mereka melakukan tindakan kekerasan dan pelecehan pada junior. Hukuman seperti push up, lari keliling lapangan, atau di jemur di bawah terik matahari merupakan hal yang biasa. Ditambah lagi dengan bentakan para senior yang kerapkali membuat kecut hati siswa atau mahasiswa baru. Semua itu dilakukan dengan dalih untuk melatih kekuatan fisik dan mental. Padahal, jika ditelusuri lebih jauh, alasan sebenarnya hanyalah untuk bersenang-senang mengerjai junior dan balas dendam atas perlakukan senior terdahulu.
Maka, pada masa-masa awal tahun ajaran, tak jarang terdengar ungkapan “Aku jadi panitia ospek nih, lumayan bisa ngerjain anak baru, dapat baju kaos gratis lagi”. Tidak hanya sampai di situ, para senior juga mempermalukan juniornya dengan menyuruh membawa dan menggunakan dot bayi, mengikat rambut dengan pita warna-warni, memakai kaos kaki berlainan warna dan lain sebagainya. Semua atribut ini pada dasarnya tidak memiliki kaitan dengan tujuan awal di lakukannya MOS atau OSPEK, melainkan semata-mata sebagai alat untuk mengerjai junior, agar acara semakin meriah. Kedua kegiatan ini juga seringkali dirancang tanpa memperhatikan hal-hal penting yang mendukung aktivitas belajar, sehingga tidak dapat diandalkan untuk menjadi ‘acara pembuka’ yang baik dalam memulai aktivitas akademis.
Kekerasan dan pelecehan yang terkandung dalam kegiatan ini akan terus berulang setiap tahun apabila tidak segera dihentikan. Junior yang sekarang menjadi korban, akan mencari korban lain di tahun depan, terus dan akhirnya membentuk lingkaran setan yang tiada habisnya. Sangat patut disayangkan, kegiatan semacam ini justru telah menjadi tradisi dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Tindakan kekerasan dan pelecehan dalam dunia pendidikan, disadari atau tidak, ibarat menanam bom waktu yang dapat meledak kapan saja. Generasi muda yang terbiasa dengan kekerasan dan tindakan pelecehan akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang memandang segala sesuatu dari sudut pandang kekerasan pula. Maka, bukan hal yang mustahil kalau mereka akan menerapkan kekerasan dalam perilaku keseharian, terutama ketika menyelesaikan masalah. Inilah yang akhir-akhir ini terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Tidak hanya pada kegiatan MOS dan OSPEK, dalam aktivitas belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan dosenpun harus menjadi perhatian.
Pelecehan sekecil apapun atau hukuman yang berlebihan turut andil menabur benih kekerasan dalam diri generasi muda. Karena itu, tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan harus sesegera mungkin di tiadakan, agar lingkaran setan yang menjadi bencana dunia pendidikan dapat segera terputus.
Kekerasan adalah tindakan yang tidak terpuji dan tentunya sangat bertentangan dengan berbagai landasan dalam pendidikan. Berikut paparan mengenai kekerasan bila ditinjau dari berbagai landasan pendidikan di Indonesia:
Spoiler for "A. Tinjauan dari Landasan Hukum Pendidikan":
Kekerasan dalam pendidikan sangat bertentangan dengan:
- pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “fungsi pendidikan nasional untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
- pasal 4 ayat 1 yang menyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demikratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukkan bangsa (UU Sisdiknas)
- Tentang kekerasan fisik, pada pasal 80 UU Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dinyatakan sebagai berikut:
- (1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
- (2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
- (3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
- (4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang tuanya.
- (1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
Kemudian yang berkaitan dengan kekerasan seksual;
- (1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).
- (2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain.
Pasal 82
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).”
(UU Perlindungan Anak)
Selanjutnya secara khusus, undang-undang ini bahkan mengamanatkan bahwa anak-anak wajib dilindungi dari tindak kekerasan yang dilakukan oleh siapapun, termasuk guru di sekolah.
Pasal 54
“Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di dalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya.” (UU Perlindungan Anak)
Jika melihat undang-undang tersebut, sesungguhnya sudah sangat nyata bahwa tindakan kekerasan terhadap anak merupakan tindakan kriminal yang pelakunya akan diproses secara hukum. Tindakan kekerasan dengan bungkus pendidikan juga dapat mengakibatkan pelaku dikenai tindak pidana, sebagaimana disebutkan dalam pasal 80 UU. No. 23 tahun 2002.
selengkapnya...
dan oh iya, di hukum online juga pernah membahas masalah seperti ini, tapi TS hanya membahas ekilas sampai disini saja karena nanti jadi kepanjangan
untuk yang mau tau pembahasa lebih lanjut kesini ajah
intinya sih jangan takut untuk melapor kepada pihak yang bersangkutan, dan selesaikan secara kekeluargaan
dan bagi yang senior, jangan seenaknya menghina adek kelas dan menggunakan powernya sebaga senior sebagai kesempatan ajang bullying terhadap adek kelas. mereka kan juga manusia yang memiliki perasaan, tidak sepatutnya mereka dilecehkan dan disiksa
recomended HT
kinjungi trit ane yang lain [#StopMOSBullying] Mendikbud harus stop bullying dan kekerasan dalam MOS
Quote:Original Posted By syamsulmaarief ►
Walaupun ane paling senior skrg, paling ga penting senioritas itu, yg penting kita saling menghargai dan menghormati
Spoiler for "sabdah kemendikbud":
berdasarkan Permendikbud Nomor 55 Tahun 2014 tentang Masa Orientasi Peserta Didik Baru di sekolah Intisari peraturan tersebut adalah sbb:
1. Tiap sekolah selenggarakan masa orientasi peserta didik baru selama jam belajar di sekolah pd minggu pertama masuk sekolah selama 3-5 hari
2. Masa orientasi peserta didik bertujuan utk mengenalkan program sekolah,lingkun gan,cara belajar,penanaman konsep pengenalan diri,& kepramukaan
3. Masa orientasi peserta didik sbg pembinaan awal ke arah terbentuknya kultur sekolah yang kondusif bagi proses pembelajaran lebih lanjut
4. Sekolah dilarang melaksanakan masa orientasi yang mengarah kpd tindakan kekerasan, pelecehan atau tindakan destruktif yang merugikan peserta didik baru
5. Terkait masa orientasi, sekolah dilarang memungut biaya dan membebani orangtua dan peserta didik dalam bentuk apapun
6. Kepala sekolah dan guru di sekolah yang bersangkutan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan masa orientasi peserta didik baru
7. Dinas pendidikan provinsi/kab/kota mengendalikan masa orientasi peserta didik baru menjadi kegiatan yang bermanfaat, bersifat edukatif & kreatif
Ditetapkan tanggal 2 Juli 2014
Diundangkan tanggal 4 Juli 2014
TKP
jadi udah jelas kan
berhubung banyak yang bertanya apakah perpelocoan dikampus bisa dipidanakan atau tidak, TS menemukan artikel hukum online yang bisa kalian akses disini
maaf kalo TS gak bisa beberin karena TS lagi online via browser

contoh komen goblok
Quote:Original Posted By robbyren ►
Ane pernah jadi panitia mos dan peserta mos.. Dan menurut ane bentak2 dan adu fisik itu biasa.. Yang masyarakat kita butuhkan bukan acara goyang dangdut atau kpop banci, melainkan otot yang kuat! Quote:Original Posted By robbyren ►
Thread bodoh apalagi ini.. MOS bagi ane adalah harga mati!!
Quote:Original Posted By robbyren ►
Ane pernah jadi panitia mos dan peserta mos.. Dan menurut ane bentak2 dan adu fisik itu biasa.. Yang masyarakat kita butuhkan bukan acara goyang dangdut atau kpop banci, melainkan otot yang kuat! Quote:Original Posted By robbyren ►
Thread bodoh apalagi ini.. MOS bagi ane adalah harga mati!!
Quote:Original Posted By adyrakasiwi157 ►
Kalo menurut ane sih emang bener gan kalo mos itu buat ajang bales dendam,ane kasian ama adek adek kelas ane yg lagi mos.Udah tau puasa malah didiemin di lapangan panas panas sedangkan seniornya cari tempat sejuk,udah besar kok gabisa ngehargain orang puasa.Ane sekarang kls 3 dan kalo ane liat di sekolah ane kan panitia mos pada dari kelas 2,widih wajahwajahnya pada kaya raja aja ,dan jujur ane bener bener gasuka sama orang yg kalo ada yg lebih rendah terus dia ngerasa kaya raja :3 Quote:Original Posted By akubebe ►
saya sampai sekarang, heran dengan tetap dipeliharanya tradisi mos seperti ini.
malu lihat mos di sekolah luar negeri yang banyak memberikan manfaat buat diri sendiri dan lingkungannya.
anda para senior ingin dihormati junior anda? Hormati diri sendiri dulu dan bersikap baiklah anda!
tak ada orang yang dihormati dalam artian sebenarnya saat mereka yang dibawah dalam tekanan.
Bedakan antara segan dan takut. itu jauh beda pengertiannya dalam kehidupan sebenarnya.
Melatih mental??? yang benar saja. Anak sekolah / mahasiswa belum dalam lingkungan hidup yang sebenarnya. Dimana istilah "manusia memakan manusia" benar terjadi. "Kawan menikam kawan sendiri". dalam kehidupan nyata baru mental anda semua akan diuji.
Gak usah sok-sok bilang melatih mental.
Mental gak akan diuji sepenuhnya dalam bahasa keras dan kasar. Itu hanya pem-bully-an. Mereka hanya menjadi terbiasa dibentak saja. bukan berarti mentalnya jadi kuat. Bull Shit!!!
Yang gampang bilang selesaikan secara kekeluargaan, coba adik atau kakak anda yang kena tindak kekerasan selama mos dan bahkan sampai meninggal. Masih bisa ngomong secara kekeluargaan?
Yang bilang peraturan dibuat untuk dilanggar hanyalah orang bodoh yang tidak mau mengikuti aturan dan tidak mau berubah.
Pelihara terus tradisi seperti itu dan lihat bagaimana mental junior berkembang. Tak lebih dari para pembalas dendam.
Quote:Original Posted By DamSavioR ►
sekolah ane mah udah dari lama....jaman ane jadi senior, kalo ada yg salah suruh bikin pernyataan maaf trus orasi didepan seluruh siswa yang lain, apa kesalahan dia, trus janji gak akan nggulangin....efektif lho, junior banyak yg takut malu jadi gak nglanggar. no direct physical enggagement pokoknya
Quote:Original Posted By r.august90 ►
ane sangat2 nggak setuju di indonesia perlakuan MOS kyak di lecehkan gitu, udah mati2an sama ujian eh pas masuk lingkungan baru masih ada siksaan MOS , kasian dong beban mental bro , sampe ada yang pingsan bahkan sampe ada yang sakit bahkan sampe ada yang tulang rusuk patah , gendang telinga pecah bahkan denger2 ada yang meninggal kasus STPDN tahun lalu CMIIW.. belum lagi masih di suruh beli perlengkapan buat MOS, udh waktu pendaftaran gelontorin duit eh waktu MOS suruh ngeluarin duit lagi
apa seperti itu cara untuk mengenalkan program sekolah? apa seperti itu cara agar kita disiplin? enggak kan.
tetapi di lain sisi juga orientasi itu juga penting buat kedisiplinan dan pengenalan lingkungan barunya, contoh dong di luar negeri bagaimana orientasinya, mna ada penyiksaan kek di indo. setau ane klo di luar negeri orientasi di kasi arahan atau ceramah trus ada game2 biar kita saling kenal satu sama lain , tp klo di indo sistem bullying yang di pake
#StopMOSBullying
Quote:Original Posted By Santi.shops ►
Kalo menurut ane mos itu perlu, selama dalam batas wajar,.
karena secara ga sadar, mengalami kejadian tidak menyenangkan bersama, membuat kita lebih kompak dengan teman seangkatan.
otomatis, kebersamaan lebih ada. dibanding masuk langsung kelas?? paling kenal temen2 yang sekelas aja.
kecuali aktif di organisasi.
Tapi kalo uda main kasar, apalagi pelecehan itu uda masuk kasus pidana.
saran ane si, ga usa takut. lapor aja ke orang Tua lebih dahulu, kemudian urus ke pihak berwajib.
nah kalo ente dipukul, jangan ngelawan. plngnya ke rumah sakit, minta laporan visum, da gitu ke pihak berwajib, minta ganti rugi ke senior ente da gitu.
da kena pasal penganiayaan itu. tapi kalo ngelawan , dihitungnya perkelahian siapapun yang mulai duluan. makanya mending jangan ngelawan, kabur aja.
Quote:Original Posted By te.ess ►
Mos , ospek dan sebagainya.. bagi saya mos atau ospek adalag ajang pengenalan sekolah dan teman baru... apalagi kalo ada acara aneh2 suru bawa ini itu di hias ini itu kayak org gila. atau di bentak2 saya sangat tidak setuju.. useless banget...
Quote:Original Posted By keripikayam ►
jaman awal gw kuliah dulu.. gw nglawan tuh..
pas di suruh tiarap2.. gw bangun.. pasti di bentak ama senior, gw jawab : kaki gw capek.. dia melotot gw pelototin balik tuh..
akhirnya dia diem, cuek pura2 ga tau..
dari jaman dulu gw anti banget di tindas atau menindas siapa2..
gw ga ngganggu elo, elo jangan ganggu gw..
Quote:Original Posted By uncalbuntung ►
yang kakak tingkatnya balas dendam, yang mahasiswa/siswa barunya diajarin cara balas dendam, gitu aja terus ampe metallica rilis album religi.. sebenernya sih bukan ditiadakan tapi perkenalan sekolah/kampus harus lebih inovatif yang bisa ngemotivasi & mencerdaskan, bukan ajang gundul"an tai anjink & ngehasilin generasi goblok yang di doktrin buat jadi punya pikiran bales dendam.. seharusnya yang harus jadi perubah adalah generasi yang baru / mahasiswa barunya, rubah tuh image yang namanya perkenalan lingkungan sekolah bukannya ikut"an para kakak tingkatnya yang goblok".. andelin otak, bukan keterusan otot & nafsu, kuli bangunan aja yang kerjanya pake otot dia mikir pake otak pas kerja, masa ini siswa penerus bangsa kerjanya pake otot doang
Quote:Original Posted By annisanadia ►
Untungnya MOS SMA ane yang baru aja ane jalanin lebih kayak di luar negeri gan..
Ane seneng bgt, soalnya yang kita jalanin semuanya mendidik.. sampai games yang dibuat pun mendidik semua
Soalnya pihak sekolah juga ngasih aturan No Bullying and Hazing. Jadi kalau ada senior yg berani ngelakuin itu, bisa langsung dilapor & mungkin juga dikeluarin dari anggota OSIS atau panitianya..
Dan ternyata.... untuk bisa jadi bagian dari anggota OSIS di sekolah ane, itu juga ketat lho gan.. jadi ga asal pilih.. katanya sampai 2 kali tes-nya, bahkan ada tes tertulisnya juga, selain tes kepemimpinan..
Terus sekolah ane ktnya juga sering ngelakuin upgrading anggotanya.. jadi yg dirasa kerjanya kurang bagus, bakal diganti.. atau ada murid yg tadinya bukan bagian dari anggota, bisa jadi anggotanya kalau emang pantes.. Dan itupun harus di-tes lagi..
Ane harap semua sekolah juga bakalan jadi lebih baik lagi, & ga ada pembulian atau bahkan perpeloncoan, Aamiin
Nah loh..panjang..
Quote:Original Posted By FdanPiko ►
Jangan mukul rata semua sekolah ospeknya kayak gitu. Di sekolah ane ospek itu buat mengenalkan ekskul, keg2 sekolah dll. Pas ospek ada kompetisi futsal basket buat rekruitmen tim, ada keg. Latian baris buat rekrutmen tonti, dsb. Terus disuruh bikin baksos buat liat mana yang bisa potensi buat jadi osis-mpk. Kakak kelasnya juga konsisten, kalo mau adiknya jadi bagus, ya harus nyontohin tindakan yang baik, kalo enggak bisa digampar tuh kakak kelas sama guru BP dan wakasek.
Semua yang protes minta mos ospek ditiadakan mesti dulu ospeknya dikerjain mulu sama kakak kelas. Tapi kenapa ga nyoba mengubah orientasi mos-ospek jadi lebih baik? JANGAN MIKIR PRAGMATIS MULU AH, DENGAN NGILANGIN OSPEK-MOS BEGITU AJA.
Quote:Original Posted By NdoQ ►
MOS yg dilarang tu kan yang sudah berbau bullying / balas dendam...adik kelas disiksa habis2an juga atas dasar apa,,disuruh lari2 pushup dkk buat apa juga...disuruh pake karung, ember, tulisan2 kek orang gila trus jalan2 di pinggir jalan ga ada fungsinya n kurang ada manfaatnya..memang kadang bentak2 ane ngerasa ada perlunya buat bangun mental, bukan mental sok yang bilang "ane terkuat" tapi mental dimana kita bisa tetap tegar dan kuat saat diterpa cobaan keras...
adalah bentuk Ospek tidak akan berakhir selama kita hidup,,setiap harinya kita selalu diterpa semacam ospek tersebut entah di dunia kerja, dunia usaha dll...
kalo ane sih mending 'disiksa' dengan tugas2, bawa tumbuhan trus suru rawat sampe lulus, kalo tumbuhannya mati ga lulus
*joke*
lebih baik sekolah yang ngadain MOS kek gitu direname ajah jadi WaMil sekalian
Kalo menurut ane sih emang bener gan kalo mos itu buat ajang bales dendam,ane kasian ama adek adek kelas ane yg lagi mos.Udah tau puasa malah didiemin di lapangan panas panas sedangkan seniornya cari tempat sejuk,udah besar kok gabisa ngehargain orang puasa.Ane sekarang kls 3 dan kalo ane liat di sekolah ane kan panitia mos pada dari kelas 2,widih wajahwajahnya pada kaya raja aja ,dan jujur ane bener bener gasuka sama orang yg kalo ada yg lebih rendah terus dia ngerasa kaya raja :3 Quote:Original Posted By akubebe ►
saya sampai sekarang, heran dengan tetap dipeliharanya tradisi mos seperti ini.
malu lihat mos di sekolah luar negeri yang banyak memberikan manfaat buat diri sendiri dan lingkungannya.
anda para senior ingin dihormati junior anda? Hormati diri sendiri dulu dan bersikap baiklah anda!
tak ada orang yang dihormati dalam artian sebenarnya saat mereka yang dibawah dalam tekanan.
Bedakan antara segan dan takut. itu jauh beda pengertiannya dalam kehidupan sebenarnya.
Melatih mental??? yang benar saja. Anak sekolah / mahasiswa belum dalam lingkungan hidup yang sebenarnya. Dimana istilah "manusia memakan manusia" benar terjadi. "Kawan menikam kawan sendiri". dalam kehidupan nyata baru mental anda semua akan diuji.
Gak usah sok-sok bilang melatih mental.
Mental gak akan diuji sepenuhnya dalam bahasa keras dan kasar. Itu hanya pem-bully-an. Mereka hanya menjadi terbiasa dibentak saja. bukan berarti mentalnya jadi kuat. Bull Shit!!!
Yang gampang bilang selesaikan secara kekeluargaan, coba adik atau kakak anda yang kena tindak kekerasan selama mos dan bahkan sampai meninggal. Masih bisa ngomong secara kekeluargaan?
Yang bilang peraturan dibuat untuk dilanggar hanyalah orang bodoh yang tidak mau mengikuti aturan dan tidak mau berubah.
Pelihara terus tradisi seperti itu dan lihat bagaimana mental junior berkembang. Tak lebih dari para pembalas dendam.
Quote:Original Posted By DamSavioR ►
sekolah ane mah udah dari lama....jaman ane jadi senior, kalo ada yg salah suruh bikin pernyataan maaf trus orasi didepan seluruh siswa yang lain, apa kesalahan dia, trus janji gak akan nggulangin....efektif lho, junior banyak yg takut malu jadi gak nglanggar. no direct physical enggagement pokoknya
Quote:Original Posted By r.august90 ►
ane sangat2 nggak setuju di indonesia perlakuan MOS kyak di lecehkan gitu, udah mati2an sama ujian eh pas masuk lingkungan baru masih ada siksaan MOS , kasian dong beban mental bro , sampe ada yang pingsan bahkan sampe ada yang sakit bahkan sampe ada yang tulang rusuk patah , gendang telinga pecah bahkan denger2 ada yang meninggal kasus STPDN tahun lalu CMIIW.. belum lagi masih di suruh beli perlengkapan buat MOS, udh waktu pendaftaran gelontorin duit eh waktu MOS suruh ngeluarin duit lagi
tetapi di lain sisi juga orientasi itu juga penting buat kedisiplinan dan pengenalan lingkungan barunya, contoh dong di luar negeri bagaimana orientasinya, mna ada penyiksaan kek di indo. setau ane klo di luar negeri orientasi di kasi arahan atau ceramah trus ada game2 biar kita saling kenal satu sama lain , tp klo di indo sistem bullying yang di pake
#StopMOSBullying
Quote:Original Posted By Santi.shops ►
Kalo menurut ane mos itu perlu, selama dalam batas wajar,.
karena secara ga sadar, mengalami kejadian tidak menyenangkan bersama, membuat kita lebih kompak dengan teman seangkatan.
otomatis, kebersamaan lebih ada. dibanding masuk langsung kelas?? paling kenal temen2 yang sekelas aja.
kecuali aktif di organisasi.
Tapi kalo uda main kasar, apalagi pelecehan itu uda masuk kasus pidana.
saran ane si, ga usa takut. lapor aja ke orang Tua lebih dahulu, kemudian urus ke pihak berwajib.
nah kalo ente dipukul, jangan ngelawan. plngnya ke rumah sakit, minta laporan visum, da gitu ke pihak berwajib, minta ganti rugi ke senior ente da gitu.
da kena pasal penganiayaan itu. tapi kalo ngelawan , dihitungnya perkelahian siapapun yang mulai duluan. makanya mending jangan ngelawan, kabur aja.
Quote:Original Posted By te.ess ►
Mos , ospek dan sebagainya.. bagi saya mos atau ospek adalag ajang pengenalan sekolah dan teman baru... apalagi kalo ada acara aneh2 suru bawa ini itu di hias ini itu kayak org gila. atau di bentak2 saya sangat tidak setuju.. useless banget...
Quote:Original Posted By keripikayam ►
jaman awal gw kuliah dulu.. gw nglawan tuh..
pas di suruh tiarap2.. gw bangun.. pasti di bentak ama senior, gw jawab : kaki gw capek.. dia melotot gw pelototin balik tuh..
akhirnya dia diem, cuek pura2 ga tau..
dari jaman dulu gw anti banget di tindas atau menindas siapa2..
gw ga ngganggu elo, elo jangan ganggu gw..
Quote:Original Posted By uncalbuntung ►
yang kakak tingkatnya balas dendam, yang mahasiswa/siswa barunya diajarin cara balas dendam, gitu aja terus ampe metallica rilis album religi.. sebenernya sih bukan ditiadakan tapi perkenalan sekolah/kampus harus lebih inovatif yang bisa ngemotivasi & mencerdaskan, bukan ajang gundul"an tai anjink & ngehasilin generasi goblok yang di doktrin buat jadi punya pikiran bales dendam.. seharusnya yang harus jadi perubah adalah generasi yang baru / mahasiswa barunya, rubah tuh image yang namanya perkenalan lingkungan sekolah bukannya ikut"an para kakak tingkatnya yang goblok".. andelin otak, bukan keterusan otot & nafsu, kuli bangunan aja yang kerjanya pake otot dia mikir pake otak pas kerja, masa ini siswa penerus bangsa kerjanya pake otot doang
Quote:Original Posted By annisanadia ►
Untungnya MOS SMA ane yang baru aja ane jalanin lebih kayak di luar negeri gan..
Ane seneng bgt, soalnya yang kita jalanin semuanya mendidik.. sampai games yang dibuat pun mendidik semua
Soalnya pihak sekolah juga ngasih aturan No Bullying and Hazing. Jadi kalau ada senior yg berani ngelakuin itu, bisa langsung dilapor & mungkin juga dikeluarin dari anggota OSIS atau panitianya..
Dan ternyata.... untuk bisa jadi bagian dari anggota OSIS di sekolah ane, itu juga ketat lho gan.. jadi ga asal pilih.. katanya sampai 2 kali tes-nya, bahkan ada tes tertulisnya juga, selain tes kepemimpinan..
Terus sekolah ane ktnya juga sering ngelakuin upgrading anggotanya.. jadi yg dirasa kerjanya kurang bagus, bakal diganti.. atau ada murid yg tadinya bukan bagian dari anggota, bisa jadi anggotanya kalau emang pantes.. Dan itupun harus di-tes lagi..
Ane harap semua sekolah juga bakalan jadi lebih baik lagi, & ga ada pembulian atau bahkan perpeloncoan, Aamiin
Nah loh..panjang..
Quote:Original Posted By FdanPiko ►
Jangan mukul rata semua sekolah ospeknya kayak gitu. Di sekolah ane ospek itu buat mengenalkan ekskul, keg2 sekolah dll. Pas ospek ada kompetisi futsal basket buat rekruitmen tim, ada keg. Latian baris buat rekrutmen tonti, dsb. Terus disuruh bikin baksos buat liat mana yang bisa potensi buat jadi osis-mpk. Kakak kelasnya juga konsisten, kalo mau adiknya jadi bagus, ya harus nyontohin tindakan yang baik, kalo enggak bisa digampar tuh kakak kelas sama guru BP dan wakasek.
Semua yang protes minta mos ospek ditiadakan mesti dulu ospeknya dikerjain mulu sama kakak kelas. Tapi kenapa ga nyoba mengubah orientasi mos-ospek jadi lebih baik? JANGAN MIKIR PRAGMATIS MULU AH, DENGAN NGILANGIN OSPEK-MOS BEGITU AJA.
Quote:Original Posted By NdoQ ►
MOS yg dilarang tu kan yang sudah berbau bullying / balas dendam...adik kelas disiksa habis2an juga atas dasar apa,,disuruh lari2 pushup dkk buat apa juga...disuruh pake karung, ember, tulisan2 kek orang gila trus jalan2 di pinggir jalan ga ada fungsinya n kurang ada manfaatnya..memang kadang bentak2 ane ngerasa ada perlunya buat bangun mental, bukan mental sok yang bilang "ane terkuat" tapi mental dimana kita bisa tetap tegar dan kuat saat diterpa cobaan keras...
adalah bentuk Ospek tidak akan berakhir selama kita hidup,,setiap harinya kita selalu diterpa semacam ospek tersebut entah di dunia kerja, dunia usaha dll...
kalo ane sih mending 'disiksa' dengan tugas2, bawa tumbuhan trus suru rawat sampe lulus, kalo tumbuhannya mati ga lulus
lebih baik sekolah yang ngadain MOS kek gitu direname ajah jadi WaMil sekalian
reserved lagi ahh
Tergantung sekolah/kampusnya
Selama gue ikut acara kaya gitu biasa aja tuh, asik-asik aja, seru

Edit: makanya masuk lingkungan yg mos/ospeknya kreatif lah gan, atau kalo lu jadi panitia, lu buat gebrakan & inovasi jgn cuma merengek
Gue pas ospek ditugasin buat rancangan water treatment plant ama senior, presentasi depan dosen, padahal blm bljr apa-apa dijurusan
Yaudah angkatan ane "bales dendam" ke junior, ditugasin bikin rancangan greenhouse, dan trus mereka "balas dendam" lagi kasih tugas ke junior mereka
Lumayan tugas ospek ada yg bisa dikirimin ke lomba antar universitas
Selama gue ikut acara kaya gitu biasa aja tuh, asik-asik aja, seru
Edit: makanya masuk lingkungan yg mos/ospeknya kreatif lah gan, atau kalo lu jadi panitia, lu buat gebrakan & inovasi jgn cuma merengek
Gue pas ospek ditugasin buat rancangan water treatment plant ama senior, presentasi depan dosen, padahal blm bljr apa-apa dijurusan
Yaudah angkatan ane "bales dendam" ke junior, ditugasin bikin rancangan greenhouse, dan trus mereka "balas dendam" lagi kasih tugas ke junior mereka
Lumayan tugas ospek ada yg bisa dikirimin ke lomba antar universitas
Bakar, Bantai, kebiri
Sebenernya udah ga jaman mos dengan tindakan-tindakan kekerasan dan kesenioritasan gitu...
emang sih lebih seru seperti itu, tapi coba contoh MOS di negara2 majau aja manfaatnya lebih terlihat loooh
emang sih lebih seru seperti itu, tapi coba contoh MOS di negara2 majau aja manfaatnya lebih terlihat loooh
Bullying dalam MOS sepertinya sudah mendarah daging di Indonesia kayaknya gan, seperti halnya korupsi
menurut ane mah oke oke aja gan buat ngelatih mental junior dan ya biar saling kenal satu sama lain
asal ga menganut tindak kekerasan aja
asal ga menganut tindak kekerasan aja
Abis lebaran ane bakal Mos nih gan 
Kalo ada perlakuan kekerasan dari senior tinggal ane keluarin aja tuh pasal ye gan
Kalo ada perlakuan kekerasan dari senior tinggal ane keluarin aja tuh pasal ye gan
Gw ga pernah mos gan
Emang kalo berlebihan juga gak baik gan
ane waktu mos dulu sangat bahagia gan
menang byk ane dan ga pernah terlupakan : btw yg bakal HT yang MOS yg mana ya...
tentu bisalah
kan main fisik itu @_@ logikany gitu
kan main fisik itu @_@ logikany gitu
gw jga slh stu panitia mos di sekolh ane. gw juga gak pernah suka sma MOS yg diskrimnatif gtu. kegiatan SAMPAH... apaan ?SMA SEKALI TAK ADA MANFAATNYA... TPI YA GITULAH ITI SUDAH BERAKAR DLM SISTIM PENDIDIKAN KITA...harus kira hilangkan itu.. ya setidknya kegiatn yg lebih bermanfaat kek...
btw gan mau ngelaporin itu ke pihak berwajib kesiapa ye? polisi kah?
mejeng pejwan dulu bray
edit : kalo kasusnya udah sampe tingkat yang parah mah wajib ditindak bray malah lebih bagus lapor polisi
edit : kalo kasusnya udah sampe tingkat yang parah mah wajib ditindak bray malah lebih bagus lapor polisi
MOS di endonesa mah edan, aturan mah MOS itu buat pengenalan sekolah, ngasih tau fasilitas sekolah, bukannya penyiksaan.
we live in era smartphone and stupidpeople
we live in era smartphone and stupidpeople
Quote:Original Posted By anonchange ►
btw gan mau ngelaporin itu ke pihak berwajib kesiapa ye? polisi kah?
iya.
tapi kalo masih bisa diselesaikan secara kekeluargaan yah selesaikan saja
btw gan mau ngelaporin itu ke pihak berwajib kesiapa ye? polisi kah?
iya.
tapi kalo masih bisa diselesaikan secara kekeluargaan yah selesaikan saja
Quote:Original Posted By ademy13 ►
Abis lebaran ane bakal Mos nih gan
Kalo ada perlakuan kekerasan dari senior tinggal ane keluarin aja tuh pasal ye gan
hahah
tunjukin thred nya gan
Via: Kaskus.co.id
Abis lebaran ane bakal Mos nih gan
Kalo ada perlakuan kekerasan dari senior tinggal ane keluarin aja tuh pasal ye gan
hahah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar