Spoiler for Intermezzo:
Hai gan! Udah lama gak maen ke kaskus. Sebenarnya ane udah lama khawatir tentang Social Experiment ini, tapi saat salah satu gif muncul 9gag, ane baru sadar ini sudah menjadi racun di komunitas dan masyarakat maya.
Makasih udah bikin HT. HT pertama saya gan saya terharu
Makasih udah bikin HT. HT pertama saya gan saya terharu
SOCIAL EXPERIMENT SUDAH TERLALU MENJADI TOXIC
Makna Social Experiment sekarang sudah bergeser. Dari yang sebuah penelitian dengan ahli dan etis, menjadi bermacam-macam. Tapi sebelumnya ane mau jelasin asal muasal social Experiment. Social Experiment adalah eksperimen yang melibatkan sampel acak tentang suatu kebijakan tertentu. Peneliti sosial experiment, biasanya bertujuan tertentu dengan berdasarkan ilmu yang jelas.
Gampangnya, misalnya seperti ini: kegiatan social experiment ini menyebarkan angket tentang kebijakan pemerintah kepada beberapa orang yang mewakili sesuatu (yang sudah didasari sesuatu) terus hasil dari angket tersebut dihitung dan diberikan analisisnya. Singkatnya penelitian dengan latar belakang, latar ilmu, tujuan, solusi peneliti yang jelas.
Spoiler for Ini dari WIKI:
Ane coba kasih contoh yang ada di wiki dan dia merujuk pada penelitian yang bisa dijadikan perbandingan sosial eksperimen yang sebenarnya dengan yang terjadi sekarang (https://en.wikipedia.org/wiki/Social_experiment):
http://www.highscope.org/content.asp?contentid=219
http://www.rand.org/health/projects/hie.html
https://www.prospera.gob.mx/swb/swb/PROSPERA2015/
Jadi kalau bercermin sama pemahaman orang jaman sekarang tentang SOCIAL EXPERIMENT ternyata memang sudah bergeser. Saya tidak menyangkal adanya pergeseran makna akan sesuatu, cuman kekhawatirannya adalah sekarang sudah semakin banyak yang tidak bermoral lebih-lebih dari sinetron.
Pergeseran makna SOCIAL EXPERIMENT ini ada banyak banget yang salah dan beredar sekarang di youtube. Secara garis besar ada 2 jenis "Social Experiment". Social Experiment buat bahan candaan dan mengetes streotype. BAHKAN, terkadang saya melihat video yang tujuannya candaan dan menggunakan streotype.
SOCIAL EXPERIMENT LUCU?
Beberapa orang sekarang menggeserkan kata "prank" menjadi "social experiment' ini paling gampang agan kenali. Misalnya trik ciuman, mukul bokong cewek, akhirnya? Beberapa orang ada yang dipenjara karena hal ini, beberapa orang ada yang digebukin masa. Yang lucunya lagi orang masih ketawa dengan "social experiment gone wrong"
Kalo dengan pencarian youtube social experiment mencapai 6jt++, yang gone wrong mencapati 2jt++ atau 1/3 dari video social experiment. Sudah gak waras orang yang bahan candaannya seperti ini. Megang bokong cewek demi narik sexual harrasment kaum cowok? (video Sam pepper) Keliatan kan mengada-adanya. Ningkatan awareness fire safety buat anak-anak dengan bikin asep bohongan? (video ethan bradberry)
Udah gak lucu dan udah menyalahkan wilayah privasi manusia. Ini ada pengalaman agan sebagai "sampel"
Quote:Original Posted By r.i.m. ►
Ane pernah gan mukul orang sampe tu orang hampir mampus gara2 ginian...
Masa ane mau duduk kursi ane ditarik terus ane jatuh. Kalo temen yg gituin ane sih maklum aja. Ini orang gak dikenal.
Ane marahin tu orang, eh dianya malah ketawa-ketiwi terus bilang : "santai bos, kita lagi bikin video. Tuh disana kameranya"
Ane selalu bawa knuckle di tas pinggang. Gak berapa lama ane ambil tu knuckle terus ane hantam mukanya berkali-kali sampe pecah berdarah. Temannya yg 2megang video 2 orang datang melerai. Gak tau keadaan tu orang. Bodo amat dia masuk rumah sakit.
PENGUJIAN STREOTYPE ADALAH REALITA SOSIAL?
Gak dipungkuri lagi terkadang memang di kehidupan sosial kita sering menggunakan streotype sebagai candaan. Misalnya ada kita manggil teman kita dengan sebutan etnis dan mengaplikasikannya (misal: Yah elu emang keturunan padang sih makanya pelit). Tapi, misalnya kita mengujinya sudah tentu itu bukan realita sosial. Apa orang padang itu pelit semua? Apa orang madura itu nyolong besi semua? Stigma yang muncul akibat adanya stereotype menjadikan kita menghakimi langsung tentang segala sesuatu. Dan sudah tentu bukanlah yang diinginkan di kehidupan sosial kita. Dan satu atau 3 orang yang biasanya dihadirkan di youtube tidak pernah akan mewakili kehidupan sosial apapun dan dimanapun karena secara ilmiah sudah salah. Hal ini semakin berbahaya ketika agan terbiasa mengkomsumsi social experiment yang sudah menjadi toxic di komunitas maya.
Pengujian streotype dan mencapnya sebagai "SOCIAL EXPERIMENT" menjadikan semakin besar jarak sosial kita. Tidak hanya itu, hal ini menguatkan kita akan streotype yang terjadi di kehidupan sosial kita yang sudah lama kita usahakan untuk dihilangkan.
AKHIR KATA
Orang mengganggap/meyakini/menyatakan video dengan judul "social experiment' adalah fakta sosial. Tapi itu bukan fakta. Itu cuma pengujian streotype yang menjadikan agan-agan menghakimi sesuatu. misalnya, agan nganggap cewek mata duitan setelah nonton video social experiment tentang gold digger. Ini sudah salah
Stereotype tidak perlu diuji dan dipertanyakan. Tidak hanya stereotype, kita senang orang melihat kita sebagai manusia dan menghargai wilayah privasi kita. Bukan sebagai simbol untuk mewakili sesuatu. Saya sangat menyayangkan beberapa TV lokal seperti kompasTV atau sebagian video on the spot di trans7 menayangkan program seperti ini. Social experiment sekarang sebagai pembodohan? Saya yakin ada yang setuju sekarang. Kita tidak bisa menolak suatu era, tapi kita bisa berbicara untuk menentangnya.
Video ini benar-benar mewakili maksud saya gan. Mungkin mau di cek:
beberapa acuan maksud saya gan, maaf kalo belibet mungkin lebih fasih sama tulisan beberapa orang yang sering nulis seperti dibawah ini:
http://digg.com/2014/sam-pepper-sex-...-needs-to-stop
https://mic.com/articles/104986/the-...eos#.gO6QwRmsc
http://www.gadgette.com/2015/07/29/y...s-dont-matter/
http://www.dailydot.com/upstream/you...iment-problem/
Spoiler for Makasih agan-agan ini yang coba menambahkan:
Quote:Original Posted By dickyclubbers►
yah mungkin terjadi pergeseran makna akan hal tersebut, boleh boleh saja, asalkan "social experiment" yang asli tidak kehilangan dalam artian tersebut, contoh pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi, nah disini pemerintah melakukan "social experiment" yang melibatkan para ahli ekonom dan akademisi di dalamnya, nah disini social experiment dilakukan secara formal mungkin ya maksudnya melibatkan subjek para pengusaha yang ada di INDONESIA, sedangkan "social experiment" yang tidak formal adalah seperti yang agan disebutkan diatas.
Quote:Original Posted By twisctre ►
Penelitian beneran ada metodologi cari responden, contohnya gw pernah ikut penelitian psi dan gk sadar lagi dites "bagaimana pendapat suku X terhadap situasi nunggu lama".
Yang beneran biasanya ada suruh ISI BORANG/form, karena ini metode termudah ngumpulin data. Kalo wawancara ya susyah gan kumpul datanya menurut gw. Dan yg terpenting gue malah GAK BOLEH SEBARIN NIH EKSPERIMEN sampe penelitian berakhir.
Temen temen gw yg sering danusan lebih tau soal social experiment betulan yang buat skripsi anak FISIP/psikologi. Lumayan itu amplop 25k, kalo yg tajir katanya dikasih 50-75k
Quote:Original Posted By komentator. ►
kebanyakan sekarang social experiment malah tujuannya buat lucu-lucuan dan menghina.
ibaratnya mancing org lain buat marah eh bukannya minta maaf malah santai bilang ini cuman rekayasa dan menjelek-jelekan org yg marah tadi
Quote:Original Posted By gebolextreme ►
wow emejing
memang benar sekarang tujuan social experiment ini udah bergeser, pun terlebih lagi ini yang harus ditanya kepada orang yang melakukan sosial experimen.
"Trus Hasil sosial eksperimen ini untuk apa?"
dan banyak dari mereka cuma bilang seru seruan, lucu lucuan, buat aplod, dll
pun hasilnya juga gak bisa digunakan sebagai acuan kondisi sosial saat ini
Quote:Original Posted By primadi anggoro ►
Wah bahasan yg bagus, ane setuju kalo lebih baik nyebutnya eksperimen biasa daripada ada embel2 kata eksperimen.
Bahkan dari eksperimen biasa pun harus mewakili syarat2nya supaya hasilnya dibilang itu suatu kebenaran, atopun fakta.
Kalo misal cuma nyoba ke sekelumit orang doang trus dijadikan sterotype, ngaco juga itu...
Quote:Original Posted By chungeman ►
ane benci banget gan video kek gini. keknya cuman dari sample beberapa orang bisa mewakili selurruh komunitas dengan etnis, agama, suku, gender yang sama, padahal yang divideo cuman beberapa orang.
Quote:Original Posted By divetoblue ►
gimana caranya supaya orang program-program acara "hiburan" semacam ini yang diputar di berbagai stasiun tv Indonesia baca trit ini. (kalo perlu orang KPI juga, biar tersadar)
dari dulu gw emang ga suka yang kaya beginian. karena sebagian besar berujung mempermalukan seseorang di depan publik. dan juga menciptakan stereotype yang bukan sebenarnya.
lagipula kalo ada acara" exp. sosial, orang selalu menghiraukan individual's perspective/identity pada sang sasaran experiment.
misal ada E.S. moral: cewe pake bikini nongkrong di depan tempat ibadah, trus ada sasaran ES yaitu cowo. si cowo lagi lewat depan tempat ibadah itu. bisa aja reaksinya:
si cowo ngeliatin dada cewe itu.
dari sudut pandang orang lain, si cowo tampak seperti lagi khusyu melototin dada dan bodi montok si cewe.
padahal sebenarnya cowo itu adalah seorang mahasiswa tatabusana dan ternyata dia lagi melototin bikini uniknya. dia pelajari design bikininya, bagaimana proporsi tiap ukuran di tiap lekuk badan seorang perempuan. saking seriusnya mempelajari design bikini sampaisampai dia gak sadar kalo cewe itu ada di depan bangunan tempat ibadah. dan karena cowo itu adalah turis, jadi dia juga gak mudeng akan hal itu. selain itu, tempat ibadah itu punya arsitektur yang tidak biasa sehingga kalo bukan penduduk sekitar, orang lain gak akan tau itu bangunan apa. tambah lagi tidak jauh dari lokasi peribadatan terdapat pantai wisata.
wasalam lah.
yah mungkin terjadi pergeseran makna akan hal tersebut, boleh boleh saja, asalkan "social experiment" yang asli tidak kehilangan dalam artian tersebut, contoh pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi, nah disini pemerintah melakukan "social experiment" yang melibatkan para ahli ekonom dan akademisi di dalamnya, nah disini social experiment dilakukan secara formal mungkin ya maksudnya melibatkan subjek para pengusaha yang ada di INDONESIA, sedangkan "social experiment" yang tidak formal adalah seperti yang agan disebutkan diatas.
Spoiler for pergeseran makna:
Perubahan makna (juga disebut pergeseran makna, pengembangan makna atau penyimpangan makna) merupakan evolusi penggunaan kata — biasanya hingga tahapan makna modern menjadi sangat berbeda dari makna aslinya. Dalam linguistik diakronis (atau historis), perubahan makna merupakan perubahan pada salah satu makna sebuah kata. Setiap kata memiliki beraneka makna dan konotasi yang dapat ditambah, dikurang, atau diubah sepanjang masa sehingga kognat lintas ruang dan waktu dapat memiliki makna-makna yang sangat berbeda. Pengkajian perubahan makna menjadi bagian pengkajian etimologi, onomasiologi, semasiologi, dan semantik.
Contoh dalam bahasa Inggris[sunting | sunting sumber]
-Awful — Kata ini awalnya bermakna "rasa heran (atau takut) yang menimbulkan inspirasi". Asalnya, kata ini digunakan sebagai kependekan dari "full of awe" ('penuh kekaguman'). Penggunaannya di masa kini secara umum memiliki makna negatif.
-Demagogue — Kata ini awalnya bermakna "pemimpin populer", berasal dari bahasa Yunani dēmagōgós "pemimpin masyarakat", dari kata dēmos "masyarakat" + agōgós "memimpin, memandu". Saat ini, kata ini memiliki konotasi kuat politisi yang sekadar pandai berpidato untuk memperoleh dukungan.
-Egregious — Kata ini awalnya memerikan sesuatu yang luar biasa, berasal dari bahasa Latin egregius "terkenal, terpilih", secara harfiah bermakna, "menonjol dari kerumunan", dari ex—"muncul dari" + greg—(grex) "kerumunan". Saat ini, kata ini bermakna sesuatu yang sangat buruk atau mencolok.
-Guy — Guy Fawkes adalah seorang ekstrimis Katolik yang diduga memimpin rencana peledakkan Gedung Parlemen Inggris pada 5 November 1605. Hari tersebut dijadikan sebagai hari libur, hari Guy Fawkes, yang dirayakan dengan arak-arakan dan pembakaran orang-orangan Guy Fawkes yang dibuat berbentuk aneh, disebut Guy. Tradisi ini melantarkan penggunaan kata guy sebagai istilah untuk "orang berpenampilan aneh". Di akhir tahun 1800an—khususnya di Amerika Serikat—kata ini digunakan untuk merujuk "orang" siapapun, sebagai contoh seperti pada kalimat "some guy called for you" ('seseorang memanggilmu'). Hingga abad ke-20, kata guy telah menggantikan kata fellow di A.S., dan dengan pengaruh budaya populer Amerika telah menggantikan kata fellow, bloke, chap dan kata-kata semacamnya secara bertahap di seluruh wilayah berbahasa Inggris. Bentuk jamaknya dapat merujuk pada gender apapun (contohnya, "come on, you guys!" ('kalian, kemarilah!') dapat ditujukan untuk sekelompok pria dan wanita).
-Gay — Kata ini awalnya (pada abad ke-13) bermakna "riang", "gembira" atau (pada abad ke-14) "cerdas dan suka pamer". Kata ini juga bermakna "bahagia", namun mulai dilekati konotasi buruk, konotasi tidak bermoral, sejak 1637 baik merujuk pada aktivitas pelacuran, contohnya gay woman "wanita tuna susila", gay man "pria mata keranjang", gay house "rumah pelacuran", maupun lainnya, contohnya gay dog "orang manja" dan gay deceiver "penipu bejat". Di Amerika Serikat pada tahun 1897 ungkapan gay cat berarti gelandangan, terutama pemuda gelandangan yang sedang bersama rekan gelandangannya yang lebih tua. Pada tahun 1935, kata ini menjadi kata slang di penjara untuk menyebut bocah penyuka sesama jenis; dan pada tahun 1951, disingkat menjadi gay, untuk menyebut penyuka sesama jenis secara umum.
(George Chauncey dalam bukunya Gay New York menyebut pergeseran ini terjadi sejak akhir abad ke-19 sebagai bagian dari aktivitas "komunitas" tertentu yang terkenal akan kehidupan malamnya.)
Jenis perubahan makna[sunting | sunting sumber]
Sejumlah skema klasifikasi telah diusulkan untuk mengelompokkan perubahan makna. Skema yang diterima luas dalam dunia akademis berbahasa Inggris adalah gagasan Bloomfield (1933):
-Penyempitan: perubahan dari tingkat superordinat ke tingkat subordinat. Contohnya, skyline dulunya secara umum bermakna cakrawala, tetapi di Amerika Serikat sekarang menyempit maknanya menjadi cakrawala yang dihiasi gedung-gedung pencakar langit.[1]
-Perluasan: terdapat banyak contoh nama produk yang digunakan untuk menyebut produk yang serupa secara umum, seperti Kleenex.[1] Penggunaan semacam ini disebut generonimia: lihat generikisasi.
-Metafora: perubahan berdasarkan keserupaan pada sesuatu. Contohnya, broadcast aslinya bermakna "menebar benih". Dengan perkembangan radio dan televisi, kata ini diberi makna baru pemancaran sinyal audio dan video. Di luar lingkup pertanian, sangat jarang yang digunakan broadcast dengan makna aslinya.[1]
-Metonimia: perubahan berdasarkan kedekatan ruang atau waktu, contohnya, jaw "pipi" → "rahang bawah".
-Sinekdoke: perubahan berdasarkan hubuhan keseluruhan-bagian. Penyebutan kota-kota besar dengan maksud untuk negara atau pemerintahannya merupakan kesepakatan umum dan contoh dari sinekdoke.
-Hiperbola: perubahan dari makna lemah menjadi kuat. Contohnya, kill "menyikasa" → "membunuh"
-Meiosis: perubahan dari makna kuat menjadi lemah. Contohnya, astound "tersambar petir" → "memberi kejutan".
-Degradasi: contohnya, knave "bocah" → "pelayan" → "pria penipu dan hina".
-Elevasi: contohnya, knight "bocah" → "satria".
Selain itu, pengelompokan menurut Blank (1998)[tidak jelas] juga banyak dipakai:[2]
-Metafora: perubahan berdasarkan keserupaan antara konsep, contohnya, mouse "hewan pengerat" → "perangkat komputer".
-Metonimia: perubahan berdasarkan persentuhan antara konsep, contohnya, horn "tanduk binatang" → "alat musik".
-Sinekdok: sejenis metonimia yang mengaitkan hubungan bagian dengan keseluruhan, contohnya hands ("tangan") pada idiom all hands on deck → seluruh tubuh. Idiom ini berarti semua orang harus terlibat membantu.
Pengkhususan makna: pergeseran-makna-turun dalam taksonomi, contohnya, corn "biji-bijian" → "gandum" (Britania Raya), → "jagung" (Amerika Serikat).
Penyamarataan makna: pergeseran-makna-naik dalam taksonomi, contohnya, hoover "pengisap debu bermerek Hoover" → "segala jenis pengisap debu".
Pemindahan kohiponimis: pergeseran-makna-horizontal dalam taksonomi, contohnya kebingunan akan kata mouse dan rat dalam beberapa dialek bahasa Inggris.
-Antifrasis: perubahan berdasarkan aspek kontrastif dari suatu konsep, contohnya, perfect lady dengan pengertian "wanita tuna susila".
-Swaantonimia: perubahan konsep dan makna kata menjadi lawan-kata-yang-melengkapi, contohnya, bad ("buruk") sebagai makna slang dari "baik".
-Swakonversi: pengungkapan-dalam-kata suatu hubungan menggunakan dua-ujung dari hubungan-yang-bersangkutan, contohnya, take ("mengambil") dalam dialek digunakan sebagai "memberi".
-Elipsis: perubahan makna berdasarkan the contiguity of names. Contohnya, car "cart" → "automobile", semenjak (motor) car diciptakan.
-Etimologi rakyat: perubahan makna berdasarkan kesamaan nama. Contohnya, contredanse dalam bahasa Perancis mulanya berasal dari country dance dalam bahasa Inggris.
Blank berpikir ada masalah apabila memasukkan ameliorasi dan peyorasi serta penguatan dan pelemahan makna dalam klasifikasi. Menurutnya, keempatnya bukan fenomena yang dapat diklasifikasikan secara obyektif, melainkan dapat diletakkan dalam kelompok-kelompok lain sebagaimana ia contohkan.
Penyebab terjadinya perubahan makna[sunting | sunting sumber]
Blank[3] menyusun daftar lengkap motif yang melantari perubahan makna. Keseluruhan daftar diringkas menjadi beberapa kelompok penyebab:
-Tekanan bahasa
-Tekanan psikologis
-Tekanan sosial-budaya
-Tekanan budaya/ensiklopedis
Daftar ini dimutakhirkan oleh Grzega (2004) dan sedikit menjadi lebih banyak:[4]
Kekaburan makna (kesulitan dalam mengelompokkan referen atau menemukan kata yang tepat untuk referen sehingga mencampuradukkan sebutan)
Dominansi prototipe (perbedaan samar antara istilah superordinat dan subordinat karena monopoli anggota prototipikal dari suatu kategori di dunia nyata)
Alasan sosial (situasi persentuhan bahasa dengan dampak "nirdemarkasi")
Pra- dan proskriptivisme bahasa institusional dan nirinstitusional (contohnya, pra- dan proskriptivisme bahasa legal dan kelompok-sebaya yang bertujuan "demarkasi")
Sanjungan
Cemoohan
Bahasa penyamaran ("salah nama")
Tabu (konsep-konsep yang tabu)
Alasan indah-resmi (penghindaran penggunaan kata yang secara fonetis serupa atau sama dengan kata-kata bermakna buruk)
Alasan komunikatif-resmi (penghapusan bentuk-bentuk bertaksa dalam konteks, kata kunci: "pertentangan homonimik dan pertentangan polisemik")
Permaikan kata-kata
Panjang kata yang berlebihan
Kesalahan penafsiran secara morfologis (kata kunci: "etimologi rakyat", penciptaan keterbukaan dengan perubahan dalam kata)
Alasan logis-resmi (kata kunci: "regularisasi leksikal", peciptaan konsosiasi)
Kebutuhan akan keplastisan (penciptaan suatu nama karena alasan menonjol)
Ciri khas antropologis akan suatu konsep (emosi tertentu secara antropologis yang dimiliki suatu konsep, "ciri khas alami")
Ciri khas beralasan budaya akan suatu konsep ("kepentingan budaya")
Perubahan referen (perubahan-perubahan di dunia)
Perubahan cara pandang terhadap dunia (perubahan dalam mengelompokkan dunia)
Prestis/tren (karena sifat prestis yang terdapat pada bahasa atau varian bahasa lain, pola-pola pembentukan kata, atau titik-titik perluasan makna)
Contoh dalam bahasa Inggris[sunting | sunting sumber]
-Awful — Kata ini awalnya bermakna "rasa heran (atau takut) yang menimbulkan inspirasi". Asalnya, kata ini digunakan sebagai kependekan dari "full of awe" ('penuh kekaguman'). Penggunaannya di masa kini secara umum memiliki makna negatif.
-Demagogue — Kata ini awalnya bermakna "pemimpin populer", berasal dari bahasa Yunani dēmagōgós "pemimpin masyarakat", dari kata dēmos "masyarakat" + agōgós "memimpin, memandu". Saat ini, kata ini memiliki konotasi kuat politisi yang sekadar pandai berpidato untuk memperoleh dukungan.
-Egregious — Kata ini awalnya memerikan sesuatu yang luar biasa, berasal dari bahasa Latin egregius "terkenal, terpilih", secara harfiah bermakna, "menonjol dari kerumunan", dari ex—"muncul dari" + greg—(grex) "kerumunan". Saat ini, kata ini bermakna sesuatu yang sangat buruk atau mencolok.
-Guy — Guy Fawkes adalah seorang ekstrimis Katolik yang diduga memimpin rencana peledakkan Gedung Parlemen Inggris pada 5 November 1605. Hari tersebut dijadikan sebagai hari libur, hari Guy Fawkes, yang dirayakan dengan arak-arakan dan pembakaran orang-orangan Guy Fawkes yang dibuat berbentuk aneh, disebut Guy. Tradisi ini melantarkan penggunaan kata guy sebagai istilah untuk "orang berpenampilan aneh". Di akhir tahun 1800an—khususnya di Amerika Serikat—kata ini digunakan untuk merujuk "orang" siapapun, sebagai contoh seperti pada kalimat "some guy called for you" ('seseorang memanggilmu'). Hingga abad ke-20, kata guy telah menggantikan kata fellow di A.S., dan dengan pengaruh budaya populer Amerika telah menggantikan kata fellow, bloke, chap dan kata-kata semacamnya secara bertahap di seluruh wilayah berbahasa Inggris. Bentuk jamaknya dapat merujuk pada gender apapun (contohnya, "come on, you guys!" ('kalian, kemarilah!') dapat ditujukan untuk sekelompok pria dan wanita).
-Gay — Kata ini awalnya (pada abad ke-13) bermakna "riang", "gembira" atau (pada abad ke-14) "cerdas dan suka pamer". Kata ini juga bermakna "bahagia", namun mulai dilekati konotasi buruk, konotasi tidak bermoral, sejak 1637 baik merujuk pada aktivitas pelacuran, contohnya gay woman "wanita tuna susila", gay man "pria mata keranjang", gay house "rumah pelacuran", maupun lainnya, contohnya gay dog "orang manja" dan gay deceiver "penipu bejat". Di Amerika Serikat pada tahun 1897 ungkapan gay cat berarti gelandangan, terutama pemuda gelandangan yang sedang bersama rekan gelandangannya yang lebih tua. Pada tahun 1935, kata ini menjadi kata slang di penjara untuk menyebut bocah penyuka sesama jenis; dan pada tahun 1951, disingkat menjadi gay, untuk menyebut penyuka sesama jenis secara umum.
(George Chauncey dalam bukunya Gay New York menyebut pergeseran ini terjadi sejak akhir abad ke-19 sebagai bagian dari aktivitas "komunitas" tertentu yang terkenal akan kehidupan malamnya.)
Jenis perubahan makna[sunting | sunting sumber]
Sejumlah skema klasifikasi telah diusulkan untuk mengelompokkan perubahan makna. Skema yang diterima luas dalam dunia akademis berbahasa Inggris adalah gagasan Bloomfield (1933):
-Penyempitan: perubahan dari tingkat superordinat ke tingkat subordinat. Contohnya, skyline dulunya secara umum bermakna cakrawala, tetapi di Amerika Serikat sekarang menyempit maknanya menjadi cakrawala yang dihiasi gedung-gedung pencakar langit.[1]
-Perluasan: terdapat banyak contoh nama produk yang digunakan untuk menyebut produk yang serupa secara umum, seperti Kleenex.[1] Penggunaan semacam ini disebut generonimia: lihat generikisasi.
-Metafora: perubahan berdasarkan keserupaan pada sesuatu. Contohnya, broadcast aslinya bermakna "menebar benih". Dengan perkembangan radio dan televisi, kata ini diberi makna baru pemancaran sinyal audio dan video. Di luar lingkup pertanian, sangat jarang yang digunakan broadcast dengan makna aslinya.[1]
-Metonimia: perubahan berdasarkan kedekatan ruang atau waktu, contohnya, jaw "pipi" → "rahang bawah".
-Sinekdoke: perubahan berdasarkan hubuhan keseluruhan-bagian. Penyebutan kota-kota besar dengan maksud untuk negara atau pemerintahannya merupakan kesepakatan umum dan contoh dari sinekdoke.
-Hiperbola: perubahan dari makna lemah menjadi kuat. Contohnya, kill "menyikasa" → "membunuh"
-Meiosis: perubahan dari makna kuat menjadi lemah. Contohnya, astound "tersambar petir" → "memberi kejutan".
-Degradasi: contohnya, knave "bocah" → "pelayan" → "pria penipu dan hina".
-Elevasi: contohnya, knight "bocah" → "satria".
Selain itu, pengelompokan menurut Blank (1998)[tidak jelas] juga banyak dipakai:[2]
-Metafora: perubahan berdasarkan keserupaan antara konsep, contohnya, mouse "hewan pengerat" → "perangkat komputer".
-Metonimia: perubahan berdasarkan persentuhan antara konsep, contohnya, horn "tanduk binatang" → "alat musik".
-Sinekdok: sejenis metonimia yang mengaitkan hubungan bagian dengan keseluruhan, contohnya hands ("tangan") pada idiom all hands on deck → seluruh tubuh. Idiom ini berarti semua orang harus terlibat membantu.
Pengkhususan makna: pergeseran-makna-turun dalam taksonomi, contohnya, corn "biji-bijian" → "gandum" (Britania Raya), → "jagung" (Amerika Serikat).
Penyamarataan makna: pergeseran-makna-naik dalam taksonomi, contohnya, hoover "pengisap debu bermerek Hoover" → "segala jenis pengisap debu".
Pemindahan kohiponimis: pergeseran-makna-horizontal dalam taksonomi, contohnya kebingunan akan kata mouse dan rat dalam beberapa dialek bahasa Inggris.
-Antifrasis: perubahan berdasarkan aspek kontrastif dari suatu konsep, contohnya, perfect lady dengan pengertian "wanita tuna susila".
-Swaantonimia: perubahan konsep dan makna kata menjadi lawan-kata-yang-melengkapi, contohnya, bad ("buruk") sebagai makna slang dari "baik".
-Swakonversi: pengungkapan-dalam-kata suatu hubungan menggunakan dua-ujung dari hubungan-yang-bersangkutan, contohnya, take ("mengambil") dalam dialek digunakan sebagai "memberi".
-Elipsis: perubahan makna berdasarkan the contiguity of names. Contohnya, car "cart" → "automobile", semenjak (motor) car diciptakan.
-Etimologi rakyat: perubahan makna berdasarkan kesamaan nama. Contohnya, contredanse dalam bahasa Perancis mulanya berasal dari country dance dalam bahasa Inggris.
Blank berpikir ada masalah apabila memasukkan ameliorasi dan peyorasi serta penguatan dan pelemahan makna dalam klasifikasi. Menurutnya, keempatnya bukan fenomena yang dapat diklasifikasikan secara obyektif, melainkan dapat diletakkan dalam kelompok-kelompok lain sebagaimana ia contohkan.
Penyebab terjadinya perubahan makna[sunting | sunting sumber]
Blank[3] menyusun daftar lengkap motif yang melantari perubahan makna. Keseluruhan daftar diringkas menjadi beberapa kelompok penyebab:
-Tekanan bahasa
-Tekanan psikologis
-Tekanan sosial-budaya
-Tekanan budaya/ensiklopedis
Daftar ini dimutakhirkan oleh Grzega (2004) dan sedikit menjadi lebih banyak:[4]
Kekaburan makna (kesulitan dalam mengelompokkan referen atau menemukan kata yang tepat untuk referen sehingga mencampuradukkan sebutan)
Dominansi prototipe (perbedaan samar antara istilah superordinat dan subordinat karena monopoli anggota prototipikal dari suatu kategori di dunia nyata)
Alasan sosial (situasi persentuhan bahasa dengan dampak "nirdemarkasi")
Pra- dan proskriptivisme bahasa institusional dan nirinstitusional (contohnya, pra- dan proskriptivisme bahasa legal dan kelompok-sebaya yang bertujuan "demarkasi")
Sanjungan
Cemoohan
Bahasa penyamaran ("salah nama")
Tabu (konsep-konsep yang tabu)
Alasan indah-resmi (penghindaran penggunaan kata yang secara fonetis serupa atau sama dengan kata-kata bermakna buruk)
Alasan komunikatif-resmi (penghapusan bentuk-bentuk bertaksa dalam konteks, kata kunci: "pertentangan homonimik dan pertentangan polisemik")
Permaikan kata-kata
Panjang kata yang berlebihan
Kesalahan penafsiran secara morfologis (kata kunci: "etimologi rakyat", penciptaan keterbukaan dengan perubahan dalam kata)
Alasan logis-resmi (kata kunci: "regularisasi leksikal", peciptaan konsosiasi)
Kebutuhan akan keplastisan (penciptaan suatu nama karena alasan menonjol)
Ciri khas antropologis akan suatu konsep (emosi tertentu secara antropologis yang dimiliki suatu konsep, "ciri khas alami")
Ciri khas beralasan budaya akan suatu konsep ("kepentingan budaya")
Perubahan referen (perubahan-perubahan di dunia)
Perubahan cara pandang terhadap dunia (perubahan dalam mengelompokkan dunia)
Prestis/tren (karena sifat prestis yang terdapat pada bahasa atau varian bahasa lain, pola-pola pembentukan kata, atau titik-titik perluasan makna)
Quote:Original Posted By twisctre ►
Penelitian beneran ada metodologi cari responden, contohnya gw pernah ikut penelitian psi dan gk sadar lagi dites "bagaimana pendapat suku X terhadap situasi nunggu lama".
Yang beneran biasanya ada suruh ISI BORANG/form, karena ini metode termudah ngumpulin data. Kalo wawancara ya susyah gan kumpul datanya menurut gw. Dan yg terpenting gue malah GAK BOLEH SEBARIN NIH EKSPERIMEN sampe penelitian berakhir.
Temen temen gw yg sering danusan lebih tau soal social experiment betulan yang buat skripsi anak FISIP/psikologi. Lumayan itu amplop 25k, kalo yg tajir katanya dikasih 50-75k
Quote:Original Posted By komentator. ►
kebanyakan sekarang social experiment malah tujuannya buat lucu-lucuan dan menghina.
ibaratnya mancing org lain buat marah eh bukannya minta maaf malah santai bilang ini cuman rekayasa dan menjelek-jelekan org yg marah tadi
Quote:Original Posted By gebolextreme ►
wow emejing
memang benar sekarang tujuan social experiment ini udah bergeser, pun terlebih lagi ini yang harus ditanya kepada orang yang melakukan sosial experimen.
"Trus Hasil sosial eksperimen ini untuk apa?"
dan banyak dari mereka cuma bilang seru seruan, lucu lucuan, buat aplod, dll
pun hasilnya juga gak bisa digunakan sebagai acuan kondisi sosial saat ini
Quote:Original Posted By primadi anggoro ►
Wah bahasan yg bagus, ane setuju kalo lebih baik nyebutnya eksperimen biasa daripada ada embel2 kata eksperimen.
Bahkan dari eksperimen biasa pun harus mewakili syarat2nya supaya hasilnya dibilang itu suatu kebenaran, atopun fakta.
Kalo misal cuma nyoba ke sekelumit orang doang trus dijadikan sterotype, ngaco juga itu...
Quote:Original Posted By chungeman ►
ane benci banget gan video kek gini. keknya cuman dari sample beberapa orang bisa mewakili selurruh komunitas dengan etnis, agama, suku, gender yang sama, padahal yang divideo cuman beberapa orang.
Quote:Original Posted By divetoblue ►
gimana caranya supaya orang program-program acara "hiburan" semacam ini yang diputar di berbagai stasiun tv Indonesia baca trit ini. (kalo perlu orang KPI juga, biar tersadar)
dari dulu gw emang ga suka yang kaya beginian. karena sebagian besar berujung mempermalukan seseorang di depan publik. dan juga menciptakan stereotype yang bukan sebenarnya.
lagipula kalo ada acara" exp. sosial, orang selalu menghiraukan individual's perspective/identity pada sang sasaran experiment.
misal ada E.S. moral: cewe pake bikini nongkrong di depan tempat ibadah, trus ada sasaran ES yaitu cowo. si cowo lagi lewat depan tempat ibadah itu. bisa aja reaksinya:
si cowo ngeliatin dada cewe itu.
dari sudut pandang orang lain, si cowo tampak seperti lagi khusyu melototin dada dan bodi montok si cewe.
padahal sebenarnya cowo itu adalah seorang mahasiswa tatabusana dan ternyata dia lagi melototin bikini uniknya. dia pelajari design bikininya, bagaimana proporsi tiap ukuran di tiap lekuk badan seorang perempuan. saking seriusnya mempelajari design bikini sampaisampai dia gak sadar kalo cewe itu ada di depan bangunan tempat ibadah. dan karena cowo itu adalah turis, jadi dia juga gak mudeng akan hal itu. selain itu, tempat ibadah itu punya arsitektur yang tidak biasa sehingga kalo bukan penduduk sekitar, orang lain gak akan tau itu bangunan apa. tambah lagi tidak jauh dari lokasi peribadatan terdapat pantai wisata.
wasalam lah.
lebih ke menyesatkan gitu bray maksute.
social experiment boleh tpi jgn kelewat batas
ane vahami dulu bre agak berat nih
Klo untuk panggilan ketemen ane menghindari yg menyangkut ras ama agama bre
Maap bre ane ngomongnya ngelantur soalnya rada gagal paham
Maap bre ane ngomongnya ngelantur soalnya rada gagal paham
beda sih, kalau social experiment biasanya lebih pada studi kasus, dengan tema yg lebih serius
kalau pranks mah cuma buat lucu2-an doang, cuma buat jahil, meskipun secara praktek lapangan hampir sama
kalau pranks mah cuma buat lucu2-an doang, cuma buat jahil, meskipun secara praktek lapangan hampir sama
Quote:Original Posted By kucingkuncung ►
Klo untuk panggilan ketemen ane menghindari yg menyangkut ras ama agama bre
Maap bre ane ngomongnya ngelantur soalnya rada gagal paham
Orang mengganggap/meyakini/menyatakan video dengan judul "social experiment' adalah fakta sosial. Tapi itu bukan fakta. Itu cuma pengujian streotype yang menjadikan agan-agan menghakimi sesuatu. misalnya, agan nganggap cewek mata duitan setelah nonton video social experiment tentang gold digger. Ini sudah salah
Klo untuk panggilan ketemen ane menghindari yg menyangkut ras ama agama bre
Maap bre ane ngomongnya ngelantur soalnya rada gagal paham
Orang mengganggap/meyakini/menyatakan video dengan judul "social experiment' adalah fakta sosial. Tapi itu bukan fakta. Itu cuma pengujian streotype yang menjadikan agan-agan menghakimi sesuatu. misalnya, agan nganggap cewek mata duitan setelah nonton video social experiment tentang gold digger. Ini sudah salah
nurut ane social experiment yang wajar2 aja
makasih
makasih
Orang kayak gitu dipukuli aja, gan!
It's just a prank bro
Quote:Original Posted By Gyatso ►
Orang mengganggap/meyakini/menyatakan video dengan judul "social experiment' adalah fakta sosial. Tapi itu bukan fakta. Itu cuma pengujian streotype yang menjadikan agan-agan menghakimi sesuatu. misalnya, agan nganggap cewek mata duitan setelah nonton video social experiment tentang gold digger. Ini sudah salah
Ohh jadi seperti ntu bre jadi datanya kagak valid yak
Orang mengganggap/meyakini/menyatakan video dengan judul "social experiment' adalah fakta sosial. Tapi itu bukan fakta. Itu cuma pengujian streotype yang menjadikan agan-agan menghakimi sesuatu. misalnya, agan nganggap cewek mata duitan setelah nonton video social experiment tentang gold digger. Ini sudah salah
Ohh jadi seperti ntu bre jadi datanya kagak valid yak
Quote:Original Posted By setugel ►
lebih ke menyesatkan gitu bray maksute.
Iya. Pertama makna sosial eksperiment sudah bergeser. Terus ya ujungnya jadi pembodohan sama orang-orang yang nganggap itu fakta. Terlebih lagi atas nama sosialnya itu loh gan. "social" experiment
lebih ke menyesatkan gitu bray maksute.
Iya. Pertama makna sosial eksperiment sudah bergeser. Terus ya ujungnya jadi pembodohan sama orang-orang yang nganggap itu fakta. Terlebih lagi atas nama sosialnya itu loh gan. "social" experiment
Quote:Original Posted By memetrivaldo ►
social experiment boleh tpi jgn kelewat batas
batasnya memang yg mana kak??
social experiment boleh tpi jgn kelewat batas
batasnya memang yg mana kak??
Ente tau apa lagi yang lebih edan? Prank berkedok social experiment
Quote:Original Posted By kucingkuncung ►
Ohh jadi seperti ntu bre jadi datanya kagak valid yak
Misalnya ini:
Terus ada statement ini di deskripsinya:
Filmed this video to see how NYC would react to a person dressed as an Arab/Muslim. What happened was totally unexpected but I hope everyone shares this video and can take the positive from it. Spread love
INI RACUN.
Kita gak bisa generalkan orang NYC atau semua orang amerika seperti di video tersebut. Yang ada di video orang itu bertanggung jawab sama dirinya sendiri kan bukan mewakili kelompok yang lebih besar seperti seluruh orang new york kan? bahkan di videonya lebih banyak orang yang diam saja. Mewakili suatu masyarakat? kan enggak
Ohh jadi seperti ntu bre jadi datanya kagak valid yak
Misalnya ini:
Terus ada statement ini di deskripsinya:
Filmed this video to see how NYC would react to a person dressed as an Arab/Muslim. What happened was totally unexpected but I hope everyone shares this video and can take the positive from it. Spread love
INI RACUN.
Kita gak bisa generalkan orang NYC atau semua orang amerika seperti di video tersebut. Yang ada di video orang itu bertanggung jawab sama dirinya sendiri kan bukan mewakili kelompok yang lebih besar seperti seluruh orang new york kan? bahkan di videonya lebih banyak orang yang diam saja. Mewakili suatu masyarakat? kan enggak
Quote:Original Posted By Gyatso ►
Misalnya ini:
Terus ada statement ini di deskripsinya:
Filmed this video to see how NYC would react to a person dressed as an Arab/Muslim. What happened was totally unexpected but I hope everyone shares this video and can take the positive from it. Spread love
INI RACUN.
Kita gak bisa generalkan orang NYC atau semua orang amerika seperti di video tersebut. Yang ada di video orang itu bertanggung jawab sama dirinya sendiri kan bukan mewakili kelompok yang lebih besar seperti seluruh orang new york kan? bahkan di videonya lebih banyak orang yang diam saja. Mewakili suatu masyarakat? kan enggak
Ohh jadi seperti ntu bre maacih bre dah di pahamin
Misalnya ini:
Terus ada statement ini di deskripsinya:
Filmed this video to see how NYC would react to a person dressed as an Arab/Muslim. What happened was totally unexpected but I hope everyone shares this video and can take the positive from it. Spread love
INI RACUN.
Kita gak bisa generalkan orang NYC atau semua orang amerika seperti di video tersebut. Yang ada di video orang itu bertanggung jawab sama dirinya sendiri kan bukan mewakili kelompok yang lebih besar seperti seluruh orang new york kan? bahkan di videonya lebih banyak orang yang diam saja. Mewakili suatu masyarakat? kan enggak
Ohh jadi seperti ntu bre maacih bre dah di pahamin
wahhh gak bener nih?
izin nyimak dl..
izin nyimak dl..
Pembahasan yg guud gan...
Memang hrs ada filter tuh.. mana yg social experiment atau lbh mnjurus ke prank.. biar kagak bias..
Mejeng dulu di trit calon HT
Via: Kaskus.co.id
Memang hrs ada filter tuh.. mana yg social experiment atau lbh mnjurus ke prank.. biar kagak bias..
Mejeng dulu di trit calon HT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar