Merdeka.com - Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kunjungi warga di Jalan Rawa Bebek, RT 01 RW 12 Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (21/10). Warga setempat meminta Agus untuk memaklumi kondisi di lingkungan mereka yang terlihat kumuh dan miskin alias kumis.
Namun, dalam sambutannya di kawasan tersebut, Agus mengatakan bahwa tidak ada istilah kumis bagi dirinya. "Tadi ada istilah kumis, tapi bagi saya kumis adalah kekuatan," ucap Agus di depan khalayak warga.
Menurutnya, kawasan padat penduduk tersebut harusnya diperbaiki. Sebab, para warga yang berada di kawasan tersebut harus memiliki tempat pendidikan dan kesehatan yang baik.
Selain itu, Agus juga mengatakan bahwa seorang pemimpin harus mendengar aspirasi dan keluhan warga seperti mereka.
"Membangun itu penting, tapi paling penting manusianya," terangnya.
Agus mengaku terharu dengan sambutan sederhana warga sekitar. Tidak lupa dirinya meminta doa restu pada kesempatan tersebut. Ia berharap agar dapat menjadi alternatif pemimpin bagi rakyat DKI Jakarta.
Sebelumnya, salah satu tokoh warga setempat bernama Holil meminta kepada Agus apabila terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, untuk tidak melakukan penggusuran di kawasan tersebut.
Walaupun menurutnya, kawasan tersebut terlihat kumuh dan miskin.
"Kami mohon maaf pertama dari sisi tempat, yang punya kumis, (atau) kumuh dan miskin," tutur Holil dalam sambutannya.
Dia mengatakan bahwa warga sekitar di lingkungannya berniat untuk mendukung pasangan calon Agus-Silvi. Sekali lagi, Holil menekankan pada sambutannya untuk pemindahan atau penertiban warga di kawasan tersebut.
"Walaupun kumuh dan miskin, kami betah di Jakarta," tandas Holil.
https://www.merdeka.com/jakarta/agus-harimurti-kumuh-dan-miskin-adalah-kekuatan.html
yg mau terus-terusan ber-kumis (kumuh-miskin) silahkan pilih kak agus
bisakah menata?
kampung kumuh tidak bisa ditata menjadi kampung deret atau apalah namanya apabila dibangun di lahan negara, bantaran kali,jalur hijau (sesuai larangan bpk dan perda tata ruang ruang terbuka hijau)
kampung kumuh hanya bisa ditata apabila warganya memiliki sertifikat hak milih tanah dan meminta dibangun kampung deret
bosen dgn istilah manusiawi, dialog santun (identik dgn uang kerohiman), blablabla..
apa ini ga manusiawi
-subsidi hunian layak 3 bln gratis, selanjutnya cuma kena iuran kebersihan keamanan perawatan 150 ribu-300ribu/bln tergantung fasilitas ada tidaknya lift
-kesehatan kjs, dokter bidan klinik
-pendidikan kjp, beasiswa
-subsidi sembako
-interaksi sosial rptra
-bus transj gratis ke kerjaan/sekolah
-modal usaha umkm lewat bank dki
enak mana drpd gubuk kandang ayam kerja mulung sampah..
gak mampu bayar sewa? tetep dipelihara kok makan gratis 3x sehari tapi di panti sosial dki
negara butuh dikembalikan tanahnya untuk kepentingan lebih besar ngatasi banjir.
merelokasi ribuan warga bantaran kali dan akan menguntungkan jutaan warga kota lainnya
bukti
Ciliwung Tak Lagi Sumber Petaka
Jakarta - Normalisasi Sungai Ciliwung memberikan dampak positif. Air limpahan dari hulu bendungan Katulampa di Bogor tak lagi menyebabkan banjir di daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.
Kini, sungai terbesar di Jakarta ini secara berangsur-angsur tak lagi menjadi ancaman bagi warga kota. Sejumlah titik langganan banjir, seperti kawasan Bidaracina dan Kampung Pulo, di Jakarta Timur tak lagi terancam luapan Ciliwung karena normalisasi.
Normalisasi sungai membuat daya tampung air Ciliwung menjadi hampir tiga kali lipat dari sebelumnya. Wilayah yang berangsur terbebas banjir meliputi Bukit Duri, Kebon Manggis, Kampung Melayu, Kampung Pulo, Kebon Baru, Bidaracina, Cikoko, Cawang, Pengadegan, Rawajati, Cililitan, Tanjung Barat, Balekambang, Pejaten Timur, Jagakarsa, dan Pasar Minggu.
Pada Maret dan November tahun ini ketinggian air di bendungan Katulampa yang menunjukkan posisi siaga banjir tak menyebabkan banjir di Jakarta. Salah satu contoh pada Senin (10/10), tinggi permukaan air di Bendung Katulampa, lebih dari 120 cm atau berada dalam Siaga III. Biasanya, dengan kondisi seperti itu, ketinggian air di Pintu Air Manggarai juga berada dalam kondisi Siaga III atau bahkan Siaga II dan I. Beberapa wilayah Jakarta pun terendam banjir. Namun, faktanya, ketinggian di Manggarai pada Senin malam masih jauh dari kondisi Siaga III. Kawasan yang biasa terkena banjir kiriman pun aman.
Sejak lama, Ciliwung sebagai penyebab banjir Jakarta seolah tak tersentuh. Ini terjadi karena Pemprov DKI Jakarta tak mampu menertibkan kawasan ilegal di bantaran kali Ciliwung. Pada masa Gubernur Jokowi dan berlanjut ke Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, penertiban gencar dilakukan hingga saat ini normalisasi Ciliwung sudah mencapai 60%.
Meski target penyelesaian normalisasi tahun ini bakal tak tercapai, proyek bakal terus dilanjutkan hingga 2019. Selesainya normalisasi Ciliwung berarti merelokasi ribuan warga bantaran dan akan menguntungkan jutaan warga kota lainnya.
Menurut Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Teguh Hendarwan, perubahan drastis dari kawasan banjir menjadi bebas banjir terjadi di Kampung Pulo. “Perubahan paling riil di Kampung Pulo, Jakarta Timur, padahal baru dikerjakan sebagian. Begitu kami lakukan pembenahan, sekarang masyarakat sudah tidak kebanjiran,” ujar Teguh, baru-baru ini.
Sejumlah warga Kampung Pulo menyatakan, bila ada genangan karena hujan lebat maka genangan tersebut akan hilang setelah sejam padahal sebelumnya butuh tiga hari untuk kering. Informasi di lapangan menyebutkan, saat ini harga tanah di kawasan Kampung Pulo sudah mencapai Rp 20 juta per meter persegi dari yang sebelumnya Rp 3 juta.
Menurut Teguh, normalisasi Ciliwung terkendala pembebasan lahan. Di kawasan Bidaracina, Jakarta Timur, belum bisa dilakukan pengerjaannya karena masih terhalang gugatan warga. Beberapa lahan yang masih dalam proses pembebasan lahan antara lain di Gang Arus Kramatjati, kawasan Rindam Jaya, dan Pasar Rebo. “Kami memang sudah melakukan pembebasan lahan yang sudah masuk dalam trase Dinas Penataan Kota,” katanya.
http://www.beritasatu.com/megapolitan/393435-ciliwung-tak-lagi-sumber-petaka.html
Namun, dalam sambutannya di kawasan tersebut, Agus mengatakan bahwa tidak ada istilah kumis bagi dirinya. "Tadi ada istilah kumis, tapi bagi saya kumis adalah kekuatan," ucap Agus di depan khalayak warga.
Menurutnya, kawasan padat penduduk tersebut harusnya diperbaiki. Sebab, para warga yang berada di kawasan tersebut harus memiliki tempat pendidikan dan kesehatan yang baik.
Selain itu, Agus juga mengatakan bahwa seorang pemimpin harus mendengar aspirasi dan keluhan warga seperti mereka.
"Membangun itu penting, tapi paling penting manusianya," terangnya.
Agus mengaku terharu dengan sambutan sederhana warga sekitar. Tidak lupa dirinya meminta doa restu pada kesempatan tersebut. Ia berharap agar dapat menjadi alternatif pemimpin bagi rakyat DKI Jakarta.
Sebelumnya, salah satu tokoh warga setempat bernama Holil meminta kepada Agus apabila terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, untuk tidak melakukan penggusuran di kawasan tersebut.
Walaupun menurutnya, kawasan tersebut terlihat kumuh dan miskin.
"Kami mohon maaf pertama dari sisi tempat, yang punya kumis, (atau) kumuh dan miskin," tutur Holil dalam sambutannya.
Dia mengatakan bahwa warga sekitar di lingkungannya berniat untuk mendukung pasangan calon Agus-Silvi. Sekali lagi, Holil menekankan pada sambutannya untuk pemindahan atau penertiban warga di kawasan tersebut.
"Walaupun kumuh dan miskin, kami betah di Jakarta," tandas Holil.
https://www.merdeka.com/jakarta/agus-harimurti-kumuh-dan-miskin-adalah-kekuatan.html
yg mau terus-terusan ber-kumis (kumuh-miskin) silahkan pilih kak agus
bisakah menata?
kampung kumuh tidak bisa ditata menjadi kampung deret atau apalah namanya apabila dibangun di lahan negara, bantaran kali,jalur hijau (sesuai larangan bpk dan perda tata ruang ruang terbuka hijau)
kampung kumuh hanya bisa ditata apabila warganya memiliki sertifikat hak milih tanah dan meminta dibangun kampung deret
bosen dgn istilah manusiawi, dialog santun (identik dgn uang kerohiman), blablabla..
apa ini ga manusiawi
-subsidi hunian layak 3 bln gratis, selanjutnya cuma kena iuran kebersihan keamanan perawatan 150 ribu-300ribu/bln tergantung fasilitas ada tidaknya lift
-kesehatan kjs, dokter bidan klinik
-pendidikan kjp, beasiswa
-subsidi sembako
-interaksi sosial rptra
-bus transj gratis ke kerjaan/sekolah
-modal usaha umkm lewat bank dki
enak mana drpd gubuk kandang ayam kerja mulung sampah..
gak mampu bayar sewa? tetep dipelihara kok makan gratis 3x sehari tapi di panti sosial dki
negara butuh dikembalikan tanahnya untuk kepentingan lebih besar ngatasi banjir.
merelokasi ribuan warga bantaran kali dan akan menguntungkan jutaan warga kota lainnya
bukti
Ciliwung Tak Lagi Sumber Petaka
Jakarta - Normalisasi Sungai Ciliwung memberikan dampak positif. Air limpahan dari hulu bendungan Katulampa di Bogor tak lagi menyebabkan banjir di daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.
Kini, sungai terbesar di Jakarta ini secara berangsur-angsur tak lagi menjadi ancaman bagi warga kota. Sejumlah titik langganan banjir, seperti kawasan Bidaracina dan Kampung Pulo, di Jakarta Timur tak lagi terancam luapan Ciliwung karena normalisasi.
Normalisasi sungai membuat daya tampung air Ciliwung menjadi hampir tiga kali lipat dari sebelumnya. Wilayah yang berangsur terbebas banjir meliputi Bukit Duri, Kebon Manggis, Kampung Melayu, Kampung Pulo, Kebon Baru, Bidaracina, Cikoko, Cawang, Pengadegan, Rawajati, Cililitan, Tanjung Barat, Balekambang, Pejaten Timur, Jagakarsa, dan Pasar Minggu.
Pada Maret dan November tahun ini ketinggian air di bendungan Katulampa yang menunjukkan posisi siaga banjir tak menyebabkan banjir di Jakarta. Salah satu contoh pada Senin (10/10), tinggi permukaan air di Bendung Katulampa, lebih dari 120 cm atau berada dalam Siaga III. Biasanya, dengan kondisi seperti itu, ketinggian air di Pintu Air Manggarai juga berada dalam kondisi Siaga III atau bahkan Siaga II dan I. Beberapa wilayah Jakarta pun terendam banjir. Namun, faktanya, ketinggian di Manggarai pada Senin malam masih jauh dari kondisi Siaga III. Kawasan yang biasa terkena banjir kiriman pun aman.
Sejak lama, Ciliwung sebagai penyebab banjir Jakarta seolah tak tersentuh. Ini terjadi karena Pemprov DKI Jakarta tak mampu menertibkan kawasan ilegal di bantaran kali Ciliwung. Pada masa Gubernur Jokowi dan berlanjut ke Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, penertiban gencar dilakukan hingga saat ini normalisasi Ciliwung sudah mencapai 60%.
Meski target penyelesaian normalisasi tahun ini bakal tak tercapai, proyek bakal terus dilanjutkan hingga 2019. Selesainya normalisasi Ciliwung berarti merelokasi ribuan warga bantaran dan akan menguntungkan jutaan warga kota lainnya.
Menurut Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Teguh Hendarwan, perubahan drastis dari kawasan banjir menjadi bebas banjir terjadi di Kampung Pulo. “Perubahan paling riil di Kampung Pulo, Jakarta Timur, padahal baru dikerjakan sebagian. Begitu kami lakukan pembenahan, sekarang masyarakat sudah tidak kebanjiran,” ujar Teguh, baru-baru ini.
Sejumlah warga Kampung Pulo menyatakan, bila ada genangan karena hujan lebat maka genangan tersebut akan hilang setelah sejam padahal sebelumnya butuh tiga hari untuk kering. Informasi di lapangan menyebutkan, saat ini harga tanah di kawasan Kampung Pulo sudah mencapai Rp 20 juta per meter persegi dari yang sebelumnya Rp 3 juta.
Menurut Teguh, normalisasi Ciliwung terkendala pembebasan lahan. Di kawasan Bidaracina, Jakarta Timur, belum bisa dilakukan pengerjaannya karena masih terhalang gugatan warga. Beberapa lahan yang masih dalam proses pembebasan lahan antara lain di Gang Arus Kramatjati, kawasan Rindam Jaya, dan Pasar Rebo. “Kami memang sudah melakukan pembebasan lahan yang sudah masuk dalam trase Dinas Penataan Kota,” katanya.
http://www.beritasatu.com/megapolitan/393435-ciliwung-tak-lagi-sumber-petaka.html
kumuh miskin itu wilayah subur untuk mendulang suara, kalau daerah yang sudah makmur, rakyatnya banyak demand, minta pemerintah bersihlah, pemerintah yang efisienlah, yang responsiflah bla bla bla. Lebih enak daerah yang kumuh miskin, cukup ditawari nasi bungkus sudah menari-nari kegirangan.
agus 11-12 dgn anies, banyak teori yg ga masuk akal yg ga mungkin direalisasikan.
bagaiimana mungkin menormalisasi banjir mengeruk memperlebar sungai di bantaran kali tanpa merelokasi? menata dari hongkong..
Bagaimana kebijakan Anies terkait penggusuran?
JAKARTA. Bakal calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tercatat sudah beberapa kali mengunjungi kampung di Jakarta yang terancam penggusuran. Beberapa kampung tersebut seperti Kampung Guji Baru, Kampung Warung Doyong dan Kampung Muara Baru.
Saat kunjungan ketiga kampung itu, Anies memiliki pandangan sendiri untuk merespon soal keluhan penggusuran dari sejumlah warga. Misalnya, dalam kunjungan Anies ke Kampung Guji Baru, Jakarta Barat pada Jumat (7/10) lalu.
Kedatangan Anies langsung disambut dengan ajuan kontrak politik dari warga. Tampak sejumlah kursi dan meja disediakan untuk menyambut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Dalam kontrak politik tersebut, warga meminta agar Anies membantu warga Kampung Guji Baru dalam proses kepemilikan tanah.
Warga merasa memiliki tanah di kampung tersebut karena merasa telah cukup lama tinggal di daerah tersebut. Anies sendiri lebih merespon soal kontrak politik. Ia menilai kontrak politik diperlukan untuk memperlihatkan bahwa dirinya benar-benar memperlihatkan komitmennya untuk menyejahterakan warga Ibu Kota.
"Sebaiknya memang kontrak politik harus dibuat secara tertulis, ada buktinya, difoto, tandatangannya juga ada. Dengan seperti ini, terlihat bahwa ada komitmen untuk menunaikan (janji)," ujar Anies di Kampung Guji Baru, Jakarta Barat.
Anies baru bicara lebih detail soal penggusuran saat kunjungan ke Kampung Magesen, Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (9/10). Menurut Anies ada pendekatan baru yang sudah dilakukan di dunia untuk menata kampung-kampung yang dihuni masyarakat dengan ekonomi rendah.
Pendekatan itu tidak hanya sekadar memindahkan warga ke tempat lain. Kehidupan lebih baik berupa kemudahan mengakses pendidikan, kesehatan dan lainnya. Selain itu juga harus ada pola interaksi antara warga.
http://regional.kontan.co.id/news/bagaimana-kebijakan-anies-terkait-penggusuran
bagaiimana mungkin menormalisasi banjir mengeruk memperlebar sungai di bantaran kali tanpa merelokasi? menata dari hongkong..
Bagaimana kebijakan Anies terkait penggusuran?
JAKARTA. Bakal calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tercatat sudah beberapa kali mengunjungi kampung di Jakarta yang terancam penggusuran. Beberapa kampung tersebut seperti Kampung Guji Baru, Kampung Warung Doyong dan Kampung Muara Baru.
Saat kunjungan ketiga kampung itu, Anies memiliki pandangan sendiri untuk merespon soal keluhan penggusuran dari sejumlah warga. Misalnya, dalam kunjungan Anies ke Kampung Guji Baru, Jakarta Barat pada Jumat (7/10) lalu.
Kedatangan Anies langsung disambut dengan ajuan kontrak politik dari warga. Tampak sejumlah kursi dan meja disediakan untuk menyambut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Dalam kontrak politik tersebut, warga meminta agar Anies membantu warga Kampung Guji Baru dalam proses kepemilikan tanah.
Warga merasa memiliki tanah di kampung tersebut karena merasa telah cukup lama tinggal di daerah tersebut. Anies sendiri lebih merespon soal kontrak politik. Ia menilai kontrak politik diperlukan untuk memperlihatkan bahwa dirinya benar-benar memperlihatkan komitmennya untuk menyejahterakan warga Ibu Kota.
"Sebaiknya memang kontrak politik harus dibuat secara tertulis, ada buktinya, difoto, tandatangannya juga ada. Dengan seperti ini, terlihat bahwa ada komitmen untuk menunaikan (janji)," ujar Anies di Kampung Guji Baru, Jakarta Barat.
Anies baru bicara lebih detail soal penggusuran saat kunjungan ke Kampung Magesen, Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (9/10). Menurut Anies ada pendekatan baru yang sudah dilakukan di dunia untuk menata kampung-kampung yang dihuni masyarakat dengan ekonomi rendah.
Pendekatan itu tidak hanya sekadar memindahkan warga ke tempat lain. Kehidupan lebih baik berupa kemudahan mengakses pendidikan, kesehatan dan lainnya. Selain itu juga harus ada pola interaksi antara warga.
http://regional.kontan.co.id/news/bagaimana-kebijakan-anies-terkait-penggusuran
Kekuatan?
Tapi kok ane ogah yee
Tapi kok ane ogah yee
nih mantra.."mantan tentara" kalo dah masuk ranah pulitik,.. dah hilang ksatrianya..
omongan non-sense kek gini masih ad yg percaya?
jangan lupa di catat gus
kalo udah ketemu sama kaum tanah toohan bisa2 agus cm nenggak cangkir kopi berkali2 sembari ngomong, "menurut anda bagaimana??"
Dibakar kayak zaman dulu, abis kebakaran baru dibangun
Quote:Original Posted By f41lure ►
agus 11-12 dgn anies, banyak teori yg ga masuk akal bisa direalisasikan.
bagaiimana normalisasi banjir bantaran tanpa merelokasi?
Bagaimana kebijakan Anies terkait penggusuran?
JAKARTA. Bakal calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tercatat sudah beberapa kali mengunjungi kampung di Jakarta yang terancam penggusuran. Beberapa kampung tersebut seperti Kampung Guji Baru, Kampung Warung Doyong dan Kampung Muara Baru.
Saat kunjungan ketiga kampung itu, Anies memiliki pandangan sendiri untuk merespon soal keluhan penggusuran dari sejumlah warga. Misalnya, dalam kunjungan Anies ke Kampung Guji Baru, Jakarta Barat pada Jumat (7/10) lalu.
Kedatangan Anies langsung disambut dengan ajuan kontrak politik dari warga. Tampak sejumlah kursi dan meja disediakan untuk menyambut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Dalam kontrak politik tersebut, warga meminta agar Anies membantu warga Kampung Guji Baru dalam proses kepemilikan tanah.
Warga merasa memiliki tanah di kampung tersebut karena merasa telah cukup lama tinggal di daerah tersebut. Anies sendiri lebih merespon soal kontrak politik. Ia menilai kontrak politik diperlukan untuk memperlihatkan bahwa dirinya benar-benar memperlihatkan komitmennya untuk menyejahterakan warga Ibu Kota.
"Sebaiknya memang kontrak politik harus dibuat secara tertulis, ada buktinya, difoto, tandatangannya juga ada. Dengan seperti ini, terlihat bahwa ada komitmen untuk menunaikan (janji)," ujar Anies di Kampung Guji Baru, Jakarta Barat.
Anies baru bicara lebih detail soal penggusuran saat kunjungan ke Kampung Magesen, Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (9/10). Menurut Anies ada pendekatan baru yang sudah dilakukan di dunia untuk menata kampung-kampung yang dihuni masyarakat dengan ekonomi rendah.
Pendekatan itu tidak hanya sekadar memindahkan warga ke tempat lain. Kehidupan lebih baik berupa kemudahan mengakses pendidikan, kesehatan dan lainnya. Selain itu juga harus ada pola interaksi antara warga.
http://regional.kontan.co.id/news/ba...it-penggusuran
Quote:Original Posted By f41lure ►
agus 11-12 dgn anies, banyak teori yg ga masuk akal bisa direalisasikan.
bagaiimana normalisasi banjir bantaran tanpa merelokasi?
Bagaimana kebijakan Anies terkait penggusuran?
JAKARTA. Bakal calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tercatat sudah beberapa kali mengunjungi kampung di Jakarta yang terancam penggusuran. Beberapa kampung tersebut seperti Kampung Guji Baru, Kampung Warung Doyong dan Kampung Muara Baru.
Saat kunjungan ketiga kampung itu, Anies memiliki pandangan sendiri untuk merespon soal keluhan penggusuran dari sejumlah warga. Misalnya, dalam kunjungan Anies ke Kampung Guji Baru, Jakarta Barat pada Jumat (7/10) lalu.
Kedatangan Anies langsung disambut dengan ajuan kontrak politik dari warga. Tampak sejumlah kursi dan meja disediakan untuk menyambut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Dalam kontrak politik tersebut, warga meminta agar Anies membantu warga Kampung Guji Baru dalam proses kepemilikan tanah.
Warga merasa memiliki tanah di kampung tersebut karena merasa telah cukup lama tinggal di daerah tersebut. Anies sendiri lebih merespon soal kontrak politik. Ia menilai kontrak politik diperlukan untuk memperlihatkan bahwa dirinya benar-benar memperlihatkan komitmennya untuk menyejahterakan warga Ibu Kota.
"Sebaiknya memang kontrak politik harus dibuat secara tertulis, ada buktinya, difoto, tandatangannya juga ada. Dengan seperti ini, terlihat bahwa ada komitmen untuk menunaikan (janji)," ujar Anies di Kampung Guji Baru, Jakarta Barat.
Anies baru bicara lebih detail soal penggusuran saat kunjungan ke Kampung Magesen, Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (9/10). Menurut Anies ada pendekatan baru yang sudah dilakukan di dunia untuk menata kampung-kampung yang dihuni masyarakat dengan ekonomi rendah.
Pendekatan itu tidak hanya sekadar memindahkan warga ke tempat lain. Kehidupan lebih baik berupa kemudahan mengakses pendidikan, kesehatan dan lainnya. Selain itu juga harus ada pola interaksi antara warga.
http://regional.kontan.co.id/news/ba...it-penggusuran
daerah kumis tempat penangkaran nasbung
kok kualitas omongannya jd kayak si Zonk?
"korupsi olie pembangunan"
klu kumuh penyakit kayak TBC, lepto, hepatitis, DB cepet menyebar atuh.
non- sense.
"korupsi olie pembangunan"
klu kumuh penyakit kayak TBC, lepto, hepatitis, DB cepet menyebar atuh.
non- sense.
Mangkanya dia lemah kan, bapaknya kaya, mertua pun kaya.
Apapun diucapkan demi mendulang suara, termasuk yang nggak masuk akal.
hanya agus yg sah menafsirkan maksud perkataan agus
Buset deh....
Kumuh kokbangga
Kumuh kokbangga
Quote:Original Posted By corsairVX450 ►
Mangkanya dia lemah kan, bapaknya kaya, mertua pun kaya.
Mertua napi korup
Bapak pemimpin partai korup
Sibocah pernah mimpin 20 orang doang
Mangkanya dia lemah kan, bapaknya kaya, mertua pun kaya.
Mertua napi korup
Bapak pemimpin partai korup
Sibocah pernah mimpin 20 orang doang
seriously??) @($#@%()&$......
gak heran sih kalo nasbung pro nya ke selain Ahok, karena emang "surga" nya nasbung itu di tempat kumuh dan miskin
Kumuh dan miskin kok dipelihara... gila ya...
Yang boneng Gus?? Jadi kekuatan yah??
Sial.. tau gitu ane dulu coblos foke lagi biar jakarta kuat terus terus..
Via: Kaskus.co.id
Sial.. tau gitu ane dulu coblos foke lagi biar jakarta kuat terus terus..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar