Mengenal Macam-Macam Mood Disorders
Depressive Disorders
Quote:Gejala utama dari deperesi, melibatkan kesedihan yang intens dan/atau ketidakmampuan untuk merasakan pengalaman yang menyenangkan. Ketika individu mengembangkan gangguan depresive, pikiran mereka penuh dengan self-recriminations (Individu lebih fokus pada kelemahan dan kekurangan mereka). Mempertahankan atensi, merupakan hal yang sulit. Oleh karena itu, mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Mereka cenderung memandang sesuatu dengan cara negatif dan kehilangan harapan. Jenis gangguan ini dapat dibagi menjadi 3 yaitu, major depressive disorders,dan chronic depressive disorder
Diagnosa major depressive disorder (MDD) dalam DSM-5, paling tidak harus mengalami 5 gejala depresif yang telah ada paling tidak semenjak dua minggu. Gejala ini harus mencakup mood depresif atau kehilangan minat, dan rasa senang. Gejala lainnya diantaranya, perubahan pola tidur dan makan, kesulitan konsentrasi, perasaan tidak berharga, kecenderungan untuk bunuh diri, dan penurunan aktivitas psikomotorik.
MDD merupakan gangguan yang bersifat episodik, artinya gejala cenderung muncul pada periode waktu tertentu dan kemudian dapat hilang. Untuk beberapa individu depresi menjadi kronis, dan menyebabkan individu tidak bisa kembali ke keadaan semula.
Gangguan ini juga dikenal dengan dysthymia. Individu penderita dysthymia mengalami depresi kronis paling tidak selama 2 tahun. Mereka merasakan sedih atau mengalami sedikit merasakan kesenangan dari aktivitas yang biasa dilakukan. Mereka memiliki paling tidak dua dari gejala tambahan depresi (perubahan pola tidur dan makan, kesulitan konsentrasi, perasaan tidak berharga, kecenderungan untuk bunuh diri, dan penurunan aktivitas psikomotorik.).
Bipolar Disorders
Quote:Gejala mania merupakan hal yang menandai gangguan bipolar. Gangguan bipolar dibedakan berdasarkan seberapa parah dan seberapa lama gejala mania terjadi. Kebanyakan Individu yang mengalami mania juga mengalami depresi dalam kehidupan mereka.
Mania merupakan keadaan kegembiraan intens yang diikuti dengan gejala lainnya yang terdapat dalam kriteria diagnostik. Pada saat episode mania penderita berperilaku dan berfikir dengan cara yang sangat berbeda dibanding kebiasaannya. Penderita sulit untuk diinterupsi dan mengalami flight of ideas. Mereka juga dapat menjadi sangat percaya diri. Namun, mereka juga dapat mengalami konsekuensi berbahaya disebabkan oleh perilaku mereka, diantaranya adalah berhenti tidur dan tetap penuh energi. Gangguan bipolar dapat dibagi menjadi tiga, gangguan bipolar 1, bipolar 2, dan cyclothymic disorder
Kriteria untuk bipolar I disorder meliputi satu episode mania, pada jangka waktu kehidupan seseorang. Individu yang didiagnosa mengalami bipolar I, tidak selalu mengalami mania dispenjang kehidupannya. Gangguan ini bersifat episodik. Episode mania lebih cenderung terjadi dibandingkan dengan episode depresif.
Gangguan ini merupakan bentuk yang lebih ringan dibandingkan Bipolar I. kriteria diagnosa bipolar II mencakup individu harus mengalami 1 kali episode depresif dan paling tidak satu kali episode Hypomania.
Gangguan ini merupakan gangguan kronis kedua setelah Dysthimia. Kriteria diagnosisnya mencakup, paling tidak gejala terjadi selama 2 tahun pada orang dewasa. Pada gangguan ini individu sering mengalami gejala ringan depresi yang berganti dengan gejala ringan mania.
Spoiler for Pendahuluan:
Mood DisordersMelibatkan gangguan pada emosi, yang dapat berupa kesedihan ekstrem hingga kebahagiaan yang ekstrem. Individu mengalami dikatakan mengalami gangguan mental jika mengalami, personal distress, disabilitas, pelanggaran norma sosial, dan/atau mengalami disfungsi yang disebabkan oleh masalah gangguan mental. Berdasarkan DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fifth Edition), secara umum terdapat dua macam jenis mood disorders, mood disorders yang hanya melibatkan gejala depresif, dan mood disorders yang melibatkan gejala mania.
Depressive Disorders
Quote:Gejala utama dari deperesi, melibatkan kesedihan yang intens dan/atau ketidakmampuan untuk merasakan pengalaman yang menyenangkan. Ketika individu mengembangkan gangguan depresive, pikiran mereka penuh dengan self-recriminations (Individu lebih fokus pada kelemahan dan kekurangan mereka). Mempertahankan atensi, merupakan hal yang sulit. Oleh karena itu, mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Mereka cenderung memandang sesuatu dengan cara negatif dan kehilangan harapan. Jenis gangguan ini dapat dibagi menjadi 3 yaitu, major depressive disorders,dan chronic depressive disorder
Spoiler for Major Depressive Disorder:
Diagnosa major depressive disorder (MDD) dalam DSM-5, paling tidak harus mengalami 5 gejala depresif yang telah ada paling tidak semenjak dua minggu. Gejala ini harus mencakup mood depresif atau kehilangan minat, dan rasa senang. Gejala lainnya diantaranya, perubahan pola tidur dan makan, kesulitan konsentrasi, perasaan tidak berharga, kecenderungan untuk bunuh diri, dan penurunan aktivitas psikomotorik.
MDD merupakan gangguan yang bersifat episodik, artinya gejala cenderung muncul pada periode waktu tertentu dan kemudian dapat hilang. Untuk beberapa individu depresi menjadi kronis, dan menyebabkan individu tidak bisa kembali ke keadaan semula.
Spoiler for Chronic Depressive Disorder :
Gangguan ini juga dikenal dengan dysthymia. Individu penderita dysthymia mengalami depresi kronis paling tidak selama 2 tahun. Mereka merasakan sedih atau mengalami sedikit merasakan kesenangan dari aktivitas yang biasa dilakukan. Mereka memiliki paling tidak dua dari gejala tambahan depresi (perubahan pola tidur dan makan, kesulitan konsentrasi, perasaan tidak berharga, kecenderungan untuk bunuh diri, dan penurunan aktivitas psikomotorik.).
Bipolar Disorders
Quote:Gejala mania merupakan hal yang menandai gangguan bipolar. Gangguan bipolar dibedakan berdasarkan seberapa parah dan seberapa lama gejala mania terjadi. Kebanyakan Individu yang mengalami mania juga mengalami depresi dalam kehidupan mereka.
Mania merupakan keadaan kegembiraan intens yang diikuti dengan gejala lainnya yang terdapat dalam kriteria diagnostik. Pada saat episode mania penderita berperilaku dan berfikir dengan cara yang sangat berbeda dibanding kebiasaannya. Penderita sulit untuk diinterupsi dan mengalami flight of ideas. Mereka juga dapat menjadi sangat percaya diri. Namun, mereka juga dapat mengalami konsekuensi berbahaya disebabkan oleh perilaku mereka, diantaranya adalah berhenti tidur dan tetap penuh energi. Gangguan bipolar dapat dibagi menjadi tiga, gangguan bipolar 1, bipolar 2, dan cyclothymic disorder
Spoiler for Bipolar I Disorder:
Kriteria untuk bipolar I disorder meliputi satu episode mania, pada jangka waktu kehidupan seseorang. Individu yang didiagnosa mengalami bipolar I, tidak selalu mengalami mania dispenjang kehidupannya. Gangguan ini bersifat episodik. Episode mania lebih cenderung terjadi dibandingkan dengan episode depresif.
Spoiler for Bipolar II Disorder:
Gangguan ini merupakan bentuk yang lebih ringan dibandingkan Bipolar I. kriteria diagnosa bipolar II mencakup individu harus mengalami 1 kali episode depresif dan paling tidak satu kali episode Hypomania.
Spoiler for Cyclothymic Disorder:
Gangguan ini merupakan gangguan kronis kedua setelah Dysthimia. Kriteria diagnosisnya mencakup, paling tidak gejala terjadi selama 2 tahun pada orang dewasa. Pada gangguan ini individu sering mengalami gejala ringan depresi yang berganti dengan gejala ringan mania.
Spoiler for Penutup:
Gangguan Mood, terutama depresi merupakan salah satu gangguan mental yang paling umum terjadi. gangguan bipolar sendiri juga dapat termasuk kedalam gangguan mental yang parah. Gangguan mood dapat mengganggu aktivitas keseharian individu, hingga ketidakmampuan untuk bekerja. Bahkan dampak paling berbahaya dari gangguan ini adalah bunuh diri
Spoiler for Sumber:
Kring, A. M., Johnson, S. L., Davison, G., & Neale, J. (2012). Abnormal Psychology. Hoboken: John Wiley, & Sons, Inc.
untuk bipolar gak setuju karena manusia punya perspektif masing2
beda kasus kalo masalah pasangan/keluarga
beda kasus kalo masalah pasangan/keluarga
Quote:Original Posted By heart.to.earth ►
untuk bipolar gak setuju karena manusia punya perspektif masing2
beda kasus kalo masalah pasangan/keluarga
iya gan, gangguan mood sendiri emang kasusnya/gejala yang mincul beda-beda pada masing-masing individu
untuk bipolar gak setuju karena manusia punya perspektif masing2
beda kasus kalo masalah pasangan/keluarga
iya gan, gangguan mood sendiri emang kasusnya/gejala yang mincul beda-beda pada masing-masing individu
Quote:Original Posted By heart.to.earth ►
untuk bipolar gak setuju karena manusia punya perspektif masing2
beda kasus kalo masalah pasangan/keluarga
kalo gak salah marshanda bipolar yak?
mejeng di pejwan
untuk bipolar gak setuju karena manusia punya perspektif masing2
beda kasus kalo masalah pasangan/keluarga
kalo gak salah marshanda bipolar yak?
mejeng di pejwan
Quote:Original Posted By kazekage810 ►
kalo gak salah marshanda bipolar yak?
mejeng di pejwan
ah itu stres dikit,,FoS cewek nya keluar
gak penting
kalo gak salah marshanda bipolar yak?
mejeng di pejwan
ah itu stres dikit,,FoS cewek nya keluar
gak penting
Quote:Original Posted By heart.to.earth ►
ah itu stres dikit,,FoS cewek nya keluar
gak penting
oohh gitu
ah itu stres dikit,,FoS cewek nya keluar
gak penting
oohh gitu
Kalo kita sebagai orang awam ga bisa ngejudge gan, cuma yang berwenang doang yang bisa memberikan penilaian klinis.
Quote:Original Posted By green227 ►
Kalo kita sebagai orang awam ga bisa ngejudge gan, cuma yang berwenang doang yang bisa memberikan penilaian klinis.
dalam masalah kritis aja gan,,misal kasus mirna
untuk masalah dasar dan menengah independensi riset dan second opinion diperlukan juga,,apalagi masalah kejiwaan masih terbagi di 2 kubu sampai sekarang
Kalo kita sebagai orang awam ga bisa ngejudge gan, cuma yang berwenang doang yang bisa memberikan penilaian klinis.
dalam masalah kritis aja gan,,misal kasus mirna
untuk masalah dasar dan menengah independensi riset dan second opinion diperlukan juga,,apalagi masalah kejiwaan masih terbagi di 2 kubu sampai sekarang
Wah, trit psikologi sebelah aja linier terus nih, sepi, padahal banyak yang nanya soal mood juga
Dan psikologi sebagai ilmu anti-monolitik, harusnya seru nih kalau ada yang bahas mood dari perspektif skinnerism, freudian dll
Saya sendiri lebih ke lacanian, adakah yg juga sama?
Dan psikologi sebagai ilmu anti-monolitik, harusnya seru nih kalau ada yang bahas mood dari perspektif skinnerism, freudian dll
Saya sendiri lebih ke lacanian, adakah yg juga sama?
Quote:Original Posted By DabeDread ►
Wah, trit psikologi sebelah aja linier terus nih, sepi, padahal banyak yang nanya soal mood juga
Dan psikologi sebagai ilmu anti-monolitik, harusnya seru nih kalau ada yang bahas mood dari perspektif skinnerism, freudian dll
Saya sendiri lebih ke lacanian, adakah yg juga sama?
Iya gan, kalo ane sendiri lebih ke biopsikologi dalam menjelaskan etiologi mood disorder. di buku yang ane jadiin sumber ga dibahas berdasarkan perspektif psikodinamika kaya freud dkk
Wah, trit psikologi sebelah aja linier terus nih, sepi, padahal banyak yang nanya soal mood juga
Dan psikologi sebagai ilmu anti-monolitik, harusnya seru nih kalau ada yang bahas mood dari perspektif skinnerism, freudian dll
Saya sendiri lebih ke lacanian, adakah yg juga sama?
Iya gan, kalo ane sendiri lebih ke biopsikologi dalam menjelaskan etiologi mood disorder. di buku yang ane jadiin sumber ga dibahas berdasarkan perspektif psikodinamika kaya freud dkk
Quote:Original Posted By green227 ►
Iya gan, kalo ane sendiri lebih ke biopsikologi dalam menjelaskan etiologi mood disorder. di buku yang ane jadiin sumber ga dibahas berdasarkan perspektif psikodinamika kaya freud dkk
Kalau biopsikologi teoritiker besarnya tuh siapa ya gan?
Iya, memang Freud sendiri kayanya hampir ga pernah langsung bahas mood
Yang beberapa kali nyebut mood itu freudian lainnya, kaya Jung dll
Iya gan, kalo ane sendiri lebih ke biopsikologi dalam menjelaskan etiologi mood disorder. di buku yang ane jadiin sumber ga dibahas berdasarkan perspektif psikodinamika kaya freud dkk
Kalau biopsikologi teoritiker besarnya tuh siapa ya gan?
Iya, memang Freud sendiri kayanya hampir ga pernah langsung bahas mood
Yang beberapa kali nyebut mood itu freudian lainnya, kaya Jung dll
Quote:Original Posted By DabeDread ►
Kalau biopsikologi teoritiker besarnya tuh siapa ya gan?
Iya, memang Freud sendiri kayanya hampir ga pernah langsung bahas mood
Yang beberapa kali nyebut mood itu freudian lainnya, kaya Jung dll
Kalo pendekatan biopsikologi sendiri, ga ada tokoh besar dengan aliran tertentu kaya pendekatan psikodinamika, behaviorism, humanistik dl. kalo peristiwa yang memicu pendekatan biologi dalam menjelaskan gangguan mental itu, ketika ditemukan kaitan antara general paresis dan sifilis. terus ada germ theory of desease yang dicetuskan oleh lois pasteur yang juga digunakan untuk menjelaskan hubungan antara general paresis dan sifilis. terus tahun 1905 ditemukan organisme penyebab sifilis. dari penemuan-penemuan ini, memicu penelitian penyebab biologis pada gangguan mental. diantaranya galton dengan metode twin studynya, terapi insulin, hingga electroconvulsive therapy (cerletti & Lucino) dan prefrontal cortex lobotomy.
Kalau biopsikologi teoritiker besarnya tuh siapa ya gan?
Iya, memang Freud sendiri kayanya hampir ga pernah langsung bahas mood
Yang beberapa kali nyebut mood itu freudian lainnya, kaya Jung dll
Kalo pendekatan biopsikologi sendiri, ga ada tokoh besar dengan aliran tertentu kaya pendekatan psikodinamika, behaviorism, humanistik dl. kalo peristiwa yang memicu pendekatan biologi dalam menjelaskan gangguan mental itu, ketika ditemukan kaitan antara general paresis dan sifilis. terus ada germ theory of desease yang dicetuskan oleh lois pasteur yang juga digunakan untuk menjelaskan hubungan antara general paresis dan sifilis. terus tahun 1905 ditemukan organisme penyebab sifilis. dari penemuan-penemuan ini, memicu penelitian penyebab biologis pada gangguan mental. diantaranya galton dengan metode twin studynya, terapi insulin, hingga electroconvulsive therapy (cerletti & Lucino) dan prefrontal cortex lobotomy.
Quote:Original Posted By green227 ►
Kalo pendekatan biopsikologi sendiri, ga ada tokoh besar dengan aliran tertentu kaya pendekatan psikodinamika, behaviorism, humanistik dl. kalo peristiwa yang memicu pendekatan biologi dalam menjelaskan gangguan mental itu, ketika ditemukan kaitan antara general paresis dan sifilis. terus ada germ theory of desease yang dicetuskan oleh lois pasteur yang juga digunakan untuk menjelaskan hubungan antara general paresis dan sifilis. terus tahun 1905 ditemukan organisme penyebab sifilis. dari penemuan-penemuan ini, memicu penelitian penyebab biologis pada gangguan mental. diantaranya galton dengan metode twin studynya, terapi insulin, hingga electroconvulsive therapy (cerletti & Lucino) dan prefrontal cortex lobotomy.
Oh masih main di neurotransmitter dan celebral cortex juga ya gan?
Saya kira ada kaitannya sama fenotip, selfish gene atau biologi kontemporer sejenisnya (post-Galton mungkin). Karena kemarin pernah ngobrol sama evolutionary biologist yg lagi postdoc ilmu sosial, dia coba masukin aspek insclusive fitness (coba masukin gagasan pure biologist) ke gejala segregasi sosial masyarakat urban
Nah saya kira ada yang coba masukin kaya gitu-gitu juga di psikologi, agak 'nyeleneh' dan tergolong baru juga soalnya hehe
Kalo pendekatan biopsikologi sendiri, ga ada tokoh besar dengan aliran tertentu kaya pendekatan psikodinamika, behaviorism, humanistik dl. kalo peristiwa yang memicu pendekatan biologi dalam menjelaskan gangguan mental itu, ketika ditemukan kaitan antara general paresis dan sifilis. terus ada germ theory of desease yang dicetuskan oleh lois pasteur yang juga digunakan untuk menjelaskan hubungan antara general paresis dan sifilis. terus tahun 1905 ditemukan organisme penyebab sifilis. dari penemuan-penemuan ini, memicu penelitian penyebab biologis pada gangguan mental. diantaranya galton dengan metode twin studynya, terapi insulin, hingga electroconvulsive therapy (cerletti & Lucino) dan prefrontal cortex lobotomy.
Oh masih main di neurotransmitter dan celebral cortex juga ya gan?
Saya kira ada kaitannya sama fenotip, selfish gene atau biologi kontemporer sejenisnya (post-Galton mungkin). Karena kemarin pernah ngobrol sama evolutionary biologist yg lagi postdoc ilmu sosial, dia coba masukin aspek insclusive fitness (coba masukin gagasan pure biologist) ke gejala segregasi sosial masyarakat urban
Nah saya kira ada yang coba masukin kaya gitu-gitu juga di psikologi, agak 'nyeleneh' dan tergolong baru juga soalnya hehe
kalo scizoprenia itu dah termasuk apa gan?
ada yang bilang klw sering ngorok termasuk salah satu ciri depresi, bener gak om?
Orang awam mau tanya dong, jadi kalo misalkan kita kena masalah yg cukup bikin kita depresi apa itu juga termasuk gangguan kejiawaan?
Quote:Original Posted By DabeDread ►
Oh masih main di neurotransmitter dan celebral cortex juga ya gan?
Saya kira ada kaitannya sama fenotip, selfish gene atau biologi kontemporer sejenisnya (post-Galton mungkin). Karena kemarin pernah ngobrol sama evolutionary biologist yg lagi postdoc ilmu sosial, dia coba masukin aspek insclusive fitness (coba masukin gagasan pure biologist) ke gejala segregasi sosial masyarakat urban
Nah saya kira ada yang coba masukin kaya gitu-gitu juga di psikologi, agak 'nyeleneh' dan tergolong baru juga soalnya hehe
Kalo penelitian saat in juga udah mulai ke gen ko gan. mulai dari studi twin study, polimorphis, gen transporter nuerotransmitter, epigenetic marks dll. kalo yang evolusi dkk juga udah ada ko gan, cuma ilmu ane masih kurang buat jelasin contohnya
Oh masih main di neurotransmitter dan celebral cortex juga ya gan?
Saya kira ada kaitannya sama fenotip, selfish gene atau biologi kontemporer sejenisnya (post-Galton mungkin). Karena kemarin pernah ngobrol sama evolutionary biologist yg lagi postdoc ilmu sosial, dia coba masukin aspek insclusive fitness (coba masukin gagasan pure biologist) ke gejala segregasi sosial masyarakat urban
Nah saya kira ada yang coba masukin kaya gitu-gitu juga di psikologi, agak 'nyeleneh' dan tergolong baru juga soalnya hehe
Kalo penelitian saat in juga udah mulai ke gen ko gan. mulai dari studi twin study, polimorphis, gen transporter nuerotransmitter, epigenetic marks dll. kalo yang evolusi dkk juga udah ada ko gan, cuma ilmu ane masih kurang buat jelasin contohnya
Quote:Original Posted By hario11 ►
Orang awam mau tanya dong, jadi kalo misalkan kita kena masalah yg cukup bikin kita depresi apa itu juga termasuk gangguan kejiawaan?
Kalo gejala depresinya udah menyebabkan disabilitas, disfungsi, personal distress, atau melanggar norma sosial. ada indikasi mengalami depresi. namun berat ringannya perlu dianalisa oleh pihak yang berwenang. soalnya bukan hanya gejala aja yang diperhatikan, tapi ada juga ynag namannya global assessment of functioning
Orang awam mau tanya dong, jadi kalo misalkan kita kena masalah yg cukup bikin kita depresi apa itu juga termasuk gangguan kejiawaan?
Kalo gejala depresinya udah menyebabkan disabilitas, disfungsi, personal distress, atau melanggar norma sosial. ada indikasi mengalami depresi. namun berat ringannya perlu dianalisa oleh pihak yang berwenang. soalnya bukan hanya gejala aja yang diperhatikan, tapi ada juga ynag namannya global assessment of functioning
Quote:Original Posted By tnuclrigregnif ►
kalo scizoprenia itu dah termasuk apa gan?
dalam dsm 5 schizophrenia masuk dalam kategori schizophrenia and other psychotic disorder
Quote:Original Posted By Cupetot ►
ada yang bilang klw sering ngorok termasuk salah satu ciri depresi, bener gak om?
Sejauh yang ane baca belum pernah ada yang masukin ngorok sebagai gejala depresi gan. mungkin di penelitian baru ada yang udah membuktikan
kalo scizoprenia itu dah termasuk apa gan?
dalam dsm 5 schizophrenia masuk dalam kategori schizophrenia and other psychotic disorder
Quote:Original Posted By Cupetot ►
ada yang bilang klw sering ngorok termasuk salah satu ciri depresi, bener gak om?
Sejauh yang ane baca belum pernah ada yang masukin ngorok sebagai gejala depresi gan. mungkin di penelitian baru ada yang udah membuktikan
Quote:Original Posted By green227 ►
Sejauh yang ane baca belum pernah ada yang masukin ngorok sebagai gejala depresi gan. mungkin di penelitian baru ada yang udah membuktikan
oh gitu gan, soalnya ane cuma denger di radio sih... ane sendiri gak paham
Via: Kaskus.co.id
Sejauh yang ane baca belum pernah ada yang masukin ngorok sebagai gejala depresi gan. mungkin di penelitian baru ada yang udah membuktikan
oh gitu gan, soalnya ane cuma denger di radio sih... ane sendiri gak paham
Tidak ada komentar:
Posting Komentar