Quote:Hi gan, apa kabar nih? Semoga sehat dan baik selalu, ya..
Sebelumnya ane ucapin makasih buat agan yang udah berkunjung, komen, dan rate5. Dan seperti biasa, kalau agan nggak suka, langsung ajah tutup jendela Kaskus di layar komputer agan sista.
Di tret ini ane mau cerita tentang kisah nyata yang dialami oleh sepupu ane saat sedang melahirkan bayi kembarnya di rumah sakit. Cerita ini ane bagikan spesial buat Kaskuser di malam Jumat ini. Semoga bisa membuat nte merinding disko saat membacanya.
Yuk ah kita ke tekape, gans!
Quote:Bayi Kembar
Kejadian menyeramkan ini terjadi sekitar 12 tahun lalu. Saat itu, sepupu ane yang sudah hamil tua mulai merasakan kontraksi hebat.
"Yah, perut aku sakit sekali," keluh sepupu ane ke suaminya.
Mereka berdua pun bergegas menuju ke bidan terdekat. Saat itu langit mulai gelap karena hampir magrib.
Sesampainya di bidan, pemeriksaan terhadap janin dilakukan dengan cepat. Tak lama kemudian, bidan merujuk keduanya ke rumah sakit swasta di yang letaknya sekitar 15 menit dari rumah bidan. Rupanya ada masalah dengan salah satu bayi di dalam kandungan sepupu ane. Bidan tidak berani mengambil resiko.
Setibanya di rumah sakit, proses persalinan segera dilakukan. Bayi pertama berhasil lahir dengan selamat dan berjenis kelamin perempuan. Sayangnya, bayi kedua tidak kunjung terlahir. Rupanya bayi kedua meninggal di dalam kandungan. Perasaan sedih meliputi kedua pasangan suami istri. Anak kembar pertama mereka gagal terlahir dengan selamat ke dunia.
Tindakan vakum dilakukan untuk mengeluarkan bayi yang meninggal tersebut.
Setelah proses persalinan selesai, sepupu ane dibawa ke kamar rawat inap. Saat memasuki ruang tersebut, ia melihat perawat mendorong mayat seorang perempuan yang telah dirawat beberapa hari di situ.
Quote:Kuntilanak?
Waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Sepupu ane terbaring di kamar rawat inap sendirian. Anggota keluarga yang lain belum dikabari. Sang suami harus pulang ke rumah bapak mertuanya untuk menitipkan jenazah bayi kembaran yang meninggal tersebut.
Ruangan bekas orang meninggal itu begitu sunyi. Gorden putih sesekali bergerak tertiup angin. Sepupu ane mencoba memejamkan matanya untuk menghilangkan pikiran aneh yang terus terlintas di benaknya.
Beberapa kali ia membolak balikkan badannya, mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Saat itu, firasatnya makin tidak enak. Dia merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya di ruang tersebut. Perasaan itu terus mengganggu pikirannya, membuat matanya menatap ke jendela.
"Astaghfirullah..," gumamnya sambil menahan jeritan.
Sesosok wanita berambut panjang dengan pakaian serba putih sedang menatapnya di dekat jendela. Sepupu ane pasrah. Sosok itu tak juga pergi dari pandangannya.
Quote:Menemani Jenazah Bayi
Sang suami tiba di rumah bapak mertuanya yang tinggal seorang diri. Si bapak tampak terkejut saat menantunya menyerahkan bayi yang tidak bernyawa. Jenazah bayi tersebut hanya dibungkus selembar kain cokelat.
"Pak, tolong titip jenazah anak saya. Besok pagi akan saya urus proses pemakamannya. Sekarang saya harus kembali ke rumah sakit," kata si menantu.
"Tapi..," kata bapak mertua terbatah.
Si menantu yang terburu-buru segera bergegas menuju kendaraan untuk kembali ke rumah sakit.
Bapak mertua bingung. Dia pun meletakkan mayat bayi perempuan di kamarnya. Dia tidak bisa meminta seseorang untuk menemaninya karena saat itu sudah pukul 01.30 dini hari. Itu adalah pengalaman yang sangat menyeramkan. Dia bertutur bahwa sepanjang malam bulu kuduknya merinding menemani jenazah bayi perempuan.
Quote:Kesaksian Satpam
Beberapa tahun berlalu. Kini giliran ane yang mendengarkan kesaksian kisah horor dari seorang sekuriti rumah sakit yang sama.
Beberapa bulan yang lalu, bapak ane melakukan operasi katarak di rumah sakit tersebut. Ruang operasinya berdekatan dengan kamar mayat rumah sakit.
Pintu keluar ruang operasi bersebelahan dengan ruang rawat inap yang bersebelahan dengan kamar mayat. Saat menunggu bapak keluar, ane berbincang dengan sekuriti.
"Sudah lama kerja di sini, pak?" tanya saya untuk membuka obrolan dengan sekuriti.
"Yah, belum lama banged sih."
Ane pun mulai bertanya seputar suasana rumah sakit yang terkesan angker, "Oh iya, pak.., kalau malam di sini gimana suasananya, pak?"
"Yang namanya dekat kamar mayat, pastinya rada gimana gitu, mas. Contohnya kayak di kamar nomor 204 di depan itu. Kamar itu sudah lama kosong, tapi beberapa minggu lalu ada taksi yang datang ke pos. Katanya pasien kamar 204 order taksi."
Ane menelan ludah sambil mencoba mengalihkan pembicaraan, "ah, mungkin ada orang iseng kali yang ngerjain si supir, pak."
"Nggak kok, mas. Si supir itu bilang kalau pasien itu sempat nelpon dan dia menjelaskan dengan detail letak ruangannya. Kalau memang ada orang yang ngerjain, masa iya dia harus survei ke rumah sakit dan masuk ke ruang kosong?"
Tak lama bapak ane keluar. Ane segera membawa bapak ane keluar ruangan. Ane pamit ke sekuriti tadi dengan perasaan yang nggak jelas. Rumah sakit ini memang terkenal angker. Dulu, saat terjadi tabrakan kereta di antara Citayam dan Depok lama, seluruh korban dilarikan ke rumah sakit ini.
Quote:Sekian dulu tret dari ane. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari pengalaman ane ini ya, gans.
Ane minta maaf kalau ada kata yang kurang berkenan di hati agan. Ane nggak bosen-bosennya bilang kalo ane cuma manusia biasa, bukan Tuhan yang Maha Sempurna.
Sebelumnya ane ucapin makasih buat agan yang udah berkunjung, komen, dan rate5. Dan seperti biasa, kalau agan nggak suka, langsung ajah tutup jendela Kaskus di layar komputer agan sista.
Di tret ini ane mau cerita tentang kisah nyata yang dialami oleh sepupu ane saat sedang melahirkan bayi kembarnya di rumah sakit. Cerita ini ane bagikan spesial buat Kaskuser di malam Jumat ini. Semoga bisa membuat nte merinding disko saat membacanya.
Yuk ah kita ke tekape, gans!
Quote:Bayi Kembar
Kejadian menyeramkan ini terjadi sekitar 12 tahun lalu. Saat itu, sepupu ane yang sudah hamil tua mulai merasakan kontraksi hebat.
"Yah, perut aku sakit sekali," keluh sepupu ane ke suaminya.
Mereka berdua pun bergegas menuju ke bidan terdekat. Saat itu langit mulai gelap karena hampir magrib.
Sesampainya di bidan, pemeriksaan terhadap janin dilakukan dengan cepat. Tak lama kemudian, bidan merujuk keduanya ke rumah sakit swasta di yang letaknya sekitar 15 menit dari rumah bidan. Rupanya ada masalah dengan salah satu bayi di dalam kandungan sepupu ane. Bidan tidak berani mengambil resiko.
Setibanya di rumah sakit, proses persalinan segera dilakukan. Bayi pertama berhasil lahir dengan selamat dan berjenis kelamin perempuan. Sayangnya, bayi kedua tidak kunjung terlahir. Rupanya bayi kedua meninggal di dalam kandungan. Perasaan sedih meliputi kedua pasangan suami istri. Anak kembar pertama mereka gagal terlahir dengan selamat ke dunia.
Tindakan vakum dilakukan untuk mengeluarkan bayi yang meninggal tersebut.
Setelah proses persalinan selesai, sepupu ane dibawa ke kamar rawat inap. Saat memasuki ruang tersebut, ia melihat perawat mendorong mayat seorang perempuan yang telah dirawat beberapa hari di situ.
Quote:Kuntilanak?
Waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Sepupu ane terbaring di kamar rawat inap sendirian. Anggota keluarga yang lain belum dikabari. Sang suami harus pulang ke rumah bapak mertuanya untuk menitipkan jenazah bayi kembaran yang meninggal tersebut.
Ruangan bekas orang meninggal itu begitu sunyi. Gorden putih sesekali bergerak tertiup angin. Sepupu ane mencoba memejamkan matanya untuk menghilangkan pikiran aneh yang terus terlintas di benaknya.
Beberapa kali ia membolak balikkan badannya, mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Saat itu, firasatnya makin tidak enak. Dia merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya di ruang tersebut. Perasaan itu terus mengganggu pikirannya, membuat matanya menatap ke jendela.
"Astaghfirullah..," gumamnya sambil menahan jeritan.
Sesosok wanita berambut panjang dengan pakaian serba putih sedang menatapnya di dekat jendela. Sepupu ane pasrah. Sosok itu tak juga pergi dari pandangannya.
Quote:Menemani Jenazah Bayi
Sang suami tiba di rumah bapak mertuanya yang tinggal seorang diri. Si bapak tampak terkejut saat menantunya menyerahkan bayi yang tidak bernyawa. Jenazah bayi tersebut hanya dibungkus selembar kain cokelat.
"Pak, tolong titip jenazah anak saya. Besok pagi akan saya urus proses pemakamannya. Sekarang saya harus kembali ke rumah sakit," kata si menantu.
"Tapi..," kata bapak mertua terbatah.
Si menantu yang terburu-buru segera bergegas menuju kendaraan untuk kembali ke rumah sakit.
Bapak mertua bingung. Dia pun meletakkan mayat bayi perempuan di kamarnya. Dia tidak bisa meminta seseorang untuk menemaninya karena saat itu sudah pukul 01.30 dini hari. Itu adalah pengalaman yang sangat menyeramkan. Dia bertutur bahwa sepanjang malam bulu kuduknya merinding menemani jenazah bayi perempuan.
Quote:Kesaksian Satpam
Beberapa tahun berlalu. Kini giliran ane yang mendengarkan kesaksian kisah horor dari seorang sekuriti rumah sakit yang sama.
Beberapa bulan yang lalu, bapak ane melakukan operasi katarak di rumah sakit tersebut. Ruang operasinya berdekatan dengan kamar mayat rumah sakit.
Pintu keluar ruang operasi bersebelahan dengan ruang rawat inap yang bersebelahan dengan kamar mayat. Saat menunggu bapak keluar, ane berbincang dengan sekuriti.
"Sudah lama kerja di sini, pak?" tanya saya untuk membuka obrolan dengan sekuriti.
"Yah, belum lama banged sih."
Ane pun mulai bertanya seputar suasana rumah sakit yang terkesan angker, "Oh iya, pak.., kalau malam di sini gimana suasananya, pak?"
"Yang namanya dekat kamar mayat, pastinya rada gimana gitu, mas. Contohnya kayak di kamar nomor 204 di depan itu. Kamar itu sudah lama kosong, tapi beberapa minggu lalu ada taksi yang datang ke pos. Katanya pasien kamar 204 order taksi."
Ane menelan ludah sambil mencoba mengalihkan pembicaraan, "ah, mungkin ada orang iseng kali yang ngerjain si supir, pak."
"Nggak kok, mas. Si supir itu bilang kalau pasien itu sempat nelpon dan dia menjelaskan dengan detail letak ruangannya. Kalau memang ada orang yang ngerjain, masa iya dia harus survei ke rumah sakit dan masuk ke ruang kosong?"
Tak lama bapak ane keluar. Ane segera membawa bapak ane keluar ruangan. Ane pamit ke sekuriti tadi dengan perasaan yang nggak jelas. Rumah sakit ini memang terkenal angker. Dulu, saat terjadi tabrakan kereta di antara Citayam dan Depok lama, seluruh korban dilarikan ke rumah sakit ini.
Quote:Sekian dulu tret dari ane. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari pengalaman ane ini ya, gans.
Ane minta maaf kalau ada kata yang kurang berkenan di hati agan. Ane nggak bosen-bosennya bilang kalo ane cuma manusia biasa, bukan Tuhan yang Maha Sempurna.
Buat Komen
ah yang boneng gan
Tiati buat yg mau punya bayi.. temen ane juga ngalamin kaya cerita ini..
dikit bener cuy
atas ane kakanya bre . . dan bAwah ane adeknya .
hih serem hih
numpang bangun paviliun dimari bray
buat bacaan ntar malem
buat bacaan ntar malem
Lonje diserang kismis truss neh......
banyak doa makanya brada
serem juga ye brada
ngeri sekali gan
Lumayan takut gan
Serem juga bray
Numpang baca gan
Lama ga nongol
Lama ga nongol
ini anak nya lagi main kaskus di bawah ane breh
Quote:Original Posted By weedy2014 ►
ah yang boneng gan
Bokir, gan.
Quote:Original Posted By rakanickname ►
Tiati buat yg mau punya bayi.. temen ane juga ngalamin kaya cerita ini..
Cerita lengkapnya dong, gan
Quote:Original Posted By hansip.ka5kus ►
dikit bener cuy
Iya, gan.. Kalo kebanyakan ntar kagak dibaca.
Quote:Original Posted By indra.blora ►
atas ane kakanya bre . . dan bAwah ane adeknya .
Apanya yang kakak adik, gan?
ah yang boneng gan
Bokir, gan.
Quote:Original Posted By rakanickname ►
Tiati buat yg mau punya bayi.. temen ane juga ngalamin kaya cerita ini..
Cerita lengkapnya dong, gan
Quote:Original Posted By hansip.ka5kus ►
dikit bener cuy
Iya, gan.. Kalo kebanyakan ntar kagak dibaca.
Quote:Original Posted By indra.blora ►
atas ane kakanya bre . . dan bAwah ane adeknya .
Apanya yang kakak adik, gan?
Quote:Original Posted By night.fury95 ►
Numpang baca gan
Lama ga nongol
Baru sempet lagi, gan.. Lagi padet soalnya
Numpang baca gan
Lama ga nongol
Baru sempet lagi, gan.. Lagi padet soalnya
ikut nyimak gan
Via: Kaskus.co.id
Spoiler for nyimak:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar