Pages


Minggu, 02 Oktober 2016

Nara Masista, diplomat muda di simpang pujian dan kritik

Nara Masista, diplomat muda di simpang pujian dan kritik
Nara Masista Rakhmatia, Sekretaris Dua Perwakilan Tetap RI di PBB, saat menyampaikan pandangan Indonesia soal Papua sekaligus menjawab kritik negara-negara Pasifik di hadapan Sidang Umum PBB, New York, Amerika Serikat.
Nara Masista Rakhmatia, belum genap 34 tahun, kala berbicara mewakili Indonesia guna menanggapi pernyataan negara-negara Kepulauan Pasifik di Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa, New York, Amerika Serikat, Sabtu (24/9).

Dalam majelis itu, Indonesia berbalas pandangan sengit dengan enam negara Kepulauan Pasifik. Pemicunya adalah desakan negara-negara itu agar Indonesia menyelesaikan kasus hak asasi manusia (HAM) di Papua. Kritik mereka juga dilengkapi dengan tuntutan penentuan nasib sendiri bagi warga Papua.

Tuntutan itu disampaikan Presiden Nauru, dan Presiden Kepulauan Marshall, serta empat Perdana Menteri dari Vanuatu, Kepulauan Solomon, Tuvalu, dan Tonga.

Alih-alih dijawab seorang pejabat senior, Indonesia justru memberikan kesempatan pada diplomat belia untuk menyampaikan sikap pemerintah. Nara pun berbicara selama lebih kurang empat menit di hadapan majelis.

Delegasi Perwakilan Tetap RI di PBB itu balik mempertanyakan sikap enam negara Kepulauan Pasifik, yang disebutnya telah ikut campur urusan dalam negeri Indonesia. "Para pemimpin yang sama memilih untuk melanggar Piagam PBB, dengan mencampuri kedaulatan negara lain, dan melanggar integritas teritorialnya," ujarnya.

Ia pun menyebut bahwa negara-negara itu menggembar-gemborkan masalah Papua, demi mengalihkan perhatian atas perkara domestik mereka. Ihwal laporan pelanggaran HAM, Nara mengatakan dokumen macam itu punya motif politik untuk mendukung gerakan separatis yang menyebar teror di Papua.

Menurut Nara, komitmen Indonesia dalam menyelesaikan kasus HAM juga "tidak perlu dipertanyakan."
Nara Masista Rakhmatia, diplomat cantik Indonesia yang bungkam 6 pemimpin duniaProfil Nara Masista
Penampilan dan pernyataan Nara itu--bersanding dengan label diplomat cantik--ikut jadi buah bibir di dalam negeri. Beberapa media memuat artikel soal Nara, dengan judul macam "Diplomat Cantik Indonesia 'Hajar' 2 Presiden dan 4 PM di PBB" (Tribun News, 28 September 2016).

Dari sejumlah pemberitaan media, profil Nara mulai dikenal. Tercatat, perempuan itu baru akan berusia 34 tahun pada Desember nanti.

Nara adalah jebolan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, jurusan Hubungan Internasional. Lepas kuliah, Nara sempat bekerja sebagai peneliti di CERIC (Center for Research on Inter-group Relations and Conflict Resolution), dan Center for East Asia Cooperation Studies. Dua lembaga itu berada di bawah naungan FISIP UI.

Ia menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kemlu, sejak 2008. Di Kemlu, Nara pernah ditempatkan di Direktorat Kerjasama Antar Kawasan pada Direktorat Jenderal Urusan Asia Pasifik dan Afrika.

Dia juga pernah bertugas di Organisasi Kerjasama Ekonomi Asia Pasific APEC, dan menjabat Head of Section for The Budget and Management Committee (BMC) APEC.

Nara pun sempat menlanjutkan pendidikan di Universitas St. Andrews Inggris dengan fokus studi konflik dan perdamaian. Setelah lulus, Nara ditempatkan sebagai bagian juru bicara Indonesia di Forum PBB.

Sekarang, jabatan resminya adalah Sekretaris Dua Perwakilan Tetap RI di PBB. Jabatan itu sudah melekat sejak enam bulan terakhir.
Disambut kritik dan pujian
Selain di media, cerita seputar Nara juga termuat dalam beberapa status Facebook. Salah satunya di akun Facebook, Alina Mahamel, yang menjadi viral, Rabu (28/9).

Dalam statusnya, Alina memuji strategi diplomasi pemerintah Indonesia, dengan mengirim seorang diplomat junior untuk menjawab kritik dari enam kepala pemerintahan.

Alin pun menyebut menyebut penampilan Nara bak angin segar yang menunjukkan kaderisasi diplomat di Kemlu.

Status Alin itu menjadi viral hingga meraih 1.500 tanda suka, dan telah dibagi hingga 700 kali (shared), Kamis (29/9). Nada-nada kebanggaan seperti yang disampaikan Alin, juga beredar di media sosial.

Pandangan berbeda datang dari peneliti, Made Supriatma, melalui status Facebook. Lebih kurang, Made mengatakan, Indonesia telah melakukan penghinaan kepada negara-negara Pasifik dengan menampilkan diplomat junior untuk menjawab pernyataan para kepala pemerintahan.

Menurut dia, meski sekadar negara-negara kecil, mereka punya hak suara di PBB, dan berhak diperlakukan dengan hormat.

"Mengapa bukan Menlu sendiri--saya tahu hadir di New York --yang memberikan jawaban? Saya tidak tahu mengapa Indonesia bertingkah seperti ini. Suatu tanda kesombongan luar biasa dari sebuah negara yang bahkan pengaruh internasionalnya tidak lebih besar dari Singapura," tulis Made, Selasa (27/9).

Ia juga menyoroti tudingan Nara dan Indonesia kepada enam negara Kepulauan Pasifik yang dianggap mengintervensi kedaulatan Indonesia. Menurutnya, persoalan HAM adalah perkara universal, yang tidak terbagi-bagi atas negara-negara.

Soal intervensi, kata Made, istilah itu lebih tepat digunakan untuk aktivitas Indonesia menginvasi Timor Leste (1975).

Di linimasa Twitter, @Arie_Kriting (dikenal milik pelawak tunggal, Arie Keriting) ikut menyampaikan kritik atas pernnyataan Nara.

Antara lain, dia menyoroti frasa "tak perlu dipertanyakan" yang disampaikan Nara dalam menggambarkan komitmen Indonesia soal penyelesaian kasus HAM.

"Nona ini sudah pernah ke Papua? Sudah riset? Kalau memang bangsa kita, sebaik itu mengenai HAM, Munir masih hidup," sindir @Arie_Keriting, yang dikenal dengan gaya komedi khas Indonesia Timur.

Pelawak tunggal lain, Ernest Prakasa, juga ikut menyampaikan sindiran senada. "Komitmen Indonesia terhadap HAM tidak perlu dipertanyakan lagi, she said. Justru rapor paling merah Jokowi sampai saat ini adalah soal HAM," tulis Ernest.

Berikut kami kutip sejumlah komentar pengguna Twitter, atas penampilan Nara di PBB.
Lagi-lagi bangsamu merayakan paras wajah. Lupa dengan isi kepala. pic.twitter.com/e6u0lmuZyT
— ARIE KRITING (@Arie_Kriting) September 29, 2016 Nona ini sudah pernah ke Papua? Sudah riset? Kalau memang bangsa kita, sebaik itu mengenai HAM, Munir masih hidup. ???? https://t.co/x4fJ3aUXMn
— ARIE KRITING (@Arie_Kriting) September 29, 2016 "Komitmen Indonesia terhadap HAM tidak perlu dipertanyakan lagi", she said. Justru rapor paling merah Jokowi sampe saat ini adalah soal HAM.
— Ernest Prakasa (@ernestprakasa) September 29, 2016 Gileee...diplomat junior Imdonesia di PBB, tegas,lugas, dan berani. The next President �� https://t.co/IFasSKUCDV
— Anton D. Sinurat (@antonDSinurat) September 29, 2016 Benar, cukup level diplomat junior saja yang bahas, Sadis sindirannya!https://t.co/PBFa35r69V via @YouTube
— astridsavitri (@funkymbokjeng) September 29, 2016 Nara Masista, diplomat muda di simpang pujian dan kritik


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ian-dan-kritik

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Nara Masista, diplomat muda di simpang pujian dan kritik Beli motor Rp33 juta dengan satu drum koin seribu

- Nara Masista, diplomat muda di simpang pujian dan kritik Jangan bangga mempunyai anak terlalu penurut

- Nara Masista, diplomat muda di simpang pujian dan kritik Kiat menikmati liburan ramah anggaran di Sydney

Kalo menurut ane sih yang penting tetangga jangan sampe tau lah urusan rumah tangga, meskipun emang kenyataannya kurang yang penting jangan jadi bahasan tetangga, malu sama tetangga
Emang 6 negara Pasifik itu nyolot ngomong nya jadi wajar sih kalo si nara kaya gitu jawabnya
keren banget nih cewe
Quote:Original Posted By hackidz
Kalo menurut ane sih yang penting tetangga jangan sampe tau lah urusan rumah tangga, meskipun emang kenyataannya kurang yang penting jangan jadi bahasan tetangga, malu sama tetangga
Emang 6 negara Pasifik itu nyolot ngomong nya jadi wajar sih kalo si nara kaya gitu jawabnya


ya bener juga gan
nah ini baru ok punya, level international.
Dulu masalah Timor Timur, Indonesia mengutus diplomat senior Ali Alatas untuk berbicara
dan Ali Alatas mengaku kalah telak waktu itu

Semoga dengan apa yang dilakukan diplomat junior ini
Tidak bakal menjadi blunder besar
Biar negara kecil, 6 negara itu tetap punya suara di PBB
Komen Ernest Susahmelek kenapa dijadiin quote ya? Emang dia Politisi atau negarawan?
beliau tidak tau kondisi papua bagaimana yg diexpose cuman kecantikan beliau doang fuck indonesia asal muka aja cantik kenyataan nya penindasan masih bnyk terjadi dinegri konyol ini
Kalau yg d permasalahkan junior senior,g pribadi merasa itu bukan masalah d jaman skrg ini,justru awal yg baik buat generasi muda peduli akan apa yg terjadi d negara kita.
Klau untuk masalah Ham g setuju indo masih bnyk bgt pelanggaran Ham yg terjadi,tpi d papua emang agak rumit,dmna mereka sudah banyak menelan kekecewaan dari pemerintah dari dlu,tpi ttep sikap Nara g rasa Benar(hanya pendapat) Negara lain boleh berkomentar,tpi jgn smpe ikut trllu dalam,apa lagi yg d bahas papua,jangan smpe ad udang d balik bakwan
G tgl d jayapura 2 Tahun,secara pribadi slma dsni g ngerasa ada udang d balik bakwan,dr negara tetangga kita(hanya opini)dan g pribadi merasa pemerintah skrg membaik dalam hal pembangunan,komunikasi ke rakyat papua,cuma klau untuk mslh hukum(Ham) msh hrus banyak berbena
Inti na opini Pribadi g,g salut sma neng gelis 1 ini,semoga kelak menjadi pribadi yg bisa lebih baik dr hr ini dan bsa mengharumkan nama Indonesia
Kritik hal yg wajar ttep semangat
Tidak sependapat dengan Arie Krotong, namanya juga mau bela Negara & bekerja untuk negara, ya harus seperti itu lah, bayangin kalau si Arie yg waktu itu berikan komentar, bisa hancur negara ini di acak2 negara2 kecil seperti itu.
Quote:Original Posted By daijiro74
Tidak sependapat dengan Arie Krotong, namanya juga mau bela Negara & bekerja untuk negara, ya harus seperti itu lah, bayangin kalau si Arie yg waktu itu berikan komentar, bisa hancur negara ini di acak2 negara2 kecil seperti itu.


ane juga kurang suka sama komika ini bisanya kritik doang tapi gak ngasih solusi apa lagi berbuat sama si ernest dah satu lagi
Quote:Original Posted By boziem
beliau tidak tau kondisi papua bagaimana yg diexpose cuman kecantikan beliau doang fuck indonesia asal muka aja cantik kenyataan nya penindasan masih bnyk terjadi dinegri konyol ini

orang bayarannya mahal ya harus jago berbicara dong gan
Quote:Original Posted By rullyrullzzz
Komen Ernest Susahmelek kenapa dijadiin quote ya? Emang dia Politisi atau negarawan?


kayanya ga ada yang salah buat kalo quote Ernest yang komen deh gan. gak harus politisi ataupun juga negarawan semua orang punya hak buat kasih pendapatnya kan (?). termasuk TS yang milih untuk posting komen dari ernest. toh sejauh ini ane juga ga ngeliat ada respon dari "politisi dan negarawan" (atau ane juga yang kurang melek?).

jujur aja, agak lucu judulnya bawa2 paras ya. atau memang pembawaan media sekarang yang nonjolin penampilan, atau memang supaya beritanya menjual, emang ga ada ide lain untuk ngasih judul yang lebih menjual (?)

btw, gw gak masalah soal dia muda atau tua. senior atau junior. yang penting adalah content atau value yang dibicarakan. sangat gak setuju dengan tindakan dari 6 negara itu yang ngurusin dapur orang lain.
sebenernya hak mereka mau ngomong apa, tapi jangan itu yang jadi menentukan sikap Indonesia, apalagi sampai membuat keputusan untuk separate dari Indonesia.
untuk bales ke mereka sebenernya gak perlu emosi. cukup bilang terima kasih untuk tanggapan dan perhatiannya. but the decision is ours.

tapi masalah HAM di Papua itu emang gak bisa dipungkiri. ini yang harusnya jadi pekerjaan rumah buat Indonesia. pemerintah asing tuh udah mantau. Indonesia harusnya malu, dan ini harusnya jadi tamparan keras. semoga tindakan nyata dari pemerintah untuk menegakkan keadilan HAM di Papua bisa jadi jawaban yang baik buat ke 6 negara itu
ane pribadi sih sangat pro sama penuntasan masalah HAM, tapi enggak tolerir sama hal2 yg menyangkut penistaan agama, LGBT, dan separatisme. itu murni penyimpangan!
Ane rikues berita tukang sapu cantik go international perwakilan indon.
Harus bela negara memang benar itu, kalau ga gitu di tai-taiin negara lain. Mungkin diomongin masalahnya pas di Indo, ga di situ juga..
Masih muda punya ambisi tinggi untuk memajukan negara.
Btw ane ane 12th dibawah berarti masih bocah
Ada yg muda pinter dibilang pencitraan, yg tua bolot dibilang maruk kekuasaan, gw setuju ama tuh si tia, urusan dlm negri negra laen ga usah ikt campur, muatan motifnya bener2 kentel , kok malah di kritik suruh riset sgala, tar giliran dikasih kesempatan trus merdeka kaya tetangga sebelah dikatain lagi oemerintah lemah, ari kriting = jonru
Quote:Original Posted By badak90


kayanya ga ada yang salah buat kalo quote Ernest yang komen deh gan. gak harus politisi ataupun juga negarawan semua orang punya hak buat kasih pendapatnya kan (?). termasuk TS yang milih untuk posting komen dari ernest. toh sejauh ini ane juga ga ngeliat ada respon dari "politisi dan negarawan" (atau ane juga yang kurang melek?).

jujur aja, agak lucu judulnya bawa2 paras ya. atau memang pembawaan media sekarang yang nonjolin penampilan, atau memang supaya beritanya menjual, emang ga ada ide lain untuk ngasih judul yang lebih menjual (?)

btw, gw gak masalah soal dia muda atau tua. senior atau junior. yang penting adalah content atau value yang dibicarakan. sangat gak setuju dengan tindakan dari 6 negara itu yang ngurusin dapur orang lain.
sebenernya hak mereka mau ngomong apa, tapi jangan itu yang jadi menentukan sikap Indonesia, apalagi sampai membuat keputusan untuk separate dari Indonesia.
untuk bales ke mereka sebenernya gak perlu emosi. cukup bilang terima kasih untuk tanggapan dan perhatiannya. but the decision is ours.

tapi masalah HAM di Papua itu emang gak bisa dipungkiri. ini yang harusnya jadi pekerjaan rumah buat Indonesia. pemerintah asing tuh udah mantau. Indonesia harusnya malu, dan ini harusnya jadi tamparan keras. semoga tindakan nyata dari pemerintah untuk menegakkan keadilan HAM di Papua bisa jadi jawaban yang baik buat ke 6 negara itu


Gw setuju ama agan. Tapi yg nama nya HAM itu menurut gw susah dapet persepsi yg sama, apalagi udah ada kepentingan pribadi (kelompok) didalamnya, ujung2 jadi subjektif.
Contohnya aja ngerokok, buat orang yang suka ngerokok, dia bilang 'hak gw buat ngerokok', trus orang yg ga ngerokok bilang 'hak gw juga ga dapet asep rokok dari lu'.

Selalu ada kepentingan dari setiap pengakuan (klaim) atas hak asasi (manusia).
Menurut ane sih "otak kerdil" yg mempermasalahkan knp junior yg berpendapat, bukan menlu sendiri, di anggap sombong pd negara2 lain, picik dan negatif sekali, tanpa mengetahui apa difikirkan para kepala negara lain.
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar