Pages


Selasa, 24 Mei 2016

Ini Bukti Berita-berita Kematian Eno Sudah Melanggar Etika

Ini Bukti Berita-berita Kematian Eno Sudah Melanggar Etika

Gan, tau kasus kematian EF di Tangerang yang tewas dibunuh pemerkosanya kan? Ini ane lagi mantau kasusnya dari berita di media online dan cetak. Terkait kasus pemerkosaan EF, kok banyak media massa yang memberitakannya secara vulgar ya? Detail pemerkosaan hingga foto jenazah dengan bebas ditampilkan. Kalo menurut ane, pemberitaan media online itu lebay banget gan. Vulgar terus sadis. Masa kronologi kematian korban dibeberin detil sama media. Bukannya mendidik, berita-berita media soal EF itu malah nyebarin kesadisan.



Spoiler for CAPTURE JUDUL BERITA ONLINE SOAL EF:


Itu baru sebagian, gan. Kalo agan search di google, pasti lebih banyak lagi. Hampir semuanya judulnya sensasional dan gak manusiawi.

Quote:DIMANA NURANIMU, WARTAWAN?
Ini adalah sebagian judul berita yang saya capture dari beberapa media. Judul dan isi berita seperti ini sangat banyak ditulis oleh media online, beberapa dari media ternama. Belum lagi direpost ulang oleh blog-blog yang tak jelas identitasnya. Foto-foto korban dimuat, ada yang diblur, lebih banyak yang tidak. Termasuk foto jenazah korban yang sudah tersebar di media sosial.

Rupanya, dalih mengungkapkan kebenaran bisa menjadi bungkus yang tampak cantik dan seksi. Tapi dibaliknya adalah keinginan mendapatkan traffic dan page views dengan judul-judul clickbait seperti ini.

Ini adalah sebagian judul berita yang saya capture dari beberapa media. Judul dan isi berita seperti ini sangat banyak ditulis oleh media online, beberapa dari media ternama. Belum lagi direpost ulang oleh blog-blog yang tak jelas identitasnya. Foto-foto korban dimuat, ada yang diblur, lebih banyak yang tidak. Termasuk foto jenazah korban yang sudah tersebar di media sosial.

Rupanya, dalih mengungkapkan kebenaran bisa menjadi bungkus yang tampak cantik dan seksi. Tapi dibaliknya adalah keinginan mendapatkan traffic dan page views dengan judul-judul clickbait seperti ini.

Ini adalah surat terbuka saya pada kawan-kawan jurnalis online juga cetak. Saya meminta kalian menggunakan nurani ketika menulis berita. Menurut saya, media seperti ini tidak mengungkapkan kebenaran, tetapi malah mengumbar kesadisan. Dan itu tidak akan pernah menyumbang apa-apa bagi publik selain menyebarkan rasa takut, kebencian, bahkan sinisme terhadap korban.

TULISAN LENGKAPNYA ADA DI SINI: Dimana Nuranimu, Wartawan?


Gak cuma itu. Bahkan di media sosial beredar foto jenazah korban gak pake sensor. Itu kan ngeri banget gan. Sadis! Bahkan media juga ikut-ikutan muat fotonya. Walopun disensor, tetep aja itu gak etis loh gan. Satu lagi yang bikin ane bingung, kenapa media bisa dapetin hasil otopsi termasuk hasil rontgen korban. Padahal itu kan sifatnya rahasia. Apalagi ini baru ngumpulin bukti buat ngelengkapin BAP, belum masuk sampe tahap persidangan. Tapi kok bukti-bukti penting kayak gitu disebar ke publik sih. Menurut agan, siapa yang nyebarin? Penyidiknya kah? Atau emang medianya yang ngulik sendiri? Ini nih salah satu contoh media yang muat hasil rontgen itu.
Spoiler for KENAPA HASIL RONTGEN BISA MUNCUL KE MEDIA?:


Ane sih salah satu pihak yang gak setuju kalo kasus kayak gini diungkap dengan vulgar. Ada yang bilang katanya biar orang tau kalo ini sadis banget. Tapi ya gak gitu juga kali gan. Kan efeknya buruk buat pembaca. Ya kalo yang baca berita ini cukup dewasa buat ngerti, kalo anak-anak? Malah lebih parahnya, berita-berita kekerasan yang detil banget nyeritain kronologinya, kalo kata ane, bakal ngajarin pelaku lain buat niru atau ngelakuin hal serupa.



Quote:PEMBERITAAN MEDIA TAK BERETIKA
Bertubi-tubi publik Indonesia disuguhi berita kejahatan seksual. Media online dan offline ibarat semut menggerumuti gula ramai-ramai mengupas kasus-kasus ini. Berawal dari kasus YY yang tewas dikasari 14 pemuda tanggung sampai terakhir kasus EF yang juga tewas dikasari 3 laki-laki. Performa suatu berita dinilai dari traffic (online) dan oplah (offline). Dalam hal kasus Pemerkosaan EF, banyak media massa mengulas kekejaman pelaku. Ya, tulisan seperti ini bisa menarik banyak pembaca yang penasaran, namun apakah sesuai dengan kode etik jurnalistik. Pasal 4 kode etik jurnalistik dengan jelas tercantum "Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul." Dijelaskan penafsirannya pada huruf c. "Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan."


Sebanyak 78 persen pembaca Opini.id menilai banyak media massa tak beretika terkait kasus pemerkosaan EF.

Ini Bukti Berita-berita Kematian Eno Sudah Melanggar Etika

Ini Bukti Berita-berita Kematian Eno Sudah Melanggar Etika

KLIK DI SINI BUAT IKUT POLLINGNYA

Buat bukti kalo berita-berita ini udah ngelanggar etika jurnalistik, ini ane kasih kutipan dari DEWAN PERS

Quote:KODE ETIK JURNALISTIK
Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama.

Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat.

Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:

PASAL 4 KODE ETIK JURNALISTIK
Ini Bukti Berita-berita Kematian Eno Sudah Melanggar Etika


Agan boleh setuju atau gak sama pendapat ane ini. Tapi kira-kira itulah pandangan ane gan. Sebagian netizen juga sependapat sih dengan ane. Nah gimana menurut agan? Apakah media-media itu perlu dikasih sanksi oleh Dewan Pers? Kalau iya, sanksinya seperti apa? Mohon pencerahannya gan.

Sekian dan ane pamit dulu.
Kalo agan jurnalis juga ane mohon maaf

Tapi ane merada ada penurunan kualitas jurnalisme di Indonesia.

Dari bahasa aja misalnya, reporter TV sekarang banyak yang gaya bicaranya kurang enak, dulu kan bahasa baku, biar keliatannya kaku tapi hampir sempurna pengejaannya. Kalo sekarang kok kaya belibet. Di media cetak juga, banyak error spelling, banyak bahasa yang aneh, bahasanya kurang enak dibaca.

Apalagi ini isinya, ternyata banyak melanggar kode etik yah? Hehe.....yah mungkin emamg orang harus banyak mikit kalo baca berita....
jadi lahan buat jualan berita
Wartawan Bodrexin ya gitu deh Gan!
Judulnya dihiperbolakan, padahal itu melanggar kode etik.
Yang penting laku!
lalu knp lu juga pamerkan disini , sekarang ?
Lha nanya yg baca, knapa suka ngklik pasl liat judul
Yah diumpanin terus
nih bukti media abal abal
http://pojoksatu.id/news/berita-nasi...akta-faktanya/

menyimpulkan isi berita semau wartawannya
demi kejar rating
Kalau liat berita yang di sampaikan TS, jadi keinget kembali,

Podo wae
Yang mereka pikirin itu cuman bagaimana ngasilin duit dan memperkaya diri. judul berita klo bisa yg sebombastis mungkin. masalah moral,akhlak,etika itu mah tong sampah
Etik nomer 2 yang nomer satu rating
Loh kalau gak gitu gak laku bray medianya, mereka cari duit juga kan. Tuh iklan yang banyak dipasang kan harus di klik.


Tinggal tambah unsur sara aja dijamin rame.
Mereka wartwan kejar setoran... Skrng lg rame2nya berita pemerkosaan... Jd apapun itu dikulil seCAra mendalam, hampir sama kayak kasus nama unik, cari yg paling nyeleneh...

Krn kasus itu "unik", "gagang pacul masuk kemaluan" menimbulkan rasa penasaran pembaca. Ada barang karena ada permintaan,, semua juga krn masyarakat yg ingin berita itu...

BAD NEWS IS A GOOD NEWS kalo kata orang
Media mah gitu skrg gan semakin heboh semakin laris
Ya.... gitulah.... Tren wartawan masih hobi exploitasi emosi pembaca.... udah lama sebetulnye, gak sekarang2x aje
inimah udah mlanggar privasi.... kbanyakan gambar yg tersebar gak dsensor sama skali...
wartawan?
udah banyak yg henshin jadi anjing
pembaca/pemirsah menginginkan kekerasan, konflik, darah, itulah yg di jokul

selama banyak yg bokul... akan terus dijokul

semprul
gembok dul
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar