Pages


Selasa, 10 Maret 2015

Inikah Pemikiran yang Benar untuk Wanita Setelah Menikah?

Hot Tread Senin, 09 Maret 2015
Quote:Hot Tread Recommended
[Hot] 7 Cara Cepat Mendapatkan Uang Banyak Versi Orang Indonesia  (kask.us)
Bagi Agan - Agan Yang Ingin Tahu Cara - Cara Jahanam Mendapatkan Uang Cepat

[Hot] 10 Kampus Paling Seram di Indonesia  (kask.us)
Kampus Agan - Agan Kira - kira Masuk Salah Satu Kategori Serem Kah?

[Hot] Lagu - Lagu Yang Ada Di Iklan TV  (kask.us)
Apakah Kalian Penasaran Dengan Lagu Iklan TV, Tapi Gak Tau Judulnya?

[Hot] Penyanyi Yang Memakai Hijab (Keren2 Gan)  (kask.us)
Agan Jarang Ngelihat Cewek Hijab, Ber-Profesi Penyanyi? Masuk Aja Deh!

[Hot] Cowok Ganteng VS Cowok Jelek  (kask.us)
Ngakak, Perbandingan, dan Pernyataan Agan Kaskuser. Cek Aja!


PEMBUKAAN


Pernikahan internasional antara dua kewarganegaraan seperti menjadi tren akhir-akhir ini. Itu memberikan kesempatan bagi seorang laki-laki atau perempuan belajar tentang budaya lain dengan cara yang lebih mendalam.

Jepang, seperti masyarakat pada umumnya, memiliki sikap dasar sendiri tentang pernikahan. Beberapa di antaranya mungkin bisa mengejutkan bagi pria asing yang menikah dengan seorang wanita Jepang.

Madam Riri, seorang blogger di media online RocketNews24 mencoba menyusun daftar yang biasanya menjadi pemikiran wanita Jepang setelah menikah.
Quote:Istri lebih memilih jadi ibu rumah tangga

Selama beberapa dekade terakhir, di banyak negara Barat, sudah dianggap normal jika seorang wanita (istri) akan terus bekerja setelah menikah. Meskipun Jepang memberlakukan undang-undangan untuk kesetaraan gender pada kesempatan kerja sejak 1986, namun peran tradisional suami yang bekerja dan mencari nafkah, sedangkan istri bertugas di rumah untuk merawat suami dan anak masih belum lekang oleh waktu.

Pola pikir Jepang ini memang tidak mutlak berlaku, namun umum dilakukan oleh wanita-wanita Jepang.

ROLers, anda mungkin masih ingat dengan Chisa 'Girls Next Door' yang memutuskan hengkang dari band yang membesarkan namanya sebab ingin berkonsentrasi mengurus suaminya yang seorang perenang profesional setelah menikah nanti. Fakta lainnya, meskipun lesu perekonomian Jepang terus berlanjut saat ini, jumlah perempuan yang lebih suka menjadi ibu rumah tangga dibandingkan bekerja masih tetap tinggi.

"Memilih untuk menjadi seorang ibu rumah tangga itu sedikit aneh untukku," ujar seorang wanita Polandia berusia 20 tahunan, dilansir dari RocketNews24, Rabu (2/10).

"Saya merasa kasihan pada mereka (wanita Jepang yang memutuskan menjadi ibu rumah tangga)," ujar seorang wanita Portugis berusia 50 tahunan.

"Cara berpikir mereka sedikit ketinggalan zaman," ujar seorang pria berusia 20 tahunan.

Sayangnya, banyak pasangan internasional justru baru menemukan fakta ini setelah mereka menikah. Ini menyebabkan hilangnya setengah dari potensi pendapatan laki-laki dan keuangan rumah tangga.
Quote:Istri mengontrol dompet suami


Laki-laki di Jepang secara tradisional diberikan tanggung jawab untuk mencari nafkah bagi keluarga. Sedangkan pengendalian anggaran dan pengeluaran umum dipegang oleh istri mereka.

Jika kondisinya adalah kedua pasangan sama-sama bekerja, mereka biasanya akan membuat akun tabungan bersama dan berdiskusi pembagian pendapatan masing-masing untuk biaya hidup bersama.

Wanita Jepang mengontrol dompet suaminya. Deposito suami, semua gajinya, akan mengalir ke rekening istri. Setelah itu, istri akan menentukan tunjangan hidup mereka berdua selama satu bulan.

Secara khusus, masyarakat Jepang menjalankan budaya dimana sesama karyawan wajib bersosialisasi dengan rekan kerja mereka. Salah satunya melalui aktivitas makan bersama dan minum (alkohol) bersama. Nah, Madam Riri mengatakan istri berperan untuk mengerem suami mereka dalam mengonsumsi alkohol ini.
Quote:Bahasa

Salah satu tantangan terbesar dalam pernikahan dua kewarganegaraan berbeda adalah bahasa internasional. Meskipun kedua pasangan adalah bilingual dan dapat saling mengerti, konvensi linguistik tertentu masih bisa menyebabkan adanya salah pengertian.
Quote:Jarang menitipkan anak

Di Barat, pasangan yang sudah menikah boleh saja menitipkan anak-anak mereka ke rumah saudara atau tetangga ketika mereka ingin makan malam romantis berdua saja di restoran. Tapi di Jepang, menitipkan anak anda di rumah seorang kerabat atau di tempat penitipan anak sementara orang tuanya bersenang-senang atau berkencan malam itu sangat jarang.
Quote:Panggilan sayang dan ungkapan cinta

Pola bicara pasangan merupakan refleksi dari pola berbicara sang anak. Oleh karena itu, Jepang mengharuskan aturan panggilan di dalam keluarga. Misalnya, setelah bayi pertama anda lahir, maka anda dan pasangan anda tidak lagi boleh lagi saling memanggil nama, melainkan menggantinya dengan okaa-san (ibu) dan otou-san (ayah).

Panggilan itu diwajibkan bahkan ketika mereka hanya bercakap berdua saja, tidak di depan anak-anaknya. Panggilan mama-papa juga masih ada, atau mereka menggantinya dengan panggilan suamiku dan istriku.

Setelah anda punya cucu, maka anda dan pasangan Jepang anda juga kembali mengganti panggilan menjadi obaa-san (nenek) dan ojii-san (kakek).

Seorang pacar, suami, istri di Jepang sangat jarang mengatakan 'I Love You' atau 'Aku Mencintaimu' kepada pasangannya. Ini memang terdengar sedikit dingin dan aneh. Namun, orang Jepang lebih suka mengungkapkan dan mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Jadi, mereka mengungkapkan cinta dengan tindakan.


Spoiler for Komeng agan:
Quote:Original Posted By Aken2010
Ane setuju setuju dan cocok aja tuh gan sama pemikiran-pemikiran di atas. Secara ane di rumah sama istri ane juga kayak begitu.

Istri sejak awal nikah udah ane larang buat kerja, biar di rumah aja (padahal sebelum nikah dia udah kerja en punya penghasilan sendiri dari gaji). Alasannya sih bkan apa-apa, selain ane orang nya cemburuan, kedua ane punya prinsip gan: Nyari duit / nafkah itu biar jadi "jihad" nya para suami, toh Allah SWT (ane muslim gan, ya? ) ngasih kita dua tangan, dua kaki, satu otak, sama dengan orang lain. Kalo kita bisa menghidupi anak istri dengan tenaga kita sendiri, wah kepuasaan nya beda gan. itu salah satu harga diri yang bakal dihormatin gak cuma sama istri kita, tapi juga orang di sekeliling kita. Percaya gak percaya, kehidupan ane juga gk kekurangan kok, Alhamdulillah udah punya rumah sendir (walau kredit tapi ok lah), cukup lah buat hidup, santai en jalan, pa lagi anak ane udah dua sekarang.

(Soal ini ada sedikit cerita unik gan, ada teman satu kerjaan ane, dia dulu selalu koar-koar bahwa GAK BAKAL ada orang yang bisa hidup kalo suami dan istri gak kerja dua-duanya, secara dia juga kerja dan istri nya juga. Eh malah Alhamdulillah duluan ane ambil rumah ketimbang dia. Kendaraan pun juga dari dulu sampe sekarang doi masih pake V*GA gan. Jadi sebenarnya rejeki tu jangan dihitung pake hitungan gitu. Rejeki ada dimana-mana, dan kesempatan semua orang untuk meraih nya juga sama. Tinggal kita MAU apa GAK buat ngambilnya).

Soal mengontrol uang, ane pikir masalah kepercayaan aja. Dulu baru nikah, gajian ane kasih ke istri juga, tapi udah ada diskusi sebelumnya, jatah ane brapa en dia brapa. Memang kok Gan, keperluan istri itu lebih banyak dari suami (kan dia juga perlu kosmetik, ini itu dll). Sampe sekarang masih tetap begitu dan gk ada masalah, walau gaji ane gak gede-gede amat. Ane aja pegang duit sebulan cuma dua ratus ribu, itu buat bensin n servis rutin ke bengkel buat motor, dan ane masih bisa nabung minimal 50rb sebulan. Paling ane tiap kerja bawa bekal (masakan istri tercinta ane), ato kadang ditraktir sama kustomer kalo lagi ada rejeki. Nah, di awal-awal istri ane sering kebablasan dan keabisan uang bulanan, kalo udah gitu tinggal ane ajak ngobrol en diskusi masalah nya di mana en gimana enaknya Gan. Emang kunci rumah tangga tu komunikasi gan. Alhamdulillah sampe sekarang gak ada masalah.

Soal bahasa sih gak ada masalah, (ane dan istri ane beda suku gan, ane orang Bukittinggi dan istri ane orang kebumen). Awal-awal nikah ane malah sering minta diajarin bahasa jawa sama istri ane. Nah lucunya sekarang di rumah malah ane dan istri ane ngomong nya malah bahasa Minang, jarang malah bahasa indonesia dipake haha..

Kalo soal penitipan anak, waah, kalo ane gk pernah gan. Gimana pun tetap lebih baik anak tu ditemenin sama orang tua nya, mnimal ibunya. Anak tetangga ane yang ibu bpak nya kerja pernah berkasus, si anak ternyata sering dicubitin, jarang dikasih makan sampe akhirnya kena tipes n sempat masuk rumah sakit juga, padahal baru umur 3 tahun Gan. Dan dititipinnya pun bukan sama orang jauh, tapi kaka si ibunya sendiri.

Terakhir soal panggilan, menurut ane malah bagus kalo setelah ada anak panggilan kita terhadap pasangan diubah. Logika nya? sama dengan artikel Agan kok, anak itu bakalan berkaca dengan cara orang tua nya manggil. (ane dan istri ane manggilnya Ayah Bunda gan, lebih mesra rasanya ketimbang manggil nama masing-masing, pa lagi ane tua 4 tahun dari istri ane, hehe)

Segitu aja Gan, maaf kalo kepanjangan. Tarok di pejwan ya Gan? Baidewei berhubung ane masih nubi jadi ane cuma bisa kasih BINTANG TOEDJOE YANG TERPERCAYA, eh bintang lima buat post Agan TS.

Good Trit, Bro!!

Quote:Original Posted By meitatsujinclon
benar isi threadnya, wanita jepang memang lebih banyak yang memilih mengurus suami dan anak setelah menikah, dan karena itu juga jarang sekali yang menikah di usia awal 20, biasanya orang jepang memilih untuk menikah di usia 30 keatas atau jika sudah benar2 mapan. setelah menikah tugas istri adalah mengatur keuangan sepenuhnya, jadi tugas suami hanya bekerja saja, tidak perlu memikirkan keuangan dan urusan di rumah.
tapi kalau menikah dengan orang indonesia mungkin akan lain karena perbedaan budaya disini, apalagi pria indonesia kebanyakan lebih pengertian dibanding pria jepang dan lebih mau berbagi tugas dengan istrinya seperti contoh menemani belanja ke supermarket.

jadi ingin menikah

Quote:Original Posted By Lidya Amstronk
Tp wanita Jepang sekarang udah mulai berpikir modern gan, mereka ga mau jd Ibu Rumah Tangga (IRT) klo nikah
Soal'a bisa hilang kesenangan mereka, kan wanita Jepang hobby bgt beli barang branded, make up, dan hang out sama temen2
Klo nikah kan pasti mereka bakal jd Ibu Rumah Tangga dan ga bakal sempet tuh buat melakukan kegiatan saat mereka msh single
Kalaupun yg udah nikah mau kerja, pasti dibikin ga betah sama prusahaan'a biar resign dan jd IRT aja
Dan percaya atau ga, tingkat stres paling tinggi di Jepang tuh IRT gan
Jd sekarang wanita2 muda Jepang lebih milih ga nikah, toh kumpul kebo disana jg ga dilarang, tp tetap, klo punya anak di luar nikah, ga diakui negara anak'a
Jd tingkat natalitas disana kecil bgt
Bahkan pemerintah'a bikin peraturan, klo ada yg mau nikah bakal dikasih duit sama pemerintah
Apalagi klo bisa punya anak

Quote:Original Posted By chuminz
jadi Ibu Rumah Tangga itu mulia. selain ngurus rumah tangga, ngurus pembentukan akhlak & kecerdasan si anak (ini ga gampang buat suami, kalo istri kan perempuan pake perasaan, bisa lebih telaten dan penuh kesabaran ngurus anak). kalo suami istri kerja dua-duanya lalu anak dititipin ke orang lain, pertanyaan ane cuma 1 kenapa mau punya anak kalo cuma dititpin sama orang lain padahal itu titipan Tuhan? alasan karena cari uang? naif. nanti kalo titipan Tuhan diminta lagi sama yang punya jangan ngeluh/mewek-mewek.

ga terima cendol, kalo : boleh


Quote:Original Posted By b42l4t4k
klo ane terserah nanti calon istri maunya gimana, secara dia lagi kuliah lagi ambil notaris, notaris kan ga perlu kerja di kantor, nah jadi dia bisa sambil jaga anak dirumah, rezeki ga kemana, istri kerja boleh tapi bukan jadi ladang uang untuk suami, tetap suami yang harus kerja keras menghidupi mereka, uang gaji istri ya untuk dirinya sendiri dan anak-anak, ane nanti jadi suami alhamdulilah masih ada gaji sendiri dari kantor yang akan ane berikan juga ke istri dan anak-anak, karena semua sumber penghasilan nanti akan ke istri juga toh,

Bukan masalah jihad atau gengsi atau bisa cicil rumah dan mobil, bukan itu, ada yang lebih penting, sekolah anak, biaya berobat anak dan istri, ya kita hidup ga akan pernah mau sakit gan, ane juga ga mau, tapi takdir siapa yang bisa nentuin? kita para suami dan calon suami, someday (amit-amit) kecelakaan dijalan mau berangkat kerja, dan harus dirawat berbulan-bulan, dari mana sumber uangnya klo bukan bantuan dari istri atau anak (misal udah kerja anaknya)? ngandalin ortu? malu gan bukannya ga mau, sungkan, karena setelah menikah harapan ortu itu si anak udah mandiri banget, yang ada ke ortu itu hanyalah silahturami dan mendoakan yg terbaik untuk mereka, bagus lagi bantuin mereka (ortu).

Pendidikan itu penting, pekerjaan itu juga penting, tapi ingat, jangan memforsir wanita untuk dijadikan ladang uang, para prialah yang harus kerja keras sampai akhir hayatnya untuk kehidupan keluarga, istri kerja itu boleh, umur para pria ga ada yang bisa ditebak, klo istri ditinggal duluan oleh para suami ane kadang sedih liatnya, mereka mati-matian cari uang, anak masih kecil, ya kalo ketemu calon suami lagi, klo ga?

Pernikahan itu bukan jangka pendek, ingat untuk para pria, ada buntut dibelakang anda 1, setelah punya anak pertama buntut anda menjadi 2 dst, diingat itu buntut mau dikasih makan apa setelah anda tiada dan meninggalkan mereka duluan sebelum waktunya (tua)?

Rezeki memang ada yang ngatur, tapi nasib suatu kaum tidak akan diubah oleh Allah jika kaum tersebut tidak mau berubah. ingat itu aja.


Quote:Original Posted By bukan.pelawak
rasanya kalo di negara maju itu cewek sama cowok itu equal deh gk se-sexist itu sama sama punya hak kerja
kalo di negara berkembang wajar aja masih sexist , cowok 1 derajat di atas prempuan
lagipula klo ngedidik anak kan ayah kan cenderung ke numerical problem / eksak (ipa)
kalo ibu cenderung ke linguistik (ips) kata ustad gw indo gk maju maju ya gara" anaknya cman dapat didikan dr ibunya aj

Quote:Original Posted By baryshnikov
Ada beberapa aspek yg ane setuju n ga setuju. Apalagi soal duit. Ga semua cewe bisa ngontrol duit dgn baik, begitu pula si cowo si, tp kalo si cowo ngerti gmn susahnya cari duit mah seharusnya ga seenaknya. Nah kalo pake teori diatas, kita susah2 cari duit, dimonopoli istri..


Quote:Original Posted By laureth
ane pikir ini positif gan semuanya postifi,,khusus untuk yg nomer 1,, yg komen pemikiran istri jd ibu rumah tangga itu pemikiran kuno dll,,,sini deh ane ingin debat,,coba kalo anak nya udah g bener gara2 g ada yg didik di rumah,,,itukah pemikiran kolot???


Quote:Original Posted By teknologian
kalo nurut ane mo jadi ibu rumah tangga ato tetep kerja fine2 aja sih gan, semua tergantung kesepakatan antara suami &stri. jd ga usahlah ngejudge ini lebih baik ato itu lebih baik...

Kalo keluarga kecil ane sepakat kalo istri ane kerja.
1. pertimbangannya yg utama tentu saja financial gan, kita ingin kedepannya anak kita pendidikannya terjamin gan kalo perlu sampe S3 hehe. Kita juga mikir kalo kerja berdua kita bisa lebih banyak saving uang ditiap bulannya gan jadi kesempatan buat berwirausaha lebih besar. Intinya kita kerja berdua demi masa depan gan

2. Istri ane kerja karena ga mau disebut kuper, dia pingin tetap punya wawasan luas, biar kalo ngobrol ama suaminya tetap bisa nyambung gan hehe

3. Isi sendiri deh gan

Note: ane dari dulu ngarep banget punya istri orang jepan ato meme2 china gan, soale imut gitu. Tapi ya impian ane kandas gan ane cuma dapet istri orang madiun. Tapi entah kenapa, mungkin Allah kasian kali ya ngeliat ane yg ngarep banget, meskipun dapet orang desa tapi istri ane mukanya mirip orang jepang gitu hehe


Quote:Original Posted By miamabonii
ane cewe gan, dan ane juga punya pemikiran kaya gitu, abis nikah, pengen berhenti kerja buat ngurus rumah, anak sama suami aja, cuma masalahnya calon suami ane malah nyuruh ane buat kerja juga , katanya daripada ane bengong dirumah, terus buat ngurus rumah biar dikasih ke pembantu aja.. sedih gan...

Quote:Original Posted By rai0707
ane setubuh sama trit TS .. secara ane juga melarang istri ane kerja..ane ga mau anak ane di didik sama orang lain gan .. nyari duit ga bakalan ada ujung nya ... klo kebahagian anak kn susah di cari klo di titip kre orang lain ..


Quote:Original Posted By nurmanism
dari pengakuan beberapa ibu2...kenapa mereka lebih memilih bekerja daripada dirumah, walaupun pendapatan suaminya sudah memadai...????

karan ternyata menjadi ibu rumah tangga itu lebih capek dibandingkan bekerja dikantor, coba tanya kalo gak percaya..

Quote:Original Posted By rai0707
ane setubuh sama trit TS .. secara ane juga melarang istri ane kerja..ane ga mau anak ane di didik sama orang lain gan .. nyari duit ga bakalan ada ujung nya ... klo kebahagian anak kn susah di cari klo di titip kre orang lain ..


Quote:Original Posted By nurmanism
dari pengakuan beberapa ibu2...kenapa mereka lebih memilih bekerja daripada dirumah, walaupun pendapatan suaminya sudah memadai...????

karan ternyata menjadi ibu rumah tangga itu lebih capek dibandingkan bekerja dikantor, coba tanya kalo gak percaya..





Spoiler for Sumur:
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/13/10/02/mu1gwz-lima-pemikiran-wanita-jepang-setelah-menikah-1
http://www.republika.co.id/berita/ga...elah-menikah-2
http://www.republika.co.id/berita/ga...elah-menikah-3
http://www.republika.co.id/berita/ga...elah-menikah-4


[Hot] 5 Pemikiran Wanita Jepang Setelah Menikah  (kask.us)
(ASK) Cara Menjadi Reskrim Itu Gmna ??  (kask.us)
[Full Pict] Agan Suka Cewek Kayak Gmna ? (Tomboy,Alim,Keren.DLL)  (kask.us)
[Hot] Tebak 7 Cewek Cakep ini  (kask.us)
[14 Kaskus] Pengembangan Kaskus Yang Ane Harapkan  (kask.us)



DILARANG KERAS PERTAMAX DI TREAD ANE
TS : ANE PERTAMAX HUNTER



wihh calon istri yang bagus tuh kalo dapet cewe jepang
Weewwww cewek jepang mahh mantep gans
Ternyata kalo sudah menjadi istri jadi fokus sama keluarga ya
Tapi kalo ane mah atur2 aja smua yg baik buat keduanya
sepi amat dimari

hampir sama lah ya dengan di indonesia tapi bukan diperkotaannya
Mirip di indonesia gan,tapi jarang di perkotaan
Oo gitu ya gan baru ngerti
oh gitu ya??? ane baru tahu.... malus
Ooo gitu ya gan
walaupun hampir mirip tapi perbedaan adat budaya dan bahasa pasti bikin ganjalan juga kalau nikah ama orang jepang mending nyari yang lokal aja dah toh rasanya juga sama
SUAMI

ane gk setuju gan...
pengantur dompet suami ya gan
gk masalah sich asalkan memang bner2 mengatur, bkn menghabiskan
nice info
gak masalah kalo yang ini keknya kalo buat gw
well, itupun kalo emang dapet cewe jepun sih
masak sih????
hebat ya, Jepang dengan kemajuan teknologinya masih mampu mempertahankan "tradisi" kuno seperti ini.
Quote:Original Posted By kudilbedil
hebat ya, Jepang dengan kemajuan teknologinya masih mampu mempertahankan "tradisi" kuno seperti ini.

Iya Gan... Betul Ente ??
sama aja kaya di indo...tapi ga semuanya juga begitu
patut dicontoh ini
Pokoknya wanita jepang itu tugasnya mengurus rumah tangga ya, kita harus pakai panggilan istri / suami jika udah punya anak, bahasa harus di latih, duit suami di kontrol. Bearti jadi suami di jepang tanggung jawabnya sangat besar karena istri biasanya ga ikut kerja.Pantes ya kalau di anime jepang suaminya pasti pulang malam - tengah malam ya.
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar