Cukup banyak mereka berdatangan. Semuanya dari kalangan miskin. Mereka sepakat mendatangi Rasul SAW, setelah sebelumnya saling mencurahkan isi hati mereka. Mereka memikirkan amal mereka yang terasa kalah dengan golongan sahabat yang lain. Hingga mereka mutuskan mendatangi Nabi Muhammad SAW.
Setelah Rasul yang mereka cintai berada di hadapan mereka, juru bicara sahabat golongan miskin itu mengadukan permasalahan mereka, ''Wahai Rasul, orang-orang kaya telah banyak membawa pahala. Mereka shalat, kami pun bisa menunaikan shalat. Mereka berpuasa, kami pun dapat berpuasa. Tapi mereka bisa bersedekah dengan kelebihan dan keunggulan harta mereka. Sementara kami tak dapat bersedekah, wahai Rasulullah. Kalau demikian keadaannya, kami akan selalu kalah dengan mereka."
Rasul tersenyum mendengar keluhan mereka. Mereka protes karena masalah berlomba lomba dalam kebaikan. Dengan sejuk dan penuh penghormatan Rasul melihat mereka dengan perasaan haru penuh cinta. Lalu Rasulullah saw pun berasabda, ''Tenanglah saudara-saudaraku, bukankah Allah telah menjadikan buat kamu sekalian sesuatu yang kalian bisa bersedekah dengannya? Sesungguhnya setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah. Amar makruf nahi mungkar adalah sedekah, dan pada hubungan suami istri pun adalah sedekah.''
Mereka bertanya, ''Wahai Rasulullah, andaikan seseorang di antara kami menyalurkan syahwatnya (pada yang halal), apakah padanya ada pahala?'' Nabi Saw menjawab, ''Bagaimana pendapat kalian, jika ia menyalurkan syahwatnya pada yang haram, apakah baginya ada dosa? Demikian pula jika ia menyalurkan syahwatnya pada yang halal, pasti akan ada pahala baginya.''(HR Muslim).
Kaskuser sekalian, Subhanallah, indah para sahabat yg tergolong miskin tadi "berdemonstrasi" kepada Rasul. Ghibthah, yang mereka lakukan, yaitu iri terkait dengan urusan akhirat. Inilah iri (kata terkenal di Indonesia “syirik” padanan dari kata iri. Tentu tidak tepat digunakan. Karena kata syirik konotasinya berat, yakni bermakna menyekutukan Allah. So sebaiknya Agan-Agan yang baik tidak gunakan lagi kata syirik untuk makna iri) yang diperbolehkan. Tapi yang dipermasalahkan, yang diadukan adalah tentang amal dan kebaikan. Inilah di antara keistimewaan generasi sahabat Rasulullah, yaitu gemar dan termotivasi berlomba-lomba untuk meraih kebaikan dan pahala. Mereka berpacu untuk mendapatkan keutamaan dari Allah SWT, ingin lebih dari yang lain dalam ketaatan.
Indahnya penjelasan Rasul SAW, beliau lukiskan makna luas dan aneka warna sedekah, gambarkan banyak jalan untuk beramal. Dalam arti, jika sedekah tidak mampu diwujudkan dengan bentuk harta, maka sejatinya berzikir, mengajak pada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan meletakkan sesuatu pada tempat yang halal adalah bernilai sedekah. Zikir kepada Allah merupakan sarana pengakuan anugerah nikmat serta mengagungkan-Nya. Dengannya kita meyakini bahwa keberadaan kita adalah yang terbaik dalam pandangan Allah. Karena itu, kita harus menyebut nama-Nya sebagai tanda syukur, pengokohan Zat Ilahi, dan inilah yang juga bernilai sedekah.
Saling berbagi kebaikan bisa dengan share di media sosial di antara jalan luas raih pahala sedekah. Bukan materi yang diberikan, tapi pemaknaan agar sesama raih kebaikan, mendukung kebenaran tentu dapat bernilai sedekah yang dalam beberapa kondisi lebih baik daripada materi. Demikian halnya menyelamatkan sesama dari keburukan merupakan langkah terpuji berbagi yang sejati.
Selain itu, meletakkan sarana pemberian Allah pada tempatnya yang halal merupakan jenis sedekah yang paling ringan. Pasalnya meletakkannya pada yang haram bermakna merusak karunia-Nya dan merugikan orang lain. Nafkah untuk anak istri adalah sedekah utama, membeli untuk kepentingan individu adala sedekah utama. Dengan demikian, kita tidak perlu berputus-asa dalam bersedekah. Sedekah bisa dengan harta, bisa dengan zikir, tahmid, dan bahkan sekadar ucapan baik. Karenanya tidak tepat meremehkan kebaikan sekecil apapun, Rasul SAW mengingatkan, “Jangan pernah meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun hanya dengan tersenyum ketika bertemu dengan sesamamu.”
Terima kasih pencerahannya gan..
Makasih pak ustad, atas siraman rohaninya ^_^
Ua pa ustadz..
Nggak mesti bnyk hrta utk brsedekah.
Tp gimana ya ustadz, ane pengin bnyk harta biar lebih bnyk lgi yg bisa ane sedekahkan
Nggak mesti bnyk hrta utk brsedekah.
Tp gimana ya ustadz, ane pengin bnyk harta biar lebih bnyk lgi yg bisa ane sedekahkan
betul banget pak
tapi sayangnya banyak yang ngehamburin duit buat hal ga guna
duitnya mending buat beramal deh
tapi sayangnya banyak yang ngehamburin duit buat hal ga guna
duitnya mending buat beramal deh
Yang penting harus ikhlas gan dalam beramal
meski hanya senyum an
gak sabar pulang kerja...buat sedekah untuk istri tercinta....jahahahahah.... ;ngakak
yang penting ikhlas gan, meskipun brp aja
Amal baik berbuah Kebajikan
yuk kita senyuuum
berbagi senyum, berbagi bahagia, dapat pahala lagi
alhamdulillaaah
berbagi senyum, berbagi bahagia, dapat pahala lagi
alhamdulillaaah
sepi gan
bagus itu gan marhaban ya ramadhan
MasyaAllah, orang2 dulu irinya dlm hal kebaikan ya ustad.
Berbuat baik dg hal2 sederhana.
ane juga ikutan senyum dimari
Subhanallah
Aku ingin banyak beramal di bulan ramadhan
amal baik emang seharusnya dilakukan tiap hari ya pak ustad
Subhanallah, terimakasih pencerahannya pak ustadz, tapi terkadang bersedakah dlm hal yg terkecil lah yg biasanya sulit..
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar