Pages


Senin, 14 Maret 2016

Iuran BPJS Kesehatan Resmi Naik Per 1 April 2016

Iuran BPJS Kesehatan Resmi Naik Per 1 April 2016

Quote: JAKARTA, KOMPAS — Iuran peserta Jaminan Kesehatan Nasional bagi peserta pekerja bukan penerima upah, dan sebagian pekerja penerima upah, akan naik mulai 1 April 2016. Selain untuk menekan defisit klaim pembayaran, kenaikan iuran itu juga diharapkan dapat meningkatkan mutu layanan.Perubahan iuran itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Perpres itu ditetapkan Presiden Joko Widodo pada 29 Februari 2016 dan diundangkan pada 1 Maret 2016.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany, Jumat (11/3), menilai, belum ada kemauan politik dari pemerintah untuk memperkuat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kenaikan iuran JKN dinilai belum mampu mengangkat tarif rumah sakit dan fasilitas kesehatan tingkat pertama secara signifikan. Akibatnya, tak akan terjadi perbaikan mutu layanan bagi peserta JKN. "Pasienlah yang tetap jadi korban," ujarnya.

Defisit tetap terjadi

Kepala Departemen Hubungan Eksternal dan Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Irfan Humaidi mengatakan, kenaikan iuran itu menekan defisit klaim pembayaran JKN. Namun, defisit diperkirakan tetap terjadi karena iuran baru Penerima Bantuan Iuran (PBI) lebih rendah dari usulan Dewan Jaminan Sosial Nasional sebesar Rp 36.000 per orang per bulan.

Data Kementerian Keuangan, diperkirakan defisit BPJS Kesehatan tahun 2015 sekitar Rp 5,85 triliun.

Dalam Perpres 19/2016 disebutkan, iuran JKN bagi peserta PBI naik menjadi Rp 23.000 per orang per bulan dari sebelumnya Rp 19.225. Kini ada 92,4 juta peserta PBI yang iurannya ditanggung pemerintah. Kenaikan iuran itu berlaku sejak 1 Januari 2016.

Iuran peserta mandiri atau pekerja bukan penerima upah (PBPU) dan peserta bukan pekerja juga naik. Iuran peserta kelas III naik dari Rp 25.500 per orang per bulan menjadi Rp 30.000 per orang per bulan. Iuran peserta kelas II naik dari Rp 42.500 menjadi Rp 51.000 per orang per bulan. Lalu iuran peserta kelas I menjadi Rp 80.000 per orang per bulan dari sebelumnya Rp 59.500. Kenaikan iuran berlaku per 1 April 2016.

Penyesuaian iuran juga berlaku bagi peserta pekerja penerima upah (PPU). Iuran kepesertaan JKN bagi pekerja formal ialah 5 persen dari gaji yang diterima per bulan, terdiri dari 4 persen dibayar pemberi kerja dan 1 persen dibayar pekerja.

Dalam Perpres itu, batas maksimal gaji per bulan sebagai dasar perhitungan iuran peserta PPU Rp 8 juta. Artinya, sebesar apa pun gaji seseorang, iuran JKN yang harus dibayar dihitung dari nominal Rp 8 juta, bukan lagi berdasarkan penghasilan tidak kena pajak (PTKP). Jadi, iuran maksimal Rp 400.000 per bulan untuk lima anggota keluarga.

Hal tersebut berbeda dengan aturan sebelumnya, yakni batas maksimal gaji per bulan yang menjadi dasar perhitungan iuran ialah 2 x PTKP status kimpoi dengan anak satu (K1). Besaran nominal dari rumus 2 x PTKP status K1 batas atas Rp 4.725.000. Jadi, iuran maksimal sebesar Rp 236.250 per bulan bagi lima anggota keluarga.

Menurut Irfan, penyesuaian perhitungan iuran peserta PPU itu menjadi peluang mendapatkan tambahan iuran yang pasti. Apalagi, secara sistem, hal itu memudahkan perhitungan karena besaran PTKP tiap tahun berubah. Namun, diakui, banyak peserta PPU berpenghasilan kurang dari Rp 8 juta sebulan. "Prinsip gotong royong terpenuhi, yang mampu menyubsidi yang pendapatannya kurang," ujarnya.

Sejauh ini, pihaknya belum bisa menyebut penerimaan iuran yang akan diterima BPJS Kesehatan tahun ini. Perhitungan itu harus mempertimbangkan tarif RS, kapitasi, dan denda.

Lebih profesional

Menanggapi kenaikan iuran JKN, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani, kemarin, mengatakan, kebijakan itu tidak berpengaruh signifikan bagi perusahaan. Namun, penaikan iuran itu sepatutnya diimbangi pemberian layanan yang memadai.

"Sebagai contoh, selama ini untuk antre mengurus administrasi saja bisa satu hari. Saat mau rawat inap, kamar tidur kerap penuh. COB (skema koordinasi manfaat) pun belum berjalan optimal," kata Hariyadi.

Sekretaris Jenderal Apindo Sanny Iskandar menambahkan, kenaikan iuran JKN seharusnya menjadikan manajemen BPJS Kesehatan lebih profesional dalam melayani peserta program itu. Profesionalitas layanan itu dari sisi fasilitas kesehatan, sistem administrasi kepesertaan, dan kinerja mutu layanan saat klaim pembayaran.

Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar menilai, besaran iuran baru bagi peserta PBPU tak adil dibandingkan iuran peserta PPU dan peserta PBI. Sebab, perubahan iuran itu menyebabkan mayoritas peserta mandiri harus membayar lebih tinggi dibandingkan pekerja formal dengan kelas kepesertaan lebih rendah.

Padahal, peserta mandiri yang penghasilannya tak selalu stabil seharusnya dilindungi dengan memaksimalkan iuran peserta PPU yang berpenghasilan lebih stabil. Jika itu dilakukan, penambahan kepesertaan akan diiringi mutu iuran dan prinsip gotong royong terjadi.

Iuran baru JKN juga berlaku bagi peserta yang iurannya ditanggung pemerintah daerah atau integrasi jaminan kesehatan daerah dengan JKN.

Pembatasan dasar perhitungan iuran itu, lanjut Timboel, memicu ketidakadilan. Mayoritas upah pekerja formal di Indonesia sebatas upah minimum, disusul pekerja dengan upah Rp 5 juta-Rp 6 juta per bulan.

Sebagai ilustrasi, iuran JKN bagi pekerja di Jakarta dengan gaji sesuai upah minimum Rp 3,1 juta sebesar Rp 155.000 per bulan bagi lima anggota keluarga atau Rp 31.000 per orang (5 persen dari Rp 3,1 juta). Dengan iuran itu, pekerja formal masuk jadi peserta kelas II. Adapun peserta mandiri dengan iuran Rp 30.000 per bulan jadi peserta kelas III. "Sedikit pekerja formal bergaji di atas Rp 8 juta," ujarnya.

Oleh karena itu, perhitungan iuran bagi pekerja formal atau PPU lebih tepat jika menurut PTKP. Saat PTKP naik, iuran pekerja formal akan naik sehingga tercipta asas gotong royong yang optimal.


Sumber http://print.kompas.com/baca/2016/03...an-Defisit-JKN

Ayo rame2 turun kelas aja,
makin kejepit kelas menengah kayak ane

iuran BPJS naek pajak naek jg sebentar lagi, iuran Tapera Dan macam lainnya
Sip, nanti mau urus untuk turun kelas juga. Kelas kagak ngaruh di obat, walopun bayar kelas satu, bakalan susyah dapet kelas 1 pas lagi rawat inap
Quote:Original Posted By inisial32
makin kejepit kelas menengah kayak ane

iuran BPJS naek pajak naek jg sebentar lagi, iuran Tapera Dan macam lainnya


Bukannya agan paling suka kalo kejepit

SIap2 kenacngkan ikat pinggang gan
Jangan lupa gaji dirut, manager, seluruh staf dan karyawan juga dinaikin biar imbang
Quote:Original Posted By maya.asar
Bukannya agan paling suka kalo kejepit

SIap2 kenacngkan ikat pinggang gan


kejepit bini ane mah ok ok aja

iya mesti kencangkan ikat pinggang juga kolor gan
Luar biasa, anggap aja sedekah. Benar-benar luar biasa.

Mau berapa kali berobat bpjs sembuh gak dapat. Cape antrian aja mending berobat biasa yang sumbangan bpjs emang harus dianggap sedekah. Lumayan bantu orang yang melahirkan pakai operasi
Quote:Original Posted By maya.asar
Sip, nanti mau urus untuk turun kelas juga. Kelas kagak ngaruh di obat, walopun bayar kelas satu, bakalan susyah dapet kelas 1 pas lagi rawat inap


Ntar gak ada donk yg kelas 1
Soalnya pada turun kelas semua
Quote:Original Posted By maya.asar
Sip, nanti mau urus untuk turun kelas juga. Kelas kagak ngaruh di obat, walopun bayar kelas satu, bakalan susyah dapet kelas 1 pas lagi rawat inap


benar sekali kmrn ane pake bpjs kelas 2 ternyata penuh dan hanya dapet kelas 3
Daripada BPJS mending lw semua asuransi aja.


Quote:Original Posted By kagak.nyambung
Daripada BPJS mending lw semua asuransi aja.




Asuransi swasta sampe sekarang lom ada yg bisa rawat jalan gan. Ane dah cari2 juga. Kalo ada link, bagi deh gan
Quote:Original Posted By nihilistic


Ntar gak ada donk yg kelas 1
Soalnya pada turun kelas semua


Yah biar aja gan, kan malah turun drastis nanti setoran ke BPJS nya, semua bayarnya 30.000 aja yg tadinya 59.500.

Itu cuman beda kelas rawat inap aja, yang mana sangat jaraaaaang kejadian bakal dapat kelas 1. Dan kalo pun make kelas 3, bisa tinggal nambah duit ke RS nya untuk naik kelas 1

Kalo semua yg kelas pada pindah, malah makin mumet mereka

Quote:Original Posted By maya.asar


Asuransi swasta sampe sekarang lom ada yg bisa rawat jalan gan. Ane dah cari2 juga. Kalo ada link, bagi deh gan


Masa si gan? Ane mah gak asuransj. Yg ikut cuma anak istri ane. Itu juga yg atur bini ane. Coba rajin2 liat atau cek polis2 gan. Klo ane ada biaya sendiri dr kantor tp sistem reimbus.. Yah drpada bpjs. Ane bpjs juga yg gratisan.
Quote:Original Posted By kagak.nyambung


Masa si gan? Ane mah gak asuransj. Yg ikut cuma anak istri ane. Itu juga yg atur bini ane. Coba rajin2 liat atau cek polis2 gan. Klo ane ada biaya sendiri dr kantor tp sistem reimbus.. Yah drpada bpjs. Ane bpjs juga yg gratisan.


Kog bisa agan BPJS yg gratisan, smentara ente seorang pekerja yang punya penghasilan. Termasuk korupsi ente gan
buat biaya pelatihan dan naikin gaji dirut BPJS
Quote:Original Posted By maya.asar


Kog bisa agan BPJS yg gratisan, smentara ente seorang pekerja yang punya penghasilan. Termasuk korupsi ente gan


Kaga dong.

Ane buat ini diurusin ibu ane, pas masih jobless.. Terus kerja, eh kata kantor wajib buat kan? Tp ane bilang udah buat pribadi. Jd gak usah dimutasi datanya (padahal emang bisa) lgpula dpet fasilitas dr ktr kenapa gak dimanfaatin. Buat seorang suami dan ayah kaya ane mah yg utama kesehatan anak dan istri gan.

Ibu ane juga udah asuransi.

Coba aja rajin liat2 polis asuransi. Cari yg udah mapan. Ane kasig tau aja JS aja mending.
Quote:Original Posted By maya.asar


Yah biar aja gan, kan malah turun drastis nanti setoran ke BPJS nya, semua bayarnya 30.000 aja yg tadinya 59.500.

Itu cuman beda kelas rawat inap aja, yang mana sangat jaraaaaang kejadian bakal dapat kelas 1. Dan kalo pun make kelas 3, bisa tinggal nambah duit ke RS nya untuk naik kelas 1

Kalo semua yg kelas pada pindah, malah makin mumet mereka



Bener, biar semua pada pindah aja ke kelas 3
Btw, kalo mau urus pindah kelas apa bisa diwakilkan?
Quote:Original Posted By kagak.nyambung


Kaga dong.

Ane buat ini diurusin ibu ane, pas masih jobless.. Terus kerja, eh kata kantor wajib buat kan? Tp ane bilang udah buat pribadi. Jd gak usah dimutasi datanya (padahal emang bisa) lgpula dpet fasilitas dr ktr kenapa gak dimanfaatin. Buat seorang suami dan ayah kaya ane mah yg utama kesehatan anak dan istri gan.

Ibu ane juga udah asuransi.

Coba aja rajin liat2 polis asuransi. Cari yg udah mapan. Ane kasig tau aja JS aja mending.


Nah itu agan ngaku sendiri data bisa dirubah kan. Karena ini katanya wajib, tetep aja agan termasuk korupsi kecil2an (hanya menurut ane gan)

Btw kantor agan di Indonesia bukan? Setau ane yg di Indonesia semua "harus" make BPJS kantornya. Kalo emang kantor kasih 2 macem, berarti beruntung dapet kantor yang bagus
Quote:Original Posted By nihilistic


Bener, biar semua pada pindah aja ke kelas 3
Btw, kalo mau urus pindah kelas apa bisa diwakilkan?


Lom tau soal bisa ato gak gan, tapi kalo orang yang serumah (ada di 1 KK) harusnya bisa.
Turun kelas aja...
Pada dasarnya klo mmg benar-benar butuh asuransi kesehatan, lbh baik ikut asuransi swasta.
BPJS mah kelas 3 aja cukup.

Yang bedain kelas 1, kelas 2, sama kelas 3, itu cm klo rawat inap, alias dari segi kamar.
Sementara untuk rawat jalan, operasi, dll, semua BPJS ya pelayanannya standar kok,

Klo buat yang berobat rutin, misal tekanan darah tinggi, sakit jantung, kencing manis, dll, yangmana itu kontrol rutin ke poli klo menurut sy sih lbh untung pake BPJS, aplg yg orangtua...
Masuk BPJS gak ada cek kesehatan, gak mgkn di tolak masuk, dan klo mmg penanganan harus kontrol rutin obat ga boleh putus, ya asal kuat aja kontrol nya, obatnya mah dksh terus.
Klo asuransi kesehatan swasta kan harus cek semua dl sblm masuk, klo ada apa2, umur udah agak tua dikit aja, ada faktor risiko, ya bisa jadi gak bs masuk/claim ga ditanggung.

Tp klo mmg agan-agan berkecukupan, misal mau untuk asuransi orangtua, misal orangtua rawat inap bs dimasukin ke VIP, ya itu pake asuransi swasta sih..
Via: Kaskus.co.id
  •  Infrastrukur-Infrastruktur Di Luar Negeri Ini Merupakan Hasil Karya Anak Bangsa loh
    31.05.2016 - 0 Comments
  • 7 Milyader Yang Memiliki Ritual Pagi Yang Inspiratif
    23.05.2015 - 0 Comments
  • 8 Fakta Manusia Terkaya Sejagat dan Sepanjang Masa, Siapa Dia ?
    26.05.2015 - 0 Comments
  • Antasari Azhar Akhirnya Hirup Udara Bebas
    11.11.2016 - 0 Comments
  • Alasan Kita Susah Mengingat Masa Bayi
    14.08.2015 - 0 Comments
  • Pengen Tahu Gimana Dapatin Beasiswa? Cek Ini Gan!
    11.11.2016 - 0 Comments
  • Inilah 6 Cara untuk Meningkatkan Kreatifitas Agan! (versi Ane)
    02.06.2016 - 0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar