norepost (www.kaskus.co.id)
HT #06-03-2015
'The Rifleman's Rifle'
Sniper legendaris Indonesia Peltu Tatang Koswara meninggal dunia pada usia 68 tahun. Dia mengembuskan napas terakhir selepas mengisi acara di stasiun televisi swasta akibat serangan jantung.
Tatang tercatat sebagai penembak runduk terbaik peringkat 13 dunia. Kemampuannya menembak jarak jauh ini pernah dipraktikkan dalam operasi militer di Timor -Timur. Lewat bidikan senapannya tak terhitung prajurit lawan roboh bersimbah darah.
Keahlian menimang senapan runduk Tatang diperoleh lewat latihan keras. Kemampuan itu masih sempat dipamerkan di usia senjanya. Tatang memperlihatkan bidikan mautnya dengan menembak mati burung yang sedang terbang di langit mempergunakan senapan angin.
Sebenarnya senjata jenis apa yang ditenteng Tatang Kosmara selama bertugas?
Peltu Tatang Koswara ternyata memakai senjata Winchester 70 seberat 8lbs ekivalen dengan 3,6 kilogram. Senapan ini diproduksi tahun 1936 di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat. Winchester 70 merupakan senapan dengan sistem bolt action yaitu memakai kokang dioperasikan secara manual.
Kehebatan Winchester 70 dikenal sejak tahun 1966 ketika meletus perang Vietnam. Kala itu, pasukan marinir Amerika menggunakannya untuk melawan kehebatan sniper Vietkong. Bahkan, saat itu militer Amerika membuka sekolah khusus sniper dan mengganti sniper M1C Garrand dan Springfiels yang biasa dipakainya dengan senapan Winchester 70 atau berjuluk The Rifleman's Rifle.
Tembak burung terbang pun sniper Tatang Koswara tak meleset
Kemampuan menembak TNI (Purn) Peltu Tatang Koswara memang tidak diragukan lagi. Semasa hidup, dia dedikasikan untuk menembak. Kisah hebat tentang almarhum diceritakan Yana (40) salah satu keluarganya.
Dia sejak kecil sering diajak Tatang yang masuk dalam jajaran elit penembak dunia tersebut melihat caranya menembak.
"Dulukan pernah tinggal di daerah PPI Katamso sana (komplek TNI AD), saya pernah diajak cari burung," kata Yana di rumah duka Jalan Sayuran Kavling Lumba-lumba, Dayeuh Kolot Bandung, Rabu (4/3).
Senapan angin yang ditenteng Tatang memperlihatkan memegang senjata yang benar. Nah, satu burung saat itu terbang di langit-langit. "Pistolnya diarahkan ke langit. Padahal si burung lagi terbang cepat. Dor! Kena itu burung. Padahal burungnya lagi terbang cepat," ungkapnya.
Yana sangat membanggakan sosok pria kelahiran Medan tersebut. Kepribadiannya yang keras tapi baik dalam membimbing. "Huhh. Tegas sekali, galak bahkan, saya dulu kalau sekolah enggak makan pasti dimarahin. Tapi di balik itu beliau baik orangnya," jelasnya.
Indonesia harus bangga memiliki Tatang Koswara ini. Kemampuan menembak Tatang, tentu tidak kalah hebat dari Christopher Scott Kyle dari Amerika yang dikenal sangat mematikan itu.
Kisahnya menjadi prajurit TNI AD
Karena sudah terbiasa dengan kehidupan di kampung, Tatang nggak merasa kesulitan dengan pelajaran militer, baik dalam hal fisik, berenang maupun menembak. Beliau pun mendapat sorotan dari atasannya. Sampai akhirnya pada tahun 1974-1975, beliau dengan 7 rekannya terpilih buat masuk program MTT (mobile training teams) yang dipimpin oleh Kapten Conway dari Amerika Serikat sob.
Saat itu, Indonesia belum punya yang namanya sniper dan antiteror. Akhirnya muncullah ide dari perwira TNI buat melatih sniper. Tatang dan 59 anggota TNI AD yang lain mendapat pelatihan dari Kaptenn Conway selama 2 tahun sob. Disana mereka dilatih untuk menembak jitu dari jarak 300, 600 dan 900 meter. Nggak cuma dilatih jadi sniper, tapi mereka juga dilatih bertempur melawan penyusup, melakukan kamuflase, melacak jejak serta bagaimana menghilangka jejak.
Ternyata dari 2 tahun masa pelatihan dan dari 60 orang peserta, hanya 17 orang yang lulus. Dan jelas, Tatang Koswara salah satunya. Ke-17 orang tersebut mendapatkan hadiah senjata yang juga digunakan oleh sniper legendaris Marinie AS, Carlos Hatchcock saat perang di Vietnam.
Menjalankan misi rahasia yang baru diungkapkan setelah puluhan tahun
Ilmu dan senjata yang ia dapatkan saat 2 tahuh pelatihan bersama Kapten Conway membuat Tatang ditarik Kolonel Edi Sudrajat, Komandan Pusat Pendidikan Infanteri Cimahi untuk menjadi pengawal pribadi dan menjadi sniper saat terjun ke medan perang di Timor Timur pada tahun 1977- 1978. Beliau mendapat 2 tugas saat berada di medan perang. Tugas pertama adalah melumpuhkan kekuatan musuh dan kedua, menjadi intelijen yang bertugas untuk masuk ke jantung pertahanan dan mengacaukan pertahanan lawan.
Lawan yang dihadapi Tatang pun bukan musuh yang lemah sob, tapi adalah pasukan FRETELIN yang punya kemampuan gerilya hebat dan tahu persis medan di Timor Timur.
Misi yang ia jalankan ini adalah misi rahasia sob. Beliau nggak boleh mengungkapkannya kepada orang lain. Bahkan dengan istrinya sendiri. Beliau hanya boleh mengungkapkan misi ini jika diperintahkan. Tapi pada akhirnya ada orang lain yang mengungkapkannya terlebih dahulu. Ah syukur deh ada yang mengungkapkan, kan kita jadi tahu siapa sniper kebanggan Indonesia.
Di masa tua, beliau hidup pas-pasan
Pensiun pada tahun 1996, dengan pangkat terakhir adalah pembantu letnan satu (Peltu), uang pensiunan yang didapat Tatang nggak seberapa. Nah demi menyambung hidup, Tatang dan istrinya membuka sebuah warung makan di lingkungan Kodiklat TNI AD di Bandung dan sesekali Tatang melatih yuniornya di TNI AD. Hasil jualan memang nggak terlalu besar, tapi lumayanlah.
Pernah tertangkap musuh
Meski menjadi sniper terbaik, Tatang nggak luput dari yang namanya sasaran tembak sob. Saat menjalankan misi rahasianya itu, 2 peluru berhasil melukai beliau. dengan bantuan gunting kuku, beliau mencoba mengeluarkan peluru yang bersarang di betisnya. Ngeri banget ya sob.
Quote:Tatang Koswara berkamuflase saat dalam penugasan
Berapa peluru yang berhasil menembus lawan?
Empat kali masuk ke medan perang, peluru Tatang Koswara berhasil membunuh 80 orang. Bahkan nih sob, dalam aksi pertamanya, dari 50 peluru, 49 peluru berhasil mennembus musuh.
2 Pesan Tatang Koswara Sniper Sebelum Wafat
Sebelum berpulang, Purnawirawan Pembantu Letnan Satu Tatang Koswara menitipkan dua pesan pada keluarganya. Istri Tatang, Tati Hayati, mengatakan suaminya sangat ingin permintaannya terkabul setelah meninggal.
"Beliau pernah berpesan kalau meninggal enggak mau dimakamkan di makam pahlawan," kata Tati, saat ditemui wartawan di area pemakaman, Jalan Sayuran, Kavling Lumba-lumba, Kabupaten Bandung, Rabu, 4 Maret 2015.
Tati mengatakan Tatang ingin dimakamkan di pemakaman umum dan disediakan lahan untuk istrinya di samping makamnya. "Kalau saya 'pulang', dia ingin saya di sampingnya."
Selain Tati, cucu pertama Tatang, Yoga Taufiq Sanjaya, 23 tahun, menerima pesan sebelum kakeknya berpulang. "Kakek menitip pesan agar saya selalu cinta Tanah Air dan melakukan segalanya untuk negara," ujar Yoga.
Anak Sniper Tatang Koswara: Bapak Sudah Capai Puncak Karier
Purnawirawan Pembantu Letnan Satu Tatang Koswara siang tadi dimakamkan di dekat rumahnya, Jalan Sayuran, Kavling Lumba-Lumba Nomor 2, RT 1 RW 8, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Tatang, yang sering kerap dijuluki "Legenda Sniper Indonesia", meninggalkan seorang istri dan empat anaknya.
"Mungkin Bapak sudah mencapai puncak kariernya di bidang militer," ujar putra Tatang, Tubagus Abdhi Yudha, saat ditemui di area pemakaman, Rabu, 4 Maret 2015.
Rumah duka sudah dipenuhi keluarga, rekan, dan tetangga Tatang sejak kemarin malam. Tatang dimakamkan dengan upacara penghormatan militer pada pukul 11.30 tadi. Keluarga Tatang hanya bisa menangis sepanjang acara pemakaman itu.
Tatang meninggal di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, kemarin. Tatang langsung dilarikan ke rumah sakit setelah menghadiri acara talk show di salah satu stasiun televisi swasta nasional.
Tatang seketika ramai diperbincangkan setelah dia terungkap menjadi salah satu penembak jarak jauh terbaik di dunia. Tatang pernah ditugaskan di beberapa daerah, di antaranya Timor Timur dan Aceh.
Cucu Tatang, Yoga Taufiq Sanjaya, 23 tahun, mengatakan Tatang memang sering sakit. "Ketika penyakitnya kambuh, Kakek harus segera minum obat. Dia bisa sering minum obat dalam sehari," ucap Yoga.
Tatang adalah pensiunan TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir pembantu letnan satu. Meski begitu, Tatang masuk jajaran penembak jitu terbaik dunia. Dalam buku Sniper: Training, Techniques, and Weapons karya Peter Brookesmith terbitan 2000, nama Tatang masuk dalam daftar 14 besar Sniper’s Roll of Honour di dunia.
Tatang mulai masuk militer melalui jalur tamtama di Banten pada 1966. Pada 1977-1978, Tatang beroperasi di Timor Timur. Di bekas provinsi Indonesia itu, lebih dari 40 orang Fretilin menjadi korban tembakan jitunya.
Meski punya ijazah sekolah teknik (setara sekolah menengah pertama), Tatang melamar sebagai prajurit tamtama menggunakan ijazah sekolah rakyat—saat ini sekolah dasar. Selang beberapa tahun, Tatang mengikuti penyesuaian pangkat sesuai dengan ijazah yang dimiliknya itu.
Sebagai bintara, Tatang ditempatkan di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pusenif). Di sana, Tatang mengikuti berbagai pelatihan, mulai kualifikasi raider hingga sniper. Tatang menggunakan sandi S-3 alias siluman 3.
Meski hidup pas-pasan, Tatang merasa sangat bersyukur karena sudah mempunyai rumah. Keadaannya jauh lebih baik daripada teman seangkatannya yang menghabiskan masa pensiun di rumah saudara atau di rumah kontarakan. Yah memang kalau kita bersyukur semuanya akan terasa cukup sob.
Meninggal setelah selesai syuting Hitam Putih
Beliau diundang oleh Trans 7 untuk mengikuti syuting Hitam Putih dan Bukan Empat Mata di Jakarta. Sebelum syuting Hitam Putih dimulai, Tatang sempat bilang ke host Hitam Putih, Deddy Corbuzier jika suaranya kurang jelas, beliau minta maaf karena beliau punya riwayat sakit jantung. Segmen 1 dan segmen 2 berjalan dengan lancar, tapi setelah break beliau sudah menunjukkan tanda-tanda kurang sehat. Memang sih, Tatang mempunyai riwayat sakit jantung dan pernah melakukan operasi. Akhirnya beliau dibawa ke rumah sakit. Tapi sayangnya, sekitar pukul 8 malam pada tanggal 3 Maret 2015, Tatang Koswara, salah satu sniper terbaik dunia sepanjang masa menghembuskan nafas terakhirnya.
Tepat sebelum meninggal, Deddy Corbuzier bilang kalau beliau mengatakan “darahku di merah putih”.
Sebelum meninggal beliau memiliki keinginan ini
Quote: Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.
Proses Pemakanan Bpk.Tatang Koswara
Sejumlah anak memberi hormat saat iring-iringan personel tentara mengusung jenazah mantan sniper Pembantu Letnan Satu (Peltu) Purnawirawan (Purn) Tatang Koswara menuju pemakaman di TPU Kampung Sayuran Komplek TNI AU Jalan Hiu Macan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (04/03/2015). Tatang merupakan mantan penembak jitu terbaik dunia yang tercatat dalam buku Sniper Training, Techniques and Weapons, nama Tatang masuk dalam 14 besar Sniper’s Roll of Honour di dunia. Ia meninggal akibat serangan jantung pada Selasa, 3 Maret 2015 pukul 19.30 WIB seusai menjadi bintang tamu pada salah satu stasiun televisi swasta.
Istri Tatang Koswara: Bapak Bawa Jiwa Patriot Sampai Mati
Raut sedih terpancar dari wajah Tati Hayati (58), istri Peltu (Purn) Tatang Koswara. Namun ia bangga, perjuangan suaminya sungguh luar biasa. Ia yakin suaminya bahagia di alam sana.
"Bangga saja. Alhamdulillah, sekarang orang tahu perjuangan Bapak luar biasa. Jiwa patriot dibawa sampai mati," kata Tati usai pemakaman Tatang di TPU tak jauh dari rumah duka, Jalan Sayuran, Kompleks TNI Kavling Lumba-Lumba, Dayeuhkolot, Bandung, Rabu (4/3/2015).
Tati mengaku suaminya tak meninggalkan pesan apa pun. Hanya saja, ia sempat berujar tak ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP). "Nanti kalau ibu pulang, dimakamin di samping Bapak," tutur Tati menirukan ucapan Tatang.
Tatang dimakamkan siang ini. Pemakaman diwarnai isak tangis keluarga. Lia, anak kedua Tatang yang datang dari Malang menangis saat melihat jenazah ayahnya untuk terakhir kalinya.
Prosesi pemakaman dilakukan secara militer. Tembakan salvo mengiringi kepergian sniper legendaris tersebut selama-lamanya.
Tembakan Salvo dan Tangis Keluarga Lepas Tatang ke Peristirahatan Terakhir
Pemakaman Peltu (purn) Tatang Koswara, sniper Indonesia satu-satunya yang diakui dunia, dilakukan secara militer. Tatang dimakamkan di tempat pemakaman umum tak jauh dari rumahnya, Jalan Sayuran, Kompleks TNI Kavling Lumba-Lumba, Dayeuhkolot.
Prosesi pemakaman baru dilakukan pukul 11.15 WIB, Rabu (4/3/2015), karena menunggu anak kedua almarhum, Lia, dari Malang. Lia yang baru datang terlihat menangis dan sempat diizinkan melihat jenazah ayahnya untuk terakhir kalinya.
Upacara prosesi pemakaman dilakukan mulai di depan rumahnya. Jenazah dibawa pakai peti mati yang ditutupi bendera merah putih. Pasukan yang membawanya berjalan kaki menuju pemakaman yang jaraknya sekitar 200 meter.
Upacara secara militer diteruskan di pemakaman. Terlihat istrinya Sudirahayu yang sejak awal terlihat tabah, tak kuasa menahan tangis. Begitu juga keempat anak dan cucu-cucunya. Mereka saling berpelukan, saling menguatkan satu sama lain. Anak bungsu almarhum, Tanti (37) terlihat yang paling terpukul. Ia terus menangis tak henti-hentinya, apalagi saat jenazah almarhum dimasukkan ke liang lahat.
Tubagus Apdi Yudha, anak ketiga almarhum pun tak kuasa menahan tangis saat secara simbolis menutup liang lahat dengan tanah. "Pak, sing tenang," ujarnya lirih.
Tak hanya keluarga, sekitar seratus kerabat dan juga tetangga ikut mengantarkan jenazah almarhum ke pemakaman. Cuaca yang awalnya mendung, saat prosesi pemakaman cukup terasa panas.
Pesan Tatang Koswara Untuk Para Sniper TNI: Sabar dan Tenang
Sniper legendaris Indonesia Tatang Koswara memang telah tutup usia. Namun sebelum wafat, almarhum sempat berpesan soal keinginannya agar pendidikan sniper tak hanya 2-3 bulan namun hingga setahun.
"Dia selalu bilang sama saya, karena backgroundnya sniper, penembak jitu. Dia bilang kepada Saya agar pendidikan sniper atau penembak jitu yang selama ini waktunya cuman 2-3 bulan. Kalau bisa dia inginnya pendidikan sniper itu 1 tahun," ujar Letda Sahlan Rambe, Paur Iisabra TNI saat dihubungi detikcom, Selasa (3/3/2015). Sahlan mewakili Mabes TNI untuk mendampingi Tatang selama di Jakarta.
Menurut Tatang seperti yang disampaikan kepada Sahlan, pendidikan sniper tersebut bukan saja hanya menembak tetapi perlu ada kesabaran dan ketenangan. Menurutnya bila hanya menembak saja namun tak punya kesabaran dan ketenangan itu kurang lengkap.
"Karena satu peluru sniper itu satu nyawa. Jadi gak boleh meleset," jelasnya.
Intinya harapan Tatang sebelum wafat adalah agar pendidikan sniper itu harus 1 tahun. Bukan hanya belajar 2-3 bulan saja karena pendidikan sniper butuh waktu yang lama.
"Sniper inikan bukan hanya menembak saja tapi perlu kesabaran dan ketenangan. Karena kalau hanya menembak saja kalau gak punya ketenangan itu kurang lengkap," tutupnya.
Selamat Jalan Bpk.Tatang Koswara Kita Bangga Memiliki Sosok Seperti Anda
sumber (www.dream.co.id)
sumber (www.merdeka.com)
sumber (akusenang.com)
sumber (www.tempo.co)
sumber (photo.sindonews.com)
sumber (news.detik.com)
HT #06-03-2015
'The Rifleman's Rifle'
Sniper legendaris Indonesia Peltu Tatang Koswara meninggal dunia pada usia 68 tahun. Dia mengembuskan napas terakhir selepas mengisi acara di stasiun televisi swasta akibat serangan jantung.
Tatang tercatat sebagai penembak runduk terbaik peringkat 13 dunia. Kemampuannya menembak jarak jauh ini pernah dipraktikkan dalam operasi militer di Timor -Timur. Lewat bidikan senapannya tak terhitung prajurit lawan roboh bersimbah darah.
Keahlian menimang senapan runduk Tatang diperoleh lewat latihan keras. Kemampuan itu masih sempat dipamerkan di usia senjanya. Tatang memperlihatkan bidikan mautnya dengan menembak mati burung yang sedang terbang di langit mempergunakan senapan angin.
Sebenarnya senjata jenis apa yang ditenteng Tatang Kosmara selama bertugas?
Peltu Tatang Koswara ternyata memakai senjata Winchester 70 seberat 8lbs ekivalen dengan 3,6 kilogram. Senapan ini diproduksi tahun 1936 di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat. Winchester 70 merupakan senapan dengan sistem bolt action yaitu memakai kokang dioperasikan secara manual.
Kehebatan Winchester 70 dikenal sejak tahun 1966 ketika meletus perang Vietnam. Kala itu, pasukan marinir Amerika menggunakannya untuk melawan kehebatan sniper Vietkong. Bahkan, saat itu militer Amerika membuka sekolah khusus sniper dan mengganti sniper M1C Garrand dan Springfiels yang biasa dipakainya dengan senapan Winchester 70 atau berjuluk The Rifleman's Rifle.
Tembak burung terbang pun sniper Tatang Koswara tak meleset
Kemampuan menembak TNI (Purn) Peltu Tatang Koswara memang tidak diragukan lagi. Semasa hidup, dia dedikasikan untuk menembak. Kisah hebat tentang almarhum diceritakan Yana (40) salah satu keluarganya.
Dia sejak kecil sering diajak Tatang yang masuk dalam jajaran elit penembak dunia tersebut melihat caranya menembak.
"Dulukan pernah tinggal di daerah PPI Katamso sana (komplek TNI AD), saya pernah diajak cari burung," kata Yana di rumah duka Jalan Sayuran Kavling Lumba-lumba, Dayeuh Kolot Bandung, Rabu (4/3).
Senapan angin yang ditenteng Tatang memperlihatkan memegang senjata yang benar. Nah, satu burung saat itu terbang di langit-langit. "Pistolnya diarahkan ke langit. Padahal si burung lagi terbang cepat. Dor! Kena itu burung. Padahal burungnya lagi terbang cepat," ungkapnya.
Yana sangat membanggakan sosok pria kelahiran Medan tersebut. Kepribadiannya yang keras tapi baik dalam membimbing. "Huhh. Tegas sekali, galak bahkan, saya dulu kalau sekolah enggak makan pasti dimarahin. Tapi di balik itu beliau baik orangnya," jelasnya.
Indonesia harus bangga memiliki Tatang Koswara ini. Kemampuan menembak Tatang, tentu tidak kalah hebat dari Christopher Scott Kyle dari Amerika yang dikenal sangat mematikan itu.
Kisahnya menjadi prajurit TNI AD
Karena sudah terbiasa dengan kehidupan di kampung, Tatang nggak merasa kesulitan dengan pelajaran militer, baik dalam hal fisik, berenang maupun menembak. Beliau pun mendapat sorotan dari atasannya. Sampai akhirnya pada tahun 1974-1975, beliau dengan 7 rekannya terpilih buat masuk program MTT (mobile training teams) yang dipimpin oleh Kapten Conway dari Amerika Serikat sob.
Saat itu, Indonesia belum punya yang namanya sniper dan antiteror. Akhirnya muncullah ide dari perwira TNI buat melatih sniper. Tatang dan 59 anggota TNI AD yang lain mendapat pelatihan dari Kaptenn Conway selama 2 tahun sob. Disana mereka dilatih untuk menembak jitu dari jarak 300, 600 dan 900 meter. Nggak cuma dilatih jadi sniper, tapi mereka juga dilatih bertempur melawan penyusup, melakukan kamuflase, melacak jejak serta bagaimana menghilangka jejak.
Ternyata dari 2 tahun masa pelatihan dan dari 60 orang peserta, hanya 17 orang yang lulus. Dan jelas, Tatang Koswara salah satunya. Ke-17 orang tersebut mendapatkan hadiah senjata yang juga digunakan oleh sniper legendaris Marinie AS, Carlos Hatchcock saat perang di Vietnam.
Menjalankan misi rahasia yang baru diungkapkan setelah puluhan tahun
Ilmu dan senjata yang ia dapatkan saat 2 tahuh pelatihan bersama Kapten Conway membuat Tatang ditarik Kolonel Edi Sudrajat, Komandan Pusat Pendidikan Infanteri Cimahi untuk menjadi pengawal pribadi dan menjadi sniper saat terjun ke medan perang di Timor Timur pada tahun 1977- 1978. Beliau mendapat 2 tugas saat berada di medan perang. Tugas pertama adalah melumpuhkan kekuatan musuh dan kedua, menjadi intelijen yang bertugas untuk masuk ke jantung pertahanan dan mengacaukan pertahanan lawan.
Lawan yang dihadapi Tatang pun bukan musuh yang lemah sob, tapi adalah pasukan FRETELIN yang punya kemampuan gerilya hebat dan tahu persis medan di Timor Timur.
Misi yang ia jalankan ini adalah misi rahasia sob. Beliau nggak boleh mengungkapkannya kepada orang lain. Bahkan dengan istrinya sendiri. Beliau hanya boleh mengungkapkan misi ini jika diperintahkan. Tapi pada akhirnya ada orang lain yang mengungkapkannya terlebih dahulu. Ah syukur deh ada yang mengungkapkan, kan kita jadi tahu siapa sniper kebanggan Indonesia.
Di masa tua, beliau hidup pas-pasan
Pensiun pada tahun 1996, dengan pangkat terakhir adalah pembantu letnan satu (Peltu), uang pensiunan yang didapat Tatang nggak seberapa. Nah demi menyambung hidup, Tatang dan istrinya membuka sebuah warung makan di lingkungan Kodiklat TNI AD di Bandung dan sesekali Tatang melatih yuniornya di TNI AD. Hasil jualan memang nggak terlalu besar, tapi lumayanlah.
Pernah tertangkap musuh
Meski menjadi sniper terbaik, Tatang nggak luput dari yang namanya sasaran tembak sob. Saat menjalankan misi rahasianya itu, 2 peluru berhasil melukai beliau. dengan bantuan gunting kuku, beliau mencoba mengeluarkan peluru yang bersarang di betisnya. Ngeri banget ya sob.
Quote:Tatang Koswara berkamuflase saat dalam penugasan
Berapa peluru yang berhasil menembus lawan?
Empat kali masuk ke medan perang, peluru Tatang Koswara berhasil membunuh 80 orang. Bahkan nih sob, dalam aksi pertamanya, dari 50 peluru, 49 peluru berhasil mennembus musuh.
2 Pesan Tatang Koswara Sniper Sebelum Wafat
Sebelum berpulang, Purnawirawan Pembantu Letnan Satu Tatang Koswara menitipkan dua pesan pada keluarganya. Istri Tatang, Tati Hayati, mengatakan suaminya sangat ingin permintaannya terkabul setelah meninggal.
"Beliau pernah berpesan kalau meninggal enggak mau dimakamkan di makam pahlawan," kata Tati, saat ditemui wartawan di area pemakaman, Jalan Sayuran, Kavling Lumba-lumba, Kabupaten Bandung, Rabu, 4 Maret 2015.
Tati mengatakan Tatang ingin dimakamkan di pemakaman umum dan disediakan lahan untuk istrinya di samping makamnya. "Kalau saya 'pulang', dia ingin saya di sampingnya."
Selain Tati, cucu pertama Tatang, Yoga Taufiq Sanjaya, 23 tahun, menerima pesan sebelum kakeknya berpulang. "Kakek menitip pesan agar saya selalu cinta Tanah Air dan melakukan segalanya untuk negara," ujar Yoga.
Anak Sniper Tatang Koswara: Bapak Sudah Capai Puncak Karier
Purnawirawan Pembantu Letnan Satu Tatang Koswara siang tadi dimakamkan di dekat rumahnya, Jalan Sayuran, Kavling Lumba-Lumba Nomor 2, RT 1 RW 8, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Tatang, yang sering kerap dijuluki "Legenda Sniper Indonesia", meninggalkan seorang istri dan empat anaknya.
"Mungkin Bapak sudah mencapai puncak kariernya di bidang militer," ujar putra Tatang, Tubagus Abdhi Yudha, saat ditemui di area pemakaman, Rabu, 4 Maret 2015.
Rumah duka sudah dipenuhi keluarga, rekan, dan tetangga Tatang sejak kemarin malam. Tatang dimakamkan dengan upacara penghormatan militer pada pukul 11.30 tadi. Keluarga Tatang hanya bisa menangis sepanjang acara pemakaman itu.
Tatang meninggal di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, kemarin. Tatang langsung dilarikan ke rumah sakit setelah menghadiri acara talk show di salah satu stasiun televisi swasta nasional.
Tatang seketika ramai diperbincangkan setelah dia terungkap menjadi salah satu penembak jarak jauh terbaik di dunia. Tatang pernah ditugaskan di beberapa daerah, di antaranya Timor Timur dan Aceh.
Cucu Tatang, Yoga Taufiq Sanjaya, 23 tahun, mengatakan Tatang memang sering sakit. "Ketika penyakitnya kambuh, Kakek harus segera minum obat. Dia bisa sering minum obat dalam sehari," ucap Yoga.
Tatang adalah pensiunan TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir pembantu letnan satu. Meski begitu, Tatang masuk jajaran penembak jitu terbaik dunia. Dalam buku Sniper: Training, Techniques, and Weapons karya Peter Brookesmith terbitan 2000, nama Tatang masuk dalam daftar 14 besar Sniper’s Roll of Honour di dunia.
Tatang mulai masuk militer melalui jalur tamtama di Banten pada 1966. Pada 1977-1978, Tatang beroperasi di Timor Timur. Di bekas provinsi Indonesia itu, lebih dari 40 orang Fretilin menjadi korban tembakan jitunya.
Meski punya ijazah sekolah teknik (setara sekolah menengah pertama), Tatang melamar sebagai prajurit tamtama menggunakan ijazah sekolah rakyat—saat ini sekolah dasar. Selang beberapa tahun, Tatang mengikuti penyesuaian pangkat sesuai dengan ijazah yang dimiliknya itu.
Sebagai bintara, Tatang ditempatkan di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pusenif). Di sana, Tatang mengikuti berbagai pelatihan, mulai kualifikasi raider hingga sniper. Tatang menggunakan sandi S-3 alias siluman 3.
Meski hidup pas-pasan, Tatang merasa sangat bersyukur karena sudah mempunyai rumah. Keadaannya jauh lebih baik daripada teman seangkatannya yang menghabiskan masa pensiun di rumah saudara atau di rumah kontarakan. Yah memang kalau kita bersyukur semuanya akan terasa cukup sob.
Meninggal setelah selesai syuting Hitam Putih
Beliau diundang oleh Trans 7 untuk mengikuti syuting Hitam Putih dan Bukan Empat Mata di Jakarta. Sebelum syuting Hitam Putih dimulai, Tatang sempat bilang ke host Hitam Putih, Deddy Corbuzier jika suaranya kurang jelas, beliau minta maaf karena beliau punya riwayat sakit jantung. Segmen 1 dan segmen 2 berjalan dengan lancar, tapi setelah break beliau sudah menunjukkan tanda-tanda kurang sehat. Memang sih, Tatang mempunyai riwayat sakit jantung dan pernah melakukan operasi. Akhirnya beliau dibawa ke rumah sakit. Tapi sayangnya, sekitar pukul 8 malam pada tanggal 3 Maret 2015, Tatang Koswara, salah satu sniper terbaik dunia sepanjang masa menghembuskan nafas terakhirnya.
Tepat sebelum meninggal, Deddy Corbuzier bilang kalau beliau mengatakan “darahku di merah putih”.
Sebelum meninggal beliau memiliki keinginan ini
Quote: Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.
Proses Pemakanan Bpk.Tatang Koswara
Sejumlah anak memberi hormat saat iring-iringan personel tentara mengusung jenazah mantan sniper Pembantu Letnan Satu (Peltu) Purnawirawan (Purn) Tatang Koswara menuju pemakaman di TPU Kampung Sayuran Komplek TNI AU Jalan Hiu Macan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (04/03/2015). Tatang merupakan mantan penembak jitu terbaik dunia yang tercatat dalam buku Sniper Training, Techniques and Weapons, nama Tatang masuk dalam 14 besar Sniper’s Roll of Honour di dunia. Ia meninggal akibat serangan jantung pada Selasa, 3 Maret 2015 pukul 19.30 WIB seusai menjadi bintang tamu pada salah satu stasiun televisi swasta.
Istri Tatang Koswara: Bapak Bawa Jiwa Patriot Sampai Mati
Raut sedih terpancar dari wajah Tati Hayati (58), istri Peltu (Purn) Tatang Koswara. Namun ia bangga, perjuangan suaminya sungguh luar biasa. Ia yakin suaminya bahagia di alam sana.
"Bangga saja. Alhamdulillah, sekarang orang tahu perjuangan Bapak luar biasa. Jiwa patriot dibawa sampai mati," kata Tati usai pemakaman Tatang di TPU tak jauh dari rumah duka, Jalan Sayuran, Kompleks TNI Kavling Lumba-Lumba, Dayeuhkolot, Bandung, Rabu (4/3/2015).
Tati mengaku suaminya tak meninggalkan pesan apa pun. Hanya saja, ia sempat berujar tak ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP). "Nanti kalau ibu pulang, dimakamin di samping Bapak," tutur Tati menirukan ucapan Tatang.
Tatang dimakamkan siang ini. Pemakaman diwarnai isak tangis keluarga. Lia, anak kedua Tatang yang datang dari Malang menangis saat melihat jenazah ayahnya untuk terakhir kalinya.
Prosesi pemakaman dilakukan secara militer. Tembakan salvo mengiringi kepergian sniper legendaris tersebut selama-lamanya.
Tembakan Salvo dan Tangis Keluarga Lepas Tatang ke Peristirahatan Terakhir
Pemakaman Peltu (purn) Tatang Koswara, sniper Indonesia satu-satunya yang diakui dunia, dilakukan secara militer. Tatang dimakamkan di tempat pemakaman umum tak jauh dari rumahnya, Jalan Sayuran, Kompleks TNI Kavling Lumba-Lumba, Dayeuhkolot.
Prosesi pemakaman baru dilakukan pukul 11.15 WIB, Rabu (4/3/2015), karena menunggu anak kedua almarhum, Lia, dari Malang. Lia yang baru datang terlihat menangis dan sempat diizinkan melihat jenazah ayahnya untuk terakhir kalinya.
Upacara prosesi pemakaman dilakukan mulai di depan rumahnya. Jenazah dibawa pakai peti mati yang ditutupi bendera merah putih. Pasukan yang membawanya berjalan kaki menuju pemakaman yang jaraknya sekitar 200 meter.
Upacara secara militer diteruskan di pemakaman. Terlihat istrinya Sudirahayu yang sejak awal terlihat tabah, tak kuasa menahan tangis. Begitu juga keempat anak dan cucu-cucunya. Mereka saling berpelukan, saling menguatkan satu sama lain. Anak bungsu almarhum, Tanti (37) terlihat yang paling terpukul. Ia terus menangis tak henti-hentinya, apalagi saat jenazah almarhum dimasukkan ke liang lahat.
Tubagus Apdi Yudha, anak ketiga almarhum pun tak kuasa menahan tangis saat secara simbolis menutup liang lahat dengan tanah. "Pak, sing tenang," ujarnya lirih.
Tak hanya keluarga, sekitar seratus kerabat dan juga tetangga ikut mengantarkan jenazah almarhum ke pemakaman. Cuaca yang awalnya mendung, saat prosesi pemakaman cukup terasa panas.
Pesan Tatang Koswara Untuk Para Sniper TNI: Sabar dan Tenang
Sniper legendaris Indonesia Tatang Koswara memang telah tutup usia. Namun sebelum wafat, almarhum sempat berpesan soal keinginannya agar pendidikan sniper tak hanya 2-3 bulan namun hingga setahun.
"Dia selalu bilang sama saya, karena backgroundnya sniper, penembak jitu. Dia bilang kepada Saya agar pendidikan sniper atau penembak jitu yang selama ini waktunya cuman 2-3 bulan. Kalau bisa dia inginnya pendidikan sniper itu 1 tahun," ujar Letda Sahlan Rambe, Paur Iisabra TNI saat dihubungi detikcom, Selasa (3/3/2015). Sahlan mewakili Mabes TNI untuk mendampingi Tatang selama di Jakarta.
Menurut Tatang seperti yang disampaikan kepada Sahlan, pendidikan sniper tersebut bukan saja hanya menembak tetapi perlu ada kesabaran dan ketenangan. Menurutnya bila hanya menembak saja namun tak punya kesabaran dan ketenangan itu kurang lengkap.
"Karena satu peluru sniper itu satu nyawa. Jadi gak boleh meleset," jelasnya.
Intinya harapan Tatang sebelum wafat adalah agar pendidikan sniper itu harus 1 tahun. Bukan hanya belajar 2-3 bulan saja karena pendidikan sniper butuh waktu yang lama.
"Sniper inikan bukan hanya menembak saja tapi perlu kesabaran dan ketenangan. Karena kalau hanya menembak saja kalau gak punya ketenangan itu kurang lengkap," tutupnya.
Selamat Jalan Bpk.Tatang Koswara Kita Bangga Memiliki Sosok Seperti Anda
sumber (www.dream.co.id)
sumber (www.merdeka.com)
sumber (akusenang.com)
sumber (www.tempo.co)
sumber (photo.sindonews.com)
sumber (news.detik.com)
Pertamax gan
cuman modal Winchester Aja Udah ganas apalagi pake yang lebih modern pasti lebih garang
cuman modal Winchester Aja Udah ganas apalagi pake yang lebih modern pasti lebih garang
Salut buat alm pak tatang
Pke magnum lbih manteb
Ternyata pake senjata winchester.. kbayang kalo pake yang lebih modern dari itu.. salut bual alm.tatang... smoga kebahagiaan dan kedamaian buat beliau di alam sana..
apa gak sebaiknya thread ini ditulis di forum sejarah & xenology ?
Pake senapan angin bisa tembak burung yg terbang
Di ungkap oleh media.
Padahal bininya aja jangan di kasih tau. Dari buku apa ane lupa yang pertama ungkapin.
Padahal bininya aja jangan di kasih tau. Dari buku apa ane lupa yang pertama ungkapin.
ane baca dulu ya gan ..
---------------------------------------
beliau emang sosok yang hebat yah , syukurlah 1 keinginan nya yang terbesar bisa terpenuhi ..
sekarang beliau sudah bisa tenang dan dikenang sebagai salah satu Pahlawan Indonesia , ane turut bangga
---------------------------------------
beliau emang sosok yang hebat yah , syukurlah 1 keinginan nya yang terbesar bisa terpenuhi ..
sekarang beliau sudah bisa tenang dan dikenang sebagai salah satu Pahlawan Indonesia , ane turut bangga
Sangar
Burung terbang bisa ditembak? Pake senapan gitu pula,
HEBAT!!!
HEBAT!!!
keren nih trit..
innalillahi semoga arwah beliau diterima Allah SWT aamiin
Keren bener bray
Quote:Original Posted By qqbanten2000 ►
Ternyata pake senjata winchester.. kbayang kalo pake yang lebih modern dari itu.. salut bual alm.tatang... smoga kebahagiaan dan kedamaian buat beliau di alam sana..
amin...
Ternyata pake senjata winchester.. kbayang kalo pake yang lebih modern dari itu.. salut bual alm.tatang... smoga kebahagiaan dan kedamaian buat beliau di alam sana..
amin...
amankan
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar