HT
saya beserta teman seperjuangan berduka cita sedalam-dalamnya
Headline News...!
Quote:Kritis, Dubes Burhan Muhammad Akan Dibawa ke Islamabad
Jakarta, CNN Indonesia -- Duta besar RI untuk Pakistan, Burhan Muhammad dilaporkan akan dibawa ke ibu kota Pakistan, Islamabad, hari ini, Sabtu (9/5) antara pukul 06.00-07.30 pagi waktu setempat.
Informasi tersebut diperoleh CNN Indonesia pada Sabtu dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Jika sesuai jadwal dan kondisi cuaca tidak berubah, maka Duta Besar akan tiba di pangkalan udara militer Nur Khan di Islamabad pada pukul 08.00 pagi.
Bersama Dubes Burhan yang saat ini berada dalam kondisi kritis, akan dievakuasi pula jenazah Hery Listyawati, istrinya, yang menjadi korban tewas jatuhnya helikopter di Lembah Naltar, Pakistan pada Jumat (8/5) pagi.
“Pemerintah Pakistan menyatakan setibanya di Islamabad, mengingat kondisi Burhan yang mengalami luka bakar cukup serius, beliau akan dirujuk ke salah satu rumah sakit berikut: Kharian Burn Unit (RS militer),Shifa International atau Pakistan Institute of Medical Scientist. Jenazah Hery juga akan ditempatkan di rumah sakit yang sama,” bunyi informasi tersebut.
Sebelumnya, diberitakan bahwa Burhan menderita luka bakar yang mencapai 75 persen.
"Duta Besar Indonesia menderita 75 persen luka bakar dan dalam kondisi kritis," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Aizaz Chaudhry dalam konferensi pers, dikutip dari media Pakistan, Tribune.news.pk, Jumat (8/5) malam.
Duta Besar Burhan, bersama Dubes Belanda untuk Pakistan, Marcel de Vink, dan Dubes Polandia untuk Pakistan, Andrzej Ananics, mengalami luka di bagian leher dan kepala, namun kondisi keduanya tidak kritis.
Sementara itu, pemulangan jenazah Hery akan dilakukan secepatnya setelah berkoordinasi dengan pemerintah setempat termasuk dengan pihak keluarga di Indonesia.
Informasi dari BIN juga menyebut bahwa Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif telah menugaskan Ahsan Iqbal, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Pakistan, untuk mendampingi pemulangan jenazah Ibu Dubes ke tanah air.
Korban tewas lainnya adalah Dubes Norwegia untuk Pakistan, Leif Larsen, Dubes Filipina untuk Pakistan, Domingo Lucenario, dan istri dari Dubes Malaysia untuk Pakistan, Habibah Mahmud.
Tiga warga negara Pakistan juga tewas, yaitu Mayor Faisal and Mayor Altamash yang menjadi pilot helikopter, serta 1 kru bernama Subaidar Zakir.
Helikopter MI-17 yang mereka tumpangi dilaporkan membawa total 17 orang, sebagian besar merupakan perwakilan negara. Mereka sedang dalam perjalanan menuju Gilgit-Baltistan untuk bertandang ke acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, ketika helikopter itu jatuh di Lembah Naltar, 300 km di sebelah utara Islamabad.
sumber (www.cnnindonesia.com)
Quote:Taliban Akui Tembak Helikopter yang Ditumpangi Istri Dubes RI
Metrotvnews.com, Islamabad: Kelompok militan Taliban menembak jatuh helikopter yang membawa istri Dubes RI untuk Pakistan.
Menurut BBC, Jumat (8/5/2015) jumlah korban tewas mencapai enam orang. Mereka di antaranya istri Dubes RI untuk Pakistan Hery Listiawati Burhan.
Juru Bicara Tehrik e Taliban Pakistan (TTP) Muhammad Khurasani mengonfirmasi bertanggungjawab atas kecelakaan di Giglit tersebut.
Helikopter yang jatuh berjenis MI-17 buatan Rusia. Helikopter itu diproduksi pertama kali 1977 dan hingga beroperasi saat ini.
TII
Quote:Menlu Masih Konfirmasi Kecelakaan yang Dialami Istri Dubes RI di Pakistan
Metrotnews.com, Islamabad: Istri dari Duta Besar Indonesia untuk Pakistan diduga tewas dalam kecelakaan helikopter di Pakistan. Menlu masih mencari konfirmasi mengenai kejadian ini.
"Saya sudah bicara dengan KBRI Islamabad. Sedang dikonfirmasikan (kepastian insiden kecelakaan)," ujar Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, saat dihubungi Metrotvnews.com, di Jakarta, Jumat (8/5/2015).
Kecelakaan itu dikabarkan berlangsung di wilayah wilayah Lembah Naltar. Helikopter militer itu dikabarkan jatuh saat melakukan pendaratan darurat.
Korban tewas dalam kecelakaan itu dikabarkan enam orang. Mereka yang tewas termasuk istri Dubes Malaysia untuk Pakistan, Duta Besar Norwegia untuk Pakistan dan Duta Besar Filipina untuk Pakistan.
Belum diketahui apa yang menyebabkan kecelakaan ini. Juru Bicara Militer Pakistan Asim Bajwa mengkonfirmasi kejadian ini. Menurutnya lima orang lain turut terluka dalam kejadian ini.
more update...
Quote:Kecelakaan Helikopter Istri Dubes RI Terjadi saat Kunjungan Proyek Wisata
Metrotvnews.com, Islamabad: Kecelakaan yang dialami oleh istri Duta Besar Indonesia untuk Pakistan, terjadi saat melakukan kunjungan proyek wisata.
Hery Listiawati Burhan, yang istri dari Dubes Burhan Muhammad berada di dalam rombongan helikopter yang berjumlah 17 orang. 11 warga asing dan enam warga Pakistan berada di dalam helikopter itu.
Juru Bicara Militer Pakistan Asim Bajwa mengkonfirmasi kejadian ini. Kecelakaan terjadi di saat helikopter melakukan pendaratan darurat di Lembah Naltar. Demikian diberitakan BBC, Jumat (8/5/2015).
Korban tewas dalam kecelakaan itu dikabarkan enam orang. Mereka yang tewas termasuk istri Dubes Malaysia untuk Pakistan, Duta Besar Norwegia untuk Pakistan dan Duta Besar Filipina untuk Pakistan.
Menurutnya lima orang lain turut terluka dalam kejadian ini. Belum diketahui apa penyebab dari kecelakaan ini.
Informasi disebutkan bahwa rombongan tersebut dijadwalkan untuk menghadiri inagurasi proyek yang dibangun oleh Angkatan Udara Pakistan. Proyek itu ditujukan untuk proyek wisata.
Quote:Istri Dubes RI di Pakistan Tewas, KBRI Islamabad Berduka
Jakarta - Istri Dubes RI Hery Listywati Burhan di Pakistan meninggal dunia setelah helikopter yang ditumpangi jatuh. Pihak Taliban mengklaim bertanggung jawab. Hery Listywati saat itu tengah dalam perjalanan menuju sebuah lokasi di Pakistan untuk acara amal atas undangan PM Pakistan.
Pihak KBRI Islamabad yang dikonfirmasi sudah membenarkan perihal insiden tragis ini. Pihak KBRI dalam suasana duka dan tengah menyiapkan informasi lengkap. KBRI akan mengirim penjelasan.
"Ibu Dubes menjadi korban," jelas Staf Pensosbud KBRI Islamabad, Faiz yang dikonfirmasi detikcom, Jumat (8/5/2015).
KBRI Islamabad juga tengah melakukan penanganan dan mengurus segala sesuatu terkait insiden tersebut.
Militer Pakistan menyatakan, heli militer jenis MI-17 tersebut mengangkut 11 warga asing dan 6 warga Pakistan. Selain menewaskan istri Dubes RI, korban tewas termasuk Duta Besar Norwegia untuk Pakistan Leif Larsen, Dubes Filipina untuk Pakistan Domingo Lucenario Jr dan istri Dubes Malaysia.
Saat kejadian, para diplomat asing ini hendak menghadiri peluncuran proyek pemerintah di wilayah Gilgit, yang ada di pegunungan utara Pakistan. Acara ini juga tadinya akan dihadiri PM Sharif.
Media lokal memberitakan, rombongan PM Sharif termasuk para dubes tersebut terbagi menjadi tiga rombongan terpisah yang menggunakan tiga pesawat berbeda, termasuk heli nahas yang jatuh itu.
Quote:Sekolah Terbakar Usai Ditabrak Heli Pakistan yang Tewaskan Istri Dubes RI
Islamabad - Helikopter militer jenis MI-17 yang jatuh di Pakistan dilaporkan sempat menabrak gedung sekolah setempat. Akibat hantaman helikopter ini, gedung sekolah itu terbakar cukup hebat.
Seorang saksi mata, seperti dilansir CNN, Jumat (8/5/2015), mengaku dirinya melihat langsung helikopter tersebut menabrak gedung sekolah, yang kemudian diikuti munculnya bola api besar di langit.
Dalam beberapa gambar di lokasi kejadian, terlihat ada tulisan Army Public School di dekat bangunan sekolah yang dilalap api. Hantaman helikopter militer ini memicu api dan membakar gedung sekolah tersebut.
Dilaporkan terdapat anak-anak di dalam sekolah tersebut, namun tidak diketahui lebih lanjut apakah ada korban di sekolah tersebut. Juru bicara militer Pakistan, Asim Bajwal melalui akun Twitter-nya, menyatakan ada 13 orang yang selamat namun mengalami luka-luka akibat insiden ini.
Sejauh ini, dua pilot Pakistan dan empat warga asing tewas dalam kecelakaan ini. Keempat warga asing itu terdiri atas Duta Besar Norwegia Leif H Larsen, Duta Besar Filipina Domingo D Lucenario Jr, kemudian istri Duta Besar Malaysia dan istri Duta Besar Indonesia.
Media lokal, tribune.com.pk melaporkan bahwa Duta Besar Polandia dan Duta Besar Belanda juga mengalami luka-luka. Kepolisian setempat menyatakan, para korban luka dilarikan ke rumah sakit militer setempat via udara.
Penyebab jatuhnya helikopter militer ini masih belum diketahui pasti. Namun Bajwal dalam pernyataannya, menyebut bahwa insiden ini dipicu oleh masalah teknis yang melanda helikopter tersebut.
Helikopter yang jatuh ini merupakan salah satu dari tiga helikopter yang digunakan dalam perjalanan acara pariwisata yang melibatkan 37 negara. Media lokal, tribune.com.pk, menyebut acara yang berlangsung selama 4 hari ini akan diikuti dengan pertemuan tingkat tinggi di Naltar, Gilgit. Naltar dikenal akan pemandangan pegunungan dan danau yang indah.
disatu sisi ada yang mengatakan kecelakaan... bingung deh ah...
Quote:Istri Dubes Indonesia Meninggal Akibat Kecelakaan Helikopter di Pakistan
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Helikopter militer Pakistan yang membawa sejumlah diplomat asing menuju ke tempat acara peluncuran suatu proyek di Pakistan jatuh pada Jumat (8/5) dan mengakibatkan enam korban jiwa termasuk duta besar Norwegia dan Filipina serta istri duta besar Malaysia dan Indonesia.
Perdana Menteri Nawaz Sharif menuju Gilgit, daerah pegunungan di utara dengan pesawat yang berbeda, untuk meluncurkan dua proyek di tempat tersebut. Nawaz Sharif segera kembali ke Islamabad setelah kecelakaan terjadi.
Juru bicara militer Asim Bajwa mengatakan pada akun Twitter bahwa empat warga asing dan dua pilot meninggal dalam kecelakaan tersebut. Ia mengatakan bahwa duta besar Polandia dan Belanda mengalami cedera dalam musibah tersebut.
Media mengatakan terdapat 11 warga asing dan enam warga Pakistan menumpang helikopter M-17 yang jatuh di atas sekolah di Gilgit dan kemudian terbakar.
Quote:Taliban Klaim Tembak Helikopter
VIVA.co.id - Militan Taliban mengatakan telah menembak jatuh helikopter dengan peluncur rudal bahu, pada Jumat, 8 Mei 2015, karena mengira terdapat Perdana Menteri Nawaz Sharif di dalamnya.
"Nawaz Sharif dan sekutunya adalah sasaran utama kami," kata juru bicara Taliban, Muhammad Khurasani, dalam pernyataan tertulis melalui surat elektronik, yang dikutip Reuters.
Tidak diketahui apakah helikopter yang dimaksud, adalah helikopter militer yang jatuh dan menewaskan 11 orang, termasuk duta besar (dubes) Norwegia dan Filipina, serta istri dubes Indonesia dan Malaysia.
Sharif disebut memang melakukan perjalanan di wilayah utara Gilgit, menggunakan helikopter yang berbeda untuk menghadiri acara peluncuran dua proyek, ketika insiden terjadi. Saat ini, dia telah kembali ke Islamabad.
Juru bicara militer Pakistan, Asim Bajwa, mengatakan di Twitter, empat orang asing dan dua pilot tewas. Sementara itu, dubes Polandia dan Belanda, terluka dalam peristiwa itu.
Media setempat menyebut 11 orang asing dan enam warga Palestina, berada di dalam helikopter MI-17, yang jatuh di atas sebuah sekolah di Gilgit dan terbakar.
Lima orang asing dan tiga warga Pakistan tewas. Namun Bajwa belum berkomentar, atas kabar yang dilaporkan media. Dia juga tidak menjelaskan, apa yang menyebabkan jatuhnya helikopter.
Namun, Taliban disebut tidak beroperasi di Gilgit, dan kerap kali mengklaim bertanggung jawab atas berbagai insiden, walau sebenarnya mereka tidak ada kaitannya.
Quote:Istri Dubes RI di Pakistan tewas dalam kecelakaan helikopter
Jakarta, 8/5 (Antara) - Heri Listyawati, istri Duta Besar Republik Indonesia di Pakistan, menjadi salah seorang korban tewas dalam kecelakaan helikopter di Pakistan, Jumat, pada pukul 11.45 waktu setempat, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir.
"Ya, kabar itu benar," katanya di Jakarta, Jumat.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Pakistan Burhan Muhammad yang juga menjadi salah seorang penumpang helikopter dikabarkan selamat, namun mengalami luka-luka.
Saat ini, Arrmanatha mengatakan, pihaknya tengah melakukan komunikasi intensif dengan Kedutaan Besar RI di Islamabad untuk mengetahui rincian kecelakaan helikopter tersebut.
Direktorat Asia Pasifik dan Afrika mencatat, rombongan berangkat para diplomat asing di Pakistan pergi ke daerah utara Pakistan atas undangan kementerian luar negeri itu.
Rombongan tersebut terdiri atas 32 duta besar negara asing beserta pasangan, dan 25 orang lainnya, diberangkatkan menggunakan empat helikopter.
Satu helikopter berpenumpang 17 orang, yakni 11 warga asing, termasuk Dubes RI Burhan Muhammad dan Nyonya Heri Listyawati, serta enam warga Pakistan mengalami kecelakaan pada pukul 11.45 waktu setempat.
Dalam helikopter tersebut dilaporkan ada empat orang meninggal, yakni istri Dubes RI, istri Dubes Malaysia, Dubes Filipina, dan Dubes Norwegia.
Berdasarkan keterangan dari Atase Pertahanan Pakistan untuk Indonesia Kolonel Muhammad Shahid Siddeeq, lokasi jatuhnya pesawat berada di pedalaman, namun bukan wilayah konflik.
UPDATE
Quote:Taliban klaim tembak helikopter di Pakistan, tewaskan istri dubes RI
Merdeka.com - Kelompok militan Taliban mengklaim mereka bertanggung jawab atas jatuhnya helikopter yang membawa tamu asing di wilayah Gilgit-Baltistan, dekat Kashmir, Pakistan. Insiden siang tadi menyebabkan enam orang tewas (sebelumnya disebut 10), termasuk istri Duta Besar Indonesia untuk Pakistan, Hery Listyawati Burhan.
Atase Militer Indonesia KBRI Islamabad Kolonel Muhammad Said Sidik membantah klaim tersebut. "Ini bukan ditembak Taliban. Daerah tempat jatuhnya aman, tidak ada Taliban," ujarnya dalam pesan pendek kepada media, Jumat (8/5).
Taliban mengklaim terlibat setelah mengirim surat elektronik kepada kantor berita Reuters. "Perdana Menteri Nawaz Sharif dan sekutunya adalah sasaran utama kami," kata Juru Bicara Taliban, Muhammad Khurasani.
Militer Pakistan buru-buru menyatakan klaim Taliban tak berdasar. Hampir pasti helikopter ini jatuh akibat kerusakan mesin. "Tidak ada indikasi serangan teroris," kata Jubir Angkatan Bersenjata Pakistan Asim Bajwal.
Helikopter itu adalah jenis MI-17 buatan Rusia. Angkutan udara itu bisa mengangkut 32 penumpang.
Akibat kecelakaan tadi, korban tewas selain Hery adalah Leif Larsen (Dubes Norwegia), Domingo Lucenario (Dubes Filipina), istri Dubes Malaysia untuk Pakistan, dan dua pilot warga negara Pakistan.
Total ada 17 penumpang di helikopter nahas itu, 11 di antaranya adalah tamu asing. Korban selamat, tapi mengalami cedera parah di antaranya Marcel de Vink (Dubes Belanda) dan Andrzej Ananics (Dubes Polandia). Sedianya para tamu itu akan menghadiri peresmian tempat wisata baru di Gilgit bersama PM Pakistan.
PM Nawaz Sharif langsung menyatakan hari berkabung nasional akibat kecelakaan tersebut. "Perdana Menteri menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang berduka," bunyi keterangan resmi kantor perdana menteri melalui siaran radio Pakistan.
sumber (news.detik.com)
sumber II (internasional.metrotvnews.com)
sumber III (internasional.metrotvnews.com)
more source (news.detik.com)
sumber (internasional.republika.co.id)
sumber lainnya (dunia.news.viva.co.id)
sumber lagee (www.antaranews.com)
more source update (www.merdeka.com)
update source II (www.cnnindonesia.com)
Quote:FOTO
Quote:Pakistan Bantah Helikopter Jatuh Tewaskan Istri Dubes RI Ditembak Taliban
Pakistan – Militer Pakistan membantah helikopter Mi-17 yang jatuh di sebuah sekolah di Pakistan utara Jumat (8/5) ditembak oleh pasukan Taliban.
Mengutip CNN, Sabtu (9/5) juru bicara militer Pakisten Jenderal Asim Bajwa menyatakan jatuhnya helikopter Jumat siang merupakan masalah mekanis.
Peristiwa nahas helikopter yang membawa 7 orang, yang terdiri dari 11 warga asing dan 6 warga Pakistan itu, menyebabkan Enam orang tewas termasuk Hery Listywati Burhan, istri Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Pakistan.
Kecelakaan ini masih kontroversial, lantaran juru bicara Tehreek Taliban Pakistan, yang dikenal sebagai TTP atau Taliban Pakistan, menegaskan ini tidak ada kecelakaan. Anggota kelompok militan rekannya menggunakan permukaan ke udara, rudal bahu-dipecat, kata Mohammed Khurrassani.
Dia mengatakan, sebelumnya telah direncana khusus untuk menargetkan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif . Tetapi, selama kunjungan tdiantisipasi ke Pakistan Naltar Loire. Khurrassani muncul untuk memperingatkan serangan di masa depan dengan menggunakan SAM-7 rudal anti-pesawat.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan mengatakan dia telah meminta para pejabat kesehatan untuk memberikan perawatan medis terbaik untuk para korban dan menyatakan penghiburan kepada keluarga mereka yang tewas.
“Perdana menteri telah diperpanjang belasungkawa tulus pada kematian sedih duta besar dan pasangan yang meninggal dalam kecelakaan helikopter,” kata kantor Sharif dalam sebuah pernyataan. “Dia juga menyatakan keprihatinan atas diplomat terluka dan berdoa untuk pemulihan cepat mereka.”
sumber (www.deliknews.com)
Helikopter Jatuh, Menteri Pakistan: Murni Kecelakaan
TEMPO.CO, Islamabad - Menteri Luar Negeri Pakistan Aizaz Chaudhry mengatakan insiden jatuhnya helikopter di Lembah Naltar, Gilgit-Baltistan, disebabkan oleh kesalahan teknis. Ia membantah adanya keterlibatan Taliban dalam tragedi itu.
"Itu murni kecelakaan, dan kecelakaan bisa terjadi. Klaim Taliban itu palsu," kata Chaudhry. Pernyataan Chaudhry itu bersandar pada kotak hitam heli yang ditemukan di dekat lokasi insiden.
Menurut Chaudhry, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Raheel Sharif akan memimpin penyelidikan atas jatuhnya heli ini. Dia menambahkan, hasil penyelidikan ini akan segera diumumkan.
Tujuh orang, termasuk dua diplomat dan dua pilot, tewas ketika helikopter itu jatuh dan menabrak atap sekolah di lembah yang indah tersebut atau beberapa meter dari lokasi pendaratan.
Menurut Chaudhry, helikopter itu telah dicek sebelum terbang dan dinyatakan dalam kondisi baik. Helikopter tersebut terakhir beroperasi 11 jam sebelum kecelakaan.
"Perjalanan itu bersifat diplomatik dan direncanakan untuk menyoroti kegiatan pembangunan di wilayah Gilgit-Baltistan," kata Chaudhry.
Empat helikopter membawa diplomat dan pejabat untuk acara tersebut. Dan salah satu helikopter itu membawa 19 orang, termasuk para diplomat tingkat tinggi.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif terbang dalam pesawat yang berbeda. Perdana Menteri juga dijadwalkan mendarat di Naltar. Tapi setelah muncul berita tentang kecelakaan itu, ia diterbangkan kembali ke Islamabad.
Chaudhry mengatakan Duta Besar Burhan Muhammad mengalami luka bakar hingga 75 persen dan dalam kondisi kritis. Dubes Belanda dan Polandia menderita cedera leher, kepala, dan tulang belakang.
sumber 2 (www.tempo.co)
Quote:Helikopter Pengangkut Istri Dubes RI Itu Baru Diservis 11 Jam Sebelum Jatuh
SURYA.co.id | ISLAMABAD – Pemerintah Pakistan membantah klaim Taliban mengenai penembakan helikopter militer yang menewaskan duta besar Norwegia dan Filipina termasuk istri duta besar Indonesia, Hery Setyawati Burhan, di bagian utara negeri itu.
Sekretaris Luar Negeri Azizaz Ahmad mengesampingkan kemungkinan aksi teror dalam tragedi itu dan mengatakan kecelakaan tersebut terjadi akibat gangguan mesin pada helikopter itu.
Menurut Ahmad, helikopter militer, yang membawa diplomat yang berpusat di Islamabad, jatuh di dekat Gilgit, saat melakukan pendaratan akibat gangguan mesin.
"Angkatan Darat Pakiatan telah mengatur pengamanan klas atas bagi para tamu dan pernyataan TTP mengenai penembakan helikopter itu adalah dusta," kata diplomat senior itu.
Pejabat di Kementerian Luar Negeri Pakistan itu mengatakan dua helikopter mendarat dengan selamat di Daerah Naltar dan helikopter ketiga mengalami kecelakaan akibat gangguan teknis di dekat lokasi pendaratan.
Kepala Staf Angkatan Darat Pakistran telah membentuk dewan penyelidikan. Beberapa anggota tim penyelidikan telah sampai ke lokasi kecelakaan dan yang lain sedang dalam perjalanan.
Sementara kotak hitam helikopter yang naas itu telah ditemukan.
sumber (surabaya.tribunnews.com)
Quote:Penyebab Jatuhnya Heli Militer Pakistan Masih Diselidiki
VIVA.co.id - Juru Bicara Kementrian Luar Negeri RI, Arrmantaha Nasir, mengatakan belum mendapatkan informasi ihwal penyebab jatuhnya helikopter militer Pakistan yang turut menewaskan istri duta besar RI untuk Islamabad, Hery Listyawati Burhan Muhammad.
"Kami masih menunggu informasi dari kementrin luar negeri Pakisten, mengenai penyebab jatuhnya pesawat tersebut," ujar Tata, sapaan Arrmanatha, Jumat 8 Mei 2015.
Sementara itu, seperti dilansir Reuters, Taliban mengklaim menembak helikopter militer Pakistan, yang membawa 17 penumpang yang sebelas di antaranya adalah warga negara asing.
Taliban mengatakan telah menembak jatuh helikopter dengan peluncur rudal bahu, pada Jumat, 8 Mei 2015, karena mengira terdapat Perdana Menteri Nawaz Sharif di dalamnya.
"Nawaz Sharif dan sekutunya adalah sasaran utama kami," kata juru bicara Taliban, Muhammad Khurasani, dalam pernyataan tertulis melalui surat elektronik yang dikutip Reuters.
Sementara itu Atase militer Kedutaan Besar Pakistan untuk Indonesia, Kolonel Muhammad Said Sidik, membenarkan peristiwa jatuhnya helikopter yang menewaskan duta besar (dubes) Norwegia dan Filipina, serta istri dubes Indonesia dan Malaysia.
Namun, dia membantah pernyataan Taliban, yang mengklaim telah menembak helikopter militer Pakistan. "Daerah tempat jatuhnya aman (tidak ada Taliban)," ujar Sidik
. (dunia.news.viva.co.id)
Quote:Nawaz Sharif Utus Menterinya Antar Pemulangan Jenazah Istri Dubes RI
Metrotvnews.com, Islamabad: Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengutus tiga menteri kabinet untuk menemani pengembalian korban tewas dalam kecelakaan helikopter. Jenazah korban tewas akan dikembalikan ke negaranya.
Tiga menteri kabinet ini akan menemani diplomat dan istri duta besar yang tewas dalam kecelakaan, di Naltar, Gilgit-Baltistan.
Jenazah dari istri Dubes RI untuk Pakistan Hery Listyawati Burhan, akan ditemani oleh Menteri Reformasi, Perencanaan dan Pembangunan Ahsan Iqbal. Selain almarhumah, Iqbal juga akan menemani pengembalian jenazah dari istri Dubes Malaysia untuk Pakistan Datin Habibah Mahmud, yang turut tewas pada kecelakaan 8 Mei 2015 itu. Demikian diberitakan Tribune Pakistan, Sabtu (9/5/2015).
Sementara Menteri Perdagangan Pakistan Khurram Dastagir Khan akan mengawal jenazah dari Duta Besar Filipina untuk Pakistan. Sedangkan Menteri Perbatasan Pakistan Abdul Qadir Baloch akan menemani jenazah Dubes Norwegia ke negaranya.
Menlu Pakistan Aizaz Ahmad Chaudhry menyebutkan ada 19 orang di dalam helikopter MI-17 itu, saat kecelakaan terjadi. Tujuh di antaranya tewas dalam insiden tersebut, sementara sisanya menderita luka-luka.
Helikopter yang jatuh itu merupakan salah satu dari empat helikopter yang membawa delegasi duta besar, untuk melihat proyek wisata di Gilgit-Baltistan. Saat itu Perdana Menteri Nawaz Sharif direncanakan untuk hadir namun batal.
Menlu Chaudry sebelumnya menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan teroris dalam insiden ini. Dia menegaskan helikopter jatuh karena kerusakan teknis.
Klaim Taliban yang mengaku telah menembak helikopter adalah sebuah kebohongan besar. Menurut Chaudry wilayah Lembah Naltar di Gilgil-Baltistan sangat aman. Baginya Ini murni kerusakan teknis.
a (internasional.metrotvnews.com)
Quote:Kronologi Jatuhnya Helikopter yang Menewaskan Istri Dubes RI
Islamabad, CNN Indonesia -- Insiden kecelakaan helikopter di Pakistan, Jumat (8/6), menewaskan istri Duta Besar RI untuk Islamabad, Hery Listyawati. Menurut keterangan KBRI di Islamabad pada CNN Indonesia Hery dan Duta Besar Burhan Muhammad tengah memenuhi undangan dari Kementerian Luar Negeri Pakistan.
"Pada tanggal 8 Mei 2015, Duta Besar RI Islamabad, Burhan Muhammad beserta istri Ibu Heri Listyawati memenuhi undangan dari Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam program Visit of Resident Ambassadors/ High Commissioners to Gilgit-Baltistan yang diagendakan berlangsung dari tanggal 8-11 Mei 2015," ujar pernyataan KBRI Islamabad.
Dijelaskan, total peserta yang ikut dalam program tersebut berjumlah 57 orang (32 laki-laki, 20 perempuan dan 5 anak) dengan rincian: 30 Kepala Perwakilan/Duta Besar dan sejumlah istri duta besar beserta anak serta pejabat Pakistan.
Para peserta program itu berangkat dari Pangkalan Udara Nur Khan di Islamabad menggunakan pesawat pada pukul 8.30 pagi waktu setempat menuju wilayah Gilgit-Baltistan di utara Pakistan. Penerbangan mereka tiba pukul 09.30 setelah menempuh perjalanan sejauh 480 kilometer selama satu jam dan diterima pemerintah setempat.
Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan empat helikopter MI-17 menuju Naltar Valley. Kendaraan yang ditumpangi Dubes Burhan dan istrinya berisikan 17 orang, terdiri 11 warga asing dan enam Pakistan.
"Dalam perjalanan menuju Naltar Valley, sekitar pukul 12 siang waktu setempat diberitakan bahwa 1 (satu) helikopter MI-17 dengan penumpang 17 orang mengalami crash landing," tulis KBRI Pakistan.
Saksi mengatakan, helikopter itu sempat berputar beberapa kali sebelum akhirnya jatuh menghantam atap sebuah sekolah dan terbakar hebat.
Peristiwa ini langsung disampaikan secara verbal pada KBRI, menyatakan bahwa Dubes RI Islamabad mengalami luka-luka dan istrinya meninggal dunia.
Dubes Burhan saat ini dirawat The Combined Military Hospital, Jutial, wilayah Gilgit-Baltistan yang berjarak sekitar 30 kilometer dari tempat kejadian.
Enam orang tewas dalam insiden tersebut, di antaranya adalah dua pilot warga negara Pakistan, Dubes Norwegia untuk Pakistan, Leif Larsen, Dubes Filipina untuk Pakistan, Domingo Lucenario, dan istri dari Dubes Malaysia untuk Pakistan, dan juga Hery Listyawati, istri dari Dubes RI untuk Pakistan, Burhan Muhammad.
Sementara itu, Duta Besar Belanda untuk Pakistan, Marcel de Vink, dan Duta Besar Polandia untuk Pakistan, Andrzej Ananics dilaporkan terluka.
Duta Besar Kanada, Afrika Selatan, Lebanon dan Romania disebut juga berada dalam helikopter tersebut, berdasarkan manifes yang diterima Reuters.
Penyebab jatuhnya helikopter diduga akibat kerusakan mesin. Pihak militer Pakistan membantah klaim Taliban yang mengaku menembak jatuh helikopter tersebut.
Hingga saat ini KBRI Islamabad belum bisa menghubungi duta besar.
"KBRI Islamabad secara intensif berkoordinasi dengan pihak setempat baik untuk pemulangan jenazah Ibu Dubes maupun penanganan luka-luka Bapak Duta Besar," tulis KBRI.
Quote:Kesaksian Wartawan yang Ikut Iringan Helikopter Pakistan
Jakarta, CNN Indonesia -- Maha Mussadaq, wartawan media Pakistan, Tribune.news.pk turut dalam iring-iringan helikopter militer yang membawa rombongan sejumlah perwakilan negara untuk bertandang ke acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif di Lembah Naltar, Gilgit-Baltistan, Jumat (8/5).
Salah satu helikopter dalam iring-iringan tersebut jatuh dalam perjalan menuju Lembah Naltar. Dalam kesaksiannya, Mussadaq mengungkapkan dia menumpangi helikopter terakhir dari iring-iringan itu ketika dia melihat melihat letupan api yang sangat besar dari sebuah gedung di daerah yang akan mereka lewati.
"Papan tanda gedung itu bertuliskan Army Public School," kata Mussadaq.
Duta besar Swiss, yang duduk di samping Mussadaq, bertanya kepadanya, "Apakah sekolah itu terbakar?" katanya, sembari melihat warga desa berhamburan menuju sekolah tersebut. Saat itu, para penumpang di dalam helikopter yang ditumpangi Mussadaq belum mengetahui apa yang terjadi.
Mussadaq memaparkan bahwa hanya beberapa jam sebelum kecelakaan, rombongan yang berjumlah 57 orang, berkumpul di Pangkalan Udara Nur Khan di Rawalpindi, Islamabad. Saat itu, para rombongan menikmati sajian teh dan sarapan sebelum berangkat menuju Gilgit.
Rombongan kemudian tiba di Gilgit pada pukul 9:45 pagi waktu setempat. Perjalanan akan dilanjutkan ke Lembah Naltar. Tak ada tanda-tanda bahwa kecelakaan akan terjadi. Namun, Mussadaq menjabarkan rombongan akan diberangkatkan dengan tiga helikopter, bukan empat helikopter seperti yang direncanakan sebelumnya, karena satu helikopter lainnya rusak.
"Kami dibagi menjadi empat kelompok. Saya termasuk dalam kelompok keempat yang harus menunggu helikopter pertama kembali setelah mengantarkan kelompok pertama ke tempat tujuan," kata Mussadaq.
Mussadaq menjabarkan rombongan tersebut berisi para perwakilan negara yang diundang oleh Kementerian Luar Negeri untuk tujuan wisata. Namun, beberapa pertemuan tingkat tinggi akan diadakan dalam acara yang berlangsung dari 8-11 Mei 2015, termasuk pertemuan dengan Kepala Daerah Gilgit-Baltistan.
"Setelah kami melihat kobaran api dari atas pesawat, kami diinstruksikan untuk memutar balik menuju Gilgit kembali," kata Mussadaq.
Setibanya kembali di Gilgit, Mussadaq menjabarkan belum ada pejabat berwenang yang mengetahui bahwa kobaran api yang mereka lihat sebelumnya merupakan akibat dari jatuhnya salah satu helikopter yang membawa rombongan menuju Naltar.
Mussadaq dan kelompoknya kemudian dibawa ke Hotel Serena di Gilgit. Di sanalah mereka mengetahui soal apa yang terjadi.
Dikutip dari Reuters, Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa ada 17 orang dalam helikopter nahas tersebut, terdiri 11 warga asing dan enam Pakistan.
Laporan terbaru dari Tribune.com.pk menyebutkan korban tewas mencapai 7 orang, 2 pilot dan 1 kru warga negara Pakistan, Dubes Norwegia untuk Pakistan, Leif Larsen, Dubes Filipina untuk Pakistan, Domingo Lucenario, dan istri dari Dubes Malaysia untuk Pakistan, dan juga Hery Listyawati, istri dari Dubes RI untuk Pakistan, Burhan Muhammad.
Dubes Burhan saat ini mengalami luka-luka dan dirawat di The Combined Military Hospital, Jutial, wilayah Gilgit-Baltistan yang berjarak sekitar 30 kilometer dari tempat kejadian. Hingga saat ini KBRI Islamabad belum bisa menghubunginya.
Sementara itu, Duta Besar Belanda untuk Pakistan, Marcel de Vink, dan Duta Besar Polandia untuk Pakistan, Andrzej Ananics dilaporkan terluka.
Duta Besar Kanada, Afrika Selatan, Lebanon dan Romania disebut juga berada dalam helikopter tersebut, berdasarkan manifes yang diterima Reuters.
Militan Taliban sempat mengklaim menjatuhkan helikopter itu untuk mengincar Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif, namun klaim ini dibantah militer Pakistan dengan menyatakan bahwa insiden ini terjadi akibat kerusakan mesin.
sumber (www.cnnindonesia.com)
Pakistan – Militer Pakistan membantah helikopter Mi-17 yang jatuh di sebuah sekolah di Pakistan utara Jumat (8/5) ditembak oleh pasukan Taliban.
Mengutip CNN, Sabtu (9/5) juru bicara militer Pakisten Jenderal Asim Bajwa menyatakan jatuhnya helikopter Jumat siang merupakan masalah mekanis.
Peristiwa nahas helikopter yang membawa 7 orang, yang terdiri dari 11 warga asing dan 6 warga Pakistan itu, menyebabkan Enam orang tewas termasuk Hery Listywati Burhan, istri Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Pakistan.
Kecelakaan ini masih kontroversial, lantaran juru bicara Tehreek Taliban Pakistan, yang dikenal sebagai TTP atau Taliban Pakistan, menegaskan ini tidak ada kecelakaan. Anggota kelompok militan rekannya menggunakan permukaan ke udara, rudal bahu-dipecat, kata Mohammed Khurrassani.
Dia mengatakan, sebelumnya telah direncana khusus untuk menargetkan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif . Tetapi, selama kunjungan tdiantisipasi ke Pakistan Naltar Loire. Khurrassani muncul untuk memperingatkan serangan di masa depan dengan menggunakan SAM-7 rudal anti-pesawat.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan mengatakan dia telah meminta para pejabat kesehatan untuk memberikan perawatan medis terbaik untuk para korban dan menyatakan penghiburan kepada keluarga mereka yang tewas.
“Perdana menteri telah diperpanjang belasungkawa tulus pada kematian sedih duta besar dan pasangan yang meninggal dalam kecelakaan helikopter,” kata kantor Sharif dalam sebuah pernyataan. “Dia juga menyatakan keprihatinan atas diplomat terluka dan berdoa untuk pemulihan cepat mereka.”
sumber (www.deliknews.com)
Helikopter Jatuh, Menteri Pakistan: Murni Kecelakaan
TEMPO.CO, Islamabad - Menteri Luar Negeri Pakistan Aizaz Chaudhry mengatakan insiden jatuhnya helikopter di Lembah Naltar, Gilgit-Baltistan, disebabkan oleh kesalahan teknis. Ia membantah adanya keterlibatan Taliban dalam tragedi itu.
"Itu murni kecelakaan, dan kecelakaan bisa terjadi. Klaim Taliban itu palsu," kata Chaudhry. Pernyataan Chaudhry itu bersandar pada kotak hitam heli yang ditemukan di dekat lokasi insiden.
Menurut Chaudhry, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Raheel Sharif akan memimpin penyelidikan atas jatuhnya heli ini. Dia menambahkan, hasil penyelidikan ini akan segera diumumkan.
Tujuh orang, termasuk dua diplomat dan dua pilot, tewas ketika helikopter itu jatuh dan menabrak atap sekolah di lembah yang indah tersebut atau beberapa meter dari lokasi pendaratan.
Menurut Chaudhry, helikopter itu telah dicek sebelum terbang dan dinyatakan dalam kondisi baik. Helikopter tersebut terakhir beroperasi 11 jam sebelum kecelakaan.
"Perjalanan itu bersifat diplomatik dan direncanakan untuk menyoroti kegiatan pembangunan di wilayah Gilgit-Baltistan," kata Chaudhry.
Empat helikopter membawa diplomat dan pejabat untuk acara tersebut. Dan salah satu helikopter itu membawa 19 orang, termasuk para diplomat tingkat tinggi.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif terbang dalam pesawat yang berbeda. Perdana Menteri juga dijadwalkan mendarat di Naltar. Tapi setelah muncul berita tentang kecelakaan itu, ia diterbangkan kembali ke Islamabad.
Chaudhry mengatakan Duta Besar Burhan Muhammad mengalami luka bakar hingga 75 persen dan dalam kondisi kritis. Dubes Belanda dan Polandia menderita cedera leher, kepala, dan tulang belakang.
sumber 2 (www.tempo.co)
Quote:Helikopter Pengangkut Istri Dubes RI Itu Baru Diservis 11 Jam Sebelum Jatuh
SURYA.co.id | ISLAMABAD – Pemerintah Pakistan membantah klaim Taliban mengenai penembakan helikopter militer yang menewaskan duta besar Norwegia dan Filipina termasuk istri duta besar Indonesia, Hery Setyawati Burhan, di bagian utara negeri itu.
Sekretaris Luar Negeri Azizaz Ahmad mengesampingkan kemungkinan aksi teror dalam tragedi itu dan mengatakan kecelakaan tersebut terjadi akibat gangguan mesin pada helikopter itu.
Menurut Ahmad, helikopter militer, yang membawa diplomat yang berpusat di Islamabad, jatuh di dekat Gilgit, saat melakukan pendaratan akibat gangguan mesin.
"Angkatan Darat Pakiatan telah mengatur pengamanan klas atas bagi para tamu dan pernyataan TTP mengenai penembakan helikopter itu adalah dusta," kata diplomat senior itu.
Pejabat di Kementerian Luar Negeri Pakistan itu mengatakan dua helikopter mendarat dengan selamat di Daerah Naltar dan helikopter ketiga mengalami kecelakaan akibat gangguan teknis di dekat lokasi pendaratan.
Kepala Staf Angkatan Darat Pakistran telah membentuk dewan penyelidikan. Beberapa anggota tim penyelidikan telah sampai ke lokasi kecelakaan dan yang lain sedang dalam perjalanan.
Sementara kotak hitam helikopter yang naas itu telah ditemukan.
sumber (surabaya.tribunnews.com)
Quote:Penyebab Jatuhnya Heli Militer Pakistan Masih Diselidiki
VIVA.co.id - Juru Bicara Kementrian Luar Negeri RI, Arrmantaha Nasir, mengatakan belum mendapatkan informasi ihwal penyebab jatuhnya helikopter militer Pakistan yang turut menewaskan istri duta besar RI untuk Islamabad, Hery Listyawati Burhan Muhammad.
"Kami masih menunggu informasi dari kementrin luar negeri Pakisten, mengenai penyebab jatuhnya pesawat tersebut," ujar Tata, sapaan Arrmanatha, Jumat 8 Mei 2015.
Sementara itu, seperti dilansir Reuters, Taliban mengklaim menembak helikopter militer Pakistan, yang membawa 17 penumpang yang sebelas di antaranya adalah warga negara asing.
Taliban mengatakan telah menembak jatuh helikopter dengan peluncur rudal bahu, pada Jumat, 8 Mei 2015, karena mengira terdapat Perdana Menteri Nawaz Sharif di dalamnya.
"Nawaz Sharif dan sekutunya adalah sasaran utama kami," kata juru bicara Taliban, Muhammad Khurasani, dalam pernyataan tertulis melalui surat elektronik yang dikutip Reuters.
Sementara itu Atase militer Kedutaan Besar Pakistan untuk Indonesia, Kolonel Muhammad Said Sidik, membenarkan peristiwa jatuhnya helikopter yang menewaskan duta besar (dubes) Norwegia dan Filipina, serta istri dubes Indonesia dan Malaysia.
Namun, dia membantah pernyataan Taliban, yang mengklaim telah menembak helikopter militer Pakistan. "Daerah tempat jatuhnya aman (tidak ada Taliban)," ujar Sidik
. (dunia.news.viva.co.id)
Quote:Nawaz Sharif Utus Menterinya Antar Pemulangan Jenazah Istri Dubes RI
Metrotvnews.com, Islamabad: Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengutus tiga menteri kabinet untuk menemani pengembalian korban tewas dalam kecelakaan helikopter. Jenazah korban tewas akan dikembalikan ke negaranya.
Tiga menteri kabinet ini akan menemani diplomat dan istri duta besar yang tewas dalam kecelakaan, di Naltar, Gilgit-Baltistan.
Jenazah dari istri Dubes RI untuk Pakistan Hery Listyawati Burhan, akan ditemani oleh Menteri Reformasi, Perencanaan dan Pembangunan Ahsan Iqbal. Selain almarhumah, Iqbal juga akan menemani pengembalian jenazah dari istri Dubes Malaysia untuk Pakistan Datin Habibah Mahmud, yang turut tewas pada kecelakaan 8 Mei 2015 itu. Demikian diberitakan Tribune Pakistan, Sabtu (9/5/2015).
Sementara Menteri Perdagangan Pakistan Khurram Dastagir Khan akan mengawal jenazah dari Duta Besar Filipina untuk Pakistan. Sedangkan Menteri Perbatasan Pakistan Abdul Qadir Baloch akan menemani jenazah Dubes Norwegia ke negaranya.
Menlu Pakistan Aizaz Ahmad Chaudhry menyebutkan ada 19 orang di dalam helikopter MI-17 itu, saat kecelakaan terjadi. Tujuh di antaranya tewas dalam insiden tersebut, sementara sisanya menderita luka-luka.
Helikopter yang jatuh itu merupakan salah satu dari empat helikopter yang membawa delegasi duta besar, untuk melihat proyek wisata di Gilgit-Baltistan. Saat itu Perdana Menteri Nawaz Sharif direncanakan untuk hadir namun batal.
Menlu Chaudry sebelumnya menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan teroris dalam insiden ini. Dia menegaskan helikopter jatuh karena kerusakan teknis.
Klaim Taliban yang mengaku telah menembak helikopter adalah sebuah kebohongan besar. Menurut Chaudry wilayah Lembah Naltar di Gilgil-Baltistan sangat aman. Baginya Ini murni kerusakan teknis.
a (internasional.metrotvnews.com)
Quote:Kronologi Jatuhnya Helikopter yang Menewaskan Istri Dubes RI
Islamabad, CNN Indonesia -- Insiden kecelakaan helikopter di Pakistan, Jumat (8/6), menewaskan istri Duta Besar RI untuk Islamabad, Hery Listyawati. Menurut keterangan KBRI di Islamabad pada CNN Indonesia Hery dan Duta Besar Burhan Muhammad tengah memenuhi undangan dari Kementerian Luar Negeri Pakistan.
"Pada tanggal 8 Mei 2015, Duta Besar RI Islamabad, Burhan Muhammad beserta istri Ibu Heri Listyawati memenuhi undangan dari Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam program Visit of Resident Ambassadors/ High Commissioners to Gilgit-Baltistan yang diagendakan berlangsung dari tanggal 8-11 Mei 2015," ujar pernyataan KBRI Islamabad.
Dijelaskan, total peserta yang ikut dalam program tersebut berjumlah 57 orang (32 laki-laki, 20 perempuan dan 5 anak) dengan rincian: 30 Kepala Perwakilan/Duta Besar dan sejumlah istri duta besar beserta anak serta pejabat Pakistan.
Para peserta program itu berangkat dari Pangkalan Udara Nur Khan di Islamabad menggunakan pesawat pada pukul 8.30 pagi waktu setempat menuju wilayah Gilgit-Baltistan di utara Pakistan. Penerbangan mereka tiba pukul 09.30 setelah menempuh perjalanan sejauh 480 kilometer selama satu jam dan diterima pemerintah setempat.
Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan empat helikopter MI-17 menuju Naltar Valley. Kendaraan yang ditumpangi Dubes Burhan dan istrinya berisikan 17 orang, terdiri 11 warga asing dan enam Pakistan.
"Dalam perjalanan menuju Naltar Valley, sekitar pukul 12 siang waktu setempat diberitakan bahwa 1 (satu) helikopter MI-17 dengan penumpang 17 orang mengalami crash landing," tulis KBRI Pakistan.
Saksi mengatakan, helikopter itu sempat berputar beberapa kali sebelum akhirnya jatuh menghantam atap sebuah sekolah dan terbakar hebat.
Peristiwa ini langsung disampaikan secara verbal pada KBRI, menyatakan bahwa Dubes RI Islamabad mengalami luka-luka dan istrinya meninggal dunia.
Dubes Burhan saat ini dirawat The Combined Military Hospital, Jutial, wilayah Gilgit-Baltistan yang berjarak sekitar 30 kilometer dari tempat kejadian.
Enam orang tewas dalam insiden tersebut, di antaranya adalah dua pilot warga negara Pakistan, Dubes Norwegia untuk Pakistan, Leif Larsen, Dubes Filipina untuk Pakistan, Domingo Lucenario, dan istri dari Dubes Malaysia untuk Pakistan, dan juga Hery Listyawati, istri dari Dubes RI untuk Pakistan, Burhan Muhammad.
Sementara itu, Duta Besar Belanda untuk Pakistan, Marcel de Vink, dan Duta Besar Polandia untuk Pakistan, Andrzej Ananics dilaporkan terluka.
Duta Besar Kanada, Afrika Selatan, Lebanon dan Romania disebut juga berada dalam helikopter tersebut, berdasarkan manifes yang diterima Reuters.
Penyebab jatuhnya helikopter diduga akibat kerusakan mesin. Pihak militer Pakistan membantah klaim Taliban yang mengaku menembak jatuh helikopter tersebut.
Hingga saat ini KBRI Islamabad belum bisa menghubungi duta besar.
"KBRI Islamabad secara intensif berkoordinasi dengan pihak setempat baik untuk pemulangan jenazah Ibu Dubes maupun penanganan luka-luka Bapak Duta Besar," tulis KBRI.
Quote:Kesaksian Wartawan yang Ikut Iringan Helikopter Pakistan
Jakarta, CNN Indonesia -- Maha Mussadaq, wartawan media Pakistan, Tribune.news.pk turut dalam iring-iringan helikopter militer yang membawa rombongan sejumlah perwakilan negara untuk bertandang ke acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif di Lembah Naltar, Gilgit-Baltistan, Jumat (8/5).
Salah satu helikopter dalam iring-iringan tersebut jatuh dalam perjalan menuju Lembah Naltar. Dalam kesaksiannya, Mussadaq mengungkapkan dia menumpangi helikopter terakhir dari iring-iringan itu ketika dia melihat melihat letupan api yang sangat besar dari sebuah gedung di daerah yang akan mereka lewati.
"Papan tanda gedung itu bertuliskan Army Public School," kata Mussadaq.
Duta besar Swiss, yang duduk di samping Mussadaq, bertanya kepadanya, "Apakah sekolah itu terbakar?" katanya, sembari melihat warga desa berhamburan menuju sekolah tersebut. Saat itu, para penumpang di dalam helikopter yang ditumpangi Mussadaq belum mengetahui apa yang terjadi.
Mussadaq memaparkan bahwa hanya beberapa jam sebelum kecelakaan, rombongan yang berjumlah 57 orang, berkumpul di Pangkalan Udara Nur Khan di Rawalpindi, Islamabad. Saat itu, para rombongan menikmati sajian teh dan sarapan sebelum berangkat menuju Gilgit.
Rombongan kemudian tiba di Gilgit pada pukul 9:45 pagi waktu setempat. Perjalanan akan dilanjutkan ke Lembah Naltar. Tak ada tanda-tanda bahwa kecelakaan akan terjadi. Namun, Mussadaq menjabarkan rombongan akan diberangkatkan dengan tiga helikopter, bukan empat helikopter seperti yang direncanakan sebelumnya, karena satu helikopter lainnya rusak.
"Kami dibagi menjadi empat kelompok. Saya termasuk dalam kelompok keempat yang harus menunggu helikopter pertama kembali setelah mengantarkan kelompok pertama ke tempat tujuan," kata Mussadaq.
Mussadaq menjabarkan rombongan tersebut berisi para perwakilan negara yang diundang oleh Kementerian Luar Negeri untuk tujuan wisata. Namun, beberapa pertemuan tingkat tinggi akan diadakan dalam acara yang berlangsung dari 8-11 Mei 2015, termasuk pertemuan dengan Kepala Daerah Gilgit-Baltistan.
"Setelah kami melihat kobaran api dari atas pesawat, kami diinstruksikan untuk memutar balik menuju Gilgit kembali," kata Mussadaq.
Setibanya kembali di Gilgit, Mussadaq menjabarkan belum ada pejabat berwenang yang mengetahui bahwa kobaran api yang mereka lihat sebelumnya merupakan akibat dari jatuhnya salah satu helikopter yang membawa rombongan menuju Naltar.
Mussadaq dan kelompoknya kemudian dibawa ke Hotel Serena di Gilgit. Di sanalah mereka mengetahui soal apa yang terjadi.
Dikutip dari Reuters, Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan bahwa ada 17 orang dalam helikopter nahas tersebut, terdiri 11 warga asing dan enam Pakistan.
Laporan terbaru dari Tribune.com.pk menyebutkan korban tewas mencapai 7 orang, 2 pilot dan 1 kru warga negara Pakistan, Dubes Norwegia untuk Pakistan, Leif Larsen, Dubes Filipina untuk Pakistan, Domingo Lucenario, dan istri dari Dubes Malaysia untuk Pakistan, dan juga Hery Listyawati, istri dari Dubes RI untuk Pakistan, Burhan Muhammad.
Dubes Burhan saat ini mengalami luka-luka dan dirawat di The Combined Military Hospital, Jutial, wilayah Gilgit-Baltistan yang berjarak sekitar 30 kilometer dari tempat kejadian. Hingga saat ini KBRI Islamabad belum bisa menghubunginya.
Sementara itu, Duta Besar Belanda untuk Pakistan, Marcel de Vink, dan Duta Besar Polandia untuk Pakistan, Andrzej Ananics dilaporkan terluka.
Duta Besar Kanada, Afrika Selatan, Lebanon dan Romania disebut juga berada dalam helikopter tersebut, berdasarkan manifes yang diterima Reuters.
Militan Taliban sempat mengklaim menjatuhkan helikopter itu untuk mengincar Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif, namun klaim ini dibantah militer Pakistan dengan menyatakan bahwa insiden ini terjadi akibat kerusakan mesin.
sumber (www.cnnindonesia.com)
pasti konspirasi iluminati rehmason
wah..
mantab betul
ini pasti tak lepas dari azab jokowi
ini pasti tak lepas dari azab jokowi
Ganti tembak helikopter taliban!
Karma pemerintahan si jongos
kirim dong kopasus biar dimampusin itu gerombolan ketuban
turut berduka cita buat korban
turut berduka cita buat korban
Turut berduka dulu
Jgn lupa updet gan
Jgn lupa updet gan
Quote:Original Posted By bapakekikil8 ►
Karma pemerintahan si jongos
Bangsadd loe, ada istri diplomat kita wafat loe masih bilang karma jokowi...
Karma pemerintahan si jongos
Bangsadd loe, ada istri diplomat kita wafat loe masih bilang karma jokowi...
Usil banget ini taliban.
turut berduka
tp dibantah oleh pakistan
sebelum diserang mamarika bukannnya pakistan & taliban sohiban??
sebelum diserang mamarika bukannnya pakistan & taliban sohiban??
cari tuh taliban !!
Turut berduka cita..
minta di mampusin nih taliban
kirim kopassus
kirim kopassus
berduka gw
anu numpang lewat
anu numpang lewat
Ternyata istri dubes tsb Dra. Hery Listyawati, S.H., LL.M. juga dosen hukum agraria UGM.
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar