Spoiler for wuih HT:
wuih HT pertama ane gan thx momod sama yang udah ramein
Quote:
Sepak bola adalah salah satu olahraga paling populer di Indonesia, bahkan mungkin yang paling populer, namun cukup disayangkan prestasi Indonesia sangat minim. Faktor dari melempemnya Indonesia dalam sepak bola tidak lain karena buruknya program youth development-nya.
Quote:“Tapi bukannya sudah ada SSB di Indonesia?”
Ya, Sekolah Sepak Bola (SSB) di Indonesia memang sudah ada, bahkan sangat banyak. Namun itu saja belum cukup sebagai program youth development atau pengembangan usia dini.
Quote:
Berikut alasan SSB saja tidak cukup sebagai program youth development
Spoiler for Pertama:
Tidak ada kriteria dalam pembuatan SSB
Alasan pertama, seperti yang dikatakan expert sepak bola, Coach Justinus Lhaksana, di Indonesia tidak ada kriterianya dalam membuat SSB. Jika ingin membuat SSB, kita tinggal membuatnya, baik untuk usia 6 tahun sampai 17 tahun. Padahal dalam pembuatan SSB musti ada kriterianya. Ini menyebabkan buruknya kualitas sebagian besar SSB di Indonesia.
Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Asprov PSSI), sebagai kepanjangan tangan dari PSSI seharusnya membuat sebuah kriteria untuk SSB. Contohlah kriteria youth development terbaik di dunia, yaitu milik KNVB (PSSI nya Belanda).
SSB yang diakui KNVB hanya yang memiliki kelas usia 6 – 17 tahun. Setiap SSB diwajibkan punya lapangan sendiri, kalaupun tidak harus sewa dan ada kontrak resminya. SSB juga harus rutin menggelar latihan seminggu sekali. Hal ini bertujuan untuk pemerataan kualitas semua SSB.
Alasan pertama, seperti yang dikatakan expert sepak bola, Coach Justinus Lhaksana, di Indonesia tidak ada kriterianya dalam membuat SSB. Jika ingin membuat SSB, kita tinggal membuatnya, baik untuk usia 6 tahun sampai 17 tahun. Padahal dalam pembuatan SSB musti ada kriterianya. Ini menyebabkan buruknya kualitas sebagian besar SSB di Indonesia.
Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Asprov PSSI), sebagai kepanjangan tangan dari PSSI seharusnya membuat sebuah kriteria untuk SSB. Contohlah kriteria youth development terbaik di dunia, yaitu milik KNVB (PSSI nya Belanda).
SSB yang diakui KNVB hanya yang memiliki kelas usia 6 – 17 tahun. Setiap SSB diwajibkan punya lapangan sendiri, kalaupun tidak harus sewa dan ada kontrak resminya. SSB juga harus rutin menggelar latihan seminggu sekali. Hal ini bertujuan untuk pemerataan kualitas semua SSB.
Spoiler for kedua:
Minim Kompetisi Tetap Setiap Musim
Kedua, tidak ada kompetisi tetap setiap musim untuk usia dini. Sebagian besar SSB di Indonesia hanya mengikuti festival dan turnamen, tidak ada kompetisi reguler yang sebenarnya sangat penting untuk mengasah bakat.
Kita ambil contoh dari kota Utrecht, Belanda. Tiap SSB menyediakan tim, dari golongan “F” yang berusia 6-7 tahun sampai golongan “A”, 17 tahun. G"olongan usia tersebut disediakan turnamen oleh KNVB sesuai umurnya, turnamen “F” sampai “A”. Jadi setiap tim muda di Utrecht bisa berkompetisi. Juaranya akan promosi ke kompetisi yang berisi juara SSB kota lain. Semua kompetisi diadakan tiap tahun oleh KNVB.
Membuat kompetisi pada dasarnya cukup mudah. PSSI cukup menyediakan liga yang tiap minngu SSB A bisa berhadapan dengan SSB B, bersistem home-away, dan menyediakan wasit profesional.
Kedua, tidak ada kompetisi tetap setiap musim untuk usia dini. Sebagian besar SSB di Indonesia hanya mengikuti festival dan turnamen, tidak ada kompetisi reguler yang sebenarnya sangat penting untuk mengasah bakat.
Kita ambil contoh dari kota Utrecht, Belanda. Tiap SSB menyediakan tim, dari golongan “F” yang berusia 6-7 tahun sampai golongan “A”, 17 tahun. G"olongan usia tersebut disediakan turnamen oleh KNVB sesuai umurnya, turnamen “F” sampai “A”. Jadi setiap tim muda di Utrecht bisa berkompetisi. Juaranya akan promosi ke kompetisi yang berisi juara SSB kota lain. Semua kompetisi diadakan tiap tahun oleh KNVB.
Membuat kompetisi pada dasarnya cukup mudah. PSSI cukup menyediakan liga yang tiap minngu SSB A bisa berhadapan dengan SSB B, bersistem home-away, dan menyediakan wasit profesional.
Spoiler for Ketiga:
Organisasi yang Tidak Mumpuni
Faktor ketiga, tidak adanya infrastruktur yang layak. Organisasi di daerah kebanyakan dikuasai orang politik, termasuk pengurus Asprov PSSI. Rata-rata orang politik di Indonesia kurang pengetahuan soal sepak bola dan hanya mementingkan kepentingan pribadi.
Contohnya, saat Indonesia membutuhkan seseorang agar program youth development berjalan, orang politik di Indonesia justru hanya memikirkan dirinya sendiri. Bahkan, membuat surat izin sering dipersulit. Pada akhirnya penyelenggaraan kompetisi untuk youth development jadi mangkrak.
Faktor ketiga, tidak adanya infrastruktur yang layak. Organisasi di daerah kebanyakan dikuasai orang politik, termasuk pengurus Asprov PSSI. Rata-rata orang politik di Indonesia kurang pengetahuan soal sepak bola dan hanya mementingkan kepentingan pribadi.
Contohnya, saat Indonesia membutuhkan seseorang agar program youth development berjalan, orang politik di Indonesia justru hanya memikirkan dirinya sendiri. Bahkan, membuat surat izin sering dipersulit. Pada akhirnya penyelenggaraan kompetisi untuk youth development jadi mangkrak.
Spoiler for Keempat:
Kedisiplinan Indonesia kurang
Keempat, faktor kedisiplinan. Pada tahun 80-an, Ricky Yacobi bermain di Matsushita FC (sekarang Gamba Osaka). Dari sana jepang mulai mempelajari cara mengelola liga, akhirnya Jepang pun meniru konsep Galatama (Liga Indonesia pada saat itu). Sekarang sepak bola jepang menjadi yang terbaik di Asia. Indonesia? Ancur lebur kompetisinya.
Kita bisa tertinggal selain karena faktor infrastruktur Jepang yang lebih baik, tingkat kedisiplinan Negeri Matahari Terbit itu juga sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibanding negara-negara di Eropa. Daya juang para pamainnya tinggi, dan selalu berusaha untuk meningkat. Hal ini yang membuat Jepang bisa bersaing di kancah internasional.
Bandingkan dengan Indonesia, kedisiplinannya minim. Jago dikit kita jadi sesumbar dan akhirnya tidak latihan. Iklan sana sini lebih jadi prioritas.
Keempat, faktor kedisiplinan. Pada tahun 80-an, Ricky Yacobi bermain di Matsushita FC (sekarang Gamba Osaka). Dari sana jepang mulai mempelajari cara mengelola liga, akhirnya Jepang pun meniru konsep Galatama (Liga Indonesia pada saat itu). Sekarang sepak bola jepang menjadi yang terbaik di Asia. Indonesia? Ancur lebur kompetisinya.
Kita bisa tertinggal selain karena faktor infrastruktur Jepang yang lebih baik, tingkat kedisiplinan Negeri Matahari Terbit itu juga sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dibanding negara-negara di Eropa. Daya juang para pamainnya tinggi, dan selalu berusaha untuk meningkat. Hal ini yang membuat Jepang bisa bersaing di kancah internasional.
Bandingkan dengan Indonesia, kedisiplinannya minim. Jago dikit kita jadi sesumbar dan akhirnya tidak latihan. Iklan sana sini lebih jadi prioritas.
Itulah hal-hal yang membuat youth development Indonesia kurang berjalan mulus. Padahal dari bakat dan budaya kita dalam sepak bola sudah sangat tinggi.
Tulisan ini opini ane gan, kalau ada salah mohon diluruskan, dan kalo ada tambahan silakan komen dibawah nanti ane taro pejwan.
sumber-sumber referensi
Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3
Sumber Video Coach Justin durasi 3 jam
Tambahan dari agan-agan
Quote:Original Posted By CalonPresiden ►
Ngomongin soal sepakbola Indonesia tidak ada habisnya, banyak hal2 yang harus diperbaiki, akan tetapi sayangnya, orang yang dipercaya untuk memperbaiki adalah orang2 yang tidak kompeten dan hany mengambil keuntungan pribadi dari ngurusin sepakbola nasional.. Apalagi bicara pengembangan bakat pemain muda, sama sekali tidak ada konsep yang jelas.
Ane lihat kelemahan2 kita, betul seperti yang agan tulis, tetapi ada lagi kelemahan lainnya yaitu :
1. SSB itu jadi ajang hanya penyalur hobi, bukan penyalur bakat.
Didirikan oleh mantan pemain bola, kadang dijadikan sebagai mata pencaharian mereka. Kalau dibilang kurangnya turnamen, ane bilang agak kurang tepat, justru sekarang turnamen antar ssb itu banyak, tetapi yang kurang dan ga tepat sasaran adalah, pembinaan di ssb ini kadang ga nyambung hingga tingkat nasional. Harusnya ada kurikulum yang jelas dan baku yang dikeluarkan oleh PSSI. Setahu ane, kurikulum baku macam gtu tidak ada, harusnya PSSI mengeluarkan itu, sejalan dengan konsep baku strategi dan taktik permainan di tingkat nasional, di samping juga pembelajaran teknik2 dasar bermain bola. Sehingga peserta ssb selain bagus di teknik, juga paham di taktik, dan semua seragam sesuai permainan timnas Indonesia.
2. Tidak ada sportifitas.
Ini juga jadi masalah pelik, anak2 di ssb, seharusnya lebih dievaluasi dari segi teknik dan pemahaman taktik. Bukan dicekoki bahwa kemenangan adalah segala-galanya. Jadi ketika turnamen, tidak jarang ada yang saling ribut, merasa dicurangi, dan sebagainya. Bahkan yang lebih parah, ssb itu sudah macam klub pro, kalau mau turnamen, dia bajak membajak pemain dari ssb lainnya, dengan iming2 uang tentu, tujuannya ya supaya ssb itu menang. Bila dilihat, tujuannya tersebut bukan pembinaan, tetapi yah harus menang bagaimanapun caranya. tujuannya bukan memperhatikan si pemain kok, tetapi kalau semakin sering menang maka nama SSB akan harum, dan SSB akan banyak diikuti oleh anak-anak lainnya, makin banyak muridnya, makin besar pendapatan, jadi ujung2nya kepentingan pribadi.
Mungkin itu tambahan dari ane gan.. Ane rasa masih banyak faktor2 yang menyebabkan kenapa sepakbola kita tidak maju2..
Quote:Original Posted By faizdikra ►
kembali lagi dengan bagaimana pengelolaan dana di organisasi tersebut, ya tau sendirilah dananya bakal dikorupsi kalo orangnya masih itu-itu aja
Quote:Original Posted By steven.thereds ►
mnurut ane, program pembinaan sepak bola juga penting selain skill, attidue pengurus dan pemain perlu juga dibenahi, no ngolok2 yg brlebihan..
nmunh yg tidakn klah pentingnya, pengurs induk organisasi sepak bola juga, selama masih brkaitan dngan politik dan pengurusnya hnya mementingkankan kelompok trtentu sja,
y jlan ditmpat aja sepakbola skrang, kyak status sepakbola kita skrang,
kyaknya indonesia nda cocok main bola klau dtingkat international
Quote:Original Posted By uray24 ►
Setuju ama TS..tapi biang kerok utama pembinaan sepakbola ya pemilihan pejabat teras PSSI pusat dan smpe daerah yang diisi para veteran pejabat dan konyolnya penunjukan staf hanya berdasarka selera pimpinan..
Jangankan PSSI, coba liat persatuan organisasi olahraga lain di Indonesia, rata-rata Ketua Umum nya ga ada yang bisa olahraga yang diketuainya..
Coba liat Ketua Persatuan Bulutangkis Denmark dan Eropa ? Poul Erik Hoyer Larsen..mantan peraih emas olimpiade 1996.
Coba liat FIFA Ketua Umum nya kalo bukan basicnya sepakbola, lama lama keendus skandal korupsi juga.
Quote:Original Posted By sragen99 ►
Kalo kata pelatih ane gan, orang Indonesia itu ngerasa bisa padahal ngga bisa. Ya, bahasa kasarnya sok-sok'an biar keren/dianggep gitu. SSB udah berjamur dimana-mana. Ngga ada background sepak bola, bikin SSB. Jatohnya SSB buat bisnis, bukan buat development sendiri. Emang sistem disini salah. Seperti agan bilang, kalo diluar negeri, ngga ada yang namanya SSB. Adanya akademi sepak bola yang langsung diatasi dari Klub-klub sepak bola.
Quote:Original Posted By herzberg ►
Saya melatih di sebuah SSB buat anak usia dini di Surabaya, kita ikut buku panduan dari TImo Scheunemann dalam menyusun program latihan dan mengelola SSBnya karena menurut kami itu cara terbaik sambil tiap pelatih diwajibkan upgrade kemampuan entah lewat baca buku atau lihat di Youtube,
Waktu kecil dulu saya juga join di SSB dan karena saya yang emang agak "unik" saya jadi jarang dimainkan oleh pelatih. Pas jamannya belom ada Inverted WInger saya sudah bermain di posisi itu. Penyeragaman strategi 3-5-2 waktu itu membuat saya banyak dimainkan di posisi bek sayap yang berakhir saya lebih banyak cut inside kedalam dan membuat sisi pertahanan kiri selalu bolong Sayangnya waktu itu mungkin pelatih tidak terlalu berkembang pemikirannya, saya tidak pernah dimainkan lagi karena dianggap tidak cukup baik di posisi bek sayap (ya iyalah, jaman itu saya sudah belajar jadi winger karena melihat Ryan Giggs ) dan akhirnya saya berhenti bermain sepakbola karena cedera lutut.
Apa yang agan sebut diatas benar, mungkin di jakarta dan beberapa daerah beruntung memiliki SSB yang dikelola dengan benar tapi masih banyak yang belum
the best comment... so far
Quote:Original Posted By NyangkuD ►
Yah gan , ini dari pengalaman saya ya...dari Medan
Tempat pelatihan sepak bola di usia dini di Indonesia ini biasanya deket-deket ama lapangan milik aparat-aparat gan... lapangan-lapangan buat latihan remaja-remaja , itu memang ada. Dari pengalaman saya, itu mereka-mereka yang main, ikut latihan, sampai , kalau misalnya ada seleksi pemain nih... nah.. yang ikut-ikut seleksi itu menurut saya banyak bibit-bibit muda.. yang bener berskill main bola nya... tapi... ada tapi nya nih gan,,,,
Mohon maaf, tidak bermaksud sara atau diskreditkan kelompok tertentu,,
Antara remaja yang latihan di lapangan tersebut. Yang ber-Skill, pasti nya kalah dengan anak-anak yang asli di sekitar lapangan,,, belum tentu kalah skill , tapi lebih karena si pengurus kenal dengan keluarga si pemain...atau bisa jadi si pemain itu anak aparat,, yang bapak nya tinggal di sekitar lapangan asrama...
Belum lagi, pemain-pemain muda yang ber-skill harus di kaitkan dengan ras, atau semacamnya...
[Pengalaman Pribadi saya,, asli ini ]
SMP, saya gabung du salah satu pelatihan sepak bola dekat Asrama Ar**nud & Br**ob (lapangannya tempat aparat main bola nih)
Nah,, pas jam latihan nih...Maaf nih kebetulan Tionghua saya nya,,, saya di gini in ama pemain bola muda yang lain..
"Cina KONT*L... kalau mau main gabung sama kita.. lu harus juggling 10 kali..kalau ga bisa, ga usah kau main sama kami" nah ,, itu baru awal mau gabung nya. Kebetulan saya lewat gan,,, dan bisa gabung dan ikut latihan...
Pada masa-masa latihan.. nah ,,, itu lebih parah lagi.. kalau ngoper bola miss... atau dapet bola ,, saya dah ga asing sama kata-kata kaya , " Woi Aseng...sini bolanya... atau Woii Cien Cialo...bola nya... oper..." nah kalau latihan gitu pas lagi kalah ,, atau kebobolan,,, nah itu agan bisa bayangkanlah gimana ...
Nah kalau pass ada Tournament atau kompetisi... nah ,, itu bakalan ada aja pemain-muka baru yang kelihatan ga kita kenal,,, gabung ikut latihan pass di hari hari menjelang kompetisi..., kalau ga ada kompetisi nah ,, enggak kelihatan,,, mungkin anak pejabat atau gimana , yang menurut saya skill membuly nya jauh lebih bagus dari pada main bolanya.
Jadi saya rasa, nih pembina-pembina nya juga ga bener-bener nih,,,jangan karena ,memang punya toko olahraga . di jadiin pembina,,,perlu orang-orang yang memang niatannya , bener-bener mau majuin sepak bola lokal... bukan yang ikut-ikut taruhan di pinggir lapangan pass kompetisi...
Ini sedikit dari pengalaman saya deh gan,,, dulu cita-cita pingin jadi pemain timnas,, karena pada masa itu masa-masa filem nya Captain Tsubasa....tapi melihat Persepakbolaan Indonesia sekarang,,, ane rasa... ane ga nyesal-nyesal amat...
Quote:Original Posted By NyangkuD ►
Di Jakarta mungkin agak bener tempat pembinaan pemain-pemain muda... bahkan setau saya ada sekolah-sekolah bola yang didirikan club-club liga eropa....yang mampir di Jkt.. beruntung,,, anak-anak ibu kota punya tempat belajar bola begitu...
Kalau saja waktu bisa di ulang balik,,, saya akan merantau ke negri tetangga buat main bola...
Kasihan kita-kita yang ga di ibu kota ini...sekarang lahan kosong udah minim,.. tempat latihan bola pada suka nge bully,anak pejabat yang di prioritaskan sama pembina,,,
Menurut saya pribadi perlu revolusi mental juga deh ,,untuk memajukan sepak bola Indo,,,dan kalau memang berjalan ,,, kita bisa lihat hasilnya di 7 atau 10 tahun mendatang....
Komentar Menarik
Quote:Original Posted By NyangkuD ►
Yah gan , ini dari pengalaman saya ya...dari Medan
Tempat pelatihan sepak bola di usia dini di Indonesia ini biasanya deket-deket ama lapangan milik aparat-aparat gan... lapangan-lapangan buat latihan remaja-remaja , itu memang ada. Dari pengalaman saya, itu mereka-mereka yang main, ikut latihan, sampai , kalau misalnya ada seleksi pemain nih... nah.. yang ikut-ikut seleksi itu menurut saya banyak bibit-bibit muda.. yang bener berskill main bola nya... tapi... ada tapi nya nih gan,,,,
Mohon maaf, tidak bermaksud sara atau diskreditkan kelompok tertentu,,
Antara remaja yang latihan di lapangan tersebut. Yang ber-Skill, pasti nya kalah dengan anak-anak yang asli di sekitar lapangan,,, belum tentu kalah skill , tapi lebih karena si pengurus kenal dengan keluarga si pemain...atau bisa jadi si pemain itu anak aparat,, yang bapak nya tinggal di sekitar lapangan asrama...
Belum lagi, pemain-pemain muda yang ber-skill harus di kaitkan dengan ras, atau semacamnya...
[Pengalaman Pribadi saya,, asli ini ]
SMP, saya gabung du salah satu pelatihan sepak bola dekat Asrama Ar**nud & Br**ob (lapangannya tempat aparat main bola nih)
Nah,, pas jam latihan nih...Maaf nih kebetulan Tionghua saya nya,,, saya di gini in ama pemain bola muda yang lain..
"Cina KONT*L... kalau mau main gabung sama kita.. lu harus juggling 10 kali..kalau ga bisa, ga usah kau main sama kami" nah ,, itu baru awal mau gabung nya. Kebetulan saya lewat gan,,, dan bisa gabung dan ikut latihan...
Pada masa-masa latihan.. nah ,,, itu lebih parah lagi.. kalau ngoper bola miss... atau dapet bola ,, saya dah ga asing sama kata-kata kaya , " Woi Aseng...sini bolanya... atau Woii Cien Cialo...bola nya... oper..." nah kalau latihan gitu pas lagi kalah ,, atau kebobolan,,, nah itu agan bisa bayangkanlah gimana ...
Nah kalau pass ada Tournament atau kompetisi... nah ,, itu bakalan ada aja pemain-muka baru yang kelihatan ga kita kenal,,, gabung ikut latihan pass di hari hari menjelang kompetisi..., kalau ga ada kompetisi nah ,, enggak kelihatan,,, mungkin anak pejabat atau gimana , yang menurut saya skill membuly nya jauh lebih bagus dari pada main bolanya.
Jadi saya rasa, nih pembina-pembina nya juga ga bener-bener nih,,,jangan karena ,memang punya toko olahraga . di jadiin pembina,,,perlu orang-orang yang memang niatannya , bener-bener mau majuin sepak bola lokal... bukan yang ikut-ikut taruhan di pinggir lapangan pass kompetisi...
Ini sedikit dari pengalaman saya deh gan,,, dulu cita-cita pingin jadi pemain timnas,, karena pada masa itu masa-masa filem nya Captain Tsubasa....tapi melihat Persepakbolaan Indonesia sekarang,,, ane rasa... ane ga nyesal-nyesal amat...
Quote:Original Posted By NyangkuD ►
Di Jakarta mungkin agak bener tempat pembinaan pemain-pemain muda... bahkan setau saya ada sekolah-sekolah bola yang didirikan club-club liga eropa....yang mampir di Jkt.. beruntung,,, anak-anak ibu kota punya tempat belajar bola begitu...
Kalau saja waktu bisa di ulang balik,,, saya akan merantau ke negri tetangga buat main bola...
Kasihan kita-kita yang ga di ibu kota ini...sekarang lahan kosong udah minim,.. tempat latihan bola pada suka nge bully,anak pejabat yang di prioritaskan sama pembina,,,
Menurut saya pribadi perlu revolusi mental juga deh ,,untuk memajukan sepak bola Indo,,,dan kalau memang berjalan ,,, kita bisa lihat hasilnya di 7 atau 10 tahun mendatang....
Quote:Original Posted By ALdec ►
jadi inget jaman SMA pernah masuk salah satu SSB di daerah CemPut. sayangnya ga lama, karena ane ngeliat pelatihnya ogah-ogahan ngelatih.
+ ada diskriminasi juga.
Quote:Original Posted By cahkapal ►
Politik berkelahi saling caci maki mendukung bola negeri ini, apapun yang terjadi kami tetap janji bagi kami bola itu pasti lalalalala huooooo lalalalala huoooooo lalalalalala huoooo lalalalala huoooo
PSIS Semarang 0-0 PSPS Pekanbaru
Quote:Original Posted By sasrabirawa ►
Kalau nyari yang skillful sih bejibun Gan
yang susah itu manajemennya bobrok
udah bukan rahasia lagi kalau pemain "Titipan" itu meraja lela. Mending kalau bagus, kebanyakan yang titipan itu skillnya busuk
Selain itu organisasinya juga berantakan, nggak pernah mikirin sepakbola secara prodesional melainkan sibuk ngurusin pantat masing masing
Satu satunya cara adalah dengan memantapkan kompetisi dari bawah, usia 10, 15, 17, 21 minimal harus ada ajang reguler
Buat aturan setiap klub yang berkompetisi wajib memiliki pembinaan pemain muda di jenjang tertentu, kalau enggak punya, silakan out dari kompetisi. Memiliki pembinaan ini nggak cuma pemainnya, tapi juga fasilitasnya, lapangan, pelatih, endorsement, tim medis, official dll.
minimal itu dulu. Soal titip titipan gw yakin kalau kompetisinya dijalankan dengan profesional, bakal ilang pelan pelan kok
Inggris aja yang manajemen organisasinya bagus masih suka kesulitan berkompetisi di level internasional, ini lagi Indonesia
Quote:Original Posted By Jakarta raw 98 ►
Point nomor 3.
Ini yang paling mutlak di revolusi, ini penyebab rusak nya semua nya. Dari nomor 3 beres bisa berlanjut beresin nomor 4 dan disusul nomor 2 dan 1 atau sebaliknya.
Yang penting nomor 3 ini.
Quote:Original Posted By erpan.dwi ►
pengalaman di lapangan emang kalo lo mau maen lo harus setor dulu k pelatihnya
mau masuk tim mesti bayar
udah masuk tim mau maen biar jam terbang tinggi ya kudu bayar lagi
beda kalo lo punya skill yg tinggi
mesti gk punya duit tp masih bisa maen tapi ya kudu loyal sama timnya dan nurut banget sama pelatih
dan emang ada yg sampai tembus timnas u-17 sampe u-21 meski gak pake duit
Quote:Original Posted By BataDestroyer ►
Sebenernya ada lagi gan yang bikin perkembangan main bola di indonesia buruk, kalau di indonesia, ssb ssb nya kebanyakan ngincer kemenangan di turnamen, jadi sering dengan taktik bola yang harusnya buat pemain profesional, kaya banyak ssb yang ngelatih pemainnya bisa shooting keras, soalnya di umur itu kiper belum jago. Hasilnya permainannya shooting dari jauh terus. Agak jarang yang ngajarin main bola secara skema gitu gan kaya bangun serangan dari belakang, CMIIW
Quote:Original Posted By m.edogawa ►
Pendapat dari org yg kurang ngerti bola.
Setuju gw sama ts, pembinaan usia muda di indo masih kurang. Kalo talenta muda indonesia menurut gw banyak yg menjanjikan. cuma sekali lg, pembinaannya kurang, kurang ini, itu, anulah.
Jadinya yg ky yg kita liat skrg skill bagus, lari kenceng. Tapi visi bermainnya kurang, kalo serangam mentok akhirnya cuma umpan silang, dari kanan atau kiri doang. walaupun juga sering gagal.
Tapi gk tau nape tiap timnas indonesia main hampir pasti gw tonton. Walau jelek tetep gw cinta
Quote:Original Posted By mts07 ►
Sebenernya sih faktor geblek nya pengelola baik nasional, sampe ke pengelola ssb dan perangkat sepakbolanya.
Dari wasit, dan lapangan misalnya, belum masalah suporter, sponsor, sampai pemerintahnya..
Masalah ini kompleks...
Masalah sebenarnya itu ada di manusianya
Kalo sumber daya manusianya ga bagus, boro2 mau sepak bola profesional deh...
Mau jadi bisnis, ya bisnis sekalian kaya liga eropa noh...
Mreka orientasi duit pasti ada, tapi jelas, orientasi duitnya lewat prestasi sepakbola...
Bukan dari korupsi, bukan dari nilep duit, bukan dari sponsor sosis, atau dari tokoh politik tertentu...
Kata saya mending luluh lantakkan dulu organisasi pusatnya, bikin baru.
Tunjuk siapa yang layak dan berkompeten.
Bikin liga regional dulu, mulai dari nol. Baru skala nasional....
Mulai dari lembaran kosong, bikin sketsa baru, isi lembaran oleh orang2 yang memang berkompeten dan bebas dari kepentingan politik...
Itu jg kalo mau sabar dan rela sepak bola Indonesia selama beberapa tahun absen dari kancah internasional...
Tapi syaratnya, ya itu dia.
Ada yang bisa diandalkan gak untuk bisa membangun kembali sepak bola Indonesia menjadi lebih baik
Kalo semua diselipin unsur politik dan kepentingang golongan, ya jangan harap deh bisa membaik
Quote:Original Posted By kazuhir0 ►
Ane dari kecil, bahkan dari SD kelas 1 udah maen bola. Malah sering maen bola nya sama orang orang gede (yang lebih tua, kaya bapak bapak gitu). Lapangan seadanya, ga pake sepatu, bola juga seadanya. Bahkan lapangan yang ada batu batunya juga tetep kita main bola.
Sama guru olahraga ane disaranin masuk SSB yaitu Persi*awa selatan, cuman krn ada biaya pendafatarannya dan lokasi lumayan jauh dr rumah, ane ga jd deh.
Main bola cuman sama temen temen sekolah sama rumah. Nah dari sd,smp,sma, kuliah terus main bola dan jadi anggota tim sekolah (posisi striker).
Setiap sekolah ane nemu temen temen yang skill nya jago jago. Ada yang ikut SSB ada yang ngga, kaya ane. Ane waktu itu dibilangnya anak SSB, padahal ga pernah ikutan (dulu ane jago gan). Hahahaa
Nahh ane sering ngadu bola sama sekolah lain, dan tiap menang pasti aja langsung lawan kita maennya kasar. Malah berujung ngajak berantem. Ini juga salah satu mental pemain Indonesia bahkan Timnas juga begitu.
Menurut ane nih, bibit bibit sepak bola di Indonesia itu banyak banget. Bahkan waktu ane kecil, ane liat temen temen jago jago lohhh. Masih SD tapi tendangan bebasnya udah terarah, kontrol bola bagus, shooting dan speed bagus. Kalo diasah yang bener, bisa jadi pemain bola. Tapi sayangnya, banyak SSB juga politik mainnya. Banyak anak titipan biar masuk tim inti.
Lapangan yang buruk dan ga ada turnamen yang konsisten. Selain itu, ga ada rutin pencari bakat di seluruh daerah. Kalo kita liat pemain pemain terkenal dari brazil dan argentina rata rata di dapat oleh pencari bakat yang kampung kampung. Tiap daerah ada rutin mencari pemain bakat, yang lolos dapat beasiswa dan bisa dikirim ke luar negeri. Di Indonesia mungkin ada, tapi ga ada sosialisasi dengan baik.
Quote:Original Posted By cinnamon.rose ►
Menurut saya, yang harus dibenahi terlebih dahulu adalah:
1. Mendapatkan sosok ketua PSSI yang kompeten, ini yang sampai detik ini belum ada.
2. Ada perencanaan yang komprehensif mulai dari tingkat paling dasar sampai timnas.
3. Eksekutor perencanaan yang mumpuni, sehingga tidak cuma lihai buat rencana tapi lebih pada pelaksanaan.
4. Pemantauan hasil eksekusi.
5. Perbaikan terus menerus sesuai dengan hasil evaluasi.
Karena kalo cuma wacana, perebutan kekuasaan, dan cari keuntungan sendiri maka jangan diharap sepakbola indonesia bakal maju, kalo diteruskan kondisi seperti ini maka jangan heran dalam waktu yang g lama kita pasti keok oleh timor leste.
Sebetulnya g cuma sepakbola saja sih, sebagai contoh di bulutangkis yang dulu kita adalah raja maka sekarang kita harus terseok-seok menghadapi thailand yang notabene belajar nepok2 dari kita.
Bukan pesimistis, tapi ini realita. semoga kelak ada sosok 'Bung Karno' di pucuk pimpinan PSSI, yang tanpa pamrih, tulus, dan punya leadership.
Quote:Original Posted By ampas51 ►
dari buku soccernomic yg ane baca, kesejahteraan sebuah negara berbanding lurus dgn prestasi olahraganya termasuk sepakbola . .
selama kesejahteraan disini blum merata jgn harap bisa berprestasi di level internasional kecuali Brazil
temen ane ada yg punya bakat sepakbola cuma gagal jadi pemaen bola karena orang tua nya yg larang karena dianggap gak menjanjikan, akhirnya ya jadi buruh pabrik . .
Quote:Original Posted By ekosisimbah ►
kalo yang ane rasain meskipun hanya tergabung di Tim amatir, beberapa hal yang harus dilakukan biar persepakbolaan Indonesia makin maju
1. diadakan kompetisi mulai dari U-7, U-10, U-12, U-15, U-18, U-21, dan terakhir level senior. Dan buat sistim degradasi promosi untuk yang level junior juga biar mereka tahu gimana format kompetisi sedari kecil.
2. perbanyak lapangan sepakbola.
minimal tiap kota/Kabupaten punya minimal 1 stadion utama. biar apaa? kota/Kabupaten di Indonesia jumlahnya sampe ratusan, jujur ane gatau brp jumlah pasnya, tapi seandainya satu daerah punya stadion, minimal daerah tersebut punya klub Nasional yg bisa ikut di Liga Indonesia. semakin banyak klub di Indonesia, semakin banyak potensi atau bakat pemain yang bisa ditampung.
3. perbaikan kelola organisasi PSSI
ini mah gausa dijelasin pasti agan dan aganwati uda banyak yang tau.
4. ajarkan sportivitas, teknik bermain bola yg baik dan benar sedari dini.
*just my opinion*
@ekosetyo_3
Quote:Original Posted By ex.agam ►
Dulu ane pernah ikut sekolah sepak bola pelita jaya di lb bulus jaksel (uda ga ada sekarang stadionnya jadi MRT) th 1993, selama 1th kalo ga salah sebulan 25rb bayar, disitu dibagi2 usianya per kelompok, tetapi arahnya mau kemana justru ane bingung dah, akhirnya ga jadi bercita2 jadi pemain sepak bola , kadang bingung juga mana yang hobi mana yang serius, karena pada saat itu sepakbola menurut orang2 tidak menjanjikan, .. sepertinya usia muda kita banyak yang berbakat tapi pada saat lewat dari 17th kalah bersaing dari negara lain, ssb memang perlu dibenahin, banyak gosip2 pelatihnya bisa dibayar, "anak orang kaya bisa tim inti" yang berbakat malah tersingkir,..
saran buat yang masih serius bermain sepak bola dan bercita2 jangan terlalu percaya diri kalo sudah hebat, apakah kalian lupa bahwa pemain hebat dunia diolahraga manapun berlatih bisa 8 jam perhari, ..mudah2an suatu saat nanti sepakbola indonesia berubah, mental kita dibidang olahraga juga berubah.
kadang pemerintah juga lupa, negara yang sepakbolanya maju jumlah stadionnya sangat banyak kita ga usa liat london dengan 19 stadion besar, belum lapangan2 kecilnya.
sekarang liat aja jakarta total ada berapa lapangan yang layak digunakan?
kali2 nanti menteri olahraganya ane gan... hehehe
sekarang ane setiap minggu masih futsal, usia 36th masih tetep semangat bermain bola tentunya untuk fun ya ga, jangan diforsir kalo uda tua
SALAM OLAHRAGA
Quote:Original Posted By hikarinosenshi ►
Simpelnya masih bnyk terjadi KKN
Psshit ngumpulin bibit unggul buat proyeksi timnas aj ga becus kok
Dari dulu jg kepikiran kyknya ada yg salah dgn logo pssi
Sama sekali tidak merefleksikan semangat garuda dan merah putih..
Bandingin sama
Revolusi total, ganti logo psshit, ganti pengurusnya yg bersih dari kepentingan parpol, kelompok, golongan
Quote:Original Posted By merseysidered ►
kalo gak salah yang warna kuning di logo PSSI bermakna kemakmuran. (kayak lambang padi di Pancasila)
wajar kalo akhirnya anggota PSSI cuma mikir perut doang
Quote:Original Posted By NyangkuD ►
Yah gan , ini dari pengalaman saya ya...dari Medan
Tempat pelatihan sepak bola di usia dini di Indonesia ini biasanya deket-deket ama lapangan milik aparat-aparat gan... lapangan-lapangan buat latihan remaja-remaja , itu memang ada. Dari pengalaman saya, itu mereka-mereka yang main, ikut latihan, sampai , kalau misalnya ada seleksi pemain nih... nah.. yang ikut-ikut seleksi itu menurut saya banyak bibit-bibit muda.. yang bener berskill main bola nya... tapi... ada tapi nya nih gan,,,,
Mohon maaf, tidak bermaksud sara atau diskreditkan kelompok tertentu,,
Antara remaja yang latihan di lapangan tersebut. Yang ber-Skill, pasti nya kalah dengan anak-anak yang asli di sekitar lapangan,,, belum tentu kalah skill , tapi lebih karena si pengurus kenal dengan keluarga si pemain...atau bisa jadi si pemain itu anak aparat,, yang bapak nya tinggal di sekitar lapangan asrama...
Belum lagi, pemain-pemain muda yang ber-skill harus di kaitkan dengan ras, atau semacamnya...
[Pengalaman Pribadi saya,, asli ini ]
SMP, saya gabung du salah satu pelatihan sepak bola dekat Asrama Ar**nud & Br**ob (lapangannya tempat aparat main bola nih)
Nah,, pas jam latihan nih...Maaf nih kebetulan Tionghua saya nya,,, saya di gini in ama pemain bola muda yang lain..
"Cina KONT*L... kalau mau main gabung sama kita.. lu harus juggling 10 kali..kalau ga bisa, ga usah kau main sama kami" nah ,, itu baru awal mau gabung nya. Kebetulan saya lewat gan,,, dan bisa gabung dan ikut latihan...
Pada masa-masa latihan.. nah ,,, itu lebih parah lagi.. kalau ngoper bola miss... atau dapet bola ,, saya dah ga asing sama kata-kata kaya , " Woi Aseng...sini bolanya... atau Woii Cien Cialo...bola nya... oper..." nah kalau latihan gitu pas lagi kalah ,, atau kebobolan,,, nah itu agan bisa bayangkanlah gimana ...
Nah kalau pass ada Tournament atau kompetisi... nah ,, itu bakalan ada aja pemain-muka baru yang kelihatan ga kita kenal,,, gabung ikut latihan pass di hari hari menjelang kompetisi..., kalau ga ada kompetisi nah ,, enggak kelihatan,,, mungkin anak pejabat atau gimana , yang menurut saya skill membuly nya jauh lebih bagus dari pada main bolanya.
Jadi saya rasa, nih pembina-pembina nya juga ga bener-bener nih,,,jangan karena ,memang punya toko olahraga . di jadiin pembina,,,perlu orang-orang yang memang niatannya , bener-bener mau majuin sepak bola lokal... bukan yang ikut-ikut taruhan di pinggir lapangan pass kompetisi...
Ini sedikit dari pengalaman saya deh gan,,, dulu cita-cita pingin jadi pemain timnas,, karena pada masa itu masa-masa filem nya Captain Tsubasa....tapi melihat Persepakbolaan Indonesia sekarang,,, ane rasa... ane ga nyesal-nyesal amat...
Quote:Original Posted By NyangkuD ►
Di Jakarta mungkin agak bener tempat pembinaan pemain-pemain muda... bahkan setau saya ada sekolah-sekolah bola yang didirikan club-club liga eropa....yang mampir di Jkt.. beruntung,,, anak-anak ibu kota punya tempat belajar bola begitu...
Kalau saja waktu bisa di ulang balik,,, saya akan merantau ke negri tetangga buat main bola...
Kasihan kita-kita yang ga di ibu kota ini...sekarang lahan kosong udah minim,.. tempat latihan bola pada suka nge bully,anak pejabat yang di prioritaskan sama pembina,,,
Menurut saya pribadi perlu revolusi mental juga deh ,,untuk memajukan sepak bola Indo,,,dan kalau memang berjalan ,,, kita bisa lihat hasilnya di 7 atau 10 tahun mendatang....
Quote:Original Posted By ALdec ►
jadi inget jaman SMA pernah masuk salah satu SSB di daerah CemPut. sayangnya ga lama, karena ane ngeliat pelatihnya ogah-ogahan ngelatih.
+ ada diskriminasi juga.
Quote:Original Posted By cahkapal ►
Politik berkelahi saling caci maki mendukung bola negeri ini, apapun yang terjadi kami tetap janji bagi kami bola itu pasti lalalalala huooooo lalalalala huoooooo lalalalalala huoooo lalalalala huoooo
PSIS Semarang 0-0 PSPS Pekanbaru
Quote:Original Posted By sasrabirawa ►
Kalau nyari yang skillful sih bejibun Gan
yang susah itu manajemennya bobrok
udah bukan rahasia lagi kalau pemain "Titipan" itu meraja lela. Mending kalau bagus, kebanyakan yang titipan itu skillnya busuk
Selain itu organisasinya juga berantakan, nggak pernah mikirin sepakbola secara prodesional melainkan sibuk ngurusin pantat masing masing
Satu satunya cara adalah dengan memantapkan kompetisi dari bawah, usia 10, 15, 17, 21 minimal harus ada ajang reguler
Buat aturan setiap klub yang berkompetisi wajib memiliki pembinaan pemain muda di jenjang tertentu, kalau enggak punya, silakan out dari kompetisi. Memiliki pembinaan ini nggak cuma pemainnya, tapi juga fasilitasnya, lapangan, pelatih, endorsement, tim medis, official dll.
minimal itu dulu. Soal titip titipan gw yakin kalau kompetisinya dijalankan dengan profesional, bakal ilang pelan pelan kok
Inggris aja yang manajemen organisasinya bagus masih suka kesulitan berkompetisi di level internasional, ini lagi Indonesia
Quote:Original Posted By Jakarta raw 98 ►
Point nomor 3.
Ini yang paling mutlak di revolusi, ini penyebab rusak nya semua nya. Dari nomor 3 beres bisa berlanjut beresin nomor 4 dan disusul nomor 2 dan 1 atau sebaliknya.
Yang penting nomor 3 ini.
Quote:Original Posted By erpan.dwi ►
pengalaman di lapangan emang kalo lo mau maen lo harus setor dulu k pelatihnya
mau masuk tim mesti bayar
udah masuk tim mau maen biar jam terbang tinggi ya kudu bayar lagi
beda kalo lo punya skill yg tinggi
mesti gk punya duit tp masih bisa maen tapi ya kudu loyal sama timnya dan nurut banget sama pelatih
dan emang ada yg sampai tembus timnas u-17 sampe u-21 meski gak pake duit
Quote:Original Posted By BataDestroyer ►
Sebenernya ada lagi gan yang bikin perkembangan main bola di indonesia buruk, kalau di indonesia, ssb ssb nya kebanyakan ngincer kemenangan di turnamen, jadi sering dengan taktik bola yang harusnya buat pemain profesional, kaya banyak ssb yang ngelatih pemainnya bisa shooting keras, soalnya di umur itu kiper belum jago. Hasilnya permainannya shooting dari jauh terus. Agak jarang yang ngajarin main bola secara skema gitu gan kaya bangun serangan dari belakang, CMIIW
Quote:Original Posted By m.edogawa ►
Pendapat dari org yg kurang ngerti bola.
Setuju gw sama ts, pembinaan usia muda di indo masih kurang. Kalo talenta muda indonesia menurut gw banyak yg menjanjikan. cuma sekali lg, pembinaannya kurang, kurang ini, itu, anulah.
Jadinya yg ky yg kita liat skrg skill bagus, lari kenceng. Tapi visi bermainnya kurang, kalo serangam mentok akhirnya cuma umpan silang, dari kanan atau kiri doang. walaupun juga sering gagal.
Tapi gk tau nape tiap timnas indonesia main hampir pasti gw tonton. Walau jelek tetep gw cinta
Quote:Original Posted By mts07 ►
Sebenernya sih faktor geblek nya pengelola baik nasional, sampe ke pengelola ssb dan perangkat sepakbolanya.
Dari wasit, dan lapangan misalnya, belum masalah suporter, sponsor, sampai pemerintahnya..
Masalah ini kompleks...
Masalah sebenarnya itu ada di manusianya
Kalo sumber daya manusianya ga bagus, boro2 mau sepak bola profesional deh...
Mau jadi bisnis, ya bisnis sekalian kaya liga eropa noh...
Mreka orientasi duit pasti ada, tapi jelas, orientasi duitnya lewat prestasi sepakbola...
Bukan dari korupsi, bukan dari nilep duit, bukan dari sponsor sosis, atau dari tokoh politik tertentu...
Kata saya mending luluh lantakkan dulu organisasi pusatnya, bikin baru.
Tunjuk siapa yang layak dan berkompeten.
Bikin liga regional dulu, mulai dari nol. Baru skala nasional....
Mulai dari lembaran kosong, bikin sketsa baru, isi lembaran oleh orang2 yang memang berkompeten dan bebas dari kepentingan politik...
Itu jg kalo mau sabar dan rela sepak bola Indonesia selama beberapa tahun absen dari kancah internasional...
Tapi syaratnya, ya itu dia.
Ada yang bisa diandalkan gak untuk bisa membangun kembali sepak bola Indonesia menjadi lebih baik
Kalo semua diselipin unsur politik dan kepentingang golongan, ya jangan harap deh bisa membaik
Quote:Original Posted By kazuhir0 ►
Ane dari kecil, bahkan dari SD kelas 1 udah maen bola. Malah sering maen bola nya sama orang orang gede (yang lebih tua, kaya bapak bapak gitu). Lapangan seadanya, ga pake sepatu, bola juga seadanya. Bahkan lapangan yang ada batu batunya juga tetep kita main bola.
Sama guru olahraga ane disaranin masuk SSB yaitu Persi*awa selatan, cuman krn ada biaya pendafatarannya dan lokasi lumayan jauh dr rumah, ane ga jd deh.
Main bola cuman sama temen temen sekolah sama rumah. Nah dari sd,smp,sma, kuliah terus main bola dan jadi anggota tim sekolah (posisi striker).
Setiap sekolah ane nemu temen temen yang skill nya jago jago. Ada yang ikut SSB ada yang ngga, kaya ane. Ane waktu itu dibilangnya anak SSB, padahal ga pernah ikutan (dulu ane jago gan). Hahahaa
Nahh ane sering ngadu bola sama sekolah lain, dan tiap menang pasti aja langsung lawan kita maennya kasar. Malah berujung ngajak berantem. Ini juga salah satu mental pemain Indonesia bahkan Timnas juga begitu.
Menurut ane nih, bibit bibit sepak bola di Indonesia itu banyak banget. Bahkan waktu ane kecil, ane liat temen temen jago jago lohhh. Masih SD tapi tendangan bebasnya udah terarah, kontrol bola bagus, shooting dan speed bagus. Kalo diasah yang bener, bisa jadi pemain bola. Tapi sayangnya, banyak SSB juga politik mainnya. Banyak anak titipan biar masuk tim inti.
Lapangan yang buruk dan ga ada turnamen yang konsisten. Selain itu, ga ada rutin pencari bakat di seluruh daerah. Kalo kita liat pemain pemain terkenal dari brazil dan argentina rata rata di dapat oleh pencari bakat yang kampung kampung. Tiap daerah ada rutin mencari pemain bakat, yang lolos dapat beasiswa dan bisa dikirim ke luar negeri. Di Indonesia mungkin ada, tapi ga ada sosialisasi dengan baik.
Quote:Original Posted By cinnamon.rose ►
Menurut saya, yang harus dibenahi terlebih dahulu adalah:
1. Mendapatkan sosok ketua PSSI yang kompeten, ini yang sampai detik ini belum ada.
2. Ada perencanaan yang komprehensif mulai dari tingkat paling dasar sampai timnas.
3. Eksekutor perencanaan yang mumpuni, sehingga tidak cuma lihai buat rencana tapi lebih pada pelaksanaan.
4. Pemantauan hasil eksekusi.
5. Perbaikan terus menerus sesuai dengan hasil evaluasi.
Karena kalo cuma wacana, perebutan kekuasaan, dan cari keuntungan sendiri maka jangan diharap sepakbola indonesia bakal maju, kalo diteruskan kondisi seperti ini maka jangan heran dalam waktu yang g lama kita pasti keok oleh timor leste.
Sebetulnya g cuma sepakbola saja sih, sebagai contoh di bulutangkis yang dulu kita adalah raja maka sekarang kita harus terseok-seok menghadapi thailand yang notabene belajar nepok2 dari kita.
Bukan pesimistis, tapi ini realita. semoga kelak ada sosok 'Bung Karno' di pucuk pimpinan PSSI, yang tanpa pamrih, tulus, dan punya leadership.
Quote:Original Posted By ampas51 ►
dari buku soccernomic yg ane baca, kesejahteraan sebuah negara berbanding lurus dgn prestasi olahraganya termasuk sepakbola . .
selama kesejahteraan disini blum merata jgn harap bisa berprestasi di level internasional kecuali Brazil
temen ane ada yg punya bakat sepakbola cuma gagal jadi pemaen bola karena orang tua nya yg larang karena dianggap gak menjanjikan, akhirnya ya jadi buruh pabrik . .
Quote:Original Posted By ekosisimbah ►
kalo yang ane rasain meskipun hanya tergabung di Tim amatir, beberapa hal yang harus dilakukan biar persepakbolaan Indonesia makin maju
1. diadakan kompetisi mulai dari U-7, U-10, U-12, U-15, U-18, U-21, dan terakhir level senior. Dan buat sistim degradasi promosi untuk yang level junior juga biar mereka tahu gimana format kompetisi sedari kecil.
2. perbanyak lapangan sepakbola.
minimal tiap kota/Kabupaten punya minimal 1 stadion utama. biar apaa? kota/Kabupaten di Indonesia jumlahnya sampe ratusan, jujur ane gatau brp jumlah pasnya, tapi seandainya satu daerah punya stadion, minimal daerah tersebut punya klub Nasional yg bisa ikut di Liga Indonesia. semakin banyak klub di Indonesia, semakin banyak potensi atau bakat pemain yang bisa ditampung.
3. perbaikan kelola organisasi PSSI
ini mah gausa dijelasin pasti agan dan aganwati uda banyak yang tau.
4. ajarkan sportivitas, teknik bermain bola yg baik dan benar sedari dini.
*just my opinion*
@ekosetyo_3
Quote:Original Posted By ex.agam ►
Dulu ane pernah ikut sekolah sepak bola pelita jaya di lb bulus jaksel (uda ga ada sekarang stadionnya jadi MRT) th 1993, selama 1th kalo ga salah sebulan 25rb bayar, disitu dibagi2 usianya per kelompok, tetapi arahnya mau kemana justru ane bingung dah, akhirnya ga jadi bercita2 jadi pemain sepak bola , kadang bingung juga mana yang hobi mana yang serius, karena pada saat itu sepakbola menurut orang2 tidak menjanjikan, .. sepertinya usia muda kita banyak yang berbakat tapi pada saat lewat dari 17th kalah bersaing dari negara lain, ssb memang perlu dibenahin, banyak gosip2 pelatihnya bisa dibayar, "anak orang kaya bisa tim inti" yang berbakat malah tersingkir,..
saran buat yang masih serius bermain sepak bola dan bercita2 jangan terlalu percaya diri kalo sudah hebat, apakah kalian lupa bahwa pemain hebat dunia diolahraga manapun berlatih bisa 8 jam perhari, ..mudah2an suatu saat nanti sepakbola indonesia berubah, mental kita dibidang olahraga juga berubah.
kadang pemerintah juga lupa, negara yang sepakbolanya maju jumlah stadionnya sangat banyak kita ga usa liat london dengan 19 stadion besar, belum lapangan2 kecilnya.
sekarang liat aja jakarta total ada berapa lapangan yang layak digunakan?
kali2 nanti menteri olahraganya ane gan... hehehe
sekarang ane setiap minggu masih futsal, usia 36th masih tetep semangat bermain bola tentunya untuk fun ya ga, jangan diforsir kalo uda tua
SALAM OLAHRAGA
Quote:Original Posted By hikarinosenshi ►
Simpelnya masih bnyk terjadi KKN
Psshit ngumpulin bibit unggul buat proyeksi timnas aj ga becus kok
Dari dulu jg kepikiran kyknya ada yg salah dgn logo pssi
Sama sekali tidak merefleksikan semangat garuda dan merah putih..
Bandingin sama
Revolusi total, ganti logo psshit, ganti pengurusnya yg bersih dari kepentingan parpol, kelompok, golongan
Quote:Original Posted By merseysidered ►
kalo gak salah yang warna kuning di logo PSSI bermakna kemakmuran. (kayak lambang padi di Pancasila)
wajar kalo akhirnya anggota PSSI cuma mikir perut doang
Dulu ane gila bola, Suka maen bola juga walau cuman antar kampung & antar sekolah, ikut nyumbangin piala kabupaten juga. Tapi setelah 2013 kecelakaan di cakung, nyampe kaki ampir patah . . . Sekarang ane cukup jadi suporter aja
Ikut nyimak bree.
ah elah sepakbola indo lagi
nyimeng aja ahh
nggak terlalu ngikutin sih, mungkin ts benar
semoga gak terus memburuk
Quote:Original Posted By devaweb ►
Ane cukup jadi suporter aja
Quote:Original Posted By powbee ►
Ikut nyimak bree.
Silakan gan
Quote:Original Posted By SadarAljaber ►
ah elah sepakbola indo lagi
Quote:Original Posted By rihida ►
nyimeng aja ahh
jangan sering sering gan
Quote:Original Posted By anggahlstr ►
nggak terlalu ngikutin sih, mungkin ts benar
mungkin gan
Quote:Original Posted By devtrey ►
semoga gak terus memburuk
Aamiin
Ane cukup jadi suporter aja
Quote:Original Posted By powbee ►
Ikut nyimak bree.
Silakan gan
Quote:Original Posted By SadarAljaber ►
ah elah sepakbola indo lagi
Quote:Original Posted By rihida ►
nyimeng aja ahh
jangan sering sering gan
Quote:Original Posted By anggahlstr ►
nggak terlalu ngikutin sih, mungkin ts benar
mungkin gan
Quote:Original Posted By devtrey ►
semoga gak terus memburuk
Aamiin
jgn slah bray timnas junior kita, yg u-15 kebawah masih bisa bersaing di level asia, dunia bahkan. gak kayak yg senior
Quote:Original Posted By aldirenaldy ►
jgn slah bray timnas junior kita, yg u-15 kebawah masih bisa bersaing di level asia, dunia bahkan. gak kayak yg senior
ya makanya itu bray, sayang kalo youth developmentnya cuma sampe untuk kompetisi under age
jgn slah bray timnas junior kita, yg u-15 kebawah masih bisa bersaing di level asia, dunia bahkan. gak kayak yg senior
ya makanya itu bray, sayang kalo youth developmentnya cuma sampe untuk kompetisi under age
Ane setuju ama ente bray
i have konthol, i have meki
uuggghh NGENTOD
Miris memang
semoga bisa ada peningkatan ...
Quote:Original Posted By jin.bolo.bolo ►
Ane setuju ama ente bray
Quote:Original Posted By approve.cc ►
Miris memang
makanya gan
Quote:Original Posted By rizalshinoda ►
semoga bisa ada peningkatan ...
aamiin
Ane setuju ama ente bray
Quote:Original Posted By approve.cc ►
Miris memang
makanya gan
Quote:Original Posted By rizalshinoda ►
semoga bisa ada peningkatan ...
aamiin
Yah gan , ini dari pengalaman saya ya...dari Medan
Tempat pelatihan sepak bola di usia dini di Indonesia ini biasanya deket-deket ama lapangan milik aparat-aparat gan... lapangan-lapangan buat latihan remaja-remaja , itu memang ada. Dari pengalaman saya, itu mereka-mereka yang main, ikut latihan, sampai , kalau misalnya ada seleksi pemain nih... nah.. yang ikut-ikut seleksi itu menurut saya banyak bibit-bibit muda.. yang bener berskill main bola nya... tapi... ada tapi nya nih gan,,,,
Mohon maaf, tidak bermaksud sara atau diskreditkan kelompok tertentu,,
Antara remaja yang latihan di lapangan tersebut. Yang ber-Skill, pasti nya kalah dengan anak-anak yang asli di sekitar lapangan,,, belum tentu kalah skill , tapi lebih karena si pengurus kenal dengan keluarga si pemain...atau bisa jadi si pemain itu anak aparat,, yang bapak nya tinggal di sekitar lapangan asrama...
Belum lagi, pemain-pemain muda yang ber-skill harus di kaitkan dengan ras, atau semacamnya...
[Pengalaman Pribadi saya,, asli ini ]
SMP, saya gabung du salah satu pelatihan sepak bola dekat Asrama Ar**nud & Br**ob (lapangannya tempat aparat main bola nih)
Nah,, pas jam latihan nih...Maaf nih kebetulan Tionghua saya nya,,, saya di gini in ama pemain bola muda yang lain..
"Cina KONT*L... kalau mau main gabung sama kita.. lu harus juggling 10 kali..kalau ga bisa, ga usah kau main sama kami" nah ,, itu baru awal mau gabung nya. Kebetulan saya lewat gan,,, dan bisa gabung dan ikut latihan...
Pada masa-masa latihan.. nah ,,, itu lebih parah lagi.. kalau ngoper bola miss... atau dapet bola ,, saya dah ga asing sama kata-kata kaya , " Woi Aseng...sini bolanya... atau Woii Cien Cialo...bola nya... oper..." nah kalau latihan gitu pas lagi kalah ,, atau kebobolan,,, nah itu agan bisa bayangkanlah gimana ...
Nah kalau pass ada Tournament atau kompetisi... nah ,, itu bakalan ada aja pemain-muka baru yang kelihatan ga kita kenal,,, gabung ikut latihan pass di hari hari menjelang kompetisi..., kalau ga ada kompetisi nah ,, enggak kelihatan,,, mungkin anak pejabat atau gimana , yang menurut saya skill membuly nya jauh lebih bagus dari pada main bolanya.
Jadi saya rasa, nih pembina-pembina nya juga ga bener-bener nih,,,jangan karena ,memang punya toko olahraga . di jadiin pembina,,,perlu orang-orang yang memang niatannya , bener-bener mau majuin sepak bola lokal... bukan yang ikut-ikut taruhan di pinggir lapangan pass kompetisi...
Ini sedikit dari pengalaman saya deh gan,,, dulu cita-cita pingin jadi pemain timnas,, karena pada masa itu masa-masa filem nya Captain Tsubasa....tapi melihat Persepakbolaan Indonesia sekarang,,, ane rasa... ane ga nyesal-nyesal amat...
Tempat pelatihan sepak bola di usia dini di Indonesia ini biasanya deket-deket ama lapangan milik aparat-aparat gan... lapangan-lapangan buat latihan remaja-remaja , itu memang ada. Dari pengalaman saya, itu mereka-mereka yang main, ikut latihan, sampai , kalau misalnya ada seleksi pemain nih... nah.. yang ikut-ikut seleksi itu menurut saya banyak bibit-bibit muda.. yang bener berskill main bola nya... tapi... ada tapi nya nih gan,,,,
Mohon maaf, tidak bermaksud sara atau diskreditkan kelompok tertentu,,
Antara remaja yang latihan di lapangan tersebut. Yang ber-Skill, pasti nya kalah dengan anak-anak yang asli di sekitar lapangan,,, belum tentu kalah skill , tapi lebih karena si pengurus kenal dengan keluarga si pemain...atau bisa jadi si pemain itu anak aparat,, yang bapak nya tinggal di sekitar lapangan asrama...
Belum lagi, pemain-pemain muda yang ber-skill harus di kaitkan dengan ras, atau semacamnya...
[Pengalaman Pribadi saya,, asli ini ]
SMP, saya gabung du salah satu pelatihan sepak bola dekat Asrama Ar**nud & Br**ob (lapangannya tempat aparat main bola nih)
Nah,, pas jam latihan nih...Maaf nih kebetulan Tionghua saya nya,,, saya di gini in ama pemain bola muda yang lain..
"Cina KONT*L... kalau mau main gabung sama kita.. lu harus juggling 10 kali..kalau ga bisa, ga usah kau main sama kami" nah ,, itu baru awal mau gabung nya. Kebetulan saya lewat gan,,, dan bisa gabung dan ikut latihan...
Pada masa-masa latihan.. nah ,,, itu lebih parah lagi.. kalau ngoper bola miss... atau dapet bola ,, saya dah ga asing sama kata-kata kaya , " Woi Aseng...sini bolanya... atau Woii Cien Cialo...bola nya... oper..." nah kalau latihan gitu pas lagi kalah ,, atau kebobolan,,, nah itu agan bisa bayangkanlah gimana ...
Nah kalau pass ada Tournament atau kompetisi... nah ,, itu bakalan ada aja pemain-muka baru yang kelihatan ga kita kenal,,, gabung ikut latihan pass di hari hari menjelang kompetisi..., kalau ga ada kompetisi nah ,, enggak kelihatan,,, mungkin anak pejabat atau gimana , yang menurut saya skill membuly nya jauh lebih bagus dari pada main bolanya.
Jadi saya rasa, nih pembina-pembina nya juga ga bener-bener nih,,,jangan karena ,memang punya toko olahraga . di jadiin pembina,,,perlu orang-orang yang memang niatannya , bener-bener mau majuin sepak bola lokal... bukan yang ikut-ikut taruhan di pinggir lapangan pass kompetisi...
Ini sedikit dari pengalaman saya deh gan,,, dulu cita-cita pingin jadi pemain timnas,, karena pada masa itu masa-masa filem nya Captain Tsubasa....tapi melihat Persepakbolaan Indonesia sekarang,,, ane rasa... ane ga nyesal-nyesal amat...
Bikin sekolah jadi pengusaha aja daripada sekolah sepak bola
sfsgsdgsdgds
gemboked
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar