Dunia hukum memang kadang disinonimkan dengan dunia laki-laki ya gan. Liat aja deh tokoh-tokoh yang muncul di televisi atau berkomentar di media massa mengenai permasalahan hukum. Mereka didominasi oleh laki-laki. Tapi jangan salah gan, banyak loh praktisi hukum wanita yang berkaliber. Nah, dengan semangat peringatan Hari Kartini, ini beberapa Srikandi Hukum Indonesia yang berhasil dikumpulkan oleh Hukumonline.com. Cekidot ya gan.
1. Mariana Sutadi (Wakil Ketua Mahkamah Agung)
Mariana Sutadi Nasution adalah salah satu srikandi yang mampu menapaki karir tinggi sebagai hakim. Ibu dua anak ini adalah hakim perempuan pertama yang pernah menduduki kursi Wakil Ketua Mahkamah Agung. Mariana berasal dari keluarga yang menggeluti dunia hukum. Perempuan kelahiran Jakarta 12 Oktober 1941 ini lahir dan besar dalam keluarga hakim.
Selepas menamatkan pendidikan dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, April 1964, memasuki dunia hakim. Setelah hampir 11 tahun menjadi hakim tinggi, Mariana dipercaya menjadi Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah, lalu Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Tanjung Karang hingga Oktober 1995. Sebelum menjadi Wakil Ketua MA, dia sempat menduduki Ketua Muda Pengawasan MA yang bertugas membina dan mengawasi hakim seluruh Indonesia selama 2001-2004.
Mariana pensiun sebagai hakim pada November 2008. Dua tahun berselang, ia diangkat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Rumania dan Republik Moldova. Mariana dikenal sebagai sosok yang tak kenal kompromi menyangkut kesalahan/pelanggaran.
Cerita perjalanan karir Mariana dan sikap Mariana yang membawa energi positif dalam dunia peradilan lainnya bisa Agan simak selengkapnya di sini, ya: Mariana Sutadi: Perempuan Pertama di Kursi Wakil Ketua MA (www.hukumonline.com)
2. Mariam Darus (Pakar Hukum Perdata)
Prof. DR. Mariam Darus, SH., FCBArb, begitu deretan gelar akademis yang dimilikinya. Mariam memang dikenal sebagai ahli hukum perdata, dengan spesialisasi hukum perikatan, yang masuk ke dalam golongan srikandi hukum Indonesia.
Di Fakultas Hukum UGM, Mariam mengaku belum terlalu tertarik dengan hukum perdata, bidang hukum yang digelutinya saat ini. Ketertarikannya dengan bidang hukum perdata dimulai ketika Mariam kembali ke tanah kelahirannya. Di Medan, Mariam bekerja di Departemen Perdata di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU). Perjalanan akademis Mariam belum berhenti di situ. Ia meneruskan mengejar meester of lawdi UGM pada 1961. Lalu, pada 1978, Mariam meraih gelar doktor di bidang hukum dari USU. Pada 1975-1976, ia mengikuti kursus hukum mengenai hipotek selama setahun di University of Leiden, Belanda.
Pengalaman Mariam di bidang hukum perdata memang sudah malang melintang di mancanegara. Mariam beberapa kali menjadi ahli di Singapore International Arbitration Court, Singapura. Di dalam negeri, Mariam juga berprofesi sebagai seorang arbiter. Dia mendirikan Firma Hukum Mariam Darus & Partners Law Office. Selain itu, Mariam pernah juga menjadi Staf Ahli Badan Pengembangan Hukum Nasional (BPHN) dan Ketua Tim Legislasi penyusunan RUU Fidusia di Kementerian Hukum dan HAM.
Sederet karir Mariam lainnya yang menginsipirasi bisa Agan lihat selengkapnya di:
Prof. Mariam Darus: Sejak Kecil Diprogram Menjadi Meester in De Rechten (www.hukumonline.com)
3. Najwa Shihab (Jurnalis)
Pasti sebagian besar agan-agan di sini tahu Najwa Shihab dong? Perempuan yang punya acara sendiri yaitu ‘Mata Najwa’ di MetroTV ini ternyata berlatar belakang pendidikan hukum lho gan. Dia lulusan Fakultas Hukum UI.
Alasan Najwa memilih kuliah hukum karena ia pernah bercita-cita menjadi hakim atau pengacara. Niat menjadi hakim makin menguat saat ia kuliah dan menulis skripsinya tentang hakim peradilan anak.
Najwa mengakui bahwa ia baru mengenal dunia jurnalistik ketika mengikuti program magang sebagai reporter di RCTI pada tahun 1999. Setahun kemudian ia akhirnya bergabung dengan MetroTV hingga saat ini menjadi Wakil Pemimpin Redaksi di media milik Surya Paloh itu.
Bagaimana lika-liku karir putri kedua dari mantan Menteri Agama Quraish Shihab ini? Baca lengkapnya di artikel ini gan (www.hukumonline.com).
4. Herlien Boediono (Notaris)
Agan-agan yang lulusan hukum Universitas Parahyangan Bandung mungkin pernah diajar atau minimal dengan nama ‘Herlien Boediono’.
Maklum gan, beliau tercatat pernah menjadi pengajar di kampus itu. Selain itu, Herlien juga menjadi pengajar di Magister Kenotariatan Unpad Bandung gan.
Dosen atau pengajar ternyata bukan karir pertama Herlien gan. Sebelumnya, beliau adalah notaris sekaligus pejabat pembuat akta tanah yang berkantor di Bandung.
Buat agan2 yang mau tahu lebih lanjut tentang ibu notaris ini, silakan baca ini ya gan (www.hukumonline.com).
5. Kartini Muljadi (Pengacara)
Merujuk pada rekam jejaknya di dunia hukum, Kartini Muljadi seyogyanya pantas disebut sebagai panutan (teladan) bagi perempuan-perempuan lain yang menggeluti profesi hukum. Bayangkan, di usianya yang mulai senja, Kartini masih terus menyandang profesi advokat. Profesi ini sebenarnya adalah profesi hukum ketiga yang ‘dicicipi’ Kartini.
Karier Kartini di dunia hukum dimulai saat dirinya diangkat sebagai hakim di Pengadilan Negeri Istimewa Jakarta. Kartini langsung memilih profesi hakim begitu lulus dari Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia pada tahun 1958. Setelah suaminya yang berprofesi sebagai notaris meninggal dunia pada tahun 1973, Kartini mengundurkan diri sebagai hakim.
Kartini kemudian menjadi notaris setelah lulus ujian negara untuk notariat. Kartini diangkat sebagai notaris berkedudukan di Jakarta dan bekerja sebagai notaris hingga tahun 1990. Lalu, Kartini beralih profesi sebagai pengacara. Kartini mendirikan firma hukum bernama Kartini Muljadi dan Rekan.
Malang melintang di tiga profesi hukum serta terjun ke dunia bisnis menjadikan Kartini berlimpah harta. Kekayaan Kartini ternyata mengundang perhatian Forbes. Media bisnis internasional ini menempatkan Kartini sebagai orang terkaya nomor 19 dari total 50 nama yang masuk dalam daftar Forbes.
Lebih lanjut mengenai Kartini Muljadi, baca artikel ini ya gan: Kartini Muljadi: Menegakkan Hukum Melalui Tiga Profesi (www.hukumonline.com)
6. Arie Sukanti Hutagalung (Pakar Hukum Agraria)
Bagai mencari jarum dalam tumpukan jerami. Begitulah kira-kira perumpamaan yang menggambarkan jumlah ahli hukum agraria di Indonesia. Dari ahli-ahli hukum agraria yang terbilang tidak banyak itu, salah satu diantaranya adalah Arie Sukanti Hutagalung dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).
Firma hukum Arie Hutagalung and Partners yang ia jalankan bersama suaminya terus kebanjiran permohonan konsultasi dari para developer perumahan maupun pelaku usaha lain yang bersinggungan dengan masalah tanah.
Kepakaran wanita berusia 63 tahun itu tak perlu diragukan lagi. Ia memperoleh gelar Master of Science in Legal Institution (MLI) dari University of Winsconsin Law School, Amerika Serikat. Dia tidak segan-segan mengekspresikan opininya dengan keras dan tegas mana kala apa yang diungkapkan itu diyakininya sebagai suatu kebenaran.
Lebih lanjut tentang Arie Sukanti Hutagalung, silakan baca di artikel ini ya gan: Arie Sukanti Hutagalung: Dari Resepsionis Jadi Ahli Hukum (www.hukumonline.com)
7. Yenti Ganarsih (Pakar Hukum Pencucian Uang)
Tak gentar dengan dunia hukum yang terkesan keras dan seolah identik dengan kaum laki-laki, Yenti Ganarsih berhasil menyandang gelar sebagai Doktor Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) pertama di Indonesia. Saat TPPU belum begitu populuer di Indonesia, Yenti sudah terlebih dahulu mendalami bidang tersebut. Yenti juga sudah malang melintang menjadi ahli di persidangan.
Sebut saja kasus pembobolan Bank Negara Indonesia (BNI) Adrian Waworuntu, kasus korupsi pegawai pajak Bahasyim Assifie, kasus Labora Sitorus, dan kasus Hercules. Kemampuan akademis Yenti kerap dibutuhkan aparat penegak hukum untuk menjelaskan perkara-perkara yang berkaitan dengan TPPU.
Pencapaian tersebut tak diraih Yenti dengan mudah. Yenti bekerja keras hingga berhasil mempertahankan disertasinya yang bertema TPPU di hadapan sembilan orang penguji. Ketika itu, Yenti merasa tidak puas dengan nilai “sangat memuaskan” yang diberikan para pengujinya. Pasalnya, Yenti menghabiskan tiga tahun untuk mempelajari hampir 600 buku dan 300 putusan Mahkamah Agung Amerika Serikat. Sebagai orang yang mempelajari TPPU, Yenti merasa lebih mendalami TPPU ketimbang para pengujinya.
Yenti menganggap perjalanan akademisnya tidak akan berhenti sampai mencapai gelar Doktor. Yenti mulai bangkit dan menunjukan eksistensinya di masyarakat dengan menulis di berbagai media. Hingga akhirnya, salah satu media terbesar di Indonesia, Kompas memasukan Yenti ke dalam “sosok dan pemikiran”.
Untuk mengenal lebih dekatsrikandi hukum satu ini, silahkan cek di sini, Gan: Yenti Ganarsih: Pakar Pencucian Uang yang Di-Cum Laude-kan oleh Masyarakat (www.hukumonline.com)
8. Yeni Fatmawati (Pengacara)
Semula bercita-cita menjadi diplomat, tetapi akhirnya terjun menjadi corporate legal officer. Begitulah garis kehidupan yang kini dijalani Yeni Fatmawati. Sehari-hari, Yeni sibuk menangani urusan hukum dan compliance di Unilever Indonesia, Unilever Body Care dan Unilever Oleochemical. Dengan posisi itu, Yeni bersama delapan orang mitranya harus bolak balik mengurusi masalah hukum dari hilir ke hulu, from farm to table.
Lulus dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung, 1994, ada keinginan Yeni menjadi seorang diplomat. Karena itu pula sewaktu kuliah ia mengambil kekhususan hukum transnasional dan diplomatik. “Waktu kuliah saya ingin jadi diplomat,” ujar lawyer kelahiran 1971 itu.
Rupanya nasib berkata lain. Begitu lulus, ia diterima bekerja sebagai pengacara di kantor pengacara Tumbuan Pane. Terhitung bulan, ia memutuskan pindah ke kantor pengacara Hadiputranto Hadinoto and Partners (HHP). Di lawfirm besar ini, Yeni menempa pengalaman hingga 7,5 tahun.
Dari sana ia terus menimba pengalaman mulai dari GE Finance, Coca Cola Indonesia hingga Danone Group. Pengalamannya menangani masalah hukum perusahaan, mengantarkan Yeni ke PT Sari Husada. Di perusahaan terakhir ini Yeni bekerja sekitar delapan tahun. Pekerjaannya tak hanya mengurusi masalah hukum, tetapi juga komunikasi publik, regulasi, dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Pengalaman sebagaicorporate lawyer mengantarkan Yeni dikenal sebagai salah seorang penggagas Indonesia Corporate Counsel Assosiation (ICCA) pada 2004 silam.
Lebih lengkapnya soal tokoh hukum perempuan satu ini, agan-agan bisa cek langsung ke: Yeni Fatmawati: Lawyer, Runner, dan Produser (www.hukumonline.com)
9. Harkristuti Harkrisnowo (Mantan Dirjen HAM Kemenkumham)
Prof. Dr. Harkristuti Harkrisnowo, SH, MA begitu nama lengkap dan gelar akademiknya. Harkristuti adalah seorang dari sejumlah perempuan Indonesia yang mendalami ilmu hukum pidana. Dengan latar belakang keilmuan tersebut, tak mengherankan jika pandangan-pandangannya banyak disitir.
Selama puluhan tahun Harkristuti bergelut di bidang pidana sebagai akademisi. Puncak karier akademisnya adalah ketika diangkat sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum Pidana, Maret 2003. Di sini pula ia pernah menjadi Kepala Bagian Hukum Pidana di FHUI.
Sekalipun sibuk mengurusi Ditjen HAM, Harkristuti masih menyempatkan diri mengajar dan membimbing mahasiswa. Cuma, ia tak bisa lagi tiap hari mengajar sebagaimana dulu ia lakukan. Mengingat kesibukannya, ia tidak bisa rutin mengajar. Tetapi sebisa mungkin profesi itu dijalani. Kalau tak bisa di kampus, mahasiswanya datang ke ruang kerjanya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Selengkapnya, cek di sini ya gan:
Harkristuti Harkrisnowo: Di Antara Meja Dosen dan Kursi Dirjen (www.hukumonline.com)
10. Harprileny Soebiantoro (Jaksa Agung Muda)
Harprileny Soebiantoro, mantan Jaksa Agung Muda Tata Usaha Negara (Jamdatun). Ellen, begitu ia biasa disapa,adalah perempuan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) dengan predikat cumlaude.
Ellen merupakan jaksa perempuan pertama yang menempati kursi Jaksa Agung Muda (JAM) di korps adhiyaksa. Sebelum Ellen, kursi JAM selalu dijabat olej jaksa laki-laki. Kariernya bisa dibilang ciamik. Sejumlah jabatan tinggi pernah dipegang di Kejaksaan. Mulai Jamdatun, Jaksa Agung Muda Pembinaan (Jambin), hingga Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum).
Jabatan Jamdatun disandangnya pada 2003. Dia diberikan kepercayaan oleh Jaksa Agung Abdurahman Saleh menempati kursi Jampidum sebagai Pelaksana Harian (PLH) pada 2004, menggantikan Jampidum Haryadi Widyasa yang meninggal dunia. Selain itu, Jaksa Agung Abdurahman Saleh mempercayakan Ellen menempati kursi Jaksa Agung Muda Pembinaan (Jambin) pada 2005.
Profil selengkapnya, cek di sini ya gan:
itu dia gan, kisah Srikandi Hukum Indonesia. semoga bisa menginspirasi ya
cek juga beberapa thread kita yang pernah nangkring jadi HT ya gan:
Silakan baca-baca juga HT dari kita nih gan:
1. Karena Konsumen (Bukan) Raja, Jadi Cari Tahu Hak-Hak Hukumnya (www.kaskus.co.id)
2. 10 masalah seputar pasien, hukum dan kesehatan (www.kaskus.co.id)
3. Ibu yang baik tidak melakukan 7 hal ini (www.kaskus.co.id)
(hot)
1. Mariana Sutadi (Wakil Ketua Mahkamah Agung)
Spoiler for Mariana Sutadi:
Mariana Sutadi Nasution adalah salah satu srikandi yang mampu menapaki karir tinggi sebagai hakim. Ibu dua anak ini adalah hakim perempuan pertama yang pernah menduduki kursi Wakil Ketua Mahkamah Agung. Mariana berasal dari keluarga yang menggeluti dunia hukum. Perempuan kelahiran Jakarta 12 Oktober 1941 ini lahir dan besar dalam keluarga hakim.
Selepas menamatkan pendidikan dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia, April 1964, memasuki dunia hakim. Setelah hampir 11 tahun menjadi hakim tinggi, Mariana dipercaya menjadi Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Tengah, lalu Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Tanjung Karang hingga Oktober 1995. Sebelum menjadi Wakil Ketua MA, dia sempat menduduki Ketua Muda Pengawasan MA yang bertugas membina dan mengawasi hakim seluruh Indonesia selama 2001-2004.
Mariana pensiun sebagai hakim pada November 2008. Dua tahun berselang, ia diangkat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Rumania dan Republik Moldova. Mariana dikenal sebagai sosok yang tak kenal kompromi menyangkut kesalahan/pelanggaran.
Cerita perjalanan karir Mariana dan sikap Mariana yang membawa energi positif dalam dunia peradilan lainnya bisa Agan simak selengkapnya di sini, ya: Mariana Sutadi: Perempuan Pertama di Kursi Wakil Ketua MA (www.hukumonline.com)
2. Mariam Darus (Pakar Hukum Perdata)
Spoiler for Mariam Darus:
Prof. DR. Mariam Darus, SH., FCBArb, begitu deretan gelar akademis yang dimilikinya. Mariam memang dikenal sebagai ahli hukum perdata, dengan spesialisasi hukum perikatan, yang masuk ke dalam golongan srikandi hukum Indonesia.
Di Fakultas Hukum UGM, Mariam mengaku belum terlalu tertarik dengan hukum perdata, bidang hukum yang digelutinya saat ini. Ketertarikannya dengan bidang hukum perdata dimulai ketika Mariam kembali ke tanah kelahirannya. Di Medan, Mariam bekerja di Departemen Perdata di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU). Perjalanan akademis Mariam belum berhenti di situ. Ia meneruskan mengejar meester of lawdi UGM pada 1961. Lalu, pada 1978, Mariam meraih gelar doktor di bidang hukum dari USU. Pada 1975-1976, ia mengikuti kursus hukum mengenai hipotek selama setahun di University of Leiden, Belanda.
Pengalaman Mariam di bidang hukum perdata memang sudah malang melintang di mancanegara. Mariam beberapa kali menjadi ahli di Singapore International Arbitration Court, Singapura. Di dalam negeri, Mariam juga berprofesi sebagai seorang arbiter. Dia mendirikan Firma Hukum Mariam Darus & Partners Law Office. Selain itu, Mariam pernah juga menjadi Staf Ahli Badan Pengembangan Hukum Nasional (BPHN) dan Ketua Tim Legislasi penyusunan RUU Fidusia di Kementerian Hukum dan HAM.
Sederet karir Mariam lainnya yang menginsipirasi bisa Agan lihat selengkapnya di:
Prof. Mariam Darus: Sejak Kecil Diprogram Menjadi Meester in De Rechten (www.hukumonline.com)
3. Najwa Shihab (Jurnalis)
Spoiler for Najwa Shihab:
Pasti sebagian besar agan-agan di sini tahu Najwa Shihab dong? Perempuan yang punya acara sendiri yaitu ‘Mata Najwa’ di MetroTV ini ternyata berlatar belakang pendidikan hukum lho gan. Dia lulusan Fakultas Hukum UI.
Alasan Najwa memilih kuliah hukum karena ia pernah bercita-cita menjadi hakim atau pengacara. Niat menjadi hakim makin menguat saat ia kuliah dan menulis skripsinya tentang hakim peradilan anak.
Najwa mengakui bahwa ia baru mengenal dunia jurnalistik ketika mengikuti program magang sebagai reporter di RCTI pada tahun 1999. Setahun kemudian ia akhirnya bergabung dengan MetroTV hingga saat ini menjadi Wakil Pemimpin Redaksi di media milik Surya Paloh itu.
Bagaimana lika-liku karir putri kedua dari mantan Menteri Agama Quraish Shihab ini? Baca lengkapnya di artikel ini gan (www.hukumonline.com).
4. Herlien Boediono (Notaris)
Spoiler for Herlien Boediono:
Agan-agan yang lulusan hukum Universitas Parahyangan Bandung mungkin pernah diajar atau minimal dengan nama ‘Herlien Boediono’.
Maklum gan, beliau tercatat pernah menjadi pengajar di kampus itu. Selain itu, Herlien juga menjadi pengajar di Magister Kenotariatan Unpad Bandung gan.
Dosen atau pengajar ternyata bukan karir pertama Herlien gan. Sebelumnya, beliau adalah notaris sekaligus pejabat pembuat akta tanah yang berkantor di Bandung.
Buat agan2 yang mau tahu lebih lanjut tentang ibu notaris ini, silakan baca ini ya gan (www.hukumonline.com).
5. Kartini Muljadi (Pengacara)
Spoiler for Kartini Muljadi:
Merujuk pada rekam jejaknya di dunia hukum, Kartini Muljadi seyogyanya pantas disebut sebagai panutan (teladan) bagi perempuan-perempuan lain yang menggeluti profesi hukum. Bayangkan, di usianya yang mulai senja, Kartini masih terus menyandang profesi advokat. Profesi ini sebenarnya adalah profesi hukum ketiga yang ‘dicicipi’ Kartini.
Karier Kartini di dunia hukum dimulai saat dirinya diangkat sebagai hakim di Pengadilan Negeri Istimewa Jakarta. Kartini langsung memilih profesi hakim begitu lulus dari Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia pada tahun 1958. Setelah suaminya yang berprofesi sebagai notaris meninggal dunia pada tahun 1973, Kartini mengundurkan diri sebagai hakim.
Kartini kemudian menjadi notaris setelah lulus ujian negara untuk notariat. Kartini diangkat sebagai notaris berkedudukan di Jakarta dan bekerja sebagai notaris hingga tahun 1990. Lalu, Kartini beralih profesi sebagai pengacara. Kartini mendirikan firma hukum bernama Kartini Muljadi dan Rekan.
Malang melintang di tiga profesi hukum serta terjun ke dunia bisnis menjadikan Kartini berlimpah harta. Kekayaan Kartini ternyata mengundang perhatian Forbes. Media bisnis internasional ini menempatkan Kartini sebagai orang terkaya nomor 19 dari total 50 nama yang masuk dalam daftar Forbes.
Lebih lanjut mengenai Kartini Muljadi, baca artikel ini ya gan: Kartini Muljadi: Menegakkan Hukum Melalui Tiga Profesi (www.hukumonline.com)
6. Arie Sukanti Hutagalung (Pakar Hukum Agraria)
Spoiler for Arie Sukanti Hutagalung:
Bagai mencari jarum dalam tumpukan jerami. Begitulah kira-kira perumpamaan yang menggambarkan jumlah ahli hukum agraria di Indonesia. Dari ahli-ahli hukum agraria yang terbilang tidak banyak itu, salah satu diantaranya adalah Arie Sukanti Hutagalung dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).
Firma hukum Arie Hutagalung and Partners yang ia jalankan bersama suaminya terus kebanjiran permohonan konsultasi dari para developer perumahan maupun pelaku usaha lain yang bersinggungan dengan masalah tanah.
Kepakaran wanita berusia 63 tahun itu tak perlu diragukan lagi. Ia memperoleh gelar Master of Science in Legal Institution (MLI) dari University of Winsconsin Law School, Amerika Serikat. Dia tidak segan-segan mengekspresikan opininya dengan keras dan tegas mana kala apa yang diungkapkan itu diyakininya sebagai suatu kebenaran.
Lebih lanjut tentang Arie Sukanti Hutagalung, silakan baca di artikel ini ya gan: Arie Sukanti Hutagalung: Dari Resepsionis Jadi Ahli Hukum (www.hukumonline.com)
7. Yenti Ganarsih (Pakar Hukum Pencucian Uang)
Spoiler for Yenti Ganarsih:
Tak gentar dengan dunia hukum yang terkesan keras dan seolah identik dengan kaum laki-laki, Yenti Ganarsih berhasil menyandang gelar sebagai Doktor Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) pertama di Indonesia. Saat TPPU belum begitu populuer di Indonesia, Yenti sudah terlebih dahulu mendalami bidang tersebut. Yenti juga sudah malang melintang menjadi ahli di persidangan.
Sebut saja kasus pembobolan Bank Negara Indonesia (BNI) Adrian Waworuntu, kasus korupsi pegawai pajak Bahasyim Assifie, kasus Labora Sitorus, dan kasus Hercules. Kemampuan akademis Yenti kerap dibutuhkan aparat penegak hukum untuk menjelaskan perkara-perkara yang berkaitan dengan TPPU.
Pencapaian tersebut tak diraih Yenti dengan mudah. Yenti bekerja keras hingga berhasil mempertahankan disertasinya yang bertema TPPU di hadapan sembilan orang penguji. Ketika itu, Yenti merasa tidak puas dengan nilai “sangat memuaskan” yang diberikan para pengujinya. Pasalnya, Yenti menghabiskan tiga tahun untuk mempelajari hampir 600 buku dan 300 putusan Mahkamah Agung Amerika Serikat. Sebagai orang yang mempelajari TPPU, Yenti merasa lebih mendalami TPPU ketimbang para pengujinya.
Yenti menganggap perjalanan akademisnya tidak akan berhenti sampai mencapai gelar Doktor. Yenti mulai bangkit dan menunjukan eksistensinya di masyarakat dengan menulis di berbagai media. Hingga akhirnya, salah satu media terbesar di Indonesia, Kompas memasukan Yenti ke dalam “sosok dan pemikiran”.
Untuk mengenal lebih dekatsrikandi hukum satu ini, silahkan cek di sini, Gan: Yenti Ganarsih: Pakar Pencucian Uang yang Di-Cum Laude-kan oleh Masyarakat (www.hukumonline.com)
8. Yeni Fatmawati (Pengacara)
Spoiler for Yeni Fatmawati:
Semula bercita-cita menjadi diplomat, tetapi akhirnya terjun menjadi corporate legal officer. Begitulah garis kehidupan yang kini dijalani Yeni Fatmawati. Sehari-hari, Yeni sibuk menangani urusan hukum dan compliance di Unilever Indonesia, Unilever Body Care dan Unilever Oleochemical. Dengan posisi itu, Yeni bersama delapan orang mitranya harus bolak balik mengurusi masalah hukum dari hilir ke hulu, from farm to table.
Lulus dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung, 1994, ada keinginan Yeni menjadi seorang diplomat. Karena itu pula sewaktu kuliah ia mengambil kekhususan hukum transnasional dan diplomatik. “Waktu kuliah saya ingin jadi diplomat,” ujar lawyer kelahiran 1971 itu.
Rupanya nasib berkata lain. Begitu lulus, ia diterima bekerja sebagai pengacara di kantor pengacara Tumbuan Pane. Terhitung bulan, ia memutuskan pindah ke kantor pengacara Hadiputranto Hadinoto and Partners (HHP). Di lawfirm besar ini, Yeni menempa pengalaman hingga 7,5 tahun.
Dari sana ia terus menimba pengalaman mulai dari GE Finance, Coca Cola Indonesia hingga Danone Group. Pengalamannya menangani masalah hukum perusahaan, mengantarkan Yeni ke PT Sari Husada. Di perusahaan terakhir ini Yeni bekerja sekitar delapan tahun. Pekerjaannya tak hanya mengurusi masalah hukum, tetapi juga komunikasi publik, regulasi, dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Pengalaman sebagaicorporate lawyer mengantarkan Yeni dikenal sebagai salah seorang penggagas Indonesia Corporate Counsel Assosiation (ICCA) pada 2004 silam.
Lebih lengkapnya soal tokoh hukum perempuan satu ini, agan-agan bisa cek langsung ke: Yeni Fatmawati: Lawyer, Runner, dan Produser (www.hukumonline.com)
9. Harkristuti Harkrisnowo (Mantan Dirjen HAM Kemenkumham)
Spoiler for Harkristuti Harkrisnowo:
Prof. Dr. Harkristuti Harkrisnowo, SH, MA begitu nama lengkap dan gelar akademiknya. Harkristuti adalah seorang dari sejumlah perempuan Indonesia yang mendalami ilmu hukum pidana. Dengan latar belakang keilmuan tersebut, tak mengherankan jika pandangan-pandangannya banyak disitir.
Selama puluhan tahun Harkristuti bergelut di bidang pidana sebagai akademisi. Puncak karier akademisnya adalah ketika diangkat sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Hukum Pidana, Maret 2003. Di sini pula ia pernah menjadi Kepala Bagian Hukum Pidana di FHUI.
Sekalipun sibuk mengurusi Ditjen HAM, Harkristuti masih menyempatkan diri mengajar dan membimbing mahasiswa. Cuma, ia tak bisa lagi tiap hari mengajar sebagaimana dulu ia lakukan. Mengingat kesibukannya, ia tidak bisa rutin mengajar. Tetapi sebisa mungkin profesi itu dijalani. Kalau tak bisa di kampus, mahasiswanya datang ke ruang kerjanya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Selengkapnya, cek di sini ya gan:
Harkristuti Harkrisnowo: Di Antara Meja Dosen dan Kursi Dirjen (www.hukumonline.com)
10. Harprileny Soebiantoro (Jaksa Agung Muda)
Spoiler for Harprileny Soebiantoro:
Harprileny Soebiantoro, mantan Jaksa Agung Muda Tata Usaha Negara (Jamdatun). Ellen, begitu ia biasa disapa,adalah perempuan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) dengan predikat cumlaude.
Ellen merupakan jaksa perempuan pertama yang menempati kursi Jaksa Agung Muda (JAM) di korps adhiyaksa. Sebelum Ellen, kursi JAM selalu dijabat olej jaksa laki-laki. Kariernya bisa dibilang ciamik. Sejumlah jabatan tinggi pernah dipegang di Kejaksaan. Mulai Jamdatun, Jaksa Agung Muda Pembinaan (Jambin), hingga Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum).
Jabatan Jamdatun disandangnya pada 2003. Dia diberikan kepercayaan oleh Jaksa Agung Abdurahman Saleh menempati kursi Jampidum sebagai Pelaksana Harian (PLH) pada 2004, menggantikan Jampidum Haryadi Widyasa yang meninggal dunia. Selain itu, Jaksa Agung Abdurahman Saleh mempercayakan Ellen menempati kursi Jaksa Agung Muda Pembinaan (Jambin) pada 2005.
Profil selengkapnya, cek di sini ya gan:
Spoiler for http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt53a54f6ea8617/harprileny-soebiantoro-brperempuan-pertama-di-kursi-jaksa-agung-muda:
Harprileny Soebiantoro: Perempuan Pertama di Kursi Jaksa Agung Muda
itu dia gan, kisah Srikandi Hukum Indonesia. semoga bisa menginspirasi ya
cek juga beberapa thread kita yang pernah nangkring jadi HT ya gan:
Silakan baca-baca juga HT dari kita nih gan:
1. Karena Konsumen (Bukan) Raja, Jadi Cari Tahu Hak-Hak Hukumnya (www.kaskus.co.id)
2. 10 masalah seputar pasien, hukum dan kesehatan (www.kaskus.co.id)
3. Ibu yang baik tidak melakukan 7 hal ini (www.kaskus.co.id)
(hot)
ane paling suka sama si Najwa gan...
Bu Maria Farida gan... Beliau Hakim MK perempuan yang kemaren nanganin perkara pemilu 2014
Seperti nya Lebih bagus Mempunyai Srikandi Hukum seorang Wanita
Sekalian mampir ke blog ane yuk gan ,langsung aja klik di sini (bit.ly)
Sekalian mampir ke blog ane yuk gan ,langsung aja klik di sini (bit.ly)
Ane taunya Najwa Shihab doang gan
Mejeng pejwan
Mejeng pejwan
ane cuman kenal najwa.sihab
Cuma sering mantengin mbak nana
Pejwan dulu
Bu Risma gan!
sama bu Sri Mulyani..
Eh.. Tp Kalo bu Sri Mulyani itu bidangnya ekonomi ya?
sama bu Sri Mulyani..
Eh.. Tp Kalo bu Sri Mulyani itu bidangnya ekonomi ya?
paling suka kalo ratna sarumpaet debat, keren banget
Emezing gan
Jangan lupa salah satu hakim konstitusi kita waktu sidang pemilu..Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H, M.Hum
yg gini dinamakan emansipasi wanita
SEBENERNYA PRIA ATAU WANITA BISA MENEGAKKAN HUKUM SELAMA JIKA KEPEMIMPINAN DAN KEBENARANNYA BISA DI PEGANG DAN SELALU DI TEGAKKAN TANPA MEMANDANG STATUS APAPUN.
INDONESIA NGK ADA HABISNYA BUAT MASALAH DUNIA POLITIK, MENDING CERAHKAN OTAK DENGAN BACA PREDIKSI BOLA TERKINI YANG NGK KALAH SERUNYA DENGAN DEBAT HUKUM DI INDONESIA.
Prediksi Skor Lazio vs Parma 30 April 2015 (bit.ly)
Prediksi Skor Juventus vs Fiorentina 30 April 2015 (bit.ly)
INDONESIA NGK ADA HABISNYA BUAT MASALAH DUNIA POLITIK, MENDING CERAHKAN OTAK DENGAN BACA PREDIKSI BOLA TERKINI YANG NGK KALAH SERUNYA DENGAN DEBAT HUKUM DI INDONESIA.
Prediksi Skor Lazio vs Parma 30 April 2015 (bit.ly)
Prediksi Skor Juventus vs Fiorentina 30 April 2015 (bit.ly)
ko pada ga tau ya ane gan
Chatarina girsang
Artha theresia
Artha theresia
pantes pinter omong ya gan
Najwa shihab gan
Para pakar hukum di negeri ini...
Ane taunya najwa shihab aja gan
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar