Duo Bali Nine Dieksekusi, Australia Peringatkan Indonesia (batam.tribunnews.com)
Rabu, 29 April 2015 00:29
Quote:
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop
TRIBUNNEWSBATAM.COM - Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menggambarkan bahwa perlakuan Pemerintah Indonesia kepada Andrew Chan dan Myuran Sukumaran serta keluarganya sangat "mengerikan".
Oleh karena itu, ada konsekuensi yang akan dihadapi Pemerintah Indonesia jika kedua warga Australia itu jadi dieksekusi mati.
Bishop mengaku naik pitam dengan beredarnya gambar keluarga Chan dan Sukumaran yang dikerumuni banyak media ketika hendak menemui terpidana mati untuk kali terakhir.
"Saya merasa sangat terganggu dengan sejumlah aspek dalam penanganan masalah ini," kata Bishop dalam program 7.30 di ABC.
"Menurut saya, proses yang harus dialami keluarga terpidana mati hari ini sangat 'mengerikan' karena situasi di sana sangat kacau."
"Saya merasa sangat prihatin kepada keluarga kedua pria ini. Mereka layak mendapatkan penghormatan. Mereka juga layak untuk memiliki martabat yang ditunjukkan oleh mereka di tengah kesedihan yang tak terkatakan ini."
"Namun, mereka sepertinya tidak mendapatkan hal itu sekarang."
Ia memahami bahwa memanggil pulang Duta Besar Australia di Jakarta merupakan salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan Pemerintah Australia saat ini.
Bishop menegaskan soal adanya dampak diplomatik bagi Indonesia jika eksekusi oleh regu tembak dilanjutkan.
Bishop juga mengatakan, Pemerintah Indonesia belum memberikan pemberitahuan resmi mengenai waktu pelaksanaan eksekusi mati ke-9 terpidana mati.
Ia mengatakan, Duta Besar Australia di Indonesia terus melakukan kontak dengan pejabat tertinggi di Indonesia sampai hari ini.
Meski demikian, Bishop mengaku tetap optimistis terhadap peluang pembatalan eksekusi mati ini.
"(Optimisme itu berupa) semacam intervensi pada menit-menit terakhir oleh Presiden Widodo. Di luar itu, saya tetap mengkhawatirkan kondisi terburuk yang dapat dihadapi oleh kedua warga Australia ini," kata Bishop.(*)
Pengamat: Eksekusi Mati Tidak Akan Berdampak Besar (www.republika.co.id)
Wednesday, 29 April 2015, 00:27 WIB
Quote:
Hukuman Mati..(ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan internasional, Hikmahanto Juwana mengatakan pemerintah Indonesia tidak perlu khawatir dengan protes yang dilontarkan oleh negara-negara, yang warganya menjadi terpidana kasus Narkoba dan akan menjalani eksekusi mati.
Menurutnya, pemerintah Indonesia harus percaya diri dan tetap meyakinkan bahwa proses eksekusi mati sudah melalui proses hukum yang berlaku, sebagai yurisdiksi perkara masing-masing terpidana.
Selain itu, ia juga menilai pemerintah asing hanya bisa memprotesnya. Itu pun, tegas Hikmahanto, tidak akan berdampak besar bagi kelanjutan hubungan diplomatis Indonesia dengan negara-negara itu.
"Saya rasa tidak akan banyak berdampak. Paling ada protes dan pemanggilan duta besar mereka," kata Hikmahanto Juwana dalam pesan singkat yang diterima Republika, Selasa (28/4).
Walaupun protes datang dari dunia internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), pemerintah Indonesia diharap menghadapinya dengan tenang dan tegas. Sebab, menurut Hikmahanto, protes demikian tidak akan bertahan lama dan berganti dengan iklim diplomasi yang wajar kembali.
"Seminggu lagi (kondisi) sudah biasa. Insya Allah," tandasnya.
Seperti diketahui, pemerintah Australia, Filipina, dan Prancis menyampaikan protes keras dan mendesak pemerintah Indonesia membatalkan eksekusi mati terhadap warganya yang menjadi terpidana kasus Narkoba.
Selain itu, PBB pun sempat mendesak pemerintah Indonesia untuk menghentikan hukuman mati.
Rencananya Kejaksaan Agung akan melakukan eksekusi terhadap para terpidana kasus Narkoba, pada Rabu (29/4) dini hari di Nusakambangan, Jawa Tengah
Duo "Bali Nine" Dieksekusi, PM Abbot Tarik Dubes Australia (www.beritasatu.com)
Rabu, 29 April 2015 | 06:28 --Firman Qusnulyakin/FQ --Sidney Morning Herald
Quote:Sydney - Perdana Menteri Australia Tony Abbott menarik Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Gibson sebagai bentuk protes atas eksekusi mati terhadap dua warga negaranya yang terlibat kasus narkoba, yaitu Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Eksekusi dilakukan pada Rabu (29/4) pukul 00.30 di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
"Kami menghormati kedaulatan Indonesia, namun kami sungguh menyesalkan hal ini. Ini bukanlah urusan biasa," ujar Abbott kepada para wartawan di Canberra seperti yang dikutip dari Sidney Morning Herald.
"Saya ingin menekankan bahwa ini adalah hubungan yang sangat penting antara Australia dan Indonesia. Hubungan ini rusak akibat apa yang terjadi dalam beberapa jam yang lalu," kata Abbot.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, dubes Gibson akan kembali ke Australia pada akhir pekan ini.
---*
Siap-siap angkat senjata
Rabu, 29 April 2015 00:29
Quote:
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop
TRIBUNNEWSBATAM.COM - Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menggambarkan bahwa perlakuan Pemerintah Indonesia kepada Andrew Chan dan Myuran Sukumaran serta keluarganya sangat "mengerikan".
Oleh karena itu, ada konsekuensi yang akan dihadapi Pemerintah Indonesia jika kedua warga Australia itu jadi dieksekusi mati.
Bishop mengaku naik pitam dengan beredarnya gambar keluarga Chan dan Sukumaran yang dikerumuni banyak media ketika hendak menemui terpidana mati untuk kali terakhir.
"Saya merasa sangat terganggu dengan sejumlah aspek dalam penanganan masalah ini," kata Bishop dalam program 7.30 di ABC.
"Menurut saya, proses yang harus dialami keluarga terpidana mati hari ini sangat 'mengerikan' karena situasi di sana sangat kacau."
"Saya merasa sangat prihatin kepada keluarga kedua pria ini. Mereka layak mendapatkan penghormatan. Mereka juga layak untuk memiliki martabat yang ditunjukkan oleh mereka di tengah kesedihan yang tak terkatakan ini."
"Namun, mereka sepertinya tidak mendapatkan hal itu sekarang."
Ia memahami bahwa memanggil pulang Duta Besar Australia di Jakarta merupakan salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan Pemerintah Australia saat ini.
Bishop menegaskan soal adanya dampak diplomatik bagi Indonesia jika eksekusi oleh regu tembak dilanjutkan.
Bishop juga mengatakan, Pemerintah Indonesia belum memberikan pemberitahuan resmi mengenai waktu pelaksanaan eksekusi mati ke-9 terpidana mati.
Ia mengatakan, Duta Besar Australia di Indonesia terus melakukan kontak dengan pejabat tertinggi di Indonesia sampai hari ini.
Meski demikian, Bishop mengaku tetap optimistis terhadap peluang pembatalan eksekusi mati ini.
"(Optimisme itu berupa) semacam intervensi pada menit-menit terakhir oleh Presiden Widodo. Di luar itu, saya tetap mengkhawatirkan kondisi terburuk yang dapat dihadapi oleh kedua warga Australia ini," kata Bishop.(*)
Pengamat: Eksekusi Mati Tidak Akan Berdampak Besar (www.republika.co.id)
Wednesday, 29 April 2015, 00:27 WIB
Quote:
Hukuman Mati..(ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan internasional, Hikmahanto Juwana mengatakan pemerintah Indonesia tidak perlu khawatir dengan protes yang dilontarkan oleh negara-negara, yang warganya menjadi terpidana kasus Narkoba dan akan menjalani eksekusi mati.
Menurutnya, pemerintah Indonesia harus percaya diri dan tetap meyakinkan bahwa proses eksekusi mati sudah melalui proses hukum yang berlaku, sebagai yurisdiksi perkara masing-masing terpidana.
Selain itu, ia juga menilai pemerintah asing hanya bisa memprotesnya. Itu pun, tegas Hikmahanto, tidak akan berdampak besar bagi kelanjutan hubungan diplomatis Indonesia dengan negara-negara itu.
"Saya rasa tidak akan banyak berdampak. Paling ada protes dan pemanggilan duta besar mereka," kata Hikmahanto Juwana dalam pesan singkat yang diterima Republika, Selasa (28/4).
Walaupun protes datang dari dunia internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), pemerintah Indonesia diharap menghadapinya dengan tenang dan tegas. Sebab, menurut Hikmahanto, protes demikian tidak akan bertahan lama dan berganti dengan iklim diplomasi yang wajar kembali.
"Seminggu lagi (kondisi) sudah biasa. Insya Allah," tandasnya.
Seperti diketahui, pemerintah Australia, Filipina, dan Prancis menyampaikan protes keras dan mendesak pemerintah Indonesia membatalkan eksekusi mati terhadap warganya yang menjadi terpidana kasus Narkoba.
Selain itu, PBB pun sempat mendesak pemerintah Indonesia untuk menghentikan hukuman mati.
Rencananya Kejaksaan Agung akan melakukan eksekusi terhadap para terpidana kasus Narkoba, pada Rabu (29/4) dini hari di Nusakambangan, Jawa Tengah
Duo "Bali Nine" Dieksekusi, PM Abbot Tarik Dubes Australia (www.beritasatu.com)
Rabu, 29 April 2015 | 06:28 --Firman Qusnulyakin/FQ --Sidney Morning Herald
Quote:Sydney - Perdana Menteri Australia Tony Abbott menarik Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Gibson sebagai bentuk protes atas eksekusi mati terhadap dua warga negaranya yang terlibat kasus narkoba, yaitu Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Eksekusi dilakukan pada Rabu (29/4) pukul 00.30 di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
"Kami menghormati kedaulatan Indonesia, namun kami sungguh menyesalkan hal ini. Ini bukanlah urusan biasa," ujar Abbott kepada para wartawan di Canberra seperti yang dikutip dari Sidney Morning Herald.
"Saya ingin menekankan bahwa ini adalah hubungan yang sangat penting antara Australia dan Indonesia. Hubungan ini rusak akibat apa yang terjadi dalam beberapa jam yang lalu," kata Abbot.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, dubes Gibson akan kembali ke Australia pada akhir pekan ini.
---*
Siap-siap angkat senjata
Ini Warga Australia yang Digantung Singapura dan Malaysia (dunia.news.viva.co.id)
Quote:VIVA.co.id - Nguyen Tuong Van yang masih berusia 25 tahun, dihukum gantung di penjara Changi, Singapura, pada 2 Desember 2005. Warga negara Australia itu divonis mati, karena berusaha menyelundupkan 400 gram heroin.
Sebelumnya tiga warga negara Australia juga dihukum mati dengan cara digantung di Malaysia. Michael McAuliffe pada 29 Juni 1993, serta Kevin Barlow dan Brian Chambers pada 9 November 1983.
Barlow dan Chambers divonis mati Malaysia, karena membawa 15 gram heroin. Eksekusi dua orang kulit putih Australia itu ditanggapi secara keras oleh Australia.
Hubungan politik terganggu, tapi tidak terputus. Sementara McAuliffe yang juga orang kulit putih Australia, ditangkap di bandara Penang pada 29 Juni 1985 dengan 14 paket heroin.
Heroin dengan berat total 141,89 gram itu disembunyikan dalam 14 kemasan kondom, diselipkan pada ikat pinggangnya dan terdeteksi saat pemeriksaan tubuh. Dia divonis bersalah pada 17 Agustus 1991 dan dijatuhi hukuman mati.
Tidak ada keributan berarti dari Australia hingga McAuliffe digantung pada 29 Juni 1993. Malaysia sukses menegakkan kedaulatan negaranya, tidak menyerah pada intervensi Australia.
Lebih mulus lagi vonis mati yang dilakukan Singapura atas Nguyen Tuong Van. Sebagian publik Australia ketika itu, menganggap lemahnya reaksi pemerintah Australia karena Nguyen bukanlah warga kulit putih
Juru bicara Parlemen Singapura, Abdullah Tarmugi, pada suratnya untuk Parlemen Australia, menulis bahwa Nguyen tertangkap dengan 400 gram heroin, yang artinya ada lebih dari 26.000 dosis untuk pecandu obat bius.
"Dia tahu apa yang dilakukannya dan konsekuensi atas tindakannya. Sebagai wakil rakyat, kami memiliki kewajiban untuk melindungi kehidupan mereka yang dapat dirusak oleh obat bius yang dia bawa," tulis Tarmugi.
Dikutip dari laporan BBC pada 2 Desember 2005, Perdana Menteri Australia saat itu, John Howard, menggunakan eksekusi mati di Singapura sebagai peringatan bagi orang muda Australia untuk menjauh dari narkotika.
"Dia terpidana perdagangan obat bius dan itu harus sepenuhnya dikutuk. Jangan terlibat dengan obat-obatan. Jangan gunakan, jangan sentuh, jangan bawa, jangan perdagangkan," ujar Howard.
Tidak ada ancaman dari Australia pada Singapura, salah satu sekutu Amerika Serikat di Asia, atas eksekusi mati yang mereka lakukan bagi warga negara Australia, terutama yang bukan orang kulit putih.
"Jangan bayangkan bahwa Anda dapat membawa obat-obatan di mana pun di Asia tanpa mendapat konsekuensi paling berat," tambah Howard. PM Australia saat ini, Tony Abbott, saat itu menjabat menteri kesehatan.
Apa reaksi Abbott? "Orang-orang perlu memahami, bahwa perdagangan obat bius adalah pelanggaran sangat serius dan itu mendapat hukuman berat di Australia, bahkan lebih drastis di luar negeri," kata Abbott.
Dia juga menyebut bahwa eksekusi mati terhadap Nguyen menjadi peringatan bagi orang Australia, tentang hukuman berat yang dapat diterima untuk perdagangan obat bius.
John Howard ketika itu mengatakan negaranya tidak akan melakukan tindakan balasan terhadap Singapura. Hanya ada persoalan kecil, seperti pekerja bandara Australia yang menolak untuk memproses bagasi maskapai Singapore Airlines.
Howard juga menolak seruan boikot terhadap Singapura. Sikap berbeda diperlihatkan Australia terhadap Indonesia, dalam menanggapi eksekusi mati yang mengancam dua warga negaranya.
Abbott yang kini menjabat PM, mengancam akan adanya tindakan balasan. Sebelumnya Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengancam boikot perjalanan wisata dari Australia ke Indonesia.
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran ditangkap karena berusaha menyelundupkan heroin seberat lebih dari 8 kilogram atau lebih dari 20 kali lipat daripada yang dibawa Nguyen di Singapura.
Jika alasan Singapura bahwa 400 gram heroin berbahaya bagi warga negara mereka, dapat diterima oleh Australia, mengapa tidak untuk Indonesia?
Posisi Indonesia dimata Australia (realtime.wsj.com)
—Kontributor Caroline Henshaw.
Quote:
Australia memperlakukan negara tetangga Asia terdekatnya itu bagaikan seorang sepupu yang miskin, bukan dalam posisi setara di kawasan yang strategis ini. Australia terlalu fokus kepada mitra dagang utamanya, Cina. Ini belum tentu langkah yang benar, kata mereka, karena pengaruh politik dan ekonomi Indonesia di kawasan ini semakin besar.
Saat ini masih “belum ada keterlibatan” Australia dalam berbagai isu strategis dengan Indonesia, kata Hugh White, profesor Australian National University (ANU). Padahal isu-isu semacam itu tak pelak lagi akan muncul seiring dengan pertumbuhan Indonesia menjadi “negara yang jauh lebih kaya dan kuat dibanding Australia,” tambah White, yang pernah menjadi analis senior di Departemen Pertahanan Australia.
Sebagai mitra dagang Australia, Indonesia saat ini berada di urutan ke-12 dengan arus perdagangan ke dua arah bernilai A$14,8 miliar atau sekitar Rp 142 triliun tahun lalu. Bandingkan dengan perdagangan Australia-Cina yang tahun lalu mencapai A$113,7 miliar.
“Saya pikir fakta bahwa Indonesia tidak berada di posisi tinggi dalam agenda ekspor adalah hal yang memalukan,” kata Ian Murray, direktur eksekutif Export Council of Australia. “Indonesia memiliki kelas menengah yang sangat banyak dan tumbuh pesat.”
Beberapa korporasi Australia telah mencoba memasuki pasar kelas menengah kita, terutama di sektor jasa keuangan. Jaringan Commonwealth Bank of Australia di sini sudah melebihi 80 kantor cabang. Sementara Australia & New Zealand Banking Group masuk lewat ANZ Bank dan memegang 39% kepemilikan Panin Bank.
Perusahaan konstruksi dan kontraktor pertambangan Australia seperti Leighton Holdings juga mulai memanfaatkan peluang di pasar Indonesia, dengan sektor sumber daya yang besar dan terus membutuhkan perbaikan infrastruktur.
Tapi sektor sumber daya itu memang menempatkan Indonesia sebagai pesaing bagi Australia. Kita tampaknya akan menyalip posisi Australia sebagai eksportir batu bara terbesar dunia pada tahun ini. Ekonomi kedua negara “tidak komplementer seperti halnya Australia dengan Cina,” kata Roger Donelly, ekonom kepala Export Finance and Insurance Corp. (Australia). Negara Koala ini memasok bahan baku untuk pabrik-pabrik di Cina. “Tapi kami cenderung bersaing dengan Indonesia di pasar komoditas internasional,” ujar Donelly.
Saat kemampuan militer Indonesia meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dominasi Australia dalam pertahanan laut dan udara di kawasan ini akan diuji, kata White dari ANU. Menurutnya, upaya diplomatik saat ini dapat menentukan apakah Indonesia di masa depan akan menjadi sekutu yang tangguh atau tetangga yang curiga terhadap Australia.
“Dalam menjalin hubungan dengan Asia, Australia terlalu terbiasa dengan tata politik zaman lampau yang menempatkan kuasa di tangan negara-negara Barat,” ujar White. “Di masa depan, anggapan itu sudah tak lagi berlaku.”
Dua Bali Nine Dieksekusi, Australia Gagal Selamatkan Warganya (poskotanews.com)
Rabu, 29 April 2015 — 1:05 WIB
Quote:NUSA KAMBANGAN – Eksekusi mati delapan terpidana Narkoba di Nusa Kambangan ini memupuskan harapan Pemerintah Australia untuk menyelamatkan nyawa dua warga negaranya dari regu tembak, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Eksekusi mati ini dilangsungkan Rabu pukul 00.00 Wib dini hari di Pulau Nusakambangan. Ke delapan terpidana mati yang dieksekusi adalah Myuran Sukumaran dan Andrew Chan (Australia); Martin Anderson, Raheem A Salami, Sylvester Obiekwe, dan Okwudili Oyatanze (Nigeria); Rodrigo Gularte (Brasil); serta Zainal Abidin (Indonesia).
Sementara terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Veloso ditangguhkan eksekusi matinya lantaran ada permintaan terakhir dari Presiden Filipina menyusul ada perkembangan terbaru dalam kasus penyelundupan narkoba yang melibatkannya.
Sebelumnya Kejaksaan Agung juga menangguhkan eksekusi mati terpidana mati asal Perancis, Serge Areski Atlaoui, karena tengah mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
Eksekusi mati ini dipastikan akan memicu reaksi keras dari pemerintah maupun masyarakat Australia, mengingat gigihnya upaya Pemerintah Australia mengadvokasi warganya serta dukungan luas dari masyarakat Australia sendiri terhadap upaya permohonan ampunan dan pembatalan hukuman mati duo Bali Nine ini.
Pemerintah Australia belum memberikan responnya namun sebelumnya otoritas Canberra telah mensinyalkan akan melancarkan reaksi keras.
“Jika eksekusi ini jadi dilaksanakan dan Saya berharap tidak, kita tentu saja akan mencari cara untuk menyampaikan rasa ketidaksukaan kita,” Demikian pernyataan PM Tony Abbott pada bulan Februari lalu.
Sinyal ini dikuatkan dengan pernyataan Menlu Australia Julie Bishop beberapa jam sebelum pelaksanaan hukuman mati terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Ketika itu Bishop menegaskan akan ada dampak diplomatik bagi Indonesia jika eksekusi oleh regu tembak jadi dilanjutkan.
ABC memahami Australia kemungkinan akan menarik Duta Besarnya di Jakarta sebagai bentuk protes atas pelaksanaan eksekusi mati ini. Langkah serupa juga ditempuh Pemerintah Belanda menanggapi eksekusi mati terhadap warganya yang dilakukan Indonesia pada eksekusi mati gelombang pertama pada Januari 2015 lalu.
Di tengah sorotan dan tekanan dunia Internasional, Pemerintah Indonesia akhirnya tetap melaksanakan eksekusi mati gelombang kedua .
Namun pelaksanaan hukuman mati hanya dilakukan terhadap 8 orang dari 9 terpidana mati yang dijadwalkan sebelumnya.
Satu orang terpidana mati asal Filipina yakni Mary Jane Veloso ditangguhkan eksekusinya.
Myuran Sukumaran dan Andrew Chan dieksekusi mati Rabu 29 April 2015, dini hari di Pulau Nusakambangan.
Sebelumnya pada Januari 2015 lalu, Indonesia telah menghukum mati lima narapidana kasus narkoba asal Malawi, Nigeria, Vietnam, Brasil, dan Belanda.
Dalam keterangan pers di Kantor Kejaksaan Agung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang disampaikan Selasa malam (28/4), Jaksa Agung RI, HM. Prasetyo menjelaskan eksekusi oleh regu tembak tidak dilakukan satu per satu tapi dilaksanakan secara serentak.
“Semuanya akan dilaksanakan secara serentak,” kata Prasetyo.
Prasetyo mengatakan supaya tidak saling menunggu, untuk setiap terpidana mati disiapkan satu regu tembak yang beranggotakan 13 orang termasuk satu orang sebagai komandan.
Menanggapi permohonan ampun dan desakan pembatalan yang disampaikan pemerintah dari negara terpidana mati, Prasetyo mengatakan hal itu tak bisa dilakukan. Menurut Prasetyo tak ada alasan eksekusi mati ini dibatalkan karena seluruh terpidana yang dieksekusi sudah melewati proses hukum. Begitu juga dengan dugaan suap yang masih perlu dibuktikan.
“Kita memiliki kedaulatan hukum. Peradilan kita terbuka, fair dan tidak bisa ditutupi. Jadi, buktikan dong kalau memang ada isu suap,” sebutnya.
Oleh karena itu Prasetyo berharap pelaksanaan eksekusi mati ini dapat dipahami oleh semua pihak sebagai sikap tegas Indonesia memerangi narkoba.
Penekanan serupa juga disampaikan Presiden Joko Widodo. Ia meminta ancaman hukuman mati yang diterapkan di Indonesia dapat dimengerti sebagai salah satu cara untuk menekan jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak akibat penyalahgunaan narkoba.
“Itu yang harus dijelaskan, kalau dihitung, setahun 18.000 (orang yang meninggal dunia akibat narkoba),” ujarnya. – ABC/d
KOMENTAR KASKUSERs [updated @post #17] (m.kaskus.co.id)
Quote:Original Posted By mozilla83 ►
Teringat sejarah bangsa indonesia kita ini dijajah sama belanda selama 3,5 abad karena politik pecah belah (adu domba). Dan sepertinya sekarang australia juga sedang melancarkan politik tersebut. Sebagai buktinya ini adalah urusan kedaulatan negara, hukum yang berjalan di satu negara. dalam hal ini negara kita INDONESIA. kalaupun secara hukum ada yang salah penerapannya itu lain cerita. Tapi kalau memang sudah terbukti bersalah karena mengedarkan narkoba dan hukumannya adalah hukuman mati maka apapun konsekuensinya itu tetap harus dijalankan.
Tapi apa yang terjadi sekarang? melihat komen2 di beberapa halaman belakang kenapa jadi sasarannya Presiden kita ya? kenapa malah ada komentar yang seolah2 ingin melihat kejatuhan Presiden? ada yang menunggu tgl 20 mei dsbnya. Emang apa yang bakal terjadi di tanggal tersebut? Seakan-akan kita warga negara INDONESIA malah saling gontok-gontokan. Dari yang poinnya hukuman terhadap bandar narkoba yang notabene bakal mengakibatkan generasi muda negara kita ini hancur jadi larinya ke Penggulingan Presiden?? bukankah itu sudah keluar dari jalur? dan bukankah itu nampaknya seperti kita warga negara INDONESIA ini memang sangat mudah diadu domba?
Ayolah kawan.. jangan mau kita diadu domba lagi. kita semua harus bersatu bukan untuk mendukung hukuman mati tapi mari kita dukung penerapan hukum yang tidak main2. yang tidak mencla mencle. Memang sudah banyak kasus penegak hukum sendiri malah tersandung kasus hukum dan itu melemahkan negara kita di mata internasional. tapi janganlah kita memperparah keadaannya dgn kita sebagai warga negara INDONESIA ribut sendiri. kita harus tetap bersatu kawan..
sekian..
Quote:Original Posted By lepayfreak ►
kalo ane sih nanggepinnya gini gan :
1. Hak otoritas hukum Indonesia dan Indonesia adalah negara berdaulat, so keputusan untuk bergeming presiden Jokowi ane rasa cukup baik.
2. Hak Asasi Manusia, ini yang jadi masalah, karena beberapa negara eropa sudah tidak menerapkan hukuman mati.
3. Karena hukuman mati ini bisa jadi sebagai "trigger" perang terbuka dengan Ausie, tergantung bagaimana lobi-lobi indonesia aja kedepannya
4. Untuk Masalah perang : kemungkinan paling fatal ya ini, bukan masalah Persenjataan, tentara atau Alutistanya gan.
Kerugian terbesar dalam peperangan adalah, kemunduran secara ekonomi, banyaknya korban sipil, dan tekanan pihak asing yang saling bersekutu, dengan demikian perang ini belum tentu akan cuma Indonesia -Australia, kemungkinan besar bisa ditunggangi pihak asing lainnya sebagai sekutu australia atau Indonesia.
Coba pikir berapa kerugian negera karena perang? berkaca pada vietnam, afghanistan, atau palestina? oke kalo pada palestina memang tidak berimbang, coba lihat iran vs irak? siapa yang rugi besar? Ya jawabannya pasti SIPIL!
Ada agan yang bilang mau angkat senjata tadi? Ane cuman bisa ketawa gan, kenapa? bukannya ane pengecut? berani pastiin kalo sampe perang terbuka sampe ke daratan, agan tau apa yang terjadi dengan serangan rudal? agan kira bisa kayak di pilem2 hollywood sekedar santai? gan itu mengerikan!!! sangat mengerikan!!!
Belum tentu agan berani menghadapi serangan senapan mesin, mortar atau rocket launcher! ga seperrti di game gan disini agan akan kebayang dengan para istri agan, ibu agan, adik2 agan. Come on ! jangan pikir perang sekedar Games!
Perang sangat mengerikan!!, dan bisa jadi akan berujung permusuhan seumur hidup dan keturunan!
satu yang pasti, sangat teramat Lucu dan ironis jika perang terjadi karena nyawa Pengedar Narkoba, dan nyawa tersebut bisa membuat kerusakan antar dua negara! buat ane itu ironis gan, sangat!!
SAY NO TO WAR!
Quote:Original Posted By METALlCA ►
Tulisan keren dari seorang Singaporean
==========
When a Country is Weak, it Will be Bullied
If you follow the news of the execution of The Bali 9, I’m sure as an Asian, no matter which country you are from, you can see with both eyes open, how the Westerners are just a bunch of bullies.
This is directed at Australians, French, and Brazilians, who stay in Asian countries. If you DO NOT RESPECT the local laws, and think that you can do as you wish, then please don’t come at all. We DO NOT welcome you.
We Singaporeans, Indonesians or Malaysians prefer other tourists than your kind. Please bring your poison somewhere else.
Singapore, Malaysia and Indonesia’s laws are very clear, crystal clear. We will HANG drug traffickers. What’s so difficult to understand here?
Now your citizens have been caught red-handed, but you arrogant big countries still want to try to bully developing country like Indonesia to make them submit to your demands.
USA hangs and kills thousands of drug traffickers, why don’t you make noise there? USA almost destroyed Iraq, a country that never posed threats to anybody, why didn’t you make noise there?
These people bring poisons and destroy our youths, and you ask us to forgive them? They knew the risk, they took it, what else is there to say?
Brazil, a corrupt country that is losing its fight with the drug cartels, a country with extremely high crime rates in their cities, tries to teach other countries how to punish their own citizen’s crimes…. what a joke!
Australia, another country that is losing the drug war. Australia’s teen drug abuse is among the highest in the developed countries, Google it and see for yourself. With crime gangs and drug lords infesting their cities and universities, why is the Government now trying to defend the Drug Lord’s life. What message are you sending to your youths? That drug use is nothing illegal, as even your prime minister is defending it? What a joke!
France and the rest of Europe, what else is there to say? Ever visited Amsterdam? Drug capital of the world. Junkies everywhere. Unemployed youths snorting cannabis in coffee shops… what a joke!
So to all Australians, please don’t come to Bali, please, we beg you. We really DO NOT WANT your kind there. Please don’t come to Singapore, we don’t want you here. Please go to countries where you can snort cocaine freely like Brazil or Europe.
I urge Asian countries especially Thailand and The Philippines, to shore up your Asian Pride. Don’t let these westerners invade your country culturally. When I visited most of Thai and Philippine beaches and cities, what I saw were not tourist, but gangs of Europeans and Eastern Europeans forging ties selling things from drugs to prostitution. Slowly but sure, it kills the host country eventually.
To all westerners, if your country is crumbling and failing, don’t drag us down with you.
Thank You
---##---
LANJUT BERITA LENGKAP DETIK-DETIK SETELAH EKSEKUSI MATI DILAKSANAKAN
[RIP] 8 dari 9 Terpidana Mati Telah Dieksekusi (www.kaskus.co.id)
---##---
KUNJUNGI JUGA TRIT HT ANE YANG LAIN GAN
[MMM] Temen Om Gw ludes 450-an Juta gegara MMM dlm 1bln (www.kaskus.co.id)
144 Votes, 5 Average
21174 Shares
SEPERTINYA INFONYA BELUM TERLAMBAT, MUMPUNG TRIT INI JADI HOT THREAD
Quote:VIVA.co.id - Nguyen Tuong Van yang masih berusia 25 tahun, dihukum gantung di penjara Changi, Singapura, pada 2 Desember 2005. Warga negara Australia itu divonis mati, karena berusaha menyelundupkan 400 gram heroin.
Sebelumnya tiga warga negara Australia juga dihukum mati dengan cara digantung di Malaysia. Michael McAuliffe pada 29 Juni 1993, serta Kevin Barlow dan Brian Chambers pada 9 November 1983.
Barlow dan Chambers divonis mati Malaysia, karena membawa 15 gram heroin. Eksekusi dua orang kulit putih Australia itu ditanggapi secara keras oleh Australia.
Hubungan politik terganggu, tapi tidak terputus. Sementara McAuliffe yang juga orang kulit putih Australia, ditangkap di bandara Penang pada 29 Juni 1985 dengan 14 paket heroin.
Heroin dengan berat total 141,89 gram itu disembunyikan dalam 14 kemasan kondom, diselipkan pada ikat pinggangnya dan terdeteksi saat pemeriksaan tubuh. Dia divonis bersalah pada 17 Agustus 1991 dan dijatuhi hukuman mati.
Tidak ada keributan berarti dari Australia hingga McAuliffe digantung pada 29 Juni 1993. Malaysia sukses menegakkan kedaulatan negaranya, tidak menyerah pada intervensi Australia.
Lebih mulus lagi vonis mati yang dilakukan Singapura atas Nguyen Tuong Van. Sebagian publik Australia ketika itu, menganggap lemahnya reaksi pemerintah Australia karena Nguyen bukanlah warga kulit putih
Juru bicara Parlemen Singapura, Abdullah Tarmugi, pada suratnya untuk Parlemen Australia, menulis bahwa Nguyen tertangkap dengan 400 gram heroin, yang artinya ada lebih dari 26.000 dosis untuk pecandu obat bius.
"Dia tahu apa yang dilakukannya dan konsekuensi atas tindakannya. Sebagai wakil rakyat, kami memiliki kewajiban untuk melindungi kehidupan mereka yang dapat dirusak oleh obat bius yang dia bawa," tulis Tarmugi.
Dikutip dari laporan BBC pada 2 Desember 2005, Perdana Menteri Australia saat itu, John Howard, menggunakan eksekusi mati di Singapura sebagai peringatan bagi orang muda Australia untuk menjauh dari narkotika.
"Dia terpidana perdagangan obat bius dan itu harus sepenuhnya dikutuk. Jangan terlibat dengan obat-obatan. Jangan gunakan, jangan sentuh, jangan bawa, jangan perdagangkan," ujar Howard.
Tidak ada ancaman dari Australia pada Singapura, salah satu sekutu Amerika Serikat di Asia, atas eksekusi mati yang mereka lakukan bagi warga negara Australia, terutama yang bukan orang kulit putih.
"Jangan bayangkan bahwa Anda dapat membawa obat-obatan di mana pun di Asia tanpa mendapat konsekuensi paling berat," tambah Howard. PM Australia saat ini, Tony Abbott, saat itu menjabat menteri kesehatan.
Apa reaksi Abbott? "Orang-orang perlu memahami, bahwa perdagangan obat bius adalah pelanggaran sangat serius dan itu mendapat hukuman berat di Australia, bahkan lebih drastis di luar negeri," kata Abbott.
Dia juga menyebut bahwa eksekusi mati terhadap Nguyen menjadi peringatan bagi orang Australia, tentang hukuman berat yang dapat diterima untuk perdagangan obat bius.
John Howard ketika itu mengatakan negaranya tidak akan melakukan tindakan balasan terhadap Singapura. Hanya ada persoalan kecil, seperti pekerja bandara Australia yang menolak untuk memproses bagasi maskapai Singapore Airlines.
Howard juga menolak seruan boikot terhadap Singapura. Sikap berbeda diperlihatkan Australia terhadap Indonesia, dalam menanggapi eksekusi mati yang mengancam dua warga negaranya.
Abbott yang kini menjabat PM, mengancam akan adanya tindakan balasan. Sebelumnya Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengancam boikot perjalanan wisata dari Australia ke Indonesia.
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran ditangkap karena berusaha menyelundupkan heroin seberat lebih dari 8 kilogram atau lebih dari 20 kali lipat daripada yang dibawa Nguyen di Singapura.
Jika alasan Singapura bahwa 400 gram heroin berbahaya bagi warga negara mereka, dapat diterima oleh Australia, mengapa tidak untuk Indonesia?
Posisi Indonesia dimata Australia (realtime.wsj.com)
—Kontributor Caroline Henshaw.
Quote:
Australia memperlakukan negara tetangga Asia terdekatnya itu bagaikan seorang sepupu yang miskin, bukan dalam posisi setara di kawasan yang strategis ini. Australia terlalu fokus kepada mitra dagang utamanya, Cina. Ini belum tentu langkah yang benar, kata mereka, karena pengaruh politik dan ekonomi Indonesia di kawasan ini semakin besar.
Saat ini masih “belum ada keterlibatan” Australia dalam berbagai isu strategis dengan Indonesia, kata Hugh White, profesor Australian National University (ANU). Padahal isu-isu semacam itu tak pelak lagi akan muncul seiring dengan pertumbuhan Indonesia menjadi “negara yang jauh lebih kaya dan kuat dibanding Australia,” tambah White, yang pernah menjadi analis senior di Departemen Pertahanan Australia.
Sebagai mitra dagang Australia, Indonesia saat ini berada di urutan ke-12 dengan arus perdagangan ke dua arah bernilai A$14,8 miliar atau sekitar Rp 142 triliun tahun lalu. Bandingkan dengan perdagangan Australia-Cina yang tahun lalu mencapai A$113,7 miliar.
“Saya pikir fakta bahwa Indonesia tidak berada di posisi tinggi dalam agenda ekspor adalah hal yang memalukan,” kata Ian Murray, direktur eksekutif Export Council of Australia. “Indonesia memiliki kelas menengah yang sangat banyak dan tumbuh pesat.”
Beberapa korporasi Australia telah mencoba memasuki pasar kelas menengah kita, terutama di sektor jasa keuangan. Jaringan Commonwealth Bank of Australia di sini sudah melebihi 80 kantor cabang. Sementara Australia & New Zealand Banking Group masuk lewat ANZ Bank dan memegang 39% kepemilikan Panin Bank.
Perusahaan konstruksi dan kontraktor pertambangan Australia seperti Leighton Holdings juga mulai memanfaatkan peluang di pasar Indonesia, dengan sektor sumber daya yang besar dan terus membutuhkan perbaikan infrastruktur.
Tapi sektor sumber daya itu memang menempatkan Indonesia sebagai pesaing bagi Australia. Kita tampaknya akan menyalip posisi Australia sebagai eksportir batu bara terbesar dunia pada tahun ini. Ekonomi kedua negara “tidak komplementer seperti halnya Australia dengan Cina,” kata Roger Donelly, ekonom kepala Export Finance and Insurance Corp. (Australia). Negara Koala ini memasok bahan baku untuk pabrik-pabrik di Cina. “Tapi kami cenderung bersaing dengan Indonesia di pasar komoditas internasional,” ujar Donelly.
Saat kemampuan militer Indonesia meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dominasi Australia dalam pertahanan laut dan udara di kawasan ini akan diuji, kata White dari ANU. Menurutnya, upaya diplomatik saat ini dapat menentukan apakah Indonesia di masa depan akan menjadi sekutu yang tangguh atau tetangga yang curiga terhadap Australia.
“Dalam menjalin hubungan dengan Asia, Australia terlalu terbiasa dengan tata politik zaman lampau yang menempatkan kuasa di tangan negara-negara Barat,” ujar White. “Di masa depan, anggapan itu sudah tak lagi berlaku.”
Dua Bali Nine Dieksekusi, Australia Gagal Selamatkan Warganya (poskotanews.com)
Rabu, 29 April 2015 — 1:05 WIB
Quote:NUSA KAMBANGAN – Eksekusi mati delapan terpidana Narkoba di Nusa Kambangan ini memupuskan harapan Pemerintah Australia untuk menyelamatkan nyawa dua warga negaranya dari regu tembak, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Eksekusi mati ini dilangsungkan Rabu pukul 00.00 Wib dini hari di Pulau Nusakambangan. Ke delapan terpidana mati yang dieksekusi adalah Myuran Sukumaran dan Andrew Chan (Australia); Martin Anderson, Raheem A Salami, Sylvester Obiekwe, dan Okwudili Oyatanze (Nigeria); Rodrigo Gularte (Brasil); serta Zainal Abidin (Indonesia).
Sementara terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Veloso ditangguhkan eksekusi matinya lantaran ada permintaan terakhir dari Presiden Filipina menyusul ada perkembangan terbaru dalam kasus penyelundupan narkoba yang melibatkannya.
Sebelumnya Kejaksaan Agung juga menangguhkan eksekusi mati terpidana mati asal Perancis, Serge Areski Atlaoui, karena tengah mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.
Eksekusi mati ini dipastikan akan memicu reaksi keras dari pemerintah maupun masyarakat Australia, mengingat gigihnya upaya Pemerintah Australia mengadvokasi warganya serta dukungan luas dari masyarakat Australia sendiri terhadap upaya permohonan ampunan dan pembatalan hukuman mati duo Bali Nine ini.
Pemerintah Australia belum memberikan responnya namun sebelumnya otoritas Canberra telah mensinyalkan akan melancarkan reaksi keras.
“Jika eksekusi ini jadi dilaksanakan dan Saya berharap tidak, kita tentu saja akan mencari cara untuk menyampaikan rasa ketidaksukaan kita,” Demikian pernyataan PM Tony Abbott pada bulan Februari lalu.
Sinyal ini dikuatkan dengan pernyataan Menlu Australia Julie Bishop beberapa jam sebelum pelaksanaan hukuman mati terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Ketika itu Bishop menegaskan akan ada dampak diplomatik bagi Indonesia jika eksekusi oleh regu tembak jadi dilanjutkan.
ABC memahami Australia kemungkinan akan menarik Duta Besarnya di Jakarta sebagai bentuk protes atas pelaksanaan eksekusi mati ini. Langkah serupa juga ditempuh Pemerintah Belanda menanggapi eksekusi mati terhadap warganya yang dilakukan Indonesia pada eksekusi mati gelombang pertama pada Januari 2015 lalu.
Di tengah sorotan dan tekanan dunia Internasional, Pemerintah Indonesia akhirnya tetap melaksanakan eksekusi mati gelombang kedua .
Namun pelaksanaan hukuman mati hanya dilakukan terhadap 8 orang dari 9 terpidana mati yang dijadwalkan sebelumnya.
Satu orang terpidana mati asal Filipina yakni Mary Jane Veloso ditangguhkan eksekusinya.
Myuran Sukumaran dan Andrew Chan dieksekusi mati Rabu 29 April 2015, dini hari di Pulau Nusakambangan.
Sebelumnya pada Januari 2015 lalu, Indonesia telah menghukum mati lima narapidana kasus narkoba asal Malawi, Nigeria, Vietnam, Brasil, dan Belanda.
Dalam keterangan pers di Kantor Kejaksaan Agung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang disampaikan Selasa malam (28/4), Jaksa Agung RI, HM. Prasetyo menjelaskan eksekusi oleh regu tembak tidak dilakukan satu per satu tapi dilaksanakan secara serentak.
“Semuanya akan dilaksanakan secara serentak,” kata Prasetyo.
Prasetyo mengatakan supaya tidak saling menunggu, untuk setiap terpidana mati disiapkan satu regu tembak yang beranggotakan 13 orang termasuk satu orang sebagai komandan.
Menanggapi permohonan ampun dan desakan pembatalan yang disampaikan pemerintah dari negara terpidana mati, Prasetyo mengatakan hal itu tak bisa dilakukan. Menurut Prasetyo tak ada alasan eksekusi mati ini dibatalkan karena seluruh terpidana yang dieksekusi sudah melewati proses hukum. Begitu juga dengan dugaan suap yang masih perlu dibuktikan.
“Kita memiliki kedaulatan hukum. Peradilan kita terbuka, fair dan tidak bisa ditutupi. Jadi, buktikan dong kalau memang ada isu suap,” sebutnya.
Oleh karena itu Prasetyo berharap pelaksanaan eksekusi mati ini dapat dipahami oleh semua pihak sebagai sikap tegas Indonesia memerangi narkoba.
Penekanan serupa juga disampaikan Presiden Joko Widodo. Ia meminta ancaman hukuman mati yang diterapkan di Indonesia dapat dimengerti sebagai salah satu cara untuk menekan jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak akibat penyalahgunaan narkoba.
“Itu yang harus dijelaskan, kalau dihitung, setahun 18.000 (orang yang meninggal dunia akibat narkoba),” ujarnya. – ABC/d
KOMENTAR KASKUSERs [updated @post #17] (m.kaskus.co.id)
Quote:Original Posted By mozilla83 ►
Teringat sejarah bangsa indonesia kita ini dijajah sama belanda selama 3,5 abad karena politik pecah belah (adu domba). Dan sepertinya sekarang australia juga sedang melancarkan politik tersebut. Sebagai buktinya ini adalah urusan kedaulatan negara, hukum yang berjalan di satu negara. dalam hal ini negara kita INDONESIA. kalaupun secara hukum ada yang salah penerapannya itu lain cerita. Tapi kalau memang sudah terbukti bersalah karena mengedarkan narkoba dan hukumannya adalah hukuman mati maka apapun konsekuensinya itu tetap harus dijalankan.
Tapi apa yang terjadi sekarang? melihat komen2 di beberapa halaman belakang kenapa jadi sasarannya Presiden kita ya? kenapa malah ada komentar yang seolah2 ingin melihat kejatuhan Presiden? ada yang menunggu tgl 20 mei dsbnya. Emang apa yang bakal terjadi di tanggal tersebut? Seakan-akan kita warga negara INDONESIA malah saling gontok-gontokan. Dari yang poinnya hukuman terhadap bandar narkoba yang notabene bakal mengakibatkan generasi muda negara kita ini hancur jadi larinya ke Penggulingan Presiden?? bukankah itu sudah keluar dari jalur? dan bukankah itu nampaknya seperti kita warga negara INDONESIA ini memang sangat mudah diadu domba?
Ayolah kawan.. jangan mau kita diadu domba lagi. kita semua harus bersatu bukan untuk mendukung hukuman mati tapi mari kita dukung penerapan hukum yang tidak main2. yang tidak mencla mencle. Memang sudah banyak kasus penegak hukum sendiri malah tersandung kasus hukum dan itu melemahkan negara kita di mata internasional. tapi janganlah kita memperparah keadaannya dgn kita sebagai warga negara INDONESIA ribut sendiri. kita harus tetap bersatu kawan..
sekian..
Quote:Original Posted By lepayfreak ►
kalo ane sih nanggepinnya gini gan :
1. Hak otoritas hukum Indonesia dan Indonesia adalah negara berdaulat, so keputusan untuk bergeming presiden Jokowi ane rasa cukup baik.
2. Hak Asasi Manusia, ini yang jadi masalah, karena beberapa negara eropa sudah tidak menerapkan hukuman mati.
3. Karena hukuman mati ini bisa jadi sebagai "trigger" perang terbuka dengan Ausie, tergantung bagaimana lobi-lobi indonesia aja kedepannya
4. Untuk Masalah perang : kemungkinan paling fatal ya ini, bukan masalah Persenjataan, tentara atau Alutistanya gan.
Kerugian terbesar dalam peperangan adalah, kemunduran secara ekonomi, banyaknya korban sipil, dan tekanan pihak asing yang saling bersekutu, dengan demikian perang ini belum tentu akan cuma Indonesia -Australia, kemungkinan besar bisa ditunggangi pihak asing lainnya sebagai sekutu australia atau Indonesia.
Coba pikir berapa kerugian negera karena perang? berkaca pada vietnam, afghanistan, atau palestina? oke kalo pada palestina memang tidak berimbang, coba lihat iran vs irak? siapa yang rugi besar? Ya jawabannya pasti SIPIL!
Ada agan yang bilang mau angkat senjata tadi? Ane cuman bisa ketawa gan, kenapa? bukannya ane pengecut? berani pastiin kalo sampe perang terbuka sampe ke daratan, agan tau apa yang terjadi dengan serangan rudal? agan kira bisa kayak di pilem2 hollywood sekedar santai? gan itu mengerikan!!! sangat mengerikan!!!
Belum tentu agan berani menghadapi serangan senapan mesin, mortar atau rocket launcher! ga seperrti di game gan disini agan akan kebayang dengan para istri agan, ibu agan, adik2 agan. Come on ! jangan pikir perang sekedar Games!
Perang sangat mengerikan!!, dan bisa jadi akan berujung permusuhan seumur hidup dan keturunan!
satu yang pasti, sangat teramat Lucu dan ironis jika perang terjadi karena nyawa Pengedar Narkoba, dan nyawa tersebut bisa membuat kerusakan antar dua negara! buat ane itu ironis gan, sangat!!
SAY NO TO WAR!
Quote:Original Posted By METALlCA ►
Tulisan keren dari seorang Singaporean
==========
When a Country is Weak, it Will be Bullied
If you follow the news of the execution of The Bali 9, I’m sure as an Asian, no matter which country you are from, you can see with both eyes open, how the Westerners are just a bunch of bullies.
This is directed at Australians, French, and Brazilians, who stay in Asian countries. If you DO NOT RESPECT the local laws, and think that you can do as you wish, then please don’t come at all. We DO NOT welcome you.
We Singaporeans, Indonesians or Malaysians prefer other tourists than your kind. Please bring your poison somewhere else.
Singapore, Malaysia and Indonesia’s laws are very clear, crystal clear. We will HANG drug traffickers. What’s so difficult to understand here?
Now your citizens have been caught red-handed, but you arrogant big countries still want to try to bully developing country like Indonesia to make them submit to your demands.
USA hangs and kills thousands of drug traffickers, why don’t you make noise there? USA almost destroyed Iraq, a country that never posed threats to anybody, why didn’t you make noise there?
These people bring poisons and destroy our youths, and you ask us to forgive them? They knew the risk, they took it, what else is there to say?
Brazil, a corrupt country that is losing its fight with the drug cartels, a country with extremely high crime rates in their cities, tries to teach other countries how to punish their own citizen’s crimes…. what a joke!
Australia, another country that is losing the drug war. Australia’s teen drug abuse is among the highest in the developed countries, Google it and see for yourself. With crime gangs and drug lords infesting their cities and universities, why is the Government now trying to defend the Drug Lord’s life. What message are you sending to your youths? That drug use is nothing illegal, as even your prime minister is defending it? What a joke!
France and the rest of Europe, what else is there to say? Ever visited Amsterdam? Drug capital of the world. Junkies everywhere. Unemployed youths snorting cannabis in coffee shops… what a joke!
So to all Australians, please don’t come to Bali, please, we beg you. We really DO NOT WANT your kind there. Please don’t come to Singapore, we don’t want you here. Please go to countries where you can snort cocaine freely like Brazil or Europe.
I urge Asian countries especially Thailand and The Philippines, to shore up your Asian Pride. Don’t let these westerners invade your country culturally. When I visited most of Thai and Philippine beaches and cities, what I saw were not tourist, but gangs of Europeans and Eastern Europeans forging ties selling things from drugs to prostitution. Slowly but sure, it kills the host country eventually.
To all westerners, if your country is crumbling and failing, don’t drag us down with you.
Thank You
---##---
LANJUT BERITA LENGKAP DETIK-DETIK SETELAH EKSEKUSI MATI DILAKSANAKAN
[RIP] 8 dari 9 Terpidana Mati Telah Dieksekusi (www.kaskus.co.id)
---##---
KUNJUNGI JUGA TRIT HT ANE YANG LAIN GAN
[MMM] Temen Om Gw ludes 450-an Juta gegara MMM dlm 1bln (www.kaskus.co.id)
144 Votes, 5 Average
21174 Shares
SEPERTINYA INFONYA BELUM TERLAMBAT, MUMPUNG TRIT INI JADI HOT THREAD
mempermudah proses kejatuhan 20 mei 2015
-----
JOKOWI MENGHUKUM MATI KARENA NURUT PERINTAH MEGATRON
MEGATRON JAUH2 HARI UDAH NYURUH JOKOWER MENGHUKUM MATI
JOKOWER SETIA DAN PATUH SEBAGAI PETUGAS PARTAI THD PERINTAH KETUA PARTAI
VV
Quote:
Megawati Minta Jokowi Tak Ampuni Terpidana Mati Narkoba
Minggu, 8 Maret 2015 | 17:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden kelima Megawati Soekarnoputri meminta Presiden Joko Widodo tegas dalam menegakkan hukuman untuk gembong narkotika. Menurut Megawati, Jokowi tidak perlu mengabulkan permintaan grasi semua terpidana mati kasus narkoba.
http://nasional.kompas.com/read/2015...a.Mati.Narkoba
-----
JOKOWI MENGHUKUM MATI KARENA NURUT PERINTAH MEGATRON
MEGATRON JAUH2 HARI UDAH NYURUH JOKOWER MENGHUKUM MATI
JOKOWER SETIA DAN PATUH SEBAGAI PETUGAS PARTAI THD PERINTAH KETUA PARTAI
VV
Quote:
Megawati Minta Jokowi Tak Ampuni Terpidana Mati Narkoba
Minggu, 8 Maret 2015 | 17:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden kelima Megawati Soekarnoputri meminta Presiden Joko Widodo tegas dalam menegakkan hukuman untuk gembong narkotika. Menurut Megawati, Jokowi tidak perlu mengabulkan permintaan grasi semua terpidana mati kasus narkoba.
http://nasional.kompas.com/read/2015...a.Mati.Narkoba
Quote:Original Posted By verosta ►
mempermudah proses kejatuhan 20 mei 2015
ditunggu aksinya gan :beer
mempermudah proses kejatuhan 20 mei 2015
ditunggu aksinya gan :beer
Quote:Original Posted By verosta ►
mempermudah proses kejatuhan 20 mei 2015
maksudnya bakal ada sponsornya gan?
mempermudah proses kejatuhan 20 mei 2015
maksudnya bakal ada sponsornya gan?
penasaran untuk melihat reaksi pemerintah Australia dan juga melihat cara dari pemerintahan Jokowi menanggapi reaksi pemerintah Australia.
walaupun pada kenyataannya pemerintah Australia gagalmenyelamatkan warganya,setidaknya agresifitas dan semangat mereka dalam membebaskan warganya patut diapresiasi.
mudah2an pemerintah kita akan lebih agresif lagi dalam menyelamatkan nyawa para wni yg terancam hukuman mati di luar negeri.
Quote:Original Posted By verosta ►
mempermudah proses kejatuhan 20 mei 2015
Jokowi jatuh atau nkri bubar nih bray?
mempermudah proses kejatuhan 20 mei 2015
Jokowi jatuh atau nkri bubar nih bray?
ditunggu aksinya ma'am jangan mengecewakan ya
mantab betul !
trid terkait :
Beberapa Alasan Kenapa Mary Jane Tak Pantas Dihukum Mati (kask.us)
Pacquiao Minta Presiden Jokowi Bebaskan Mary Jane (kask.us)
Detik Mendebarkan Regu Tembak Eksekusi Hukuman Mati (kask.us)
Menteri Susi Geram Diminta Lengkapi Bukti Perbudakan Benjina (kask.us)
Divonis 1 Tahun Penjara, Nenek Asyani Datangi LBH Jakarta (kask.us)
trid terkait :
Beberapa Alasan Kenapa Mary Jane Tak Pantas Dihukum Mati (kask.us)
Pacquiao Minta Presiden Jokowi Bebaskan Mary Jane (kask.us)
Detik Mendebarkan Regu Tembak Eksekusi Hukuman Mati (kask.us)
Menteri Susi Geram Diminta Lengkapi Bukti Perbudakan Benjina (kask.us)
Divonis 1 Tahun Penjara, Nenek Asyani Datangi LBH Jakarta (kask.us)
Ditunggu realisasi ancaman na tante
Trus sekarang gimane Julia?
kira2 gimana ya kecurangan jokowi di pilpres kemaren
Quote:Original Posted By aak.. ►
kira2 gimana ya kecurangan jokowi di pilpres kemaren
gw rasa gak ada tuh kecurangan pilpres kemaren.. dengan sebagian masyarakat indonesia yang memang masih dibawah garis kemiskinan dan tingkat pendidikan yang belum baik, jelaslah tipe kampanye dan tim sukses seperti Bapak Presiden Joko Widodo yang berpeluang memenangkan Pilpres
There was a time
Apapun itu, turut berduka cita atas meninggalnya siapapun yang dieksekusi, i am just a pure human, yang juga berduka jika ada korban narkoba meninggal dunia, walaupun pecandu narkoba sebenarnya jelas juga merupakan kesalahan pemakai narkoba sendiri. Tapi akan selalu manusiawi jika kita berduka atas hilangnya nyawa seseorang.
kira2 gimana ya kecurangan jokowi di pilpres kemaren
gw rasa gak ada tuh kecurangan pilpres kemaren.. dengan sebagian masyarakat indonesia yang memang masih dibawah garis kemiskinan dan tingkat pendidikan yang belum baik, jelaslah tipe kampanye dan tim sukses seperti Bapak Presiden Joko Widodo yang berpeluang memenangkan Pilpres
There was a time
Apapun itu, turut berduka cita atas meninggalnya siapapun yang dieksekusi, i am just a pure human, yang juga berduka jika ada korban narkoba meninggal dunia, walaupun pecandu narkoba sebenarnya jelas juga merupakan kesalahan pemakai narkoba sendiri. Tapi akan selalu manusiawi jika kita berduka atas hilangnya nyawa seseorang.
Quote:Original Posted By yaninursahar ►
gw rasa gak ada tuh kecurangan pilpres kemaren.. dengan sebagian masyarakat indonesia yang memang masih dibawah garis kemiskinan dan tingkat pendidikan yang belum baik, jelaslah tipe kampanye dan tim sukses seperti Bapak Presiden Joko Widodo yang berpeluang memenangkan Pilpres
There was a time
tapi asutralia kan bilang megang bukti kecurangan pilpres
nunggu beritanya aja ahh
gw rasa gak ada tuh kecurangan pilpres kemaren.. dengan sebagian masyarakat indonesia yang memang masih dibawah garis kemiskinan dan tingkat pendidikan yang belum baik, jelaslah tipe kampanye dan tim sukses seperti Bapak Presiden Joko Widodo yang berpeluang memenangkan Pilpres
There was a time
tapi asutralia kan bilang megang bukti kecurangan pilpres
nunggu beritanya aja ahh
Quote:Original Posted By aak.. ►
tapi asutralia kan bilang megang bukti kecurangan pilpres
nunggu beritanya aja ahh
ya ikut nunggu deh.. walaupun sepertinya gak bakal ada itu,
lagipula apapun yang dimunculkan pemerintah australia nanti, kayaknya gak bakal dipercaya sama masyarakat disini, kayaknya ya
lagipula logikanya, wajar kok kalo Jokowi bisa menang Pilpres, rasionya pun 54-46 persen kan kalau gak salah? cukup masuk akal. Kan beliau sendiri yang bilang : Masyarakat sekarang maunya serba instant.
tapi asutralia kan bilang megang bukti kecurangan pilpres
nunggu beritanya aja ahh
ya ikut nunggu deh.. walaupun sepertinya gak bakal ada itu,
lagipula apapun yang dimunculkan pemerintah australia nanti, kayaknya gak bakal dipercaya sama masyarakat disini, kayaknya ya
lagipula logikanya, wajar kok kalo Jokowi bisa menang Pilpres, rasionya pun 54-46 persen kan kalau gak salah? cukup masuk akal. Kan beliau sendiri yang bilang : Masyarakat sekarang maunya serba instant.
suruh mati aja tuh kumpulan muka pucat pengedar narkoba
Quote:Original Posted By freddiehighmore ►
Iye nih Australia negri laeneksekusi mati diem aje
begitu Indonesia ribut dah
Jgn Takut sama Australia,ni negri dibawah jauh Inggris dan Amerika
Quote:Original Posted By sapikotor ►
Menurut ane ga usah lah gan hukum mati, 2015 gitu setuju ane sama pendapat yang hukum mati gak berdampak besar. Mending hukum kurung aja gan seumur hidup.
Quote:Original Posted By ivan1311 ►
Indonesia aga petantang-petenteng nihh, mau bikin citra baru kali yaa, soal eksekusi sih, memang seharusnya begitu, ini pesan ke dunia bahwa narkoba musuh besar bagi negeri ini. Namun, yaa itu dia penanganannya harus dilebihbaikkan lagi, kaya td ane liat d metro, malah banyak warga sampe kesitu2.. yaa harusnya sih dalam radius beberapa kilometer itu disterilkan, yg boleh masuk cuma yg berwajib doang, naah udah gitu, pasca eksekusi hrusny lgsung konferensi pers d luar, pernyataan resmi.
Quote:Original Posted By bacchanal ►
Gampang kok,tinggal pulangin semua wni yg di aussie,trus tutup hub diplomasi dengan indo.trus larang warga aussie travel ke indo.kita liat kelabakan gak si jokowi.palingan pada gulung tikar usaha di bali
Negara hukum dagelan...
Bunuh orang 18thn penjara
nabrak orang sampe mati(dul dsb) vonis bebas
G rasa gak perlu sampe hukum mati lah.penjara seumur hidup juga cukup
Quote:Original Posted By dika160507 ►
Namanya juga barisan sakit hati, di eksekusi = jokowow melanggar ham, merusak hubungan dgn negara lain dll
Jika batal eksekusi = jokowow antek asing, omong doank, takut asing dll
Ya intinya, president indonesia mau ngelakuin a atau b atau c atau d atau lainnya pasti dan terus serta selalu salah...knp? Karena suka atau tidak pemilu 2014 adalah pemilu yang bener2 di tentukan rakyat namun ironisnya (spt tercermin dari hasil sepakbola di liga indonesia) ORANG indonesia itu sulit untuk menerima kenyataan yg menyakitkan spt kekalahan pdhl dalam pemilu tidak ada yg menang atau kalah, semua menang karena pemilu untuk negara dan rakyat, mungkin memang kita yg blm siap tp jika tidak belajar dari skr mau kapan lg kita bersiap? 60 tahun merdeka tp kita blm pernah merasakan atmosfir pemilu yg bnr2 pemilu yg bebas spt di 2014 yg melahirkan legenda pasukan keledai yg tidak berotak yaitu panastak dan panasbung
Quote:Original Posted By monyetmerah ►
Ada sedikit perbedaan dengan negara laen, sebenernya sih balik ke media, di sini soal Bali 9 itu dibesar-besarin sama media, jadi ada penggiringan opini.
Emang di sini ada sedikit "phobia" sama yang namanya Indonesia, tahu sendiri lah, negara tetangga dengan populasi muslim paling besar, begitu ada nama Indonesia dan konotasi negative di headline, langsung sama media diambil karena bisa buat dijual di sini.
Reaksi pemerintah sini juga karena ada tekanan dari publik (jadi balik lagi ke media).
Quote:Original Posted By chef.dayat ►
bangun bray dah siang..
warga osi juga pernah dieksekusi thn 2005 gara2 narkoba, osi ngancam ini itu..
sampe sekarang gak ada apa2..
biasa itu.. cuma angat2 tahi ayam..
http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-paci...ic/4487366.stm
Quote:Original Posted By HambaALLAHswt ►
Hwhwhwh blokir aja sih jalur penerbangannya lewat indonesia tembak kalo sok2an ancam dia yang bakalan rugi si aussie bahahahahwhwh mau muter lewat mana lo ke eropa ..kalo diblokir jalur penerbangannya...,gk usah import2 sapi2 dr aussie ...aussie musuhin indonesia baguusssss dia yang rugi..
Quote:Original Posted By verymuch ►
Menurut gw pribadi salah satu aspek negara" yang terkait warganya kena hukuman mati adalah mereka mengganggap Indonesia itu "lemah"
makanya terus di push trus..pada akhirnya negara lain ngambek
Coba di China siapa yang berani utak atik pada saat eksekusi mati warga nya maupun warga asing.
Quote:Original Posted By fire_phoenix ►
Ah itu mah cuman bentaran doang, gak mungkin ausie berani mempertaruhkan hubungan dengan Indonesia karena 2 warganya yang melakukan tindakan kejahatan. Cuman istilahnya formalitas aja. Biar penduduk ausie berpikiran "Wuih mantep bener pemerintah, bela mati-matian warganya yg divonis hukuman mati". Ada kepentingan politik, keliatan banget.
Dan juga pasti kalo pemerintah ausie gak protes, justru penduduk sana pasti protes dan akan membuat pamor jatoh. Akal-akalan aja ini mah.
Quote:Original Posted By Venuzzia ►
Aduh ya kl misalnya emang bersalah ya gantung aja ... orang nyolong ayam aja bisa dipenjara bertahun2, apa pemerintah mikirin keluarganya??? ini uda bawa narkoba ya wajar aja dihukum mati.. masalah warga indonesia yg di eksekusi mati diluar negeri, kl misalnya emang bersalah ya eksekusi aja ... adil ya adil aja.. kl Australia mau bongkar kecurangan pilpres ya bongkar aja, palingan Pak Jokowi diturunin dari jabatannya ... pusing pala barbie @___________@
Quote:Original Posted By danielldt ►
Berkenan ditarik ke pejwan
Buat yg mau tau tatacara eksekusi mati
LEBIH TEKNIS Mengenai Eksekusi Pidana Mati (Peraturan Kapolri No. 12 Tahun 2010) (kask.us)
Buat gambaran kaskuser yang lainnya
Hormat saya
Quote:Original Posted By winzev ►
Menurut ane gapapa gan, malah Aussie yang seharusnya hati-hati kog
Pasar besarnya si Aussie ini kan di Indonesia. Seharusnya malah mereka yang was was kalo kalo Indonesia mulai kontrol hubungan sama Aussie. Bisa bisa pasar mereka yang jadi berantakan karna kekurangan client.
Liat aja daging aussie yang dikonsumsi di Indonesia. Belom lagi produk produk lainnya. Liat mahasiswa mahasiswa asal Indonesia. Jumlahnya berapa? Bandingin deh sama turis Aussie yang ke Indo, ga seberapa kan?
IMHO loh yaaa
Cuman ane harus akuin, Indonesia salah dari sisi media. Terlalu koar koar, dan seakan akan si napi dan keluarganya terlalu di ekspos. Ane rasa wartawan di Indo harus dikasih sanksi administratif paling nggak, mereka harus sadar kalo mereka tuh udah ngeganggu privasi orang lain.
Quote:Original Posted By isalsep48 ►
kita gampang aja menggambarkan narkoba.narkoba itu nyerang orang yg biasannya anak muda,anak muda salah gaul dan orang tua frustasi.iyakan? liat aja artis.maap mungkin mereka lg redup keartisannya maka plariannya biar ga pusing gitu.dan mungkin faktor lain tp yg harua digaris bawahi jika narkoba nanti sudah seperti rokok yg kalo ga ngerokok ga gaul.kalo rokok kita masih bsa trma.kalo narkoba? kalo dah addict yg bahaya uang,hidup dan masa depan hancur.mau jenius,ganteng bahkan kuat kalo dah kena narkoba pasti hancur.mau berhenti bisa tp susah kalopun bisa biasanya fisiknya jd cacat jadi tremour dll.yang bikin si orang tobat ini sulit cari kerja.coba kalo bgnia hidup mereka ditanggung negara apa ga hancur? makanya mending hukum mati.mau tobat tu pengedar or kagak tetep aja nanti akan ada peniru.atau penerus.justru ini saatnya kita perkuat hukum biar mwreka takut.kalo takut kan pasti mereka ga brani.kcuali tu pengedar butuh duit.mungkin ya? tp tetep aja kita harus dukung pemerintah atas ini
Quote:Original Posted By CCZeus ►
emhhhhh --"
sebenernya dari segi diplomatik yang dirugikan itu australia, setau ane negara australia nge ekspor sapi ke indonesia kalau hubungan diplomatiknya retak mau dijual kemana coba? padahal sapi mereka paling banyak di ekspor ke indonesia --"
ohhh ya dari segi politik dunia juga menurut ane pbb itu pilih kasih kenapa? soalnya pas negara indonesia ngehukum mati terpidana yang kasusnya bisa merusak generasi muda indonesia malah mengecam hal tersebut lah bagian orang indonesia yang dihukum mati malah engga di kecam negaranya --"
kesimpulan yang bisa ane ambil gan yaitu negra pbb cuma mementikan negara yang maju bukan yang berkembang yang semestinya di lindungin dari kejahatan narkoba
Quote:Original Posted By dee_benelli ►
sekarang gini aja daripada ribut satu sama lain,
1. yang mau dihukum mati udah bener terbukti bersalah belom?? kalo emang BENAR terbukti salah yaa jalanin aja hukuman mati (gw yakin 'tersangka' juga udah tau konsekuensi nya klo ketangkep pasti klo ngga di penjara seumur hidup atau ngga ya 'dead penalty')
2. kenapa harus takut Indonesia bakal perang sama australia atau negara lain klo semisal nekat mau laksanain hukuman mati? ambil contoh kasus hukum pancung aja di arab, udah berapa tki kita yang palanya udah putus ditebas eksekutor disana?? tapi sekarang hubungan arab-indonesia baik2 aja tuh
3. yang jelas sadar atau ngga klo menurut ane negara kita sebenarnya lagi 'diobok2' pihak asing supaya masyarakat sama pemerintah kisruh
Quote:Original Posted By confusedo ►
terimakasih Mr President sudah menegakkan hukum walaupun belum benar2 tegak secara keseluruhan.
tapi setidaknya manusia2 pengedar narkoba itu sekarang akan mikir berkali2 buat nyelundupin narkoba kesini.
jangan ngomong jauh2 soal HAM atau berapa banyak korban yang mati akibat narkoba,
mending kita dukung ini sebagai cara melawan narkoba yang lebih baik ketimbang poster "SAY NO TO DRUGS"
hukuman mati ini lebih serem,
seakan menyampaikan "Do Drugs, You Die!"
Quote:Original Posted By jdotz ►
ooh ya gan didesa ane kebetulan deket lapas... dan biasanya ada orang yg nyuruh lemparin bola tenis kedalam lapas... hanya lempar satu bola dikasih duit 200 ribu...
istilahnya itu cuman iseng2 penyelundupan ganja dlam lapas.. itu tahapan kecil banget...
lah untuk kurir gede kayak gini..???
bukan lokal tapi dah international... yakin gajinya jg cman 200 hahaha...
mereka sebagai kurir jg sudah tw resikonya... mngkin remehin hukum indonesia yg lalu2... ketangkep trus dipulangin... makanya makin menjamur...
Quote:Original Posted By TorresFTW ►
gue takutnya malah rusak moral bangsa kita karena ada hukuman mati ini, takutnya masyarakat jadi nganggep kalo ngebunuh orang yg salah itu wajar.
kan kemarin2 sempet tuh kejadian yg tukang begal dibakar idup2.. kayak gitu manusiawi gak? kalo mereka kayak gitu, mereka sama aja kayak tukang begal.
jangan sampe nnti kita gak tau batas yg mana yg benar dan salah. Gak sedikit lho kasus hukuman mati di Amerika Serikat sana yg ternyata terdakwanya itu ternyata gak bersalah(innocent). Tapi mau gimana, terdakwanya jg udah gk bisa diidupin lagi kan.
gue sih agak gk setuju hukuman mati, tapi setuju dihukum seberat2nya. yg penting sih kita bener2 tingkatin kualitas dari penjara kita.
Iye nih Australia negri laeneksekusi mati diem aje
begitu Indonesia ribut dah
Jgn Takut sama Australia,ni negri dibawah jauh Inggris dan Amerika
Quote:Original Posted By sapikotor ►
Menurut ane ga usah lah gan hukum mati, 2015 gitu setuju ane sama pendapat yang hukum mati gak berdampak besar. Mending hukum kurung aja gan seumur hidup.
Quote:Original Posted By ivan1311 ►
Indonesia aga petantang-petenteng nihh, mau bikin citra baru kali yaa, soal eksekusi sih, memang seharusnya begitu, ini pesan ke dunia bahwa narkoba musuh besar bagi negeri ini. Namun, yaa itu dia penanganannya harus dilebihbaikkan lagi, kaya td ane liat d metro, malah banyak warga sampe kesitu2.. yaa harusnya sih dalam radius beberapa kilometer itu disterilkan, yg boleh masuk cuma yg berwajib doang, naah udah gitu, pasca eksekusi hrusny lgsung konferensi pers d luar, pernyataan resmi.
Quote:Original Posted By bacchanal ►
Gampang kok,tinggal pulangin semua wni yg di aussie,trus tutup hub diplomasi dengan indo.trus larang warga aussie travel ke indo.kita liat kelabakan gak si jokowi.palingan pada gulung tikar usaha di bali
Negara hukum dagelan...
Bunuh orang 18thn penjara
nabrak orang sampe mati(dul dsb) vonis bebas
G rasa gak perlu sampe hukum mati lah.penjara seumur hidup juga cukup
Quote:Original Posted By dika160507 ►
Namanya juga barisan sakit hati, di eksekusi = jokowow melanggar ham, merusak hubungan dgn negara lain dll
Jika batal eksekusi = jokowow antek asing, omong doank, takut asing dll
Ya intinya, president indonesia mau ngelakuin a atau b atau c atau d atau lainnya pasti dan terus serta selalu salah...knp? Karena suka atau tidak pemilu 2014 adalah pemilu yang bener2 di tentukan rakyat namun ironisnya (spt tercermin dari hasil sepakbola di liga indonesia) ORANG indonesia itu sulit untuk menerima kenyataan yg menyakitkan spt kekalahan pdhl dalam pemilu tidak ada yg menang atau kalah, semua menang karena pemilu untuk negara dan rakyat, mungkin memang kita yg blm siap tp jika tidak belajar dari skr mau kapan lg kita bersiap? 60 tahun merdeka tp kita blm pernah merasakan atmosfir pemilu yg bnr2 pemilu yg bebas spt di 2014 yg melahirkan legenda pasukan keledai yg tidak berotak yaitu panastak dan panasbung
Quote:Original Posted By monyetmerah ►
Ada sedikit perbedaan dengan negara laen, sebenernya sih balik ke media, di sini soal Bali 9 itu dibesar-besarin sama media, jadi ada penggiringan opini.
Emang di sini ada sedikit "phobia" sama yang namanya Indonesia, tahu sendiri lah, negara tetangga dengan populasi muslim paling besar, begitu ada nama Indonesia dan konotasi negative di headline, langsung sama media diambil karena bisa buat dijual di sini.
Reaksi pemerintah sini juga karena ada tekanan dari publik (jadi balik lagi ke media).
Quote:Original Posted By chef.dayat ►
bangun bray dah siang..
warga osi juga pernah dieksekusi thn 2005 gara2 narkoba, osi ngancam ini itu..
sampe sekarang gak ada apa2..
biasa itu.. cuma angat2 tahi ayam..
http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-paci...ic/4487366.stm
Quote:Original Posted By HambaALLAHswt ►
Hwhwhwh blokir aja sih jalur penerbangannya lewat indonesia tembak kalo sok2an ancam dia yang bakalan rugi si aussie bahahahahwhwh mau muter lewat mana lo ke eropa ..kalo diblokir jalur penerbangannya...,gk usah import2 sapi2 dr aussie ...aussie musuhin indonesia baguusssss dia yang rugi..
Quote:Original Posted By verymuch ►
Menurut gw pribadi salah satu aspek negara" yang terkait warganya kena hukuman mati adalah mereka mengganggap Indonesia itu "lemah"
makanya terus di push trus..pada akhirnya negara lain ngambek
Coba di China siapa yang berani utak atik pada saat eksekusi mati warga nya maupun warga asing.
Quote:Original Posted By fire_phoenix ►
Ah itu mah cuman bentaran doang, gak mungkin ausie berani mempertaruhkan hubungan dengan Indonesia karena 2 warganya yang melakukan tindakan kejahatan. Cuman istilahnya formalitas aja. Biar penduduk ausie berpikiran "Wuih mantep bener pemerintah, bela mati-matian warganya yg divonis hukuman mati". Ada kepentingan politik, keliatan banget.
Dan juga pasti kalo pemerintah ausie gak protes, justru penduduk sana pasti protes dan akan membuat pamor jatoh. Akal-akalan aja ini mah.
Quote:Original Posted By Venuzzia ►
Aduh ya kl misalnya emang bersalah ya gantung aja ... orang nyolong ayam aja bisa dipenjara bertahun2, apa pemerintah mikirin keluarganya??? ini uda bawa narkoba ya wajar aja dihukum mati.. masalah warga indonesia yg di eksekusi mati diluar negeri, kl misalnya emang bersalah ya eksekusi aja ... adil ya adil aja.. kl Australia mau bongkar kecurangan pilpres ya bongkar aja, palingan Pak Jokowi diturunin dari jabatannya ... pusing pala barbie @___________@
Quote:Original Posted By danielldt ►
Berkenan ditarik ke pejwan
Buat yg mau tau tatacara eksekusi mati
LEBIH TEKNIS Mengenai Eksekusi Pidana Mati (Peraturan Kapolri No. 12 Tahun 2010) (kask.us)
Buat gambaran kaskuser yang lainnya
Hormat saya
Quote:Original Posted By winzev ►
Menurut ane gapapa gan, malah Aussie yang seharusnya hati-hati kog
Pasar besarnya si Aussie ini kan di Indonesia. Seharusnya malah mereka yang was was kalo kalo Indonesia mulai kontrol hubungan sama Aussie. Bisa bisa pasar mereka yang jadi berantakan karna kekurangan client.
Liat aja daging aussie yang dikonsumsi di Indonesia. Belom lagi produk produk lainnya. Liat mahasiswa mahasiswa asal Indonesia. Jumlahnya berapa? Bandingin deh sama turis Aussie yang ke Indo, ga seberapa kan?
IMHO loh yaaa
Cuman ane harus akuin, Indonesia salah dari sisi media. Terlalu koar koar, dan seakan akan si napi dan keluarganya terlalu di ekspos. Ane rasa wartawan di Indo harus dikasih sanksi administratif paling nggak, mereka harus sadar kalo mereka tuh udah ngeganggu privasi orang lain.
Quote:Original Posted By isalsep48 ►
kita gampang aja menggambarkan narkoba.narkoba itu nyerang orang yg biasannya anak muda,anak muda salah gaul dan orang tua frustasi.iyakan? liat aja artis.maap mungkin mereka lg redup keartisannya maka plariannya biar ga pusing gitu.dan mungkin faktor lain tp yg harua digaris bawahi jika narkoba nanti sudah seperti rokok yg kalo ga ngerokok ga gaul.kalo rokok kita masih bsa trma.kalo narkoba? kalo dah addict yg bahaya uang,hidup dan masa depan hancur.mau jenius,ganteng bahkan kuat kalo dah kena narkoba pasti hancur.mau berhenti bisa tp susah kalopun bisa biasanya fisiknya jd cacat jadi tremour dll.yang bikin si orang tobat ini sulit cari kerja.coba kalo bgnia hidup mereka ditanggung negara apa ga hancur? makanya mending hukum mati.mau tobat tu pengedar or kagak tetep aja nanti akan ada peniru.atau penerus.justru ini saatnya kita perkuat hukum biar mwreka takut.kalo takut kan pasti mereka ga brani.kcuali tu pengedar butuh duit.mungkin ya? tp tetep aja kita harus dukung pemerintah atas ini
Quote:Original Posted By CCZeus ►
emhhhhh --"
sebenernya dari segi diplomatik yang dirugikan itu australia, setau ane negara australia nge ekspor sapi ke indonesia kalau hubungan diplomatiknya retak mau dijual kemana coba? padahal sapi mereka paling banyak di ekspor ke indonesia --"
ohhh ya dari segi politik dunia juga menurut ane pbb itu pilih kasih kenapa? soalnya pas negara indonesia ngehukum mati terpidana yang kasusnya bisa merusak generasi muda indonesia malah mengecam hal tersebut lah bagian orang indonesia yang dihukum mati malah engga di kecam negaranya --"
kesimpulan yang bisa ane ambil gan yaitu negra pbb cuma mementikan negara yang maju bukan yang berkembang yang semestinya di lindungin dari kejahatan narkoba
Quote:Original Posted By dee_benelli ►
sekarang gini aja daripada ribut satu sama lain,
1. yang mau dihukum mati udah bener terbukti bersalah belom?? kalo emang BENAR terbukti salah yaa jalanin aja hukuman mati (gw yakin 'tersangka' juga udah tau konsekuensi nya klo ketangkep pasti klo ngga di penjara seumur hidup atau ngga ya 'dead penalty')
2. kenapa harus takut Indonesia bakal perang sama australia atau negara lain klo semisal nekat mau laksanain hukuman mati? ambil contoh kasus hukum pancung aja di arab, udah berapa tki kita yang palanya udah putus ditebas eksekutor disana?? tapi sekarang hubungan arab-indonesia baik2 aja tuh
3. yang jelas sadar atau ngga klo menurut ane negara kita sebenarnya lagi 'diobok2' pihak asing supaya masyarakat sama pemerintah kisruh
Quote:Original Posted By confusedo ►
terimakasih Mr President sudah menegakkan hukum walaupun belum benar2 tegak secara keseluruhan.
tapi setidaknya manusia2 pengedar narkoba itu sekarang akan mikir berkali2 buat nyelundupin narkoba kesini.
jangan ngomong jauh2 soal HAM atau berapa banyak korban yang mati akibat narkoba,
mending kita dukung ini sebagai cara melawan narkoba yang lebih baik ketimbang poster "SAY NO TO DRUGS"
hukuman mati ini lebih serem,
seakan menyampaikan "Do Drugs, You Die!"
Quote:Original Posted By jdotz ►
ooh ya gan didesa ane kebetulan deket lapas... dan biasanya ada orang yg nyuruh lemparin bola tenis kedalam lapas... hanya lempar satu bola dikasih duit 200 ribu...
istilahnya itu cuman iseng2 penyelundupan ganja dlam lapas.. itu tahapan kecil banget...
lah untuk kurir gede kayak gini..???
bukan lokal tapi dah international... yakin gajinya jg cman 200 hahaha...
mereka sebagai kurir jg sudah tw resikonya... mngkin remehin hukum indonesia yg lalu2... ketangkep trus dipulangin... makanya makin menjamur...
Quote:Original Posted By TorresFTW ►
gue takutnya malah rusak moral bangsa kita karena ada hukuman mati ini, takutnya masyarakat jadi nganggep kalo ngebunuh orang yg salah itu wajar.
kan kemarin2 sempet tuh kejadian yg tukang begal dibakar idup2.. kayak gitu manusiawi gak? kalo mereka kayak gitu, mereka sama aja kayak tukang begal.
jangan sampe nnti kita gak tau batas yg mana yg benar dan salah. Gak sedikit lho kasus hukuman mati di Amerika Serikat sana yg ternyata terdakwanya itu ternyata gak bersalah(innocent). Tapi mau gimana, terdakwanya jg udah gk bisa diidupin lagi kan.
gue sih agak gk setuju hukuman mati, tapi setuju dihukum seberat2nya. yg penting sih kita bener2 tingkatin kualitas dari penjara kita.
Yang bilang 20 mei itu uda siap blm dengan resikonya? Yakin tahan kalau negara ini chaos? fikirkan dulu gan,dampak ekonomi,poitik,konflik dll
Soal ausie ,menurut ane ini udah salah satu contoh yang menunjukkan bahwa kedaulatan hukum kita lebih penting drpada ancaman ancaman asing itu,dan salut untuk keberanian indonesia,dan salut juga kepada masyarakat yang peduli dengan bahaya laten narkoba untuk tetap konsisten mendukung pelaksanaan hukuman mati yang sesuai dengan konstitusi.indonesia hebat!
Soal ausie ,menurut ane ini udah salah satu contoh yang menunjukkan bahwa kedaulatan hukum kita lebih penting drpada ancaman ancaman asing itu,dan salut untuk keberanian indonesia,dan salut juga kepada masyarakat yang peduli dengan bahaya laten narkoba untuk tetap konsisten mendukung pelaksanaan hukuman mati yang sesuai dengan konstitusi.indonesia hebat!
ditunggu ancamanya gan
kemaren bilang presiden pengecut gak cepet eksekusi mati, giliran dieksekusi dibilang inilah itulah
what a bunch of moron
Via: Kaskus.co.id
what a bunch of moron
Tidak ada komentar:
Posting Komentar