SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharani menolak pemberian izin kepada perusahaan angkutan umum berbasis online seperti Gojek, Uber dan Grab.
"Jika di Surabaya, berkali-kali mau ketemu, saya tidak mau. Kenapa? Karena ini bahaya kalau gesekan di bawah ini. Saya tidak mau itu," kata Risma, Minggu (27/3/2016).
Sebetulnya, sebut Risma, dirinya tidak menafikkan penggunaan teknologi. Hanya dia melihat adanya kompetisi yang tidak adil. Menurut Risma, angkutan berbasis online mendapatkan subsidi dari pengelola aplikasi online, sementara angkutan umum konvensional tidak.
"Nah di tingkat bawah ini, terus terang saya takut ada gesekan. Karena yang dapat subsidi pasti menang. Sementara yang tidak dapat, tidak. Kalau terjadi gesekan mengerikan sekali, karena ini urusan perut," jelas Risma.
Apalagi bila ada tekanan, maka gesekan di tingkat bawah akan bisa menakutkan lagi.
Saat ini saja, sebut dia, angkutan umum sudah susah. Di antaranya akibat mudahnya mendapatkan kredit kepemilikan kendaraan motor.
"Sekarang saja tidak ada tekanan, dengan adanya banyak motor, sopir taksi itu sudah... sudah itu lho.. Angkot saja sudah mati," kata Risma.
Layanan online, menurut Risma, bukan menjadi masalah namun sekali lagi lebih pada urusan perut.
Saat ini, pemerintah pusat sedang mentertibkan untuk usaha aplikasi ini agar memilih membuat usaha bisnis aplikasi atau usaha angkutan umum.
Bila menggunakan usaha aplikasi, harus menggandeng perusahaan operator angkutan umum yang sudah ada.
Bila untuk usaha bisnis angkutan umum, harus mendaftar sebagai perusahaan umum dengan mengurus izin usahanya sekaligus mendaftarkan armada yang dipakai.
Sementara itu, pemerintah pusat memutuskan bahwa taksi Uber dan GrabCar harus mematuhi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Darat.
Kedua perusahaan tersebut harus bergabung ke dalam operator angkutan yang legal. (Sri Handi Lestari)sumber
Gojek, Uber, Grab...MINGGAATTTT
"Jika di Surabaya, berkali-kali mau ketemu, saya tidak mau. Kenapa? Karena ini bahaya kalau gesekan di bawah ini. Saya tidak mau itu," kata Risma, Minggu (27/3/2016).
Sebetulnya, sebut Risma, dirinya tidak menafikkan penggunaan teknologi. Hanya dia melihat adanya kompetisi yang tidak adil. Menurut Risma, angkutan berbasis online mendapatkan subsidi dari pengelola aplikasi online, sementara angkutan umum konvensional tidak.
"Nah di tingkat bawah ini, terus terang saya takut ada gesekan. Karena yang dapat subsidi pasti menang. Sementara yang tidak dapat, tidak. Kalau terjadi gesekan mengerikan sekali, karena ini urusan perut," jelas Risma.
Apalagi bila ada tekanan, maka gesekan di tingkat bawah akan bisa menakutkan lagi.
Saat ini saja, sebut dia, angkutan umum sudah susah. Di antaranya akibat mudahnya mendapatkan kredit kepemilikan kendaraan motor.
"Sekarang saja tidak ada tekanan, dengan adanya banyak motor, sopir taksi itu sudah... sudah itu lho.. Angkot saja sudah mati," kata Risma.
Layanan online, menurut Risma, bukan menjadi masalah namun sekali lagi lebih pada urusan perut.
Saat ini, pemerintah pusat sedang mentertibkan untuk usaha aplikasi ini agar memilih membuat usaha bisnis aplikasi atau usaha angkutan umum.
Bila menggunakan usaha aplikasi, harus menggandeng perusahaan operator angkutan umum yang sudah ada.
Bila untuk usaha bisnis angkutan umum, harus mendaftar sebagai perusahaan umum dengan mengurus izin usahanya sekaligus mendaftarkan armada yang dipakai.
Sementara itu, pemerintah pusat memutuskan bahwa taksi Uber dan GrabCar harus mematuhi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Darat.
Kedua perusahaan tersebut harus bergabung ke dalam operator angkutan yang legal. (Sri Handi Lestari)sumber
Gojek, Uber, Grab...MINGGAATTTT
Masih bisa ditolelir keputusan msh berbau kedaerahan, jadi sulit membedakan dimensi online dan real bisnis...
yang dibawah emang enak kalo digesek, bener gak bu ?
iya betul. kalo agan buk via grab app di sby, yg datang taxi lokal.
kalo uber ga tau deh.
makanya pas jkt rusuh kemarin, sby adem ayem.
intinya ane salut sama bu risma dgn visi dan leadership nya.
kalo uber ga tau deh.
makanya pas jkt rusuh kemarin, sby adem ayem.
intinya ane salut sama bu risma dgn visi dan leadership nya.
Banyak mana ya ... perut pengguna jasa taxi atau perut sopir taxi konvensional?
ayo diijir .. akeh-akehan
ayo diijir .. akeh-akehan
beneran di sana ga ada Grab atau Gojek nih ?
mantap, ayo bu maju terus
lebih ngerti orang pemerintahan daerah di banding pusat efek dominonya kedepan..
Quote:Original Posted By bewox ►
beneran di sana ga ada Grab atau Gojek nih ?
Kalopun ada berarti tdk berizin, alias ILEGAL
beneran di sana ga ada Grab atau Gojek nih ?
Kalopun ada berarti tdk berizin, alias ILEGAL
yg surabaya dan bali mikirnya masih bisa waras ga cuman buat citra semata..selama ga ada peraturan yang di ubah peraturan lama harus di ikuti...
Gara2 taksi konpensional negh... 😎
bully risma plis....
cara menolaknya gimana ya ? bukannya tetap bisa berjalan secara diam2
Quote:Original Posted By rebleeding ►
Kalopun ada berarti tdk berizin, alias ILEGAL
Kalo gitu ga ada bedanya ama yang di Ibukota bray
Kalopun ada berarti tdk berizin, alias ILEGAL
Kalo gitu ga ada bedanya ama yang di Ibukota bray
alasan ga logis bu
bikin dong aturan yg baik biar ga ada gesekan
smua org butuh makan, bukan cm yg konvensional aja
daripada mereka jd perampok gara2 ga ada penghasilan
teknologi ga bs di batasi, cpt ato lambat teknologi akan menjadi penopang utama hidup manusia
bikin dong aturan yg baik biar ga ada gesekan
smua org butuh makan, bukan cm yg konvensional aja
daripada mereka jd perampok gara2 ga ada penghasilan
teknologi ga bs di batasi, cpt ato lambat teknologi akan menjadi penopang utama hidup manusia
Quote:Original Posted By pilemon889 ►
alasan ga logis bu
bikin dong aturan yg baik biar ga ada gesekan
smua org butuh makan, bukan cm yg konvensional aja
daripada mereka jd perampok gara2 ga ada penghasilan
teknologi ga bs di batasi, cpt ato lambat teknologi akan menjadi penopang utama hidup manusia
Elu gojek, uber, ato gojek
alasan ga logis bu
bikin dong aturan yg baik biar ga ada gesekan
smua org butuh makan, bukan cm yg konvensional aja
daripada mereka jd perampok gara2 ga ada penghasilan
teknologi ga bs di batasi, cpt ato lambat teknologi akan menjadi penopang utama hidup manusia
Elu gojek, uber, ato gojek
Lebih tegas daripada RI 1..(yang kapasitasnya kinerjanya saat ini kok kaya kerjaan Gub DKI)
Quote:Original Posted By pilemon889 ►
alasan ga logis bu
bikin dong aturan yg baik biar ga ada gesekan
smua org butuh makan, bukan cm yg konvensional aja
daripada mereka jd perampok gara2 ga ada penghasilan
teknologi ga bs di batasi, cpt ato lambat teknologi akan menjadi penopang utama hidup manusia
setuju, peraturan/rules juga harus mengikuti perkembangan teknologi, bikinlah aturan yg mengakomodasi perkembangan teknologi.
klo sedikit2 tolak, gak akan maju2 negara ini
alasan ga logis bu
bikin dong aturan yg baik biar ga ada gesekan
smua org butuh makan, bukan cm yg konvensional aja
daripada mereka jd perampok gara2 ga ada penghasilan
teknologi ga bs di batasi, cpt ato lambat teknologi akan menjadi penopang utama hidup manusia
setuju, peraturan/rules juga harus mengikuti perkembangan teknologi, bikinlah aturan yg mengakomodasi perkembangan teknologi.
klo sedikit2 tolak, gak akan maju2 negara ini
Quote:Original Posted By rebleeding ►
Elu gojek, uber, ato gojek
ane pengamat aja gan
mau liat gimana teknologi meng-eliminasi org2 manja
Elu gojek, uber, ato gojek
ane pengamat aja gan
mau liat gimana teknologi meng-eliminasi org2 manja
Quote:Original Posted By specialex ►
yang dibawah emang enak kalo digesek, bener gak bu ?
enak atau ngga itu ga dibahas ama ibu itu.....intinya....pokoknya..... gesek2 di bawah itu bahaya...!!
Via: Kaskus.co.id
yang dibawah emang enak kalo digesek, bener gak bu ?
enak atau ngga itu ga dibahas ama ibu itu.....intinya....pokoknya..... gesek2 di bawah itu bahaya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar