~ W E L C O M E to M Y T H R E A D ~
Saat ini, hampir tidak mungkin mencegah orang dari godaan konten porno. Dari jagat internet sampai bungkus sabun, kita bisa menemukan konten porno dengan mudah. Apalagi, kita hidup di jaman balita sudah pinter ngelus smartphone. Perkenalan dengan dunia internet sejak dini, mempermudah perkenalan kita dengan "dunia biru" yang mengusik hasrat itu.
Baguslah, pemerintah sudah rajin memblokir ratusan lebih situs porno. Pemerintah juga rajin menyensor "kemben melorot" di tayangan televisi (sampai-sampai Tupai Bikini Bottom ikutan kena sensor). Sayangnya, urusan memerangi konten porno tak semudah blokir-memblokir dan sensor-menyensor.
Terlalu banyak celah bagi penyedia konten porno untuk terus memuaskan dahaga penggemarnya yang "haus lendir". Pokoknya, selama ada niat, selalu ada jalan bermaksiat. Entah itu melalui majalah, blog, film, iklan, sampai pertunjukan tari dengan penyanyi yang bangga memakai rok tinggi-tinggi.
Quote:Jika sudah begini, akui sajalah, KITA SUDAH DIKEPUNG PORNOGRAFI!!!
Kita sedang berperang melawan "hasrat" dan kecenderungan manusia. Kita butuh lebih dari 100% upaya jika memang serius memerangi pornografi dengan segala dampak latennya!
Lalu, mengapa kita masih menganggap pembahasan ini sebagai hal yang tabu dan memalukan? Mengapa masih ada yang apatis menganggap sosialisasi kesehatan reproduksi sia-sia? Mengapa masih ada yang berpikir pendidikan seks = pendidikan "ranjang"? Justru karena "ke-PORNO-an" itu sudah sedemikian gamblang, dan perilaku cabul kian merajalela, bukankah iniI saatnya kita duduk bersama mencari solusi?
* * *
[] Larang! Blokir! Awasi!
Quote:Ya. Pemerintah sudah "memblokir". Orangtua dan para tokoh masyarakat sudah "melarang". Tapi siapa yang "mengawasi"? Kita tidak selalu punya cukup sumber daya untuk ngepoin aktivitas internet semua orang. Guru di sekolah pun bisa tidak tahu, murid-muridnya sedang ramai nonton video porno di pojok kelas.
Melarang ini dan melarang itu, memang mudah. Tapi melarang tanpa menumbuhkan kesadaran, itu sia-sia. Seringkali larangan membuka konten porno malah ditindaklanjuti dengan pencarian konten porno yang dimaksud. Alih-alih cara ini hanya akan menghasilkan ketaatan sementara.
[] Kalau begitu, tambah saja jam pendidikan agama di sekolah!
Quote:Ya, tentu saja, itu ide bagus! Saya tidak berani meragukan kapasitas agama dalam membenahi akhlak umat. Tapi pendidikan agama yang seperti apa? Jika hanya ceramah dogmatis, ngurusi halal-haram, jangan ini jangan itu, cari pahala-takut dosa, nikmat surga-siksa neraka, percuma! Ora mempan! Butuh usaha lebih agar ajaran agama berani menyentuh isu-isu "tabu" (seperti pornografi dan tindak asusila) secara persuasif dan gamblang, tanpa mengurangi esensi dari nilai-nilai agama itu sendiri. Kalau dikit-dikit saru, dikit-dikit mesum, dikit-dikit dosa, ya wassalam.
[] Hukum Kebiri pelaku asusila!
Quote:Oh, ya, hukum kebiri! Itu keren sekali! Menyiksa "benda cabul" milik pelaku pasti membuatnya jera seketika. Tapi, sebentar, nggak usah kebiri dulu-lah. Jauh-jauh hari, sudah ada hukum cambuk dan rajam sampai mati untuk orang yang kedapatan berzina. Cuma entah karena dianggap "primitif" atau karena masyarakat kita yang "sangat pemaaf", hukuman penjara terdengar lebih "keren". Si pelaku cukup telentang di balik jeruji, sementara para korbannya harus menanggung trauma serta tekanan batin seumur hidupnya. Entah di mana letak keadilannya. Pikiren dhewe!
Quote:
Tolong, jangan salah menilai tulisan ini! Saya hanya mencoba kritis. Saya tidak meremehkan usaha pemerintah yang memblokir ratusan lebih situs porno. Saya juga tidak meremehkan penambahan jam pendidikan agama di sekolah. Sama sekali tidak!
Saya malah mendukung semua upaya tersebut. Tidak hanya mendukung salah satu atau salah dua, melainkan semua upaya! Karena kita memang membutuhkan SEMUA UPAYA, SEMUA TENAGA, dan SEMUA SUMBER DAYA yang kita punya.
Jika kita SERIUS memerangi dampak laten pornografi dan segala bentuk kebejatan moral di masyarakat, maka kita membutuhkan kerjasama semua pihak. Tidak hanya pemerintah, tokoh masyarakat, guru, pemuka agama, dan warga saja. Kita butuh sinergi semua elemen masyarakat.
Sudah terlalu banyak cerita pilu korban pemerkosaan yang kita dengar. Terlalu banyak anak-anak yang terenggut masa depannya karena menjadi korban pencabulan. Sementara itu, di luar sana, jutaan bayi diaborsi setiap tahunnya. Remaja-remaja tanggung menikmati "les biologi gratis" dari pacarnya. Dan janur-janur kuning melambai, bukan pada pernikahan yang semestinya digelar.
Jika masih tersisa secercah kepedulian itu, maka, tolonglah. Bantu "kami" memerangi segala kebiadaban moral dan dampak laten pornografi ini. Jika memang serius melawan pornografi, maka bantu "kami" untuk menjaga anak-anak kita dari "candu pornografi" dan tindak asusila, sekecil apapun bantuan itu. Mulailah memerangi "kebejatan moral" dari hal-hal kecil seperti ini:
Quote:
Mulailah, dengan berhenti memberikan "HAK ASUH ANAK" pada smartphone!
Berhenti membawa anak menonton film kategori "D" ke bioskop!
Berhenti mengompori para remaja dengan basa-basi "pacarnya mana?" (***)
Berhenti menjadi sumber viral konten porno bagi orang lain!
Quote:
Karena, jika bukan dari diri kita, siapa lagi?
Jika masih tersisa secercah kepedulian itu, maka tolonglah.
Lakukan ini demi anak-anak kita.
Lakukan ini demi masa depan MORAL kita, sebagai "MANUSIA"
...
Jika tidak bisa ikut MEMPERBAIKI, setidaknya jangan ikut-ikutan MERUSAK
*** Tambahan buat KASKUSER (must READ!!!)
Quote:
Quote:Mungkin di antara agan2 ada yang bertanya-tanya, kok nggak boleh basa-basi nanya "udah punya pacar belum?" Apa hubungannya pertanyaan "sepele" kayak gitu sama urusan ngomporin remaja?
Gini gan, emang sih pertanyaan kayak gitu sepele. Basa basi istilahnya. Tapi respon tiap remaja yang ditanya soal pacar bisa beda2 gan. Kita harus tahu kalo masa remaja itu masa transisi. Masa di mana kita suka meniru, dan masa di mana rasa gengsi untuk ikut-ikutan temen SANGAT TINGGI.
Bagi remaja, pertanyaan "pacarnya mana" bisa bikin mereka mikir kalo PACARAN ITU BOLEH, LEGAL, bahkan HARUS dilakuin. Apalagi tayangan TV dan pergaulan mendorong remaja untuk berpikir bahwa punya pacar itu keren, dan jomblo itu ngenes (sekali lagi itu kata media dan orang-orang). Parahnya, sebagaian besar masyarakat kita nggak ngelarang aktivitas pacaran. Jadi, klop sudah lingkaran setannya. Remaja pun "terdoktrin" dan merasa sah-sah aja gue pacaran.
Tapi masalahnya bukan cuma di situ. Pacaran yang dianggap legal justru memperbesar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Kedekatan fisik antara remaja berlainan jenis seringkali ditindaklanjuti dengan aktivitas lain yang menjurus pada unsur seks. Selaku cowok normal, kita nggak bisa naif kalo mereka juga punya nafsu. Masak sih nggak napsu kalo lagi deketan sama cewek yang disayang? Lebih2 kalo ceweknya cantik nan semok. Begitu pun sebaliknya. Cewek mana sih yang nggak tergoda kalo lagi deket sama cowok cakep-atletis yang disayang? Ujung-ujungnya, aktivitas seksual seperti ciuman, pegang2an, peluk2an, gesek2an, sampe ML sangat rawan terjadi.
Di sini ane nggak ngejudge lho ya. Ane gak bilang setiap orang yang pacaran pasti ngelakuin "gituan". Ane cuma bicara KEMUNGKINAN TERBURUK yang bisa terjadi. Ane khawatir kalo remaja ditanya2 "pacarnya mana" mereka jadi termotivasi buat nyari pacar. Kemudian setelah punya pacar, mereka ngerasa bebas ngelakuin apa aja sama si pacar. Padahal kalian tahu sendiri, dorongan seks remaja itu tinggi. Ada yang bilang puncak tertinggi dorongan seks itu ada pada remaja. Kalo sampe kecenderungan biologis ini bertemu dengan aktivitas pacaran, wajar kan kalo ane KHAWATIR mereka ngelakuin aktivitas seksual yang beresiko?
Terlebih dari sisi psikologis, kaum remaja belum bisa mikir panjang layaknya orang dewasa. Remaja sangat rentan melakukan perbuatan tanpa berpikir dampak negatifnya. Alur pikir mereka kira-kira begini: "Yang penting enak, yang penting gampang, yang penting gue seneng, peduli setan sama aturan!" Jika sudah begitu, kita cuma bisa MEMINIMALISIR kemungkinan terburuk. Minimal ya itu tadi dengan tidak mengompori remaja untuk pacaran.
Jauh lebih baik mengarahkan remaja buat menekuni hobi, olahraga, atau kegiatan ekstrakulikuler. Dengan cara itu, kegiatan mereka akan bertambah banyak. Energi mereka bisa terkuras dengan aktivitas fisik tersebut. Waktu luang dan pikiran mesum setidaknya bisa terkurangi dengan melakukan aktivitas fisik yang positif.
At least, yuk bareng2 lindungi remaja dari degradasi moral dan tindak asusila. Kasih mereka saran yang bijaksana dengan tidak menggurui. Tanamkan pada mereka kesadaran untuk bertanggungjawab terhadap segala perbuatannya. Bimbing mereka melewati masa-masa galaunya, tanpa harus menyarankan mereka untuk pacaran. Daripada sibuk nyari pacar, mending sibuk nyari prestasi buat bahagian orangtua, dek! Betul kan?
* * *
+ Related Thread:
Quote:- Konsep "RELATIVITAS JODOH" yang Perlu Agan Tahu Sebelum Terlambat Patah Hati -
- 11 Skenario Kecelakaan di Jalan yang Perlu Kamu Waspadai -
Saat ini, hampir tidak mungkin mencegah orang dari godaan konten porno. Dari jagat internet sampai bungkus sabun, kita bisa menemukan konten porno dengan mudah. Apalagi, kita hidup di jaman balita sudah pinter ngelus smartphone. Perkenalan dengan dunia internet sejak dini, mempermudah perkenalan kita dengan "dunia biru" yang mengusik hasrat itu.
Baguslah, pemerintah sudah rajin memblokir ratusan lebih situs porno. Pemerintah juga rajin menyensor "kemben melorot" di tayangan televisi (sampai-sampai Tupai Bikini Bottom ikutan kena sensor). Sayangnya, urusan memerangi konten porno tak semudah blokir-memblokir dan sensor-menyensor.
Terlalu banyak celah bagi penyedia konten porno untuk terus memuaskan dahaga penggemarnya yang "haus lendir". Pokoknya, selama ada niat, selalu ada jalan bermaksiat. Entah itu melalui majalah, blog, film, iklan, sampai pertunjukan tari dengan penyanyi yang bangga memakai rok tinggi-tinggi.
Quote:Jika sudah begini, akui sajalah, KITA SUDAH DIKEPUNG PORNOGRAFI!!!
Kita sedang berperang melawan "hasrat" dan kecenderungan manusia. Kita butuh lebih dari 100% upaya jika memang serius memerangi pornografi dengan segala dampak latennya!
Lalu, mengapa kita masih menganggap pembahasan ini sebagai hal yang tabu dan memalukan? Mengapa masih ada yang apatis menganggap sosialisasi kesehatan reproduksi sia-sia? Mengapa masih ada yang berpikir pendidikan seks = pendidikan "ranjang"? Justru karena "ke-PORNO-an" itu sudah sedemikian gamblang, dan perilaku cabul kian merajalela, bukankah iniI saatnya kita duduk bersama mencari solusi?
* * *
[] Larang! Blokir! Awasi!
Quote:Ya. Pemerintah sudah "memblokir". Orangtua dan para tokoh masyarakat sudah "melarang". Tapi siapa yang "mengawasi"? Kita tidak selalu punya cukup sumber daya untuk ngepoin aktivitas internet semua orang. Guru di sekolah pun bisa tidak tahu, murid-muridnya sedang ramai nonton video porno di pojok kelas.
Melarang ini dan melarang itu, memang mudah. Tapi melarang tanpa menumbuhkan kesadaran, itu sia-sia. Seringkali larangan membuka konten porno malah ditindaklanjuti dengan pencarian konten porno yang dimaksud. Alih-alih cara ini hanya akan menghasilkan ketaatan sementara.
[] Kalau begitu, tambah saja jam pendidikan agama di sekolah!
Quote:Ya, tentu saja, itu ide bagus! Saya tidak berani meragukan kapasitas agama dalam membenahi akhlak umat. Tapi pendidikan agama yang seperti apa? Jika hanya ceramah dogmatis, ngurusi halal-haram, jangan ini jangan itu, cari pahala-takut dosa, nikmat surga-siksa neraka, percuma! Ora mempan! Butuh usaha lebih agar ajaran agama berani menyentuh isu-isu "tabu" (seperti pornografi dan tindak asusila) secara persuasif dan gamblang, tanpa mengurangi esensi dari nilai-nilai agama itu sendiri. Kalau dikit-dikit saru, dikit-dikit mesum, dikit-dikit dosa, ya wassalam.
[] Hukum Kebiri pelaku asusila!
Quote:Oh, ya, hukum kebiri! Itu keren sekali! Menyiksa "benda cabul" milik pelaku pasti membuatnya jera seketika. Tapi, sebentar, nggak usah kebiri dulu-lah. Jauh-jauh hari, sudah ada hukum cambuk dan rajam sampai mati untuk orang yang kedapatan berzina. Cuma entah karena dianggap "primitif" atau karena masyarakat kita yang "sangat pemaaf", hukuman penjara terdengar lebih "keren". Si pelaku cukup telentang di balik jeruji, sementara para korbannya harus menanggung trauma serta tekanan batin seumur hidupnya. Entah di mana letak keadilannya. Pikiren dhewe!
Quote:
Tolong, jangan salah menilai tulisan ini! Saya hanya mencoba kritis. Saya tidak meremehkan usaha pemerintah yang memblokir ratusan lebih situs porno. Saya juga tidak meremehkan penambahan jam pendidikan agama di sekolah. Sama sekali tidak!
Saya malah mendukung semua upaya tersebut. Tidak hanya mendukung salah satu atau salah dua, melainkan semua upaya! Karena kita memang membutuhkan SEMUA UPAYA, SEMUA TENAGA, dan SEMUA SUMBER DAYA yang kita punya.
Jika kita SERIUS memerangi dampak laten pornografi dan segala bentuk kebejatan moral di masyarakat, maka kita membutuhkan kerjasama semua pihak. Tidak hanya pemerintah, tokoh masyarakat, guru, pemuka agama, dan warga saja. Kita butuh sinergi semua elemen masyarakat.
Sudah terlalu banyak cerita pilu korban pemerkosaan yang kita dengar. Terlalu banyak anak-anak yang terenggut masa depannya karena menjadi korban pencabulan. Sementara itu, di luar sana, jutaan bayi diaborsi setiap tahunnya. Remaja-remaja tanggung menikmati "les biologi gratis" dari pacarnya. Dan janur-janur kuning melambai, bukan pada pernikahan yang semestinya digelar.
Jika masih tersisa secercah kepedulian itu, maka, tolonglah. Bantu "kami" memerangi segala kebiadaban moral dan dampak laten pornografi ini. Jika memang serius melawan pornografi, maka bantu "kami" untuk menjaga anak-anak kita dari "candu pornografi" dan tindak asusila, sekecil apapun bantuan itu. Mulailah memerangi "kebejatan moral" dari hal-hal kecil seperti ini:
Quote:
Mulailah, dengan berhenti memberikan "HAK ASUH ANAK" pada smartphone!
Berhenti membawa anak menonton film kategori "D" ke bioskop!
Berhenti mengompori para remaja dengan basa-basi "pacarnya mana?" (***)
Berhenti menjadi sumber viral konten porno bagi orang lain!
Quote:
Karena, jika bukan dari diri kita, siapa lagi?
Jika masih tersisa secercah kepedulian itu, maka tolonglah.
Lakukan ini demi anak-anak kita.
Lakukan ini demi masa depan MORAL kita, sebagai "MANUSIA"
...
Jika tidak bisa ikut MEMPERBAIKI, setidaknya jangan ikut-ikutan MERUSAK
*** Tambahan buat KASKUSER (must READ!!!)
Quote:
Quote:Mungkin di antara agan2 ada yang bertanya-tanya, kok nggak boleh basa-basi nanya "udah punya pacar belum?" Apa hubungannya pertanyaan "sepele" kayak gitu sama urusan ngomporin remaja?
Gini gan, emang sih pertanyaan kayak gitu sepele. Basa basi istilahnya. Tapi respon tiap remaja yang ditanya soal pacar bisa beda2 gan. Kita harus tahu kalo masa remaja itu masa transisi. Masa di mana kita suka meniru, dan masa di mana rasa gengsi untuk ikut-ikutan temen SANGAT TINGGI.
Bagi remaja, pertanyaan "pacarnya mana" bisa bikin mereka mikir kalo PACARAN ITU BOLEH, LEGAL, bahkan HARUS dilakuin. Apalagi tayangan TV dan pergaulan mendorong remaja untuk berpikir bahwa punya pacar itu keren, dan jomblo itu ngenes (sekali lagi itu kata media dan orang-orang). Parahnya, sebagaian besar masyarakat kita nggak ngelarang aktivitas pacaran. Jadi, klop sudah lingkaran setannya. Remaja pun "terdoktrin" dan merasa sah-sah aja gue pacaran.
Tapi masalahnya bukan cuma di situ. Pacaran yang dianggap legal justru memperbesar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Kedekatan fisik antara remaja berlainan jenis seringkali ditindaklanjuti dengan aktivitas lain yang menjurus pada unsur seks. Selaku cowok normal, kita nggak bisa naif kalo mereka juga punya nafsu. Masak sih nggak napsu kalo lagi deketan sama cewek yang disayang? Lebih2 kalo ceweknya cantik nan semok. Begitu pun sebaliknya. Cewek mana sih yang nggak tergoda kalo lagi deket sama cowok cakep-atletis yang disayang? Ujung-ujungnya, aktivitas seksual seperti ciuman, pegang2an, peluk2an, gesek2an, sampe ML sangat rawan terjadi.
Di sini ane nggak ngejudge lho ya. Ane gak bilang setiap orang yang pacaran pasti ngelakuin "gituan". Ane cuma bicara KEMUNGKINAN TERBURUK yang bisa terjadi. Ane khawatir kalo remaja ditanya2 "pacarnya mana" mereka jadi termotivasi buat nyari pacar. Kemudian setelah punya pacar, mereka ngerasa bebas ngelakuin apa aja sama si pacar. Padahal kalian tahu sendiri, dorongan seks remaja itu tinggi. Ada yang bilang puncak tertinggi dorongan seks itu ada pada remaja. Kalo sampe kecenderungan biologis ini bertemu dengan aktivitas pacaran, wajar kan kalo ane KHAWATIR mereka ngelakuin aktivitas seksual yang beresiko?
Terlebih dari sisi psikologis, kaum remaja belum bisa mikir panjang layaknya orang dewasa. Remaja sangat rentan melakukan perbuatan tanpa berpikir dampak negatifnya. Alur pikir mereka kira-kira begini: "Yang penting enak, yang penting gampang, yang penting gue seneng, peduli setan sama aturan!" Jika sudah begitu, kita cuma bisa MEMINIMALISIR kemungkinan terburuk. Minimal ya itu tadi dengan tidak mengompori remaja untuk pacaran.
Jauh lebih baik mengarahkan remaja buat menekuni hobi, olahraga, atau kegiatan ekstrakulikuler. Dengan cara itu, kegiatan mereka akan bertambah banyak. Energi mereka bisa terkuras dengan aktivitas fisik tersebut. Waktu luang dan pikiran mesum setidaknya bisa terkurangi dengan melakukan aktivitas fisik yang positif.
At least, yuk bareng2 lindungi remaja dari degradasi moral dan tindak asusila. Kasih mereka saran yang bijaksana dengan tidak menggurui. Tanamkan pada mereka kesadaran untuk bertanggungjawab terhadap segala perbuatannya. Bimbing mereka melewati masa-masa galaunya, tanpa harus menyarankan mereka untuk pacaran. Daripada sibuk nyari pacar, mending sibuk nyari prestasi buat bahagian orangtua, dek! Betul kan?
* * *
+ Related Thread:
Quote:- Konsep "RELATIVITAS JODOH" yang Perlu Agan Tahu Sebelum Terlambat Patah Hati -
- 11 Skenario Kecelakaan di Jalan yang Perlu Kamu Waspadai -
Aturan ama norma udah jelas lengkap cuma yang ngawasin ama negakinnya aja belom maksimal
mungki pemerintah bisa menyediakan lapangan pekerjaan yang merata gan
soalnya kebanyakan pemerkosa itu ga ada kerjaan
soalnya kebanyakan pemerkosa itu ga ada kerjaan
Ane sepakat hukum kebiri di berlakukan.
Stop pemerkosaan.
Stop pelecehan perempuan
Stop pemerkosaan.
Stop pelecehan perempuan
Hal2 kecil yang mungkin bisa membuat perubahan ya gan.....
Agama mungkin benteng terbaik menurut ane, tingkatkan ilmu agama sama menyibukan diri juga penting gan, gunakan waktu buat hal2 yang bermanfaat
Agama mungkin benteng terbaik menurut ane, tingkatkan ilmu agama sama menyibukan diri juga penting gan, gunakan waktu buat hal2 yang bermanfaat
Sempak baja, kasih gembok.
Hukum indonesia itu lemah gan , jujur ane kecewa sama pemerintah. Kenapa mereka gk lebih tegas ?! Sekarang indonesia lagi kena darurat pemerkosaan anak ! Harusnya mereka pemerintah bisa bertindak lebih keras lagi !
kl ane setuju bgt diberlakukan hukuman berat dan kebiri
kl memang di luar batas kemanusiaan, hukum mati aja!
jgn lhiat pelakunya di bawah umur atau apa
kl memang di luar batas kemanusiaan, hukum mati aja!
jgn lhiat pelakunya di bawah umur atau apa
ah elah paling ntu hukuman berlaku cuma untuk rakyat miskin
Quote:Original Posted By mbewehkill666 ►
Aturan ama norma udah jelas lengkap cuma yang ngawasin ama negakinnya aja belom maksimal
tumben kejangnya berkualitas bre hahaha ane ketapel ente bre
Aturan ama norma udah jelas lengkap cuma yang ngawasin ama negakinnya aja belom maksimal
tumben kejangnya berkualitas bre hahaha ane ketapel ente bre
kebiri hukuman yg setimpal
------
mampir di trit ane +1 cendol
linknya : http://m.kaskus.co.id/thread/5734ba0...col-beach-city
------
mampir di trit ane +1 cendol
linknya : http://m.kaskus.co.id/thread/5734ba0...col-beach-city
kebiri aja om biar ada efek jera(gabisa lagi juga sih)
sama buat mencegah calon pelaku lainnya
sama buat mencegah calon pelaku lainnya
Quote:Original Posted By enda.roses ►
tumben kejangnya berkualitas bre hahaha ane ketapel ente bre
Sekali2 bre, kasian otak ane gak pernah mikir
tumben kejangnya berkualitas bre hahaha ane ketapel ente bre
Sekali2 bre, kasian otak ane gak pernah mikir
iya serem bgt.. skrg lagi musim pemerkosaan
Quote:Original Posted By ivony90 ►
iya serem bgt.. skrg lagi musim pemerkosaan
kaya layangan aje pake musiman
iya serem bgt.. skrg lagi musim pemerkosaan
kaya layangan aje pake musiman
hal sepele yang menyangkut hal sepele(r)
sangat sepele hingga kebiri pun juga sepele
kita tunggu ketegasan hukum dilakukan
kita tunggu ketegasan hukum dilakukan
Quote:Original Posted By succesor ►
kaya layangan aje pake musiman
lah emg iya.. ntu diberita lagi banyak yang diberitain..
kemarin juga ada korban pemerkosaan di dekat komplek tempat tinggal sayah
kaya layangan aje pake musiman
lah emg iya.. ntu diberita lagi banyak yang diberitain..
kemarin juga ada korban pemerkosaan di dekat komplek tempat tinggal sayah
yaaa tergantung pribadi masing-masing individu
Padahal pemicunya itu ya dari keseringan nonton film porno, terus jadi punya imajinasi berlebihan dan dorongan seksual yg tinggal nunggu waktu buat dilepaskan. Tapi mau blokir juga susah bray, cuma pake vpn gratisan aja udah bisa buka xhamster lagi
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar