Pages


Senin, 21 September 2015

[ REPOST Curhatan Ane ] Nasib Dragon Ball? KPI Please

HALO GAN
SELAMAT DATANG DI THREAD KE 4 ANE


KPI TEGUR ANIME DRAGON BALL?


Dunia sepakbola hilang arah, ekonomi mengalami kelesuan, ditambah lagi dunia "kartun" yang semakin terpuruk gan. Ane mencoba memahami peran lembaga yang satu ini, bagus untuk melindungi para generasi muda dari tindak kekerasan ataupun kriminalitas. Generasi muda harus bisa menjadi pribadi yang dapat memajukan negara menjadi lebih hebat dan sejahtera.

Spoiler for Tegur:
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengirimkan teguran kepada Stasiun Global TV terhadap tayangan Anime Dragon Ball, Buletin Indonesia Siang, dan Fokus Selebriti, Selasa, 15 September 2015.

Menurut Komisi Penyiaran Indonesia Pusat, Sujarwanto Rahmat Arifin, tayangan yang banyak adegan kekerasaan sebaiknya dikurangi seperti yang terdapat dalam film Dragon Ball. Meskipun secara prosedur Global TV sudah benar menetapkan film tersebut pada kategori remaja (R) namun unsur kekerasaan yang terdapat dalam film tersebut terlalu berlebihan. Ini dikhawatirkan Rahmat menimbulkan efek peniruan oleh anak.

“Rasanya tidak etis apabila proses perusakannya atau tindakan kekerasaan lain ditayangkan. Ini akan menimbulkan efek bagi penonton dan membentuk anggapan mereka jika hal-hal demikian sebagai perilaku sehari-hari dan lumrah dilakukan,” kata Rahmat kepada perwakilan Global TV dari tiga program acara tersebut, Selasa (15/9/2015).

Sementara itu, Yaumi Suhayatmi perwakilan dari Global TV menyampaikan pihaknya akan berhati-hati terkait setiap adegan yang ditayangkan.

“Kami berterima kasih kepada KPI sudah diingatkan mengenai hal ini. Kami sudah berupaya untuk berhati-hati tapi dalam pelaksanaan ada yang keselip,” Ungkapnya pada Forum tersebut.
http://www.sorewa.net/2015/09/kpi-ki...me-dragon-ball


Peran lembaga ini memang sangat penting dalam melindungi generasi kita. TAPI, come on guys. Sesuatu yang berlebihan itu nggak baik men.

Kita harus tau keadaan sekitar kita sebelum melakukan sesuatu. Begitu juga dalam melindungi generasi kita juga liat kondisi. Menegur kartun anak seperti ini, tapi membiarkan acara berisi katakanlah artis alay, talkshow payah, kontes nyanyi yang KATANYA kontes nyanyi, tapi nyatanya cuma diisi settingan settingan belakang panggung yang NGGAK MENDIDIK.

Spoiler for Tegur 2:
Solopos.com, SOLO – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akhir-akhir ini sering menjadi gunjingan publik media sosial (netizen). Setelah heboh penyensoran adegan laga anime Dragon Ball, KPI disalahkan lantaran salah satu karakter di kartun Spongebob, Sandy, disensor.

Pada gambar yang beredar di media sosial, Sandy disensor lantaran hanya menggunakan bikini. Penyensoran ini sudah membuat heboh sejak 2012 silam. Namun, kini isu ini kembali mencuat usai penyensoran Dragon Ball muncul

Hal ini membuat netizen geram lantaran menganggap penyensoran ini seharusnya tidak perlu.

“Lihat? LIHAT? Siapa sih yg t**itnya nga**ng cuman gara gara lihat tupai pake beha? Lihat kucing ane telanjang teteknya delapan juga ane ga bakalan ngaceng! Kita normal saudara saudara, KITA NORMAL!” tulis Kaskuser Samelgoang geram, seperti dikutip Solopos.com, Kamis (17/9/2015).

Thread bikinan Samelgeong ini bukan satu-satunya yang membahas penyensoran Sandy. Akun Ngadimin juga menyuarakan protesnya terhadap sensor ini.

“Kenapa disensor? Apa karena di behanya ada nama merk dan disensor karena mengandung unsur komersial atau iklan?”

Blogger Enycel tak mau kalah. Dia bahkan menulis judul yang cukup vulgar untuk menunjukkan kekesalannya.

“Di SpongeBob edisi lama dan sebelum ancaman konyol dari lembaga yang bertugas ngawasin tayangan televisi (yang tetep konyol itu) itu wajar-wajar saja, normal ga ada sensor pada Sandy. Sensornya paling ya pas Squidward bilang “bodoh”, “tolol” ke (biasanya) SpongeBob dan Patrick. Tapi di edisi baru ini, Sandy yang memakai bikini disensor!” tulisnya.

Menurut netizen di forum Internet Kaskus, Sandy menjadi salah satu contoh dari sekian banyak hal yang sebenarnya tak perlu dikenakan penyensoran. Netizen juga menyesalkan lantaran sensor justru tidak diberlakukan kepada sinetron remaja yang mengandung adegan terlalu mesra.

Sebelumnya, netizen geram dengan kebijakan KPI memotong sejumlah adegan laga di anime Dragon Ball yang disiarkan Global TV.

Menurut Komisioner KPI Pusat, Sujarwanto Rahmat Arifin, tayangan yang banyak adegan kekerasaan sebaiknya dikurangi seperti yang terdapat dalam film Dragon Ball. Meskipun secara prosedur Global TV sudah benar menetapkan film tersebut pada kategori remaja (R) namun unsur kekerasaan yang terdapat dalam film tersebut terlalu berlebihan. Ini dikhawatirkan Rahmat menimbulkan efek peniruan oleh anak.

Tidak hanya itu, tayangan kekerasaan yang terdapat pada program berita diBuletin Indonesia Siang Global TV dianggap Rahmat perlu dihilangkan dengan tidak menghilangkan unsur faktualnya.
http://www.solopos.com/2015/09/17/te...isensor-643537


Bak cacing didalam tanah, sesuatu yang menguntungkan malah dihilangkan. Pagi pagi jam 7, niat mau liat TV yah isinya udah mulai ga bener. Then What? Siang sekolah, Sore ngerjain tugas. Malem mau liat TV lagi, lah udah jadi kebun binatang duluan tuh TV.

Spoiler for Tegur 3:
Solopos.com, JAKARTA – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat mengundang stasiun televisi Global TV dalam forum pembinaan dan klarifikasi terhadap tiga tayangan di TV tersebut yakni film kartun Dragon Ball, Buletin Indonesia Siang, dan Fokus Selebriti, Selasa, 15 September 2015.

Menurut Komisioner KPI Pusat, Sujarwanto Rahmat Arifin, tayangan yang banyak adegan kekerasaan sebaiknya dikurangi seperti yang terdapat dalam film Dragon Ball. Meskipun secara prosedur Global TV sudah benar menetapkan film tersebut pada kategori remaja (R) namun unsur kekerasaan yang terdapat dalam film tersebut terlalu berlebihan. Ini dikhawatirkan Rahmat menimbulkan efek peniruan oleh anak.

Tidak hanya itu, tayangan kekerasaan yang terdapat pada program berita di Buletin Indonesia Siang Global TV dianggap Rahmat perlu dihilangkan dengan tidak menghilangkan unsur faktualnya.

“Rasanya tidak etis apabila proses perusakannya atau tindakan kekerasaan lain ditayangkan. Ini akan menimbulkan efek bagi penonton dan membentuk anggapan mereka jika hal-hal demikian sebagai perilaku sehari-hari dan lumrah dilakukan,” kata Rahmat kepada perwakilan Global TV dari tiga program acara tersebut, sebagaimana dilansir situs Kpi.go.id, Selasa (15/9/2015).

Sementara itu, Yaumi Suhayatmi dari Head Departemen Production dan Infotainment Global TV menyampaikan pihaknya akan berhati-hati terkait etis atau tidaknya sebuah adegan ditayangkan.

“Kami berterima kasih kepada KPI sudah diingatkan mengenai hal ini. Kami sudah berupaya untuk berhati-hati tapi dalam pelaksanaan ada yang keselip,” katanya pada forum tersebut.
http://www.madiunpos.com/2015/09/16/...on-ball-643226


Dipikir bosen, tapi ga dipikir malah kepikiran. Come on, dimana dunia pertelevisian yang dulu mendidik? mana peran yang benar benar dibutuhkan masyarakat? Menunggu peran penting dengan melihat acara nggak mendidik yang sampe 3 JAM LEBIH? OMG

Oke, mari kita lebih selektif dalam memilih acara yang mendidik. Bosen liat adik - adik SD, pas pada istirahat biasanya main bareng, kumpul bareng. Lah ini malah mainan hp, nyari foto foto artis ganteng atau cantik yang dilihat mereka dari TV dan dijadiin Wallpaper. Apa apaan ini? Bahkan cerita cinta cintaan pun mulai bertebaran di bangku dasar.

Bosen. Ada yang mau berkomentar? Silahkan gan, ane pengen liat, apa tanggepan kalian sama kaya ane? Lets check out!
RIP kartun yg tayang di indon gan
Hajar aja lah
No hope lah buat tayangan tv sekarang kartun semua dibantai biar sinetron sinetron tolol makin menjamur
Emang kampret
Kamehame in aja tuh KPI
Quote:Original Posted By queen.patricia
No hope lah buat tayangan tv sekarang kartun semua dibantai biar sinetron sinetron tolol makin menjamur


Kartun gak bs kasih bayaran lebih gede dr sinetron2 sialan kali gan
kartun ini kan sudah ditayangkan sejak tahun 96...setelah hampir 20 tahun baru di tegur...KPI lagi ngelawak nih...
Oalah...kpi banyakan orang2 magabut semua...

Gak penting2 yang d urusin....

Masa dragonball macam gitu masih harus d sensor...woy...

kalo kpi nyanyi, biasanya japrem nya kurang gan

Quote:Original Posted By brandy007
kartun ini kan sudah ditayangkan sejak tahun 96...setelah hampir 20 tahun baru di tegur...KPI lagi ngelawak nih...


Bener gan, Setuju sama ente, kenapa ga disensor dari dulu sekalian
tai lah emang kpi nih
kurang kal ngasih duitnya
matiin tipi aja gan ..
Hw tusbol tuh pimpinan kpi
kpi oh kpi
Sandy disensor????? Gimana dengan Squidwart yang gak pake celana???????
kalem aja naruto juga kmrin kena, tapi ngga same dtutup
Sensor yang parah itu sampe dizoom mukanya aja biar nggak keliatan bagian tubuh yang lain
KPI isinya badut smua dari dulu pengen ngelawak tapi garing smua ....sekarang ngelawak lagi kartun disensor mending matiin aja kartun sekalian DBZ tipe anime fight kalo pas bertarung nya disensor ntar jadi kek sinetron alay"
makin aneh aja ini lembaga lama-lama

kekerasan di film kartun beda dengan kekerasan di film action barat

ampir semuanya adegan kekerasan kartun itu justru mengajarkan anak-anak bisa membedakan hal yang baik dan hal yang buruk, sebagai contoh cerita yang umum adalah kekerasan antara pihak baik dan pihak jahat

coba kita liat, biarpun ada adegan kekerasan selalu diperlihatkan kalau kejahatan pasti selalu kalah oleh kebaikan kan? itu fungsi sebenarnya kalau menurut ane

dengan mindset utama "kebaikan akan selalu menang, kejahatan selalu kalah", anak-anak jadi punya mental dan sifat "pahlawan" dan jadi tau sifat "penjahat" itu harus dijauhi.

contoh kalau jaman dulu anak kecil ditanya "idolanya siapa?"
dijawabnya antara lain :
- superman, karena pahlawan yang ngalahin penjahat
- batman, karena superhero yang pukulin penjahat
dan hal-hal semacam itu yang sebetulnya bagus buat pembentukan pola pikir anak tentang hal baik dan buruk

hasilnya kalau bener bener dihilangkan justru makin buruk, anak anak generasi selanjutnya bakalan susah buat bedain mana hal yang buruk dan mana yang baik

sekarang coba kita lihat, anak anak generasi 90an yang hidup di era "kartun tanpa sensor" dulu apakah semua jadi penjahat brutal yang gila kekerasan? ga ada sama sekali malahan. disisi lain kebanyakan penjahat yang gila kekerasan sekarang ini adalah orang yang kehidupannya jauh dari kebiasaan menonton hal berbau kartun

KPI oh KPI....kenapa lembaga yang satu ini begitu bodoh ya...

selamat datang generasi penerus tanpa sifat kepahlawanan, generasi yang cuma tau cinta-cintaan
ane dah ga pernah nonton TV lg.
trakhir nonton film sylvester stalone, tiap mau berantem d skip. film macam apa yg ane tonton itu.
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar