Quote:TS kolektor BATA
kalo suka trit ini silahkan timpuk TS dengan BATA
Bikin perpustakaan megah, memang anggota DPR mau baca?
Rencana pembangunan perpustakaan DPR mendapat kritikan serius berbagai kalangan. Proyek itu diusulkan sejumlah kalangan yang menamakan diri sebagai cendekia kepada Ketua DPR Ade Komarudin dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, pada Selasa 22 Maret 2016.
Anggota DPR pun berbeda pendapat terkait pembangunan perpustakaan yang disebut paling megah se-Asia Tenggara tersebut. Ketua DPR Ade Komarudin mendukung rencana tersebut, sedangkan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyebut, pembangunan perpustakaan bukan prioritas utama.
Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formapi) menilai, rencana pembangunan perpustakaan merupakan niatan segelintir anggota DPR yang mempunyai kepentingan. Formapi melihat, perpustakaan yang ada sekarang saja belum dimanfaatkan secara maksimal.
"Perpustakaan hampir pasti penting. Semua tahu. Namun membanggakan perpustakaan terbesar se-Asia, apa relevansi? Untuk membaca apa untuk gagah-gagahan saja," kata peneliti Formapi Lucius Karus saat dihubungi merdeka.com, Senin (28/3).
"Saya juga sangsi, ada anggota DPR yang ke perpustakaan. Jika perpustakaan dimanfaatkan secara maksimal, tidak perlu lagi anggota DPR study banding ke luar negeri," ujarnya.
Dia pun menyayangkan langkah sejumlah cendikia yang disebut sebagai penggagas pembangunan perpustakaan tersebut. Menurutnya, rencana tersebut murni inisiasi anggota DPR, dan para cendikiwan dimanfaatkan oleh legislatif untuk memuluskan pembangunan tersebut.
"Kasihan banget cendikiawan itu, Mereka dimanfaatkan untuk meligitimasi pembangunan perpustakaan. Mereka (cendikiawan) dengan polosnya mendukung tanpa bisa melihat kepentingan yang bermain," ujarnya.
Sebelumnya, beberapa orang yang mengatasnamakan diri Cendekiawan Indonesia mendatangi Gedung DPR. Meski megaproyek pembangunan Gedung baru DPR tengah terhambat, mereka tetap mengusulkan pembangunan perpustakaan level Asia Tenggara.
Mereka antara lain Taufik Abdullah, Ignas Kleden, Raden Pardede, Luthfi Assyaukanie, Rizal Mallarangeng, Kuskridho Ambardi, Ulil Abshar Abdalla, Ahmad Sahal, Nirwan Dewanto, Nirwan Asuka, Ayu Utami, Andy Budiman.
Ketua DPR Ade Komarudin tak mau ambil pusing adanya pihak-pihak yang tak menyetujui usulan pembangunan perpustakaan DPR. Perpustakaan akan tetap dibangun bersamaan gedung DPR baru.
Akom sapaan akrabnya menegaskan, perpustakaan dan gedung DPR sebagai simbol intelektualisme di Indonesia. Dia membiarkan suara sumbang mengkritik rencana itu.
"Kalau ada yang bilang akal-akalan, silakan saja. EGP (emang gue pikirin)," ujar Akom di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/3).
Sementara itu, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, rencana itu harus diimbangi dengan prioritas DPR soal legislasi agar kepercayaan publik tetap terjaga. Perpustakaan DPR belum menjadi prioritas untuk saat ini.
"Saya melihat prioritasnya belum di situ. Prioritasnya tingkatkan legislasi, keaktifan dalam kegiatan DPR, tentang DPR yang dipersepsikan oleh publik terkait masalah korupsi, ketidakhadiran. Kalau itu sudah terlampaui, katakanlah nilainya B, saya kira rakyat akan mengerti," jelas dia.
SUMUR: http://www.merdeka.com/peristiwa/bik...-mau-baca.html
jangan pada suudzon lah
mungkin anggota Dewan kan banyak yg suka membaca pas sidang
kalo suka trit ini silahkan timpuk TS dengan BATA
Bikin perpustakaan megah, memang anggota DPR mau baca?
Rencana pembangunan perpustakaan DPR mendapat kritikan serius berbagai kalangan. Proyek itu diusulkan sejumlah kalangan yang menamakan diri sebagai cendekia kepada Ketua DPR Ade Komarudin dan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, pada Selasa 22 Maret 2016.
Anggota DPR pun berbeda pendapat terkait pembangunan perpustakaan yang disebut paling megah se-Asia Tenggara tersebut. Ketua DPR Ade Komarudin mendukung rencana tersebut, sedangkan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyebut, pembangunan perpustakaan bukan prioritas utama.
Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formapi) menilai, rencana pembangunan perpustakaan merupakan niatan segelintir anggota DPR yang mempunyai kepentingan. Formapi melihat, perpustakaan yang ada sekarang saja belum dimanfaatkan secara maksimal.
"Perpustakaan hampir pasti penting. Semua tahu. Namun membanggakan perpustakaan terbesar se-Asia, apa relevansi? Untuk membaca apa untuk gagah-gagahan saja," kata peneliti Formapi Lucius Karus saat dihubungi merdeka.com, Senin (28/3).
"Saya juga sangsi, ada anggota DPR yang ke perpustakaan. Jika perpustakaan dimanfaatkan secara maksimal, tidak perlu lagi anggota DPR study banding ke luar negeri," ujarnya.
Dia pun menyayangkan langkah sejumlah cendikia yang disebut sebagai penggagas pembangunan perpustakaan tersebut. Menurutnya, rencana tersebut murni inisiasi anggota DPR, dan para cendikiwan dimanfaatkan oleh legislatif untuk memuluskan pembangunan tersebut.
"Kasihan banget cendikiawan itu, Mereka dimanfaatkan untuk meligitimasi pembangunan perpustakaan. Mereka (cendikiawan) dengan polosnya mendukung tanpa bisa melihat kepentingan yang bermain," ujarnya.
Sebelumnya, beberapa orang yang mengatasnamakan diri Cendekiawan Indonesia mendatangi Gedung DPR. Meski megaproyek pembangunan Gedung baru DPR tengah terhambat, mereka tetap mengusulkan pembangunan perpustakaan level Asia Tenggara.
Mereka antara lain Taufik Abdullah, Ignas Kleden, Raden Pardede, Luthfi Assyaukanie, Rizal Mallarangeng, Kuskridho Ambardi, Ulil Abshar Abdalla, Ahmad Sahal, Nirwan Dewanto, Nirwan Asuka, Ayu Utami, Andy Budiman.
Ketua DPR Ade Komarudin tak mau ambil pusing adanya pihak-pihak yang tak menyetujui usulan pembangunan perpustakaan DPR. Perpustakaan akan tetap dibangun bersamaan gedung DPR baru.
Akom sapaan akrabnya menegaskan, perpustakaan dan gedung DPR sebagai simbol intelektualisme di Indonesia. Dia membiarkan suara sumbang mengkritik rencana itu.
"Kalau ada yang bilang akal-akalan, silakan saja. EGP (emang gue pikirin)," ujar Akom di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/3).
Sementara itu, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, rencana itu harus diimbangi dengan prioritas DPR soal legislasi agar kepercayaan publik tetap terjaga. Perpustakaan DPR belum menjadi prioritas untuk saat ini.
"Saya melihat prioritasnya belum di situ. Prioritasnya tingkatkan legislasi, keaktifan dalam kegiatan DPR, tentang DPR yang dipersepsikan oleh publik terkait masalah korupsi, ketidakhadiran. Kalau itu sudah terlampaui, katakanlah nilainya B, saya kira rakyat akan mengerti," jelas dia.
SUMUR: http://www.merdeka.com/peristiwa/bik...-mau-baca.html
jangan pada suudzon lah
mungkin anggota Dewan kan banyak yg suka membaca pas sidang
tadi ane liat di tv seh.. ada wawancara ama diperpusnya DPR.. dia bilang perpus yg sekarang aja sepi
aelah emang fungsinya perpus buat baca2 doang.
kan bisa juga jd tempat buat numpang molor.
tau ndiri lah klo anggota dhewan kita orangnya pd ngantukan
kan bisa juga jd tempat buat numpang molor.
tau ndiri lah klo anggota dhewan kita orangnya pd ngantukan
terbesar di Asia???
hehehe gw yakin pasti disetujui dananya terus lsg dijadiin sbelum tahun 2019.
ntar para kecebong lsg bilang ini prestasi cahaya Asia
hehehe gw yakin pasti disetujui dananya terus lsg dijadiin sbelum tahun 2019.
ntar para kecebong lsg bilang ini prestasi cahaya Asia
Kasi wahana alam liar keq .. yg isinya macan . Buaya . Elang . Yg buas tapi hewanya biar seimbang .. iykwim
semoga dengan rajin ke perpus menambah wawasan anggota dewan kita
kita pantau aja.... sekuat apa mereka baca seberapa banyak buku mereka baca
seberapa sering nantinya wakil2 kita ini ke perputakaan baca buku
siapa saja yang rajin baca dan siapa saja yang jarang baca atau gak pernah sama sekali maen ke perpus
kita pantau aja.... sekuat apa mereka baca seberapa banyak buku mereka baca
seberapa sering nantinya wakil2 kita ini ke perputakaan baca buku
siapa saja yang rajin baca dan siapa saja yang jarang baca atau gak pernah sama sekali maen ke perpus
Kalo yg di istana sih langsung tanda tangan..... gak tau yg dpr mau baca ato gak
lumayan buat nambah2in lebaran kata anggota DPR
tambah pinter mustahil, tambah kaya itu pasti
zaman internet dengan ebook yg lebih murah mau bikin perpus konvensional yg teramat mahal yg nantinya gak bakal digunakan ... emang akal akalan aja nih
mereka mau bermesum ria di perpus,
mereka tiap malam jumat bakal pesta orgy di perpustakaan
mereka tiap malam jumat bakal pesta orgy di perpustakaan
Yg dipertanyakan itu harusnya bukannya mereka mau baca
Tapi...
Apakah mereka bisa baca ..?
Tapi...
Apakah mereka bisa baca ..?
kalo jadi apa nasibnya akan seperti wisma atlit?? dikorupnya kebanyakan dan akan minta tambahan dana supaya ga mandeg.
kebanyakan baca, akhir didapet molor pas rapat
Biar pules bobo di ruang sidang kali.
perpustakaan isi nya video bokep rame tuh pasti ma majalah playboy di jamin ruangan meeting kosong semua, pada belajar di perpustakaan
proyek doang di otaknya,
paling yang mampir ke perpus staf "ahli"nya doang
btw, gw dulu ke perpus buat nonton telenovela ama baca komik
paling yang mampir ke perpus staf "ahli"nya doang
btw, gw dulu ke perpus buat nonton telenovela ama baca komik
mending bagusin perpustakaan nasional RI biar sekelas library of congress nya amrik dgn byk katalog lengkap dari seluruh indo/ dunia.jadi gedung digedein dilengkapin.parkiran jg diperluas.namanya buku yg penting koleksi lengkap smua jenis buku yg pernah terbit ada semua.atau terima beli buku kolektor.malu ah perpustakaan nasional indo jelek dibanding singpor.
lalu drpd cuma buat dpr mending buat semua pejabat & sipil.tetep mesti ada dokumen rahasia negara lah.juga biar gampang buat peneliti cari meneliti dokumen
lalu drpd cuma buat dpr mending buat semua pejabat & sipil.tetep mesti ada dokumen rahasia negara lah.juga biar gampang buat peneliti cari meneliti dokumen
Quote:Original Posted By vyrco ►
mending bagusin perpustakaan nasional RI biar sekelas library of congress nya amrik dgn byk katalog lengkap dari seluruh indo/ dunia.jadi gedung digedein dilengkapin.parkiran jg diperluas.namanya buku yg penting koleksi lengkap smua jenis buku yg pernah terbit ada semua.atau terima beli buku kolektor.malu ah perpustakaan nasional indo jelek dibanding singpor.
lalu drpd cuma buat dpr mending buat semua pejabat & sipil.tetep mesti ada dokumen rahasia negara lah.juga biar gampang buat peneliti cari meneliti dokumen
br denger perpus nasional.
mending bagusin perpustakaan nasional RI biar sekelas library of congress nya amrik dgn byk katalog lengkap dari seluruh indo/ dunia.jadi gedung digedein dilengkapin.parkiran jg diperluas.namanya buku yg penting koleksi lengkap smua jenis buku yg pernah terbit ada semua.atau terima beli buku kolektor.malu ah perpustakaan nasional indo jelek dibanding singpor.
lalu drpd cuma buat dpr mending buat semua pejabat & sipil.tetep mesti ada dokumen rahasia negara lah.juga biar gampang buat peneliti cari meneliti dokumen
br denger perpus nasional.
palingan buku dijadiin alas bantal tidur
pejwan gemboked
Via: Kaskus.co.id
pejwan gemboked
Tidak ada komentar:
Posting Komentar