Quote:Gandeng BUMN, LRT Jakarta Groundbreaking April Ini
Kamis, 24/03/2016 13:26 WIB
Jakarta -Moda transportasi berbasis kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) di Jakarta akan mulai dibangun atau groundbreaking pada April 2016 ini.
Untuk pengembangan ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PT Jakarta Propertindo atau Jakpro, akan menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Hal ini disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Poernama atau Ahok usai rapat koordinasi LRT di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2016).
"Pokoknya tahun ini kalau bisa April groundbreaking, kalau nggak bisa ya Mei," ujar Ahok.
Pemprov DKI tidak perlu melakukan tender karena Jakpro sebagai BUMD akan menggandeng BUMN untuk melakukan Joint Operation (JO). Dengan skema ini, pekerjaan fisik bisa dipercepat.
"Nggak lelang lagi kan BUMD. Karena PP nya mengatur BUMN," ujarnya.
Untuk pengembangan LRT dalam kota Jakarta ini, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan anggaran Rp 4 triliun.
"Ya dia bisa joint atau apa, kami sudah siapkan Rp 4 triliun di Jakpro," tambahnya.
Untuk kerja sama ini, Ahok menargetkan pembangunan fisik untuk fase I selesai sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta.
"Bisa, tapi hanya fase 1 ya. Fase 1 ya itu untuk yang kuda, velodrome, yang basket bisa ditaruh itu," sebutnya.
Sedangkan, seluruh rute LRT Jakarta bisa tuntas di 2020.
"Kalau semua berjalan baik saya kira-kira 2020 bisa selesai semua," sebutnya.
(feb/drk)
sumber
Quote:Jonan dan Ahok Sepakati Standar LRT DKI dan Jabodetabek
Kamis, 24/03/2016 12:52 WIB
Foto: Pembangunan fondasi dan tiang struktur LRT di daerah Cibubur
Jakarta -Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akhirnya menyepakati standar kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) yang dibangun di Jabodetabek dan dalam kota Jakarta. Standar kualitas yang dipakai sesuai ketentuan internasional, yakni standard gauge.
Demikianlah hasil rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menko Perekonomian, Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Kamis (24/3/2016). Selain Jonan dan Ahok, hadir juga Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani, Dirjen Kekayaan Negara Sony Loho, serta perwakilan dari PT KAI (Persero) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
"DKI akan mengembangkan rel LRT yang standard gauge seperti diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta menggunakan APBD, Pemegang Anggarannya ada di Gubernur DKI," ujar Darmin.
Jalur Integrasi yang menghubungkan LRT di DKI Jakarta lebih panjang dari jalur LRT di luar DKI Jakarta (Jabodetabek) serta sarana yang dibangun nantinya juga lebih besar dari LRT Jabodetabek. Alhasil, pemerintah memutuskan standar yang dipakai untuk kedua LRT.
Kesepakatan ini akan diteruskan dengan perubahan Peraturan Pemerintah nomor 98 tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan kereta ringan/LRT terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor Depok dan Bekasi.
"Ada PP yang mesti direvisi sedikit," ujar Ahok pada kesempatan yang sama.
Ahok mengharapkan perubahan regulasi tersebut tidak memakan waktu yang lama sehingga proyek ini dapat dimulai pada April mendatang.
"Pokoknya tahun ini kalau bisa April groundbreaking, kalau nggak bisa ya Mei," terangnya.
(mkl/feb)
sumber
Normal (standard) Gauge berarti jarak rel = 1.435 millimeter
Tahap pertama dibangun di Rawamangun - Pulomas, sekitaran Stadion GOR Rawamangun dan Pacuan Kuda Pulomas.
Kamis, 24/03/2016 13:26 WIB
Jakarta -Moda transportasi berbasis kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) di Jakarta akan mulai dibangun atau groundbreaking pada April 2016 ini.
Untuk pengembangan ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PT Jakarta Propertindo atau Jakpro, akan menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Hal ini disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Poernama atau Ahok usai rapat koordinasi LRT di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2016).
"Pokoknya tahun ini kalau bisa April groundbreaking, kalau nggak bisa ya Mei," ujar Ahok.
Pemprov DKI tidak perlu melakukan tender karena Jakpro sebagai BUMD akan menggandeng BUMN untuk melakukan Joint Operation (JO). Dengan skema ini, pekerjaan fisik bisa dipercepat.
"Nggak lelang lagi kan BUMD. Karena PP nya mengatur BUMN," ujarnya.
Untuk pengembangan LRT dalam kota Jakarta ini, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan anggaran Rp 4 triliun.
"Ya dia bisa joint atau apa, kami sudah siapkan Rp 4 triliun di Jakpro," tambahnya.
Untuk kerja sama ini, Ahok menargetkan pembangunan fisik untuk fase I selesai sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta.
"Bisa, tapi hanya fase 1 ya. Fase 1 ya itu untuk yang kuda, velodrome, yang basket bisa ditaruh itu," sebutnya.
Sedangkan, seluruh rute LRT Jakarta bisa tuntas di 2020.
"Kalau semua berjalan baik saya kira-kira 2020 bisa selesai semua," sebutnya.
(feb/drk)
sumber
Quote:Jonan dan Ahok Sepakati Standar LRT DKI dan Jabodetabek
Kamis, 24/03/2016 12:52 WIB
Foto: Pembangunan fondasi dan tiang struktur LRT di daerah Cibubur
Jakarta -Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akhirnya menyepakati standar kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) yang dibangun di Jabodetabek dan dalam kota Jakarta. Standar kualitas yang dipakai sesuai ketentuan internasional, yakni standard gauge.
Demikianlah hasil rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menko Perekonomian, Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Kamis (24/3/2016). Selain Jonan dan Ahok, hadir juga Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani, Dirjen Kekayaan Negara Sony Loho, serta perwakilan dari PT KAI (Persero) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
"DKI akan mengembangkan rel LRT yang standard gauge seperti diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta menggunakan APBD, Pemegang Anggarannya ada di Gubernur DKI," ujar Darmin.
Jalur Integrasi yang menghubungkan LRT di DKI Jakarta lebih panjang dari jalur LRT di luar DKI Jakarta (Jabodetabek) serta sarana yang dibangun nantinya juga lebih besar dari LRT Jabodetabek. Alhasil, pemerintah memutuskan standar yang dipakai untuk kedua LRT.
Kesepakatan ini akan diteruskan dengan perubahan Peraturan Pemerintah nomor 98 tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan kereta ringan/LRT terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor Depok dan Bekasi.
"Ada PP yang mesti direvisi sedikit," ujar Ahok pada kesempatan yang sama.
Ahok mengharapkan perubahan regulasi tersebut tidak memakan waktu yang lama sehingga proyek ini dapat dimulai pada April mendatang.
"Pokoknya tahun ini kalau bisa April groundbreaking, kalau nggak bisa ya Mei," terangnya.
(mkl/feb)
sumber
Normal (standard) Gauge berarti jarak rel = 1.435 millimeter
Tahap pertama dibangun di Rawamangun - Pulomas, sekitaran Stadion GOR Rawamangun dan Pacuan Kuda Pulomas.
Quote:Menko Darmin: Rel LRT Pakai Standar Internasional
Kamis, 24 Maret 2016 | 17:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan rel Light Rail Transit (LRT) yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggunakan "standard gauge", yang lebarnya sesuai dengan standar internasional.
"DKI akan mengembangkan rel LRT yang standard gauge seperti diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta menggunakan APBD. Pemegang Anggaran (PA)-nya ada di Gubernur DKI," kata Darmin seusai rapat koordinasi di Jakarta, Kamis (24 Maret 2016).
Dalam rapat koordinasi tentang perkembangan pembangunan LRT ini ikut hadir Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta para perwakilan dari pemerintah provinsi Jawa Barat, PT Kereta Api Indonesia dan PT Adhi Karya.
Rel dengan "standard gauge" merupakan jalur kereta api yang memiliki lebar trek sesuai standar internasional yaitu 1,435 milimeter. Lebar rel ini banyak digunakan untuk jalur trek kereta di seluruh dunia.
Rapat koordinasi juga menyepakati pembangunan rel LRT di wilayah Jakarta akan dibebankan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan untuk luar Jakarta akan dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan.
Dengan demikian, untuk pembiayaan jalur LRT luar Jakarta yaitu rute Cibubur-Cawang sepanjang 14,3 kilometer dan Cawang-Bekasi sepanjang 18,5 kilometer akan menggunakan dana APBN.
Untuk menindaklanjuti hasil rapat ini, pemerintah akan melakukan revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/LRT Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menambahkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo siap untuk membangun rel LRT dan menyiapkan dana sebesar Rp4 triliun untuk memulai proyek ini.
Namun, Basuki mengatakan proyek ini belum bisa diteruskan karena belum ada pengaturan terkait kerja sama BUMN dengan BUMD dalam membangun proyek LRT, sehingga harus menunggu revisi dari PP tersebut.
Ia mengharapkan revisi PP itu bisa berlangsung cepat, agar proses pembangunan rel LRT bisa berlanjut paling cepat pada April atau Mei 2016, dan proyek ini bisa selesai sebelum pelaksanaan Asian Games pada 2018.
"Bisa (selesai untuk Asian Games). Tapi hanya fase satu, itu yang akan melewati venue berkuda, velodrome dan basket. Kami juga akan membangun depo, dan jalur rel melewati apartemen. Ini tugas pemda," kata Basuki.
Secara keseluruhan, proyek LRT yang seluruhnya berintegrasi dengan sarana transportasi lainnya di kawasan Jabodetabek seperti Mass Rapid Transport (MRT), ditargetkan selesai sepenuhnya pada tahun 2020.
Menurut rencana, pembangunan proyek LRT dilakukan dalam dua tahap dengan total panjang 83,6 kilometer yaitu lintas layanan Cibubur-Cawang-Bekasi Timur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 42,1 kilometer serta Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol sepanjang 41,5 kilometer.
Penetapan lintas layanan tersebut atas dasar hasil survei traffic oleh Pustral UGM tahun 2013, bahwa arus kemacetan kendaraan masuk Jakarta terbanyak berasal dari Bekasi dan Cibubur, yakni 64 persen.
Pemerintah melalui PP Nomor 98 Tahun 2015 juga telah menugaskan kepada PT Adhi Karya (Persero) untuk membangun prasarana Kereta Api Ringan (LRT) terintegrasi, yang meliputi jalur, termasuk konstruksi jalur layang, stasiun maupun fasilitas operasi.
sumber
Quote:
Transportasi LRT gunakan rel "standard gauge"
Kamis, 24 Maret 2016 14:48 WIB | 693 Views
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan rel Light Rail Transit (LRT) yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggunakan "standard gauge", yang lebarnya sesuai dengan standar internasional.
"DKI akan mengembangkan rel LRT yang standard gauge seperti diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta menggunakan APBD. Pemegang Anggaran (PA)-nya ada di Gubernur DKI," kata Darmin seusai rapat koordinasi di Jakarta, Kamis.
Dalam rapat koordinasi tentang perkembangan pembangunan LRT ini ikut hadir Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta para perwakilan dari pemerintah provinsi Jawa Barat, PT Kereta Api Indonesia dan PT Adhi Karya.
Rel dengan "standard gauge" merupakan jalur kereta api yang memiliki lebar trek sesuai standar internasional yaitu 1,435 milimeter. Lebar rel ini banyak digunakan untuk jalur trek kereta di seluruh dunia.
Rapat koordinasi juga menyepakati pembangunan rel LRT di wilayah Jakarta akan dibebankan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan untuk luar Jakarta akan dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan.
Dengan demikian, untuk pembiayaan jalur LRT luar Jakarta yaitu rute Cibubur-Cawang sepanjang 14,3 kilometer dan Cawang-Bekasi sepanjang 18,5 kilometer akan menggunakan dana APBN.
Untuk menindaklanjuti hasil rapat ini, pemerintah akan melakukan revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/LRT Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menambahkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo siap untuk membangun rel LRT dan menyiapkan dana sebesar Rp4 triliun untuk memulai proyek ini.
Namun, Basuki mengatakan proyek ini belum bisa diteruskan karena belum ada pengaturan terkait kerja sama BUMN dengan BUMD dalam membangun proyek LRT, sehingga harus menunggu revisi dari PP tersebut.
Ia mengharapkan revisi PP itu bisa berlangsung cepat, agar proses pembangunan rel LRT bisa berlanjut paling cepat pada April atau Mei 2016, dan proyek ini bisa selesai sebelum pelaksanaan Asian Games pada 2018.
"Bisa (selesai untuk Asian Games). Tapi hanya fase satu, itu yang akan melewati venue berkuda, velodrome dan basket. Kami juga akan membangun depo, dan jalur rel melewati apartemen. Ini tugas pemda," kata Basuki.
Secara keseluruhan, proyek LRT yang seluruhnya berintegrasi dengan sarana transportasi lainnya di kawasan Jabodetabek seperti Mass Rapid Transport (MRT), ditargetkan selesai sepenuhnya pada tahun 2020.
Menurut rencana, pembangunan proyek LRT dilakukan dalam dua tahap dengan total panjang 83,6 kilometer yaitu lintas layanan Cibubur-Cawang-Bekasi Timur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 42,1 kilometer serta Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol sepanjang 41,5 kilometer.
Penetapan lintas layanan tersebut atas dasar hasil survei traffic oleh Pustral UGM tahun 2013, bahwa arus kemacetan kendaraan masuk Jakarta terbanyak berasal dari Bekasi dan Cibubur, yakni 64 persen.
Pemerintah melalui PP Nomor 98 Tahun 2015 juga telah menugaskan kepada PT Adhi Karya (Persero) untuk membangun prasarana Kereta Api Ringan (LRT) terintegrasi, yang meliputi jalur, termasuk konstruksi jalur layang, stasiun maupun fasilitas operasi.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
sumber
Kamis, 24 Maret 2016 | 17:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan rel Light Rail Transit (LRT) yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggunakan "standard gauge", yang lebarnya sesuai dengan standar internasional.
"DKI akan mengembangkan rel LRT yang standard gauge seperti diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta menggunakan APBD. Pemegang Anggaran (PA)-nya ada di Gubernur DKI," kata Darmin seusai rapat koordinasi di Jakarta, Kamis (24 Maret 2016).
Dalam rapat koordinasi tentang perkembangan pembangunan LRT ini ikut hadir Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta para perwakilan dari pemerintah provinsi Jawa Barat, PT Kereta Api Indonesia dan PT Adhi Karya.
Rel dengan "standard gauge" merupakan jalur kereta api yang memiliki lebar trek sesuai standar internasional yaitu 1,435 milimeter. Lebar rel ini banyak digunakan untuk jalur trek kereta di seluruh dunia.
Rapat koordinasi juga menyepakati pembangunan rel LRT di wilayah Jakarta akan dibebankan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan untuk luar Jakarta akan dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan.
Dengan demikian, untuk pembiayaan jalur LRT luar Jakarta yaitu rute Cibubur-Cawang sepanjang 14,3 kilometer dan Cawang-Bekasi sepanjang 18,5 kilometer akan menggunakan dana APBN.
Untuk menindaklanjuti hasil rapat ini, pemerintah akan melakukan revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/LRT Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menambahkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo siap untuk membangun rel LRT dan menyiapkan dana sebesar Rp4 triliun untuk memulai proyek ini.
Namun, Basuki mengatakan proyek ini belum bisa diteruskan karena belum ada pengaturan terkait kerja sama BUMN dengan BUMD dalam membangun proyek LRT, sehingga harus menunggu revisi dari PP tersebut.
Ia mengharapkan revisi PP itu bisa berlangsung cepat, agar proses pembangunan rel LRT bisa berlanjut paling cepat pada April atau Mei 2016, dan proyek ini bisa selesai sebelum pelaksanaan Asian Games pada 2018.
"Bisa (selesai untuk Asian Games). Tapi hanya fase satu, itu yang akan melewati venue berkuda, velodrome dan basket. Kami juga akan membangun depo, dan jalur rel melewati apartemen. Ini tugas pemda," kata Basuki.
Secara keseluruhan, proyek LRT yang seluruhnya berintegrasi dengan sarana transportasi lainnya di kawasan Jabodetabek seperti Mass Rapid Transport (MRT), ditargetkan selesai sepenuhnya pada tahun 2020.
Menurut rencana, pembangunan proyek LRT dilakukan dalam dua tahap dengan total panjang 83,6 kilometer yaitu lintas layanan Cibubur-Cawang-Bekasi Timur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 42,1 kilometer serta Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol sepanjang 41,5 kilometer.
Penetapan lintas layanan tersebut atas dasar hasil survei traffic oleh Pustral UGM tahun 2013, bahwa arus kemacetan kendaraan masuk Jakarta terbanyak berasal dari Bekasi dan Cibubur, yakni 64 persen.
Pemerintah melalui PP Nomor 98 Tahun 2015 juga telah menugaskan kepada PT Adhi Karya (Persero) untuk membangun prasarana Kereta Api Ringan (LRT) terintegrasi, yang meliputi jalur, termasuk konstruksi jalur layang, stasiun maupun fasilitas operasi.
sumber
Quote:
Transportasi LRT gunakan rel "standard gauge"
Kamis, 24 Maret 2016 14:48 WIB | 693 Views
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan rel Light Rail Transit (LRT) yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggunakan "standard gauge", yang lebarnya sesuai dengan standar internasional.
"DKI akan mengembangkan rel LRT yang standard gauge seperti diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta menggunakan APBD. Pemegang Anggaran (PA)-nya ada di Gubernur DKI," kata Darmin seusai rapat koordinasi di Jakarta, Kamis.
Dalam rapat koordinasi tentang perkembangan pembangunan LRT ini ikut hadir Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta para perwakilan dari pemerintah provinsi Jawa Barat, PT Kereta Api Indonesia dan PT Adhi Karya.
Rel dengan "standard gauge" merupakan jalur kereta api yang memiliki lebar trek sesuai standar internasional yaitu 1,435 milimeter. Lebar rel ini banyak digunakan untuk jalur trek kereta di seluruh dunia.
Rapat koordinasi juga menyepakati pembangunan rel LRT di wilayah Jakarta akan dibebankan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan untuk luar Jakarta akan dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan.
Dengan demikian, untuk pembiayaan jalur LRT luar Jakarta yaitu rute Cibubur-Cawang sepanjang 14,3 kilometer dan Cawang-Bekasi sepanjang 18,5 kilometer akan menggunakan dana APBN.
Untuk menindaklanjuti hasil rapat ini, pemerintah akan melakukan revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/LRT Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menambahkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo siap untuk membangun rel LRT dan menyiapkan dana sebesar Rp4 triliun untuk memulai proyek ini.
Namun, Basuki mengatakan proyek ini belum bisa diteruskan karena belum ada pengaturan terkait kerja sama BUMN dengan BUMD dalam membangun proyek LRT, sehingga harus menunggu revisi dari PP tersebut.
Ia mengharapkan revisi PP itu bisa berlangsung cepat, agar proses pembangunan rel LRT bisa berlanjut paling cepat pada April atau Mei 2016, dan proyek ini bisa selesai sebelum pelaksanaan Asian Games pada 2018.
"Bisa (selesai untuk Asian Games). Tapi hanya fase satu, itu yang akan melewati venue berkuda, velodrome dan basket. Kami juga akan membangun depo, dan jalur rel melewati apartemen. Ini tugas pemda," kata Basuki.
Secara keseluruhan, proyek LRT yang seluruhnya berintegrasi dengan sarana transportasi lainnya di kawasan Jabodetabek seperti Mass Rapid Transport (MRT), ditargetkan selesai sepenuhnya pada tahun 2020.
Menurut rencana, pembangunan proyek LRT dilakukan dalam dua tahap dengan total panjang 83,6 kilometer yaitu lintas layanan Cibubur-Cawang-Bekasi Timur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 42,1 kilometer serta Cibubur-Bogor, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan, dan Palmerah-Grogol sepanjang 41,5 kilometer.
Penetapan lintas layanan tersebut atas dasar hasil survei traffic oleh Pustral UGM tahun 2013, bahwa arus kemacetan kendaraan masuk Jakarta terbanyak berasal dari Bekasi dan Cibubur, yakni 64 persen.
Pemerintah melalui PP Nomor 98 Tahun 2015 juga telah menugaskan kepada PT Adhi Karya (Persero) untuk membangun prasarana Kereta Api Ringan (LRT) terintegrasi, yang meliputi jalur, termasuk konstruksi jalur layang, stasiun maupun fasilitas operasi.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016
sumber
wuih makin manteep ni.. ada MRT ma LRT..
apa lagi yang ngerjain BUMD n join dgn BUMN..
apa lagi yang ngerjain BUMD n join dgn BUMN..
Mo di taruh dimana relnya jalan yg ada saja udah di ambil jalur busway....
Asikkkk
Ane bentar lagi lulus kuliah, ngantor ke jakarta naik LRT
Apalagi rumah ane deket stasiun LRT
Ane bentar lagi lulus kuliah, ngantor ke jakarta naik LRT
Apalagi rumah ane deket stasiun LRT
Dulu ngotot bener digarap jakpro gak taunya sekarang!
Asudahlah
Asudahlah
Mantap Ahok
eh maaf ya bray, ini beda dengan LRT yang dulu itu, atau pembangunan baru?
Quote:Original Posted By sas.lfc ►
Asikkkk
Ane bentar lagi lulus kuliah, ngantor ke jakarta naik LRT
Apalagi rumah ane deket stasiun LRT
Paling jadinya masih lama gan
Tapi ane jg kalo kerja di jakarta jg mau menikmati mrt & lrt tentunya..
Asikkkk
Ane bentar lagi lulus kuliah, ngantor ke jakarta naik LRT
Apalagi rumah ane deket stasiun LRT
Paling jadinya masih lama gan
Tapi ane jg kalo kerja di jakarta jg mau menikmati mrt & lrt tentunya..
Quote:Original Posted By AlkaSeltzerPM ►
Mo di taruh dimana relnya jalan yg ada saja udah di ambil jalur busway....
Taro diatas bro.. Di malaysia udah bnyak
Mo di taruh dimana relnya jalan yg ada saja udah di ambil jalur busway....
Taro diatas bro.. Di malaysia udah bnyak
lah yang di pinggir tol cibubur ampe rambutan itu proyek lrt juga ??
aaaaa ga sabarr pengen nyobaaa
Yanh dulu duku ngapain aja coba kok ga bikin ginian
Pas banget bangunnya di rawamangun
Bisa jalan2 naek ginian kemana tanpa harus macet
Bisa jalan2 naek ginian kemana tanpa harus macet
buat apa bangun infrastruktur saat ekonomi lesu
mending tambahin subsidi
mending tambahin subsidi
Quote:Original Posted By faozil ►
eh maaf ya bray, ini beda dengan LRT yang dulu itu, atau pembangunan baru?
Yang ini baru.
Yang dulu bermasalah dgn PT Adhi Karya, dan blm clear.
eh maaf ya bray, ini beda dengan LRT yang dulu itu, atau pembangunan baru?
Yang ini baru.
Yang dulu bermasalah dgn PT Adhi Karya, dan blm clear.
bagus lah, zaman Jokowi Ahok emang pesat banget pertumbuhan infrastrukturnya..
beda ama SBY, buat apa bangun infrastruktur, akhirnya pulau ane Kalimantan jalannya masih aja tanah merah!!
untung Jokowi dah jadi Presiden, jadinya sekarang dah aspal mulus..
puluhan taon merdeka, baru akhir 2015 nemu jalan aspal di tempat ane.. hiks
beda ama SBY, buat apa bangun infrastruktur, akhirnya pulau ane Kalimantan jalannya masih aja tanah merah!!
untung Jokowi dah jadi Presiden, jadinya sekarang dah aspal mulus..
puluhan taon merdeka, baru akhir 2015 nemu jalan aspal di tempat ane.. hiks
32 + 10 ngapain aja nih??
Dana banyak keluar, kerjaan ga beres-beres!!
Quote:Original Posted By PasinHa ►
Taro diatas bro.. Di malaysia udah bnyak
Yah klo jakarta lahannya udah kaga ada mo baruh tiangnya juga binggung kanan kiri udah jalur busway plus atasnya udah ke tutup jalan layang lagi
Via: Kaskus.co.id
Taro diatas bro.. Di malaysia udah bnyak
Yah klo jakarta lahannya udah kaga ada mo baruh tiangnya juga binggung kanan kiri udah jalur busway plus atasnya udah ke tutup jalan layang lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar