Quote:
Gag nyangka trit ini HT, soal nya pas keluar respon ny kurang
thanks ya yg sudah rate dan komen
sudah pasti no karena observasi dan pemikiran saya sendiri, dan semoga bukan
NO OFFENSE, NO SARA, BERKOMENTAR LAH YANG CERDAS,
Saya tidak mengharapkan dari kalian para pembaca. Atau kalian bisa memberikan jika memang wajar dan salah. Saya mengharapkan sekali masukan dari pembaca. Silahkan berkomentar dengan cerdas. Jika tidak suka, silahkan tutup tread ini.
PENDAHULUAN
Perlukah Aturan Agresivitas Gol Tandang?
Perayaan gol Saul Niguez saat membobol gawang Bayern pada Leg 1.
Rabu, 4 Mei 2016, Bayern Munich berhasil mengalahkan Atletico Madrid dengan skor 2-1 di Alianz Arena. Tapi karena Leg 1 di markas Atletico, Bayern kalah 0-1, sehingga agregat menjadi sama kuat 2-2. Maka dengan aturan agresivitas gol tandang, Atletico berhak untuk tiket final. Yang jadi pertanyaan nya, kenapa kemenangan 1-0 Atletico di nyatakan lebih berharga dari pada kemenangan 2-1 nya Bayern?
Penjelasan singkat.
Agresivitas gol tandang merupakan peraturan untuk pertandingan 2 leg (Home Away) yang mana jika agregat berakhir imbang, maka di tentukan dengan Tim mana yang bisa mencetak gol lebih banyak di markas lawan. Jika ternyata masih sama, dan skor akhir di dua pertandingan juga sama, maka baru berlanjut ke perpanjangan waktu hingga penalti.
Pada perpanjangan waktu juga masih berlaku agresivitas gol tandang, sehingga jika ada pertambahan gol tapi skor masih imbang, sudah di pastikan tim tamu keluar sebagai pemenang. Namun jika di pertambahan waktu tidak ada gol yang tercipta, maka laga di lanjutkan dengan adu penalti.
Kenapa harus ada aturan gol tandang? Sejarah gol tandang itu sendiri.
Kita kembali ke masa lalu dimana aturan ini di ciptakan. Aturan gol tandang baru di pakai pada tahun 1965, pada saat itu di gunakan untuk kompetisi eropa yaitu piala Winners musim 1965-1966. Dan tim pertama yang meraup untung dari aturan ini adalah Dukla Prague (asal Republik Ceko, dulu masih Cekoslowakia). Dukla Prague kalah 2-3 di markas tim Rumania, Budapest Honved, namun bisa menang di markas sendiri dengan skor 2-1.
Pada tahun 1965, belum ada aturan adu penalti sebagai ajang tos-tosan. Jadi pada tahun-tahun sebelum itu, jika pertandingan 2 leg tetap berakhir imbang, maka akan ada laga tambahan dengan berlangsung di tempat netral, atau melakukan tos-tosan dengan koin. Tentu saja tos-tosan dengan koin terasa tidak fair, tidak sportif, terlalu mengandalkan keberuntungan dan menimbulkan kontroversi serta permusuhan. Lagi pula terasa tidak adil bermain 2x90 menit, tapi berakhir dengan hanya adu koin. Maka dari itu biasa nya tim lebih memilih opsi leg tambahan.
Jika memilih leg tambahan, itu arti nya akan ada jadwal baru, tempat baru dan hal yang ditakutkan semua panitia, biaya baru. Menambah pertandingan di kalender jelas merugikan kedua tim, baik fisik, mental dan lagi-lagi ekonomi. Yang mana pada jaman itu juga alat transportasi tidak sebagus saat ini, dan juga banyak terjadi perperangan saudara dan antar negara di Eropa. Dan itu juga jika ada pemenang, bagaimana jika kembali seri? justru ini akan sia-sia dan ujung-ujung nya adalah adu koin lagi.
Tepat pada musim sebelum itu, musim 1964-1965, pada pertandingan European Cup (sekarang Champions) perempatfinal yang mempertemukan FC Koln melawan liverpool. Pertandingan 2 leg tetap berakhir 0-0, di lanjutkan leg tambahan ternyata kembali imbang 2-2. Terpaksa dilakukan adu tos-tosan, yang mana pada saat itu keluar Liverpool sebagai pemenang. Karena rumput di stadion Feyenoord's De Kuip (tempat netral) yang lembut, koin mendarat di tengah-tengah sela rumput sehingga dilakukan lemparan 2 kali.
Pada pergelaran tahun itu juga ada 5x pertandingan terpaksa di lakukan dengan adu koin, menjadikan kompetisi Europan Cup dengan tos-tosan koin terbanyak dan banyak pihak jadi merugi.
Maka dari itu untuk menghemat waktu, menghemat tenaga dan menghemat "uang", di berlakukan lah aturan goal tandang pada tahun 1965 di gelaran piala winners dan sukses. Dan aturan gol tandang mulai diterapkan pada gelaran Piala Champions musim 1967/68 namun baru benar-benar di pakai pada babak knock-out pada musim 1970/71. Pada saat itu Everton harus gugur di tangan Panathinaikos dengan agregat 1-1, Everton harus gugur karena hasil 1-1 terjadi di markas mereka dan menjadikan Everton vs Panathinaikos menjadi laga Champions pertama yang berakhir dengan kemenangan gol tandang.
Pertandingan Everton vs Panathinaikos yang menghasilkan Panathinaikos menang gol tandang pertama.
Sekarang muncul pertanyaan baru, kenapa harus gol tandang? kenapa tidak di balik, kenapa bukan gol kandang?
Nah pernahkah kalian berpikir demikian. Fifa ada alasan tersendiri untuk soal ini.
Sebelum di berlakukan nya gol tandang, Tim yang datang dari jauh menempuh jarak yang terkadang berjam-jam, kelelahan adalah faktor utama. Belum lagi dari segi cuaca, kondisi asing yang harus tim tamu adaptasi, bentuk stadion, suporter tuan rumah, bahkan posisi tidur pun sangat berpengaruh. Maka dari itu jelas kondisi fisik dan mental tim tamu tidak sebagus saat di markas mereka, jadi para pelatih dan tim-tim saat itu lebih memilih opsi bermain bertahan dan membalas habis-habisan di leg ke-2 di markas sendiri. Pun begitu tim tuan rumah bakalan habis-habisan di leg 1, kemudian mencoba menjaga keunggulan di leg 2. Maka tak heran jika pada saat itu tim tuan rumah mayoritas lebih banyak mendapatkan kemenangan di banding tim tamu.
Untuk memperkuat mental tim tamu, menambah agresivitas pemain-pemain dan tentu saja menambah keseruan saat pertandingan, maka dari itu faktor gol tandang di rasa lebih efektif dan lebih adil. Leg 1 menjadi pertandingan yang seru untuk tuan rumah agar berhati-hati menjaga gawang sembari mencari gol yang banyak karena bermain di kandang, tim tamu juga akan sedikit bertahan lalu melancarkan serangan balik, atau bahkan tim tamu lebih agresif untuk mengincar gol tandang agar bisa sedikit lega di leg 2. Apapun hasil yang di dapat di leg 1 (asal bukan kemenangan besar), menjadikan pertandingan leg 2 akan jadi tambah seru.
Pun begitu jika terjadi babak tambahan di leg ke-2, jika melalui sudut pandang biasa, maka tuan rumah leg-2 di rasa lebih unggul karena akan melalui 30 menit babak tambahan di tempat mereka. Tapi itu jelas juga faktor kerugian besar, karena jika ada gol tambahan dari tim tamu, berarti mereka harus mencari 2 gol balasan, karena jika hasil imbang dengan ada nya tambahan gol menjadikan mereka tersingkir. Begitupun sebalik nya, menambah 1 gol tuan rumah di babak tambahan belum tentu menjadikan mereka aman, karena suatu saat bisa saja tim tamu menyamakan kedudukan dan lagi-lagi kerugian di tim tuan rumah. So, apapun yang terjadi, tambahan waktu leg 2 tetap akan seru dan mendukung kedua tim.
Nah bagaimana jika sudah ada aturan gol tandang dan juga tetap imbang hingga akhir waktu. Yah tentu nya lagi-lagi harus menggunakan adu koin. Beda nya kali ini tidak ada laga tambahan, jadi jika imbang sampai perpanjangan waktu, maka di langsungkan adu koin. Hingga akhir nya Fifa menerapkan aturan adu penalti tahun 1970 untuk pertandingan yang masih imbang. Dan hebat nya, Everton lagi-lagi yang merasakan adu penalti pertama di Champions, pada tahun yang sama mereka kalah gol tandang, sebelum pertandingan itu, mereka melakukan adu penalti melawan Borussia Monchengladbach di 16 besar setelah 2 leg berakhir imbang dengan agregat 2-2. Everton menang penalti 4-3, dan akhir nya gugur gol tandang lawan Panathinaikos di perempat final.
Penutup.
Kembali ke judul, perlukah aturan gol tandang, apalagi di masa sekarang? Saya pribadi menjawab tentu masih perlu, meskipun sudah ada aturan yang lebih modern menggantikan adu koin, tentu saja peraturan gol tandang membuat pertandingan lebih variatif dengan taktik pelatih masing-masing. Bukan pertandingan monoton dimana tuan rumah selalu bermain menyerang sedangkan tim tamu memilih jalan bertahan.
Dan juga bisa sekarang sudah bisa di pahami kenapa Atletico yang hanya menang 1-0 di markas mereka lebih berharga ketimbang 2-1 nya Bayern. Karena keberhasilan tim tamu mencetak gol di markas lawan lebih di apresiasi dari pada mencetak gol di markas sendiri. Meskipun Atletico di bombardir dan hanya mengandalkan serangan balik, namun pertahanan kuat dan serangan Atletico yang efektif lah yang membedakan pertandingan ini. Akhir kata selamat Atletico atas kemenangan gemilang nya dan menggenggam tiket final.
Anomali gol tandang
- AC Milan dan Intermilan pernah bertemu di semifinal Champions 2003, mereka sama-sama memetik hasil imbang dengan agregat 1-1. Meskipun 2 pertandingan di laksanakan di tempat yang sama (AC Milan dan Intermilan berbagi stadion), tapi AC Milan lolos ke final karena pada hasil imbang 1-1 di anggap sebagai gol tandang AC Milan karena Intermilan berperan sebagai tuan rumah saat itu.
- Piala Winners tahun 1971 mempertemukan Sporting Libson dan Rangers. Leg 1 menghasilkan kemenangan Rangers 3-2, dan Leg 2 menghasilkan kemenangan Sporting juga skor 3-2. Namun di perpanjangan waktu mereka sama-sama menambah gol menjadi skor 4-3.
-First leg: Rangers 3 – 2 Sporting
-Second leg, after 90 minutes: Sporting 3 – 2 Rangers
-Second leg, after extra time: Sporting 4 – 3 Rangers
Namun bukan kemenangan gol tandang yang di dapat Rangers, wasit Laurens van Raavens malah menganggap harus adu penalti. Sporting menang adu penalti 3-0. Hingga akhir nya Rangers melakukan banding dan di terima, Rangers pun berhak melanjutkan turnamen dan di anggap sebagai pemenang. Rangers pun pada akhirnya mengangkat tropy piala Winners tahun itu.
- Tahun 2014 lalu pernah ada wacana untuk merevisi ulang aturan gol tandang. Banyak pelatih klub-klub ternama seperti Juergen Kloop, Alex Ferguson, Andre Villas Boas, Jose Mourinho, Arsene Wenger, Pep Guardiola, Luis Enrique, Manuel Pellegrini dan pelatih-pelatih top lainnya berkumpul di markas UEFA, Nyon, Swiss. Ada pembicaraan hangat yang sedang mereka bahas, yakni perubahan aturan gol tandang yang mungkin akan sedikit diubah pada ajang Liga Champions. Namun kelihatan nya tidak dilanjutkan.
sumber: wikipedia, google, google image, theguardian.com , bola.okezone.com , fourfourtwo.com , panditfootball.com , tribunnews.com , Pemikiran TS sendiri.
Link situs
mampir trit ane yang lain
Gag nyangka trit ini HT, soal nya pas keluar respon ny kurang
thanks ya yg sudah rate dan komen
Spoiler for :
Spoiler for No Repost:
sudah pasti no karena observasi dan pemikiran saya sendiri, dan semoga bukan
NO OFFENSE, NO SARA, BERKOMENTAR LAH YANG CERDAS,
Spoiler for Mohon di baca:
Saya tidak mengharapkan dari kalian para pembaca. Atau kalian bisa memberikan jika memang wajar dan salah. Saya mengharapkan sekali masukan dari pembaca. Silahkan berkomentar dengan cerdas. Jika tidak suka, silahkan tutup tread ini.
PENDAHULUAN
Perlukah Aturan Agresivitas Gol Tandang?
Spoiler for :
Perayaan gol Saul Niguez saat membobol gawang Bayern pada Leg 1.
Rabu, 4 Mei 2016, Bayern Munich berhasil mengalahkan Atletico Madrid dengan skor 2-1 di Alianz Arena. Tapi karena Leg 1 di markas Atletico, Bayern kalah 0-1, sehingga agregat menjadi sama kuat 2-2. Maka dengan aturan agresivitas gol tandang, Atletico berhak untuk tiket final. Yang jadi pertanyaan nya, kenapa kemenangan 1-0 Atletico di nyatakan lebih berharga dari pada kemenangan 2-1 nya Bayern?
Penjelasan singkat.
Agresivitas gol tandang merupakan peraturan untuk pertandingan 2 leg (Home Away) yang mana jika agregat berakhir imbang, maka di tentukan dengan Tim mana yang bisa mencetak gol lebih banyak di markas lawan. Jika ternyata masih sama, dan skor akhir di dua pertandingan juga sama, maka baru berlanjut ke perpanjangan waktu hingga penalti.
Pada perpanjangan waktu juga masih berlaku agresivitas gol tandang, sehingga jika ada pertambahan gol tapi skor masih imbang, sudah di pastikan tim tamu keluar sebagai pemenang. Namun jika di pertambahan waktu tidak ada gol yang tercipta, maka laga di lanjutkan dengan adu penalti.
Kenapa harus ada aturan gol tandang? Sejarah gol tandang itu sendiri.
Spoiler for :
Kita kembali ke masa lalu dimana aturan ini di ciptakan. Aturan gol tandang baru di pakai pada tahun 1965, pada saat itu di gunakan untuk kompetisi eropa yaitu piala Winners musim 1965-1966. Dan tim pertama yang meraup untung dari aturan ini adalah Dukla Prague (asal Republik Ceko, dulu masih Cekoslowakia). Dukla Prague kalah 2-3 di markas tim Rumania, Budapest Honved, namun bisa menang di markas sendiri dengan skor 2-1.
Pada tahun 1965, belum ada aturan adu penalti sebagai ajang tos-tosan. Jadi pada tahun-tahun sebelum itu, jika pertandingan 2 leg tetap berakhir imbang, maka akan ada laga tambahan dengan berlangsung di tempat netral, atau melakukan tos-tosan dengan koin. Tentu saja tos-tosan dengan koin terasa tidak fair, tidak sportif, terlalu mengandalkan keberuntungan dan menimbulkan kontroversi serta permusuhan. Lagi pula terasa tidak adil bermain 2x90 menit, tapi berakhir dengan hanya adu koin. Maka dari itu biasa nya tim lebih memilih opsi leg tambahan.
Jika memilih leg tambahan, itu arti nya akan ada jadwal baru, tempat baru dan hal yang ditakutkan semua panitia, biaya baru. Menambah pertandingan di kalender jelas merugikan kedua tim, baik fisik, mental dan lagi-lagi ekonomi. Yang mana pada jaman itu juga alat transportasi tidak sebagus saat ini, dan juga banyak terjadi perperangan saudara dan antar negara di Eropa. Dan itu juga jika ada pemenang, bagaimana jika kembali seri? justru ini akan sia-sia dan ujung-ujung nya adalah adu koin lagi.
Spoiler for :
Tepat pada musim sebelum itu, musim 1964-1965, pada pertandingan European Cup (sekarang Champions) perempatfinal yang mempertemukan FC Koln melawan liverpool. Pertandingan 2 leg tetap berakhir 0-0, di lanjutkan leg tambahan ternyata kembali imbang 2-2. Terpaksa dilakukan adu tos-tosan, yang mana pada saat itu keluar Liverpool sebagai pemenang. Karena rumput di stadion Feyenoord's De Kuip (tempat netral) yang lembut, koin mendarat di tengah-tengah sela rumput sehingga dilakukan lemparan 2 kali.
Pada pergelaran tahun itu juga ada 5x pertandingan terpaksa di lakukan dengan adu koin, menjadikan kompetisi Europan Cup dengan tos-tosan koin terbanyak dan banyak pihak jadi merugi.
Maka dari itu untuk menghemat waktu, menghemat tenaga dan menghemat "uang", di berlakukan lah aturan goal tandang pada tahun 1965 di gelaran piala winners dan sukses. Dan aturan gol tandang mulai diterapkan pada gelaran Piala Champions musim 1967/68 namun baru benar-benar di pakai pada babak knock-out pada musim 1970/71. Pada saat itu Everton harus gugur di tangan Panathinaikos dengan agregat 1-1, Everton harus gugur karena hasil 1-1 terjadi di markas mereka dan menjadikan Everton vs Panathinaikos menjadi laga Champions pertama yang berakhir dengan kemenangan gol tandang.
Spoiler for :
Pertandingan Everton vs Panathinaikos yang menghasilkan Panathinaikos menang gol tandang pertama.
Sekarang muncul pertanyaan baru, kenapa harus gol tandang? kenapa tidak di balik, kenapa bukan gol kandang?
Nah pernahkah kalian berpikir demikian. Fifa ada alasan tersendiri untuk soal ini.
Sebelum di berlakukan nya gol tandang, Tim yang datang dari jauh menempuh jarak yang terkadang berjam-jam, kelelahan adalah faktor utama. Belum lagi dari segi cuaca, kondisi asing yang harus tim tamu adaptasi, bentuk stadion, suporter tuan rumah, bahkan posisi tidur pun sangat berpengaruh. Maka dari itu jelas kondisi fisik dan mental tim tamu tidak sebagus saat di markas mereka, jadi para pelatih dan tim-tim saat itu lebih memilih opsi bermain bertahan dan membalas habis-habisan di leg ke-2 di markas sendiri. Pun begitu tim tuan rumah bakalan habis-habisan di leg 1, kemudian mencoba menjaga keunggulan di leg 2. Maka tak heran jika pada saat itu tim tuan rumah mayoritas lebih banyak mendapatkan kemenangan di banding tim tamu.
Untuk memperkuat mental tim tamu, menambah agresivitas pemain-pemain dan tentu saja menambah keseruan saat pertandingan, maka dari itu faktor gol tandang di rasa lebih efektif dan lebih adil. Leg 1 menjadi pertandingan yang seru untuk tuan rumah agar berhati-hati menjaga gawang sembari mencari gol yang banyak karena bermain di kandang, tim tamu juga akan sedikit bertahan lalu melancarkan serangan balik, atau bahkan tim tamu lebih agresif untuk mengincar gol tandang agar bisa sedikit lega di leg 2. Apapun hasil yang di dapat di leg 1 (asal bukan kemenangan besar), menjadikan pertandingan leg 2 akan jadi tambah seru.
Pun begitu jika terjadi babak tambahan di leg ke-2, jika melalui sudut pandang biasa, maka tuan rumah leg-2 di rasa lebih unggul karena akan melalui 30 menit babak tambahan di tempat mereka. Tapi itu jelas juga faktor kerugian besar, karena jika ada gol tambahan dari tim tamu, berarti mereka harus mencari 2 gol balasan, karena jika hasil imbang dengan ada nya tambahan gol menjadikan mereka tersingkir. Begitupun sebalik nya, menambah 1 gol tuan rumah di babak tambahan belum tentu menjadikan mereka aman, karena suatu saat bisa saja tim tamu menyamakan kedudukan dan lagi-lagi kerugian di tim tuan rumah. So, apapun yang terjadi, tambahan waktu leg 2 tetap akan seru dan mendukung kedua tim.
Nah bagaimana jika sudah ada aturan gol tandang dan juga tetap imbang hingga akhir waktu. Yah tentu nya lagi-lagi harus menggunakan adu koin. Beda nya kali ini tidak ada laga tambahan, jadi jika imbang sampai perpanjangan waktu, maka di langsungkan adu koin. Hingga akhir nya Fifa menerapkan aturan adu penalti tahun 1970 untuk pertandingan yang masih imbang. Dan hebat nya, Everton lagi-lagi yang merasakan adu penalti pertama di Champions, pada tahun yang sama mereka kalah gol tandang, sebelum pertandingan itu, mereka melakukan adu penalti melawan Borussia Monchengladbach di 16 besar setelah 2 leg berakhir imbang dengan agregat 2-2. Everton menang penalti 4-3, dan akhir nya gugur gol tandang lawan Panathinaikos di perempat final.
Penutup.
Kembali ke judul, perlukah aturan gol tandang, apalagi di masa sekarang? Saya pribadi menjawab tentu masih perlu, meskipun sudah ada aturan yang lebih modern menggantikan adu koin, tentu saja peraturan gol tandang membuat pertandingan lebih variatif dengan taktik pelatih masing-masing. Bukan pertandingan monoton dimana tuan rumah selalu bermain menyerang sedangkan tim tamu memilih jalan bertahan.
Dan juga bisa sekarang sudah bisa di pahami kenapa Atletico yang hanya menang 1-0 di markas mereka lebih berharga ketimbang 2-1 nya Bayern. Karena keberhasilan tim tamu mencetak gol di markas lawan lebih di apresiasi dari pada mencetak gol di markas sendiri. Meskipun Atletico di bombardir dan hanya mengandalkan serangan balik, namun pertahanan kuat dan serangan Atletico yang efektif lah yang membedakan pertandingan ini. Akhir kata selamat Atletico atas kemenangan gemilang nya dan menggenggam tiket final.
Anomali gol tandang
- AC Milan dan Intermilan pernah bertemu di semifinal Champions 2003, mereka sama-sama memetik hasil imbang dengan agregat 1-1. Meskipun 2 pertandingan di laksanakan di tempat yang sama (AC Milan dan Intermilan berbagi stadion), tapi AC Milan lolos ke final karena pada hasil imbang 1-1 di anggap sebagai gol tandang AC Milan karena Intermilan berperan sebagai tuan rumah saat itu.
- Piala Winners tahun 1971 mempertemukan Sporting Libson dan Rangers. Leg 1 menghasilkan kemenangan Rangers 3-2, dan Leg 2 menghasilkan kemenangan Sporting juga skor 3-2. Namun di perpanjangan waktu mereka sama-sama menambah gol menjadi skor 4-3.
-First leg: Rangers 3 – 2 Sporting
-Second leg, after 90 minutes: Sporting 3 – 2 Rangers
-Second leg, after extra time: Sporting 4 – 3 Rangers
Namun bukan kemenangan gol tandang yang di dapat Rangers, wasit Laurens van Raavens malah menganggap harus adu penalti. Sporting menang adu penalti 3-0. Hingga akhir nya Rangers melakukan banding dan di terima, Rangers pun berhak melanjutkan turnamen dan di anggap sebagai pemenang. Rangers pun pada akhirnya mengangkat tropy piala Winners tahun itu.
- Tahun 2014 lalu pernah ada wacana untuk merevisi ulang aturan gol tandang. Banyak pelatih klub-klub ternama seperti Juergen Kloop, Alex Ferguson, Andre Villas Boas, Jose Mourinho, Arsene Wenger, Pep Guardiola, Luis Enrique, Manuel Pellegrini dan pelatih-pelatih top lainnya berkumpul di markas UEFA, Nyon, Swiss. Ada pembicaraan hangat yang sedang mereka bahas, yakni perubahan aturan gol tandang yang mungkin akan sedikit diubah pada ajang Liga Champions. Namun kelihatan nya tidak dilanjutkan.
Spoiler for :
sumber: wikipedia, google, google image, theguardian.com , bola.okezone.com , fourfourtwo.com , panditfootball.com , tribunnews.com , Pemikiran TS sendiri.
Link situs
Spoiler for :
mampir trit ane yang lain
Spoiler for trit:
reserved untuk komentar-komentar terbaik
Quote:Original Posted By gzaqgila ►
atletico ditangani simeone emang golden age dah
meski pemain udah dipreteli sana sini tetap mampu menyajikan sebuah team yang solid
dan point tambahan buat torres yang kembali ke jalur yang benar setelah jadi tukang jual kaos di chelsea
dan tahun ini kembali derby madrid di final
semoga gak kaya taun kemarin dimana atm kalah stamina habis habisan di babak ke2, dan dihancurkan oleh ramos dkk
Quote:Original Posted By jebe.drummer1 ►
elaahh.. jagoan ane gagal lolos. prediksi ane meleset dari 3-1 cuman 2-1
tunggu aje, griezmann th depan ke bayern. bayern th ini masih main2, br pemanasan
bayern tim paling stabil permainannya di jagat sepakbola eropa, setelah barca
Quote:Original Posted By kampretoselalu ►
emang ini bisa dikatakan cukup kontroversi selain peraturan mengenai penalty. kaya bayern kemaren yg udah main totalitas habis2an sepanjang pertandingan harus kalah karna sebiji gol atm di kandang mereka.
Quote:Original Posted By PrettyFace ►
tanpa aturan agresivitas gol tandang..
berkurang pula keseruan pertandingan sepak bola (seperti yang dijelaskan TS)
dan menurut ane tidak perlu di revisi lagi.. aturan ini udah fair dan keren..cool..penuh cinta kasih.. dan perdamaian tingkat internasional
Quote:Original Posted By powerpunk ►
Trus knpa pula kalo menang dapet 3 poin,kalo seri cuman 1 poin?
Knpa gak di itung produktivitas gol nya aja pas kompetisi?
Quote:Original Posted By spicebox15 ►
gol tandang menurut ane sudah pas, alasan2nya sudah dibeber sedemikian rupa ama TS
permasalahnnya menurut ane sekarang adalah, siapa yang main di kandang duluan?
karena ada beban mental tersendiri bagi tim yang harus main di kandang dalam leg kedua. misalnya di leg pertama udah kalah sekian gol, maka leg kedua harus minimal tambah satu gol....TANPA KEBOBOLAN. kalo kebobolan? nambahnya dua gol. ini memunculkan pola tim yg tandang di leg kedua jadi bertahan total sambil sesekali serangan balik, satu gol buat mereka sudah cukup menghancurkan usaha serangan bertubi2 90 menit tim kandang. atletico kemarin contoh nyata sekali
di liga champions 16 besar okelah runner up grup kandang duluan, tapi di 8 besar kan posisinya semua sama. itu sih menurut ane.
Quote:Original Posted By gzaqgila ►
atletico ditangani simeone emang golden age dah
meski pemain udah dipreteli sana sini tetap mampu menyajikan sebuah team yang solid
dan point tambahan buat torres yang kembali ke jalur yang benar setelah jadi tukang jual kaos di chelsea
dan tahun ini kembali derby madrid di final
semoga gak kaya taun kemarin dimana atm kalah stamina habis habisan di babak ke2, dan dihancurkan oleh ramos dkk
Quote:Original Posted By jebe.drummer1 ►
elaahh.. jagoan ane gagal lolos. prediksi ane meleset dari 3-1 cuman 2-1
tunggu aje, griezmann th depan ke bayern. bayern th ini masih main2, br pemanasan
bayern tim paling stabil permainannya di jagat sepakbola eropa, setelah barca
Quote:Original Posted By kampretoselalu ►
emang ini bisa dikatakan cukup kontroversi selain peraturan mengenai penalty. kaya bayern kemaren yg udah main totalitas habis2an sepanjang pertandingan harus kalah karna sebiji gol atm di kandang mereka.
Quote:Original Posted By PrettyFace ►
tanpa aturan agresivitas gol tandang..
berkurang pula keseruan pertandingan sepak bola (seperti yang dijelaskan TS)
dan menurut ane tidak perlu di revisi lagi.. aturan ini udah fair dan keren..cool..penuh cinta kasih.. dan perdamaian tingkat internasional
Quote:Original Posted By powerpunk ►
Trus knpa pula kalo menang dapet 3 poin,kalo seri cuman 1 poin?
Knpa gak di itung produktivitas gol nya aja pas kompetisi?
Quote:Original Posted By spicebox15 ►
gol tandang menurut ane sudah pas, alasan2nya sudah dibeber sedemikian rupa ama TS
permasalahnnya menurut ane sekarang adalah, siapa yang main di kandang duluan?
karena ada beban mental tersendiri bagi tim yang harus main di kandang dalam leg kedua. misalnya di leg pertama udah kalah sekian gol, maka leg kedua harus minimal tambah satu gol....TANPA KEBOBOLAN. kalo kebobolan? nambahnya dua gol. ini memunculkan pola tim yg tandang di leg kedua jadi bertahan total sambil sesekali serangan balik, satu gol buat mereka sudah cukup menghancurkan usaha serangan bertubi2 90 menit tim kandang. atletico kemarin contoh nyata sekali
di liga champions 16 besar okelah runner up grup kandang duluan, tapi di 8 besar kan posisinya semua sama. itu sih menurut ane.
biar seru gan, biar tim yg tertinggal aggregat gol mw nyerang
penonton dpt untungnya jg melihat sepak bola aktraktif
penonton dpt untungnya jg melihat sepak bola aktraktif
Emang sih bikin gol d kadang lawan lebih susah dr pd d kandang sndiri..
Tp kurang greget gtu sih buat ane.. Better perpanjangan waktu kalo agregat nya imbang..
Tp kurang greget gtu sih buat ane.. Better perpanjangan waktu kalo agregat nya imbang..
ane menikmati gol tandang gan. lebih seru ane liatnya dan lebih dramatis.
kenapa dramatis ?
karena tim yang menang di satu laga belum berarti pemenang dala pertandingan tersebut
kenapa dramatis ?
karena tim yang menang di satu laga belum berarti pemenang dala pertandingan tersebut
perlu gan biar ngenes kalo kalah
Membuat gol tandang (away) itu susahnya mungkin dua kali (2x) dari membuat gol kandang (home).
Butuh mental baja. Tekanan dr suporter tuan rumah (berupa yel-yel, nyanyian, ejekan, sindiran dan teriakan) yg bisa bikin nerves sampai herpes yang membuat pemain tandang kadang salah passing, gagal fokus hingga finishing yg buruk.
Makanya gol tandang itu sangat berharga.
Butuh mental baja. Tekanan dr suporter tuan rumah (berupa yel-yel, nyanyian, ejekan, sindiran dan teriakan) yg bisa bikin nerves sampai herpes yang membuat pemain tandang kadang salah passing, gagal fokus hingga finishing yg buruk.
Makanya gol tandang itu sangat berharga.
Ane rasa pelu gan..
Ane kelarin baca dulu gan.
Ane kelarin baca dulu gan.
Quote:Original Posted By pussybuster ►
biar seru gan, biar tim yg tertinggal aggregat gol mw nyerang
penonton dpt untungnya jg melihat sepak bola aktraktif
yoi gan biar permainan nya menghibur,, malah kalo bisa lebih byk gol yg tercipta gitu
biar seru gan, biar tim yg tertinggal aggregat gol mw nyerang
penonton dpt untungnya jg melihat sepak bola aktraktif
yoi gan biar permainan nya menghibur,, malah kalo bisa lebih byk gol yg tercipta gitu
perlu gan biar lebih menarik pertandingannya
Perlu gan...
supaya menjaga konsistensi permainan tim walau kandang maupun tandang.
supaya menjaga konsistensi permainan tim walau kandang maupun tandang.
Sebernya anomali sih ya gol tandang.
Tapi peraturan ya peraturan.
Tapi peraturan ya peraturan.
emang kalo pertandingan tandang(away) itu tekanan nya luar biasa bray dari suporter lawan, jadi lebih susah daripada pertandingan di kandang (home).
lebih tertekan lagi kalo tandang ke rumah camer
lebih tertekan lagi kalo tandang ke rumah camer
ane setuju ga setuju sebenernya, soalnya kan ga adil, 90 menit di home, 90 menit di away, kalau masih imbang masa yg menang atau yg kalah pake aturan kandang atau tandang di laga terakhir, tp kalau dilanjut ke ekstra atau pinalti, ga adil juga sama tim tandang yg ga didukung sama suporter sendiri trus diintimidasi tim lawan.
ane jadi bingung, kalau solusinya jadiin venue liga champion semuanya di tempat netral, malah makin ribet, wkwkwk
ane jadi bingung, kalau solusinya jadiin venue liga champion semuanya di tempat netral, malah makin ribet, wkwkwk
Penting banget menurut ane.
Kalo sistem itu gak berlaku, bisa replay mulu tuh karena skor imbang. Kaya zaman dulu.
Kalo sistem itu gak berlaku, bisa replay mulu tuh karena skor imbang. Kaya zaman dulu.
Kl melihat dr alasan adanya gol tandang emang perlu gan msh masuk akal
Wlpn menyakitkan buat yg tereliminasi.
Wlpn menyakitkan buat yg tereliminasi.
perlu banget gan... soalnya kalo engga ada agresivitas gol tandang kaya itu yg ditakutkan imbang2 terus dan kalo koin ga fair banget
ga dmen bola
Quote:ane mo pensiun ngaskus gan
jadi ane jual id ane thn 2004-2005 nubi+email
20rb/id ;
50rb/3 id
cocok bwat pasukan/koleksi/testi di lapak ente
siapa cpat dia dapat
sms 08311-470-69-31
bayar lewat pulsa
Quote:ane mo pensiun ngaskus gan
jadi ane jual id ane thn 2004-2005 nubi+email
20rb/id ;
50rb/3 id
cocok bwat pasukan/koleksi/testi di lapak ente
siapa cpat dia dapat
sms 08311-470-69-31
bayar lewat pulsa
Btw, tumben nih HT naik sekali banyak. Kembali ke sistem lama kah?
gemboked!
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar