Quote:
Mereka adalah beberapa atlet bulutangkis Indonesia yang ganti (atau sempat ganti) paspor:
1. Mia Audina - Belanda
Quote:
2. Tony Gunawan - Amerika Serikat
Quote:
3. Halim Haryanto Ho - Amerika Serikat
Quote:
4. Yohan Hadikusumo - Hongkong
Quote:
5. Fung Permadi - Taiwan
Quote:
6. Albertus Susanto Njoto - Hongkong
Quote:
7. Ronald Susilo - Singapura
Quote:
8. Setyana Mapasa - Australia
Quote:
9. Taufik Hidayat Akbar - Italia
Quote:
10. Keluarga Pebulutangkis Hendri, Wandry, Hendra dan Shinta - Singapura
Quote:
11. Flandy Limpele dan Eng Hian - Inggris
Quote:
Quote:
sumber:
http://www.bulutangkis.com/mod.php?m...disk&did=10815
https://duaribuan.wordpress.com/2011...a-merah-putih/
http://www.tepokbulu.com/forum/showt...ead.php?t=1536
http://www.beritasatu.com/bulutangki...australia.html
http://bwfbadminton.com/2016/01/18/r...es-contenders/
http://www.djarumbadminton.com/sirku...rum-badminton/
http://wikipedia.com
JAYALAH BULUTANGKIS INDONESIA
Spoiler for Pembukaan:
Indonesia sejak dulu dikenal sebagai negara penghasil pemain bulutangkis kelas dunia. Banyak bakat dan talenta atlet bulutangkis yang terus lahir tiap harinya dari berbagai kota di Indonesia. Saking banyaknya kadang atlet-atlet muda bersaing satu sama lain untuk bisa menembus level elit dunia.
Berbagai prestasi tak pernah jauh dari bulutangkis Indonesia. Berbagai kejuaraan dan turnamen baik itu kelas superseries maupun grand prix selalu ada bendera Indonesia di podium. Lagu kebangsaan Indonesia Raya senantiasa berkumandang tiap event.
Namun dibalik kejayaan nama bulutangkis Indonesia, terdapat beberapa atlet sarat prestasi yang memilih untuk ikut berkompetisi degan menjadi warga negara lain. Berbagai alasan dikemukakan oleh atlet yang bersangkutan, mulai dari ingin melanjutkan study, ikut suami, ingin memperoleh fasilitas dan jaminan hidup setelah tidak menjadi atlet, ingin mengembangkan karir karena kalah bersaing di dalam negeri, dll.
Terlepas dari apakah mereka mempunyai jiwa nasionalisme tinggi atau tidak, yang pasti mereka adalah anak bangsa berbakat yang berprestasi di bidang bulutangkis, ikut mengharumkan nama bangsa di dunia internasional dan ikut meramaikan kancah hingar bingar cabang olahraga tepok bulu dunia.
Berbagai prestasi tak pernah jauh dari bulutangkis Indonesia. Berbagai kejuaraan dan turnamen baik itu kelas superseries maupun grand prix selalu ada bendera Indonesia di podium. Lagu kebangsaan Indonesia Raya senantiasa berkumandang tiap event.
Namun dibalik kejayaan nama bulutangkis Indonesia, terdapat beberapa atlet sarat prestasi yang memilih untuk ikut berkompetisi degan menjadi warga negara lain. Berbagai alasan dikemukakan oleh atlet yang bersangkutan, mulai dari ingin melanjutkan study, ikut suami, ingin memperoleh fasilitas dan jaminan hidup setelah tidak menjadi atlet, ingin mengembangkan karir karena kalah bersaing di dalam negeri, dll.
Terlepas dari apakah mereka mempunyai jiwa nasionalisme tinggi atau tidak, yang pasti mereka adalah anak bangsa berbakat yang berprestasi di bidang bulutangkis, ikut mengharumkan nama bangsa di dunia internasional dan ikut meramaikan kancah hingar bingar cabang olahraga tepok bulu dunia.
Mereka adalah beberapa atlet bulutangkis Indonesia yang ganti (atau sempat ganti) paspor:
1. Mia Audina - Belanda
Quote:
Spoiler for 1. Mia Audina - Belanda:
Mia Audina Tjiptawan (lahir di Jakarta, Indonesia, 22 Agustus 1979) adalah seorang mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Saat berbendera Indonesia dia merupakan juara Indonesia Open 1998, peraih medali perak Olimpiade Atlanta 1996, penentu juara Piala Uber 1994 dan 1996. Pada tahun 1999 Mia menikah dengan Tylio Arlo Lobman, seorang penyanyi gospel asal Suriname berkebangsaan Belanda. Ia kemudian menetap dan menjadi warga negara Belanda dan mulai mewakili Belanda dalam berbagai pertandingan.
Setelah berganti bendera Belanda, dia berhasil membawa Belanda dalam kesuksesan. Mia lah yang membuka mata negeri kincir angin itu, Olahraga pun memberikan kebanggaan bagi Bangsa. Mia menghantarkan nama Belanda meraih Perak Olimpiade 2004 dan Runner Up Piala Uber 2006, dimana kala itu Indonesia tidak lolos Kualifikasi Zona Asia.
Setelah berganti bendera Belanda, dia berhasil membawa Belanda dalam kesuksesan. Mia lah yang membuka mata negeri kincir angin itu, Olahraga pun memberikan kebanggaan bagi Bangsa. Mia menghantarkan nama Belanda meraih Perak Olimpiade 2004 dan Runner Up Piala Uber 2006, dimana kala itu Indonesia tidak lolos Kualifikasi Zona Asia.
2. Tony Gunawan - Amerika Serikat
Quote:
Spoiler for 2. Tony Gunawan - Amerika Serikat:
Tony Gunawan (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 9 April 1975) adalah seorang pemain bulu tangkis terkenal Indonesia, peraih medali emas Olimpiade 2000. Ia adalah salah seorang pemain ganda putra terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Tony berhasil merebut berbagai gelar juara dengan banyak pasangan. Saat melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat, ia menjadi pelatih sekaligus pemain di Orange County Badminton Club, California. Sejak saat itu, Ia mewakili negara tersebut dan berhasil menjuarai beberapa kejuaraan saat berpasangan dengan Howard Bach dan Bob Malaythong.
Berbagai pihak banyak yang menghujat Tony karena tidak memiliki rasa nasionalisme. Namun tak sedikit pula yang mendukung keputusan Tony untuk membela tim Amerika Serikat. "Negara lain memberikan jaminan seumur hidup kepada atletnya. Memberikan asuransi ketika sudah tidak menjadi atlet," ucap mantan pebulutangkis Indonesia, Hariyanto Arbi ketika itu mengomentari keputusan Tony Gunawan.
Berbagai pihak banyak yang menghujat Tony karena tidak memiliki rasa nasionalisme. Namun tak sedikit pula yang mendukung keputusan Tony untuk membela tim Amerika Serikat. "Negara lain memberikan jaminan seumur hidup kepada atletnya. Memberikan asuransi ketika sudah tidak menjadi atlet," ucap mantan pebulutangkis Indonesia, Hariyanto Arbi ketika itu mengomentari keputusan Tony Gunawan.
3. Halim Haryanto Ho - Amerika Serikat
Quote:
Spoiler for 3. Halim Haryanto Ho - Amerika Serikat:
Halim Haryanto Ho (lahir di Bandung, Jawa Barat, 23 November 1976) adalah pemain nasional bulu tangkis spesialis ganda Indonesia (1995-2004) yang berpasangan dengan Tony Gunawan. Sejak pindah ke Amerika Serikat, dia memutuskan mewakili Amerika Serikat di ajang internasional. Setelah pensiun sebagai pemain bulu tangkis, Halim memutuskan menjadi pelatih di klub bulu tangkis di Orange County, California, Amerika Serikat. Baru – saat ini dia melatih di Bay Badminton Center in Milpitas, California.
4. Yohan Hadikusumo - Hongkong
Quote:
Spoiler for 4. Yohan Hadikusumo - Hongkong:
Yohan Hadikusuma adalah adik Pebulutangkis Peraih Olimpiade 1992, Alan Budi Kusuma. Yohan sempat masuk ke Pelatnas Cipayung. Namun karena ketatnya persaingan antar pemain pelatnas, Ia mengundurkan diri dari pelatnas dan pindah ke Hongkong. Yohan kemudian mewakili Hongkong dalam berbagai kejuaraan internasional.
Prestasinya yang cukup membanggakan adalah meraih Emas PON tahun 2000 dan membela Hongkong untuk Piala Sudirman dan Piala Thomas 2012.
Prestasinya yang cukup membanggakan adalah meraih Emas PON tahun 2000 dan membela Hongkong untuk Piala Sudirman dan Piala Thomas 2012.
5. Fung Permadi - Taiwan
Quote:
Spoiler for 5. Fung Permadi - Taiwan:
Fung Permadi adalah atlet bulutangkis breprestasi binaan PB Djarum Kudus asal Purwokerto Jawa Tengah.
Fung Permadi justrui lebih bersinar di Taiwan dibandingkan di Indonesia. Di Indonesia, dia sulit bersaing dengan pemain Indonesia saat itu seperti Alam, Ardi, Joko, Heriyanto arbi dll. Keputusannya hijrah ke Taiwan menghasilkan buah manis dg gelar2 prestisius yg sebelumnya tidak dia raih di Indonesia, seperti Juara Cina Terbuka 96, Hongkong terbuka 96, Korea Terbuka 1999, runer up Kejuaran Dunia 1997, SF Kejuaraan Asia. Prestasi tersebut diraihnya bahkan saat usianya menginjak usia 30an (kelahiran 67). Bahkan, dia kemudian menjadi pelatih yg membuat Taiwan mulai bisa bersaing dg negara lain.
Fung Permadi justrui lebih bersinar di Taiwan dibandingkan di Indonesia. Di Indonesia, dia sulit bersaing dengan pemain Indonesia saat itu seperti Alam, Ardi, Joko, Heriyanto arbi dll. Keputusannya hijrah ke Taiwan menghasilkan buah manis dg gelar2 prestisius yg sebelumnya tidak dia raih di Indonesia, seperti Juara Cina Terbuka 96, Hongkong terbuka 96, Korea Terbuka 1999, runer up Kejuaran Dunia 1997, SF Kejuaraan Asia. Prestasi tersebut diraihnya bahkan saat usianya menginjak usia 30an (kelahiran 67). Bahkan, dia kemudian menjadi pelatih yg membuat Taiwan mulai bisa bersaing dg negara lain.
6. Albertus Susanto Njoto - Hongkong
Quote:
Spoiler for 6. Albertus Susanto Njoto - Hongkong:
Albertus Susanto Njoto adalah seorang pemain bulu tangkis Hongkong berkebangsaan Indonesia. Atlet binaan PB Tangkas Jakarta ini sempat masuk pelatnas. Namun karena ketatnya persaingan antar pemain, Albert kemudian mengundurkan diri dari pelatnas dan pindah ke Hongkong. Ia kemudian mewakili Hongkong dalam berbagai kejuaraan internasional.
7. Ronald Susilo - Singapura
Quote:
Spoiler for 7. Ronald Susilo - Singapura:
Ronald Susilo (lahir di Kediri, Jawa Timur, 6 Juni 1979) adalah seorang pemain bulu tangkis Singapura.
Dia mulai bermain bulutangkis ketika dia berusia 8 tahun di Klub Pelita Jaya Jakarta. Ronald bergabung dengan asosiasi bulutangkis Singapura pada umur 19 tahun. Pada olimpiade musim panas 2004 di Athena, Yunani, dia bertugas sebagai pemegang bendera Singapura dan ketika itu dia berhasil masuk hingga perempatfinal termasuk ketika mengalahkan unggulan nomor 1 saat itu Lin Dan. Namun, langkah dia terhenti oleh Boonsak Ponsana dari Thailand.
Dia mulai bermain bulutangkis ketika dia berusia 8 tahun di Klub Pelita Jaya Jakarta. Ronald bergabung dengan asosiasi bulutangkis Singapura pada umur 19 tahun. Pada olimpiade musim panas 2004 di Athena, Yunani, dia bertugas sebagai pemegang bendera Singapura dan ketika itu dia berhasil masuk hingga perempatfinal termasuk ketika mengalahkan unggulan nomor 1 saat itu Lin Dan. Namun, langkah dia terhenti oleh Boonsak Ponsana dari Thailand.
8. Setyana Mapasa - Australia
Quote:
Spoiler for 8. Setyana Mapasa - Australia:
Awal mula kepergian gadis asal Manado ke Australia kala itu karena ia hendak menyembuhkan cedera di bantalan lutut. Cedera itu ia dapatkan kala turun di World Junior Championships 2012 di Jepang. Sama sekali bukan cedera ringan karena ia sempat divonis harus menjalani operasi.Cedera itu sempat membuatnya putus asa. Oleh ibunya Tyana disarankan untuk berhenti bermain bulutangkis dan melanjutkan sekolah.
Menolak operasi, gadis kelahiran Agustus 1995 ini pergi ke Australia mencari alternatif pengobatan cederanya. Ia kemudian mendapat rekomendasi untuk terapi di pusat rehabilitasi. Sembari terapi itulah ia mendaftar kuliah di salah satu universitas di Sidney.
Di Australia pun ia masih berlatih bulutangkis setelah lututnya mulai membaik. Bahkan ia sempat ditawari untuk bermain membela Australia dan diberikan status permanent resident.
Kemunculan terbarunya adalah lolos babak kedua berpasangan dengan pebulutangkis cantik Gronya Somerville.
Menolak operasi, gadis kelahiran Agustus 1995 ini pergi ke Australia mencari alternatif pengobatan cederanya. Ia kemudian mendapat rekomendasi untuk terapi di pusat rehabilitasi. Sembari terapi itulah ia mendaftar kuliah di salah satu universitas di Sidney.
Di Australia pun ia masih berlatih bulutangkis setelah lututnya mulai membaik. Bahkan ia sempat ditawari untuk bermain membela Australia dan diberikan status permanent resident.
Kemunculan terbarunya adalah lolos babak kedua berpasangan dengan pebulutangkis cantik Gronya Somerville.
9. Taufik Hidayat Akbar - Italia
Quote:
Spoiler for 9. Taufik Hidayat Akbar - Italia:
Mulai Agustus 2009, Taufik Hidayat Akbar pindah ke Milan dan membela bendera Italia dan meninggalkan merah putih. Taufik hidayat Akbar terbilang pemain yang kurang berkembang di Indonesia sehingga Taufik Hidayat Akbar memilih negara lain untuk melebarkan sayab dan mengasah kemampuannya.
Sebenarnya Taufiq sempat masuk pelatnas Cipayung selama 4 tahun (2001-2004) namun ia memutuskan pindah untuk tetap bisa bermain bulutangkis dengan berkembang. Selain bermain di Italy, Taufik Akbar Hidayat juga bermain di Liga Jerman. Sementara ini dia menetap di kota Milan (Italia).
Sebenarnya Taufiq sempat masuk pelatnas Cipayung selama 4 tahun (2001-2004) namun ia memutuskan pindah untuk tetap bisa bermain bulutangkis dengan berkembang. Selain bermain di Italy, Taufik Akbar Hidayat juga bermain di Liga Jerman. Sementara ini dia menetap di kota Milan (Italia).
10. Keluarga Pebulutangkis Hendri, Wandry, Hendra dan Shinta - Singapura
Quote:
Spoiler for 10. Keluarga Pebulutangkis Hendri, Wandry, Hendra dan Shinta - Singapura:
Kakak beradik anak dari pasangan Sugeng Subagio dan Sri Sariyani ini memutuskan hijrah bersama ke Singapura dan berhasil menjadi tim bulutangkis nasional Singapura. Mereka adalah Hendri Kurniawan, Wandry Kurniawan, Hendra Wijaya dan Shinta Mulia Sari.
Hendri dan Wandry Kurniawan adalah anak kembar yang lahir di Semarang tanggal 12 Mei 1981. Mereka memilih hijrah ke Singapura dengaan alasan praktis, yaitu kesejahteraan yang lebih baik. Langkah mereka diikuti adik-adiknya, yaitu Hendra Wijaya dan Sinta Mulya Sari yang juga menggeluti bulutangkis.Meskipun sekarang membela Singapura, ia tetap memiliki wanita Indonesia sebagai pendampingnya, ialah Putri Yuliana Sari yang beruntung mendapatkannya.
Setelah menggeluti Bulutangkis di Singapura, Wandry Kurniawan memutuskan kembali ke Indonesia untuk kembali berkarier di Indonesia.
Hendra Wijaya lahir di Indonesia tanggal 27 Desember. Minatnya pada olahraga teplok kok terbentuk dalam keluarganya yang memang berlatar atlet bulutangkis. Prestasi besar yang pernah diraihnya adalah meraih Medali Perunggu di SEA Games Laos untuk 2 nomor, yakni Beregu Putra dan Tunggal Putra.
Shinta Mulia Sari memperkuat timnas bulutangkis Singapura. Meski awalnya menekuni nomor tunggal putri, bintangnya bersinar di nomor ganda, terutama ganda putri bersama Yao Lei. Bersama Yao Lei, Shinta merebut hati warga Singapura setelah meraih juara Singapura Terbuka tahun lalu, gelar yang tak pernah dipegang Singapura selama 20 tahun terakhir. Gelar terakhir yang didapatnya adalah medali Perunggu SEA Games ke 26 di Jakarta.
Hendri dan Wandry Kurniawan adalah anak kembar yang lahir di Semarang tanggal 12 Mei 1981. Mereka memilih hijrah ke Singapura dengaan alasan praktis, yaitu kesejahteraan yang lebih baik. Langkah mereka diikuti adik-adiknya, yaitu Hendra Wijaya dan Sinta Mulya Sari yang juga menggeluti bulutangkis.Meskipun sekarang membela Singapura, ia tetap memiliki wanita Indonesia sebagai pendampingnya, ialah Putri Yuliana Sari yang beruntung mendapatkannya.
Setelah menggeluti Bulutangkis di Singapura, Wandry Kurniawan memutuskan kembali ke Indonesia untuk kembali berkarier di Indonesia.
Hendra Wijaya lahir di Indonesia tanggal 27 Desember. Minatnya pada olahraga teplok kok terbentuk dalam keluarganya yang memang berlatar atlet bulutangkis. Prestasi besar yang pernah diraihnya adalah meraih Medali Perunggu di SEA Games Laos untuk 2 nomor, yakni Beregu Putra dan Tunggal Putra.
Shinta Mulia Sari memperkuat timnas bulutangkis Singapura. Meski awalnya menekuni nomor tunggal putri, bintangnya bersinar di nomor ganda, terutama ganda putri bersama Yao Lei. Bersama Yao Lei, Shinta merebut hati warga Singapura setelah meraih juara Singapura Terbuka tahun lalu, gelar yang tak pernah dipegang Singapura selama 20 tahun terakhir. Gelar terakhir yang didapatnya adalah medali Perunggu SEA Games ke 26 di Jakarta.
11. Flandy Limpele dan Eng Hian - Inggris
Quote:
Quote:
Spoiler for Yang Lainnya::
Selain tersebut di atas, kabar yang beredar masih ada nama-nama seperti: Jonas Rafli dan Cisita Joity Jansen (Jerman), Weni Rahmawati (prancis), Wisnu Haryo Putera, Herry Setiawan, Tantri, Cintya Twankotta, Ardi BW (AS, sekaligus pelatih), Meuliawati, Delis Yuliana, Gustiani Megawati
sumber:
http://www.bulutangkis.com/mod.php?m...disk&did=10815
https://duaribuan.wordpress.com/2011...a-merah-putih/
http://www.tepokbulu.com/forum/showt...ead.php?t=1536
http://www.beritasatu.com/bulutangki...australia.html
http://bwfbadminton.com/2016/01/18/r...es-contenders/
http://www.djarumbadminton.com/sirku...rum-badminton/
http://wikipedia.com
JAYALAH BULUTANGKIS INDONESIA
ane juga bre
rugi bre kalo itu mantan indo lawan org indo juga
Ane Pertamax loh
rugi bre kalo itu mantan indo lawan org indo juga
Ane Pertamax loh
Ane kira taufik yg atu lagi
beberapa udh pernah denger tp sebagian blom
btw
btw
Mencari peruntungan di negara orang ya gan, siapa tau disana lebih bisa bersaing daripada disini, karena disini sudah banyak pemain top nya. Seperti Setyana Mapasa yang sempet ditawarin di ausie.
mereka masih kalah main raket nya sama gw bre
hidp itu pilihan bre
ya mungkin pengahrgaan dinegara sendiri kurang gan,makanya ya mereka kabur
Rejeki dan berprestasi di negri orang lebih menggiurkan
Mungkin mlenceng...
Kak rio seharusnya pindah warga negara juga, krn ga dpt dukungan penuh membalap di f1...
Coba kalo negara lain pasti udah membalap di ferrari bukan di manor dan bisa juara 1
Kak rio seharusnya pindah warga negara juga, krn ga dpt dukungan penuh membalap di f1...
Coba kalo negara lain pasti udah membalap di ferrari bukan di manor dan bisa juara 1
olahraga favourit ane nihh...
Quote:Original Posted By spidcom_2000 ►
Mencari peruntungan di negara orang ya gan, siapa tau disana lebih bisa bersaing daripada disini, karena disini sudah banyak pemain top nya. Seperti Setyana Mapasa yang sempet ditawarin di ausie.
emang sudah main membela ausie gan, dia maen di ganda putri berpasangan dengan si cantik Gronya Somerville, mereka sampai babak II ada di Indonesia Open 2016
Mencari peruntungan di negara orang ya gan, siapa tau disana lebih bisa bersaing daripada disini, karena disini sudah banyak pemain top nya. Seperti Setyana Mapasa yang sempet ditawarin di ausie.
emang sudah main membela ausie gan, dia maen di ganda putri berpasangan dengan si cantik Gronya Somerville, mereka sampai babak II ada di Indonesia Open 2016
biarin aja gan
Ada yang di jepang juga gan, nama ane lupa (org manado) kalau ga salah.
sedih dengernya.
ternyata byk pemain hebat asal Indo, tapi mereka pilih pindah Negara
ternyata byk pemain hebat asal Indo, tapi mereka pilih pindah Negara
Apa karena uang mereka pindah ato hal laen yaak.............????
setelah ane baca kesimpulan ane kenapa mreka pindah selain karena kalah saing di pelatnas (tahun 80-90n) banyak pemain top indonesia jadi wajar mreka yg obsesi buat go intrnasional milih pindah negara dan mreka berhasil...selain krn kalah saing ya itu faktor kemakmuran dan apresiasi yg lebih menjanjikan di sana,,ya rahasia umum lah mantan atlet indonesia di tahun segitu sekarang pada jadi apa?
kalo ini jelas ane nyalahin pemerintah krn ga bisa kelola atlet berbakat yg udan bawa negara
kalo ini jelas ane nyalahin pemerintah krn ga bisa kelola atlet berbakat yg udan bawa negara
oh taufik hidyat ane kira taufik hidayat yang ono..
Udah pernah baca yang sebagian
Quote:Original Posted By heavyroadrunner ►
setelah ane baca kesimpulan ane kenapa mreka pindah selain karena kalah saing di pelatnas (tahun 80-90n) banyak pemain top indonesia jadi wajar mreka yg obsesi buat go intrnasional milih pindah negara dan mreka berhasil...selain krn kalah saing ya itu faktor kemakmuran dan apresiasi yg lebih menjanjikan di sana,,ya rahasia umum lah mantan atlet indonesia di tahun segitu sekarang pada jadi apa?
kalo ini jelas ane nyalahin pemerintah krn ga bisa kelola atlet berbakat yg udan bawa negara
bener banget gan, periode 80-90an banyak banget pemain indonesia yang top, tapi karena kalah bersaing masuk pelatnas prestasinya tenggelam atau berada dalam bayang2 pemain timnas, akhirnya memutuskan untuk pindah negara...
ibarat pemain bola nasibnya kek cesc fabregas yang memutuskan pindah ke barcelona dari arsenal, karena di barcelona dia ingin menikmati gelar juara dan mengangkat piala yang tidak bisa dia dapat ketika berseragam arsenal
Via: Kaskus.co.id
setelah ane baca kesimpulan ane kenapa mreka pindah selain karena kalah saing di pelatnas (tahun 80-90n) banyak pemain top indonesia jadi wajar mreka yg obsesi buat go intrnasional milih pindah negara dan mreka berhasil...selain krn kalah saing ya itu faktor kemakmuran dan apresiasi yg lebih menjanjikan di sana,,ya rahasia umum lah mantan atlet indonesia di tahun segitu sekarang pada jadi apa?
kalo ini jelas ane nyalahin pemerintah krn ga bisa kelola atlet berbakat yg udan bawa negara
bener banget gan, periode 80-90an banyak banget pemain indonesia yang top, tapi karena kalah bersaing masuk pelatnas prestasinya tenggelam atau berada dalam bayang2 pemain timnas, akhirnya memutuskan untuk pindah negara...
ibarat pemain bola nasibnya kek cesc fabregas yang memutuskan pindah ke barcelona dari arsenal, karena di barcelona dia ingin menikmati gelar juara dan mengangkat piala yang tidak bisa dia dapat ketika berseragam arsenal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar