Quote: WELCOME TO MY THREAD
Quote:
Cerita versi singkat n English-nya dapat dilihat di akun Steller TS yg ada di sini:
@georgemartinus
Halo, agan-agan travelers!!
Kali ini saya mau share lagi, nih cerita pengalaman saya waktu berkunjung ke salah satu destinasi wisata yang masuk dalam jajaran UNESCO World Heritage Site di Vietnam, tak lain lagi adalah Ha Long Bay. Well, emang thread kali ini ngga seperti thread-thread saya yg sebelumnya, yg mengusung tema off-beaten track atau road less traveled. Tapi ya boleh lah di-share ke agan-agan di mari, daripada cuma disimpen aja dalem hati. Ya ngga?!
Oke, di sini saya nggak bahas hal-hal umum atau how to yang kalian bisa cari sendiri di Wikipedia atau Google. Namun cerita ini lebih menekankan pada pengalaman melihat langsung keindahan Ha Long Bay dan juga pertemuan/sharing cerita dengan travelmates mancanegara dari sudut pandang saya sendiri.
Langsung aja lah dimulai:
Quote:
PROLOGUE
Travel ke Vietnam tahun 2013 lalu membawa saya ke beberapa destinasi utamanya, salah satunya adalah Ha Long Bay. Ya karena cuma ingin tahu & lihat-lihat saja, jadi kami (bertiga bareng temen) memutuskan utk ambil tur sehari saja.
Quote:Sehari sebelumnya, kami bertiga berkeliling mengeksplor daerah turis Hanoi yg bernama Old Quarter. Di sini rame parah!! Banyak yg dagang, turis kesana-kemari, dan motor pun yg jumlahnya berjibun juga ga mo ngalah dengan pejalan kaki. Satu hal yg saya bingung, di sini ga pernah macet meski jumlah motornya juga banyak kayak Indo.
Di pinggir jalan ada banyak ruko penyedia jasa tur ke berbagai destinasi, termasuk ke Ha Long Bay. Kami terus mencari hingga akhirnya mendapatkan harga yg bisa dibilang tergolong murah pada saat itu. Cuma $17 udah include semua dalam sehari. Lebih murah daripada yg lainnya.
Suasana Old Quarter
Singkat cerita, keesokan harinya kami udah siap di lobi hostel sambil menunggu kedatangan bus travel yang akan menjemput kami pada jam 9 pagi. Agak ngaret, 20 menit pun berlalu dan bus travel/elf tiba. Kaget juga karena di dalamnya udah rame banget, terpaksa kami duduk di bangku extension miring yg bikin pantat lelah.
Ya jelas aja sih.. karena murah makanya dijemput paling terakhir.
Tidak lama setelah jalan, seorang guide muda yg fasih English langsung bercerita panjang tentang Ha Long Bay & Hanoi. Mr. Kheng namanya, beliau bilang butuh 3 jam dari sini ke Ha Long City. Ya berarti kira-kira seperti durasi dari Jkt - Bandung via Purwakarta.
Mr. Kheng juga cerita tentang kenapa Hanoi macet banget yg tak lain karena banyaknya jumlah motor. Dia pun juga bertanya negara asal para peserta tur, "where are you from?". Hingga sampai ke saya dan ia pun mendengar kalo saya dari Indonesia.
Dia malah seakan dapet inspirasi cerita dari situ dengan langsung menimpal cerita panjang dengan mengatakan,
"Ohh, saya dulu juga pernah, tuh ke Jakarta! Macet nya parah juga kayak di Hanoi, malah lebih parah. Asap polusinya juga nggak baik bagi pejalan kaki bla bla bla..."
Tentu aja dia cerita pake English yg bisa didengar/diterjemahkan oleh para peseta tur lainnya.
Kami cuma bisa senyum malu-malu aja mendengarnya
Quote:Perjalanan 3 jam membuat saya bingung mau ngapain di dalam mobil. Pemandangan yg cuma sawah melulu membuat saya cukup jenuh. Tiba-tiba seorang uncle (bule) menyapa saya n ngajak ngobrol. Dia adalah Michael, bule asal Prancis ini ngomongin segala hal bareng saya; dari perkenalan, hobi, kenapa ke Hanoi, politik budaya masing-masing negara, dll. Bisa dibilang cukup bawel juga ni bule.
Ya daripada ga ngapa-ngapain, better ngobrol aja kan biar dapet ilmu.
Singkat cerita, kami pun tiba di sebuah dermaga yg terlihat banyak kapal-kapal kayu (junk boat) bersandar. Mr. Kheng meminta semua peserta tur untuk menuliskan nama-nama utk mendaftar siapa aja yg ikut naek kapal.
Briefing dari Mr. Kheng
Quote:Bon Voyage!
Selama perjalanan, di dalam kapal kami disuguhkan makan siang dulu sebelum tiba di destinasi. Kebetulan kami satu meja dengan anak muda lainnya, yaitu pasangan dari China dan seorang laki-laki dari Thailand. Perkenalan terjadi satu dengan lainnya di meja itu sambil makan siang.
Thai bisa English, tapi agak pendiam di awal, sedangkan dari pasangan China, cowoknya bisa English yg dia bilang belajar dari nonton film, dan ceweknya sama sekali ngga bisa English.
Di tengah makan dan ngobrol tentang perkenalan diri masing-masing, kami dikejutkan dengan pemandangan indah seperti ini dari jendela kapal..
Ya terpaksalah saya banting itu sumpit, meninggalkan lauk yang belum habis dan langsung ambil camera
Benar-benar pemandangan spektakuler!!! Menyaksikan puluhan bukit karst berdiri kokoh mengelilingi kami.
Semua turis di dalam kapal pada keluar dan naik ke dek atas untuk mendapatkan pemandangan yang lebih maksimal.
Quote:Kapal kami berlabuh di sebuah desa apung di tengah laut, yang di mana setiap kapal-kapal tur lainnya juga berhenti dan menurunkan para peserta tur di sini. Mr. Kheng memberi intruksi pada kami semua untuk ikut naik perahu kayu kecil jika memang ingin melihat-lihat karts lebih jauh lagi. Dengan perahu kayu yg dikayuh oleh orang lokal setempat ini, para turis bisa melihat-lihat karst dengan santai hingga masuk ke terowongan karst.
Sialnya ternyata harus bayar lagi seharga VND120.000 (atau Rp60.000). Ya mumpung di sini, mau gimana lagi emang?
Rela deh keluar duit lagi..
Setelah puas dengan perahu dan kembali ke desa apung, Mr. Kheng mempersilakan kami semua untuk coba naik kayak. Tentu aja saya tertarik karena bisa lebih bebas kesana-kemari. Dan ternyata yg mau jajal kano cuma 4 orang aja! Saya bertiga bareng temen dan Michael, si bule Prancis.
Turis yg lain?
Mereka ngga mau panas-panasan lagi n memilih untuk stay di dalam kapal aja.
Begitu mendayung kano, saya bilang gini ke Michael "I'm totally virgin in kayaking"
Dia cuma bilang, "no worries, I'll help you rowing at behind. You can be the best newbie"
Ya untung kanonya jalan terus ke depan, bukan muter-muter.
Selama berkeliling dengan kano, Michael banyak bercerita, termasuk mengeluh karena menu makan siang yg terbilang sedikit dan so-so untuknya. Padahal dia udah bayar mahal untuk tur ini, $30.
Saya pikir aneh juga ya kalo dia bayar mahal, lalu saya cuma bayar tur $17 dan malah dapat fasilitas yang sama dengannya.
Bahkan ia sempat membuat ibu pendayung perahu kayu cemas dan mewanti-wanti dia untuk tidak melakukan hal yg aneh-aneh.
Selebihnya bisa dibaca di sini:
Ha Long Bay: Bersama Pasangan China yang "Gagap", Remaja Thailand Pendiam, dan Pria Prancis yang "Bawel"
Seru juga untuk pengalaman pertama kayaking. Masuk terowongan, lewatin dua celah batu yang sempit, ya pokoknya semau hati mau ke mana dan tinggal dayung aja.
Kami pun lupa kalau ternyata kami cuma diberi waktu 5 menit aja dari Mr. Kheng.
Emang dasar nyusahin aja!!! Mr. Kheng bahkan sampe naek n dayung kayak sendirian nyamperin kami. Teriak manggil-manggil kami untuk segera balik ke kapal, berhubung masih harus ke destinasi selanjutnya untuk mengejar waktu.
Setibanya di kapal, kami disambut wajah-wajah nggak enak para peserta tur lainnya yg pada kepanasan. Merasa bersalah nih!
Kesimpulan dari saya, bagi agan yang emang suka travel ke destinasi alam, wajib hukumnya untuk mengunjungi Ha Long Bay di kunjungan pertama kalian ke Vietnam. Dan saya rasa tur satu hari saja juga cukup untuk sekadar foto-foto.
Beruntunglah bagi fotografer jika cuaca pada saat itu cerah. Beda cerita jika hari mendung dan emang agan ingin menikmati menginap di junk ship di tengah laut berhari-hari.
Sebenarnya, jika agan ingin menikmati wisata alam seperti ini (pegunungan karst), ternyata di Indo juga ada loh!
Yang baru saya tahu cuma ada 2: Ramang-Ramang di Maros, SulSel dan Lembah Harau di Payakumbuh, SumBar.
Kedua wisata tersebut belum banyak orang yg tahu karena memang belum begitu terekspos oleh media besar.
Tentunya kita mengharapkan agar kedua wisata tersebut bisa ramai agar membantu perekonomian warga lokal. Namun seperti kedua sisi koin yg berbeda, ramai pun juga bisa menjadi negatif, yaitu dikhawatirkan wisata jadi tidak alami lagi n bahkan rusak oleh ulah para turis yg tidak beretika.
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak. Bukan dari pemerintah saja, namun juga warga lokal, hingga turis untuk lebih bertanggung jawab pada lingkungan.
Untuk cerita lebih lengkap, agan bisa baca-baca di sini:
Ha Long Bay: Bersama Pasangan China yang "Gagap", Remaja Thailand Pendiam, dan Pria Prancis yang "Bawel"
Makan Angin: Vietnam
Cerita ini juga dapat dilihat di akun Steller TS yg ada di sini:
@georgemartinus
All photos by me
http://makanangin-travel.blogspot.com/ (Travel Stories)
https://steller.co/georgemartinus/ (Travel Stories and Travel Photography)
https://www.instagram.com/georgemartinus/ (Amazing Landscape Pictures)
https://www.alamy.com/ (Photography Gallery by me)
https://plus.google.com/+GeorgeMartinus/posts (Google+)
Quote:
Cerita versi singkat n English-nya dapat dilihat di akun Steller TS yg ada di sini:
@georgemartinus
Halo, agan-agan travelers!!
Kali ini saya mau share lagi, nih cerita pengalaman saya waktu berkunjung ke salah satu destinasi wisata yang masuk dalam jajaran UNESCO World Heritage Site di Vietnam, tak lain lagi adalah Ha Long Bay. Well, emang thread kali ini ngga seperti thread-thread saya yg sebelumnya, yg mengusung tema off-beaten track atau road less traveled. Tapi ya boleh lah di-share ke agan-agan di mari, daripada cuma disimpen aja dalem hati. Ya ngga?!
Oke, di sini saya nggak bahas hal-hal umum atau how to yang kalian bisa cari sendiri di Wikipedia atau Google. Namun cerita ini lebih menekankan pada pengalaman melihat langsung keindahan Ha Long Bay dan juga pertemuan/sharing cerita dengan travelmates mancanegara dari sudut pandang saya sendiri.
Langsung aja lah dimulai:
Quote:
PROLOGUE
Spoiler for PROLOGUE:
Travel ke Vietnam tahun 2013 lalu membawa saya ke beberapa destinasi utamanya, salah satunya adalah Ha Long Bay. Ya karena cuma ingin tahu & lihat-lihat saja, jadi kami (bertiga bareng temen) memutuskan utk ambil tur sehari saja.
Quote:Sehari sebelumnya, kami bertiga berkeliling mengeksplor daerah turis Hanoi yg bernama Old Quarter. Di sini rame parah!! Banyak yg dagang, turis kesana-kemari, dan motor pun yg jumlahnya berjibun juga ga mo ngalah dengan pejalan kaki. Satu hal yg saya bingung, di sini ga pernah macet meski jumlah motornya juga banyak kayak Indo.
Di pinggir jalan ada banyak ruko penyedia jasa tur ke berbagai destinasi, termasuk ke Ha Long Bay. Kami terus mencari hingga akhirnya mendapatkan harga yg bisa dibilang tergolong murah pada saat itu. Cuma $17 udah include semua dalam sehari. Lebih murah daripada yg lainnya.
Suasana Old Quarter
Singkat cerita, keesokan harinya kami udah siap di lobi hostel sambil menunggu kedatangan bus travel yang akan menjemput kami pada jam 9 pagi. Agak ngaret, 20 menit pun berlalu dan bus travel/elf tiba. Kaget juga karena di dalamnya udah rame banget, terpaksa kami duduk di bangku extension miring yg bikin pantat lelah.
Ya jelas aja sih.. karena murah makanya dijemput paling terakhir.
Tidak lama setelah jalan, seorang guide muda yg fasih English langsung bercerita panjang tentang Ha Long Bay & Hanoi. Mr. Kheng namanya, beliau bilang butuh 3 jam dari sini ke Ha Long City. Ya berarti kira-kira seperti durasi dari Jkt - Bandung via Purwakarta.
Mr. Kheng juga cerita tentang kenapa Hanoi macet banget yg tak lain karena banyaknya jumlah motor. Dia pun juga bertanya negara asal para peserta tur, "where are you from?". Hingga sampai ke saya dan ia pun mendengar kalo saya dari Indonesia.
Dia malah seakan dapet inspirasi cerita dari situ dengan langsung menimpal cerita panjang dengan mengatakan,
"Ohh, saya dulu juga pernah, tuh ke Jakarta! Macet nya parah juga kayak di Hanoi, malah lebih parah. Asap polusinya juga nggak baik bagi pejalan kaki bla bla bla..."
Tentu aja dia cerita pake English yg bisa didengar/diterjemahkan oleh para peseta tur lainnya.
Kami cuma bisa senyum malu-malu aja mendengarnya
Quote:Perjalanan 3 jam membuat saya bingung mau ngapain di dalam mobil. Pemandangan yg cuma sawah melulu membuat saya cukup jenuh. Tiba-tiba seorang uncle (bule) menyapa saya n ngajak ngobrol. Dia adalah Michael, bule asal Prancis ini ngomongin segala hal bareng saya; dari perkenalan, hobi, kenapa ke Hanoi, politik budaya masing-masing negara, dll. Bisa dibilang cukup bawel juga ni bule.
Ya daripada ga ngapa-ngapain, better ngobrol aja kan biar dapet ilmu.
Singkat cerita, kami pun tiba di sebuah dermaga yg terlihat banyak kapal-kapal kayu (junk boat) bersandar. Mr. Kheng meminta semua peserta tur untuk menuliskan nama-nama utk mendaftar siapa aja yg ikut naek kapal.
Briefing dari Mr. Kheng
Quote:Bon Voyage!
Selama perjalanan, di dalam kapal kami disuguhkan makan siang dulu sebelum tiba di destinasi. Kebetulan kami satu meja dengan anak muda lainnya, yaitu pasangan dari China dan seorang laki-laki dari Thailand. Perkenalan terjadi satu dengan lainnya di meja itu sambil makan siang.
Thai bisa English, tapi agak pendiam di awal, sedangkan dari pasangan China, cowoknya bisa English yg dia bilang belajar dari nonton film, dan ceweknya sama sekali ngga bisa English.
Di tengah makan dan ngobrol tentang perkenalan diri masing-masing, kami dikejutkan dengan pemandangan indah seperti ini dari jendela kapal..
Ya terpaksalah saya banting itu sumpit, meninggalkan lauk yang belum habis dan langsung ambil camera
Benar-benar pemandangan spektakuler!!! Menyaksikan puluhan bukit karst berdiri kokoh mengelilingi kami.
Semua turis di dalam kapal pada keluar dan naik ke dek atas untuk mendapatkan pemandangan yang lebih maksimal.
Quote:Kapal kami berlabuh di sebuah desa apung di tengah laut, yang di mana setiap kapal-kapal tur lainnya juga berhenti dan menurunkan para peserta tur di sini. Mr. Kheng memberi intruksi pada kami semua untuk ikut naik perahu kayu kecil jika memang ingin melihat-lihat karts lebih jauh lagi. Dengan perahu kayu yg dikayuh oleh orang lokal setempat ini, para turis bisa melihat-lihat karst dengan santai hingga masuk ke terowongan karst.
Sialnya ternyata harus bayar lagi seharga VND120.000 (atau Rp60.000). Ya mumpung di sini, mau gimana lagi emang?
Rela deh keluar duit lagi..
Setelah puas dengan perahu dan kembali ke desa apung, Mr. Kheng mempersilakan kami semua untuk coba naik kayak. Tentu aja saya tertarik karena bisa lebih bebas kesana-kemari. Dan ternyata yg mau jajal kano cuma 4 orang aja! Saya bertiga bareng temen dan Michael, si bule Prancis.
Turis yg lain?
Mereka ngga mau panas-panasan lagi n memilih untuk stay di dalam kapal aja.
Begitu mendayung kano, saya bilang gini ke Michael "I'm totally virgin in kayaking"
Dia cuma bilang, "no worries, I'll help you rowing at behind. You can be the best newbie"
Ya untung kanonya jalan terus ke depan, bukan muter-muter.
Selama berkeliling dengan kano, Michael banyak bercerita, termasuk mengeluh karena menu makan siang yg terbilang sedikit dan so-so untuknya. Padahal dia udah bayar mahal untuk tur ini, $30.
Saya pikir aneh juga ya kalo dia bayar mahal, lalu saya cuma bayar tur $17 dan malah dapat fasilitas yang sama dengannya.
Bahkan ia sempat membuat ibu pendayung perahu kayu cemas dan mewanti-wanti dia untuk tidak melakukan hal yg aneh-aneh.
Selebihnya bisa dibaca di sini:
Ha Long Bay: Bersama Pasangan China yang "Gagap", Remaja Thailand Pendiam, dan Pria Prancis yang "Bawel"
Seru juga untuk pengalaman pertama kayaking. Masuk terowongan, lewatin dua celah batu yang sempit, ya pokoknya semau hati mau ke mana dan tinggal dayung aja.
Kami pun lupa kalau ternyata kami cuma diberi waktu 5 menit aja dari Mr. Kheng.
Emang dasar nyusahin aja!!! Mr. Kheng bahkan sampe naek n dayung kayak sendirian nyamperin kami. Teriak manggil-manggil kami untuk segera balik ke kapal, berhubung masih harus ke destinasi selanjutnya untuk mengejar waktu.
Setibanya di kapal, kami disambut wajah-wajah nggak enak para peserta tur lainnya yg pada kepanasan. Merasa bersalah nih!
Kesimpulan dari saya, bagi agan yang emang suka travel ke destinasi alam, wajib hukumnya untuk mengunjungi Ha Long Bay di kunjungan pertama kalian ke Vietnam. Dan saya rasa tur satu hari saja juga cukup untuk sekadar foto-foto.
Beruntunglah bagi fotografer jika cuaca pada saat itu cerah. Beda cerita jika hari mendung dan emang agan ingin menikmati menginap di junk ship di tengah laut berhari-hari.
Sebenarnya, jika agan ingin menikmati wisata alam seperti ini (pegunungan karst), ternyata di Indo juga ada loh!
Yang baru saya tahu cuma ada 2: Ramang-Ramang di Maros, SulSel dan Lembah Harau di Payakumbuh, SumBar.
Kedua wisata tersebut belum banyak orang yg tahu karena memang belum begitu terekspos oleh media besar.
Tentunya kita mengharapkan agar kedua wisata tersebut bisa ramai agar membantu perekonomian warga lokal. Namun seperti kedua sisi koin yg berbeda, ramai pun juga bisa menjadi negatif, yaitu dikhawatirkan wisata jadi tidak alami lagi n bahkan rusak oleh ulah para turis yg tidak beretika.
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dari semua pihak. Bukan dari pemerintah saja, namun juga warga lokal, hingga turis untuk lebih bertanggung jawab pada lingkungan.
Untuk cerita lebih lengkap, agan bisa baca-baca di sini:
Ha Long Bay: Bersama Pasangan China yang "Gagap", Remaja Thailand Pendiam, dan Pria Prancis yang "Bawel"
Makan Angin: Vietnam
Cerita ini juga dapat dilihat di akun Steller TS yg ada di sini:
@georgemartinus
All photos by me
http://makanangin-travel.blogspot.com/ (Travel Stories)
https://steller.co/georgemartinus/ (Travel Stories and Travel Photography)
https://www.instagram.com/georgemartinus/ (Amazing Landscape Pictures)
https://www.alamy.com/ (Photography Gallery by me)
https://plus.google.com/+GeorgeMartinus/posts (Google+)
Quote:Quote:THREAD ROAD LESS TRAVELED LAINNYA BY MAKAN ANGIN
[Road Less Traveled] Trip to Hokkaido: Abashiri, Prison Break versi Jepang HOT THREAD
[Road Less Traveled] Mengunjungi Perbatasan Indonesia - Malaysia di Pulau Sebatik HOT THREAD
[Road Less Traveled] Hokkaido: Winter Experience in Abashiri
[Road Less Traveled] Semuanya Terlihat Putih di Kota Kecil Kushiro (Hokkaido)
Makan Angin: [Road Less Traveled] Ada yang Pernah ke Bawean?
[Road Less Traveled] Wisata "Tersembunyi" di Timur Singapura
[Road Less Traveled] Suasana Autentik Singapura
[Road Less Traveled] Serunya Blusukan di Yogyakarta
Makan Angin: Masjid yang Dibangun Jin dalam Semalam
Quote:THREAD TRAVEL LAINNYA BY MAKAN ANGIN
Trip to Hokkaido: Sounkyo Hyobaku Matsuri (Ice Waterfall Festival)
Ha Long Bay: Bukan Cuma Sekadar Melihat Batu-batu Besar Saja
Hanoi, Ibu Kota Berbudaya dengan Segala Keunikannya
Makan Angin: Tips-tips Unik ala Traveler HOT THREAD
Udah Bosan Main ke Malang, ya gan? HOT THREAD
Quote:"It's not just about the destination, but the journey"
[Road Less Traveled] Trip to Hokkaido: Abashiri, Prison Break versi Jepang HOT THREAD
[Road Less Traveled] Mengunjungi Perbatasan Indonesia - Malaysia di Pulau Sebatik HOT THREAD
[Road Less Traveled] Hokkaido: Winter Experience in Abashiri
[Road Less Traveled] Semuanya Terlihat Putih di Kota Kecil Kushiro (Hokkaido)
Makan Angin: [Road Less Traveled] Ada yang Pernah ke Bawean?
[Road Less Traveled] Wisata "Tersembunyi" di Timur Singapura
[Road Less Traveled] Suasana Autentik Singapura
[Road Less Traveled] Serunya Blusukan di Yogyakarta
Makan Angin: Masjid yang Dibangun Jin dalam Semalam
Quote:THREAD TRAVEL LAINNYA BY MAKAN ANGIN
Trip to Hokkaido: Sounkyo Hyobaku Matsuri (Ice Waterfall Festival)
Ha Long Bay: Bukan Cuma Sekadar Melihat Batu-batu Besar Saja
Hanoi, Ibu Kota Berbudaya dengan Segala Keunikannya
Makan Angin: Tips-tips Unik ala Traveler HOT THREAD
Udah Bosan Main ke Malang, ya gan? HOT THREAD
Quote:"It's not just about the destination, but the journey"
ngerasanin pijat plus plus ga gan di sana?? asyik loh =p
Quote:Original Posted By ERGEE34 ►
ngerasanin pijat plus plus ga gan di sana?? asyik loh =p
Cewek-cewek Vietnam emang paling oke dah. Sumpe ga ada matinya!
Sempet tergiur pas jalan kaki deket daerah hotel. Amoy-amoy cuantik pada duduk di sofa sambil maenan HP, kayaknya sengaja udah pasang badan begitu saya beserta temen mau lewatin "tokonya".
Untungnya dompet saya lebih "beriman" daripada diri sendiri
Bedalah saya dengan agan nubie yg udah expert jajal pijet sampe ke Uganda sono
ngerasanin pijat plus plus ga gan di sana?? asyik loh =p
Cewek-cewek Vietnam emang paling oke dah. Sumpe ga ada matinya!
Sempet tergiur pas jalan kaki deket daerah hotel. Amoy-amoy cuantik pada duduk di sofa sambil maenan HP, kayaknya sengaja udah pasang badan begitu saya beserta temen mau lewatin "tokonya".
Untungnya dompet saya lebih "beriman" daripada diri sendiri
Bedalah saya dengan agan nubie yg udah expert jajal pijet sampe ke Uganda sono
Quote:Original Posted By ERGEE34 ►
ngerasanin pijat plus plus ga gan di sana?? asyik loh =p
Quote:Original Posted By makanagin ►
Cewek-cewek Vietnam emang paling oke dah. Sumpe ga ada matinya!
Sempet tergiur pas jalan kaki deket daerah hotel. Amoy-amoy cuantik pada duduk di sofa sambil maenan HP, kayaknya sengaja udah pasang badan begitu saya beserta temen mau lewatin "tokonya".
Untungnya dompet saya lebih "beriman" daripada diri sendiri
Bedalah saya dengan agan nubie yg udah expert jajal pijet sampe ke Uganda sono
wkwkwk tuh om ergeee bagaimana pijet di uganda kata ts?ane penasaran
--------
btw buat ts,emang hanoi salah satu destinasi yg ajib jg,ane suka suasanaya,gak panas kaya hochiminh dan tentunya nongkrong di hoan kiem lake sambil godain cewe itu sesuatu yg menyenangkan
sebenernya bnyak macam halong bay ini di indo selain yg di sampein TS,cuma sayang seribu sayang,transport di indo ke beberapa tempat wisata ini bole dibilang masi susah dan mahal.
disatu sisi pemerintah bebasin visa buat negara lain katanya buat naikin devisa dari sektor pariwisata,tapi disisi lain pemerintah masi setengah hati buat mengelola pariwisatanya
ngerasanin pijat plus plus ga gan di sana?? asyik loh =p
Quote:Original Posted By makanagin ►
Cewek-cewek Vietnam emang paling oke dah. Sumpe ga ada matinya!
Sempet tergiur pas jalan kaki deket daerah hotel. Amoy-amoy cuantik pada duduk di sofa sambil maenan HP, kayaknya sengaja udah pasang badan begitu saya beserta temen mau lewatin "tokonya".
Untungnya dompet saya lebih "beriman" daripada diri sendiri
Bedalah saya dengan agan nubie yg udah expert jajal pijet sampe ke Uganda sono
wkwkwk tuh om ergeee bagaimana pijet di uganda kata ts?ane penasaran
--------
btw buat ts,emang hanoi salah satu destinasi yg ajib jg,ane suka suasanaya,gak panas kaya hochiminh dan tentunya nongkrong di hoan kiem lake sambil godain cewe itu sesuatu yg menyenangkan
sebenernya bnyak macam halong bay ini di indo selain yg di sampein TS,cuma sayang seribu sayang,transport di indo ke beberapa tempat wisata ini bole dibilang masi susah dan mahal.
disatu sisi pemerintah bebasin visa buat negara lain katanya buat naikin devisa dari sektor pariwisata,tapi disisi lain pemerintah masi setengah hati buat mengelola pariwisatanya
Quote:Original Posted By rezaupa ►
btw buat ts,emang hanoi salah satu destinasi yg ajib jg,ane suka suasanaya,gak panas kaya hochiminh dan tentunya nongkrong di hoan kiem lake sambil godain cewe itu sesuatu yg menyenangkan
sebenernya bnyak macam halong bay ini di indo selain yg di sampein TS,cuma sayang seribu sayang,transport di indo ke beberapa tempat wisata ini bole dibilang masi susah dan mahal.
disatu sisi pemerintah bebasin visa buat negara lain katanya buat naikin devisa dari sektor pariwisata,tapi disisi lain pemerintah masi setengah hati buat mengelola pariwisatanya
Kalo dari faktor berani n modern kan uda pasti cewek2 Ho Chi Minh, tp kalo dari face cakepan gadis mana gan, HCM or Hanoi?
Oh iyo tu Raja Ampat n Wakatobi juga mirip-mirip.
Emang harus dari semua pihaknya bersinergi bersama. Di satu pihak pemerintah bangun fasilitas, warga lokal pun juga harus support program pemerintah itu dengan siap diajak kerja sama n belajar tentang dunia pariwisata. Soalnya kadang warga2 lokal pedalaman masih belom "melek" potensi pariwisata di masa depan. Bukan cuma dari segi profit aja, tp lingkungan juga.
Thanks for sharing
btw buat ts,emang hanoi salah satu destinasi yg ajib jg,ane suka suasanaya,gak panas kaya hochiminh dan tentunya nongkrong di hoan kiem lake sambil godain cewe itu sesuatu yg menyenangkan
sebenernya bnyak macam halong bay ini di indo selain yg di sampein TS,cuma sayang seribu sayang,transport di indo ke beberapa tempat wisata ini bole dibilang masi susah dan mahal.
disatu sisi pemerintah bebasin visa buat negara lain katanya buat naikin devisa dari sektor pariwisata,tapi disisi lain pemerintah masi setengah hati buat mengelola pariwisatanya
Kalo dari faktor berani n modern kan uda pasti cewek2 Ho Chi Minh, tp kalo dari face cakepan gadis mana gan, HCM or Hanoi?
Oh iyo tu Raja Ampat n Wakatobi juga mirip-mirip.
Emang harus dari semua pihaknya bersinergi bersama. Di satu pihak pemerintah bangun fasilitas, warga lokal pun juga harus support program pemerintah itu dengan siap diajak kerja sama n belajar tentang dunia pariwisata. Soalnya kadang warga2 lokal pedalaman masih belom "melek" potensi pariwisata di masa depan. Bukan cuma dari segi profit aja, tp lingkungan juga.
Thanks for sharing
wah seru ya nampaknya gan , lain kali ajak2 ane ya
matabelo
Mejeng dipejwan gan
keyen gan jadi pingin kesana
Gak bisa bayangin bray kalo ane disono
Lain kali main2lah ke inti bumi
wow.....keren
annyyiinnmgg, kkeeerreennn amaatt
bismillah lah harus semangat biar bisa liburan
bismillah lah harus semangat biar bisa liburan
keren
ternyata masih pejwan saudara2
ternyata masih pejwan saudara2
bagus gan... bagusan mana sama raja ampat hehe
Nice share gan, ceritanya bagus, kayanya enak main kesana
otw. gan
Di vietnam ada pantai atau resort yg clothing optional gak gan? pengen tau.
viewnya cantik gan
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar