Pages


Selasa, 05 Januari 2016

6 Bukti Kalau di Indonesia, Nyawa Harganya Sangat Murah




Spoiler for no repost:



Quote:
Indonesia bukan negara konflik, setidaknya meskipun pernah bergolak, kita sangat aman sekarang. Tak seperti Suriah di mana kita mungkin akan melihat peluru berdesingan di depan mata. Meskipun begitu, di negara kita ini bisa dibilang nyawa punya harga yang murah. Hal tersebut karena sistem dan juga tabiat masyarakatnya yang sudah familiar dengan hal-hal yang tidak benar.

Mati jadi hal yang wajar di Indonesia sebagai solusi dari masalah-masalah. Jika tak percaya, coba lihat lagi sudah berapa banyak nyawa-nyawa yang melayang tanpa arti. Sebagian mereka adalah korban dari ketidakadilan dan juga kepentingan segelintir orang yang menganggap para korban ini semacam gangguan yang harus disingkirkan. Tabiat masyarakat, ya, yang satu ini juga menjadi penyebab nyawa harganya murah di sini. Kecerobohan, ketidakpatuhan terhadap aturan, sampai mindset yang salah, jadi alasan kenapa hal tersebut bisa terjadi.

Tak percaya jika nyawa harganya murah di Indonesia? Berikut beberapa bukti yang pasti akan membuatmu mengangguk setuju.


1. Langgar Aturan di Jalan bisa Bikin Mati

Angka kematian tertinggi di negara kita disumbang oleh kecelakaan di jalan. Tingginya angka kecelakaan ini sebenarnya sudah bukan jadi hal yang mengejutkan ketika melihat bagaimana perilaku para pengguna jalan. Meremehkan aturan, egois dan ingin semua orang mengerti dirinya.



Lampu merah pun akhirnya diterobos gara-gara dalih tertentu. Bahkan portal kereta api pun juga ikut dilibas padahal sudah sangat dekat. Alhasil, kematian sia-sia yang terjadi. Jika saja mau bersabar lima menit saja, maka nyawa masih lekat di badan. Gara-gara terlambat, kejar setoran dan sebagainya, nyawa pun melayang. Pertanyaannya, apakah nyawa memang semurah ini harganya? Kasih patok tinggi terhadap nyawa sendiri. Caranya ya ikuti aturan, utamanya ketika berada di jalan.



2. Jadi Aktivis Ancamannya Pasti Mati

Susah memang meneriakkan kebenaran di negara yang pentolannya sudah tidak benar. Sekali berkoar pakai megaphone pasti diciduk, dianggap provokator, hingga tuduhan anarkisme lain. Padahal sejatinya tidak akan pernah ada sosok-sosok penentang jika pada dasarnya negara sudah berjalan dengan benar.



Jadi aktivis memang begini, harus siap mati. Kalau tak percaya, silakan tanya kepada mereka yang suka gembar-gembor menyuarakan keadilan atau teriak-teriak menyelamatkan lingkungan. Beberapa aktivis bahkan memang sudah jadi jenazah sekarang. Salim Kancil, Munir, serta para aktivis lain yang tak sempat diliput tapi sudah dibungkam duluan. Ini juga jadi bukti jika nyawa memang murah, khususnya bagi para aktivis tersebut.


3. Jadi Orang Benar pun Akan Gampang Mati

Menjadi penegak keadilan di tanah yang penuh dengan kepalsuan dan ketidakbenaran memang tantangannya besar. Ibaratnya seperti kita bernyanyi di tengah para haters. Masih selamat pun untung. Lalu apa hubungan analogi ini dengan murahnya nyawa di Indonesia? Ya, kalau diperhatikan lekat-lekat, di sini setiap orang benar pasti kena jegal.



Sebut saja dua pimpinan KPK itu yang awalnya menunjukkan performa luar biasa, namun berakhir dengan tragis dan sangat tak masuk akal. Satunya terkena skandal dengan caddy, satunya lagi menjadi tersangka kasus yang sepertinya dimunculkan untuk tujuan tertentu. Menjadi penegak keadilan seperti mereka juga rawan mati. Sudah jelas jika keduanya biasa menerima banyak sekali teror pembunuhan. Bahkan tak hanya kepada diri sendiri, tapi juga keluarga.



4. Cinta Ditolak Juga Berpotensi Mati

Bunuh diri karena cinta ditolak sudah jadi hal yang tak lagi mengejutkan di Indonesia. Bahkan para pelakunya sendiri kebanyakan mereka yang sudah tua-tua, padahal logisnya makin tua seseorang maka makin dewasa pikirannya. Ya, sesimple masalah asmara ternyata mengundang kematian.



Tak hanya bunuh diri, menjadi pelaku tindak pembunuhan juga bisa karena latar belakang asmara ini. Masih ingat kasus anak SMP yang menghajar pacarnya dengan palu gara-gara cemburu? Ya, jika yang masih hijau saja sudah bisa seperti itu, maka yang sudah tua pun pasti tak jauh dari itu. Cinta ditukar nyawa, tentu tidak sepadan, kan? Cinta terlalu murah untuk nyawa.



5. Emosi Sedikit Bisa Bikin Anak Orang Mati

Siapa sih yang bisa berpikir jelas ketika emosi. Tapi, hal tersebut lantas jangan jadi alasan membuat nyawa seseorang tak lagi ada harganya. Di sekitar kita, sudah berapa kali nyawa melayang percuma hanya gara-gara masalah sepele? Mungkin sudah ada puluhan, bahkan ratusan kalau dijumlahkan dengan daerah lain.
Spoiler for agak dp:



Ya, gara-gara bersinggungan karena sedikit masalah sepele, sebagian orang memilih jalan duel sampai mati sebagai penyelesaiannya. Sudah saatnya kita lepaskan diri dari mindset sok jumawa seperti itu. Manusia punya pekerti dan nurani sebagai sisi balik dari pemikiran penuh murka itu. Sayangnya, hingga sekarang masih saja sering muncul berita-berita orang mati dibunuh gara-gara masalah yang bahkan sama sekali tidak berat.


6. Masalah Ekonomi Juga Membuat Orang Memilih Mati

Semua orang ditakar Tuhan punya kemampuan dan masalahnya masing-masing. Jadi, jangan kira hanya yang miskin saja yang tak bisa tidur ketika malam. Mereka para CEO bahkan tak bisa tidur berhari-hari meskipun punya Mercy tumpuk delapan di rumahnya.



Sayangnya, beberapa orang kurang arif menyikapi masalah ekonomi sehingga lebih memilih mati yang menurut mereka akan menyudahi masalah. Padahal justru menambah masalah. Biaya anak istri yang ditinggal, uang tahlil sampai 1000 hari itu dan masih banyak lagi.

Semua hal ini nyata terjadi di hadapan kita. Dan masihkah menolak fakta kalau nyawa di Indonesia memang murah harganya? Wacana revolusi mental mungkin ada benarnya. Pasalnya, sudah saatnya bagi kita untuk pelan-pelan mengubah mindset agar Indonesia semakin menjadi bangsa yang besar.

Taati aturan, jangan halangi kebenaran, dinginkan kepala untuk menyelesaikan masalah, dan bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup. Inilah yang akan membuat martabat orang-orang Indonesia naik. Sehingga nyawa akan kembali pada derajatnya yang tinggi.


sumber

Spoiler for komentar kaskuser:
Quote:Original Posted By makanagin
Gitulah, susah hidup di negara dengan mental dari kalangan atas hingga ke bawah nya bobrok semua!

Yg atas suka korupsi buat kepentingan pribadi n ga pengen negara maju. Yg bawah sukanya melanggar aturan, kalo ditegur malah melawan. Yah, sama2 ga ada niat utk memajukan negaranya sih!

Susah pula hidup di negara yg ulama muda, koruptor, selebriti pamer kekayaan dianggap netizen sebagai orang-orang hebat.
Namun aktivis dan orang-orang benar malah dianggap penjahat.

Makin lama orang2 mulai apatis dan menganggap tidak perlu pedulikan orang lain n lingkungan, tapi malah lebih milih egois dan mentingin diri sendiri.

Jusu menurut ane di sini lah letak kekacauan yg sebenarnya, yaitu hilangnya MATA HATI.
Ketika setiap orang udah lebih mentingkan dirinya sendiri, maka mereka pun juga sudah tak peduli dengan yg namanya masa depan.

Lambat laun, semua efek lingkungan yg kacau pasti bakal berimbas pada kehidupan setiap orang yg masih numpang idup di negara tsb.

Misal:
Ya boleh aja coba ente ga peduli setan dengan urusan politik or lingkungan negara yg makin terpuruk. Silakan aja kalian kerja or usaha dan cuma mentingin diri sendiri n keluarga ente. Namun secara tak sadar, ternyata kita semua sudah masuk ke dalam jebakan di masa depan.

Ketika kalian kerja, namun ternyata keadaan ekonomi negara terpuruk. Emang lu ga kena imbas?
Minimal bisa di PHK lah.

Ketika kalian usaha, namun ternyata keadaan ekonomi negara terpuruk. Emang lu ngerasa ga bakal kena dampaknya?
Harga2 bisa naik dan bisa bikin ente merugi parah.

Inget kerusuhan 98?
Emang itu kalian sendiri yg inginkan? Padahal kan lu ngga ikut campur, lalu kenapa masih tetep kena imbasnya?
Nah itutuh, makanya kita tetep butuh yg namanya tetep peka dengan MATA HATI.

Bantulah sesama tanpa mengharapkan imbalan apapun. Hal kecil pun juga pasti berdampak besar di kemudian hari.

----------------------------------------------

1 lagi pesan ane:
Kalo kalian ingin maju, dalam arti menuntut ilmu, berkreasi, berinovasi, kejarlah hingga keluar negeri.
Persetan lah dengan yg namanya NASIONALIS, mulailah berpikir REALISTIS.

Spoiler for Makan Angin:




Miris banget
Pada ga sayang nyawa ya
intinya tinggal di indonesia bisa bikin mati
Hidup cuma sekali,jadi sayangilah nya kalian
sebelum mati jangan lupa cek point biar bisa kontinyu
jadi aktivis lingkungan juga mati gan..di kroyok ma orang bayaran..
intinya masih banyak orang yang ga bisa atau ga tau caranya bersyukur ...
Nomor 1 sama 2 lebih serem kayanya gan

Nomor 1 emang keliatan kalo nyawa itu murah banget makannya banyak yg melanggar.

Kalo nomor 2, mungkin sama kaya nomor 3
Kalo ane mirip ama pic no. 1 tp yang Naek kereta di atap gerbongnya.. Itu udah paling parah menurut ane

May the greget force be with you

Spoiler for Greget:
Intinya diindo banyak nyawa murahan dikarenkan pemikiranya juga muraha
bgitulah indonesia kita
Quote:Original Posted By superbezita
sebelum mati jangan lupa cek point biar bisa kontinyu


ente kira main game
Karena Semua Yang Diciptakan Pasti Akan Mati Gan

Jadi org indonesia itu gampang mati
sedih & miris banget gan.
yg lebih miris lg, duel sampe mati gara2 hal sepele.
padahal mereka punya otak, mulut, dan hati.
padahal bereka bisa diskusi, musyawarah.
tapi emosi mengalahkan segalanya
tapi Penduduknya banyak gan
Quote:Original Posted By kamujahat21
Intinya diindo banyak nyawa murahan dikarenkan pemikiranya juga muraha


Tumben ente bener
yg miris itu yg ketika membela kebenaran tapi harus mati,, itu kasus2 pembunuhan aktivis udah pada kelar belom sih!!
miris emang
bukti kalo dinegeri kita ini orang2nya masih pada ngandalin otot ketimbang otak nya
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar