AHOK
Ahok Pilih Jalur Independen
Senin, 7 Maret 2016 — 23:44 WIB
JAKARTA (Pos Kota) – Gubernur Ahok mengisyaratkan tidak menggunakan kendaraan partai untuk maju dalam Pilkada DKI 2017. Ia lebih memilih jalur independen, karena PDI-P hingga kini belum juga memberikan keputusan.
Ahok pun akan menggandeng Heru Budi Hartono yang kini menjabat Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemprov DKI.
Isyarat ini disampaikan Ahok di Balaikota Pemprov DKI, Senin (7/3). Keputusan kabarnya diambil setelah berdiskusi dengan kelompok relawan ‘Teman Ahok’ di rumah Ahok, Pantai Mutiara, Jakut, pada Minggu (6/3) malam. Hadir dalam pertemuan itu Heru yang menyatakan siap mendampingi Ahok.
PDIP BELUM JELAS
Ahok merasa posisinya di Pilkada DKI 2017 di ujung tanduk bila tidak segera memutuskan sikap, karena hingga kini PDI-P belum jelas apakah Djarot Syaiful Hidayat (Wagub DKI) akan dilepas untuk mendampingi. “Saya pertaruhkan ini semua,” tegasnya.
Teman Ahok, kata Ahok, tidak menginginkan ia diusung partai politik, termasuk PDI-P. Karena itu, ia mengisyaratkan tidak akan menunggu PDI-P untuk memberikan dukungan kepadanya sebagai cagub.
“PDIP maunya mengusung, bukan mendukung. Teman Ahok mendesak, karena mereka butuh cepat untuk dimintakan kepada warga,” tegasnya seraya mengatakan, bila Teman Ahok tidak bisa menerima Djarot yang menjadi wakilnya karena tidak ada surat dari PDI-P yang menyatakan partai tersebut mendukungnya.
Dengan kondisi seperti ini, cawagub dipilih dari kalangan PNS yakni Heru, Kepala Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemprov DKI yang sudah menyatakan siap pensiun dini
http://poskotanews.com/2016/03/07/ah...ur-independen/
Pilkada DKI, Ahok Komitmen di Jalur Independen
SELASA, 01 MARET 2016 | 21:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Ridwan Kamil menyatakan tak ingin maju dalam pencalonan, pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 menyisakan inkumben Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon terkuat. Partai NasDem telah menyebut akan mendukung Ahok dalam pemilihan tahun depan. Adapun PDIP masih menunggu rapat pimpinan penentuan calon gubernur.
Namun Ahok mengatakan lebih berkomitmen maju lewat jalur independen. "Saya lebih komitmen ke independen, mereka (pendukungnya di jalur independen) sudah berusaha sejak awal," kata Ahok di kantor Gubernur DKI Jakarta, Selasa, 1 Maret 2016.
Meski demikian Ahok mengatakan dia tetap menerima tawaran dukungan yang datang dari partai politik. Ia mengaku tidak ada salahnya menerima tawaran dari partai politik tersebut. "Semua tawaran kita terima, namanya juga nawar ya kita terima," ujarnya.
Basuki mengaku cukup sering berbincang dengan PDIP. Sementara dengan Gerindra, ia mengakui masih berhubungan baik. Bahkan, menurut dia, ia masih sering makan bersama dengan politikus Gerindra.
Basuki merencanakan akan memutuskan pendampingnya di pemilihan kepala daerah pada Maret ini. Namun hingga saat ini ia masih belum memutuskan siapa pendampingnya di pilkada 2018. Namun, Basuki mengatakan akan maju bersama wakilnya saat ini, Djarot Saiful Hidayat, yang berasal dari PDIP.
Dalam beberapa survei yang diadakan, nama Basuki Tjahaja Purnama masih menjadi calon kuat gubernur DKI Jakarta periode mendatang. Ahok dalam survei itu bersaing ketat dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Namun pada Senin, 29 Februari 2016, Ridwan Kamil menyatakan mundur dari bursa pencalonan. Alasannya dia ingin memenuhi kewajibannya sebagai wali kota Bandung hingga selesai masa tugas.
https://m.tempo.co/read/news/2016/03...lur-independen
Pilih ‘Teman Ahok’ Di Jalur Independen, Ahok Ngaku Pertaruhkan Jabatannya
7 Maret, 2016 | 23:44
Jakarta – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan dirinya sudah berkorban banyak demi mengikuti melalui jalur independen bersama ‘Teman Ahok’ dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Ahok hanya tinggal menunggu ‘Teman Ahok’ berhasil mengumpulkan persyaratan satu juta fotokopi KTP serta administrasi lainnya sebelum menyerahkan formulir ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.
“Kalau kalian (Teman Ahok) enggak bisa kumpulkan (satu juta fotokopi KTP), maka ini yang diharapkan oleh semua lawan politik saya. Berharap partai tidak mencalonkan saya dan independen enggak bisa maju, ya semua bertanding tanpa saya kan,” kata Ahok, di Balai Kota, Senin (7/3/2016).
Ahok mengaku telah melakukan pertemuan dengan ‘Teman Ahok’, Minggu (6/3/2016) malam.
Dalam pertemuan itu, Ahok berulangkali mengungkapkan berbagai skenario terburuk jika maju independen dan menggandeng pegawai negeri sipil (PNS) sebagai calon wakil gubernur.
Sebab, Basuki sebelumnya mengajukan nama Djarot Saiful Hidayat sebagai cawagub dan ‘Teman Ahok’ menolaknya.
“Kalian harus mengerti posisi saya. Saya enggak apa-apa demi kepercayaan kalian tak runtuh dan demi PNS dipercaya publik. Saya siap,” kata Ahok.
Adapun pendaftaran calon independen pada bulan Juli-Agustus. Sehingga ‘Teman Ahok’ sudah harus bekerja cepat. Heru Budi Hartono, juga harus mengundurkan diri sebagai PNS pada bulan Juni. Jika ingin maju dalam Pilkada DKI 2017 berdampingan dengan Ahok.
“Saya sudah bilang sama mereka, kalau kalian mau ngomong soal kepercayaan dan idealisme, saya berani pertaruhkan jabatan saya. Tapi kalau memang nasib saya enggak bisa maju lagi, ya sudah,” kata Ahok.
http://indoelection.com/pilih-teman-...an-jabatannya/
Akhirnya, Ahok Penuhi Janji Umumkan Nama Pasangan, Siapa Dia?
Mar 07, 2016, 15:00 WIB
Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memenuhi janji untuk mengumumkan pasangannya untuk maju ke Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta melalui jalur non partai politik, Senin (7/3/2016). Ahok mengatakan akan menggandeng Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jakarta Heru Budi Hartono. Pasangan ini akan maju dengan dukungan komunitas Teman Ahok.
"Jadi mulai hari ini mereka (Teman Ahok) kumpulkan tanda tangan, saya dengan Heru. Mulai hari ini," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta.
Adhyaksa Beberkan Siapa Saja yang Bikin Dia 'Pede' Maju ke DKI 1
Komunitas Teman Ahok sejak tahun lalu bergerak menghimpun fotokopi KTP warga Jakarta. Jumlah dukungan yang didapatkan sampai hari ini sudah melebihi batas yang ditentukan KPUD Provinsi DKI Jakarta.
Pernyataan Ahok disampaikan setelah Minggu (6/3/2016) malam, didatangi perwakilan Teman Ahok. Para relawan ingin mencari kepastian apakah Ahok tetap maju lewat jalur independen atau berubah lewat partai politik.
"Jadi Teman Ahok jujur aja semalam, datang ke rumah. Amalia cs-lah (juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas), dia bawa lawyer macem-macem. Intinya mereka mengatakan tidak bisa nunggu lagi kalau mau mereka isi dengan wakilnya karena butuh waktu sejuta itu," kata dia.
Sebelumnya, di berbagai kesempatan Ahok mengatakan tidak menutup pintu dukungan dari partai politik, khususnya PDI Perjuangan.
Ahok sebenarnya cocok dengan politisi PDI Perjuangan yang sekarang masih menjabat wakil gubernur Jakarta. Tapi, Teman Ahok tidak berkenan lantaran Djarot tidak mau keluar dari PDI Perjuangan.
"Saya juga nggak mau anak-anak muda ini kecewa. Saya sudah sampaikan kalau dukung begitu semangat saya independen. Kalian harus tahu saya berkorban ini," kata Ahok.
"Kalau bicara semangat kalian supaya kepercayaan kalian enggak runtuh ke politisi supaya bisa isi, silakan masukin nama Heru," kata Ahok.
http://www.huntnews.id/p/detail/5be1...ory_indonesian
-------------------------------
Jikalau AHOK menang .... maka langkahnya itu pasti menjadi inspirasi banyak orang untuk berani maju Pilkada dengan hanya mengandalkan jalur independen. Dan otomatis mengabaikan peran dan dukungan parpol. Itu artinya, bisa membuat parpol tak laku lagi di masa depan. Dan, bahkan bisa bangkrut!
Seorang Kepala Daerah yang sangat mandiri karena dia merassa dipilih rakyat langsung, tanpa jasa dan bantuan parpol, berakibat sang Kepala daerah akan sangat percaya diri, seperti contohnya AHOK ketika menghadapi DPRD DKI Jakarta itu. Ini perkembangan menarik dari demokrasi kita. Dan, sudah waktunya parpol mulai berfikir ulang strategi pemenangan politik pemiluanya di masa depan.
Jika Ahok Sukses 2017, Waktunya Parpol Dibubarkan
13 Februari 2016 10:36:08
Di sisi lain partai politik adalah sebagai pondasi untuk membentuk, menelurkan calon-calon pemimpin yang terbaik seperti bupati, walikota, gubernur maupun presiden dan jabatan-jabatan publik lainnya, namun dilain sisi tanpa melalui partai politik juga mampu untuk mencapai suatu kepemimpinan yang mandiri dan independen seperti yang di raih seperti contoh Aceng Fikri semasa menjadi Bupati Garut.
Tentu ini bisa dilakukan seorang Ahok yang ingin mandiri dan independen yang jelas harus mendapat dukungan daripada masyarakat itu sendiri, apabila Ahok sukses sebagai calon Gubernur independen DKI Jakarta yang didukung partai politik, maka ini yang pertama kali dan pemecah rekor wajib masuk muri sebagai calon independen yang didukung partai politik.
Ini adalah tamparan keras bagi partai politik yang tidak mampu mengolah dengan baik dan benar, pengkaderan yang gagal yang seharusnya dilakukan pengurus partai, justru pengurus-pengurus partai politik yang perlu dikaderi supaya bagaimana menjadi contoh dan teladan yang baik buat calon-calon pemimpin masa depan. Banyak contoh pentolan partai politik melakukan korupsi dimana-mana, korupsi secara berjamah, terjadi pemerasan, kekerasan dll. Jadi partai politik itu tidak ada contoh manfaatnya hanya sebagai sarang untuk kepentingan kelompok dan golongannya saja.
Kalau dulu ingin mencalonkan diri harus ngemis-ngemis, tawar-menawar harga ke partai politik kalau cocok lanjut, kalau tidak cocok good bye!. Namun sekarang adanya fenomena Ahok maka terjadi perubahan dari calon independen dicari dan didukung partai politik seperti dukungan partai nasdem ke Ahok, secara politik tentu nasdem sangat memalukan, namun secara sosial tentu ini harus didukung karena dilihat dari sisi kualitas sang calon, dengan penuh kesadaran nasdem sebagai partai baru mampu menunjukkan sebagai partai yang mengedepankan calon-calon pemimpin yang bermutu, tentu ini contoh baik yang harus diikuti partai-partai lain.
Ada yang salah dengan partai politik dan demokrasi kita jadi apabila Ahok sukses terpilih di 2017 sebagai gubernur DKI Jakarta dari jalur independen, maka ke depan kemungkinan besar calon-calon independen seperti Ahok akan banyak bermunculan, dan akhirnya sudah sepantasnya partai politik dibubarkan.....
http://www.kompasiana.com/warakatumb...fdfd66048b4581
13 Februari 2016 10:36:08
Di sisi lain partai politik adalah sebagai pondasi untuk membentuk, menelurkan calon-calon pemimpin yang terbaik seperti bupati, walikota, gubernur maupun presiden dan jabatan-jabatan publik lainnya, namun dilain sisi tanpa melalui partai politik juga mampu untuk mencapai suatu kepemimpinan yang mandiri dan independen seperti yang di raih seperti contoh Aceng Fikri semasa menjadi Bupati Garut.
Tentu ini bisa dilakukan seorang Ahok yang ingin mandiri dan independen yang jelas harus mendapat dukungan daripada masyarakat itu sendiri, apabila Ahok sukses sebagai calon Gubernur independen DKI Jakarta yang didukung partai politik, maka ini yang pertama kali dan pemecah rekor wajib masuk muri sebagai calon independen yang didukung partai politik.
Ini adalah tamparan keras bagi partai politik yang tidak mampu mengolah dengan baik dan benar, pengkaderan yang gagal yang seharusnya dilakukan pengurus partai, justru pengurus-pengurus partai politik yang perlu dikaderi supaya bagaimana menjadi contoh dan teladan yang baik buat calon-calon pemimpin masa depan. Banyak contoh pentolan partai politik melakukan korupsi dimana-mana, korupsi secara berjamah, terjadi pemerasan, kekerasan dll. Jadi partai politik itu tidak ada contoh manfaatnya hanya sebagai sarang untuk kepentingan kelompok dan golongannya saja.
Kalau dulu ingin mencalonkan diri harus ngemis-ngemis, tawar-menawar harga ke partai politik kalau cocok lanjut, kalau tidak cocok good bye!. Namun sekarang adanya fenomena Ahok maka terjadi perubahan dari calon independen dicari dan didukung partai politik seperti dukungan partai nasdem ke Ahok, secara politik tentu nasdem sangat memalukan, namun secara sosial tentu ini harus didukung karena dilihat dari sisi kualitas sang calon, dengan penuh kesadaran nasdem sebagai partai baru mampu menunjukkan sebagai partai yang mengedepankan calon-calon pemimpin yang bermutu, tentu ini contoh baik yang harus diikuti partai-partai lain.
Ada yang salah dengan partai politik dan demokrasi kita jadi apabila Ahok sukses terpilih di 2017 sebagai gubernur DKI Jakarta dari jalur independen, maka ke depan kemungkinan besar calon-calon independen seperti Ahok akan banyak bermunculan, dan akhirnya sudah sepantasnya partai politik dibubarkan.....
http://www.kompasiana.com/warakatumb...fdfd66048b4581
Benarkah Ahok Jadi ‘Primadona’ Pilgub 2017?
01 Juni 2015 12:24:50 Diperbarui: 16 Februari 2016 00:58:32
Dari waktu ke waktu, popularitas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) semakin meningkat di kalangan masyarakat karena gaya kepemimpinannya yang temperamental namun tegas. Tentu sikapnya ini sering menimbulkan kontroversi, ada yang mendukung, ada pula yang membencinya. Di balik itu semua, ternyata banyak orang memprediksi bahwa kemampuan ahok yang mumpuni sebagai pemimpin telah dilirik oleh parpol-parpol untuk kembali eksis di Pilgub 2017 mendatang.
Ahok kemungkinan akan menjadi primadona di Pilgub 2017 karena banyak parpol di Indonesia yang menilainya sebagai tokoh yang perlu diperhitungkan serta memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi. Beberapa partai besar yang dikabarkan akan menggaet Ahok adalah Partai NasDem, PKB dan Partai Golkar. Ahok sendiri mengatakan bahwa hingga kini belum ada yang ‘meminangnya’ untuk maju di Pilgub 2017 mendatang, disamping masih disibukkan dengan tugas-tugasnya dalam memimpin Jakarta.
Ketua Fraksi Partai NasDem Bestari Barus, Kamis (28/5/2015) lalu menyatakan bahwa Ahok salah satu tokoh yang harus diperhitungkan. Jika Ahok memperlihatkan progres yang baik dalam menangani permasalahan di Jakarta dan berminat maju Pilgub 2017, Nasdem akan mendukungnya. Ahok sebenarnya juga berencana maju di Pilgub DKI 2017 sebagai calon independen. Namun dia akan kesulitan jika berjalan sendiri karena syaratnya harus mengantongi dukungan dalam bentuk fotokopi e-KTP sebanyak 750.000 lembar. Oleh karenanya, Nasdem siap ‘memfasilitasi’ semua jika Ahok mau bergabung dengan parpol ini.
PKB pun memberikan pendapat yang hampir sama. Ketua DPW PKB DKI Hasbiallah Ilyas menyarankan agar Ahok tak maju sendirian di Pilgub mendatang karena dipastikan akan banyak partai yang mau menggandengnya, termasuk PKB. Bahkan, untuk menunjang karier Ahok di Pilgub mendatang, ia menyebut nama Saefullah yang menurutnya sangat cocok menjadi Calon Wakil Gubernur DKI mendampingi Ahok. Keduanya dianggap sebagai duo pemimpin yang berkinerja bagus dan kuat.
Partai Golkar pun angkat bicara mengenai kandidat kuat Ahok di Pilgub mendatang. Ketua DPD Golkar DKI, Zainuddin menyatakan bahwa Ahok sebenarnya dibesarkan oleh Golkar di masa lalu. Jika Ahok ingin mengenang kembali saat-saat dibesarkan Gollkar, kini Golkar siap mendukungnya kembali di Pilgub 2017. Secara formal dikatakan belum ada proses penjaringan karena semua diproses mulai tahun 2016. Namun semua butuh persiapan jauh-jauh hari. Bukankah segala hal akan lebih baik hasilnya jika dipersiapkan lebih matang? Itulah pungkas Zainuddin.
Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan dan retorikanya masing-masing. Begitu pula dengan Ahok, kebijakannya yang kebanyakan tepat sasaran dan tanpa basa-basi ternyata mampu mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Ahok pun dapat dikatakan sebagai pemimpin yang otokratis, yaitu pemimpin yang memiliki kecenderungan tegas, keras, dan obsesif dalam mencapai tujuannya. Namun, tujuan tersebut berusaha dicapai Ahok dengan perhitungan dan perencanaan yang matang dan sistematis.
Kini, saat ahok ditanya bagaimana persiapannya untuk Pilgub 2017, dia menjawab santai. Ahok tak memaksakan diri untuk berlaga di Pilgub DKI 2017 dengan dukungan parpol karena awalnya dia berniat untuk tampil secara independen. Namun dia pun sangat terbuka jika nantinya ada parpol yang ingin mendukungnya di Pilgub. Yang jelas, jika ia masih berminat dengan kendaraan parpol, maka dirinya harus memperbaiki hubungan dengan legislator yang sempat renggang akibat konflik pembahasan RAPBD DKI beberapa waktu lalu.
[centre][/centre]
Menurut Subowo (2013), untuk mengarungi tantangan masa depan, kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya berkarakter tetapi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat seperti memberi visi, arah dan tujuan dari kepemimpinannya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus dapat menciptakan iklim kepercayaan dan keterbukaan sehingga tak ada masyarakat yang mencibir alias “nggrundel” di belakangnya. Terakhir adalah mampu mewujudkan harapan dan optimisme atas kerja keras terbaik yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Apakah Ahok dapat memenuhi kriteria diatas? Hanya masyarakat yang tahu. Pastinya, semua berharap bahwa Pilgub 2017 berjalan lancar, jujur dan sesuai dengan harapan bersama
2017_556c4858569373e3048b4567http://www.kompasiana.com/rianadewie...9373e3048b4567
01 Juni 2015 12:24:50 Diperbarui: 16 Februari 2016 00:58:32
Dari waktu ke waktu, popularitas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) semakin meningkat di kalangan masyarakat karena gaya kepemimpinannya yang temperamental namun tegas. Tentu sikapnya ini sering menimbulkan kontroversi, ada yang mendukung, ada pula yang membencinya. Di balik itu semua, ternyata banyak orang memprediksi bahwa kemampuan ahok yang mumpuni sebagai pemimpin telah dilirik oleh parpol-parpol untuk kembali eksis di Pilgub 2017 mendatang.
Ahok kemungkinan akan menjadi primadona di Pilgub 2017 karena banyak parpol di Indonesia yang menilainya sebagai tokoh yang perlu diperhitungkan serta memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi. Beberapa partai besar yang dikabarkan akan menggaet Ahok adalah Partai NasDem, PKB dan Partai Golkar. Ahok sendiri mengatakan bahwa hingga kini belum ada yang ‘meminangnya’ untuk maju di Pilgub 2017 mendatang, disamping masih disibukkan dengan tugas-tugasnya dalam memimpin Jakarta.
Ketua Fraksi Partai NasDem Bestari Barus, Kamis (28/5/2015) lalu menyatakan bahwa Ahok salah satu tokoh yang harus diperhitungkan. Jika Ahok memperlihatkan progres yang baik dalam menangani permasalahan di Jakarta dan berminat maju Pilgub 2017, Nasdem akan mendukungnya. Ahok sebenarnya juga berencana maju di Pilgub DKI 2017 sebagai calon independen. Namun dia akan kesulitan jika berjalan sendiri karena syaratnya harus mengantongi dukungan dalam bentuk fotokopi e-KTP sebanyak 750.000 lembar. Oleh karenanya, Nasdem siap ‘memfasilitasi’ semua jika Ahok mau bergabung dengan parpol ini.
PKB pun memberikan pendapat yang hampir sama. Ketua DPW PKB DKI Hasbiallah Ilyas menyarankan agar Ahok tak maju sendirian di Pilgub mendatang karena dipastikan akan banyak partai yang mau menggandengnya, termasuk PKB. Bahkan, untuk menunjang karier Ahok di Pilgub mendatang, ia menyebut nama Saefullah yang menurutnya sangat cocok menjadi Calon Wakil Gubernur DKI mendampingi Ahok. Keduanya dianggap sebagai duo pemimpin yang berkinerja bagus dan kuat.
Partai Golkar pun angkat bicara mengenai kandidat kuat Ahok di Pilgub mendatang. Ketua DPD Golkar DKI, Zainuddin menyatakan bahwa Ahok sebenarnya dibesarkan oleh Golkar di masa lalu. Jika Ahok ingin mengenang kembali saat-saat dibesarkan Gollkar, kini Golkar siap mendukungnya kembali di Pilgub 2017. Secara formal dikatakan belum ada proses penjaringan karena semua diproses mulai tahun 2016. Namun semua butuh persiapan jauh-jauh hari. Bukankah segala hal akan lebih baik hasilnya jika dipersiapkan lebih matang? Itulah pungkas Zainuddin.
Setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan dan retorikanya masing-masing. Begitu pula dengan Ahok, kebijakannya yang kebanyakan tepat sasaran dan tanpa basa-basi ternyata mampu mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Ahok pun dapat dikatakan sebagai pemimpin yang otokratis, yaitu pemimpin yang memiliki kecenderungan tegas, keras, dan obsesif dalam mencapai tujuannya. Namun, tujuan tersebut berusaha dicapai Ahok dengan perhitungan dan perencanaan yang matang dan sistematis.
Kini, saat ahok ditanya bagaimana persiapannya untuk Pilgub 2017, dia menjawab santai. Ahok tak memaksakan diri untuk berlaga di Pilgub DKI 2017 dengan dukungan parpol karena awalnya dia berniat untuk tampil secara independen. Namun dia pun sangat terbuka jika nantinya ada parpol yang ingin mendukungnya di Pilgub. Yang jelas, jika ia masih berminat dengan kendaraan parpol, maka dirinya harus memperbaiki hubungan dengan legislator yang sempat renggang akibat konflik pembahasan RAPBD DKI beberapa waktu lalu.
[centre][/centre]
Menurut Subowo (2013), untuk mengarungi tantangan masa depan, kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya berkarakter tetapi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat seperti memberi visi, arah dan tujuan dari kepemimpinannya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus dapat menciptakan iklim kepercayaan dan keterbukaan sehingga tak ada masyarakat yang mencibir alias “nggrundel” di belakangnya. Terakhir adalah mampu mewujudkan harapan dan optimisme atas kerja keras terbaik yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Apakah Ahok dapat memenuhi kriteria diatas? Hanya masyarakat yang tahu. Pastinya, semua berharap bahwa Pilgub 2017 berjalan lancar, jujur dan sesuai dengan harapan bersama
2017_556c4858569373e3048b4567http://www.kompasiana.com/rianadewie...9373e3048b4567
kita liat independent vs parpol.
bakal menang mana.
bakal menang mana.
udah dia bilang sendiri resiko independen
2017 akhir karir politik kalo gagal
ktpers ayo yg giat mulungnya
2017 akhir karir politik kalo gagal
ktpers ayo yg giat mulungnya
Ntar juga pake jurus "terzolimi" ..........
Quote:Original Posted By metromininews1 ►
udah dia bilang sendiri resiko independen
2017 akhir karir politik kalo gagal
ktpers ayo yg giat mulungnya
Tindakan mrk lebih mulia gan, minimal mrk punya mimpi meskipun dianggap mulung ktp. Terlepas dari bener apa engganya dlm urusan ini, tp lbh ga bener parpol drpd independen
udah dia bilang sendiri resiko independen
2017 akhir karir politik kalo gagal
ktpers ayo yg giat mulungnya
Tindakan mrk lebih mulia gan, minimal mrk punya mimpi meskipun dianggap mulung ktp. Terlepas dari bener apa engganya dlm urusan ini, tp lbh ga bener parpol drpd independen
kalau ahok sampe menang, perkiraan dah rezim parpol bakal berakhir ujung ujungnya nanti cuma ada 2 parpol kek di US atau eropa sana
Quote:Original Posted By dark_sky ►
Tindakan mrk lebih mulia gan, minimal mrk punya mimpi meskipun dianggap mulung ktp. Terlepas dari bener apa engganya dlm urusan ini, tp lbh ga bener parpol drpd independen
Setubuh Om..independen emang lebih baik dari partai..karna partai = perampok/ penjahat
Cuman yg nama nye indonesia..apalagi jakarta... nda ada yg gratis Om..ke WC aje harus bayar .yg percaya suka rela itu antara goblok ato pura2 goblok tapi aslinye goblok juga.
Belajar dari si ituuu tuuuuuuu..yg relawan nye pura2 sukarela..tp nda dpt jabatan..pade ngamuk2 ............
Tindakan mrk lebih mulia gan, minimal mrk punya mimpi meskipun dianggap mulung ktp. Terlepas dari bener apa engganya dlm urusan ini, tp lbh ga bener parpol drpd independen
Setubuh Om..independen emang lebih baik dari partai..karna partai = perampok/ penjahat
Cuman yg nama nye indonesia..apalagi jakarta... nda ada yg gratis Om..ke WC aje harus bayar .yg percaya suka rela itu antara goblok ato pura2 goblok tapi aslinye goblok juga.
Belajar dari si ituuu tuuuuuuu..yg relawan nye pura2 sukarela..tp nda dpt jabatan..pade ngamuk2 ............
VOTE AHER FOR GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DKI 2017 !!
AHER ~> AHOK DAN HERU
AHER ~> AHOK DAN HERU
Quote:Original Posted By dark_sky ►
Tindakan mrk lebih mulia gan, minimal mrk punya mimpi meskipun dianggap mulung ktp. Terlepas dari bener apa engganya dlm urusan ini, tp lbh ga bener parpol drpd independen
Gua juga melihtanya begitu.
Tindakan AHOK sebenarnya tergolong nekad akibat dia tak ada pilihan lain, akibat tak ada PARPOL yang mau melamar dan mendukungnya, akibat elit Parpol takut dikadali AHOK lagi seperti kasusnya dengan GERINDRA dulu itu.
Kenekadan AHOK itu perlu dihargai.
Sebab kalau dia berhasil, gulung tikar tuh Parpol di masa depan, di semua daerah di Indonesia, akibat ulah parpol yang selama ini selalu memalak dan menarik "uang mahar" untuk setiap calon peserta Pilkada. Belum lagi permintaan "balas budi" kelak bila Kepala Daerah ybs menang!
Makanya kalau Parpol akan ramai-ramai mengeroyok AHOK, menjadiakan dia "common enemy", wajar saja, kan?
Tindakan mrk lebih mulia gan, minimal mrk punya mimpi meskipun dianggap mulung ktp. Terlepas dari bener apa engganya dlm urusan ini, tp lbh ga bener parpol drpd independen
Gua juga melihtanya begitu.
Tindakan AHOK sebenarnya tergolong nekad akibat dia tak ada pilihan lain, akibat tak ada PARPOL yang mau melamar dan mendukungnya, akibat elit Parpol takut dikadali AHOK lagi seperti kasusnya dengan GERINDRA dulu itu.
Kenekadan AHOK itu perlu dihargai.
Sebab kalau dia berhasil, gulung tikar tuh Parpol di masa depan, di semua daerah di Indonesia, akibat ulah parpol yang selama ini selalu memalak dan menarik "uang mahar" untuk setiap calon peserta Pilkada. Belum lagi permintaan "balas budi" kelak bila Kepala Daerah ybs menang!
Makanya kalau Parpol akan ramai-ramai mengeroyok AHOK, menjadiakan dia "common enemy", wajar saja, kan?
Kalau Ahok menang, bakalan sering terjadi ribut2
Terlalu lebaiyyy
pasukan 2,5jt sdh bergerilya di medsos dan kaskus
pasukan 2,5jt sdh bergerilya di medsos dan kaskus
Ahok batuk partai2 langsung terguncang hebat. Gw mau lihat sampe seberapa level kelian
Partai politik enemy
Quote:Original Posted By budimansia ►
Gua juga melihtanya begitu.
Tindakan AHOK sebenarnya tergolong nekad akibat dia tak ada pilihan lain, akibat tak ada PARPOL yang mau melamar dan mendukungnya, akibat elit Parpol takut dikadali AHOK lagi seperti kasusnya dengan GERINDRA dulu itu.
Kenekadan AHOK itu perlu dihargai.
Sebab kalau dia berhasil, gulung tikar tuh Parpol di masa depan, di semua daerah di Indonesia, akibat ulah parpol yang selama ini selalu memalak dan menarik "uang mahar" untuk setiap calon peserta Pilkada. Belum lagi permintaan "balas budi" kelak bila Kepala Daerah ybs menang!
Makanya kalau Parpol akan ramai-ramai mengeroyok AHOK, menjadiakan dia "common enemy", wajar saja, kan?
Namanya juga parpol, organisasi politik segede gitu pasti membutuhkan dana operasional yg ga kecil. Yg jadi pertanyaan, kalo duit itu ga dapat dari proyek proyek pemerintah/korupsi. Gmn sebuah parpol bisa berjalan tetap eksis?
Ada kemungkinan lain di dlm mslh ahok dgn pdip, kemungkinan mslh permintaan mahar yg ga sanggup dipenuhi ahok yg menjadi salah satu faktor penghambat kelangsungan hub politik mrk.
Gua juga melihtanya begitu.
Tindakan AHOK sebenarnya tergolong nekad akibat dia tak ada pilihan lain, akibat tak ada PARPOL yang mau melamar dan mendukungnya, akibat elit Parpol takut dikadali AHOK lagi seperti kasusnya dengan GERINDRA dulu itu.
Kenekadan AHOK itu perlu dihargai.
Sebab kalau dia berhasil, gulung tikar tuh Parpol di masa depan, di semua daerah di Indonesia, akibat ulah parpol yang selama ini selalu memalak dan menarik "uang mahar" untuk setiap calon peserta Pilkada. Belum lagi permintaan "balas budi" kelak bila Kepala Daerah ybs menang!
Makanya kalau Parpol akan ramai-ramai mengeroyok AHOK, menjadiakan dia "common enemy", wajar saja, kan?
Namanya juga parpol, organisasi politik segede gitu pasti membutuhkan dana operasional yg ga kecil. Yg jadi pertanyaan, kalo duit itu ga dapat dari proyek proyek pemerintah/korupsi. Gmn sebuah parpol bisa berjalan tetap eksis?
Ada kemungkinan lain di dlm mslh ahok dgn pdip, kemungkinan mslh permintaan mahar yg ga sanggup dipenuhi ahok yg menjadi salah satu faktor penghambat kelangsungan hub politik mrk.
ktp gue udah buat ahok, jakarta harus jadi contoh, calon independen bisa menang
lebay ah
diluar ga didkung partai, tp media non stop beritakan doi
siapa yg tau dibelakangnya WA an sama parpol
diluar ga didkung partai, tp media non stop beritakan doi
siapa yg tau dibelakangnya WA an sama parpol
Dukuuung ahoK buat hancurkan parpol2 busuk, gerombolan penghisap uang rakyat!!!
Quote:Original Posted By budimansia ►
AHOK
Ahok Pilih Jalur Independen
Senin, 7 Maret 2016 — 23:44 WIB
JAKARTA (Pos Kota) – Gubernur Ahok mengisyaratkan tidak menggunakan kendaraan partai untuk maju dalam Pilkada DKI 2017. Ia lebih memilih jalur independen, karena PDI-P hingga kini belum juga memberikan keputusan.
Ahok pun akan menggandeng Heru Budi Hartono yang kini menjabat Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemprov DKI.
Isyarat ini disampaikan Ahok di Balaikota Pemprov DKI, Senin (7/3). Keputusan kabarnya diambil setelah berdiskusi dengan kelompok relawan ‘Teman Ahok’ di rumah Ahok, Pantai Mutiara, Jakut, pada Minggu (6/3) malam. Hadir dalam pertemuan itu Heru yang menyatakan siap mendampingi Ahok.
PDIP BELUM JELAS
Ahok merasa posisinya di Pilkada DKI 2017 di ujung tanduk bila tidak segera memutuskan sikap, karena hingga kini PDI-P belum jelas apakah Djarot Syaiful Hidayat (Wagub DKI) akan dilepas untuk mendampingi. “Saya pertaruhkan ini semua,” tegasnya.
Teman Ahok, kata Ahok, tidak menginginkan ia diusung partai politik, termasuk PDI-P. Karena itu, ia mengisyaratkan tidak akan menunggu PDI-P untuk memberikan dukungan kepadanya sebagai cagub.
“PDIP maunya mengusung, bukan mendukung. Teman Ahok mendesak, karena mereka butuh cepat untuk dimintakan kepada warga,” tegasnya seraya mengatakan, bila Teman Ahok tidak bisa menerima Djarot yang menjadi wakilnya karena tidak ada surat dari PDI-P yang menyatakan partai tersebut mendukungnya.
Dengan kondisi seperti ini, cawagub dipilih dari kalangan PNS yakni Heru, Kepala Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemprov DKI yang sudah menyatakan siap pensiun dini
http://poskotanews.com/2016/03/07/ah...ur-independen/
Pilkada DKI, Ahok Komitmen di Jalur Independen
SELASA, 01 MARET 2016 | 21:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Ridwan Kamil menyatakan tak ingin maju dalam pencalonan, pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 menyisakan inkumben Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon terkuat. Partai NasDem telah menyebut akan mendukung Ahok dalam pemilihan tahun depan. Adapun PDIP masih menunggu rapat pimpinan penentuan calon gubernur.
Namun Ahok mengatakan lebih berkomitmen maju lewat jalur independen. "Saya lebih komitmen ke independen, mereka (pendukungnya di jalur independen) sudah berusaha sejak awal," kata Ahok di kantor Gubernur DKI Jakarta, Selasa, 1 Maret 2016.
Meski demikian Ahok mengatakan dia tetap menerima tawaran dukungan yang datang dari partai politik. Ia mengaku tidak ada salahnya menerima tawaran dari partai politik tersebut. "Semua tawaran kita terima, namanya juga nawar ya kita terima," ujarnya.
Basuki mengaku cukup sering berbincang dengan PDIP. Sementara dengan Gerindra, ia mengakui masih berhubungan baik. Bahkan, menurut dia, ia masih sering makan bersama dengan politikus Gerindra.
Basuki merencanakan akan memutuskan pendampingnya di pemilihan kepala daerah pada Maret ini. Namun hingga saat ini ia masih belum memutuskan siapa pendampingnya di pilkada 2018. Namun, Basuki mengatakan akan maju bersama wakilnya saat ini, Djarot Saiful Hidayat, yang berasal dari PDIP.
Dalam beberapa survei yang diadakan, nama Basuki Tjahaja Purnama masih menjadi calon kuat gubernur DKI Jakarta periode mendatang. Ahok dalam survei itu bersaing ketat dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Namun pada Senin, 29 Februari 2016, Ridwan Kamil menyatakan mundur dari bursa pencalonan. Alasannya dia ingin memenuhi kewajibannya sebagai wali kota Bandung hingga selesai masa tugas.
https://m.tempo.co/read/news/2016/03...lur-independen
Pilih ‘Teman Ahok’ Di Jalur Independen, Ahok Ngaku Pertaruhkan Jabatannya
7 Maret, 2016 | 23:44
Jakarta – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan dirinya sudah berkorban banyak demi mengikuti melalui jalur independen bersama ‘Teman Ahok’ dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Ahok hanya tinggal menunggu ‘Teman Ahok’ berhasil mengumpulkan persyaratan satu juta fotokopi KTP serta administrasi lainnya sebelum menyerahkan formulir ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.
“Kalau kalian (Teman Ahok) enggak bisa kumpulkan (satu juta fotokopi KTP), maka ini yang diharapkan oleh semua lawan politik saya. Berharap partai tidak mencalonkan saya dan independen enggak bisa maju, ya semua bertanding tanpa saya kan,” kata Ahok, di Balai Kota, Senin (7/3/2016).
Ahok mengaku telah melakukan pertemuan dengan ‘Teman Ahok’, Minggu (6/3/2016) malam.
Dalam pertemuan itu, Ahok berulangkali mengungkapkan berbagai skenario terburuk jika maju independen dan menggandeng pegawai negeri sipil (PNS) sebagai calon wakil gubernur.
Sebab, Basuki sebelumnya mengajukan nama Djarot Saiful Hidayat sebagai cawagub dan ‘Teman Ahok’ menolaknya.
“Kalian harus mengerti posisi saya. Saya enggak apa-apa demi kepercayaan kalian tak runtuh dan demi PNS dipercaya publik. Saya siap,” kata Ahok.
Adapun pendaftaran calon independen pada bulan Juli-Agustus. Sehingga ‘Teman Ahok’ sudah harus bekerja cepat. Heru Budi Hartono, juga harus mengundurkan diri sebagai PNS pada bulan Juni. Jika ingin maju dalam Pilkada DKI 2017 berdampingan dengan Ahok.
“Saya sudah bilang sama mereka, kalau kalian mau ngomong soal kepercayaan dan idealisme, saya berani pertaruhkan jabatan saya. Tapi kalau memang nasib saya enggak bisa maju lagi, ya sudah,” kata Ahok.
http://indoelection.com/pilih-teman-...an-jabatannya/
Akhirnya, Ahok Penuhi Janji Umumkan Nama Pasangan, Siapa Dia?
Mar 07, 2016, 15:00 WIB
Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memenuhi janji untuk mengumumkan pasangannya untuk maju ke Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta melalui jalur non partai politik, Senin (7/3/2016). Ahok mengatakan akan menggandeng Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jakarta Heru Budi Hartono. Pasangan ini akan maju dengan dukungan komunitas Teman Ahok.
"Jadi mulai hari ini mereka (Teman Ahok) kumpulkan tanda tangan, saya dengan Heru. Mulai hari ini," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta.
Adhyaksa Beberkan Siapa Saja yang Bikin Dia 'Pede' Maju ke DKI 1
Komunitas Teman Ahok sejak tahun lalu bergerak menghimpun fotokopi KTP warga Jakarta. Jumlah dukungan yang didapatkan sampai hari ini sudah melebihi batas yang ditentukan KPUD Provinsi DKI Jakarta.
Pernyataan Ahok disampaikan setelah Minggu (6/3/2016) malam, didatangi perwakilan Teman Ahok. Para relawan ingin mencari kepastian apakah Ahok tetap maju lewat jalur independen atau berubah lewat partai politik.
"Jadi Teman Ahok jujur aja semalam, datang ke rumah. Amalia cs-lah (juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas), dia bawa lawyer macem-macem. Intinya mereka mengatakan tidak bisa nunggu lagi kalau mau mereka isi dengan wakilnya karena butuh waktu sejuta itu," kata dia.
Sebelumnya, di berbagai kesempatan Ahok mengatakan tidak menutup pintu dukungan dari partai politik, khususnya PDI Perjuangan.
Ahok sebenarnya cocok dengan politisi PDI Perjuangan yang sekarang masih menjabat wakil gubernur Jakarta. Tapi, Teman Ahok tidak berkenan lantaran Djarot tidak mau keluar dari PDI Perjuangan.
"Saya juga nggak mau anak-anak muda ini kecewa. Saya sudah sampaikan kalau dukung begitu semangat saya independen. Kalian harus tahu saya berkorban ini," kata Ahok.
"Kalau bicara semangat kalian supaya kepercayaan kalian enggak runtuh ke politisi supaya bisa isi, silakan masukin nama Heru," kata Ahok.
http://www.huntnews.id/p/detail/5be1...ory_indonesian
-------------------------------
Jikalau AHOK menang .... maka langkahnya itu pasti menjadi inspirasi banyak orang untuk berani maju Pilkada dengan hanya mengandalkan jalur independen. Dan otomatis mengabaikan peran dan dukungan parpol. Itu artinya, bisa membuat parpol tak laku lagi di masa depan. Dan, bahkan bisa bangkrut!
Seorang Kepala Daerah yang sangat mandiri karena dia merassa dipilih rakyat langsung, tanpa jasa dan bantuan parpol, berakibat sang Kepala daerah akan sangat percaya diri, seperti contohnya AHOK ketika menghadapi DPRD DKI Jakarta itu. Ini perkembangan menarik dari demokrasi kita. Dan, sudah waktunya parpol mulai berfikir ulang strategi pemenangan politik pemiluanya di masa depan.
Ya kalo semua independen. Trus ngapain ada parpol??
Kalau parpol bubar yang ngisi dpr siapa??
Aneh aneh aja pikiran ts.
Aneh boleh, tapi pake realita.
Trus apa iya dia 5 taun lagi mau terus terusan ribut sama dprd???
Via: Kaskus.co.id
AHOK
Ahok Pilih Jalur Independen
Senin, 7 Maret 2016 — 23:44 WIB
JAKARTA (Pos Kota) – Gubernur Ahok mengisyaratkan tidak menggunakan kendaraan partai untuk maju dalam Pilkada DKI 2017. Ia lebih memilih jalur independen, karena PDI-P hingga kini belum juga memberikan keputusan.
Ahok pun akan menggandeng Heru Budi Hartono yang kini menjabat Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemprov DKI.
Isyarat ini disampaikan Ahok di Balaikota Pemprov DKI, Senin (7/3). Keputusan kabarnya diambil setelah berdiskusi dengan kelompok relawan ‘Teman Ahok’ di rumah Ahok, Pantai Mutiara, Jakut, pada Minggu (6/3) malam. Hadir dalam pertemuan itu Heru yang menyatakan siap mendampingi Ahok.
PDIP BELUM JELAS
Ahok merasa posisinya di Pilkada DKI 2017 di ujung tanduk bila tidak segera memutuskan sikap, karena hingga kini PDI-P belum jelas apakah Djarot Syaiful Hidayat (Wagub DKI) akan dilepas untuk mendampingi. “Saya pertaruhkan ini semua,” tegasnya.
Teman Ahok, kata Ahok, tidak menginginkan ia diusung partai politik, termasuk PDI-P. Karena itu, ia mengisyaratkan tidak akan menunggu PDI-P untuk memberikan dukungan kepadanya sebagai cagub.
“PDIP maunya mengusung, bukan mendukung. Teman Ahok mendesak, karena mereka butuh cepat untuk dimintakan kepada warga,” tegasnya seraya mengatakan, bila Teman Ahok tidak bisa menerima Djarot yang menjadi wakilnya karena tidak ada surat dari PDI-P yang menyatakan partai tersebut mendukungnya.
Dengan kondisi seperti ini, cawagub dipilih dari kalangan PNS yakni Heru, Kepala Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemprov DKI yang sudah menyatakan siap pensiun dini
http://poskotanews.com/2016/03/07/ah...ur-independen/
Pilkada DKI, Ahok Komitmen di Jalur Independen
SELASA, 01 MARET 2016 | 21:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Ridwan Kamil menyatakan tak ingin maju dalam pencalonan, pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 menyisakan inkumben Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon terkuat. Partai NasDem telah menyebut akan mendukung Ahok dalam pemilihan tahun depan. Adapun PDIP masih menunggu rapat pimpinan penentuan calon gubernur.
Namun Ahok mengatakan lebih berkomitmen maju lewat jalur independen. "Saya lebih komitmen ke independen, mereka (pendukungnya di jalur independen) sudah berusaha sejak awal," kata Ahok di kantor Gubernur DKI Jakarta, Selasa, 1 Maret 2016.
Meski demikian Ahok mengatakan dia tetap menerima tawaran dukungan yang datang dari partai politik. Ia mengaku tidak ada salahnya menerima tawaran dari partai politik tersebut. "Semua tawaran kita terima, namanya juga nawar ya kita terima," ujarnya.
Basuki mengaku cukup sering berbincang dengan PDIP. Sementara dengan Gerindra, ia mengakui masih berhubungan baik. Bahkan, menurut dia, ia masih sering makan bersama dengan politikus Gerindra.
Basuki merencanakan akan memutuskan pendampingnya di pemilihan kepala daerah pada Maret ini. Namun hingga saat ini ia masih belum memutuskan siapa pendampingnya di pilkada 2018. Namun, Basuki mengatakan akan maju bersama wakilnya saat ini, Djarot Saiful Hidayat, yang berasal dari PDIP.
Dalam beberapa survei yang diadakan, nama Basuki Tjahaja Purnama masih menjadi calon kuat gubernur DKI Jakarta periode mendatang. Ahok dalam survei itu bersaing ketat dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Namun pada Senin, 29 Februari 2016, Ridwan Kamil menyatakan mundur dari bursa pencalonan. Alasannya dia ingin memenuhi kewajibannya sebagai wali kota Bandung hingga selesai masa tugas.
https://m.tempo.co/read/news/2016/03...lur-independen
Pilih ‘Teman Ahok’ Di Jalur Independen, Ahok Ngaku Pertaruhkan Jabatannya
7 Maret, 2016 | 23:44
Jakarta – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan dirinya sudah berkorban banyak demi mengikuti melalui jalur independen bersama ‘Teman Ahok’ dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Ahok hanya tinggal menunggu ‘Teman Ahok’ berhasil mengumpulkan persyaratan satu juta fotokopi KTP serta administrasi lainnya sebelum menyerahkan formulir ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.
“Kalau kalian (Teman Ahok) enggak bisa kumpulkan (satu juta fotokopi KTP), maka ini yang diharapkan oleh semua lawan politik saya. Berharap partai tidak mencalonkan saya dan independen enggak bisa maju, ya semua bertanding tanpa saya kan,” kata Ahok, di Balai Kota, Senin (7/3/2016).
Ahok mengaku telah melakukan pertemuan dengan ‘Teman Ahok’, Minggu (6/3/2016) malam.
Dalam pertemuan itu, Ahok berulangkali mengungkapkan berbagai skenario terburuk jika maju independen dan menggandeng pegawai negeri sipil (PNS) sebagai calon wakil gubernur.
Sebab, Basuki sebelumnya mengajukan nama Djarot Saiful Hidayat sebagai cawagub dan ‘Teman Ahok’ menolaknya.
“Kalian harus mengerti posisi saya. Saya enggak apa-apa demi kepercayaan kalian tak runtuh dan demi PNS dipercaya publik. Saya siap,” kata Ahok.
Adapun pendaftaran calon independen pada bulan Juli-Agustus. Sehingga ‘Teman Ahok’ sudah harus bekerja cepat. Heru Budi Hartono, juga harus mengundurkan diri sebagai PNS pada bulan Juni. Jika ingin maju dalam Pilkada DKI 2017 berdampingan dengan Ahok.
“Saya sudah bilang sama mereka, kalau kalian mau ngomong soal kepercayaan dan idealisme, saya berani pertaruhkan jabatan saya. Tapi kalau memang nasib saya enggak bisa maju lagi, ya sudah,” kata Ahok.
http://indoelection.com/pilih-teman-...an-jabatannya/
Akhirnya, Ahok Penuhi Janji Umumkan Nama Pasangan, Siapa Dia?
Mar 07, 2016, 15:00 WIB
Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memenuhi janji untuk mengumumkan pasangannya untuk maju ke Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta melalui jalur non partai politik, Senin (7/3/2016). Ahok mengatakan akan menggandeng Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jakarta Heru Budi Hartono. Pasangan ini akan maju dengan dukungan komunitas Teman Ahok.
"Jadi mulai hari ini mereka (Teman Ahok) kumpulkan tanda tangan, saya dengan Heru. Mulai hari ini," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta.
Adhyaksa Beberkan Siapa Saja yang Bikin Dia 'Pede' Maju ke DKI 1
Komunitas Teman Ahok sejak tahun lalu bergerak menghimpun fotokopi KTP warga Jakarta. Jumlah dukungan yang didapatkan sampai hari ini sudah melebihi batas yang ditentukan KPUD Provinsi DKI Jakarta.
Pernyataan Ahok disampaikan setelah Minggu (6/3/2016) malam, didatangi perwakilan Teman Ahok. Para relawan ingin mencari kepastian apakah Ahok tetap maju lewat jalur independen atau berubah lewat partai politik.
"Jadi Teman Ahok jujur aja semalam, datang ke rumah. Amalia cs-lah (juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas), dia bawa lawyer macem-macem. Intinya mereka mengatakan tidak bisa nunggu lagi kalau mau mereka isi dengan wakilnya karena butuh waktu sejuta itu," kata dia.
Sebelumnya, di berbagai kesempatan Ahok mengatakan tidak menutup pintu dukungan dari partai politik, khususnya PDI Perjuangan.
Ahok sebenarnya cocok dengan politisi PDI Perjuangan yang sekarang masih menjabat wakil gubernur Jakarta. Tapi, Teman Ahok tidak berkenan lantaran Djarot tidak mau keluar dari PDI Perjuangan.
"Saya juga nggak mau anak-anak muda ini kecewa. Saya sudah sampaikan kalau dukung begitu semangat saya independen. Kalian harus tahu saya berkorban ini," kata Ahok.
"Kalau bicara semangat kalian supaya kepercayaan kalian enggak runtuh ke politisi supaya bisa isi, silakan masukin nama Heru," kata Ahok.
http://www.huntnews.id/p/detail/5be1...ory_indonesian
-------------------------------
Jikalau AHOK menang .... maka langkahnya itu pasti menjadi inspirasi banyak orang untuk berani maju Pilkada dengan hanya mengandalkan jalur independen. Dan otomatis mengabaikan peran dan dukungan parpol. Itu artinya, bisa membuat parpol tak laku lagi di masa depan. Dan, bahkan bisa bangkrut!
Seorang Kepala Daerah yang sangat mandiri karena dia merassa dipilih rakyat langsung, tanpa jasa dan bantuan parpol, berakibat sang Kepala daerah akan sangat percaya diri, seperti contohnya AHOK ketika menghadapi DPRD DKI Jakarta itu. Ini perkembangan menarik dari demokrasi kita. Dan, sudah waktunya parpol mulai berfikir ulang strategi pemenangan politik pemiluanya di masa depan.
Ya kalo semua independen. Trus ngapain ada parpol??
Kalau parpol bubar yang ngisi dpr siapa??
Aneh aneh aja pikiran ts.
Aneh boleh, tapi pake realita.
Trus apa iya dia 5 taun lagi mau terus terusan ribut sama dprd???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar