HASIL RISET AKADEMIK:
PENGARUH BERITA KRIMINAL DI MEDIA DENGAN TIMBULNYA MODUS KEJAHATAN BARU ATAU SAMA (COPYCAT)
Wilkommen, Welcome, Selamat Datang, Irrashaimase!
Quote:Prolog :
Ane bukan kriminolog, bukan psikolog, bukan ilmuwan. Disini kapasitas ane adalah warganegara Indonesia yang miris mendengar berita di media massa, tentang pemerkosaan, pembunuhan, begal, korupsi dan lain-lain.
Sepertinya dua atau tiga dekade lalu, tindak kejahatan belum marak seperti ini. Ada memang, ane tidak menampik, pembunuhan, perkosaan, perampokan sudah ada jauh sebelum ncang-ncing, nyak babe ane lahir .. tapi entah mengapa sepertinya semakin kekinian koq angkanya semakin naik secara Eksponensial (nah loh apa tuh artinya).
Sebagai orang terdidik, ane ingin mencoba mencari tahu, mengupas dan menganalisa: apa sih penyebabnya dari maraknya tindak kasus kejahatan akhir-akhir ini.
"What Went Wrong?" (kalo kata tukul)
Dengan tidak asal sembarang ngomong tentunya, .... tentunyaa didasari oleh azas akademik, empirik, balpirik, kirik dan lain sebagainya.
Dalam pencarian ane, ane menemukan sebuah penelitian yang menyebutkan kalau ternyata: Program Siaran Berita Kriminal, baik di media televisi, radio, cetak maupun maya justru malah berperan sebagai pemicu maraknya tindak kejahatan sama (meniru) atau malah bahkan modus baru.
Bahayanya, justru sekarang informasi itu sangat mudah didapat, siapa diantara kita yang tidak punya smartphone sekarang? Akses internet segampang membalik tangan sendiri (bukan tangan orang).
Lihat acara kriminal di televisi dikemas sedemikian apik dan menarik, antara lain : “Fakta” di ANTV, “Sidik Kasus” di TPI, “Di Balik Tragedi” di TV One, dan “Metro Realitas” di Metro TV. Ada pula yang disajikan dalam bentuk berita langsung atau harian (daily news). Tayangan tersebut diantaranya adalah “Buser” di SCTV, “Sidik” di TPI, “TKP” di Trans7, “Sergap” di RCTI, “Patroli” di Indosiar, dan “Reportase Investigasi” di Trans TV.
Ini jadi seperti siklus lingkaran setan tanpa ujung, kejahatan baru merupakan sasaran empuk media, masyarakat melihat media, sebagian kecil terinspirasi lalu melakukan tindak kriminal baru yang lebih advance dan begitu seterusnya.
I. Penelitian
Menurut Psikolog ternama, Elizabeth Hurlock, pada fase anak-anak hingga remaja memiliki pola perilaku akan hasrat penerimaan sosial yang tinggi. Masa-masa labil kalau kata banyak orang, Alay kalau kata ane. Disini adalah fase pencarian identitas diri, yang dibentuk oleh lingkungan sekitar: Orang tua, teman, sekolah, tontonan dan lain sebagainya.
Contoh nyatanya: seseorang di fase ini jika berasal dari keluarga broken home, maka kondisi psikologinya cenderung pemberontak (rebellious ), labil (unstable) bahkan memiliki keinginan bunuh diri (suicidal). Dia akan mencari kondisi lain yang membuatnya merasa diterima, jika dia jatuh pada kondisi pertemanan yang tidak sehat, akan sangat mungkin dia akan meniru dan juga terjerumus.
Fase inilah yang sangat rentan menerima informasi di media massa pada aspek kognitif, yang meliputi pengetahuan akan kejahatan, dan aspek behavioral meliputi tindakan untuk meniru adegan kejahatan tersebut.
Joseph Klapper, seorang peneliti dari Columbia University menelaah Efek dari Komunikasi Massa, dia mengemukakan lima prinsip:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komunikasi Massa adalah : predisposisi personal, proses selektif dan keanggotaan kelompok.
Komunikasi akan sangat efektif jika itu terjadi dalam lingkup 'familiar', contoh dekatnya media sosial. sebut saja kaskus
semua kaskuser pasti akan merasakan hubungan spesial dengan trit-trit yang ada di kaskus, karena merasa sesama member. (agan merasa spesial gak dengan trit ane ini?). Ada juga agan-agan yang getol share artikel di facebook, asal like dan komen beres dah, apalagi kalo ada foto anak-anak korban perang.
2. komunikasi massa biasanya berfungsi untuk memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, walaupun kadang-kadang media massa juga berfungsi sebagai media pengubah (agent of change)
Ga usah jauh-jauh, coba agan tengok ke Forum BP, tuh disana ada dua kubu "Tak" vs "Bung", baca aja komen-komennya kayak apa.
3. Perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada “konversi” (perubahan seluruh sikap) dari satu sisi masalah ke sisi yang lain.
Dalam pengertian ane, ane merujuk ke MEME/TREND. lihat dimana sebuah MEME/TREND berevolusi perlahan-lahan hingga menjadi MEME/TREND baru. contohnya berita teroris sudriman, dimana tadinya menyorot ke berita teroris, lama-lama berevolusi jadi ngomongin polisi ganteng.
4. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-bidang di mana pendapat orang lemah, misalnya pada berita kriminal.
5. Komunikasi massa cukup afektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh.
No. 4 dan 5 yang harus diperhatikan. Berita Kriminal adalah bentuk Komunikasi Massa juga, dan ini sangat efektif/afektif dalam membentuk opini. Lihat si A yang jadi Korban, Lihat si B yang jadi pelaku. A patut dikasihani, B patut dibenci dan dihukum. Semua dikemas dalan kajian hitam dan putih, tidak ada abu-abu.
Kaitannya dengan topik ini adalah :
Quote:1. Efek kognitif mengenai tayangan kejahatan ataupun kekerasan berupa citra atau persepsi yang dibangun khalayak saat dan sesudah menonton tayangan/membaca di media massa.
2. Citra tentang lingkungan sosial kita terbentuk berdasarkan realitas yang ditampilkan media massa. Persepsi tentang dunia dipengaruhi oleh apa yang dilihatnya dalam televisi
3. Efek kognitif dari tayangan berita kriminal di televisi meliputi pengetahuan teknis khalayak akan tindak kejahatan atau kekerasan. Khalayak yang menonton tayangan kejahatan akan mengetahui bagaimana gaya berkelahi, penggunaan senjata, bahkan pelajaran tentang modus operandi kejahatan
sebenarnya agan dengan baca quote diatas aja udah mewakili seisi thread ane, ga usah baca panjang-panjang huehuehuhe
II. Kesimpulan
1. Tayangan kejahatan di televisi berpotensi memunculkan efek terhadap perilaku khalayak remaja, khususnya siaran berita kriminal.
2. Siaran berita kriminal menjadi tak ubahnya pedang dua sisi, di satu sisi pemberitaan perlu dalam memberikan rasa cemas sehingga kewaspadaan masyarakat meningkat, di sisi lain ada sebagian kecil pihak yang terpengaruh oleh isi pemberitaan sehingga memungkinan yang bersangkutan untuk meniru atau membuat modus baru.
Q: Apakah kasus Kopi sianida Jessica, terpengaruh siaran berita kriminal?
Q: Apakah kasus pemerkosaan dan pembunuhan Yuyun/Eno terpengaruh siaran berita kriminal?
Q: Apakah kasus-kasus kriminal lainnya terpengaruh siaran berita kriminal?
Menurut ane sedikit banyak iya, menurut agan gimana?
Referensi:
1. Habin et al. 2010. Program Siaran Berita Kriminal Televisi Sebagai pemicu Timbulnya Modus Kejahatan Baru. FISIP Unswagati. Cirebon.
2. Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga
3. Klapper, Joseph. 1960. The effects of mass communication. Glencoe III.
Akhirul Kalam:
Maaf kalo trit ini kurang seru dan kebanyakan tulisan, jadi agan males baca. ane coba edit-edit dikit deh biar lebih menarik. tuh dah ane kasih bonus:
EH SALAH !!!
PENGARUH BERITA KRIMINAL DI MEDIA DENGAN TIMBULNYA MODUS KEJAHATAN BARU ATAU SAMA (COPYCAT)
Wilkommen, Welcome, Selamat Datang, Irrashaimase!
Spoiler for HT NIH ^^:
MY #5 HT ... Arigatot Gozali Mas .. matur nuwwunnnn
Quote:Prolog :
Ane bukan kriminolog, bukan psikolog, bukan ilmuwan. Disini kapasitas ane adalah warganegara Indonesia yang miris mendengar berita di media massa, tentang pemerkosaan, pembunuhan, begal, korupsi dan lain-lain.
Sepertinya dua atau tiga dekade lalu, tindak kejahatan belum marak seperti ini. Ada memang, ane tidak menampik, pembunuhan, perkosaan, perampokan sudah ada jauh sebelum ncang-ncing, nyak babe ane lahir .. tapi entah mengapa sepertinya semakin kekinian koq angkanya semakin naik secara Eksponensial (nah loh apa tuh artinya).
Sebagai orang terdidik, ane ingin mencoba mencari tahu, mengupas dan menganalisa: apa sih penyebabnya dari maraknya tindak kasus kejahatan akhir-akhir ini.
"What Went Wrong?" (kalo kata tukul)
Dengan tidak asal sembarang ngomong tentunya, .... tentunyaa didasari oleh azas akademik, empirik, balpirik, kirik dan lain sebagainya.
Dalam pencarian ane, ane menemukan sebuah penelitian yang menyebutkan kalau ternyata: Program Siaran Berita Kriminal, baik di media televisi, radio, cetak maupun maya justru malah berperan sebagai pemicu maraknya tindak kejahatan sama (meniru) atau malah bahkan modus baru.
Bahayanya, justru sekarang informasi itu sangat mudah didapat, siapa diantara kita yang tidak punya smartphone sekarang? Akses internet segampang membalik tangan sendiri (bukan tangan orang).
Lihat acara kriminal di televisi dikemas sedemikian apik dan menarik, antara lain : “Fakta” di ANTV, “Sidik Kasus” di TPI, “Di Balik Tragedi” di TV One, dan “Metro Realitas” di Metro TV. Ada pula yang disajikan dalam bentuk berita langsung atau harian (daily news). Tayangan tersebut diantaranya adalah “Buser” di SCTV, “Sidik” di TPI, “TKP” di Trans7, “Sergap” di RCTI, “Patroli” di Indosiar, dan “Reportase Investigasi” di Trans TV.
Ini jadi seperti siklus lingkaran setan tanpa ujung, kejahatan baru merupakan sasaran empuk media, masyarakat melihat media, sebagian kecil terinspirasi lalu melakukan tindak kriminal baru yang lebih advance dan begitu seterusnya.
I. Penelitian
Menurut Psikolog ternama, Elizabeth Hurlock, pada fase anak-anak hingga remaja memiliki pola perilaku akan hasrat penerimaan sosial yang tinggi. Masa-masa labil kalau kata banyak orang, Alay kalau kata ane. Disini adalah fase pencarian identitas diri, yang dibentuk oleh lingkungan sekitar: Orang tua, teman, sekolah, tontonan dan lain sebagainya.
Contoh nyatanya: seseorang di fase ini jika berasal dari keluarga broken home, maka kondisi psikologinya cenderung pemberontak (rebellious ), labil (unstable) bahkan memiliki keinginan bunuh diri (suicidal). Dia akan mencari kondisi lain yang membuatnya merasa diterima, jika dia jatuh pada kondisi pertemanan yang tidak sehat, akan sangat mungkin dia akan meniru dan juga terjerumus.
Fase inilah yang sangat rentan menerima informasi di media massa pada aspek kognitif, yang meliputi pengetahuan akan kejahatan, dan aspek behavioral meliputi tindakan untuk meniru adegan kejahatan tersebut.
Joseph Klapper, seorang peneliti dari Columbia University menelaah Efek dari Komunikasi Massa, dia mengemukakan lima prinsip:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Komunikasi Massa adalah : predisposisi personal, proses selektif dan keanggotaan kelompok.
Komunikasi akan sangat efektif jika itu terjadi dalam lingkup 'familiar', contoh dekatnya media sosial. sebut saja kaskus
semua kaskuser pasti akan merasakan hubungan spesial dengan trit-trit yang ada di kaskus, karena merasa sesama member. (agan merasa spesial gak dengan trit ane ini?). Ada juga agan-agan yang getol share artikel di facebook, asal like dan komen beres dah, apalagi kalo ada foto anak-anak korban perang.
2. komunikasi massa biasanya berfungsi untuk memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, walaupun kadang-kadang media massa juga berfungsi sebagai media pengubah (agent of change)
Ga usah jauh-jauh, coba agan tengok ke Forum BP, tuh disana ada dua kubu "Tak" vs "Bung", baca aja komen-komennya kayak apa.
3. Perubahan kecil pada intensitas sikap lebih umum terjadi daripada “konversi” (perubahan seluruh sikap) dari satu sisi masalah ke sisi yang lain.
Dalam pengertian ane, ane merujuk ke MEME/TREND. lihat dimana sebuah MEME/TREND berevolusi perlahan-lahan hingga menjadi MEME/TREND baru. contohnya berita teroris sudriman, dimana tadinya menyorot ke berita teroris, lama-lama berevolusi jadi ngomongin polisi ganteng.
4. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-bidang di mana pendapat orang lemah, misalnya pada berita kriminal.
5. Komunikasi massa cukup afektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh.
No. 4 dan 5 yang harus diperhatikan. Berita Kriminal adalah bentuk Komunikasi Massa juga, dan ini sangat efektif/afektif dalam membentuk opini. Lihat si A yang jadi Korban, Lihat si B yang jadi pelaku. A patut dikasihani, B patut dibenci dan dihukum. Semua dikemas dalan kajian hitam dan putih, tidak ada abu-abu.
Kaitannya dengan topik ini adalah :
Quote:1. Efek kognitif mengenai tayangan kejahatan ataupun kekerasan berupa citra atau persepsi yang dibangun khalayak saat dan sesudah menonton tayangan/membaca di media massa.
2. Citra tentang lingkungan sosial kita terbentuk berdasarkan realitas yang ditampilkan media massa. Persepsi tentang dunia dipengaruhi oleh apa yang dilihatnya dalam televisi
3. Efek kognitif dari tayangan berita kriminal di televisi meliputi pengetahuan teknis khalayak akan tindak kejahatan atau kekerasan. Khalayak yang menonton tayangan kejahatan akan mengetahui bagaimana gaya berkelahi, penggunaan senjata, bahkan pelajaran tentang modus operandi kejahatan
sebenarnya agan dengan baca quote diatas aja udah mewakili seisi thread ane, ga usah baca panjang-panjang huehuehuhe
II. Kesimpulan
1. Tayangan kejahatan di televisi berpotensi memunculkan efek terhadap perilaku khalayak remaja, khususnya siaran berita kriminal.
2. Siaran berita kriminal menjadi tak ubahnya pedang dua sisi, di satu sisi pemberitaan perlu dalam memberikan rasa cemas sehingga kewaspadaan masyarakat meningkat, di sisi lain ada sebagian kecil pihak yang terpengaruh oleh isi pemberitaan sehingga memungkinan yang bersangkutan untuk meniru atau membuat modus baru.
Q: Apakah kasus Kopi sianida Jessica, terpengaruh siaran berita kriminal?
Q: Apakah kasus pemerkosaan dan pembunuhan Yuyun/Eno terpengaruh siaran berita kriminal?
Q: Apakah kasus-kasus kriminal lainnya terpengaruh siaran berita kriminal?
Menurut ane sedikit banyak iya, menurut agan gimana?
Referensi:
1. Habin et al. 2010. Program Siaran Berita Kriminal Televisi Sebagai pemicu Timbulnya Modus Kejahatan Baru. FISIP Unswagati. Cirebon.
2. Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta : Erlangga
3. Klapper, Joseph. 1960. The effects of mass communication. Glencoe III.
Akhirul Kalam:
Maaf kalo trit ini kurang seru dan kebanyakan tulisan, jadi agan males baca. ane coba edit-edit dikit deh biar lebih menarik. tuh dah ane kasih bonus:
Spoiler for bonus:
EH SALAH !!!
Spoiler for Ini yang bener:
update komentar agans sekaligus
Yang pro:
Quote:Original Posted By anggargc ►
Dulu waktu maraknya berita begal yang slalu tayang di media terutama tv, malah di kota ane jadi musim begal
Sekarang ada berita pemerkosaan yg slalu ditayang, malah makin banyak aja tuh kasus pemerkosaan
Pejwan yee kalo berkenan
Quote:Original Posted By AGaNCakEWalK ►
televisi kita dikuasai orang2 yang lapar dengan kekuasaan. kontennya racun semua. berita yg sering muncul adalah politik, kepemerintahan, hukum, kriminal. ditambah cerita selebritas, penuh dengan hedon, promosi, kasus, dan skandal yang gak perlu ditayangkan..
belum lagi kualitas drama seri (sinetron), ditambah makna yg terkandung dlm cerita, iklan yg bejibun *kalo rating bagus.
lembaga independen yg harusnya mengawasi pertelevisian, kebijakannya makin ga logis. ngapain aja mereka? numpang nyimak sambil dibayar?
ahh enek rasanya kalo mikirin hal yg bginian. gak ada guna. ngabisin waktu orang kyk ane
Quote:Original Posted By datacard ►
Menurut ane gan, pihak media baik itu media massa atau media elektronik cenderung mengembor gemborkan kejadian atau peristiwa tentang kriminalitas secara berlebihan dan berulang. Seolah olah itu berita heboh dan mejadi santapan informasi.
Ane miris melihat oknum atau wartawan yang menyajikan peristiwa kriminal ini sebagai sajian kabar "gembira" bagi semua manusia Indonesia yang rata2 hampir bisa mengakses segala macam informasi.
Sisi negatif nya itu berita2 seperti itu bisa memancing emosi manusia yang membaca nya. Lihat saja kejadian2 yang terjadi baru2 ini, seperti kasus pemerkosaan yang disertai dengan pembunuhan di Bengkulu. Penyajian inti berita itu memang nyata tetapi alangkah baiknya yang bisa mengakses berita itu hanya oleh orang2 yang sudah melewati batas umur dewasa supaya tidak terjadi kesalah pahaman dalam penyampain berita.
Ane cenderung menyalahkan pihak media massa atau oknum wartawan yang sering menggunakan kalimat2 yang cenderung membangkitkan perasaan serta emosional pembaca. Kesalahannya terletak dari cara penyajian berita serta penggulangan berita yang cenderung sama.
Akibatnya adalah berita yang seperti "itu" pada akhirnya akan menjadi berita biasa dikemudian hari dan akan dianggap masyarakat wajar wajar saja terulang kembali karena sudah dibikin heboh oleh oknum wartawan2 tersebut.
'
Ane rasa hak kebebasan "pers" sudah mulai dipertanyakan profesionalismenya. Supaya penyampaian berita nya lebih menarik dan menyampaikan berita yang betul2 berguna, wartawan yang direkrut harus benar2 lulus uji dan kompeten.
Quote:Original Posted By ianwarsyah ►
trit antum layak jadi materi tesis ilmu hukum. ana bangga.
Quote:Original Posted By rudmabbit ►
Kabar juga bukan dari media massa,tapi dari informasi viral juga mempengaruhi. Selain karena anak dibawah umur tidak diproses hukum ada lain Contohnya, pencurian/maling/copet kelas teri yg kerugiannya (nilai benda yg dicuri) masih kisaran 500-2 juta "katanya" tidak diproses pihak yg berwenang dan korban seringnya tidak melapor . Makanya pencuri makin berani dan menjamur.l
Itu pandangan ane
Quote:Original Posted By blindwolf ►
Berita indonesia yang kekinian itu yang cari rating. Ga cuma acara berita doang sih. Kalo misal yang booming di TV A acara ini, TV B ikut ikutan. Cuma emang kemasannya dibedain gan
Lah kalo pas yang lagi booming berita kriminal A, station yang lain bisa saja jadi ikutan gan. Otomatis tontonannya jadi berita kriminal A
Soal pengaruhnya ke penonton, kembali lagi ke moral dan akal penontonnya. Kalo si penonton merasa "terbawa", bisa saja penontonnya ikut "terbawa", akhirnya ikutan niru
Quote:Original Posted By handoko3kusuma ►
Psikologis? Psikolog maksudnya Gan?
Hmmm. Menurut saya sih tidak nyambung Gan. Semakin banyak kriminalitas bukan di picu sama pemberitaan.
Saya secara pribadi, ga pernah tuh nonton berita begitu lalu jadi pengen berbuat.
Quote:Original Posted By langit1401 ►
dulu tahun 2003'an kan musim berita BUSER ditayangkannya jam 12 siang berita khusus kriminal yg paling seru liat berita tersebut di perlihatkan penangkapannya misal di tembak ditempat trus ada juga yg kabur melarikan diri dll.
kebetulan saya masuk kuliah di bandung pada tahun 2003 juga sama dan di kasih tau sama dosen mata kuliah PKN, kalo kita keseringan liat berita2 kriminal itu memicu psikologis kita untuk mengikutinya.
Quote:Original Posted By daldelvi ►
kalo di sosiologi itu ada yg namanya sub-kebudayaan yg menyimpang gan.
jadi kan emang, tindakan kejahatan/kriminal itu emg udah termasuk kedalam kategori budaya yg menyimpang. trus dengan banyaknya acara-acara di tv yg nyiarin tentang berita kejahatan/kriminal, secara ga langsung ngasih dampak ke masyarakat yg malah jadi terbiasa dgn adanya tindakan kejahatan/kriminal tsb. nah darisitu deh timbul tindakan kejahatan/kriminal yg dilakuin masyarakat, karena masyarakatnya udah nganggep tindakan kriminal itu udah lazim karena sering muncul di tv.
CMIIW
Quote:Original Posted By Dichow ►
gue. belum selesai baca thread loe bro.. sampe point satu. dan gue cma baca angka aja. langsung gue arahkan konsen gue untuk menulis ini....
broku yang membuat thread ini... you are awsome. ternyata setelah beberapa tahun kemudian ada juga yg sengaja bikin thread ini, dan yang ditulis di linia depan sudah menunjukan kesamaan tanpa harus saya baca hingga selesai...
dan gue sangat setuju bro sengan thread elo.... gimana kejahatan ngga marak.. kalo televisi aja nyiarin terus. justru televisi sendiri yg bikin kejahatan kejahatan di indonesia makin ngetrend... kalian pada tahu kan gan, sis... tentang begal... itu berita kalo 3 tahun kedepan aja isinya begal... se indonesia pun selama 3 tahun berikut juga marak begal. untungnya kaga ada jangka waktu segitu... karena mereka dituntut selalu merefresh berita mereka. Eh BETEWE lu lu orang ATVSI sebenernya pada ngapain sih kalo udah bikin asosiasi macam itu, niat kalian itu apa? pada gila ya... buat apa kalian bikin himpunan begitu kalo ngga membicarakan masalah ini.... apa kalian membuat asosiasi ini hanya karena cuma ingin menumbangkan televisi si anak pupuk bawang yang dalam 3 tahun berkembang dengan SANGAT pesatnya? (agan dan sista pasti tahu tv apa yang saya maksud, dan ini merupakan satu satunya televisi yang ngga diajakin masuk ke atvsi)
oh god... terus terusan aja diexpose habis habisan berita kriminal ekstrim seperti itu.
Yah, kami pun tahu kalian bekerja mencari uang... tapi kami juga tau, kerja kalian secara tidak langsung menginspirasi orang sakit mental untuk bertindak mengikuti kejahatan yang berkembang.... jadi anda semua para petinggi dan staf televisi di indonesia. sadarkah kalian ketika pundi rupiah memenuhi kantong anda,bersamaan dengan bertambahnya dosa kalian (maaf,tentunya itu anggaan liar yg keluar dari pemikiran saya sendiri. Urusan dosa atau tidak, hanya Allah yg menilai karenalah dia yang maha tahu dan mendengar.)
Akhirnya saya paham kenapa mantan bos saya mengharamkan televisi ada di rumahnya. meskipun dia kenyataannya kaya raya.
Hai ATVSI. Kalau kalian menginginkan indonesia bobrok dengan para pengangguran yang nekat jadi penjahat apapun.... maka ekspose saja.... berikanlah mereka inspirasi terus menerus... maka kejahatan akan bertambah terus. Dan pundi kalian pun terus mengalir abadi.
Sejatinya kami juga tahu, kalian sesang berusaha memberitakan kepada kami,dan kalian mencegah hal itu bisa terjadi kepada kami agar kedepannya kami mawas diri. tapi explore terus menerus selama 7-14 hari. saya rasa itu bukan cara yg baik. Selain menginspirasi, para penjahat kelas kakap pun makin meningkatkan leveling kejahatannya melalui suara news anchor/ dubbing pembawa berita. Mereka pasti akan mengkoreksi kekurangan. Dan modus modus baru pun makin bertambah.... oh iya kalian tidak peduli ya, karena jika kalian mengoreksi ini, maka berakhirlah jurnalistik kriminal kalian. Ya sudahlah.... nikmati saja pundi pundimu itu.
Kami rasa acara kalian tak jauh beda dari sinetron yang sering tayang di jam prime time sampai tengah malam.. apa lagi sebab akibatnya. Kalo bukan karena.... Rating. Jujurlah dan akui saja.
Yang Kontra:
Quote:Original Posted By whdzera ►
jangan berpikir negatif dulu .
- kasus pemerkosaan , kok malah nyalahin media ? . kan anak di bwh umur dilindungi UU . Salahkan UU nya . minta pak pres ganti UU perlindungan anak . (dan media mengabarkan secara transparan ,sesuai fakta bahwa anak yg dibwh umur . hukumanya akan dikurangan)
- kasus penipuan dikasih tau metode nya secara rinci , agar banyak Masyarakat jadi lebih waspada .
- pencurian . Sama kayak penipuan , memberitahu masyarakat agar lebih hati" .
- Kasus abu sayaf , ngimpi baku tembak :v. lah wong indonesia bayar tebusan . ya bebas lah abk wni yg ditawan.
- jangan baper berpikir postitif ok ?
edisi bela media
Yang Netral:
Quote:Original Posted By shylocka ►
antara setuju dan ngga.
berita kriminal juga pasti ada efek baiknya.
namanya jg kebebasan menyampaikan berita.
Quote:Original Posted By Pan_Canada ►
jahat atau engga gmn persepsi kita menanggapi sesuatu
Yang pro:
Quote:Original Posted By anggargc ►
Dulu waktu maraknya berita begal yang slalu tayang di media terutama tv, malah di kota ane jadi musim begal
Sekarang ada berita pemerkosaan yg slalu ditayang, malah makin banyak aja tuh kasus pemerkosaan
Pejwan yee kalo berkenan
Quote:Original Posted By AGaNCakEWalK ►
televisi kita dikuasai orang2 yang lapar dengan kekuasaan. kontennya racun semua. berita yg sering muncul adalah politik, kepemerintahan, hukum, kriminal. ditambah cerita selebritas, penuh dengan hedon, promosi, kasus, dan skandal yang gak perlu ditayangkan..
belum lagi kualitas drama seri (sinetron), ditambah makna yg terkandung dlm cerita, iklan yg bejibun *kalo rating bagus.
lembaga independen yg harusnya mengawasi pertelevisian, kebijakannya makin ga logis. ngapain aja mereka? numpang nyimak sambil dibayar?
ahh enek rasanya kalo mikirin hal yg bginian. gak ada guna. ngabisin waktu orang kyk ane
Quote:Original Posted By datacard ►
Menurut ane gan, pihak media baik itu media massa atau media elektronik cenderung mengembor gemborkan kejadian atau peristiwa tentang kriminalitas secara berlebihan dan berulang. Seolah olah itu berita heboh dan mejadi santapan informasi.
Ane miris melihat oknum atau wartawan yang menyajikan peristiwa kriminal ini sebagai sajian kabar "gembira" bagi semua manusia Indonesia yang rata2 hampir bisa mengakses segala macam informasi.
Sisi negatif nya itu berita2 seperti itu bisa memancing emosi manusia yang membaca nya. Lihat saja kejadian2 yang terjadi baru2 ini, seperti kasus pemerkosaan yang disertai dengan pembunuhan di Bengkulu. Penyajian inti berita itu memang nyata tetapi alangkah baiknya yang bisa mengakses berita itu hanya oleh orang2 yang sudah melewati batas umur dewasa supaya tidak terjadi kesalah pahaman dalam penyampain berita.
Ane cenderung menyalahkan pihak media massa atau oknum wartawan yang sering menggunakan kalimat2 yang cenderung membangkitkan perasaan serta emosional pembaca. Kesalahannya terletak dari cara penyajian berita serta penggulangan berita yang cenderung sama.
Akibatnya adalah berita yang seperti "itu" pada akhirnya akan menjadi berita biasa dikemudian hari dan akan dianggap masyarakat wajar wajar saja terulang kembali karena sudah dibikin heboh oleh oknum wartawan2 tersebut.
'
Ane rasa hak kebebasan "pers" sudah mulai dipertanyakan profesionalismenya. Supaya penyampaian berita nya lebih menarik dan menyampaikan berita yang betul2 berguna, wartawan yang direkrut harus benar2 lulus uji dan kompeten.
Quote:Original Posted By ianwarsyah ►
trit antum layak jadi materi tesis ilmu hukum. ana bangga.
Quote:Original Posted By rudmabbit ►
Kabar juga bukan dari media massa,tapi dari informasi viral juga mempengaruhi. Selain karena anak dibawah umur tidak diproses hukum ada lain Contohnya, pencurian/maling/copet kelas teri yg kerugiannya (nilai benda yg dicuri) masih kisaran 500-2 juta "katanya" tidak diproses pihak yg berwenang dan korban seringnya tidak melapor . Makanya pencuri makin berani dan menjamur.l
Itu pandangan ane
Quote:Original Posted By blindwolf ►
Berita indonesia yang kekinian itu yang cari rating. Ga cuma acara berita doang sih. Kalo misal yang booming di TV A acara ini, TV B ikut ikutan. Cuma emang kemasannya dibedain gan
Lah kalo pas yang lagi booming berita kriminal A, station yang lain bisa saja jadi ikutan gan. Otomatis tontonannya jadi berita kriminal A
Soal pengaruhnya ke penonton, kembali lagi ke moral dan akal penontonnya. Kalo si penonton merasa "terbawa", bisa saja penontonnya ikut "terbawa", akhirnya ikutan niru
Quote:Original Posted By handoko3kusuma ►
Psikologis? Psikolog maksudnya Gan?
Hmmm. Menurut saya sih tidak nyambung Gan. Semakin banyak kriminalitas bukan di picu sama pemberitaan.
Saya secara pribadi, ga pernah tuh nonton berita begitu lalu jadi pengen berbuat.
Quote:Original Posted By langit1401 ►
dulu tahun 2003'an kan musim berita BUSER ditayangkannya jam 12 siang berita khusus kriminal yg paling seru liat berita tersebut di perlihatkan penangkapannya misal di tembak ditempat trus ada juga yg kabur melarikan diri dll.
kebetulan saya masuk kuliah di bandung pada tahun 2003 juga sama dan di kasih tau sama dosen mata kuliah PKN, kalo kita keseringan liat berita2 kriminal itu memicu psikologis kita untuk mengikutinya.
Quote:Original Posted By daldelvi ►
kalo di sosiologi itu ada yg namanya sub-kebudayaan yg menyimpang gan.
jadi kan emang, tindakan kejahatan/kriminal itu emg udah termasuk kedalam kategori budaya yg menyimpang. trus dengan banyaknya acara-acara di tv yg nyiarin tentang berita kejahatan/kriminal, secara ga langsung ngasih dampak ke masyarakat yg malah jadi terbiasa dgn adanya tindakan kejahatan/kriminal tsb. nah darisitu deh timbul tindakan kejahatan/kriminal yg dilakuin masyarakat, karena masyarakatnya udah nganggep tindakan kriminal itu udah lazim karena sering muncul di tv.
CMIIW
Quote:Original Posted By Dichow ►
gue. belum selesai baca thread loe bro.. sampe point satu. dan gue cma baca angka aja. langsung gue arahkan konsen gue untuk menulis ini....
broku yang membuat thread ini... you are awsome. ternyata setelah beberapa tahun kemudian ada juga yg sengaja bikin thread ini, dan yang ditulis di linia depan sudah menunjukan kesamaan tanpa harus saya baca hingga selesai...
dan gue sangat setuju bro sengan thread elo.... gimana kejahatan ngga marak.. kalo televisi aja nyiarin terus. justru televisi sendiri yg bikin kejahatan kejahatan di indonesia makin ngetrend... kalian pada tahu kan gan, sis... tentang begal... itu berita kalo 3 tahun kedepan aja isinya begal... se indonesia pun selama 3 tahun berikut juga marak begal. untungnya kaga ada jangka waktu segitu... karena mereka dituntut selalu merefresh berita mereka. Eh BETEWE lu lu orang ATVSI sebenernya pada ngapain sih kalo udah bikin asosiasi macam itu, niat kalian itu apa? pada gila ya... buat apa kalian bikin himpunan begitu kalo ngga membicarakan masalah ini.... apa kalian membuat asosiasi ini hanya karena cuma ingin menumbangkan televisi si anak pupuk bawang yang dalam 3 tahun berkembang dengan SANGAT pesatnya? (agan dan sista pasti tahu tv apa yang saya maksud, dan ini merupakan satu satunya televisi yang ngga diajakin masuk ke atvsi)
oh god... terus terusan aja diexpose habis habisan berita kriminal ekstrim seperti itu.
Yah, kami pun tahu kalian bekerja mencari uang... tapi kami juga tau, kerja kalian secara tidak langsung menginspirasi orang sakit mental untuk bertindak mengikuti kejahatan yang berkembang.... jadi anda semua para petinggi dan staf televisi di indonesia. sadarkah kalian ketika pundi rupiah memenuhi kantong anda,bersamaan dengan bertambahnya dosa kalian (maaf,tentunya itu anggaan liar yg keluar dari pemikiran saya sendiri. Urusan dosa atau tidak, hanya Allah yg menilai karenalah dia yang maha tahu dan mendengar.)
Akhirnya saya paham kenapa mantan bos saya mengharamkan televisi ada di rumahnya. meskipun dia kenyataannya kaya raya.
Hai ATVSI. Kalau kalian menginginkan indonesia bobrok dengan para pengangguran yang nekat jadi penjahat apapun.... maka ekspose saja.... berikanlah mereka inspirasi terus menerus... maka kejahatan akan bertambah terus. Dan pundi kalian pun terus mengalir abadi.
Sejatinya kami juga tahu, kalian sesang berusaha memberitakan kepada kami,dan kalian mencegah hal itu bisa terjadi kepada kami agar kedepannya kami mawas diri. tapi explore terus menerus selama 7-14 hari. saya rasa itu bukan cara yg baik. Selain menginspirasi, para penjahat kelas kakap pun makin meningkatkan leveling kejahatannya melalui suara news anchor/ dubbing pembawa berita. Mereka pasti akan mengkoreksi kekurangan. Dan modus modus baru pun makin bertambah.... oh iya kalian tidak peduli ya, karena jika kalian mengoreksi ini, maka berakhirlah jurnalistik kriminal kalian. Ya sudahlah.... nikmati saja pundi pundimu itu.
Kami rasa acara kalian tak jauh beda dari sinetron yang sering tayang di jam prime time sampai tengah malam.. apa lagi sebab akibatnya. Kalo bukan karena.... Rating. Jujurlah dan akui saja.
Yang Kontra:
Quote:Original Posted By whdzera ►
jangan berpikir negatif dulu .
- kasus pemerkosaan , kok malah nyalahin media ? . kan anak di bwh umur dilindungi UU . Salahkan UU nya . minta pak pres ganti UU perlindungan anak . (dan media mengabarkan secara transparan ,sesuai fakta bahwa anak yg dibwh umur . hukumanya akan dikurangan)
- kasus penipuan dikasih tau metode nya secara rinci , agar banyak Masyarakat jadi lebih waspada .
- pencurian . Sama kayak penipuan , memberitahu masyarakat agar lebih hati" .
- Kasus abu sayaf , ngimpi baku tembak :v. lah wong indonesia bayar tebusan . ya bebas lah abk wni yg ditawan.
- jangan baper berpikir postitif ok ?
edisi bela media
Yang Netral:
Quote:Original Posted By shylocka ►
antara setuju dan ngga.
berita kriminal juga pasti ada efek baiknya.
namanya jg kebebasan menyampaikan berita.
Quote:Original Posted By Pan_Canada ►
jahat atau engga gmn persepsi kita menanggapi sesuatu
ya psikologis nya aja,, penjahat pasti nonton tv jg,,
masak sih dia gag belajar dari kegagalan orang lain di tv
edit:
Quote:Original Posted By dirgarakasiwi ►
Cakep gan. Pengalaman ye
Peace.
Sama kaya acara yg bongkar-bongkar kelakuan pedagang culas tuh yg suka pake boraks, formalin, dll.
Resep bikinnye malah dikasih liat... jadi inspirasi buat pedagang laen lah...
Quote:Original Posted By antokoplak ►
Dan juga belajar dr kesuksesan dr orang lain, medianya pun bnyk. Macam youtbe
masak sih dia gag belajar dari kegagalan orang lain di tv
edit:
Quote:Original Posted By dirgarakasiwi ►
Cakep gan. Pengalaman ye
Peace.
Sama kaya acara yg bongkar-bongkar kelakuan pedagang culas tuh yg suka pake boraks, formalin, dll.
Resep bikinnye malah dikasih liat... jadi inspirasi buat pedagang laen lah...
Quote:Original Posted By antokoplak ►
Dan juga belajar dr kesuksesan dr orang lain, medianya pun bnyk. Macam youtbe
Penjahat juga manusia punya akal pikiran, berita ngasih tau "bagaimana cara nya"
selalu digembor"kan itu gan masalahnya
Quote:Original Posted By tendangan12 ►
selalu digembor"kan itu gan masalahnya
ane setubuh gan. kadang berita juga terlalu lebay dalam memberitakan, harusnya jangan sampe kelewatan. lihat berita si jessica kayak apa, ane khawatir malah banyak orang jadi tau cara bunuh orang pake sianida di kopi.
selalu digembor"kan itu gan masalahnya
ane setubuh gan. kadang berita juga terlalu lebay dalam memberitakan, harusnya jangan sampe kelewatan. lihat berita si jessica kayak apa, ane khawatir malah banyak orang jadi tau cara bunuh orang pake sianida di kopi.
ane aja udah bosan lihat berita di tv. pasti beritanya pembunuhan, perampokan dsb. kalo otaknya labil pasti jadi terinspirasi
kalo kronologisnya disampein detail di TV, bisa aja digunain org yg nonton buat dipraktekkan langsung. Tapi org yg gini org yg lagi kepepet yg gabisa mikir secara jernih
apalagi kali kejadiannya heboh, kaya kasus kopi sianida, beritanya diulang-ulang sampe mblenger, padahal intinya cuma itu2 aja cuma beda acara beda kata2 dan beda narasumber
kasus pemerkosaan, ya
pelaku dibawah umur bakal menjamur, karena mereka gak bakal takut dihukum berat karena di televisi disebutkan para pelaku pemerkosa dibawah umur dilindungi dan tak akan dihukum berat.
dan apa yang terjadi bila salah satu anggota brandalan / geng motor lihat? mereka gak bakal takut lagi ngelakuin kejahatan, toh ketangkep juga bakal ada "tameng hukum".
kasus penipuan? jelas iya
bahkan di televisi/media berita kriminal dijelaskan metodenya secara rinci dan tahap tahapnya.
sementara calon penipu sedang mencatat metode nipu barunya sembari mendengar berita kriminal.
kasus pencurian? iya juga
sama seperti diatas, polisi secara detil menjabarkan bagaimana pelaku mencuri mobil, mulai dari pecahkan kaca mobil dengan alat khusus sampai antisipasi si malingnha bila ketahuan.
ada satu lagi kasus yang lucu. mungkin sedikit ga nyambung.
tentang penyanderaan abu sayyaf beberapa waktu lalu, misi tentara yang datang kesana dengan diam diam dijelaskam dan disebarkan lokasinya dengan jelas dan apa yang akan dilakukan oleh tentara oleh wartawan kepada media. dengan muka bangga.
berharap tidak ada salah satu dari kelompok mereka yang menjadi mata mata menonton berita nasional. apalagi di zaman internet ini.
untungnya sandra bebas dengan sukses.
pelaku dibawah umur bakal menjamur, karena mereka gak bakal takut dihukum berat karena di televisi disebutkan para pelaku pemerkosa dibawah umur dilindungi dan tak akan dihukum berat.
dan apa yang terjadi bila salah satu anggota brandalan / geng motor lihat? mereka gak bakal takut lagi ngelakuin kejahatan, toh ketangkep juga bakal ada "tameng hukum".
kasus penipuan? jelas iya
bahkan di televisi/media berita kriminal dijelaskan metodenya secara rinci dan tahap tahapnya.
sementara calon penipu sedang mencatat metode nipu barunya sembari mendengar berita kriminal.
kasus pencurian? iya juga
sama seperti diatas, polisi secara detil menjabarkan bagaimana pelaku mencuri mobil, mulai dari pecahkan kaca mobil dengan alat khusus sampai antisipasi si malingnha bila ketahuan.
ada satu lagi kasus yang lucu. mungkin sedikit ga nyambung.
tentang penyanderaan abu sayyaf beberapa waktu lalu, misi tentara yang datang kesana dengan diam diam dijelaskam dan disebarkan lokasinya dengan jelas dan apa yang akan dilakukan oleh tentara oleh wartawan kepada media. dengan muka bangga.
berharap tidak ada salah satu dari kelompok mereka yang menjadi mata mata menonton berita nasional. apalagi di zaman internet ini.
untungnya sandra bebas dengan sukses.
Andai bonusnya banyak
Quote:Original Posted By Dgariel ►
kasus pemerkosaan, ya
pelaku dibawah umur bakal menjamur, karena mereka gak bakal takut dihukum berat karena di televisi disebutkan para pelaku pemerkosa dibawah umur dilindungi dan tak akan dihukum berat.
dan apa yang terjadi bila salah satu anggota brandalan / geng motor lihat? mereka gak bakal takut lagi ngelakuin kejahatan, toh ketangkep juga bakal ada "tameng hukum".
kasus penipuan? jelas iya
bahkan di televisi/media berita kriminal dijelaskan metodenya secara rinci dan tahap tahapnya.
sementara calon penipu sedang mencatat metode nipu barunya sembari mendengar berita kriminal.
kasus pencurian? iya juga
sama seperti diatas, polisi secara detil menjabarkan bagaimana pelaku mencuri mobil, mulai dari pecahkan kaca mobil dengan alat khusus sampai antisipasi si malingnha bila ketahuan.
ada satu lagi kasus yang lucu. mungkin sedikit ga nyambung.
tentang penyanderaan abu sayyaf beberapa waktu lalu, misi tentara yang datang kesana dengan diam diam dijelaskam dan disebarkan lokasinya dengan jelas dan apa yang akan dilakukan oleh tentara oleh wartawan kepada media. dengan muka bangga.
berharap tidak ada salah satu dari kelompok mereka yang menjadi mata mata menonton berita nasional. apalagi di zaman internet ini.
untungnya sandra bebas dengan sukses.
Iya kan gan, jadi salah kaprah.
Kesannya media massa itu jadi kaya kejar setoran nyari sensasi. ane ingat banget di sebuah stasiun TV pas ada kecelakaan pesawat, dimana-mana mayat korban kecelakaan itu di blur sebagai kode etik jurnalistik. yang ini malah nggak, udah keruan keluarganya pada histeris.
kasus pemerkosaan, ya
pelaku dibawah umur bakal menjamur, karena mereka gak bakal takut dihukum berat karena di televisi disebutkan para pelaku pemerkosa dibawah umur dilindungi dan tak akan dihukum berat.
dan apa yang terjadi bila salah satu anggota brandalan / geng motor lihat? mereka gak bakal takut lagi ngelakuin kejahatan, toh ketangkep juga bakal ada "tameng hukum".
kasus penipuan? jelas iya
bahkan di televisi/media berita kriminal dijelaskan metodenya secara rinci dan tahap tahapnya.
sementara calon penipu sedang mencatat metode nipu barunya sembari mendengar berita kriminal.
kasus pencurian? iya juga
sama seperti diatas, polisi secara detil menjabarkan bagaimana pelaku mencuri mobil, mulai dari pecahkan kaca mobil dengan alat khusus sampai antisipasi si malingnha bila ketahuan.
ada satu lagi kasus yang lucu. mungkin sedikit ga nyambung.
tentang penyanderaan abu sayyaf beberapa waktu lalu, misi tentara yang datang kesana dengan diam diam dijelaskam dan disebarkan lokasinya dengan jelas dan apa yang akan dilakukan oleh tentara oleh wartawan kepada media. dengan muka bangga.
berharap tidak ada salah satu dari kelompok mereka yang menjadi mata mata menonton berita nasional. apalagi di zaman internet ini.
untungnya sandra bebas dengan sukses.
Iya kan gan, jadi salah kaprah.
Kesannya media massa itu jadi kaya kejar setoran nyari sensasi. ane ingat banget di sebuah stasiun TV pas ada kecelakaan pesawat, dimana-mana mayat korban kecelakaan itu di blur sebagai kode etik jurnalistik. yang ini malah nggak, udah keruan keluarganya pada histeris.
Haha.....klo berita kriminal sih biasa aja buat ane....yg ane benci cuma berita korupsi aja yg selalu ada tiap hari....
Sangat Setuju anee dengan TS...
berita dr media dijadikan pelajaran oleh pelaku tindak krimininal
Udah ane pikirin sejak dulu ini cumab sayang ane cuma seorang tukang tambal ban yang nyebar paku ke jalan. Mayan gan kalo ente kena paku ane bisa nambah es teh 2
nyimak dulu
Quote:Original Posted By Icchi. ►
bisa diatur gan, sesuai harga lah ....
Kalo ane rate 5 bonusnya berapah biji?
Ingat, Biji yah. Ane suka biji
bisa diatur gan, sesuai harga lah ....
Kalo ane rate 5 bonusnya berapah biji?
Ingat, Biji yah. Ane suka biji
Gembok demi meyelamatkan page 1 dari maho maho
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar