Quote:Terima kasih untuk momod/mimin yang udah mengangkat trit yang sederhana ini menjadi HOT TRIT tanggal 24 Juni 2016
Trit ini adalah HT ke-33 ane gan...
Quote:Hasil referendum berdasarkan 'live count' dari Google
Quote:Hasil perhitungan suara berdasarkan sumber BBC
Quote:Headline dari situs YahooUK yang menggambarkan kemenangan kubu 'Brexit
Quote:Hasil Referendum: Inggris Keluar dari Uni Eropa
Sumber
Jumat, 24 Juni 2016 | 12:04
Jakarta - Sebagian besar warga di Inggris Raya (Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia, dan Wales) menginginkan Inggris keluar dari Uni Eropa.
Berdasarkan hasil penghitungan suara yang dikutip dari BBC pada referendum yang digelar Kamis (23/6) waktu setempat atau Jumat (24/6) WIB, sebagian besar pemilih, yakni 16.835.512 (51,7 persen) menghendaki Inggris keluar dari Uni Eropa. Sedangkan pemilih yang ingin tetap bertahan di Uni Eropa hanya mencapai 15.692.093 (48,3 persen).
Meskipun ada sisa suara yang belum dihitung, tetapi jumlah suara yang mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa tidak mungkin lagi bisa dilampaui suara pemilih yang ingin Inggris bertahan di Uni Eropa.
Data sementara yang dilansir BBC menunjukkan sebagian besar warga Inggris dan Wales ingin keluar dari Uni Eropa. Sebaliknya, warga Irlandia Utara dan Skotlandia ingin bertahan di Uni Eropa.
Anselmus Bata/AB
BBC
Quote:Media-media Simpulkan Kubu Brexit Menang, Inggris Bercerai dari Uni Eropa
Sumber
Novi Christiastuti - detikNews
Jumat 24 Jun 2016, 11:21 WIB
London - Media-media Inggris mulai merilis hasil akhir untuk referendum Uni Eropa. Media-media seperti BBC, SkyNews, dan ITV News telah menyimpulkan bahwa mayoritas warga Inggris memilih keluar dari Uni Eropa.
Seperti dilaporkan SkyNews, Jumat (24/6/2016), dengan hasil penghitungan telah masuk dari 330 area pemilihan dari total 382 area, kedudukan kubu 'Leave' atau keluar dari Uni Eropa masih berada di atas dengan 51,7 persen melawan kubu 'Remain' atau tetap di dalam Uni Eropa dengan 48,3 persen.
Sedangkan BBC dengan tegas menyatakan kubu 'Leave' menang melawan kubu 'Remain' dalam referendum yang digelar Kamis, 23 Juni waktu Inggris. Posisi sementara, menurut BBC, ada 14.605.522 pemilih yang mendukung Inggris tetap di Uni Eropa dan 15.661.500 pemilih yang mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa.
"Berdasarkan analisis jumlah suara yang belum diumumkan, BBC memprediksikan Inggris telah memilih untuk keluar dari Uni Eropa, dengan posisi 52 persen melawan 48 persen," sebut media ternama Inggris BBC dalam situsnya.
Prediksi kemenangan kubu 'Leave' itu memicu jatuhnya mata uang Inggris, Poundsterling sebesar 9,4 persen terhadap dolar AS. Mata uang Uni Eropa, Euro juga ikut anjlok dari dolar AS sebesar 4 persen. Dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, dampak ekonomi dan politik akan dirasakan oleh 27 anggota Uni Eropa lainnya.
Baca juga: Rayakan Kemenangan Awal, Pendukung Brexit Teriak 'Keluar! Keluar!'
Meskipun prediksi akhir mulai muncul, hasil akhir referendum Uni Eropa baru akan diumumkan secara resmi setelah seluruh hasil penghitungan suara dari 382 area pemilihan selesai dihitung. Hasil akhir referendum akan diumumkan di Manchester Town Hall, Inggris bagian utara.
Sementara itu, pendukung Brexit mulai merayakan kemenangan awal dalam referendum Uni Eropa. Mereka bersorak untuk merayakan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, meskipun hasil akhir belum diumumkan.
"Jin euroskeptis telah keluar dari botol dan sekarang tidak akan bisa dimasukkan lagi. Uni Eropa sudah selesai, Uni Eropa sudah mati," ucap Ketua Partai Kemerdekaan Inggris (UKIP), Nigel Farage, yang juga penggerak utama dalam kampanye meninggalkan Uni Eropa, dalam pesta perayaan itu.
"Keluar! Keluar! Keluar!" teriak massa pendukung Brexit lainnya menimpali Farage.
(nvc/ita)
Quote:Hasil survei BBC: Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa
Sumber
Hasil survei BBC mengungkapkan sekitar 52% warga Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa, sementara sisanya memilih bertahan menjadi anggota Uni Eropa.
Warga London dan Skotlandia memilih untuk tetap di dalam Uni Eropa, tetapi warga Inggris di wilayah utara menunjukkan hasil sebaliknya.
Adapun pemilih di Wales dan Inggris mendukung Brexit alias Inggris keluar dari Uni Eropa.
Hasil penghitungan sementara ini membuat pasar bereaksi yang ditandai turunnya nilai mata uang Inggris, Poundsterling ke level terendah terhadap dollar Amerika sejak tahun 1985.
John McDonnell dari Partai Buruh mengatakan Bank Sentral mungkin harus campur tangan untuk meningkatkan kembali nilai Poundsterling.
Pemimpin Partai Independen (UKIP) Nigel Farage – yang berkampanye 20 tahun terakhir agar Inggris meninggalkan Uni Eropa – mengatakan “ini kemenangan untuk rakyat biasa”.
Quote:Inggris keluar dari Uni Eropa: Inilah sejumlah hal yang perlu Anda ketahui
Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa menyusul referendum dengan hasil 52% untuk berpisah dan 48% tetap bergabung.
Apakah keluarnya Inggris dari Uni Eropa setelah 43 tahun akan membuka jalan terpecahnya Britania Raya?
Itulah satu dari sejumlah pertanyaan yang muncul dari Facebook BBC Indonesia menyangkut Brexit, Britain Exit, atau keluarnya Inggris.
Tagar dan kata-kata Brexit, Britania Raya dan Uni Eropa popular di Twitter Indonesia setelah hasil referendum keluar.
Tagar #Brexit disinggung lebih dari 3,5 juta kali dan popular di sejumlah negara lain juga.
Inilah sejumlah hal yang perlu Anda ketahui tentang referendum Uni Eropa ini.
Apakah keluarnya Inggris akan membuat Ingris terpecah?
England dan Wales memilih untuk keluar, sementara Skotlandia, Irlandia Utara memilih tetap bergabung.
Komentar dari Facebook BBC Indonesia tentang Brexit termasuk dari Axel Lenzun yang menulis, "Awal tercerai berainya Britania Baya?" dan Rifqia Sandra Nastiti, " Wahhhh bisa jadi awal Britania Raya tercerai berai dong ya."
Britania Raya terdiri dari England, Wales, Skotlandia dan Irlandia Utara. Menteri Besar Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan hasil referendum ini "secara demokratis tak dapat diterima" karena Skotlandia memilih untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa.
Sturgeon mengatakan referendum kemerdekaan yang kedua "sangat mungkin" dilaksanakan.
Dua mantan perdana menteri Inggris, Sir John Major dan Tony Blair awal bulan Juni ini memperingatkan bahwa keluar dari Uni Eropa "akan merusak kesatuan" Britainia Raya.
Apa artinya bagi Irlandia Utara?
Wakil Menteri Besar Martin McGuinness mengatakan dampaknya terhadap Irlandia Utara "akan sangat dalam" dan keseluruhan Irlandia harus dapat memilih reunifikasi. Namun Menteri Besar Arlene Foster mengatakan hal ini tidak akan terjadi.
Apa yang baru saja terjadi?
Referendum yang diselenggarakan pada tanggal 23 Juni adalah untuk memutuskan apakah Inggris harus keluar atau tetap dalam Uni Eropa. Yang memilih keluar atau yang disebut Brexit mencapai 52% sementara yang tetap 48%.
Mereka yang menggunakan hak suaranya mencapai 71,8% dengan lebih dari 30 juta orang yang memilih, jumlah terbesar sejak pemilu tahun 1992.
Wilayah mana saja yang memilih keluar dan tetap bergabung?
England memilih Brexit dengan angka 53,4%-46,6% begitu juga dengan Wales. Skotlandia dan Irlandia Utara memilih untuk tetap bersama Uni Eropa.
Mereka yang memilih bergabung dengan Uni Eropa hanya mencapai 48%.
Apakah Uni Eropa?
Salah satu pertanyaan lain yang muncul lewat media sosial BBC Indonesia dari Maulana Canvill yang menanyakan tentang Uni Eropa.
Uni Eropa adalah kemitraan ekonomi dan politik dengan anggota 28 negara. Organisasi ini dimulai setelah Perang Dunia II untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, dengan harapan negara-negara yang menjadi mitra dagang akan menghindari perang satu sama lain.
Uni Eropa berkembang menjadi "pasar tunggal" sehingga barang dan orang dapat berpindah secara bebas.
Organisasi ini juga memiliki mata uang tunggal, euro, yang digunakan oleh 19 negara anggota, parlemen sendiri dengan sejumlah peraturan termasuk lingkungan, transportasi, hak konsumen sampai biaya ponsel.
Menteri Besar Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan kemungkinan besar akan selenggarakan lagi referendum kemerdekaan.
Apakah pernah ada negara anggota lain yang keluar dari Uni Eropa?
Belum pernah ada negara anggota yang keluar sebelumnya. Namun Greenland, salah satu kawasan Denmark di luar negeri, mengadakan referendum tahun 1982 setelah mendapatkan otonomi yang lebih besar dan memilih keluar dengan hasil 52% dan 48% tetap bergabung.
Sumber
Quote:Inggris keluar dari Uni Eropa, PM David Cameron mundur
24 Juni 2016
Sumber
Perdana Menteri Inggris David Cameron baru saja mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri pada Oktober mendatang setelah hasil referendum menunjukkan mayoritas warga Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa.
"Saya pikir tak tepat bagi saya untuk berusaha menjadi kapten yang menahkodai negara kita ke tujuan berikutnya," kata PM Cameron di luar kediaman resminya di Downing Street, London, pada Jumat (24/06).
Cameron, yang memimpin kampanye agar Inggris tetap berada di Uni Eropa, mengatakan pilihan rakyat Inggris harus dihargai.
Dikatakannya, para pemilih membuat keputusan jelas dan negara memerlukan pemimpin baru.
"Rakyat Inggris telah membuat keputusan jelas untuk menempuh jalan lain dan oleh karenanya, saya pikir negara ini memerlukan kepemimpinan baru untuk memandunya ke arah ini."
Cameron berkata ia akan tetap duduk sebagai perdana menteri dalam beberapa pekan mendatang untuk menjamin stabilitas, tetapi perdana menteri baru akan mengambil alih tugas perundingan langkah-langkah yang perlu diambil dalam proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Rakyat Inggris memberikan suara dalam referendum yang digelar pada Kamis (23/06) untuk menentukan apakah negara itu tetap bergabung dengan Uni Eropa atau keluar dari organisasi itu.
Penghitungan akhir menunjukkan 52% pemilih memutuskan untuk keluar sedangkan 48% menginginkan Inggris tetap berada di dalam Uni Eropa.
Akhirnya, setelah perdebatan panjang, Inggris cabut juga dari Uni Eropa...
Bisa2 memancing negara lain untuk cabut juga nih... Siapa yah selanjutnya...??? Belanda mungkin?
Quote:Belanda mungkin akan menyusul nih gan...!
Geert Wilders, tokoh 'nyentrik' asal Belanda ini termasuk salah satu orang non-UK yang ikut merayakan kemenangan kubu Brexit pada Referendum kemarin lepas. Wilders pun turut menyerukan agar referendum diadakan juga di Belanda dan percaya diri bahwa Belanda bisa saja mengikuti jejak Inggris untuk keluar dari blok Eropa tersebut.
Quote:Apa dampak Brexit bagi Indonesia?
Sumber
Rappler.com
Published 8:18 PM, June 24, 2016
Updated 8:19 PM, June 24, 2016
JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa tidak akan berdampak secara langsung bagi Indonesia.
"Efeknya bagi kita sebenarnya tidak besar, tapi spirit proteksi itu akan terjadi di banyak negara," kata Kalla di Jakarta pada Jumat, 24 Juni.
Dalam sebuah referendum bersejarah, Inggris telah memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit, atau Britain to Exit). 52 persen rakyat Inggris memilih opsi keluar dibanding tetap bersama Uni Eropa.
Menurut Kalla, Indonesia akan tetap menjaga hubungan baik dengan Inggris dan Uni Eropa tanpa dipengaruhi sentimen kemenangan Brexit.
"Indonesia sama saja sebenarnya. Mengekspor ke Inggris dan mengekspor ke Uni Eropa sama saja. Efeknya lebih banyak terjadi di internal Uni Eropa," ujarnya.
Ia mengatakan, sentimen negatif untuk meningkatkan proteksi juga dapat terjadi antara Inggris dan Amerika Serikat yang selama ini memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan Uni Eropa.
"Apalagi kondisi ekonomi di Amerika juga sedang bermasalah," kata dia.
Meskipun tidak berdampak besar bagi Indonesia, Kalla mengakui Brexit akan menyebabkan sentimen negatif bagi investor asing yang menanamkan modalnya di Inggris, termasuk investor asal Indonesia.
"Itu (Brexit) bisa juga menyebabkan kebijakan-kebijakan yang sama di banyak negara, buktinya investasi di Inggris dari asing sekarang mulai menurun karena mereka tidak bisa bebas masuk Eropa, jadi terjadilah saham-saham yang jangkauannya luas menjadi negatif," ucapnya.
Hubungan bilateral kedua negara tetap sama
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan dampak hasil referendum Brexit bagi politik Indonesia sangat terbatas.Prioritas kemitraan Indonesia dengan Inggris, maupun kemitraan Indonesia-Uni Eropa tak akan berubah.
"Indonesia meyakini hasil referendum tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral Indonesia dengan Inggris dan menjadi kepentingan bersama kedua negara untuk terus memupuk kerja sama di berbagai bidang strategis," ujar Retno melalui keterangan tertulis pada Jumat, 24 Juni.
Sementara, terkait kerja sama di bidang ekonomi, kata Retno, Indonesia masih harus menilai tindak lanjut dari Withdraw Agreement Inggris-Uni Eropa.
"Indonesia memiliki perjanjian kerja sama dalam kemitraan komprehensif CEPA dan FLEGT License," kata dia.
Lagipula, hasil referendum di Inggris tidak serta merta langsung berlaku, karena pasal 50 treaty on European Union harus diaktifkan dan proses negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa harus berlangsung untuk menyepakati Withdrawal Agreement.
'Tidak banyak perdagangan dengan Inggris
Mantan Menteri Perdagangan RI, Mari Elka Pangestu mengatakan dampak langsung dan jangka pendek tidak terasa bagi Indonesia.
"Karena perdagangan kita dengan Inggris tidak terlalu banyak," kata Mari kepada Rappler, Jumat.
Namun menurutnya, dalam jangka pendek akan terjadi kerentanan di pasar uang.
“Mata uang poundsterling dan euro akan memimpin dalam aliran kerentanan pasar uang ini. Mata uang dolar AS akan menguat. Tentu dampaknya rupiah melemah,” ujar Mari.
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, meski Inggris keluar dari Uni Eropa, bukan berarti ekonomi negeri tersebut akan membaik, mengingat saat ini mayoritas perdagangan Inggris adalah dengan negara-negara Uni Eropa.
"Bila keluar dari Uni Eropa, Inggris pasti akan mulai mencari-cari penghambat perdagangan dengan Uni Eropa," kata Darmin.
Pelajaran bagi Indonesia dan ASEAN
Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) tidak akan berdampak langsung bagi kinerja pasar modal Indonesia.
"Saya rasa dampak Brexit tidak langsung dan tidak signifikan," kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Kamis, 23 Juni.
Tito mengatakan bahwa dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa masih harus dicermati secara menyeluruh. Apabila tidak ada perubahan drastis terhadap perekonomian global, maka efek negatifnya tidak akan terasa.
"Harus dilihat seberapa besar negara-negara Uni Eropa itu terganggu kalau Inggris jadi keluar," katanya.
Menurut Tito, negara-negara yang akan terkena efek negatif langsung adalah negara seperti Yunani, karena ketika Inggris masuk ke dalam Uni Eropa, negara itu yang merasakan dampak positifnya, yakni mata uangnya meningkat.
Namun, Tito mengakui bahwa referendum Inggris tersebut memang sempat memengaruhi bursa global dalam beberapa hari terakhir. Jadi, faktor waspada tetap harus dijalankan.
"Brexit bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia terkait hubungannya dengan negara-negara di ASEAN. Harus ada kesepahaman antara sesama anggota ASEAN untuk saling menguntungkan. Munculnya referendum itu karena Inggris merasa untung jika berjalan sendiri," ujarnya.—Rappler.com
Quote:Komentar KasKuser:
Quote:Original Posted By mflavius ►
Ane tambahin sedikit yah gan dampak ekonomi yang kira2 terjadi dengan keluarnya inggris :
1. Inggris berpotensi kehilangan GDP hingga 3%, secara 50% lebih ekspor inggris ke negara uni eropa
2. Pondsterling berpotensi turun 20% terhadap dollar US
3. Lembaga Rating S&P mengindikasikan nurunin rating kredit inggris yg saat ini udh AAA
4. Inggris bs kehilangan 75.000 lapangan kerja
Positifnya sih, kanseler UK bisa naikin pajak dan motong pengeluaran pemerintah hingga 30M poundsterling
Cuman ya skrg investor bakal lebih tertarik pindahin aset dananya ke safe haven seperti Yen, USD, Franc dan emas
Trit ini adalah HT ke-33 ane gan...
Quote:Hasil referendum berdasarkan 'live count' dari Google
Quote:Hasil perhitungan suara berdasarkan sumber BBC
Quote:Headline dari situs YahooUK yang menggambarkan kemenangan kubu 'Brexit
Quote:Hasil Referendum: Inggris Keluar dari Uni Eropa
Sumber
Jumat, 24 Juni 2016 | 12:04
Jakarta - Sebagian besar warga di Inggris Raya (Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia, dan Wales) menginginkan Inggris keluar dari Uni Eropa.
Berdasarkan hasil penghitungan suara yang dikutip dari BBC pada referendum yang digelar Kamis (23/6) waktu setempat atau Jumat (24/6) WIB, sebagian besar pemilih, yakni 16.835.512 (51,7 persen) menghendaki Inggris keluar dari Uni Eropa. Sedangkan pemilih yang ingin tetap bertahan di Uni Eropa hanya mencapai 15.692.093 (48,3 persen).
Meskipun ada sisa suara yang belum dihitung, tetapi jumlah suara yang mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa tidak mungkin lagi bisa dilampaui suara pemilih yang ingin Inggris bertahan di Uni Eropa.
Data sementara yang dilansir BBC menunjukkan sebagian besar warga Inggris dan Wales ingin keluar dari Uni Eropa. Sebaliknya, warga Irlandia Utara dan Skotlandia ingin bertahan di Uni Eropa.
Anselmus Bata/AB
BBC
Quote:Media-media Simpulkan Kubu Brexit Menang, Inggris Bercerai dari Uni Eropa
Sumber
Novi Christiastuti - detikNews
Jumat 24 Jun 2016, 11:21 WIB
London - Media-media Inggris mulai merilis hasil akhir untuk referendum Uni Eropa. Media-media seperti BBC, SkyNews, dan ITV News telah menyimpulkan bahwa mayoritas warga Inggris memilih keluar dari Uni Eropa.
Seperti dilaporkan SkyNews, Jumat (24/6/2016), dengan hasil penghitungan telah masuk dari 330 area pemilihan dari total 382 area, kedudukan kubu 'Leave' atau keluar dari Uni Eropa masih berada di atas dengan 51,7 persen melawan kubu 'Remain' atau tetap di dalam Uni Eropa dengan 48,3 persen.
Sedangkan BBC dengan tegas menyatakan kubu 'Leave' menang melawan kubu 'Remain' dalam referendum yang digelar Kamis, 23 Juni waktu Inggris. Posisi sementara, menurut BBC, ada 14.605.522 pemilih yang mendukung Inggris tetap di Uni Eropa dan 15.661.500 pemilih yang mendukung Inggris keluar dari Uni Eropa.
"Berdasarkan analisis jumlah suara yang belum diumumkan, BBC memprediksikan Inggris telah memilih untuk keluar dari Uni Eropa, dengan posisi 52 persen melawan 48 persen," sebut media ternama Inggris BBC dalam situsnya.
Prediksi kemenangan kubu 'Leave' itu memicu jatuhnya mata uang Inggris, Poundsterling sebesar 9,4 persen terhadap dolar AS. Mata uang Uni Eropa, Euro juga ikut anjlok dari dolar AS sebesar 4 persen. Dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, dampak ekonomi dan politik akan dirasakan oleh 27 anggota Uni Eropa lainnya.
Baca juga: Rayakan Kemenangan Awal, Pendukung Brexit Teriak 'Keluar! Keluar!'
Meskipun prediksi akhir mulai muncul, hasil akhir referendum Uni Eropa baru akan diumumkan secara resmi setelah seluruh hasil penghitungan suara dari 382 area pemilihan selesai dihitung. Hasil akhir referendum akan diumumkan di Manchester Town Hall, Inggris bagian utara.
Sementara itu, pendukung Brexit mulai merayakan kemenangan awal dalam referendum Uni Eropa. Mereka bersorak untuk merayakan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, meskipun hasil akhir belum diumumkan.
"Jin euroskeptis telah keluar dari botol dan sekarang tidak akan bisa dimasukkan lagi. Uni Eropa sudah selesai, Uni Eropa sudah mati," ucap Ketua Partai Kemerdekaan Inggris (UKIP), Nigel Farage, yang juga penggerak utama dalam kampanye meninggalkan Uni Eropa, dalam pesta perayaan itu.
"Keluar! Keluar! Keluar!" teriak massa pendukung Brexit lainnya menimpali Farage.
(nvc/ita)
Quote:Hasil survei BBC: Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa
Sumber
Hasil survei BBC mengungkapkan sekitar 52% warga Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa, sementara sisanya memilih bertahan menjadi anggota Uni Eropa.
Warga London dan Skotlandia memilih untuk tetap di dalam Uni Eropa, tetapi warga Inggris di wilayah utara menunjukkan hasil sebaliknya.
Adapun pemilih di Wales dan Inggris mendukung Brexit alias Inggris keluar dari Uni Eropa.
Hasil penghitungan sementara ini membuat pasar bereaksi yang ditandai turunnya nilai mata uang Inggris, Poundsterling ke level terendah terhadap dollar Amerika sejak tahun 1985.
John McDonnell dari Partai Buruh mengatakan Bank Sentral mungkin harus campur tangan untuk meningkatkan kembali nilai Poundsterling.
Pemimpin Partai Independen (UKIP) Nigel Farage – yang berkampanye 20 tahun terakhir agar Inggris meninggalkan Uni Eropa – mengatakan “ini kemenangan untuk rakyat biasa”.
Quote:Inggris keluar dari Uni Eropa: Inilah sejumlah hal yang perlu Anda ketahui
Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa menyusul referendum dengan hasil 52% untuk berpisah dan 48% tetap bergabung.
Apakah keluarnya Inggris dari Uni Eropa setelah 43 tahun akan membuka jalan terpecahnya Britania Raya?
Itulah satu dari sejumlah pertanyaan yang muncul dari Facebook BBC Indonesia menyangkut Brexit, Britain Exit, atau keluarnya Inggris.
Tagar dan kata-kata Brexit, Britania Raya dan Uni Eropa popular di Twitter Indonesia setelah hasil referendum keluar.
Tagar #Brexit disinggung lebih dari 3,5 juta kali dan popular di sejumlah negara lain juga.
Inilah sejumlah hal yang perlu Anda ketahui tentang referendum Uni Eropa ini.
Apakah keluarnya Inggris akan membuat Ingris terpecah?
England dan Wales memilih untuk keluar, sementara Skotlandia, Irlandia Utara memilih tetap bergabung.
Komentar dari Facebook BBC Indonesia tentang Brexit termasuk dari Axel Lenzun yang menulis, "Awal tercerai berainya Britania Baya?" dan Rifqia Sandra Nastiti, " Wahhhh bisa jadi awal Britania Raya tercerai berai dong ya."
Britania Raya terdiri dari England, Wales, Skotlandia dan Irlandia Utara. Menteri Besar Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan hasil referendum ini "secara demokratis tak dapat diterima" karena Skotlandia memilih untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa.
Sturgeon mengatakan referendum kemerdekaan yang kedua "sangat mungkin" dilaksanakan.
Dua mantan perdana menteri Inggris, Sir John Major dan Tony Blair awal bulan Juni ini memperingatkan bahwa keluar dari Uni Eropa "akan merusak kesatuan" Britainia Raya.
Apa artinya bagi Irlandia Utara?
Wakil Menteri Besar Martin McGuinness mengatakan dampaknya terhadap Irlandia Utara "akan sangat dalam" dan keseluruhan Irlandia harus dapat memilih reunifikasi. Namun Menteri Besar Arlene Foster mengatakan hal ini tidak akan terjadi.
Apa yang baru saja terjadi?
Referendum yang diselenggarakan pada tanggal 23 Juni adalah untuk memutuskan apakah Inggris harus keluar atau tetap dalam Uni Eropa. Yang memilih keluar atau yang disebut Brexit mencapai 52% sementara yang tetap 48%.
Mereka yang menggunakan hak suaranya mencapai 71,8% dengan lebih dari 30 juta orang yang memilih, jumlah terbesar sejak pemilu tahun 1992.
Wilayah mana saja yang memilih keluar dan tetap bergabung?
England memilih Brexit dengan angka 53,4%-46,6% begitu juga dengan Wales. Skotlandia dan Irlandia Utara memilih untuk tetap bersama Uni Eropa.
Mereka yang memilih bergabung dengan Uni Eropa hanya mencapai 48%.
Apakah Uni Eropa?
Salah satu pertanyaan lain yang muncul lewat media sosial BBC Indonesia dari Maulana Canvill yang menanyakan tentang Uni Eropa.
Uni Eropa adalah kemitraan ekonomi dan politik dengan anggota 28 negara. Organisasi ini dimulai setelah Perang Dunia II untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, dengan harapan negara-negara yang menjadi mitra dagang akan menghindari perang satu sama lain.
Uni Eropa berkembang menjadi "pasar tunggal" sehingga barang dan orang dapat berpindah secara bebas.
Organisasi ini juga memiliki mata uang tunggal, euro, yang digunakan oleh 19 negara anggota, parlemen sendiri dengan sejumlah peraturan termasuk lingkungan, transportasi, hak konsumen sampai biaya ponsel.
Menteri Besar Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan kemungkinan besar akan selenggarakan lagi referendum kemerdekaan.
Apakah pernah ada negara anggota lain yang keluar dari Uni Eropa?
Belum pernah ada negara anggota yang keluar sebelumnya. Namun Greenland, salah satu kawasan Denmark di luar negeri, mengadakan referendum tahun 1982 setelah mendapatkan otonomi yang lebih besar dan memilih keluar dengan hasil 52% dan 48% tetap bergabung.
Sumber
Quote:Inggris keluar dari Uni Eropa, PM David Cameron mundur
24 Juni 2016
Sumber
Perdana Menteri Inggris David Cameron baru saja mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri pada Oktober mendatang setelah hasil referendum menunjukkan mayoritas warga Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa.
"Saya pikir tak tepat bagi saya untuk berusaha menjadi kapten yang menahkodai negara kita ke tujuan berikutnya," kata PM Cameron di luar kediaman resminya di Downing Street, London, pada Jumat (24/06).
Cameron, yang memimpin kampanye agar Inggris tetap berada di Uni Eropa, mengatakan pilihan rakyat Inggris harus dihargai.
Dikatakannya, para pemilih membuat keputusan jelas dan negara memerlukan pemimpin baru.
"Rakyat Inggris telah membuat keputusan jelas untuk menempuh jalan lain dan oleh karenanya, saya pikir negara ini memerlukan kepemimpinan baru untuk memandunya ke arah ini."
Cameron berkata ia akan tetap duduk sebagai perdana menteri dalam beberapa pekan mendatang untuk menjamin stabilitas, tetapi perdana menteri baru akan mengambil alih tugas perundingan langkah-langkah yang perlu diambil dalam proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Rakyat Inggris memberikan suara dalam referendum yang digelar pada Kamis (23/06) untuk menentukan apakah negara itu tetap bergabung dengan Uni Eropa atau keluar dari organisasi itu.
Penghitungan akhir menunjukkan 52% pemilih memutuskan untuk keluar sedangkan 48% menginginkan Inggris tetap berada di dalam Uni Eropa.
Akhirnya, setelah perdebatan panjang, Inggris cabut juga dari Uni Eropa...
Bisa2 memancing negara lain untuk cabut juga nih... Siapa yah selanjutnya...??? Belanda mungkin?
Quote:Belanda mungkin akan menyusul nih gan...!
Geert Wilders, tokoh 'nyentrik' asal Belanda ini termasuk salah satu orang non-UK yang ikut merayakan kemenangan kubu Brexit pada Referendum kemarin lepas. Wilders pun turut menyerukan agar referendum diadakan juga di Belanda dan percaya diri bahwa Belanda bisa saja mengikuti jejak Inggris untuk keluar dari blok Eropa tersebut.
Quote:Apa dampak Brexit bagi Indonesia?
Sumber
Rappler.com
Published 8:18 PM, June 24, 2016
Updated 8:19 PM, June 24, 2016
JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa tidak akan berdampak secara langsung bagi Indonesia.
"Efeknya bagi kita sebenarnya tidak besar, tapi spirit proteksi itu akan terjadi di banyak negara," kata Kalla di Jakarta pada Jumat, 24 Juni.
Dalam sebuah referendum bersejarah, Inggris telah memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit, atau Britain to Exit). 52 persen rakyat Inggris memilih opsi keluar dibanding tetap bersama Uni Eropa.
Menurut Kalla, Indonesia akan tetap menjaga hubungan baik dengan Inggris dan Uni Eropa tanpa dipengaruhi sentimen kemenangan Brexit.
"Indonesia sama saja sebenarnya. Mengekspor ke Inggris dan mengekspor ke Uni Eropa sama saja. Efeknya lebih banyak terjadi di internal Uni Eropa," ujarnya.
Ia mengatakan, sentimen negatif untuk meningkatkan proteksi juga dapat terjadi antara Inggris dan Amerika Serikat yang selama ini memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan Uni Eropa.
"Apalagi kondisi ekonomi di Amerika juga sedang bermasalah," kata dia.
Meskipun tidak berdampak besar bagi Indonesia, Kalla mengakui Brexit akan menyebabkan sentimen negatif bagi investor asing yang menanamkan modalnya di Inggris, termasuk investor asal Indonesia.
"Itu (Brexit) bisa juga menyebabkan kebijakan-kebijakan yang sama di banyak negara, buktinya investasi di Inggris dari asing sekarang mulai menurun karena mereka tidak bisa bebas masuk Eropa, jadi terjadilah saham-saham yang jangkauannya luas menjadi negatif," ucapnya.
Hubungan bilateral kedua negara tetap sama
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan dampak hasil referendum Brexit bagi politik Indonesia sangat terbatas.Prioritas kemitraan Indonesia dengan Inggris, maupun kemitraan Indonesia-Uni Eropa tak akan berubah.
"Indonesia meyakini hasil referendum tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral Indonesia dengan Inggris dan menjadi kepentingan bersama kedua negara untuk terus memupuk kerja sama di berbagai bidang strategis," ujar Retno melalui keterangan tertulis pada Jumat, 24 Juni.
Sementara, terkait kerja sama di bidang ekonomi, kata Retno, Indonesia masih harus menilai tindak lanjut dari Withdraw Agreement Inggris-Uni Eropa.
"Indonesia memiliki perjanjian kerja sama dalam kemitraan komprehensif CEPA dan FLEGT License," kata dia.
Lagipula, hasil referendum di Inggris tidak serta merta langsung berlaku, karena pasal 50 treaty on European Union harus diaktifkan dan proses negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa harus berlangsung untuk menyepakati Withdrawal Agreement.
'Tidak banyak perdagangan dengan Inggris
Mantan Menteri Perdagangan RI, Mari Elka Pangestu mengatakan dampak langsung dan jangka pendek tidak terasa bagi Indonesia.
"Karena perdagangan kita dengan Inggris tidak terlalu banyak," kata Mari kepada Rappler, Jumat.
Namun menurutnya, dalam jangka pendek akan terjadi kerentanan di pasar uang.
“Mata uang poundsterling dan euro akan memimpin dalam aliran kerentanan pasar uang ini. Mata uang dolar AS akan menguat. Tentu dampaknya rupiah melemah,” ujar Mari.
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, meski Inggris keluar dari Uni Eropa, bukan berarti ekonomi negeri tersebut akan membaik, mengingat saat ini mayoritas perdagangan Inggris adalah dengan negara-negara Uni Eropa.
"Bila keluar dari Uni Eropa, Inggris pasti akan mulai mencari-cari penghambat perdagangan dengan Uni Eropa," kata Darmin.
Pelajaran bagi Indonesia dan ASEAN
Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) tidak akan berdampak langsung bagi kinerja pasar modal Indonesia.
"Saya rasa dampak Brexit tidak langsung dan tidak signifikan," kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio, Kamis, 23 Juni.
Tito mengatakan bahwa dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa masih harus dicermati secara menyeluruh. Apabila tidak ada perubahan drastis terhadap perekonomian global, maka efek negatifnya tidak akan terasa.
"Harus dilihat seberapa besar negara-negara Uni Eropa itu terganggu kalau Inggris jadi keluar," katanya.
Menurut Tito, negara-negara yang akan terkena efek negatif langsung adalah negara seperti Yunani, karena ketika Inggris masuk ke dalam Uni Eropa, negara itu yang merasakan dampak positifnya, yakni mata uangnya meningkat.
Namun, Tito mengakui bahwa referendum Inggris tersebut memang sempat memengaruhi bursa global dalam beberapa hari terakhir. Jadi, faktor waspada tetap harus dijalankan.
"Brexit bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia terkait hubungannya dengan negara-negara di ASEAN. Harus ada kesepahaman antara sesama anggota ASEAN untuk saling menguntungkan. Munculnya referendum itu karena Inggris merasa untung jika berjalan sendiri," ujarnya.—Rappler.com
Quote:Komentar KasKuser:
Quote:Original Posted By mflavius ►
Ane tambahin sedikit yah gan dampak ekonomi yang kira2 terjadi dengan keluarnya inggris :
1. Inggris berpotensi kehilangan GDP hingga 3%, secara 50% lebih ekspor inggris ke negara uni eropa
2. Pondsterling berpotensi turun 20% terhadap dollar US
3. Lembaga Rating S&P mengindikasikan nurunin rating kredit inggris yg saat ini udh AAA
4. Inggris bs kehilangan 75.000 lapangan kerja
Positifnya sih, kanseler UK bisa naikin pajak dan motong pengeluaran pemerintah hingga 30M poundsterling
Cuman ya skrg investor bakal lebih tertarik pindahin aset dananya ke safe haven seperti Yen, USD, Franc dan emas
Biarin aja, toh tar inggris sendiri yg ngerasain dampak ekonominya
Quote:Original Posted By AkiraRaymundo ►
Biarin aja, toh tar inggris sendiri yg ngerasain dampak ekonominya
ini dunia lagi pada syok keliatannya...
pounds nilainya jatoh, dari 19000an per pounds, jadi 18000an per poundsnya...
malah USD makin menguat nih...
Euro juga turun nih...
Biarin aja, toh tar inggris sendiri yg ngerasain dampak ekonominya
ini dunia lagi pada syok keliatannya...
pounds nilainya jatoh, dari 19000an per pounds, jadi 18000an per poundsnya...
malah USD makin menguat nih...
Euro juga turun nih...
Quote:Original Posted By spesialisdc ►
salah satu alasan utama inggris cabut dr euro zone karena sudah ga mau nampung parasit lagi
all hail merkel !!
bisa lebih spesifik gan mengenai 'parasit'nya...?
salah satu alasan utama inggris cabut dr euro zone karena sudah ga mau nampung parasit lagi
all hail merkel !!
bisa lebih spesifik gan mengenai 'parasit'nya...?
inggris out.. nah loh tgl jerman n perancis dong yg nopang europa
Quote:Original Posted By ruuuruuu ►
inggris out.. nah loh tgl jerman n perancis dong yg nopang euro
euro nih maksudnya uni eropa ato mata uang euro gan?
kalo mata uang euro, inggris kan bukan bagian dari eurozone...
inggris out.. nah loh tgl jerman n perancis dong yg nopang euro
euro nih maksudnya uni eropa ato mata uang euro gan?
kalo mata uang euro, inggris kan bukan bagian dari eurozone...
Ini hanya sebuah prolog untuk suatu event yang lebih besar daripada ini.
Perang Dunia 3.
Perang Dunia 3.
Quote:Original Posted By charlies280590 ►
ini dunia lagi pada syok keliatannya...
pounds nilainya jatoh, dari 19000an per pounds, jadi 18000an per poundsnya...
malah USD makin menguat nih...
Euro juga turun nih...
yah kita liat aja kedepan sejauh apa merosotnya, toh mereka sendiri yang milih keluar berarti siap nanggung opportunity cost yang mereka buat sendiri. yg ngerasain jangka panjang tuh warga eurozone dan inggris sendiri, diluar itu warga dunia non euro cuman ngerasain penurunan ekonomi jangka pendek... kecuali si the fed berulah lagi...
Quote:Original Posted By spesialisdc ►
salah satu alasan utama inggris cabut dr euro zone karena sudah ga mau nampung parasit lagi
all hail merkel !!
selain depak parasit, mereka depak tenaga ahli dan multi-national company juga gan dari inggris. orang-orang pinter dari jerman dll juga ikut kena gan. ditambah tenaga-tenaga kerja murah dari poland langsung kedepak. kalo gitu, yang ada biaya ekonomi disana bisa naik drastis dan menyebabkan krisis gan.
ditambah lagi budaya orang inggris gak mau kerja jadi pekerja kasar dan pride-nya ketinggian, makin jadi itu krisis ekonomi.
ini dunia lagi pada syok keliatannya...
pounds nilainya jatoh, dari 19000an per pounds, jadi 18000an per poundsnya...
malah USD makin menguat nih...
Euro juga turun nih...
yah kita liat aja kedepan sejauh apa merosotnya, toh mereka sendiri yang milih keluar berarti siap nanggung opportunity cost yang mereka buat sendiri. yg ngerasain jangka panjang tuh warga eurozone dan inggris sendiri, diluar itu warga dunia non euro cuman ngerasain penurunan ekonomi jangka pendek... kecuali si the fed berulah lagi...
Quote:Original Posted By spesialisdc ►
salah satu alasan utama inggris cabut dr euro zone karena sudah ga mau nampung parasit lagi
all hail merkel !!
selain depak parasit, mereka depak tenaga ahli dan multi-national company juga gan dari inggris. orang-orang pinter dari jerman dll juga ikut kena gan. ditambah tenaga-tenaga kerja murah dari poland langsung kedepak. kalo gitu, yang ada biaya ekonomi disana bisa naik drastis dan menyebabkan krisis gan.
ditambah lagi budaya orang inggris gak mau kerja jadi pekerja kasar dan pride-nya ketinggian, makin jadi itu krisis ekonomi.
Quote:Original Posted By Kamaro011 ►
Ini hanya sebuah prolog untuk suatu event yang lebih besar daripada ini.
Perang Dunia 3.
wah, kalo sampe perang dunia gara2 inggris keluar dari uni eropa sih enggak sih gan menurut ane...
kecuali kalo inggris cari gara2 di kepulauan malvinas sama argentina...
ato kalo adu gigi sama rusia di kawasan baltik... mungkin bisa micu jotos2an tuh...
Ini hanya sebuah prolog untuk suatu event yang lebih besar daripada ini.
Perang Dunia 3.
wah, kalo sampe perang dunia gara2 inggris keluar dari uni eropa sih enggak sih gan menurut ane...
kecuali kalo inggris cari gara2 di kepulauan malvinas sama argentina...
ato kalo adu gigi sama rusia di kawasan baltik... mungkin bisa micu jotos2an tuh...
Quote:Original Posted By AkiraRaymundo ►
yah kita liat aja kedepan sejauh apa merosotnya, toh mereka sendiri yang milih keluar berarti siap nanggung opportunity cost yang mereka buat sendiri. yg ngerasain jangka panjang tuh warga eurozone dan inggris sendiri, diluar itu warga dunia non euro cuman ngerasain penurunan ekonomi jangka pendek... kecuali si the fed berulah lagi...
selain depak parasit, mereka depak tenaga ahli dan multi-national company juga gan dari inggris. orang-orang pinter dari jerman dll juga ikut kena gan. ditambah tenaga-tenaga kerja murah dari poland langsung kedepak. kalo gitu, yang ada biaya ekonomi disana bisa naik drastis dan menyebabkan krisis gan.
ditambah lagi budaya orang inggris gak mau kerja jadi pekerja kasar dan pride-nya ketinggian, makin jadi itu krisis ekonomi.
kalo merosot, mungkin aja gak lama2, denger2 sih bank sentral inggris bersedia nopang akibatnya...
beberapa mata uang dunia juga keliatannya goyang nih gara2 hasil referendum ini...
keliatannya yang lagi ditunggu2 tentang kebijakan imigrasi nih...
kalo misalkan inggris cabut dari uni eropa dan gabung ke EEA, yah sama aja boong, wong nanti pendatang2 dari eropa timur (yang seringkali jadi kambing hitam karena persoalan sosial di inggris) bakalan tetep bisa ke inggris untuk kerja dan hidup tanpa visa...
jaman sekarang pride mereka udah gak kepake lagi gan... ane ngeliat sendiri udah banyak sekarang warga inggris yang 'harus' kerja jadi pekerja kasar, mulai dari buruh pabrik, pekerja bangunan dll...
mereka secara gak langsung udah sadar kok kalo negaranya udah gak 'sekuat' yang dulu...
yah kita liat aja kedepan sejauh apa merosotnya, toh mereka sendiri yang milih keluar berarti siap nanggung opportunity cost yang mereka buat sendiri. yg ngerasain jangka panjang tuh warga eurozone dan inggris sendiri, diluar itu warga dunia non euro cuman ngerasain penurunan ekonomi jangka pendek... kecuali si the fed berulah lagi...
selain depak parasit, mereka depak tenaga ahli dan multi-national company juga gan dari inggris. orang-orang pinter dari jerman dll juga ikut kena gan. ditambah tenaga-tenaga kerja murah dari poland langsung kedepak. kalo gitu, yang ada biaya ekonomi disana bisa naik drastis dan menyebabkan krisis gan.
ditambah lagi budaya orang inggris gak mau kerja jadi pekerja kasar dan pride-nya ketinggian, makin jadi itu krisis ekonomi.
kalo merosot, mungkin aja gak lama2, denger2 sih bank sentral inggris bersedia nopang akibatnya...
beberapa mata uang dunia juga keliatannya goyang nih gara2 hasil referendum ini...
keliatannya yang lagi ditunggu2 tentang kebijakan imigrasi nih...
kalo misalkan inggris cabut dari uni eropa dan gabung ke EEA, yah sama aja boong, wong nanti pendatang2 dari eropa timur (yang seringkali jadi kambing hitam karena persoalan sosial di inggris) bakalan tetep bisa ke inggris untuk kerja dan hidup tanpa visa...
jaman sekarang pride mereka udah gak kepake lagi gan... ane ngeliat sendiri udah banyak sekarang warga inggris yang 'harus' kerja jadi pekerja kasar, mulai dari buruh pabrik, pekerja bangunan dll...
mereka secara gak langsung udah sadar kok kalo negaranya udah gak 'sekuat' yang dulu...
Quote:Original Posted By AkiraRaymundo ►
yah kita liat aja kedepan sejauh apa merosotnya, toh mereka sendiri yang milih keluar berarti siap nanggung opportunity cost yang mereka buat sendiri. yg ngerasain jangka panjang tuh warga eurozone dan inggris sendiri, diluar itu warga dunia non euro cuman ngerasain penurunan ekonomi jangka pendek... kecuali si the fed berulah lagi...
selain depak parasit, mereka depak tenaga ahli dan multi-national company juga gan dari inggris. orang-orang pinter dari jerman dll juga ikut kena gan. ditambah tenaga-tenaga kerja murah dari poland langsung kedepak. kalo gitu, yang ada biaya ekonomi disana bisa naik drastis dan menyebabkan krisis gan.
ditambah lagi budaya orang inggris gak mau kerja jadi pekerja kasar dan pride-nya ketinggian, makin jadi itu krisis ekonomi.
betul gan, sebaliknya orang inggris yg kerja di eropa juga kena dampaknya, liga inggris gmn ya?? pemain euro akan sulit donk masuk inggris
klo gitu menarik gak itu liga ntar
klo parasit yg ente maksud islam, gak ada terlalu ada hubungannya inggris sudah kebanyakan islam karena dari warga bekas2 jajahannya biasanya sudah tinggal disana turun temurun, bahkan jadi walikota dan dubes
jd beda sama eropa yg isinya imigran kemarin sore, yg kebanyakan ngerusuh
yah kita liat aja kedepan sejauh apa merosotnya, toh mereka sendiri yang milih keluar berarti siap nanggung opportunity cost yang mereka buat sendiri. yg ngerasain jangka panjang tuh warga eurozone dan inggris sendiri, diluar itu warga dunia non euro cuman ngerasain penurunan ekonomi jangka pendek... kecuali si the fed berulah lagi...
selain depak parasit, mereka depak tenaga ahli dan multi-national company juga gan dari inggris. orang-orang pinter dari jerman dll juga ikut kena gan. ditambah tenaga-tenaga kerja murah dari poland langsung kedepak. kalo gitu, yang ada biaya ekonomi disana bisa naik drastis dan menyebabkan krisis gan.
ditambah lagi budaya orang inggris gak mau kerja jadi pekerja kasar dan pride-nya ketinggian, makin jadi itu krisis ekonomi.
betul gan, sebaliknya orang inggris yg kerja di eropa juga kena dampaknya, liga inggris gmn ya?? pemain euro akan sulit donk masuk inggris
klo gitu menarik gak itu liga ntar
klo parasit yg ente maksud islam, gak ada terlalu ada hubungannya inggris sudah kebanyakan islam karena dari warga bekas2 jajahannya biasanya sudah tinggal disana turun temurun, bahkan jadi walikota dan dubes
jd beda sama eropa yg isinya imigran kemarin sore, yg kebanyakan ngerusuh
tapi belum angkat kaki dari piala eropa kan
Quote:Original Posted By charlies280590 ►
wah, kalo sampe perang dunia gara2 inggris keluar dari uni eropa sih enggak sih gan menurut ane...
kecuali kalo inggris cari gara2 di kepulauan malvinas sama argentina...
ato kalo adu gigi sama rusia di kawasan baltik... mungkin bisa micu jotos2an tuh...
UK meninggalkan EU memang bukan pemicu besarnya, tapi yang jelas moment ini adalah kesempatan besar bagi Rusia yang ingin mengambil kembali wilayahnya di Eropa Timur dengan kondisi EU yang terpecah belah.
wah, kalo sampe perang dunia gara2 inggris keluar dari uni eropa sih enggak sih gan menurut ane...
kecuali kalo inggris cari gara2 di kepulauan malvinas sama argentina...
ato kalo adu gigi sama rusia di kawasan baltik... mungkin bisa micu jotos2an tuh...
UK meninggalkan EU memang bukan pemicu besarnya, tapi yang jelas moment ini adalah kesempatan besar bagi Rusia yang ingin mengambil kembali wilayahnya di Eropa Timur dengan kondisi EU yang terpecah belah.
Quote:Original Posted By dwiatmaja ►
betul gan, sebaliknya orang inggris yg kerja di eropa juga kena dampaknya, liga inggris gmn ya?? pemain euro akan sulit donk masuk inggris
klo gitu menarik gak itu liga ntar
klo parasit yg ente maksud islam, gak ada terlalu ada hubungannya inggris sudah kebanyakan islam karena dari warga bekas2 jajahannya biasanya sudah tinggal disana turun temurun, bahkan jadi walikota dan dubes
jd beda sama eropa yg isinya imigran kemarin sore, yg kebanyakan ngerusuh
sementara ini keliatannya belom ada aksi 'depak2an' nih gan antara warga inggris sama warga 'konco lamanya' di uni eropa...
kecuali nih kalo inggris sampe 'nekat' cabut dari 'freedom of movement' sesama warga uni eropa, baru deh negara uni eropa yang lainnya juga ngedepak warga inggris yang tinggal di negara mereka...
sedangkan, kalo inggris tetep berada di EEA, dan menganut freedom of movement se-EEA, yah sama aja boong, karena harus mengijinkan warga negara EEA lainnya untuk bebas tinggal dan kerja di inggris...
Norwegia dan Swiss aja yang bukan anggota uni eropa (TAPI anggota EEA) 'harus' terima pendatang dari negara EEA lainnya tanpa visa2an, bahkan tanpa paspor malah, ID card aja cukup
betul gan, sebaliknya orang inggris yg kerja di eropa juga kena dampaknya, liga inggris gmn ya?? pemain euro akan sulit donk masuk inggris
klo gitu menarik gak itu liga ntar
klo parasit yg ente maksud islam, gak ada terlalu ada hubungannya inggris sudah kebanyakan islam karena dari warga bekas2 jajahannya biasanya sudah tinggal disana turun temurun, bahkan jadi walikota dan dubes
jd beda sama eropa yg isinya imigran kemarin sore, yg kebanyakan ngerusuh
sementara ini keliatannya belom ada aksi 'depak2an' nih gan antara warga inggris sama warga 'konco lamanya' di uni eropa...
kecuali nih kalo inggris sampe 'nekat' cabut dari 'freedom of movement' sesama warga uni eropa, baru deh negara uni eropa yang lainnya juga ngedepak warga inggris yang tinggal di negara mereka...
sedangkan, kalo inggris tetep berada di EEA, dan menganut freedom of movement se-EEA, yah sama aja boong, karena harus mengijinkan warga negara EEA lainnya untuk bebas tinggal dan kerja di inggris...
Norwegia dan Swiss aja yang bukan anggota uni eropa (TAPI anggota EEA) 'harus' terima pendatang dari negara EEA lainnya tanpa visa2an, bahkan tanpa paspor malah, ID card aja cukup
Quote:Original Posted By ticotictoc ►
tapi belum angkat kaki dari piala eropa kan
kalo piala eropa ane gak seberapa ngikutin beritanya gan...
eh, tapi ini keliatannya mereka maju ke babak berikutnya yah...? *oot*
tapi belum angkat kaki dari piala eropa kan
kalo piala eropa ane gak seberapa ngikutin beritanya gan...
eh, tapi ini keliatannya mereka maju ke babak berikutnya yah...? *oot*
Quote:Original Posted By charlies280590 ►
kalo merosot, mungkin aja gak lama2, denger2 sih bank sentral inggris bersedia nopang akibatnya...
beberapa mata uang dunia juga keliatannya goyang nih gara2 hasil referendum ini...
keliatannya yang lagi ditunggu2 tentang kebijakan imigrasi nih...
kalo misalkan inggris cabut dari uni eropa dan gabung ke EEA, yah sama aja boong, wong nanti pendatang2 dari eropa timur (yang seringkali jadi kambing hitam karena persoalan sosial di inggris) bakalan tetep bisa ke inggris untuk kerja dan hidup tanpa visa...
jaman sekarang pride mereka udah gak kepake lagi gan... ane ngeliat sendiri udah banyak sekarang warga inggris yang 'harus' kerja jadi pekerja kasar, mulai dari buruh pabrik, pekerja bangunan dll...
mereka secara gak langsung udah sadar kok kalo negaranya udah gak 'sekuat' yang dulu...
kita liat aja seberapa kuat bank inggris bisa subsidi rakyatnya gan. untuk masuk EEA ane kurang tau, tapi kalo sampe kejadian yang kayak ente sebutin ya percuma juga keluar dari euro zone ujung-ujungnya nerima orang eropa timur, soalnya sentimen paling kenceng kenapa warga inggris pengen keluar gara-gara masalah pendatang-pendatang ini.
kalo merosot, mungkin aja gak lama2, denger2 sih bank sentral inggris bersedia nopang akibatnya...
beberapa mata uang dunia juga keliatannya goyang nih gara2 hasil referendum ini...
keliatannya yang lagi ditunggu2 tentang kebijakan imigrasi nih...
kalo misalkan inggris cabut dari uni eropa dan gabung ke EEA, yah sama aja boong, wong nanti pendatang2 dari eropa timur (yang seringkali jadi kambing hitam karena persoalan sosial di inggris) bakalan tetep bisa ke inggris untuk kerja dan hidup tanpa visa...
jaman sekarang pride mereka udah gak kepake lagi gan... ane ngeliat sendiri udah banyak sekarang warga inggris yang 'harus' kerja jadi pekerja kasar, mulai dari buruh pabrik, pekerja bangunan dll...
mereka secara gak langsung udah sadar kok kalo negaranya udah gak 'sekuat' yang dulu...
kita liat aja seberapa kuat bank inggris bisa subsidi rakyatnya gan. untuk masuk EEA ane kurang tau, tapi kalo sampe kejadian yang kayak ente sebutin ya percuma juga keluar dari euro zone ujung-ujungnya nerima orang eropa timur, soalnya sentimen paling kenceng kenapa warga inggris pengen keluar gara-gara masalah pendatang-pendatang ini.
poor white european
runtuhnya uni eropa
runtuhnya uni eropa
Quote:Original Posted By Kamaro011 ►
UK meninggalkan EU memang bukan pemicu besarnya, tapi yang jelas moment ini adalah kesempatan besar bagi Rusia yang ingin mengambil kembali wilayahnya di Eropa Timur dengan kondisi EU yang terpecah belah.
selamanya masih ada NATO2an, ane rasa Rusia juga gak bakalan seberapa nyali gan untuk adu otot sama inggris dan konco2nya...
Kalo nanti belanda, swedia, jerman, dan perancis ikut2an cabut dari uni eropa, rusia bakalan makin ketawa tuh dan gak menutup kemungkinan, 'negara mantan'nya yang berbatasan langsung sama rusia bakalan berbalik hati ke rusia, dengan catetan memburuknya kondisi ekonomi uni eropa dan udah gak adanya lagi freedom of movement di uni eropa...
UK meninggalkan EU memang bukan pemicu besarnya, tapi yang jelas moment ini adalah kesempatan besar bagi Rusia yang ingin mengambil kembali wilayahnya di Eropa Timur dengan kondisi EU yang terpecah belah.
selamanya masih ada NATO2an, ane rasa Rusia juga gak bakalan seberapa nyali gan untuk adu otot sama inggris dan konco2nya...
Kalo nanti belanda, swedia, jerman, dan perancis ikut2an cabut dari uni eropa, rusia bakalan makin ketawa tuh dan gak menutup kemungkinan, 'negara mantan'nya yang berbatasan langsung sama rusia bakalan berbalik hati ke rusia, dengan catetan memburuknya kondisi ekonomi uni eropa dan udah gak adanya lagi freedom of movement di uni eropa...
Quote:Original Posted By dwiatmaja ►
betul gan, sebaliknya orang inggris yg kerja di eropa juga kena dampaknya, liga inggris gmn ya?? pemain euro akan sulit donk masuk inggris
klo gitu menarik gak itu liga ntar
klo parasit yg ente maksud islam, gak ada terlalu ada hubungannya inggris sudah kebanyakan islam karena dari warga bekas2 jajahannya biasanya sudah tinggal disana turun temurun, bahkan jadi walikota dan dubes
jd beda sama eropa yg isinya imigran kemarin sore, yg kebanyakan ngerusuh
Parasit itu bukan yg ente sebutin, parasit itu bisa dari imigran/orang kismin dari benua eropa mana aja, entah orang yunani, italy, prussia, dll yg numpang di inggris minta jatah subsidi inggris.
betul gan, sebaliknya orang inggris yg kerja di eropa juga kena dampaknya, liga inggris gmn ya?? pemain euro akan sulit donk masuk inggris
klo gitu menarik gak itu liga ntar
klo parasit yg ente maksud islam, gak ada terlalu ada hubungannya inggris sudah kebanyakan islam karena dari warga bekas2 jajahannya biasanya sudah tinggal disana turun temurun, bahkan jadi walikota dan dubes
jd beda sama eropa yg isinya imigran kemarin sore, yg kebanyakan ngerusuh
Parasit itu bukan yg ente sebutin, parasit itu bisa dari imigran/orang kismin dari benua eropa mana aja, entah orang yunani, italy, prussia, dll yg numpang di inggris minta jatah subsidi inggris.
Quote:Original Posted By AkiraRaymundo ►
kita liat aja seberapa kuat bank inggris bisa subsidi rakyatnya gan. untuk masuk EEA ane kurang tau, tapi kalo sampe kejadian yang kayak ente sebutin ya percuma juga keluar dari euro zone ujung-ujungnya nerima orang eropa timur, soalnya sentimen paling kenceng kenapa warga inggris pengen keluar gara-gara masalah pendatang-pendatang ini.
betul gan, ngomongin pendatang, sebenernya bukan pendatang dari uni eropa doang sih yang disentimenin sama mereka (maksud ane beberapa kelompok tertentu di inggris yah, karena berdasarkan pengalaman ane pribadi, banyak kok orang inggris yang gak anti-imigran)...
pendatang dari asia, khususnya dari asia selatan dan daerah2 konflik juga jadi permasalahan tersendiri untuk inggris...
setau ane, negara2 rekan uni eropa yang paling 'disentimenin' sama inggris itu: polandia, bulgaria dan romania deh...
Via: Kaskus.co.id
kita liat aja seberapa kuat bank inggris bisa subsidi rakyatnya gan. untuk masuk EEA ane kurang tau, tapi kalo sampe kejadian yang kayak ente sebutin ya percuma juga keluar dari euro zone ujung-ujungnya nerima orang eropa timur, soalnya sentimen paling kenceng kenapa warga inggris pengen keluar gara-gara masalah pendatang-pendatang ini.
betul gan, ngomongin pendatang, sebenernya bukan pendatang dari uni eropa doang sih yang disentimenin sama mereka (maksud ane beberapa kelompok tertentu di inggris yah, karena berdasarkan pengalaman ane pribadi, banyak kok orang inggris yang gak anti-imigran)...
pendatang dari asia, khususnya dari asia selatan dan daerah2 konflik juga jadi permasalahan tersendiri untuk inggris...
setau ane, negara2 rekan uni eropa yang paling 'disentimenin' sama inggris itu: polandia, bulgaria dan romania deh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar