Pages


Kamis, 12 Mei 2016

Terangi Kalimantan, Indonesia tambah impor listrik dari Malaysia

Terangi Kalimantan, Indonesia tambah impor listrik dari Malaysia
Seorang pengendara sepeda melintas di dekat tower listrik tegangan tinggi di kawasan Tugu Tani, Jakarta, Maret 2010. Indonesia masih tertinggal dari negara ASEAN lain dalam urusan akses listrik, hingga harus menambah impor listrik dari Malaysia.
Indonesia kembali menambah impor listrik dari Malaysia untuk menerangi Kalimantan Barat. Manajer PLN Unit Operasional APDP Kalimantan Barat, Ricky Cahya Ardian, Selasa (10/5) menyatakan Indonesia sudah mulai mengimpor listrik dari Malaysia sebesar 50 Mega Watt (MW) sejak 20 Januari 2016. Pada 9 Mei 2016 pasokan listrik dari Malaysia ditambah sampai 75 MW. Mulai 16 Mei 2016 impor akan ditingkatkan lagi. "Tanggal 16 Mei nanti tambah lagi jadi 95 MW," ujarnya seperti dikutip dari Detik Finance.

Listrik dari Malaysia ini dipasok dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Bakun di Serawak, Malaysia. Listrik akan disuplai lewat Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 275 kilo volt (kv) antara Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Bengkayang dan GITET Mambong (SEB Malaysia).

Tambahan suplai listrik dari Malaysia ini mendongkrak daya PLN di Kalimantan Barat jadi 325 MW, melebihi beban puncak sebesar 307 MW. Pasokan ini membuat enam kota dan kabupaten di Kalimantan Barat bebas dari pemadaman bergilir. "Pontianak, Mempawah, Bengkayang, Singkawang, Sambas, Kubu Raya sudah tidak ada pemadalam bergilir," ujar dia. Sebelum ada tambahan pasokan ini, pemadaman terjadi 2 kali sehari selama 2 jam tiap pemadaman.

Menurut Direktor Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman, komitmen kedua negara ini memungkinkan untuk menjajaki kerja sama lain di sektor energi. Kunjungan Menteri Tenaga Hijau dan Air Malaysia ke GITET Bengkayang bisa menjadi pintu masuk ekspor-impor energi Indonesia-Malaysia. Kemarin, dalam lawatannya Menteri Tenaga, Teknologi Hijau dan Air (TTHA) Malaysia, Datuk Sri Panglima Dr Maximus Johnity Ongkili menilai kerja sama ini bisa mengatasi masalah listrik.

Impor listrik dari Malaysia ini akan terus berlangsung setidaknya hingga lima tahun ke depan. Setelah itu, impor masih mungkin dilanjutkan. Atau bisa jadi berbalik, Indonesia yang mengekspor listrik. Tergantung kondisi dan negosiasi lima tahun tahun lagi.

Kalimantan Barat adalah salah satu daerah tergelap di Indonesia. Menurut data Kementerian ESDM, Kalimantan Barat rasio elektrifikasinya baru mencapai 45,83 persen. Rasio elektrifikasi menunjukkan akses listrik bagi penduduk di sebuah daerah. Hanya Jakarta yang rasio elektrifikasinya mencapai 100 persen. Banten dan Jawa Barat, rasionya masih di kisaran 60-an persen. Daerah yang paling gelap adalah NTB (32,51 persen), NTT (24,55 persen), Sulawesi Tenggara (38,09 persen), dan Papua serta Papua Barat (32,35 persen).

Indonesia masih tertinggal dibanding negara ASEAN lainnya dalam urusan akses listrik. Kini, rasio elektrifikasi Indonesia mencapai 88,3 persen. Dalam perbandingan yang dipajang di Listrik.org. Dari jumlah penduduk Indonesi 247 juta jiwa, listrik yang terpasang hanya 47 Giga Watt (GW). Malaysia, rasionya mencapai 93 persen. Ada listrik 28,5 GW untuk 29 juta jiwa penduduknya. Vietnam mencapai 98 persen, Brunei 99,7 persen dan Thailand 99,3 persen. Hanya Singapura yang rasio elektrifikasinya mencapai 100 persen.

Pemerintah kini bergegas merealisasikan gagasan listrik 35 ribu Mega Watt yang ditargetkan selesai 2019. Menurut perincian Katadata.co.id, hingga kuartal pertama 2016, proyek ini baru mencapai 34,4 persen atau setara 12.226,8 MW. Sebanyak 8.377,7 MW atau 23,6 persen sedang dalam tahap pengadaan. Untuk mencapai target itu akan ada 109 pembangkit yang dibangun. Terdiri dari 35 proyek yang akan dibangun oleh PLN dengan total kapasitas 10.681 MW. Sedang 74 proyek lain digarap swasta aliias Independent Power Producer dengan total kapasitas 25.904 MW.


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-dari-malaysia

---


gilak kota kaya SDA masih juga miskin listrik
gpp gan yg penting rakyat sejahtera dan makmur
Ngga usah malu lah... pembangunan indonesia tertinggal 20 th dibanding malaysia

Sejak reformasi makin ga jelas
Yah, malah ke malaysia
Gapapa import listrik...

Brarti ufah ada sarana prasarananya
Indonesia sbenernya bisa sendiri klo dilihat dri sda yg banyak
Tapi pengelolaan nya aja yg blon max
kacoo bnr gan

ini pemerintah yg dulu ngapain aja??
Yang penting rakyat bisa menikmati listrik dulu, sambil indonesia bangun pembangkit listrik di kalimantan
Terserah lah gan ane cuma kasian liat sodara2 yang kurang penerangan ud ga mikir gengsi lagi
Yah impor lagi impor lagi
Quote:Original Posted By andhikap0287
Ngga usah malu lah... pembangunan indonesia tertinggal 20 th dibanding malaysia

Sejak reformasi makin ga jelas


Setubuh gan. udah jauh, dulu ekspor tenaga pengajar skarang ekspor tenaga bantu rumah tangga. Hmmm.

Edit : ini mejeng hate kok sepi yak??
Indonesia
Mejeng di pejwan dolo


tiada hari tanpa impor...
ga heran kalau indo mah, garam aja pernah di impor yg jelas2 indonesia sebagian besar adalah lautan
Ntah harus anggapan positif apa negatif
Ane di kaltara gan dapet listrik aja dah syukur gan disini untuk dapet signaldari rumah butuh 30 mnt perjalanan gpp lah sembaring nunggu kebut pembangunan disini sedih ane pajak makin mencekik tp minim fasilitas jalan masih banyak sirtu aja belum aspal , tower signal jauhny dr tempat ane sampe pake penguat signal jg masih lom dapet..
Quote:Original Posted By andhikap0287
Ngga usah malu lah... pembangunan indonesia tertinggal 20 th dibanding malaysia

Sejak reformasi makin ga jelas


Setuju gan

Semoga kedepannya bisa maksimal
sambut positif deh, rakyat sana pasti bersyukur bgt ada listrik
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar