Cerita Minuman Alkohol Oplosan yang Merenggut 25 Nyawa
SENIN, 08 FEBRUARI 2016 | 04:44 WIB
Plres Sleman sita sejumlah botol minuman keras. Tempo/Syaifullah
TEMPO.CO, Yogyakarta - Masih mau minum minuman beralkohol oplosan? Sudah banyak orang tumbang dan tewas akibat minuman setan itu. Di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam beberapa hari ini sudah 25 tewas akibat minuman keras itu. Dua hari lalu, korban meninggal dunia baru tercatat 13 orang.
"Minuman dioplos dengan etanol," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Sleman Ajun Komisaris Sepuh Siregar, Minggu, 7 Februari 2016. Mayoritas mereka yang tewas akibat minuman ini mahasiswa dari luar Yogyakarta. Hanya sebanyak 11 warga asli Yogyakarta yang meninggal dunia akibat minuman itu.
Mereka meminum oplosan bersama-sama di tempat berbeda. Mahasiswa berpesta minuman keras di asrama mereka. Polisi telah menyatakan penjual minuman oplosan menjadi tersangka, yaitu suami-istri SK dan SB, pedagang minuman oplosan di Caturtunggal, Depok Sleman. "Mereka tidak hanya menjual tapi juga mengoplos."
Minuman yang mereka konsumsi untuk pesta itu sebenarnya mengandung etanol 96 persen. Ada dua jenis minuman itu, yaitu sari vodka dengan bahan utama etanol 50 persen dan air 50 persen. Sedangkan jenis arak dengan perbandingan etanol 15-20 persen, sisanya air dan tambahan sarimanis, sitrun, dan perasa buah.
Murah memang, harganya hanya Rp 25 ribu per botol vodka. Sedangkan untuk arak hanya Rp 15 ribu per botol. Namun, akibatnya adalah nyawa melayang.
Selain dua tersangka itu, polisi juga menangkap dua orang lagi pengoplos minuman keras di daerah Seyegan, Sleman. Yaitu MT dan PY warga Margoluwih, Seyegan, Sleman. Pasangan suami-istri itu menjual minuman keras tetapi korban yang meminumnya mengoplos sendiri.
Menurut Ajun Komisaris Besar Yulianto, Kepala Kepolisian Resor Sleman, sampe minuman keras ini dikirim ke laboratorium forensik Kepolisian dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan untuk diketahui secara pasti kandungan dalam minuman ini. Termasuk sampel urin dan darah korban dikirim ke laboratorium forensik kepolisian.
https://nasional.tempo.co/read/news/...nggut-25-nyawa
Miras di DIY Kian Banyak
Selasa, 21 Januari 2014, 05:38 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Minuman keras, baik buatan pabrik maupun oplosan semakin banyak beredar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bahkan, kata Ketua Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM) Chapter Yogyakarta Wikan Widyastari, konsumennya kebanyakan pelajar dan mahasiswa.
Wikan mengungkapkan hal itu setelah bertemu Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX di Kepatihan Yogyakarta, Senin (20/1). Pemerintah Provinsi DIY diharapkan bersikap tegas.
Ia mengaku, belum mendapatkan data yang pasti mengenai peredaran minuman keras tersebut. Tapi, dari hasil investigasi ke beberapa supermarket maupun minimarket, penjualan miras semakin banyak dan cepat habis. Wikan mengatakan, sebuah minimarket di Kota Geda tak lagi menjual minuman keras.
Namun, di minimarket dan supermaket Yogyakarta justru lebih banyak menjual minuman memabukkan itu. Ia berencana bertemu dengan pengelola minimarket dan supermarket. Ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya minuman keras yang mereka jual.
Secara nasional, kata dia, sudah ada datanya. Data tersebut dari PT Delta Djakarta Tbk yang menyebutkan, pada 2013 Indonesia menyerap 230 juta liter minuman keras. Ia menambahkan, jumlah minuman yang banyak dijual di minimarket dan supermarket di DIY adalah bir.
Wikan mengakui, sejauh ini memang bir berkadar alkohol di bawah lima persen boleh beredar. Ia menuturkan, saat malam Tahun Baru 2014 di lemari pendingin salah satu supermarket di Jalan Parangtitis berisi penuh bir.
Keesokan harinya, bir yang mencapai puluhan dus itu sudah habis. Karena itu, GeNAM mendesak Pemerintah DIY membuat peraturan daerah (perda) soal ini secara tegas. Termasuk, minuman keras oplosan. “Kami ingin peredarannya dipersempit.”
Menurut dia, dalam perda selama ini belum dicantumkan regulasi tentang minuman keras oplosan. Minuman keras yang legal, apabila dikonsumsi terus-menerus akan bahaya. Tapi, efeknya baru terasa beberapa tahun kemudian. Berbeda halnya dengan miras oplosan.
Di Yogyakarta, minuman keras oplosan yang dikenal dengan ciu justru berasal dari luar Yogyakarta, seperti Wonogiri, Klaten. Ciu ini sering kali dicampur dengan minuman bersoda, suplemen, autan, bahkan katanya ada yang mencampurnya dengan telek lencung atau kotoran ayam.
Minuman keras oplosan ini beredarnya di pinggiran kota dan penggunanya merupakan usia produktif, sekitar 17-30 tahun. Korbannya sudah sangat banyak.
Di bagian lain, Isnan Hidayat dan Riset and Development GeNAM Chapter Yogyakarta mengatakan, para konsumen miras oplosan belum tersentuh informasi bahaya minuman itu. “Justru, saat meminum bersama-sama mereka menggunakannya sebagai uji nyali.”
Sekretaris Umum Majelis Ulama DIY Ahmad Muhsin Kamaludingrat mengatakan, pergaulan yang liberal menjadi pemicu maraknya minuman keras. Apalagi, pengonsumsinya kebanyakan pelajar dan mahasiswa.
Mereka merasa diakui keberadaannya ketika mengonsumsi minuman tersebut. “Kondisi ini memprihatinkan. Karena, banyak anak muda yang terjerumus ke sana,” kata Ahmad. Mereka merasa ketinggalan zaman kalau tak ikut minum minuman keras.
Sebenarnya, kata Ahmad, sudah ada instruksi gubernur pada 2000 mengenai larangan minuman keras dan judi. MUI pun ikut menyosialisasikan instruksi gubernur ini. Menurut dia, pengurus bersama ormas Islam dan agama lainnya ikut menyosialisasikannya.
Tak hanya di tingkat provinsi, sosialisasi ini dilakukan hingga kelurahan atau desa. Jadi, kata Ahmad, sebenarnya secara hukum sudah tegas ada upaya mengadang keberadan minuman keras ini. n neni ridarineni ed: ferry kisihandi
http://www.republika.co.id/berita/ko...iy-kian-banyak
Begini Miras Oplosan atau Cukrik Membunuh Peminumnya
07 Jan 2014 at 17:50 WIB
Untuk para penggemar minuman keras (miras) oplosan sebaiknya perhatikan beberapa penyakit ini sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya lagi.
"Sebenarnya sudah banyak yang tahu kalau miras itu berbahaya namun masih saja dikonsumsi. Sebelum meneruskannya perhatikan lagi dampaknya, karena bisa seumur hidup," kata Ketua Farmasi Rumah Sakit Fatmawati, Ahmad Subhan saat dihubungi Tim Health Liputan6.com, Selasa (7/1/2014).
Ahmad menambahkan penggemar miras oplosan akan merasakan sensasi terbakar, kematian jaringan dan kegagalan sistem saraf pusat.
"Selain itu akan menyebabkan gagal ginjal, katarak karena pupul mata membesar, rusaknya lambung, metabolisme tubuh menurun, rusaknya saluran pencernaan, enzim dalam tubuh rusak, kematian jaringan dan bisa menyerang otak," kata Ahmad.
Semakin sering mengonsumsi miras oplosan yang dicampur dengan metanol maka tubuh makin lama akan makin rapuh akibat kerusakan yang terjadi pada organ vital.
"Mau satu kali minum atau sering, sama saja. Saya yakin mereka itu tidak sekali minum. Semakin sering maka organ vital akan terus mengalami kerusakan. Usus akan matang dan hangus karena ada efek seperti membakar dari miras oplosan tersebut," katanya menjelaskan.
Selain Ahmad, Apoteker Abdul Mutholib juga mengatakan miras oplosan metanol dapat menyebabkan kerusakan lever. "Spirtus atau metanol sangat mudah diserap tubuh . Dalam lever metanol dioksidasi menjadi formalin kemudian menjadi asam format. Waktu pengaruhnya 20-24 jam sehingga menyebabkan kerusakan lever dan berefek toksik (meracuni) tubuh," katanya.
Menurut Ahmad kasus yang paling ringan yang diderita penggemar miras oplosan adalah keracunan. Sementara risiko paling parah adalah kematian. "Risikonya jelas kematian kalau semakin sering dikonsumsinya. Penanganannya, lambung harus terus dikuras karena zat-zat berbahaya mengumpul di sana. Metanol yang tidak murni saja atau spiritus dampaknya sudah membahayakan apalagi kalau yang 96 persen atau metanol murni," katanya menjelaskan.
Ahmad menyangka kematian yang sering merenggut para penggemar miras oplosan bukan karena di metanolnya namun dari campurannya. "Kita kan tidak tahu dia itu mencampur apa saja, kandungan alkoholnya juga tidak tahu. Tapi saya menyangka mereka itu meninggal bukan karena metanolnya namun dari campurannya. Kan banyak yang suka sekali mencampur ini misalnya losion nyamuk dan obat serangga. Itu yang bikin bahaya campurannya asal," ujarnya.
http://health.liputan6.com/read/7942...nuh-peminumnya
50 Persen, Peminum Cukrik (Miras Oplosan) Bakal Tewas
07 Jan 2014 at 13:00 WIB
Penggemar minuman keras (miras) oplosan seperti cukrik bisa mengalami keracunan parah. Diperkirakan ada 50 persen peminum yang mengalami keracunan.
"Yang mengalami keracunan bisa sampai 50 persen. Namun kembali lagi dari komposisi persentase. Alkohol yang tinggi bisa menyebabkan orang meninggal," kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Jakarta Raya (PAPDI JAYA) Dr.dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (7/1/2013).
Menurut Dr Ari, daya tahan seseorang yang minum miras itu dipengaruhi dua faktor, yakni fisik orang yang mengonsumsi miras oplosan serta toleransi tubuh terhadap alkohol.
"Fisik pasien saat mengonsumsi miras oplosan itu penting. Kalau lelah, kurang tidur, fisik lemak, maka efek samping mudah timbul. Selain itu, dia sudah bertoleransi atau tidak," kata Dr Ari.
Dr Ari menjelaskan, sebenarnya oplosan bisa berbahaya karena kadar alkohol di dalamnya tak jelas. Ini berbeda dengan minuman alkohol lainnya yang persentase alkoholnya sudah tercantum. "Oplosan itu tak bisa mengukur kadar alkohol toksiknya yang muncul sehingga menimbulkan kematian," katanya lagi
http://health.liputan6.com/read/7938...ik-bakal-tewas
-------------------------------------
Sebagai kota Wisata dan kota Pendidikan, wajarlah banyak sekali turis dan pendatang terutama kalangan muda dan remaja yang berlibur atau mukim di kota gudeg ini. Banyak pula tentunya diantara turis dan anak yang kuliah itu, karena stress atau sekedar mau hura-hura, mencoba-coba dan atau nekad membeli cukrik untuk mabuk, karena murah-meriah. Apalagi banyak pula para pedagang miras di kawasan wisata dan kost-kosatan di Jogya ini, profssinya kayak pedagang keliling umumnya yang jual an makanan biasa. Eloe bisa bayangin, jualan miras oplosan kayak jualan roti atau sego goreng. Korban pun berjatuhan. Mudah-mudah antisipasi masyakarat Jogya untuk mengatasinya bisa mengurangi korban sia-sia seperti itu
SENIN, 08 FEBRUARI 2016 | 04:44 WIB
Plres Sleman sita sejumlah botol minuman keras. Tempo/Syaifullah
TEMPO.CO, Yogyakarta - Masih mau minum minuman beralkohol oplosan? Sudah banyak orang tumbang dan tewas akibat minuman setan itu. Di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam beberapa hari ini sudah 25 tewas akibat minuman keras itu. Dua hari lalu, korban meninggal dunia baru tercatat 13 orang.
"Minuman dioplos dengan etanol," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Sleman Ajun Komisaris Sepuh Siregar, Minggu, 7 Februari 2016. Mayoritas mereka yang tewas akibat minuman ini mahasiswa dari luar Yogyakarta. Hanya sebanyak 11 warga asli Yogyakarta yang meninggal dunia akibat minuman itu.
Mereka meminum oplosan bersama-sama di tempat berbeda. Mahasiswa berpesta minuman keras di asrama mereka. Polisi telah menyatakan penjual minuman oplosan menjadi tersangka, yaitu suami-istri SK dan SB, pedagang minuman oplosan di Caturtunggal, Depok Sleman. "Mereka tidak hanya menjual tapi juga mengoplos."
Minuman yang mereka konsumsi untuk pesta itu sebenarnya mengandung etanol 96 persen. Ada dua jenis minuman itu, yaitu sari vodka dengan bahan utama etanol 50 persen dan air 50 persen. Sedangkan jenis arak dengan perbandingan etanol 15-20 persen, sisanya air dan tambahan sarimanis, sitrun, dan perasa buah.
Murah memang, harganya hanya Rp 25 ribu per botol vodka. Sedangkan untuk arak hanya Rp 15 ribu per botol. Namun, akibatnya adalah nyawa melayang.
Selain dua tersangka itu, polisi juga menangkap dua orang lagi pengoplos minuman keras di daerah Seyegan, Sleman. Yaitu MT dan PY warga Margoluwih, Seyegan, Sleman. Pasangan suami-istri itu menjual minuman keras tetapi korban yang meminumnya mengoplos sendiri.
Menurut Ajun Komisaris Besar Yulianto, Kepala Kepolisian Resor Sleman, sampe minuman keras ini dikirim ke laboratorium forensik Kepolisian dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan untuk diketahui secara pasti kandungan dalam minuman ini. Termasuk sampel urin dan darah korban dikirim ke laboratorium forensik kepolisian.
https://nasional.tempo.co/read/news/...nggut-25-nyawa
Miras di DIY Kian Banyak
Selasa, 21 Januari 2014, 05:38 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Minuman keras, baik buatan pabrik maupun oplosan semakin banyak beredar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bahkan, kata Ketua Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM) Chapter Yogyakarta Wikan Widyastari, konsumennya kebanyakan pelajar dan mahasiswa.
Wikan mengungkapkan hal itu setelah bertemu Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX di Kepatihan Yogyakarta, Senin (20/1). Pemerintah Provinsi DIY diharapkan bersikap tegas.
Ia mengaku, belum mendapatkan data yang pasti mengenai peredaran minuman keras tersebut. Tapi, dari hasil investigasi ke beberapa supermarket maupun minimarket, penjualan miras semakin banyak dan cepat habis. Wikan mengatakan, sebuah minimarket di Kota Geda tak lagi menjual minuman keras.
Namun, di minimarket dan supermaket Yogyakarta justru lebih banyak menjual minuman memabukkan itu. Ia berencana bertemu dengan pengelola minimarket dan supermarket. Ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya minuman keras yang mereka jual.
Secara nasional, kata dia, sudah ada datanya. Data tersebut dari PT Delta Djakarta Tbk yang menyebutkan, pada 2013 Indonesia menyerap 230 juta liter minuman keras. Ia menambahkan, jumlah minuman yang banyak dijual di minimarket dan supermarket di DIY adalah bir.
Wikan mengakui, sejauh ini memang bir berkadar alkohol di bawah lima persen boleh beredar. Ia menuturkan, saat malam Tahun Baru 2014 di lemari pendingin salah satu supermarket di Jalan Parangtitis berisi penuh bir.
Keesokan harinya, bir yang mencapai puluhan dus itu sudah habis. Karena itu, GeNAM mendesak Pemerintah DIY membuat peraturan daerah (perda) soal ini secara tegas. Termasuk, minuman keras oplosan. “Kami ingin peredarannya dipersempit.”
Menurut dia, dalam perda selama ini belum dicantumkan regulasi tentang minuman keras oplosan. Minuman keras yang legal, apabila dikonsumsi terus-menerus akan bahaya. Tapi, efeknya baru terasa beberapa tahun kemudian. Berbeda halnya dengan miras oplosan.
Di Yogyakarta, minuman keras oplosan yang dikenal dengan ciu justru berasal dari luar Yogyakarta, seperti Wonogiri, Klaten. Ciu ini sering kali dicampur dengan minuman bersoda, suplemen, autan, bahkan katanya ada yang mencampurnya dengan telek lencung atau kotoran ayam.
Minuman keras oplosan ini beredarnya di pinggiran kota dan penggunanya merupakan usia produktif, sekitar 17-30 tahun. Korbannya sudah sangat banyak.
Di bagian lain, Isnan Hidayat dan Riset and Development GeNAM Chapter Yogyakarta mengatakan, para konsumen miras oplosan belum tersentuh informasi bahaya minuman itu. “Justru, saat meminum bersama-sama mereka menggunakannya sebagai uji nyali.”
Sekretaris Umum Majelis Ulama DIY Ahmad Muhsin Kamaludingrat mengatakan, pergaulan yang liberal menjadi pemicu maraknya minuman keras. Apalagi, pengonsumsinya kebanyakan pelajar dan mahasiswa.
Mereka merasa diakui keberadaannya ketika mengonsumsi minuman tersebut. “Kondisi ini memprihatinkan. Karena, banyak anak muda yang terjerumus ke sana,” kata Ahmad. Mereka merasa ketinggalan zaman kalau tak ikut minum minuman keras.
Sebenarnya, kata Ahmad, sudah ada instruksi gubernur pada 2000 mengenai larangan minuman keras dan judi. MUI pun ikut menyosialisasikan instruksi gubernur ini. Menurut dia, pengurus bersama ormas Islam dan agama lainnya ikut menyosialisasikannya.
Tak hanya di tingkat provinsi, sosialisasi ini dilakukan hingga kelurahan atau desa. Jadi, kata Ahmad, sebenarnya secara hukum sudah tegas ada upaya mengadang keberadan minuman keras ini. n neni ridarineni ed: ferry kisihandi
http://www.republika.co.id/berita/ko...iy-kian-banyak
Begini Miras Oplosan atau Cukrik Membunuh Peminumnya
07 Jan 2014 at 17:50 WIB
Untuk para penggemar minuman keras (miras) oplosan sebaiknya perhatikan beberapa penyakit ini sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya lagi.
"Sebenarnya sudah banyak yang tahu kalau miras itu berbahaya namun masih saja dikonsumsi. Sebelum meneruskannya perhatikan lagi dampaknya, karena bisa seumur hidup," kata Ketua Farmasi Rumah Sakit Fatmawati, Ahmad Subhan saat dihubungi Tim Health Liputan6.com, Selasa (7/1/2014).
Ahmad menambahkan penggemar miras oplosan akan merasakan sensasi terbakar, kematian jaringan dan kegagalan sistem saraf pusat.
"Selain itu akan menyebabkan gagal ginjal, katarak karena pupul mata membesar, rusaknya lambung, metabolisme tubuh menurun, rusaknya saluran pencernaan, enzim dalam tubuh rusak, kematian jaringan dan bisa menyerang otak," kata Ahmad.
Semakin sering mengonsumsi miras oplosan yang dicampur dengan metanol maka tubuh makin lama akan makin rapuh akibat kerusakan yang terjadi pada organ vital.
"Mau satu kali minum atau sering, sama saja. Saya yakin mereka itu tidak sekali minum. Semakin sering maka organ vital akan terus mengalami kerusakan. Usus akan matang dan hangus karena ada efek seperti membakar dari miras oplosan tersebut," katanya menjelaskan.
Selain Ahmad, Apoteker Abdul Mutholib juga mengatakan miras oplosan metanol dapat menyebabkan kerusakan lever. "Spirtus atau metanol sangat mudah diserap tubuh . Dalam lever metanol dioksidasi menjadi formalin kemudian menjadi asam format. Waktu pengaruhnya 20-24 jam sehingga menyebabkan kerusakan lever dan berefek toksik (meracuni) tubuh," katanya.
Menurut Ahmad kasus yang paling ringan yang diderita penggemar miras oplosan adalah keracunan. Sementara risiko paling parah adalah kematian. "Risikonya jelas kematian kalau semakin sering dikonsumsinya. Penanganannya, lambung harus terus dikuras karena zat-zat berbahaya mengumpul di sana. Metanol yang tidak murni saja atau spiritus dampaknya sudah membahayakan apalagi kalau yang 96 persen atau metanol murni," katanya menjelaskan.
Ahmad menyangka kematian yang sering merenggut para penggemar miras oplosan bukan karena di metanolnya namun dari campurannya. "Kita kan tidak tahu dia itu mencampur apa saja, kandungan alkoholnya juga tidak tahu. Tapi saya menyangka mereka itu meninggal bukan karena metanolnya namun dari campurannya. Kan banyak yang suka sekali mencampur ini misalnya losion nyamuk dan obat serangga. Itu yang bikin bahaya campurannya asal," ujarnya.
http://health.liputan6.com/read/7942...nuh-peminumnya
50 Persen, Peminum Cukrik (Miras Oplosan) Bakal Tewas
07 Jan 2014 at 13:00 WIB
Penggemar minuman keras (miras) oplosan seperti cukrik bisa mengalami keracunan parah. Diperkirakan ada 50 persen peminum yang mengalami keracunan.
"Yang mengalami keracunan bisa sampai 50 persen. Namun kembali lagi dari komposisi persentase. Alkohol yang tinggi bisa menyebabkan orang meninggal," kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Jakarta Raya (PAPDI JAYA) Dr.dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (7/1/2013).
Menurut Dr Ari, daya tahan seseorang yang minum miras itu dipengaruhi dua faktor, yakni fisik orang yang mengonsumsi miras oplosan serta toleransi tubuh terhadap alkohol.
"Fisik pasien saat mengonsumsi miras oplosan itu penting. Kalau lelah, kurang tidur, fisik lemak, maka efek samping mudah timbul. Selain itu, dia sudah bertoleransi atau tidak," kata Dr Ari.
Dr Ari menjelaskan, sebenarnya oplosan bisa berbahaya karena kadar alkohol di dalamnya tak jelas. Ini berbeda dengan minuman alkohol lainnya yang persentase alkoholnya sudah tercantum. "Oplosan itu tak bisa mengukur kadar alkohol toksiknya yang muncul sehingga menimbulkan kematian," katanya lagi
http://health.liputan6.com/read/7938...ik-bakal-tewas
-------------------------------------
Sebagai kota Wisata dan kota Pendidikan, wajarlah banyak sekali turis dan pendatang terutama kalangan muda dan remaja yang berlibur atau mukim di kota gudeg ini. Banyak pula tentunya diantara turis dan anak yang kuliah itu, karena stress atau sekedar mau hura-hura, mencoba-coba dan atau nekad membeli cukrik untuk mabuk, karena murah-meriah. Apalagi banyak pula para pedagang miras di kawasan wisata dan kost-kosatan di Jogya ini, profssinya kayak pedagang keliling umumnya yang jual an makanan biasa. Eloe bisa bayangin, jualan miras oplosan kayak jualan roti atau sego goreng. Korban pun berjatuhan. Mudah-mudah antisipasi masyakarat Jogya untuk mengatasinya bisa mengurangi korban sia-sia seperti itu
Org2 dongok
ben modarrr...
Quote:Original Posted By Jambangan2 ►
Org2 dongok
Quote:Original Posted By Lord.Dexvils ►
ben modarrr...
sekarang korbannya mahasiswa pendatang dan turis yang berkunjung ke kota ini ...
soal waktu saja, anak-anak orang Jogya pun akan menjadi penggemar berat cukrik itu dengan egala isiko kematiannya!
siapa yang dongok?
piye bila yang modar anakmu?
Org2 dongok
Quote:Original Posted By Lord.Dexvils ►
ben modarrr...
sekarang korbannya mahasiswa pendatang dan turis yang berkunjung ke kota ini ...
soal waktu saja, anak-anak orang Jogya pun akan menjadi penggemar berat cukrik itu dengan egala isiko kematiannya!
siapa yang dongok?
piye bila yang modar anakmu?
buat bahan pelajaran bg yg laen.
jgn cuba2 mimik miras oplosan.
jgn cuba2 mimik miras oplosan.
ya seleksi alam gapapa lah biar ngurangin penduduk sumpek ini indonesia
jamet
Ya mungkin para pendatang itu mau menikmati minuman keras beraroma gudeg krecek, yang tiada bandingannya di kota kota lain di nusantara
masih dikit itu jumlahnya. Kalo sdh jutaan baru banyak.
ben modyarrr..aplg pendatang..kl lokalan mah paling banter nge"jamu" cap org tua
Quote:Original Posted By ts4l4sa ►
sekarang korbannya mahasiswa pendatang dan turis yang berkunjung ke kota ini ...
soal waktu saja, anak-anak orang Jogya pun akan menjadi penggemar berat cukrik itu dengan egala isiko kematiannya!
siapa yang dongok?
piye bila yang modar anakmu?
Akan? Bukannya udh dr dulu?
Ente ga baca trit ente sendiri?
Quote:Original Posted By ts4l4sa ►
"Minuman dioplos dengan etanol," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Sleman Ajun Komisaris Sepuh Siregar, Minggu, 7 Februari 2016. Mayoritas mereka yang tewas akibat minuman ini mahasiswa dari luar Yogyakarta. Hanya sebanyak 11 warga asli Yogyakarta yang meninggal dunia akibat minuman itu.
sekarang korbannya mahasiswa pendatang dan turis yang berkunjung ke kota ini ...
soal waktu saja, anak-anak orang Jogya pun akan menjadi penggemar berat cukrik itu dengan egala isiko kematiannya!
siapa yang dongok?
piye bila yang modar anakmu?
Akan? Bukannya udh dr dulu?
Ente ga baca trit ente sendiri?
Quote:Original Posted By ts4l4sa ►
"Minuman dioplos dengan etanol," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Sleman Ajun Komisaris Sepuh Siregar, Minggu, 7 Februari 2016. Mayoritas mereka yang tewas akibat minuman ini mahasiswa dari luar Yogyakarta. Hanya sebanyak 11 warga asli Yogyakarta yang meninggal dunia akibat minuman itu.
Alkohol bwt borok kok diminum.
mak, 25 org tewas bgtu aja
nanti jadi kaya ane gan
jadi inget temen gw yg sekarang jadi orang gila,gara2 sering ngoplos autan + spirtus, dasar gobloknya pol
makanya minum yg murni2 aja
ada harga ada kualitas
ada harga ada kualitas
Yaudah biarin aja.. Kalok pinter kan ngga mungkin minum..
mahasiswa yg jadi korban ya? ???????? dulu pernah di razia sekarang keluar lagi oplosan? ??????,,,,??????????????????????
Skarang tinggal niatny aja koh,ke jogja niatny mw sekolah apa mw hura2
mending kolesom bray
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar