Gann.. baru-baru ini ada kejadian yang bikin ngeri sih kalo mau naik angkutan umum di Jakarta. Masalahnya masa ada orang yang meninggal karena jatuh dan diduga karena dirampok dan didorong oleh perampok tersebut.
Kejadian ini menimpa salah seorang karyawan yang bekerja di Telkom bernama Bagus Budiwibowo. Dan peristiwa ini terjadi di seberang Plaza Mandiri di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Korban terjatuh dari bus Metro Mini dengan nomor Trayek 640 jurusan Pasar Minggu - Tanah Abang. Sampai saat ini pihak kepolisian masih mencari tahu sebab meninggalnya Bagus ini, serta masih terus mendalaminya.
Quote:JAKARTA, KOMPAS.com - Kronologi terjatuhnya Bagus Budiwibowo dari bus Metromini 640 Pasar Minggu - Tanah Abang masih jadi misteri. Sebab, tak ada yang tahu persis bagaimana Bagus bisa terjatuh hingga kepalanya membentur aspal.
Pada awalnya, cerita jatuhnya Bagus sempat tersebar bahwa karyawan Telkom tersebut dirampok di bus dan didorong oleh pelaku. Peristiwa itu terjadi di seberang Plaza Mandiri, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Namun, cerita tersebut ternyata hanya karangan belaka dari sang sopir, Muhammad Sasih dan kernetnya, Muhammad Hendar.
Keduanya mengaku bahwa karangan cerita tersebut untuk menyelamatkan diri dari amuk massa.
"Pada saat itu, enggak ada kejadian perampokan di dalam mobil," kata Sasih di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (14/2/2016).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan, ada beberapa fakta di lapangan yang perlu diuji.
Fakta-fakta tersebut antara lain terjatuhnya Bagus dari bus Metromini. Sebab, dari pengakuan Sasih dan Hendar, mereka tak tahu menahu mengapa Bagus bisa terjatuh.
"Belum ada konklusi apakah ada tindak pidana atau tidak," kata Krishna.
Cari handphone
Kendati demikian, ada fakta lain dari kasus Bagus. Salah satunya barang-barang Bagus yang masih ada, kecuali ponselnya. Hilangnya ponsel ini kemudian diceritakan kembali oleh Hendar.
Menurut pengakuannya, saat Bagus terjatuh, tak ada ponsel yang tertinggal atau di dekatnya.
"Waktu kelihatan di trotoar, handphone (Bagus) sudah enggak ada," kata Hendar.
Krishna membenarkan bahwa handphone Bagus hilang. Anggotanya akan segera turun untuk mencari handphone Bagus dan mengungkap perstiwa ini ke publik.
"Yang jadi concern kami bahwa fakta tas, dompet dan laptop korban masih ada, diamankan anggota lantas. Kecuali ponsel yang hilang, nanti akan kami cari," kata Krishna.
Pihak Kepolisian mengalami kesulitan dalam mendalami kasus peristiwa jatuhnya karyawan Telkom ini, sebab adanya keterangan yang berbeda mengenai proses jatuhnya Bagus Budiwibowo ini dari Supir dan Kernet Metro mini tersebut
Sopir Metro Mini dan Kernet (Berdiri Berbaju Hijau dan Jaket Biru Merah/Foto: Rini Friastuti/detikcom)
Quote:Jakarta - Penyebab jatuhnya pegawai Telkom, Bagus Budiwibowo (41), dari Metro Mini 640 di depan gedung Kemenag Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, masih menjadi misteri. Ada dua versi yang berbeda soal penyebab jatuhnya Bagus, yakni versi sopir dan kernet.
Gunawan Idris, rekan Bagus di Telkom yang ikut mendampingi Bagus di RSCM, sempat bertemu dengan kernet dan pemilik Metro Mini yang ditumpangi Bagus. Gunawan mendapat informasi dari kernet bila Bagus jatuh karena didorong oleh komplotan pencopet.
"Kernetnya bilang, saat mau turun di Metro Mini itu cuma Pak Bagus dan 4 orang yang merupakan pencopet. Kernet itu bilang mereka (sopir dan kernet) tahu kalau ada copet karena mukanya sudah dikenal, tapi mereka takut," ucap Gunawan kepada detikcom, Senin (15/2/2016).
Versi kernet, copet itu mendekati Bagus yang hendak turun, satu orang berpura-pura memepet untuk mengambil HP dan dompet sedangkan lainnya mendorong hingga Bagus terjatuh. Melihat Bagus terjatuh, para komplotan itu meminta agar sopir tetap melaju, namun karena ada polisi di jalan tersebut, sopir akhirnya menghentikan mobilnya.
"Pencopetnya bilang terus-terus (jalan), tapi kan ada polisi di sana dan copetnya kabur naik Metro Mini yang lain," ucap Gunawan.
Gunawan juga menanyakan laptop dan tas yang dibawa oleh Bagus. Saat itu menurut Gunawan, Bagus baru saja rapat di kantor Telkom yang berada di Gatot Subroto dan akan kembali ke kantor Telkom di Kebon Sirih.
"Kernetnya bilang, tas yang isinya laptop ada di polisi. Sopirnya juga ditahan untuk dimintai keterangan sama polisi," kata Gunawan.
Di RSCM, Gunawan hanya menerima celana dan ikat pinggang Bagus dari pihak rumah sakit. Sedangkan dompet dan HP sudah tidak ada.
"Saya nggak tahu HP dan dompetnya di mana. Dari rumah sakit cuma dikasih celana sama tali pinggang," katanya.
Sementara itu, pengakuan sopir Metro Mini Mohammad Sasih di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman Jakarta, Minggu (14/2) malam menyebut tidak ada yang mendorong Budi. Kemudian tidak ada ucapan "kiri...kiri" meminta mobil berhenti. Dalam penjelasan sopir itu, Budi turun begitu saja dan terjatuh. Tapi diakui dia, HP milik korban tidak ada.
Sebelum memberikan keterangan di Mapolda Metro Jaya, Sasih sudah diperiksa oleh Lantas Jakpus, dia memberikan keterangan yang sama dengan kernet. Namun saat memberikan keterangan di Polda Metro Jaya dia memberikan keterangan yang berbeda.
Sasih berlasan takut diamuk masa bila ketahuan Bagus jatuh karena kelalaian dia. Sasih hanya ingin menghindari amuk massa dengan pengakuan ada penodong.
Jadi versi cerita siapa yang benar, kernet atau sopir? Polisi masih menyelidiki kasus ini karena sopir dan kernet itu juga menyampaikan cerita yang berubah-ubah dan mengaku mengarang-ngarang cerita.
Quote:Jakarta - Polda Metro Jaya terus mendalami kasus perampokan karyawan Telkom di Metro Mini yang tengah melaju. Bagus Budi Wibowo, karyawan Telkom itu meninggal dunia setelah terjatuh dari Metro Mini. Ia diduga didorong perampok pada Kamis 11 Februari 2016 petang.
Namun, berdasarkan keterangan terakhir dari sopir Metro Mini S 640 bernama Muhammad Sasih, Bagus ternyata tak pernah mengalami perampokan di dalam mobil yang disopirinya saat berada di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Keterangan itu diperkuat oleh sang kernet bernama Muhammad Endah. Menurut dia, Bagus yang sore itu pulang kerja turun di perempatan Serong yang mengarah ke Kebon Sirih, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat.
"Sore itu dia turun di Serong, terus Bagus jatuh. Nggak ada yang mendorong pas turun," jelas Endah di Markas Polda Metro Jaya, Minggu (14/2/2016) malam.
Dia mengakui bahwa keterangan sebelumnya yang mengatakan bahwa Bagus dirampok di dalam Metro Mini dan kemudian didorong perampok adalah cerita karangan dia dan sang sopir.
"Saya ngarang, kami berdua. Saya takut, Pak. Rencana ngarang setelah kami selesai bawa korban ke rumah sakit, baru saya ngarang, Pak," ujar Endah.
Namun, dia menyebut dalang membuat cerita itu adalah sang sopir Muhammad Sahih. Dia mengaku mendapat pesan singkat dari Sahih untuk mengarang cerita itu.
"Dalangnya sopir. Kalau polisi nanya, ada perampokan. Saya di-SMS," jelas Endah.
Dia juga memastikan bahwa Bagus tak memberitahu kalau akan turun dari pintu belakang, sementara dia berada di pintu depan Metro Mini. Hanya dia memastikan, setelah jatuh korban masih hidup.
"Kecepatan (mobil) nggak tahu berapa. (Korban) Jatuh di pintu belakang, saya di (pintu) depan. Yang lain pada turun tapi nggak ada yang nolongin. Dia nggak ngomong pengen turun. Masih hidup pas jatuh. Sadar tapi nggak ngomong," pungkas Endah.
Keterangan Berubah-ubah
Polisi sendiri hingga kini belum bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi dengan korban Bagus karena keterangan sopir dan kernet yang selalu berubah-ubah. Untuk itu, kepolisian meminta waktu untuk terus mendalami kasus ini.
"Apa betul kejahatan jalanan di atas angkutan umum, atau kecelakaan dia jatuh, akan kami sampaikan ke publik nanti. Yang jelas faktanya, tas dan dompet milik korban masih ada dan diamankan. Sedangkan HP hilang," jelas jelas Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Jakarta, Minggu malam.
"Apakah sudah ada tindak pidana atau belum, kami minta waktu ke publik buat selidiki ini biar terang dan tidak simpang siur," pungkas Krishna.
Hingga kini polisi masih berusaha mendalami keterangan yang diberikan oleh Supir dan Kenek dari Metro Mini tersebut.
Quote:Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti mengaku masih mendalami pengakuan sopir Metro Mini 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang soal kematian Bagus Budi Wibowo (41). Keterangan sopir, M Sasih dan kernetnya, M Hendar yang berubah-ubah menyulitkan pihak kepolisian.
"Kami back up Polres Jakpus untuk menyelidiki kasus tersebut karena sampai saat ini infonya masih simpang siur. Sopir dan kernet keterangannya berubah-ubah, apakah korban kejahatan di atas bus atau korban kecelakaan jatuh saat turun dan bus masih berjalan. Kami masih dalami nanti hasil penyelidikan akan kami sampaikan ke publik," ujar Krishna Murti saat menggelar jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Minggu (14/2) malam.
Menurut Krishna, pihaknya akan mengungkap kasus tersebut dan akan menyampaikan hasil penyelidikannya ke publik. Namun dari informasi terakhir, sopir dan kernet mengarang cerita bahwa Bagus dirampok di dalam metro Mini lalu didorong keluar hingga terjatuh dan akhirnya tewas.
"Info terakhir ternyata sopir dan kernet mengarang cerita kepada para rekan di rumah sakit, kepada Polantas di Jakpus. Ceritanya korban di dorong oleh pelaku kejahatan. Tapi di Polda Metro Jaya malam ini berbeda, mereka mengaku mengarang cerita itu," ujar Krishna.
Atas pengakuan sopir dan kernet ini, Krishna mengaku belum bisa mendapatkan kesimpulan apakah hal tersebut tindak pidana atau bukan. Polisi masih akan mendalami keterangan keduanya.
"Belum ada konklusi apakah ada tindak pidana, namun jadi konsen kami untuk mengembangkan dan membuat terang peristiwa yg terjadi agar tak simpang siur. Namun itu belum jadi pegangan, kami akan selidiki bahwa fakta tas, dompet dan laptop masih ada diamankan Polantas, HP hilang sampai kami dapatkan konklusi," imbuh Krisna.
Sebelumnya, sopir dan kernet yang dihadirkan dalam jumpa pers malam ini mengaku bila cerita perampokan yang menimpa Bagus hanya rekaan mereka berdua.
"Kita ngomong kompakan saja. Kita ngarang ke teman-teman korban kalau dia didorong perampok. Kompakan saja perampokan, dan didorong," ujar M Sasih kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya.
Menurut Sasih, korban Bagus tiba-tiba saja terjatuh dari pintu depan Metro Mini yang dia kemudikan. Karena takut diamuk massa, Sasih lalu mengarang cerita bahwa korban dirampok dan didorong oleh para pelaku.
"Saya sama kenek janjian, kompakan kalau ditanya polisi perampokan dan didorong," ujar Sasih.
Sementara itu, Hendar sang kernet mengaku melihat Bagus jatuh dari Metro Mini dari kaca spion. Namun dia juga tidak tahu persis penyebab Bagus jatuh.
"Dia jatuh saja. Saya lihat di spion dia jatuh, kami berdua ngarang saja. Saya ngikut saja (karangan si Sopir)," ujarnya.
Menurut Hendar, saat kejadian ada empat penumpang lain di dalam Metro Mini. penumpang itu semuanya laki-laki.
"Penumpang ada 4 orang, laki semua. Saat kejadian turun tapi tidak ada satupun yang menolong," ujar Hendar.
Begitu tahu ada penumpang yanng jatuh, dia langsung membawanya ke RS Budi Kemuliaan namun kemudian dibawa ke RSCM.
Dan ternyata menurut si supir, dirinya dan si kernet berbohong mengenai keterangannya karena takut dirinya nanti diamuk massa.
Quote:JAKARTA - M. Sasih, Sopir Metro Mini 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang mengaku kasus tewasnya seorang pegawai Telkom yang diduga sebagai korban perampokan, Bagus Budiwibowo, hanyalah karangan dirinya bersama sang kenek, M. Hendar.
"Ngarang pak," ujar Sasih saat ditanya wartawan di Gedung Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Minggu (14/2/2016).
Ide muncul dari benaknya sendiri dan sang kenek pun sepakat. Keduanya mengaku mengarang cerita tersebut karena takut diamuk massa.
"Saya bilang ke dia (kenek) kalau ditanya polisi bilang aja itu korban perampokan dia di dorong," ujar Sasih.
Sasih menceritakan, kejadian itu terjadi pada Kamis (11/2/2016) sekira pukul 17.30 WIB dimana saat itu mobil sedang berjalan pelan dan korban turun di Plaza Mandiri Sarinah dari Kopaja yang ia kemudikannya. Tiba-tiba korban terjatuh dan langsung ia bawa ke Rumah Sakit Budi Kemulyaan, Jakarta Pusat.
"Mobil sedang berjalan pelan, Bapak Bagus sudah jatuh di trotoar, setelah jatuh langsung saya bawa ke Rumah Sakit Budi Mulya terus enggak bisa saya bawa ke Cipto. Penumpang enggak ada yang menolong, cuma saya sama kernet," curhat Sasih dengan nada sendu.
Sebelumnya, Budi Budiwibowo (43) Manager Wireless Product Divisi Service dan Solution PT Telkom mengembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan di RSCM, Jakarta Pusat.
Agus menderita luka di kepala akibat terjatuh dari Metro Mini karena diduga didorong pelaku perampokan di dalam angkutan umum tersebut.
Ini dia gan foto yang jadi korban dalam kejadian di Metro Mini itu..
Semoga kedepannya enggak ada lagi deh kejadian kayak gini. Dan nantinya angkutan umum di Jakarta semakin aman dan makin banyak yang pengen naik angkutan umum di Jakarta karena sudah merasa aman dan nyaman.
Sumur Berita Ane
Sumur
Sumur...
Sumur .....
Sumur......
Sumur...........
Kejadian ini menimpa salah seorang karyawan yang bekerja di Telkom bernama Bagus Budiwibowo. Dan peristiwa ini terjadi di seberang Plaza Mandiri di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Korban terjatuh dari bus Metro Mini dengan nomor Trayek 640 jurusan Pasar Minggu - Tanah Abang. Sampai saat ini pihak kepolisian masih mencari tahu sebab meninggalnya Bagus ini, serta masih terus mendalaminya.
Quote:JAKARTA, KOMPAS.com - Kronologi terjatuhnya Bagus Budiwibowo dari bus Metromini 640 Pasar Minggu - Tanah Abang masih jadi misteri. Sebab, tak ada yang tahu persis bagaimana Bagus bisa terjatuh hingga kepalanya membentur aspal.
Pada awalnya, cerita jatuhnya Bagus sempat tersebar bahwa karyawan Telkom tersebut dirampok di bus dan didorong oleh pelaku. Peristiwa itu terjadi di seberang Plaza Mandiri, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Namun, cerita tersebut ternyata hanya karangan belaka dari sang sopir, Muhammad Sasih dan kernetnya, Muhammad Hendar.
Keduanya mengaku bahwa karangan cerita tersebut untuk menyelamatkan diri dari amuk massa.
"Pada saat itu, enggak ada kejadian perampokan di dalam mobil," kata Sasih di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (14/2/2016).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan, ada beberapa fakta di lapangan yang perlu diuji.
Fakta-fakta tersebut antara lain terjatuhnya Bagus dari bus Metromini. Sebab, dari pengakuan Sasih dan Hendar, mereka tak tahu menahu mengapa Bagus bisa terjatuh.
"Belum ada konklusi apakah ada tindak pidana atau tidak," kata Krishna.
Cari handphone
Kendati demikian, ada fakta lain dari kasus Bagus. Salah satunya barang-barang Bagus yang masih ada, kecuali ponselnya. Hilangnya ponsel ini kemudian diceritakan kembali oleh Hendar.
Menurut pengakuannya, saat Bagus terjatuh, tak ada ponsel yang tertinggal atau di dekatnya.
"Waktu kelihatan di trotoar, handphone (Bagus) sudah enggak ada," kata Hendar.
Krishna membenarkan bahwa handphone Bagus hilang. Anggotanya akan segera turun untuk mencari handphone Bagus dan mengungkap perstiwa ini ke publik.
"Yang jadi concern kami bahwa fakta tas, dompet dan laptop korban masih ada, diamankan anggota lantas. Kecuali ponsel yang hilang, nanti akan kami cari," kata Krishna.
Pihak Kepolisian mengalami kesulitan dalam mendalami kasus peristiwa jatuhnya karyawan Telkom ini, sebab adanya keterangan yang berbeda mengenai proses jatuhnya Bagus Budiwibowo ini dari Supir dan Kernet Metro mini tersebut
Sopir Metro Mini dan Kernet (Berdiri Berbaju Hijau dan Jaket Biru Merah/Foto: Rini Friastuti/detikcom)
Quote:Jakarta - Penyebab jatuhnya pegawai Telkom, Bagus Budiwibowo (41), dari Metro Mini 640 di depan gedung Kemenag Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, masih menjadi misteri. Ada dua versi yang berbeda soal penyebab jatuhnya Bagus, yakni versi sopir dan kernet.
Gunawan Idris, rekan Bagus di Telkom yang ikut mendampingi Bagus di RSCM, sempat bertemu dengan kernet dan pemilik Metro Mini yang ditumpangi Bagus. Gunawan mendapat informasi dari kernet bila Bagus jatuh karena didorong oleh komplotan pencopet.
"Kernetnya bilang, saat mau turun di Metro Mini itu cuma Pak Bagus dan 4 orang yang merupakan pencopet. Kernet itu bilang mereka (sopir dan kernet) tahu kalau ada copet karena mukanya sudah dikenal, tapi mereka takut," ucap Gunawan kepada detikcom, Senin (15/2/2016).
Versi kernet, copet itu mendekati Bagus yang hendak turun, satu orang berpura-pura memepet untuk mengambil HP dan dompet sedangkan lainnya mendorong hingga Bagus terjatuh. Melihat Bagus terjatuh, para komplotan itu meminta agar sopir tetap melaju, namun karena ada polisi di jalan tersebut, sopir akhirnya menghentikan mobilnya.
"Pencopetnya bilang terus-terus (jalan), tapi kan ada polisi di sana dan copetnya kabur naik Metro Mini yang lain," ucap Gunawan.
Gunawan juga menanyakan laptop dan tas yang dibawa oleh Bagus. Saat itu menurut Gunawan, Bagus baru saja rapat di kantor Telkom yang berada di Gatot Subroto dan akan kembali ke kantor Telkom di Kebon Sirih.
"Kernetnya bilang, tas yang isinya laptop ada di polisi. Sopirnya juga ditahan untuk dimintai keterangan sama polisi," kata Gunawan.
Di RSCM, Gunawan hanya menerima celana dan ikat pinggang Bagus dari pihak rumah sakit. Sedangkan dompet dan HP sudah tidak ada.
"Saya nggak tahu HP dan dompetnya di mana. Dari rumah sakit cuma dikasih celana sama tali pinggang," katanya.
Sementara itu, pengakuan sopir Metro Mini Mohammad Sasih di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman Jakarta, Minggu (14/2) malam menyebut tidak ada yang mendorong Budi. Kemudian tidak ada ucapan "kiri...kiri" meminta mobil berhenti. Dalam penjelasan sopir itu, Budi turun begitu saja dan terjatuh. Tapi diakui dia, HP milik korban tidak ada.
Sebelum memberikan keterangan di Mapolda Metro Jaya, Sasih sudah diperiksa oleh Lantas Jakpus, dia memberikan keterangan yang sama dengan kernet. Namun saat memberikan keterangan di Polda Metro Jaya dia memberikan keterangan yang berbeda.
Sasih berlasan takut diamuk masa bila ketahuan Bagus jatuh karena kelalaian dia. Sasih hanya ingin menghindari amuk massa dengan pengakuan ada penodong.
Jadi versi cerita siapa yang benar, kernet atau sopir? Polisi masih menyelidiki kasus ini karena sopir dan kernet itu juga menyampaikan cerita yang berubah-ubah dan mengaku mengarang-ngarang cerita.
Quote:Jakarta - Polda Metro Jaya terus mendalami kasus perampokan karyawan Telkom di Metro Mini yang tengah melaju. Bagus Budi Wibowo, karyawan Telkom itu meninggal dunia setelah terjatuh dari Metro Mini. Ia diduga didorong perampok pada Kamis 11 Februari 2016 petang.
Namun, berdasarkan keterangan terakhir dari sopir Metro Mini S 640 bernama Muhammad Sasih, Bagus ternyata tak pernah mengalami perampokan di dalam mobil yang disopirinya saat berada di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Keterangan itu diperkuat oleh sang kernet bernama Muhammad Endah. Menurut dia, Bagus yang sore itu pulang kerja turun di perempatan Serong yang mengarah ke Kebon Sirih, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat.
"Sore itu dia turun di Serong, terus Bagus jatuh. Nggak ada yang mendorong pas turun," jelas Endah di Markas Polda Metro Jaya, Minggu (14/2/2016) malam.
Dia mengakui bahwa keterangan sebelumnya yang mengatakan bahwa Bagus dirampok di dalam Metro Mini dan kemudian didorong perampok adalah cerita karangan dia dan sang sopir.
"Saya ngarang, kami berdua. Saya takut, Pak. Rencana ngarang setelah kami selesai bawa korban ke rumah sakit, baru saya ngarang, Pak," ujar Endah.
Namun, dia menyebut dalang membuat cerita itu adalah sang sopir Muhammad Sahih. Dia mengaku mendapat pesan singkat dari Sahih untuk mengarang cerita itu.
"Dalangnya sopir. Kalau polisi nanya, ada perampokan. Saya di-SMS," jelas Endah.
Dia juga memastikan bahwa Bagus tak memberitahu kalau akan turun dari pintu belakang, sementara dia berada di pintu depan Metro Mini. Hanya dia memastikan, setelah jatuh korban masih hidup.
"Kecepatan (mobil) nggak tahu berapa. (Korban) Jatuh di pintu belakang, saya di (pintu) depan. Yang lain pada turun tapi nggak ada yang nolongin. Dia nggak ngomong pengen turun. Masih hidup pas jatuh. Sadar tapi nggak ngomong," pungkas Endah.
Keterangan Berubah-ubah
Polisi sendiri hingga kini belum bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi dengan korban Bagus karena keterangan sopir dan kernet yang selalu berubah-ubah. Untuk itu, kepolisian meminta waktu untuk terus mendalami kasus ini.
"Apa betul kejahatan jalanan di atas angkutan umum, atau kecelakaan dia jatuh, akan kami sampaikan ke publik nanti. Yang jelas faktanya, tas dan dompet milik korban masih ada dan diamankan. Sedangkan HP hilang," jelas jelas Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Jakarta, Minggu malam.
"Apakah sudah ada tindak pidana atau belum, kami minta waktu ke publik buat selidiki ini biar terang dan tidak simpang siur," pungkas Krishna.
Hingga kini polisi masih berusaha mendalami keterangan yang diberikan oleh Supir dan Kenek dari Metro Mini tersebut.
Quote:Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti mengaku masih mendalami pengakuan sopir Metro Mini 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang soal kematian Bagus Budi Wibowo (41). Keterangan sopir, M Sasih dan kernetnya, M Hendar yang berubah-ubah menyulitkan pihak kepolisian.
"Kami back up Polres Jakpus untuk menyelidiki kasus tersebut karena sampai saat ini infonya masih simpang siur. Sopir dan kernet keterangannya berubah-ubah, apakah korban kejahatan di atas bus atau korban kecelakaan jatuh saat turun dan bus masih berjalan. Kami masih dalami nanti hasil penyelidikan akan kami sampaikan ke publik," ujar Krishna Murti saat menggelar jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Minggu (14/2) malam.
Menurut Krishna, pihaknya akan mengungkap kasus tersebut dan akan menyampaikan hasil penyelidikannya ke publik. Namun dari informasi terakhir, sopir dan kernet mengarang cerita bahwa Bagus dirampok di dalam metro Mini lalu didorong keluar hingga terjatuh dan akhirnya tewas.
"Info terakhir ternyata sopir dan kernet mengarang cerita kepada para rekan di rumah sakit, kepada Polantas di Jakpus. Ceritanya korban di dorong oleh pelaku kejahatan. Tapi di Polda Metro Jaya malam ini berbeda, mereka mengaku mengarang cerita itu," ujar Krishna.
Atas pengakuan sopir dan kernet ini, Krishna mengaku belum bisa mendapatkan kesimpulan apakah hal tersebut tindak pidana atau bukan. Polisi masih akan mendalami keterangan keduanya.
"Belum ada konklusi apakah ada tindak pidana, namun jadi konsen kami untuk mengembangkan dan membuat terang peristiwa yg terjadi agar tak simpang siur. Namun itu belum jadi pegangan, kami akan selidiki bahwa fakta tas, dompet dan laptop masih ada diamankan Polantas, HP hilang sampai kami dapatkan konklusi," imbuh Krisna.
Sebelumnya, sopir dan kernet yang dihadirkan dalam jumpa pers malam ini mengaku bila cerita perampokan yang menimpa Bagus hanya rekaan mereka berdua.
"Kita ngomong kompakan saja. Kita ngarang ke teman-teman korban kalau dia didorong perampok. Kompakan saja perampokan, dan didorong," ujar M Sasih kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya.
Menurut Sasih, korban Bagus tiba-tiba saja terjatuh dari pintu depan Metro Mini yang dia kemudikan. Karena takut diamuk massa, Sasih lalu mengarang cerita bahwa korban dirampok dan didorong oleh para pelaku.
"Saya sama kenek janjian, kompakan kalau ditanya polisi perampokan dan didorong," ujar Sasih.
Sementara itu, Hendar sang kernet mengaku melihat Bagus jatuh dari Metro Mini dari kaca spion. Namun dia juga tidak tahu persis penyebab Bagus jatuh.
"Dia jatuh saja. Saya lihat di spion dia jatuh, kami berdua ngarang saja. Saya ngikut saja (karangan si Sopir)," ujarnya.
Menurut Hendar, saat kejadian ada empat penumpang lain di dalam Metro Mini. penumpang itu semuanya laki-laki.
"Penumpang ada 4 orang, laki semua. Saat kejadian turun tapi tidak ada satupun yang menolong," ujar Hendar.
Begitu tahu ada penumpang yanng jatuh, dia langsung membawanya ke RS Budi Kemuliaan namun kemudian dibawa ke RSCM.
Dan ternyata menurut si supir, dirinya dan si kernet berbohong mengenai keterangannya karena takut dirinya nanti diamuk massa.
Quote:JAKARTA - M. Sasih, Sopir Metro Mini 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang mengaku kasus tewasnya seorang pegawai Telkom yang diduga sebagai korban perampokan, Bagus Budiwibowo, hanyalah karangan dirinya bersama sang kenek, M. Hendar.
"Ngarang pak," ujar Sasih saat ditanya wartawan di Gedung Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Minggu (14/2/2016).
Ide muncul dari benaknya sendiri dan sang kenek pun sepakat. Keduanya mengaku mengarang cerita tersebut karena takut diamuk massa.
"Saya bilang ke dia (kenek) kalau ditanya polisi bilang aja itu korban perampokan dia di dorong," ujar Sasih.
Sasih menceritakan, kejadian itu terjadi pada Kamis (11/2/2016) sekira pukul 17.30 WIB dimana saat itu mobil sedang berjalan pelan dan korban turun di Plaza Mandiri Sarinah dari Kopaja yang ia kemudikannya. Tiba-tiba korban terjatuh dan langsung ia bawa ke Rumah Sakit Budi Kemulyaan, Jakarta Pusat.
"Mobil sedang berjalan pelan, Bapak Bagus sudah jatuh di trotoar, setelah jatuh langsung saya bawa ke Rumah Sakit Budi Mulya terus enggak bisa saya bawa ke Cipto. Penumpang enggak ada yang menolong, cuma saya sama kernet," curhat Sasih dengan nada sendu.
Sebelumnya, Budi Budiwibowo (43) Manager Wireless Product Divisi Service dan Solution PT Telkom mengembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan di RSCM, Jakarta Pusat.
Agus menderita luka di kepala akibat terjatuh dari Metro Mini karena diduga didorong pelaku perampokan di dalam angkutan umum tersebut.
Ini dia gan foto yang jadi korban dalam kejadian di Metro Mini itu..
Semoga kedepannya enggak ada lagi deh kejadian kayak gini. Dan nantinya angkutan umum di Jakarta semakin aman dan makin banyak yang pengen naik angkutan umum di Jakarta karena sudah merasa aman dan nyaman.
Sumur Berita Ane
Sumur
Sumur...
Sumur .....
Sumur......
Sumur...........
beda orang beda sudut pandang
yang pasti dah ngaku dua2nya klo kagag ada perampokan
soal hapeh mungkin pas jatoh mental trus diembat orang..
yang pasti dah ngaku dua2nya klo kagag ada perampokan
soal hapeh mungkin pas jatoh mental trus diembat orang..
waduh, semoga segera terungkap kebenarannya ya gan. soalnya kasian keluarga korban
duh.. kenapa pernyataannya berubah berubah
buset udah lah cabut aja dari jakarta lu metro mini. kagak bakal pernah rapih nih jakarta gara-gara ada lo
Gimana sih nih pak sopir, masa bisa beda sama mas kernet, enggak kompak deh. kacau
aduh kasian...turut berduka aja deh
Pengalihan isu sianida
Waduh.... Metromini lg?? Bakal di razia lg nich.....
Ini brita booming banget padahal gaada kejadian yang wow atau supranatural gitu
Pejwan coy
turut berduka metro emg rawan banget gan
berbohong demi menyelamatkan nyawa sendiri sah2 aja kan gan..
tau sendiri sbagian org indonesia itu mdh terprovokasi dan anarkis..
kalo si kernet n supirnya jawab "sumpe ane kaga ngerti bang", bisa2 dibakar itu bis
betewe ane pekiwan di HT yak?
tau sendiri sbagian org indonesia itu mdh terprovokasi dan anarkis..
kalo si kernet n supirnya jawab "sumpe ane kaga ngerti bang", bisa2 dibakar itu bis
betewe ane pekiwan di HT yak?
Hmmm, ngeri juga.
Yang beener yg mana nih Gan?
Nyimak dulu deh, sambil nunggu update berita.
Semoga terkuak kebenarannya.
Yang beener yg mana nih Gan?
Nyimak dulu deh, sambil nunggu update berita.
Semoga terkuak kebenarannya.
kata sodara si metro mini, metro tv, cuma ngarang doang ceritanya biar ga digebukin
Quote:Original Posted By jodyfcuk ►
buset udah lah cabut aja dari jakarta lu metro mini. kagak bakal pernah rapih nih jakarta gara-gara ada lo
Setuju!
buset udah lah cabut aja dari jakarta lu metro mini. kagak bakal pernah rapih nih jakarta gara-gara ada lo
Setuju!
yeehhh mau spik aja dah tuh kernet
Penumpang laen gak nolong?
semoga cepat terungkap nih kasus...ane salut sama korban, meski sudah punya posisi tapi ga gengsi naik angkutan
ane turut berduka gansis
Via: Kaskus.co.id
ane turut berduka gansis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar