Setiap desa di Kecamatan Tantom Angkola Kab. Tapanuli Selatan seharusnya mendapatkan bantuan Dana Desa dari pemerintah sebesar Rp. 602.194.900,- (Enam ratus dua juta seratus sembilan puluh empat ribu sembilan ratus rupiah) untuk tahun 2016.
Berdasarkan data dari Kementrian Keuangan (Badan yang berhak mengeluarkan dana kas negara), berikut data anggaran belanja untuk masing-masing desa.
Quote:
Quote:
Sumber:
Dan untuk data desa di Kecamatan Tano Tombangan Sendiri mempunyai 16 Desa dan 1 Kelurahan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tapanuli Selatan. Seperti yang saya kutip dari Wikipedia juga menunjukkan bahwa Kecamatan Tantom Angkola mempunya 16 Desa dan 1 Kelurahan (Sebenarnya Kelurahan ini termasuk baru karena sebagai Ibukota Kecamatan).
Quote:
Satu kejanggalan yang saya dapatkan, data dari Kementrian Keuangan menunjukkan bahwa Kab. Tapanuli Selatan mempunyai 211 Desa sedangkan data dari BPS Kab. Tapanuli Selatan menunjukkan data 212 jumlah desa, oh iya sekedar informasi bahwa data dari BPS Kab. Tapsel adalah statistik tahun 2013. Yang menjadi pertanyaan adalah kemana larinya desa bayangan tersebut?
Dengan menggunakan data Kementrian Keuangan, yaitu sebesar 127.063.126 (dalam ribuan rupiah) dan 211 jumlah Desa pada file PDF yang tertera untuk Kabupaten Tapanuli Selatan, seharusnya Desa kelahiranku mendapatkan Dana Desa sebesar Rp. 602.194.909,95 (Enam ratus dua juta seratus sembilan puluh empat ribu sembilan ratus sembilan rupiah sembilan puluh lima sen) seperti rumus perhitungan dibawah ini:
Yang menjadi pertanyaan besar adalah,
Apakah setiap Desa benar-benar nyata mendapat dana tersebut pada tahun ini? Apakah Kepala Desa jujur menggunakan Dana Desa tersebut untuk sebesar-besar kepentingan seluruh masyarakat Desa dengan merata, adil dan transparan?
Marilah kita sama-sama mengawal Dana Desa supaya digunakan sebesar-besar kepentingan rakyat Indonesia.
Share ya agan-agan yang tinggal di daerah terutama di desa-desa yang menerima bantuan Dana Desa, trims.
Yang berhubungan langsung dengan aliran Dana Desa (kerja di BUMN)
Quote:Original Posted By jambulajaib ►
Ane kerja di bank BUMN di suatu kabupaten dan kebetulan dari 18 desa (3 kecmatan), dana desanya disimpan di bank ane
Dana desa itu terpakai gan.,, di tpt ane rata2 jadi infrastruktur kaya pembangunan jalan atau jembatan.
Pembangunannya juga ga sembarangan kok gan... desa yg mau dapet dana, harus mengajukan dulu rencana penggunaannya ke DPPKAD (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah). Pencairannya pun harus senantiasa dilaporkan pertermin dan hasilnya diperiksa oleh DPPKAD dan Inspektorar Daerah
Quote:Original Posted By onyit.unyit ►
Ane kerja di lingkungan pegawai kecamatan gan.
Just info nih, dana2 tsb yg kalo dijumlahin emg buanyaakkk banget dan pasti dipake kok gan sm desa. Ada aturan yg mengatur proporsi penganggarannya. Gak bisa dipake bangun seenaknya. Sesuai komen di pejwan, mereka pencairannya jg gak asal2an.
Cm yg mnrt ane perlu perbaikan itu SDM yg mengelola dana itu di desa. Banyak proyek fisik yg make dana gt, ada baiknya plig gak ada tenaga yg ngerti dr sisi engineering-nya, jdi kualitas bangunan yg dihasilkan ttep oke.
Agan yg mengamati/meneliti
Agan yg merasakan dampak di desa
Berdasarkan data dari Kementrian Keuangan (Badan yang berhak mengeluarkan dana kas negara), berikut data anggaran belanja untuk masing-masing desa.
Quote:
Quote:
Sumber:
PHP Code:
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/web/attachments/article/608/DANADESA2016.pdf
Dan untuk data desa di Kecamatan Tano Tombangan Sendiri mempunyai 16 Desa dan 1 Kelurahan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tapanuli Selatan. Seperti yang saya kutip dari Wikipedia juga menunjukkan bahwa Kecamatan Tantom Angkola mempunya 16 Desa dan 1 Kelurahan (Sebenarnya Kelurahan ini termasuk baru karena sebagai Ibukota Kecamatan).
Quote:
Code:
http://tapanuliselatankab.bps.go.id/frontend/linkTabelStatis/view/id/25
https://id.wikipedia.org/wiki/Tano_Tombangan_Angkola,_Tapanuli_Selatan
Satu kejanggalan yang saya dapatkan, data dari Kementrian Keuangan menunjukkan bahwa Kab. Tapanuli Selatan mempunyai 211 Desa sedangkan data dari BPS Kab. Tapanuli Selatan menunjukkan data 212 jumlah desa, oh iya sekedar informasi bahwa data dari BPS Kab. Tapsel adalah statistik tahun 2013. Yang menjadi pertanyaan adalah kemana larinya desa bayangan tersebut?
Dengan menggunakan data Kementrian Keuangan, yaitu sebesar 127.063.126 (dalam ribuan rupiah) dan 211 jumlah Desa pada file PDF yang tertera untuk Kabupaten Tapanuli Selatan, seharusnya Desa kelahiranku mendapatkan Dana Desa sebesar Rp. 602.194.909,95 (Enam ratus dua juta seratus sembilan puluh empat ribu sembilan ratus sembilan rupiah sembilan puluh lima sen) seperti rumus perhitungan dibawah ini:
Spoiler for Perhitungan dana per desa:
Yang menjadi pertanyaan besar adalah,
Apakah setiap Desa benar-benar nyata mendapat dana tersebut pada tahun ini? Apakah Kepala Desa jujur menggunakan Dana Desa tersebut untuk sebesar-besar kepentingan seluruh masyarakat Desa dengan merata, adil dan transparan?
Marilah kita sama-sama mengawal Dana Desa supaya digunakan sebesar-besar kepentingan rakyat Indonesia.
Share ya agan-agan yang tinggal di daerah terutama di desa-desa yang menerima bantuan Dana Desa, trims.
Spoiler for Komentar & Pandangan Kaskuser:
Yang berhubungan langsung dengan aliran Dana Desa (kerja di BUMN)
Quote:Original Posted By jambulajaib ►
Ane kerja di bank BUMN di suatu kabupaten dan kebetulan dari 18 desa (3 kecmatan), dana desanya disimpan di bank ane
Dana desa itu terpakai gan.,, di tpt ane rata2 jadi infrastruktur kaya pembangunan jalan atau jembatan.
Pembangunannya juga ga sembarangan kok gan... desa yg mau dapet dana, harus mengajukan dulu rencana penggunaannya ke DPPKAD (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah). Pencairannya pun harus senantiasa dilaporkan pertermin dan hasilnya diperiksa oleh DPPKAD dan Inspektorar Daerah
Quote:Original Posted By onyit.unyit ►
Ane kerja di lingkungan pegawai kecamatan gan.
Just info nih, dana2 tsb yg kalo dijumlahin emg buanyaakkk banget dan pasti dipake kok gan sm desa. Ada aturan yg mengatur proporsi penganggarannya. Gak bisa dipake bangun seenaknya. Sesuai komen di pejwan, mereka pencairannya jg gak asal2an.
Cm yg mnrt ane perlu perbaikan itu SDM yg mengelola dana itu di desa. Banyak proyek fisik yg make dana gt, ada baiknya plig gak ada tenaga yg ngerti dr sisi engineering-nya, jdi kualitas bangunan yg dihasilkan ttep oke.
Agan yg mengamati/meneliti
Spoiler for Agan yg mengamati/meneliti:
Quote:Original Posted By nostradamuzz►
ane kebetulan sempat memeriksa bbrp lokasi dana desa di salah satu kabupaten di Sulawesi gan,,
benar kata om kaskuser yg gawe di BUMN dana desa itu terpakai gan dan itu melalui musyawarah desa atas penggunaan dana tsb
jangan dibayangkan kalo dana desa itu tiap orang didesa dpt uang tunai.
karena di mekanisme dana desa pun setiap desa hrs ada pertanggungjawaban yg disampaikan ke pemda setempat (DPPKAD/BPKAD/nama lain menyesuaikan) jd penggunaannya pun gak sembarangan dan itu dikerjakan swakelola gan
cm memang yg ane liat berhubung SDM msh agak kurang (ane didaerah timur sih gan) shg tertib administrasinya jd berantakan.
Quote:Original Posted By inifadli ►
gini gan, kebetulan ane mahasiswa mungkin bisa sedikit menjawab
data yang digunakan agan itu dari bps th 2013 yang udah 3 tahun yang lalu.. jokowi menjanjikan transfer ke daerah Rp 1 miliyar per desa. akan tetapi itu sulit diwujudkan karena setelah itu pertumbuhan desa sangat tinggi, orang - orang berlomba lomba untuk membuat desa.
untuk kasus dana desa kemenkeu menggunakan data dari kemendagri yang lebih update, untuk tapanuli selatan jumlah desa berdasarkan permendagri no 56 tahun 2015 itu sebanyak 211 desa, ini datanya :
ane kebetulan sempat memeriksa bbrp lokasi dana desa di salah satu kabupaten di Sulawesi gan,,
benar kata om kaskuser yg gawe di BUMN dana desa itu terpakai gan dan itu melalui musyawarah desa atas penggunaan dana tsb
jangan dibayangkan kalo dana desa itu tiap orang didesa dpt uang tunai.
karena di mekanisme dana desa pun setiap desa hrs ada pertanggungjawaban yg disampaikan ke pemda setempat (DPPKAD/BPKAD/nama lain menyesuaikan) jd penggunaannya pun gak sembarangan dan itu dikerjakan swakelola gan
cm memang yg ane liat berhubung SDM msh agak kurang (ane didaerah timur sih gan) shg tertib administrasinya jd berantakan.
Quote:Original Posted By inifadli ►
gini gan, kebetulan ane mahasiswa mungkin bisa sedikit menjawab
data yang digunakan agan itu dari bps th 2013 yang udah 3 tahun yang lalu.. jokowi menjanjikan transfer ke daerah Rp 1 miliyar per desa. akan tetapi itu sulit diwujudkan karena setelah itu pertumbuhan desa sangat tinggi, orang - orang berlomba lomba untuk membuat desa.
untuk kasus dana desa kemenkeu menggunakan data dari kemendagri yang lebih update, untuk tapanuli selatan jumlah desa berdasarkan permendagri no 56 tahun 2015 itu sebanyak 211 desa, ini datanya :
Agan yg merasakan dampak di desa
Spoiler for Agan yg merasakan dampak di desa:
Quote:Original Posted By jeskusno►
kebetulan ane masih tinggal didesa gan, yg ane liat emang kualitas di desa ane (ga tau ya di desa lain) semakin bagus lah, contohnya aja pelayanan kesehatannya, kayak puskesmasnya, udah ada dokter umum, mapun dokter gigi nya, jdi klo berobat ya tinggal nunjukin ktp, for free sih stau ane, plus obat obatan nya jga. trus posyandu juga. tp ane ga tau ya ini emng ngaruh krna dana desa itu atau enggak. tp infrastruktur, hmm.. kayaknya belum ada yg significant sih, tp emang pengurus desa klo ada yg jalan yg rusak mereka mau sih nambalin pake pasir atau batu gtu,.hehe..segitu dulu deh gan..hehe
kebetulan ane masih tinggal didesa gan, yg ane liat emang kualitas di desa ane (ga tau ya di desa lain) semakin bagus lah, contohnya aja pelayanan kesehatannya, kayak puskesmasnya, udah ada dokter umum, mapun dokter gigi nya, jdi klo berobat ya tinggal nunjukin ktp, for free sih stau ane, plus obat obatan nya jga. trus posyandu juga. tp ane ga tau ya ini emng ngaruh krna dana desa itu atau enggak. tp infrastruktur, hmm.. kayaknya belum ada yg significant sih, tp emang pengurus desa klo ada yg jalan yg rusak mereka mau sih nambalin pake pasir atau batu gtu,.hehe..segitu dulu deh gan..hehe
Hmmm.. harus di selidiki
dimakan para koruptor gan
mental korupsi di negara kita udah mengakar/parah bgt
pejabat yg bnr2 bersih jd sesuatu yg langka
mental korupsi di negara kita udah mengakar/parah bgt
pejabat yg bnr2 bersih jd sesuatu yg langka
Quote:Original Posted By sapson ►
Hmmm.. harus di selidiki
Di desa kurang sarana/prasarana gan untuk mnenyeliki, apalagi seperti daerah saya di Sumatera sangat jauh tertinggal, orang yg melek hal-hal seperti ini masih terhitung jari, masyarakat kurang akses informasi. Apalagi yg melek hukum sangat jarang sekali, sedih rasanya
Hmmm.. harus di selidiki
Di desa kurang sarana/prasarana gan untuk mnenyeliki, apalagi seperti daerah saya di Sumatera sangat jauh tertinggal, orang yg melek hal-hal seperti ini masih terhitung jari, masyarakat kurang akses informasi. Apalagi yg melek hukum sangat jarang sekali, sedih rasanya
Sebenarnya dananya ada cuma mash tersmpan di saku para koruptor
negara geguyon
negara geguyon
enath itu buat apah
Quote:Original Posted By harean ►
Di desa kurang sarana/prasarana gan untuk mnenyeliki, apalagi seperti daerah saya di Sumatera sangat jauh tertinggal, orang yg melek hal-hal seperti ini masih terhitung jari, masyarakat kurang akses informasi. Apalagi yg melek hukum sangat jarang sekali, sedih rasanya
Hmmm... sebenernya si program kek gini baik, cuma harus lebih teliti... soalnya tau sendiri kan pemerintah kalo masalah duit, duit dan duit... hati nurani harusnya dipakai pada program ini...
Di desa kurang sarana/prasarana gan untuk mnenyeliki, apalagi seperti daerah saya di Sumatera sangat jauh tertinggal, orang yg melek hal-hal seperti ini masih terhitung jari, masyarakat kurang akses informasi. Apalagi yg melek hukum sangat jarang sekali, sedih rasanya
Hmmm... sebenernya si program kek gini baik, cuma harus lebih teliti... soalnya tau sendiri kan pemerintah kalo masalah duit, duit dan duit... hati nurani harusnya dipakai pada program ini...
Mungkin di kasih tapi cuma 1/4 nya
Quote:Original Posted By elweent ►
dimakan para koruptor gan
mental korupsi di negara kita udah mengakar/parah bgt
pejabat yg bnr2 bersih jd sesuatu yg langka
Dulu pengalaman saya waktu kecil, masih jaman Bpk. Soeharto presiden nya, pernah Bokap Ane bertengkar dengan Kepala Desa (kayak demo gitu ajak tetangga ke rumah Kades) minta transparansi dana Banso (Bantuan Sosial), seingat saya dulu namanya ini.
Waktu itu Kepala Desa membagikan bibit pohon rambutan sebanyak 5 masing-masing KK (Kepala Keluarga)
Bapak ane waktu itu heran tumben ada dibagi-bagi bibit pohon rambutan seperti ini, padahal waktu Pemilu masih lama, biasanya ada bagi-bagi ke masyarakat waktu jelang Pemilu (Dulu masih hanya 3 partai)
Terus Bapak ane ajak tetangga kiri-kanan rumah minta kejelasan dana bibit rambutan ke rumah Kepala desa waktu itu. ternyata ada bantuan pemerintah ratusan juta.
Tau ga ujungnya? waktu itu Kepala desa diturunkan rakyat dan ganti kepala desa (pemilihan kades ulang), dan Bapak ane waktu itu tidak mau jadi Calon Kepala Desa
dimakan para koruptor gan
mental korupsi di negara kita udah mengakar/parah bgt
pejabat yg bnr2 bersih jd sesuatu yg langka
Dulu pengalaman saya waktu kecil, masih jaman Bpk. Soeharto presiden nya, pernah Bokap Ane bertengkar dengan Kepala Desa (kayak demo gitu ajak tetangga ke rumah Kades) minta transparansi dana Banso (Bantuan Sosial), seingat saya dulu namanya ini.
Waktu itu Kepala Desa membagikan bibit pohon rambutan sebanyak 5 masing-masing KK (Kepala Keluarga)
Bapak ane waktu itu heran tumben ada dibagi-bagi bibit pohon rambutan seperti ini, padahal waktu Pemilu masih lama, biasanya ada bagi-bagi ke masyarakat waktu jelang Pemilu (Dulu masih hanya 3 partai)
Terus Bapak ane ajak tetangga kiri-kanan rumah minta kejelasan dana bibit rambutan ke rumah Kepala desa waktu itu. ternyata ada bantuan pemerintah ratusan juta.
Tau ga ujungnya? waktu itu Kepala desa diturunkan rakyat dan ganti kepala desa (pemilihan kades ulang), dan Bapak ane waktu itu tidak mau jadi Calon Kepala Desa
ssstttt..... jangan berisik. pada cukup tau aja
masih banyak yg blm tepat sasaran yah
Quote:Original Posted By crazynade ►
Mungkin di kasih tapi cuma 1/4 nya
Mungkin iya mungkin tidak gan
Kita berpikiran positif aja mungkin tidak semua Kepala Desa punya jiwa pencuri (koruptor)
Seharusnya ada lembaga atau badan pemerintah untuk mengawasi alokasi penggunaan Dana Desa ini dan dilaporkan masing-masing tiap daerah ke pusat, mungkin dalam bentuk laporan pertanggungjawaban. Jadi dana desa bisa transparan dan meminimalisir kades-kades koruptor
Mungkin di kasih tapi cuma 1/4 nya
Mungkin iya mungkin tidak gan
Kita berpikiran positif aja mungkin tidak semua Kepala Desa punya jiwa pencuri (koruptor)
Seharusnya ada lembaga atau badan pemerintah untuk mengawasi alokasi penggunaan Dana Desa ini dan dilaporkan masing-masing tiap daerah ke pusat, mungkin dalam bentuk laporan pertanggungjawaban. Jadi dana desa bisa transparan dan meminimalisir kades-kades koruptor
Quote:Original Posted By sapson ►
Hmmm... sebenernya si program kek gini baik, cuma harus lebih teliti... soalnya tau sendiri kan pemerintah kalo masalah duit, duit dan duit... hati nurani harusnya dipakai pada program ini...
Perlu laporan dari masyarakat desa gan untuk mengetahui pertanggungjawaban dan transparansi dana seperti ini
Hmmm... sebenernya si program kek gini baik, cuma harus lebih teliti... soalnya tau sendiri kan pemerintah kalo masalah duit, duit dan duit... hati nurani harusnya dipakai pada program ini...
Perlu laporan dari masyarakat desa gan untuk mengetahui pertanggungjawaban dan transparansi dana seperti ini
BP samping kamar bang ipul gan
bukan nya setiap desa perlu "UPS" gan ?
Quote:Original Posted By harean ►
Dulu pengalaman saya waktu kecil, masih jaman Bpk. Soeharto presiden nya, pernah Bokap Ane bertengkar dengan Kepala Desa (kayak demo gitu ajak tetangga ke rumah Kades) minta transparansi dana Banso (Bantuan Sosial), seingat saya dulu namanya ini.
Waktu itu Kepala Desa membagikan bibit pohon rambutan sebanyak 5 masing-masing KK (Kepala Keluarga)
Bapak ane waktu itu heran tumben ada dibagi-bagi bibit pohon rambutan seperti ini, padahal waktu Pemilu masih lama, biasanya ada bagi-bagi ke masyarakat waktu jelang Pemilu (Dulu masih hanya 3 partai)
Terus Bapak ane ajak tetangga kiri-kanan rumah minta kejelasan dana bibit rambutan ke rumah Kepala desa waktu itu. ternyata ada bantuan pemerintah ratusan juta.
Tau ga ujungnya? waktu itu Kepala desa diturunkan rakyat dan ganti kepala desa (pemilihan kades ulang), dan Bapak ane waktu itu tidak mau jadi Calon Kepala Desa
Bisa dibayangkan, level kepala desa aja korupsinya ratusan juta (itu dulu, zaman tahun kapan), kl skrg nilainya mungkin sama dgn milyaran.
Coba kl pejabat2 tinggi/negara/wakil rakyat yg korupsi? Level/nominalnya berapa bisa kita bayangkan sendiri
Kapan majunya negara kita. Lapisan masyarakat bawahlah yg makin merasakan kesengsaraan.
Dulu pengalaman saya waktu kecil, masih jaman Bpk. Soeharto presiden nya, pernah Bokap Ane bertengkar dengan Kepala Desa (kayak demo gitu ajak tetangga ke rumah Kades) minta transparansi dana Banso (Bantuan Sosial), seingat saya dulu namanya ini.
Waktu itu Kepala Desa membagikan bibit pohon rambutan sebanyak 5 masing-masing KK (Kepala Keluarga)
Bapak ane waktu itu heran tumben ada dibagi-bagi bibit pohon rambutan seperti ini, padahal waktu Pemilu masih lama, biasanya ada bagi-bagi ke masyarakat waktu jelang Pemilu (Dulu masih hanya 3 partai)
Terus Bapak ane ajak tetangga kiri-kanan rumah minta kejelasan dana bibit rambutan ke rumah Kepala desa waktu itu. ternyata ada bantuan pemerintah ratusan juta.
Tau ga ujungnya? waktu itu Kepala desa diturunkan rakyat dan ganti kepala desa (pemilihan kades ulang), dan Bapak ane waktu itu tidak mau jadi Calon Kepala Desa
Bisa dibayangkan, level kepala desa aja korupsinya ratusan juta (itu dulu, zaman tahun kapan), kl skrg nilainya mungkin sama dgn milyaran.
Coba kl pejabat2 tinggi/negara/wakil rakyat yg korupsi? Level/nominalnya berapa bisa kita bayangkan sendiri
Kapan majunya negara kita. Lapisan masyarakat bawahlah yg makin merasakan kesengsaraan.
wew.kbtulan sodara ane ad yg tinggal dikampung usaha disana.sempat tanya2 bginian ama dia.dikampung situ kl urusan bginian pasti markup. beli komp harga 10an jt pdhl make buat keperluan ngetik2 aj dikantor proyek2 dijlnkan ama kluarga pejabat setempat. dll lah.kental dgn kkn nya
kl kampung a pendukung partai a.dan b pendukung partai b jika salah satu partai menang kliatan pembangunan di kampung yg gk memilih mreka gk digubris pembangunannya
kl kampung a pendukung partai a.dan b pendukung partai b jika salah satu partai menang kliatan pembangunan di kampung yg gk memilih mreka gk digubris pembangunannya
kagak pernah sampe sebanyak itu
kebanyakan dipotong
tiap singgah pasti dipotong
kebanyakan dipotong
tiap singgah pasti dipotong
Oh indon negara yang besar, dana saja sampe habis diperjalanan, ya gini jika kebanyakan birokrasi berbelit berurutan dan terlalu banyak oknum negara alias PNS lek
Indo in jawa sih
Via: Kaskus.co.id
Indo in jawa sih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar