Pages


Jumat, 27 Maret 2015

(Ketika) Film Indonesia Kekurangan Stok Polisi dan Tentara Jahat

Quote:

Thank to : Allah SWT, Mimin, KASKUS.Officer, Momod (all room), dan KASKUSer sedunia^^



Quote:Seperti juga kita disini yang nyaris tak pernah (lagi) melihat aksi polisi dan tentara yang jahat di film film Indonesia. Kemana dan dimana mereka? Apakah mereka yang memfilmkannya takut diberangus? Atau jangan jangan di negara ini memang tidak pernah ada yang namanya polisi dan tentara yang jahat?

Oooh mungkin para polisi dan tentara yang jahat lebih suka disaksikan secara langsung di dunia nyata daripada di film film....Mungkin?!




Quote:


Mari kita ingat-ingat lagi, kapan terakhir ada film cerita Indonesia dengan tokoh polisi atau tentara sebagai antagonis, jauh dari atribut-atribut heroik? Atau pernahkah anda melihat film lokal menampilkan aparat itu sebagai manusia, bukan rombongan pria berseragam menangkap penjahat di akhir cerita?

Kalau jawabannya 'jarang' atau malah 'belum pernah', anda tidak sendirian.

Jurnalis kawakan Karni Ilyas, saat diwawancara Majalah Playboy Indonesia pada 2006, menyampaikan anekdot bahwa setelah reformasi apapun bebas dilakukan di negara ini. Memaki presiden, membakar maling sandal, dan sebagainya. Bebas!

Kecuali dua hal yang konsisten tidak bisa bebas diamalkan walau rezim berubah: memakai sandal saat memasuki masjid dan merokok di SPBU.


Saya ingin menambahkan satu pengecualian lagi: personil Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI mustahil dikritik, karena bila ada penyimpangan, itu semua tindakan oknum.

Oknum adalah istilah yang baru muncul pada 1970, setelah mahasiswa berunjuk rasa atas lambannya pengusutan kasus-kasus korupsi, semisal pengemplangan dana Yayasan Haji, skandal BE, skandal Mantrust, serta penggarongan Pertamina.

Usai Soeharto membentuk Komisi Anti Korupsi untuk meredam aksi mahasiswa, media massa mulai diarahkan Departemen Penerangan untuk menggunakan kata 'oknum' saat menyebut pelaku tindak kejahatan berlatar anggota institusi penegak hukum.

Seiring waktu, termasuk ketika kini kita hidup di alam reformasi, oknum identik dengan aparat hukum. Dalih oknum masih jamak ditemui saat humas Polri dan TNI mengungkap kasus hukum yang melibatkan anggotanya.

Ada polisi memeras pengendara tanpa surat izin saat razia ilegal? Oknum. Ada tentara membunuh warga sipil di Papua? Oknum. Personel Kopassus membunuh tahanan di Cebongan, Yogya, secara membabibuta? Pahlawan.

Untungnya selepas reformasi penggunaan istilah oknum perlahan terkikis dari cara tutur media massa. Tidak bisa dibayangkan pada 1980-an, ketika Soeharto sedang kuat-kuatnya, ada koran menulis jenderal polisi punya rekening gendut.

Maka dari itu, saat Kolektif Jakarta - sebuah gabungan seniman dan pegiat sinema Indonesia - pada 21 Maret 2015 lalu menggelar pemutaran film bertema 'Mengalami Kemanusiaan', jujur saya terkejut.

Ada dua film berani bergerak melampaui tabu membicarakan para pemegang bedil. Yakni 'The Fox Exploits The Tigers Might' karya Lucky Kuswandi dan 'Siti' arahan Eddi Cahyono.



'The Fox' menggambarkan persahabatan Aseng dan David, dua pelajar SMP di kota yang menjadi basis tentara. Ayah David adalah jenderal, sering menerima setoran barang-barang selundupan. Tak heran di film bersetting 1990-an itu, David bisa memiliki permainan video game.

Lucky pun blak-blakan menggambarkan bagaimana keluarga Aseng, yang keturunan Tionghoa, rajin menyetor uang keamanan pada tentara supaya bisnis minuman kerasnya aman.

Sementara lewat 'Siti', Eddie Cahyono menampilkan polisi-polisi di Pantai Parangtritis yang menyita alat-alat karaoke ilegal. Sebagai imbalan mengembalikan peralatan tersebut, polisi itu minta jatah karaoke gratis, hostess paling cantik, dan pasokan minuman keras tanpa henti.



Penggambaran Lucky atau Eddie bahkan lebih frontal dibanding Ifa Isfansyah yang menampilkan tentara sebagai jagal orang-orang tertuduh komunis di film 'Sang Penari' (2012).

Film 'The Raid' (2011) yang kesohor itupun menampilkan sekilas karakter polisi korup, tapi porsinya sangat minim dan sangat karikatural dibanding jagoan utama yang serba heroik: bersih, lurus, dan ahli adu jotos. Logika cerita semacam itu tanpa sadar tetap mendukung - dan malah melanggengkan - tujuan politis kemunculan kata 'oknum'.

'Kodrat' (1986) arahan Slamet Rahardjo Djarot, merupakan tonggak awal film cerita Indonesia berani menggambarkan polisi yang mengalami dilema moral, karena harus menghabisi adiknya sendiri. Tapi setelahnya, tetap tak banyak karya sinema menelisik tema-tema sensitif ini.

Sungguh ironis, ketika pers dan industri televisi atau bahkan pegiat dokumenter berani lebih terbuka menyentuh wilayah tabu problematisasi moral penegak hukum, industri film cerita masih keteteran.

Tapi supaya adil, kita juga wajib mengingat, bahwa kekangan negara menjaga citra penegak hukum di layar perak tetap kuat kendati zaman berganti.

Pangkal miskinnya cerita-cerita yang obyektif menguak sisi gelap TNI dan Polri di film, berakar kode etik Produksi Film Nasional pada 1981.

Dalam naskah kode etik itu, disebutkan bahwa film bertanggung jawab meniadakan "setiap pernyataan yang akan memicu merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga penegak hukum." Dalam poin lain, tapi masih bernada serupa, Dewan Film Nasional diharapkan Departemen Penerangan "bisa melarang muncul ejekan terhadap penegak hukum dan ketertiban."

Lantas, apakah cerita dari film Lucky dan Eddie mendiskreditkan polisi atau tentara? Justru tidak. Kedua sineas itu boleh dibilang bersikap jujur karena menyajikan cerita yang merujuk kenyataan di masyarakat.

Arsip media massa jelas lebih menohok bila sekadar diminta membuka kasus-kasus melibatkan aparat negara lima tahun terakhir.

Saya tidak mengatakan film cerita harus mengangkat sebanyak mungkin keburukan TNI dan Polri. Tapi bayangkan bila sineas kita tak terbebani menceritakan karakter tentara rendahan di perbatasan terdepan Indonesia yang kesepian.

Atau, katakanlah cerita polisi yang dimutasi karena menolak menutup sebuah kasus atas perintah atasan, sementara dia terhimpit kebutuhan hidup akibat gaji yang mengenaskan.

Film-film semacam itu, mengungkap tabir gelap aparat disertai penggambaran karakter yang realistis, kalau perlu didukung TNI dan Polri langsung. Jika dua institusi ini ingin kampanye reformasi internalnya berhasil, maka menceritakan borok sesama aparat lewat medium komunikasi populer seperti film, patut ditempuh.

Sikap saling percaya antara sipil-sipil bersenjata-militer tak kunjung tercapai pascareformasi. Mempertahankan kode etik 1981 itu yang semakin kadaluarsa di era Internet, jelas bukan langkah strategis.

Sama seperti profesi lainnya, personil TNI dan Polri jelas bukan manusia sempurna. Maka dari itu menggambarkan para pemegang bedil melulu heroik akan menimbulkan kesenjangan persepsi di benak penonton.

Jika media massa punya tugas menghapus oknum dari bahasa tuturnya, maka sineas punya tanggung jawab moral untuk lebih sering mengeksplorasi cerita mengenai tentara dan polisi.

Tentu, usulan ini sangat bisa tercapai seandainya Lembaga Sensor Film - yang kemampuannya cuma memberangus ide kreatif - tak lagi dipertahankan oleh negara. Soal lembaga mubazir satu ini, akan ditulis dalam kesempatan terpisah.

Saya yakin wibawa aparat tidak akan jatuh hanya karena sinema lebih jujur membelejeti pelbagai keburukan aparat yang selama ini jadi rahasia publik. Film yang menggambarkan apa adanya sosok polisi dan tentara, adalah yang terbaik bagi kebudayaan.

Masyarakat (atau penonton) di masa depan tidak mengandalkan ketakutan pada aparat sebagai panduan moralnya saat berhadapan dengan hukum. Sedangkan polisi dan tentara bisa belajar lebih 'woles'; tak perlu kebakaran jenggot (atau malah mati-matian melindungi penjahat) sewaktu korpsnya tercoreng skandal. Sungguh indah bukan?


Selayaknya, memang, jangan ada lagi oknum di antara kita.



Quote:Source of Thread  (www.merdeka.com)
RUANG KOMEN DAN DISKUSI


Quote:KOMENTAR LANGSUNG DARI POLISI YANG NGASKUS

Quote:Original Posted By ebcoolmac
ya emang bener juga tp kasian polisi yang lain kena getahnya, sy polisi tp sy memilih berdagang untuk menambah penghasilan saya, sy ingin keluarga sy diberkahi...

misalkan kata2 semua polisi brengsek dihilangkan, apakah dr 100.000 polisi nggak ada 10 orang setidaknya lempeng lurus jalannya tolong hargai 10 org sisanya





Quote:KOMENTAR RADA NGANU........

Quote:Original Posted By mr.bapak
kaya nya lo benci amat ma polisi. heran gua. lo kalaw mau bahas film indo kekurangan polisi jahat silahkan, tapi jangan merembet kemana2
gua bukan polisi dan gua ga punya saudara polisi.tp dari bahasa lo seperti mengiring opini bhawa kebanyakan polisi itu jahat.
umur lo berapa sih, mudah banget termakan isu.
asal lo tau guru ngaji 90% kalau masuk berita pasti masalah kriminal, dan lo mau ngjudge guru ngaji itu kebanyakan jahat semua?
ITU HANYA SEGELINTIR, SAMA SEPERTI POLISI..
lo kalau disakitin cewek jgn teriak2 semua cewek itu bajingan.. ga..
coba lo open mind. tidak memandang cuma dari satu sisi.
NGOBROL SAMA MEREKA, MASUK LINGKUNGAN MEREKA DAN KALAU PERLU HIDUP BARENG MEREKA, BARU LO BOLEH NGJUDGE INI ITU..
:fuck


Quote:Original Posted By kiki1108
pada bego yg komen....ini thread utk NGEGIRING OPINI...seolah TS kesal sama yg namanya POLIS....DITAMBAH, NIH THREAD MUCNUL BERBARENGAN KEJADIAN TUH POLIS KAMPRET DI BUSWAY...JADI???

PIKIR SENDIRIIIII.....





SAYA BERHAK....SAYA BERHAK....SAYA BERHAK LEWAT DIMARI....


Quote:Original Posted By HamzahAlIslam
di bandung, khususnya di lokalisasi, banyak cewek sunda yang jadi pelacur. ini bukan oknum lho, karena oknum itu (menurut lo) nggak ada. dan karena lo orang sunda, kemungkinan ibu lo orang sunda juga, maka ibu lo pelacur juga. setuju? setuju dong

gue harap sih lo nggak tersinggung.

gue cuma make logika yang sama dengan yang lo pake.

maka daripada lo tersinggung, dan ngabisin energi sia-sia, pake deh tuh energi berlebihan itu buat benerin cara berpikir lo yang goblok (ups sorry, gue cuma berusaha jujur ) itu

dan sebelum lo kementar "baca dulu threadnya", gue kasih tahu dulu ya, alasan media tidak seharusnya menghapus kata oknum, adalah alasan yang sama dengan alasan untuk tidak mennyebut etnis dari pelacur yang nongkrong di saritem. alasan kenapa film tidak harus menampilkan polisi dan tentara jahat adalah, selain fakta dari yang bikin artikel nggak menonton film indonesia dengan bener hingga nggak tahu, juga karena alasan yang sama kenapa film tidak harus menampilkan cewek sunda nongkrong di saritem.

Ps: bagi orang sunda (selain davinof), saya tidak berniat menyinggung anda, etnis anda, maupun jenis kelamin anda. bacalah yang benar komen saya, saya harap anda mengerti.


Quote:Original Posted By islamterbaik1


Setuju gan, thread ini kayak pengen merusak citra polisi aja. Ada salah apa polisi sama si ts? Jangan2 si ts jualan miras oplosan terus di grebek polisi...

Polisi Indonesia hampir semua baik Gan, coba cek berita2, ada polisi yang merangkap tukang tambal ban, ada yang jalan puluhan kilometer karena miskin. Mereka berjuang demi pengabdian ke masyarakat, tapi ts yang kerjaan cuma di depan komputer mencaci2 mereka, brengsek itu namanya...


Quote:Original Posted By nelenlendir
makanya jng terlalu banyak baca berita2 yng cuman cari rating..berita sekecil apapun dibikin sensasi..
yang baik2 mana mau diberitain...yng banyak yg jelek2...kalo saban hari baca2 berita spt itu terus...lama kelamaan jadi pecah sendiri otaknya...
salah satunya tuh portal detik...berita nya nyang jelek2 semua dah kalo news...kebanyakn juga komentatornya..orang2 super duper pesimis nan taklid buta...

gitu pendapat gwe,,,
itinya masih banyak polisi baik...cuman gak bisa dijadiin bahan berita...jadinya yah yg kjelek2 aja yng disorot


Quote:Original Posted By gundih
Semua yg terlihat jahat belum tentu org jahat.
Yg terlihat baik belum tentu Orang baik.
Memang sering qta temui, oknum polisi/tentara yg ternilai negatif.
contoh : krn perilaku suap saat tilang, suka main wanita, n dll,.
tetapi, TIDAK SEMUA polisi/tentara jg seperti yg saya contohkan.
jadi, jangan lgsg mengejudge,.
Qta jg masih butuh mereka utk bertugas demi masyarakat n negara.
namun memang butuh kesadaran diri masing2 OKNUM utk benar2 melakukan tugasnya. hingga tidak menjadi persepsi jelek oleh masyarakat.

Salam damaiii



*sebenarnya ini ttg thread perfilman
tp gegara saya liat byk yg coment ttg OKNUM yg di tivi gk sm dgn aslinya
saya kembali kan ke coment yg diatas




BEBERAPA TANGGAPAN DAN KOMENTAR DARI KASKUSER ATAS KOMENTAR RADA NGANU

Quote:Original Posted By santos.ch
ada yg terang2an tersinggung rupanya.. hehehe.. Untuk yg tersinggung2 ini lho. berpikirlah sedikit dewasa.. Bukankah tulisan ini mengajak para aparat yg selama ini dr kita msh umur 4 - 5 tahun adalah "Sang Pembela Kebenaran". Sampai2 anak2 polos ini bercita2 sepolos mungkin bahwa suatu saat mereka ingin jadi Polisi.. Tapi setelah dewasa,, kenapa cita2 ini mulai surut dikarenakan yang dikatakan "Oknum" (oknum tp kok rata2 ya? oknum tp kok lebih dr 50% ya?) ini merusak citra Institusi negara yang dielu-elukan anak2 polos td? Bukankah dr tulisan agan TS yg berani, tegas, dan cerdas ini mengajak Wahaii Para Polisi dan Lainnya (Aparat mksdnya) kembalikan lah mindset dari keluguan dan kepolosan anak2 umur 4 - 5 tahun td. Sama seperti mereka anak2 polos, yg kami inginkan tidak muluk2.. Yang kami tau polisi dan tentara adalah pembela kebenaran, bukan superman bukan spiderman yg kami mau, tapi hanya Kamu Polisi dan Tentaraku.. Terima Kasih.. taro pegwan gan..


Quote:Original Posted By burningquestion


kampretttt ngakak gw baca komen lo


sepupu gw polisi, om gw polisi saudara jauh gw tentara, temen2 gw polisi, dan kakek gw mantan jaksa.

klo lo udah kenal mereka kayak komen lo diatas, lo bakal sadar ternyata film2 yg ada di pejwan itu ga ada apa2nya dibandingkan kenyataan yg jauh lebih parah.

gw kutip pernyataan lo deh...

NGOBROL SAMA MEREKA, MASUK LINGKUNGAN MEREKA DAN KALAU PERLU HIDUP BARENG MEREKA, BARU LO TAU KALAU MEREKA LEBIH JAHAT DARI APA YG ADA DI FILM.

emang benar kata elo, ga semua polisi itu jahat, ya ga semua, ada yg baik kok, 10%



dari yg 10% tersebut, hanya 10% pula yg benar2 TIDAK PERNAH melakukan tindakan jahat.



dan dr 10% yg TIDAK PERNAH melakukan tindakan jahat tersebut, hanya 10%nya pula yg dapat jabatan lumayan.



ga ada yg bersih coy, semua polisi bermain kotor, yg beda cuma tingkatannya.
jangan sampe lu dah ga bawak hel trus ga kenak tilang polisi gara2 elu kenalan dia trus lu bilang "itu polisi baek"



Quote:Original Posted By Musyan6


ckckckckck berarti ente belum kenal betul gimana kehidupan polisi dan tentara, mantan ane, temen2 ane, kake-kake ane polisi n tentara cuiy! jadi tau lah kurang lebih gimana kehidupan temen-temen aparat itu kaya gimana..... BANGUN WOOOOIIIY dikata ini di sinetron apa?
di dunia nyata sih keras bang bro ga usah terguncang cuma karena trit agan Dof!
bener kata rata2 kaskuser dimari APARAT BAIK ITU = OKNUM!

bahkan di kantor ane yg bukan aparat aja KARYAWAN BAIK = OKNUM

itu id HamzahAlIslam bikin eneg banget tulisannya, ngapain ente bawa2 suku tertentu! SARA WOOOY SARA! nanti pas ane iso ane janji bakal ngasih ente batu bata yg banyak!


Quote:Original Posted By Om Napit

orang dewasa secara mental, tanpa memandang tingkat pendidikannya, pasti mampu menyanggah pendapat dengan santun. Anda gagal memahami konteks artikel ini dan gagal juga menunjukkan diri Anda sebagai orang santun dan cerdas.

entah kenapa saya suka melihat kehadiran tipe komentator seperti Anda di kaskus. Ga ada lo ga rame cuy


Quote:Original Posted By nikosurfing


Asli ngakak gw baca bocah sedang ngaskus. Dewasa dikit dek biar bacanya gak kebakaran jenggot.


Quote:Original Posted By ebagidong


salah satu komeng tergoblok dari otak yg ternyata emang ngepas buat dipake berak doang
kesian amat lu tong komeng panjang panjang tapi isinya limbah



Quote:Original Posted By akriaaannn
eh cong lo yang open mind.. ga perlu lah kita nanya kehidupan mereka gimana, mereka makan siang apa, anak berapa, istri berapa tapi liat realita aja dijalanan, contoh paling deket yang kejadian motor masuk busway malah busway yang ditilang, ga perlu nanya ato lihat kehidupan mereka tapi cukup pake logika aja uda ga masuk akal, ane juga pernah ngalamin masuk jalur busway karena buru2 banget tapi mereka ga mau tau dan ga nyaranin buat sidang, langsung to the point 200rb ga pake basa basi.
btw lo liat berita apa cong guru ngaji masuk berita masalah kriminal 90%? ada bukti beritanya sama listnya dan data akurat kalo itu sampai 90%?

dasar bencong


Quote:Original Posted By endalovenj


Cie cie yg belain aparat


Quote:Original Posted By Just.Junz


Oalaaah


Quote:Original Posted By qiudee


gw jadi kasian sama lu.....


Quote:Original Posted By ngeweramerame


Asli komeng lu bikin perut gua mules bgt. Elu sebetulnya lugu apa goblok sih?



Quote:Original Posted By karina.mariin


Situ gak pernah baca artikel atau tulisan yg agak beratan dikit ya buat dideras dan difahami secara menyeluruh?

Atau jgn jgn situ tersinggung karena trit ini isinya bener semua.

Pertanyaan aku sederhana jja. Kira kira lembaga terkorup seindonesia itu lembaga mana?

Yg suka nyari nyari kesalahan saat nilang dgn hasil akhir kebanyakan disuap siapa?

Yg suka jadi beking prostitusi, judi, dan pelacuran selain preman emangnya siapa?

Yg suka memeras masyarakat ketika berhadapan dgn kasus hukum siapa?

Yg suka bikinin SIM tembakan sekaligus jd calonya emangnya siapa?

Sisanya boleh situ tambahin sendiri biar makin lengkap


Quote:Original Posted By gembosijo
Sblm komen pastikan ente paham.Pahami dulu gereralisasi kata (karena bahasa Indonesia dinamis). Polisi jahat itu memang dia polisi yg jahat, diliat dari hasil perbuatan yg nampak.


Quote:Original Posted By LupusSadness
wah liat komennya mr.bapak jadi lucu. ada ye org nanggepin kek gitu lol.
buat agan, esai yg diunggah bagus n berbobot. keep trus, kebetulan ane jg insan perfilman walaupun sekedar jalur indie dan sering ikut n kumpul dengan kawan2 para pegiat seni. Kebetulan jg ada beberapa tmn yg ada di jurnalis surat media elektronik merdeka.com
untuk mr.bapak, ini esai om menurut ane, knpa? karena yg namanya esai itu mengajak pembaca larut dan berdiskusi dalam ranah tema yg ada dalam esai tersebut, atau cara lebih gampangnya adalah obrolan yg diolah dalam bentuk tulisan, bkn malah menggurui, klo mksd om begitu berarti om bkn pembaca yg bijak. itu sih tanggapan ane.
Best regards!!!




Quote:YANG INI KOMENNYA GITU...........

Quote:Original Posted By loadinggirls
Ane suka Freedom of speech Kaskus, apalagi TS nya!! Bener-bener jenius ngangkat topik ini sebagai thread...
Kalau Film layar lebar sudah berani mengangkat tema aparat korup, tentu di sinetron-sinetron alay nanti figur polisi bukan lagi hanya dan cuma sebatas diperankan figuran yang nongolnya bentaran dan aktingnya hanyalah menangkap tertuduh seperti yang tiap hari jadi tontonan di televisi bikin penonton ketawa keguling-guling... Ane setuju banget sama topik TS karena ane dah muak nonton polisi cuma jadi figuran di TV bukan jadi pemeran utama... Mudah"an ada staff rumah produksi yang baca thread agan TS ini....
Jadi doa ente terkabul, oom...


Quote:Original Posted By uzunyzter
Mungkin film bertema polisi sudah kalah saing sama film bertema setan setanan, entahlah itu setan asli pa bukan gue gak peduli


Quote:Original Posted By primazuper
cuma polisi 86 yang bener


Quote:Original Posted By blackmarketid
Mstiny tuh bkn film polisi2 yg suka ngumpet2 di pohon yg suka tba2 muncul di belokan hahahahha


Quote:Original Posted By otakjendel
sebenernya lebih respek kalo ada film tentang dilema sosial dalam diri polisi2 antagonis di mana di situ tergambar bagaimana pola pikir dan keputusan yg diambil menghadapi dilema tsb.

now is the time for OOT
kebalikannya sama peran tenaga medis (terutama dokter) di sinetron. kesannya figuran dan tidak tergambar sesuai realitas.
beda sama film2 luar yg ngangkat dunia medis secara humanis.
ini buat pembanding aja,sih.


Quote:Original Posted By fadhlierlanda
di film Jakarta Hati dan Dilema ada cerita tentang integritas polisi. Di Jakarta Hati, seorang polisi mau menegakkan hukum meski harus menindak ayahnya yang menipu orang dan di Dilema, seorang polisi dengan tegas memenjarakan ayahnya yang berjudi. Film The Raid juga menampilkan sosok Rama, polisi muslim yang taat pada agamanya dan berintegritas. Akhir2 ini emang sosok polisi yang baik suka ditampilkan oleh perfilman Indonesia, mungkin ini karena masyarakat Indonesia rindu pada polisi yang baik


Quote:Original Posted By Handsomemia
Ah dalem banget isi thread ini..
Sesempurna apapun usaha menaikkan citra, tidak akan bisa menghapus kenyataan yang ada

Kalau lihat polisi tulus bekerja di program televisi yang menceritakan realita kehidupan polisi yang sedang bertugas di salah satu stasiun tv, hati rasanya senang dan bangga..
Namun setelah melihat pemberitaan yang lg hot, polisi menilang pengemudi bus trans jakarta karena menyerempet pengendara R2 yg masuk ke jalur TJ

Ah sudahlah...


Quote:Original Posted By kanana
kata gusdur sih polisi jujur di indonesia cuma 3 Hoegeng, patung polisi & polisi tidur


Quote:Original Posted By qiax
Setuju ama TS. Hampir ga ada film yang menyinggung kebusukan polisi. Mungkin karena pengurusan pembuatan film dan pengamanan di lapangan membutuhkan polisi atau tentara, jadi sebisa mungkin menyinggung mereka.

Polisi? Tidak semua busuk, tidak semua jahat. Tapi hanya sebagian kecillll..... survey aja, berapa persen kapolsek, kapolres dan kapolda yang menerima setoran dari pengusaha hitam? Pengusaha hitam disini bisa kayu, narkoba, tambang ilegal, sampai penadah barang curian. Surveynya jangan ke polisinya, tapi ke masyarakat sekitar. Kapolsek dan kapolres di tempat gw aja main bbm sama tambang koq. Apa yang perlu disembunyikan?

Kata oknum yang TS ungkapkan, sekarang cuma mewakili segelintir polisi baik, yang hidup mengandalkan gaji dan penghasilan sampingan yang halal, bekerja sepenuh hati melayani masyarakat.


Quote:Original Posted By a.fr.
sejak kapan sinetron sama film fiksi Indoesia menggambarkan realitas kehidupan.. wkwkwk..

klo polisi mah ga usah ditanya, jarang ada yg bener.
kerja jadi polisi mah enak ga bersiko ketembak palin densus 88 yg sedikit berisiko. mana playboy semua suka nidurin cewe, patroli kepasar aja ga mau.


Quote:Original Posted By misogynist
mindset orang endonesa emang udah disetel bahwa polisi jahat hanya ada didunia nyata kali gan hahaha


Quote:Original Posted By kohakuken
kredibilitas polisi sudah semakin menurun


Quote:Original Posted By lojinke
Nice posting. Pdahal sekarang itu yang ga jahat yg perlu dikatakan oknum. Karena mereka ini sedikiiiiit sekali. Dalam seribu belum tentu ada satu.


Quote:Original Posted By buduik.ketek
menurut ane hampir seluruh film2 terkenal di dunia yg bertemakan polisi maupun tentara mayoritas menggambarkan sosok polisi n tentara yg ideal...meski pada kenyataannya sama aja dengan di indonesia...banyak penyimpangan2 dalam tugas sehari2nya...
apakah di us(krn sbgian besar film hits dari sini) polisi banyakan yg baik?faktanya tidak...sama saja dengan indonesia

makanya mereka bikin "iklan pencitraan" melalui film2 yg beredar...dmn di film2 tsb menampilkan sosok polisi n tentara yg baik...kecuali mmg tokoh filmnya merupakan seorang yg badasss bener,itupun masih dengan polisi2 yg berdedikasi...

jadi filmpun sbnarnya merupakan propaganda pemerintah dalam menjaga image,stabilitas negara juga.


Quote:Original Posted By frank10
Beberapa oknum itu melakukannya demi keluarganya
Beberapa oknum yg lain melakukannya karna atasannya
Dan segelintir oknum yg lain melakukannya karna kurang kedewasaannyaItu aja bray


Quote:Original Posted By BP7
Gile lu ndro! Lembaga sebesar KPK aja diporakporandakan pulis ketika mereka nyenggol jendralnya, apalagi PH, bisa abis tuh kalo bikin film yg menyinggung aparat. Ane cuma berdoa, semoga Tuhan yang akan menegur mereka secara langsung




Quote:KOMENTAR NGAKAK

Quote:Original Posted By MariyaEnshirou
polisi yg baik itu cuma briptu eka


Quote:Original Posted By cross89
polisi yg bersih cuman ada 3 di indo :

pak hoegeng

polisi tidur

sama patung polisi

sisanya bangke semua...


Oknum tapi kok banyak banget yak,


Quote:Original Posted By davinof
Oooh mungkin para polisi dan tentara yang jahat lebih suka disaksikan secara langsung di dunia nyata daripada di film film....Mungkin?!


quote yang mantab, halus dan menohok

Kalo thread om davinof pasti rame nih
Numpang pejwan & ninggalin jejak dlu
bolak balik bentar baru ngerti
ane emang jarang kalo ngeliat ada polisi jahat di film
bentar gua inget2 dulu kapan terakhir gua nonton felem indonesia yang ada oknum polisi jahatnya
kualitas film indo mah sampah,,,
kalo disuruh nonton film indo dibioskop mending ane nonton film suzanna dah
menunggu komen dan respon dari para sineas di kaskus dan polisi yang ngaskus
Kagak pernah nonton film indo.. apalagi tentang polisi yg jahat
Maksudny apa sieh -_-
beda banget sama film film buatan holiwut dimana mereka bebas menggambarkan polisi dan tentara dengan segala realitasnya
Polisi yang baik hanya oknum
Quote:Original Posted By davinof
Oooh mungkin para polisi dan tentara yang jahat lebih suka disaksikan secara langsung di dunia nyata daripada di film film....Mungkin?!


wuih hebat bener komennya gan
saran ane ente banyak2in waktu sm keluarga, siapa tau besok atau lusa udah dalem karung
Polisi di film baik baik semua bray,kalo yang buruk polisi india


Quote:Original Posted By zedaefide
Polisi di film baik baik semua bray,kalo yang buruk polisi india




Kagak ngaceng gua liat polisi india....kurang serem bray. Menang kumis doang gede
Loh iya gak ada peran polisi yg jahat
Quote:Original Posted By LA115A1
wuih hebat bener komennya gan
saran ane ente banyak2in waktu sm keluarga, siapa tau besok atau lusa udah dalem karung


Sekalian aja lu bikinin filmnya bray....keren tuh kalo gua dikarungin. bikin sedramatis mungkin dengan angle kamera yang spektakuler.....
Quote:Original Posted By davinof


Kagak ngaceng gua liat polisi india....kurang serem bray. Menang kumis doang gede


Yg bener aja om
Quote:Original Posted By nokianokianokia
kualitas film indo mah sampah,,,
kalo disuruh nonton film indo dibioskop mending ane nonton film suzanna dah


Ehelaah Suzzana lu bawa bawa....
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar