Pages


Rabu, 03 Februari 2016

Mengenal Kaum Tunarungu Lewat Cafe FingerTalk





Welcome to My Thread


Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat Sore, Malam, ataupun Siang para Kaskuser di seluruh belahan dunia Terima kasih sudah mengunjungi thread ane, semoga bermanfaat dan menambah wawasan anda, jangan lupa

Spoiler for NO REPSOL GAN=:


Alhamdulillah HT pertama ane gan
Spoiler for HT:


Oke Langsung ke TKP aja gan

Ada yang menarik saat saya mengunjungi kafe yang dinamakan Fingertalk ini.
Spoiler for Lambang Deaf Cafe Fingertalk:
Belum genap satu tahun usianya, Deaf Cafe Fingertalk sudah mendapat sorotan dari publik.


Tidak salah lagi, tempat ini begitu istimewa, karena Deaf Cafe Fingertalk adalah sebuah kafe yang mempekerjakan para kaum tuna rungu sebagai koki, pelayan, dan bahkan pekerja workshop.

Adalah Dissa Syakina Ahdanisa,
Spoiler for Dissa Syakina Ahdanisa:
gadis berjilbab yang akan genap 26 tahun di bulan Februari mendatang ini, mendirikan Deaf Cafe Fingertalk semenjak Mei 2015.

Ide ini tercetus saat ia mengunjungi Nicaragua sebagai relawan. Saat itu, Dissa baru meninggalkan pekerjaannya sebagai akuntan di Jepang dan memulai petualangannya ke Nicaragua untuk memperdalam bahasa Spanyol.


Hingga suatu ketika ia menemukan kafe yang mempekerjakan kaum tunarungu di sana. Maka, ide untuk membuat kafe serupa di tanah kelahirannya muncul.

Deaf Cafe Fingertalk didirikan dengan tujuan untuk memberikan peluang bekerja yang sama besar kepada para penyandang tunarungu. Terdapat lima sampai 6 pegawai tunarungu yang bekerja di Fingertalk.

Tugas mereka pun dibagi-bagi. Ada yang memasak di dapur, ada yang melayani pelanggan, dan ada yang bertugas di workshop untuk merajut pernak-pernik dan tas yang dijual di restoran atau yang dibuat sesuai pesanan pelanggan.

Selain menu makanan yang disediakan di atas meja, tersedia pula kartu petunjuk Bahasa Isyarat Indonesia yang bisa digunakan pelanggan untuk berkomunikasi dengan pegawai.

Salah satu pegawai yang merangkup sebagai penerjemah dan interpreter adalah Ali. Pria ini mempunyai dua saudara yang terlahir tunarungu, sehingga lumrah baginya untuk memahami sign language atau bahasa isyarat.

“Bahasa isyarat berbeda-beda. Seperti yang saya pelajari di Singapura, grammar dimasukkan ke dalam bahasa isyarat. Sementara, bahasa isyarat yang kita gunakan di Deaf Talk Cafe adalah Bisindo atau Bahasa Isyarat Indonesia yang lebih sederhana dan mudah digunakan,” kata Dissa, yang menguasai bahasa Spanyol, Jepang, Arab, dan bahasa Isyarat di samping bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Di Deaf Cafe Fingertalk, para pegawai ditemani oleh Ibu Pat Sulistiyowati, yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin).

Bu Pat mengayomi para pegawai dengan mengajarkan cara merajut dan menjahit. Sementara, Bu Lisma D. Oktafoma, yang tidak lain adalah ibunda Dissa, mengajarkan pegawai untuk memasak, mengurus dapur, dan melayani pelanggan.

Bu Lisma sangat bangga dengan pegawai kafe yang punya keterampilan yang sangat baik dalam memasak dan merajut.

“Saya ajarkan mereka untuk menghidangkan makanan dan minuman pelan-pelan. Karena, mereka tidak bisa mendengar bunyi kalau piring atau gelas terbanting di atas meja. Awal-awalnya, mereka belum terbiasa. Bahkan, untuk menyapa tamu kadang ngumpet-ngumpet,” kata Bu Lisma.

“Namun sekarang, mereka sudah bisa dan paham dengan sendirinya. Mereka sangat rajin, percaya diri, dan tulus dalam mengerjakan tiap tugas.”


Salah satu anggota keluarga Fingertalk yang paling sering dibicarakan adalah Bu Rina. Ia merupakan penyandang tunarungu sedari lahir, namun kehilangan penglihatannya semenjak usia 40 tahunan.

Meskipun Bu Rina tidak bisa mendengar dan melihat, Bu Rina selalu mengisi hari-harinya dengan aktivitas normal, seperti merajut yang kini menjadi hobinya. Buah karyanya terpampang di depan kafe dan siap dijual untuk pelanggan.

Kunjungan ke Deaf Cafe Fingertalk bukan hanya membuka wawasan tentang komunitas tunarungu, namun menjadi bahan cerminan batin. Melihat teman-teman yang tetap semangat bekerja meskipun memiliki keterbatasan, bukan menjadi penghalang mimpi dan produktivitas.

Menjelang peringatan ulang tahun Deaf Cafe Fingertalk yang pertama, Dissa pun memiliki cita-cita yang baru. Salah satunya adalah untuk menerbitkan buku yang menceritakan kisah-kisah awal dibangunnya Deaf Cafe Fingertalk.

Untuk mengetahui kegiatan Deaf Cafe Fingertalk lebih lanjut, kunjungi laman Facebook-nya di “Deaf Cafe Fingertalk” atau sapa keluarga Fingertalk di akun Instagram @dcfingertalk.

Pintu Deaf Cafe Fingertalk yang terletak di Jalan Pinang no. 37, Pamulang, Tangerang Selatan, terbuka dari hari Selasa hingga Minggu dari pukul 10 pagi hingga 9 malam.



Sekian Dari Ane Gan Kalo Thread Berantakan/ Terdapat Kata2 Yang Kurang Berkenan Tolong Dimaafkan Yak Maklum TS Masih Newbie

Kalo THREAD Ane Bermanfaat TS Sangat Mengharapkan + nya Dari Agan/Aganwati Semua
Dan TS Tidak Mengharapkan gan Masih Newbie hehehe

Akhir Kata Wassalamualaikum Wr.Wb
sumber : http://www.rappler.com/indonesia/120...afe-fingertalk
Tambahan buat agan2 yang mau mampir ke tkp hubungin CP dibawah ini aja untuk bantuan hehehe
Spoiler for contact person:

miqdad muhajib
Wa/Sms 081288760460
bbm : 5B610164

ali wafa (manager cafe fingertalk)
sms/WA : 087750952516
bbm : 5B99EAC3


bermanfaat.
trit kaum tunarungu.
Wow terobosan baru :
minta recomen ht nya gan buat sponsorin kaum tunarungu Quote:Original Posted By dansama
Wow terobosan baru :


kreatif nih aku bantu RATE yah
Quote:Original Posted By neverwin12
kreatif nih aku bantu RATE yah



thanks gan jangan lupa recomen ht nya ya
Quote:Original Posted By adityamaghribi
bermanfaat.
trit kaum tunarungu.



jangan lupa cendol + recomen ht nya gan
Inovasi yang keren lah neh bree...
Deket sama rumah ane ini gan
tapi ane belom sempet mampir aja nih

Kalo abis maen darisana mampir2 juga lah ke tempat ane
I speak with my eyes
menarik nih
jadi penasaran ane
samperin ah
sudah dengar tp blm ksana, jauh dr bkasi.. tp anak skolah di bsd... kpn2 dh mampi.. btw anak ane jg TR... 😆
suka aja mereka yang tunarungu diberi kesempatan kerja layaknya orang pada umumnya
wah di tangerang yaa. jauh.
moga sukses cafenya dan buka cabang di kota bandung
Quote:Original Posted By sandbox466
Inovasi yang keren lah neh bree...



bantu rate gan
Quote:Original Posted By ularpiton
Deket sama rumah ane ini gan
tapi ane belom sempet mampir aja nih

Kalo abis maen darisana mampir2 juga lah ke tempat ane



sipp kontek ane aja gan kalo mau mampir ane dket ko dr tkp
Quote:Original Posted By seihanda
menarik nih



bantu gan
Quote:Original Posted By pongotingkir
jadi penasaran ane
samperin ah



sipp barangkali bisa menginspirasi gan
Quote:Original Posted By meooong
sudah dengar tp blm ksana, jauh dr bkasi.. tp anak skolah di bsd... kpn2 dh mampi.. btw anak ane jg TR... 😆
hbngn ane aja gan kalo mau mampir barangkali bsa ane temuin sama owner nya
Quote:Original Posted By krugersyster
suka aja mereka yang tunarungu diberi kesempatan kerja layaknya orang pada umumnya
wah di tangerang yaa. jauh.
moga sukses cafenya dan buka cabang di kota bandung



aamiin.. btw salah satu pegawai cafe ini orng bandung lho
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar