Quote:
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim mobil 'Sapu Angin' ITS Surabaya meraih juara pertama tingkat Asia untuk kategori Urban Concept Diesel dalam "Shell Eco Marathon Challenge Asia (SEMA) 2016" di Filipina, 6 Maret 2016.
"Bahkan, tim juga mencatat kemenangan dengan kecepatan di atas rekor kejuaraan serupa di Eropa," kata Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Ir Bambang Pramujati MSc Eng PhD di Surabaya, Senin (7/3).
Atas prestasi itu, tim Sapu Angin ITS untuk pertama kalinya akan diundang ke London untuk bertanding melawan para juara dari Eropa dan Amerika. "Itu juara pertama untuk Urban Concept Diesel yang keenam kalinya secara berturut-turut yang diraih Tim Sapu Angin ITS sejak 2010," katanya.
Ia menjelaskan kemenangan tim ITS itu juga sangat dramatis, karena sempat ada insiden pada race kedua saat tim ITS mencapai 301 km per liter. "Capaian itu melebihi rekor kejuaraan serupa di Eropa," katanya.
Pada saat itulah, panitia dari perwakilan Eropa menyatakan jika mobil Sapu Angin ITS menggunakan ban ilegal, padahal sepengetahuan anggota tim bahwa persyaratan hanya pada ukuran ban berdiamater 1,6 meter. Akhirnya, perwakilan Eropa itu meminta ban harus diganti dengan ban biasa dan tim ITS harus mengulang lagi semua perlombaan dari awal.
"Anak-anak saat itu sempat putus semangat dan dan marah, karena merasa dikerjai oleh panitia perwakilan dari Eropa. Anak-anak sempat berpikir untuk mogok dan meninggalkan lomba serta melayangkan protes keras, serta terpikir mengajak seluruh tim dari Indonesia untuk boikot," katanya.
Namun, karena kebesaran hati anak-anak, mereka memenuhi permintaan untuk mengulang sejak awal serangkaian lomba. Ban Sapu Angin ITS memang didesain khusus oleh salah satu produsen ban internasional untuk mengurangi rolling resistance, dan itu tidak melanggar ketentuan lomba.
"Kalau staf dari salah satu perusahaan ban internasional, Michelin, sempat melihat ban yang digunakan Sapu Angin, dan dia mengatakan jika ban tim ITS ilegal, maka ban yang digunakan tim Eropa dalam kejuaraan serupa di Eropa juga harus dinyatakan ilegal," katanya.
Akhirnya, komitmen dan kompetensi tim itu menghasilkan catatan terakhir tim Sapu Angin ITS pada angka 250 km per liter dan tetap terbaik pertama atau jauh di atas posisi kedua dari Tim UNS yang mencapai 133 km per liter.
"Kami sangat yakin 'sangkar tidak akan mengubah Rajawali menjadi Merpati'," katanya tentang satu-satunya dari puluhan tim asal Indonesia yang meraih juara pertama dalam ajang itu.
http://www.republika.co.id/berita/pe...aih-juara-asia
berita sejenis
ITS juara Urban Concept Diesel se-Asia
Surabaya (ANTARA News) - Tim mobil "Sapu Angin" ITS Surabaya menjadi juara pertama tingkat Asia untuk kategori Urban Concept Diesel dalam "Shell Eco Marathon Challenge Asia (SEMA) 2016" di Filipina, 6 Maret 2016.
"Bahkan, tim juga mencatat kemenangan dengan kecepatan di atas rekor kejuaraan serupa di Eropa," kata Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS Bambang Pramujati di Surabaya, Senin.
Atas prestasi itu, tim Sapu Angin ITS untuk pertama kalinya akan diundang ke London untuk bertanding melawan para juara dari Eropa dan Amerika.
"Itu juara pertama untuk Urban Concept Diesel yang keenam kalinya secara berturut-turut yang diraih Tim Sapu Angin ITS sejak 2010," kata Bambang.
Kemenangan ITS ini sangat dramatis karena diwarnai insiden pada race kedua saat tim ITS mencapai 301 km per liter. "Capaian itu melebihi rekor kejuaraan serupa di Eropa," kata Bambang.
Pada saat itu, panitia dari perwakilan Eropa menyatakan mobil Sapu Angin ITS menggunakan ban ilegal, padahal sepengetahuan anggota tim persyaratan hanya pada ukuran ban berdiamater 1,6 meter.
Akhirnya, perwakilan Eropa itu meminta ban harus diganti dengan ban biasa dan tim ITS harus mengulang lagi semua perlombaan dari awal.
"Anak-anak saat itu sempat putus semangat dan dan marah, karena merasa dikerjai oleh panitia perwakilan dari Eropa. Anak-anak sempat berpikir untuk mogok dan meninggalkan lomba serta melayangkan protes keras, serta terpikir mengajak seluruh tim dari Indonesia untuk boikot," katanya.
Namun, karena kebesaran hati anak-anak, mereka memenuhi permintaan untuk mengulang sejak awal serangkaian lomba.
Ban Sapu Angin ITS memang didesain khusus oleh salah satu produsen ban internasional untuk mengurangi rolling resistance dan itu tidak melanggar ketentuan lomba.
"Kalau staf dari salah satu perusahaan ban internasional, Michelin, sempat melihat ban yang digunakan Sapu Angin, dan dia mengatakan jika ban tim ITS ilegal, maka ban yang digunakan tim Eropa dalam kejuaraan serupa di Eropa juga harus dinyatakan ilegal," kata Bambang.
Akhirnya, komitmen dan kompetensi tim itu menghasilkan catatan terakhir tim Sapu Angin ITS pada angka 250 km per liter dan tetap terbaik pertama atau jauh di atas posisi kedua dari Tim UNS yang mencapai 133 km per liter.
"Kami sangat yakin sangkar tidak akan mengubah Rajawali menjadi Merpati," katanya tentang satu-satunya dari puluhan tim asal Indonesia yang meraih juara pertama dalam ajang itu.
Kedatangan Tim Sapu Angin ITS ke Surabaya esok pukul 09.30 WIB akan disambut langsung Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana, lalu diarak keliling kota Surabaya dan dipamerkan kepada pimpinan redaksi media massa se-Surabaya.
SEM (SEM Asia) adalah kompetisi rancang-bangun kendaraan dengan efisiensi maksimal dalam bahan bakar. ITS mengikutsertakan dua tim pada kategori prototipe dan urban concept.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2016
http://otomotif.antaranews.com/berit...diesel-se-asia
Mobil ITS Jadi Kendaraan Urban Terbaik di Ajang Internasional
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Sapu Angin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mengukir prestasi dalam ajang Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2016 di Filipina, Ahad (6/3) sore. Tim ITS meraih penghargaan pada kategori kendaraan Urban Concept berbahan bakar diesel.
Prestasi untuk keenam kalinya secara berturut-turut sejak tahun 2010 ini mencatatkan kecepatan di atas rekor kejuaraan serupa di Eropa. Atas prestasi tersebut, tim Sapu Angin ITS untuk kali pertama akan diundang ke London bertanding melawan para juara dari benua Eropa dan Amerika dalam SEM Europe dan World Class Driver Competition.
Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Bambang Pramujati, mengatakan, kemenangan tim ITS kali ini sangat dramatis. Karena sempat terjadi insiden pada race kedua, dimana saat itu tim ITS mencapai 301 km per liter. “Capaian ini melebihi rekor kejuaraan serupa di Eropa,” ungkapnya dalam siaran pers, Senin (7/3).
Dalam insiden tersebut lanjutnya, panitia dari perwakilan Eropa sempat menyatakan jika mobil Sapu Angin ITS menggunakan ban ilegal. Padahal sepengetahuan anggota tim, persyaratan hanya pada ukuran ban dengan diamater 1,6 meter. Sehingga mereka meminta ban harus diganti dengan ban biasa. Alhasil, tim ITS harus mengulang lagi semua perlombaan dari awal. Bahkan, tim ITS sempat putus asa dan berpikir tidak melanjutkan lomba.
Bambang menambahkan, Ban Sapu Angin ITS didesain khusus oleh salah satu produsen ban internasional untuk mengurangi rolling resistance. Desain itu tidak melanggar ketentuan lomba karena persyaratannya hanya pada layak digunakan untuk berkendara di jalan (road worthy).
“Seorang staf dari salah satu perusahaan ban internasional, Michelin, sempat melihat ban yang digunakan Sapu Angin dan dia mengatakan jika ban tim ITS ilegal, maka yang digunakan pada kejuaraan dunia mobil surya di Australia juga harus dinyatakan ilegal,” kata Bambang.
Bambang melanjutkan, dengan komitmen dan kompetensi tim, catatan terakhir tim Sapu Angin ITS berhasil di angka 250 km per liter dan menjadi terbaik pertama, di atas posisi kedua dari Tim UNS yang mencapai 133 km per liter.
Menurut rencana, Tim Sapu Angin ITS akan tiba di Surabaya pada Selasa (8/3) pukul 09.30 WIB. Sebelum diterima oleh Rektor ITS, tim bersama piala yang diperolehnya akan diarak terlebih dahulu keliling kota Surabaya.
http://www.republika.co.id/berita/ot...-internasional
selamat buat ITS terus di kembangkan dan segera di patenkan...
Sumbangan dari agan2
Quote:Original Posted By mariamariot ►
*Mobil Sapu Angin ITS* Sekedar catatan dari Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS yangenjadi pungawa Tim Sapu Angin ITS dalam EcoShell Marathon Challenge Asia 2016:
Alhamdulillah akhirnya ITS Sapu Angin menjadi juara kategori Urban dengan bahan bakar diesel dan becoming the 1st team invited to london, bersama tim UI yang menjadi juara untuk bahan bakar bensin.
Kemenangan ITS sangat dramatis karena, disamping ini merupakan Juara ke 6 kali berturut-turut sejak tahun 2010, juga karena adanya kebijakan Shell yang baru...Juara Asia di Manila akan ditandingkan di london melawan para juara dari benua lain (Eropa dan Amerika). Dan ITS sapuangin adalah tim pertama yang diundang.
Sempat ada insiden kemarin...race ke dua, Tim ITS mencapai 301 km/l (sdh melebihi rekor SEM Eropa). Kemudian boss Sem Eropa, melihat mobil dan menyatakan ban yang dipakai ITS ilegal. Padahal berdasar persyaratan hanya ada thread 1.6 m dan itu ada pada ban ITS. Ban ITS memang didesain khusus oleh salah satu produsen ban internasional untuk mengurangi rolling resistance. Boss Sem Asia, sebenarnya tahu...tidak ada yang dilanggaroleh Tim ITS, namun tidak berani protes, bahkan bilang ke Tim Sapuangin "Do not argue with them, they won't listen".
Dia mensinyalir ada kekhawatiran, karena rekor Eropa sudah dilampaui Tim Sapu Angin. Ban harus diganti oleh ban biasa dan ITS harus mengulang lagi semuanya dari awal..scruitining statis dan dinamis lagi 🙈😞
Tim Sapu Angin ITS down dan marah karena merasa dikerjai oleh Sem Eropa. Ada pikiran mogok dan meninggalkan lomba serta melayangkan protes keras termasuk ke media. Bahkan terpikir mengajak seluruh tim dari Indonesia untuk boikot. Belum jelas apa protes resmi akan tetap dilayangkan...yang jelas Tim Sapu Angin pantang menyerah walau dengan terpaksa harus mengulang semuanya dari awal.
Alhamdulillah...persistensi, komitmen dan kompetensi tim, tetap menunjukkan bahwa 'sangkar tidak akan merubah rajawali menjadi merpati".. Capaian terakhir dari tim ITS 250 km/lt, ternyata tetap masih terpaut jauh di atas posisi kedua yaitu Tim UNS yang mencapai 133 km/l.
Staff Michelin sempat mellihat ban yg dipakai...dan bilang ..."Seandainya ban ini ilegal, maka yang tim Eropa juga harus dinyatakan ilegal..."😞😞😞
Apa yang terjadi pada Tim Sapu Angin ITS mengingatkan kembali persis seperti kasus Tim Menembak Tentara Nasional Indonesia dalam kejuaraan menembak se dunia di Australia tahun lalu. Saat itu TNI menang lomba menembak hampir pada semua kategori melebihi angkatan bwrsenjata dari USA, Eropa dan Australia... Lalu senapan tentara kita dicurigai dan diminta untuk dibongkar...Kali ini Bos SEM Eropa juga tidak percaya kok bisa capaian Tim ITS sebaik itu bahkan melebihi capaian Tim Eropa... sehingga menyatakan bahwa ban ITS ilegal dan harus mengulang lomba..... Insulting dan menyakitkan bagi Tim...tetapi alhamdulillah Tim tetap mempunyai spirit yang pantang menyerah.
*Joni Hermana*
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim mobil 'Sapu Angin' ITS Surabaya meraih juara pertama tingkat Asia untuk kategori Urban Concept Diesel dalam "Shell Eco Marathon Challenge Asia (SEMA) 2016" di Filipina, 6 Maret 2016.
"Bahkan, tim juga mencatat kemenangan dengan kecepatan di atas rekor kejuaraan serupa di Eropa," kata Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Ir Bambang Pramujati MSc Eng PhD di Surabaya, Senin (7/3).
Atas prestasi itu, tim Sapu Angin ITS untuk pertama kalinya akan diundang ke London untuk bertanding melawan para juara dari Eropa dan Amerika. "Itu juara pertama untuk Urban Concept Diesel yang keenam kalinya secara berturut-turut yang diraih Tim Sapu Angin ITS sejak 2010," katanya.
Ia menjelaskan kemenangan tim ITS itu juga sangat dramatis, karena sempat ada insiden pada race kedua saat tim ITS mencapai 301 km per liter. "Capaian itu melebihi rekor kejuaraan serupa di Eropa," katanya.
Pada saat itulah, panitia dari perwakilan Eropa menyatakan jika mobil Sapu Angin ITS menggunakan ban ilegal, padahal sepengetahuan anggota tim bahwa persyaratan hanya pada ukuran ban berdiamater 1,6 meter. Akhirnya, perwakilan Eropa itu meminta ban harus diganti dengan ban biasa dan tim ITS harus mengulang lagi semua perlombaan dari awal.
"Anak-anak saat itu sempat putus semangat dan dan marah, karena merasa dikerjai oleh panitia perwakilan dari Eropa. Anak-anak sempat berpikir untuk mogok dan meninggalkan lomba serta melayangkan protes keras, serta terpikir mengajak seluruh tim dari Indonesia untuk boikot," katanya.
Namun, karena kebesaran hati anak-anak, mereka memenuhi permintaan untuk mengulang sejak awal serangkaian lomba. Ban Sapu Angin ITS memang didesain khusus oleh salah satu produsen ban internasional untuk mengurangi rolling resistance, dan itu tidak melanggar ketentuan lomba.
"Kalau staf dari salah satu perusahaan ban internasional, Michelin, sempat melihat ban yang digunakan Sapu Angin, dan dia mengatakan jika ban tim ITS ilegal, maka ban yang digunakan tim Eropa dalam kejuaraan serupa di Eropa juga harus dinyatakan ilegal," katanya.
Akhirnya, komitmen dan kompetensi tim itu menghasilkan catatan terakhir tim Sapu Angin ITS pada angka 250 km per liter dan tetap terbaik pertama atau jauh di atas posisi kedua dari Tim UNS yang mencapai 133 km per liter.
"Kami sangat yakin 'sangkar tidak akan mengubah Rajawali menjadi Merpati'," katanya tentang satu-satunya dari puluhan tim asal Indonesia yang meraih juara pertama dalam ajang itu.
http://www.republika.co.id/berita/pe...aih-juara-asia
berita sejenis
ITS juara Urban Concept Diesel se-Asia
Surabaya (ANTARA News) - Tim mobil "Sapu Angin" ITS Surabaya menjadi juara pertama tingkat Asia untuk kategori Urban Concept Diesel dalam "Shell Eco Marathon Challenge Asia (SEMA) 2016" di Filipina, 6 Maret 2016.
"Bahkan, tim juga mencatat kemenangan dengan kecepatan di atas rekor kejuaraan serupa di Eropa," kata Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS Bambang Pramujati di Surabaya, Senin.
Atas prestasi itu, tim Sapu Angin ITS untuk pertama kalinya akan diundang ke London untuk bertanding melawan para juara dari Eropa dan Amerika.
"Itu juara pertama untuk Urban Concept Diesel yang keenam kalinya secara berturut-turut yang diraih Tim Sapu Angin ITS sejak 2010," kata Bambang.
Kemenangan ITS ini sangat dramatis karena diwarnai insiden pada race kedua saat tim ITS mencapai 301 km per liter. "Capaian itu melebihi rekor kejuaraan serupa di Eropa," kata Bambang.
Pada saat itu, panitia dari perwakilan Eropa menyatakan mobil Sapu Angin ITS menggunakan ban ilegal, padahal sepengetahuan anggota tim persyaratan hanya pada ukuran ban berdiamater 1,6 meter.
Akhirnya, perwakilan Eropa itu meminta ban harus diganti dengan ban biasa dan tim ITS harus mengulang lagi semua perlombaan dari awal.
"Anak-anak saat itu sempat putus semangat dan dan marah, karena merasa dikerjai oleh panitia perwakilan dari Eropa. Anak-anak sempat berpikir untuk mogok dan meninggalkan lomba serta melayangkan protes keras, serta terpikir mengajak seluruh tim dari Indonesia untuk boikot," katanya.
Namun, karena kebesaran hati anak-anak, mereka memenuhi permintaan untuk mengulang sejak awal serangkaian lomba.
Ban Sapu Angin ITS memang didesain khusus oleh salah satu produsen ban internasional untuk mengurangi rolling resistance dan itu tidak melanggar ketentuan lomba.
"Kalau staf dari salah satu perusahaan ban internasional, Michelin, sempat melihat ban yang digunakan Sapu Angin, dan dia mengatakan jika ban tim ITS ilegal, maka ban yang digunakan tim Eropa dalam kejuaraan serupa di Eropa juga harus dinyatakan ilegal," kata Bambang.
Akhirnya, komitmen dan kompetensi tim itu menghasilkan catatan terakhir tim Sapu Angin ITS pada angka 250 km per liter dan tetap terbaik pertama atau jauh di atas posisi kedua dari Tim UNS yang mencapai 133 km per liter.
"Kami sangat yakin sangkar tidak akan mengubah Rajawali menjadi Merpati," katanya tentang satu-satunya dari puluhan tim asal Indonesia yang meraih juara pertama dalam ajang itu.
Kedatangan Tim Sapu Angin ITS ke Surabaya esok pukul 09.30 WIB akan disambut langsung Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana, lalu diarak keliling kota Surabaya dan dipamerkan kepada pimpinan redaksi media massa se-Surabaya.
SEM (SEM Asia) adalah kompetisi rancang-bangun kendaraan dengan efisiensi maksimal dalam bahan bakar. ITS mengikutsertakan dua tim pada kategori prototipe dan urban concept.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2016
http://otomotif.antaranews.com/berit...diesel-se-asia
Mobil ITS Jadi Kendaraan Urban Terbaik di Ajang Internasional
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Sapu Angin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mengukir prestasi dalam ajang Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2016 di Filipina, Ahad (6/3) sore. Tim ITS meraih penghargaan pada kategori kendaraan Urban Concept berbahan bakar diesel.
Prestasi untuk keenam kalinya secara berturut-turut sejak tahun 2010 ini mencatatkan kecepatan di atas rekor kejuaraan serupa di Eropa. Atas prestasi tersebut, tim Sapu Angin ITS untuk kali pertama akan diundang ke London bertanding melawan para juara dari benua Eropa dan Amerika dalam SEM Europe dan World Class Driver Competition.
Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Bambang Pramujati, mengatakan, kemenangan tim ITS kali ini sangat dramatis. Karena sempat terjadi insiden pada race kedua, dimana saat itu tim ITS mencapai 301 km per liter. “Capaian ini melebihi rekor kejuaraan serupa di Eropa,” ungkapnya dalam siaran pers, Senin (7/3).
Dalam insiden tersebut lanjutnya, panitia dari perwakilan Eropa sempat menyatakan jika mobil Sapu Angin ITS menggunakan ban ilegal. Padahal sepengetahuan anggota tim, persyaratan hanya pada ukuran ban dengan diamater 1,6 meter. Sehingga mereka meminta ban harus diganti dengan ban biasa. Alhasil, tim ITS harus mengulang lagi semua perlombaan dari awal. Bahkan, tim ITS sempat putus asa dan berpikir tidak melanjutkan lomba.
Bambang menambahkan, Ban Sapu Angin ITS didesain khusus oleh salah satu produsen ban internasional untuk mengurangi rolling resistance. Desain itu tidak melanggar ketentuan lomba karena persyaratannya hanya pada layak digunakan untuk berkendara di jalan (road worthy).
“Seorang staf dari salah satu perusahaan ban internasional, Michelin, sempat melihat ban yang digunakan Sapu Angin dan dia mengatakan jika ban tim ITS ilegal, maka yang digunakan pada kejuaraan dunia mobil surya di Australia juga harus dinyatakan ilegal,” kata Bambang.
Bambang melanjutkan, dengan komitmen dan kompetensi tim, catatan terakhir tim Sapu Angin ITS berhasil di angka 250 km per liter dan menjadi terbaik pertama, di atas posisi kedua dari Tim UNS yang mencapai 133 km per liter.
Menurut rencana, Tim Sapu Angin ITS akan tiba di Surabaya pada Selasa (8/3) pukul 09.30 WIB. Sebelum diterima oleh Rektor ITS, tim bersama piala yang diperolehnya akan diarak terlebih dahulu keliling kota Surabaya.
http://www.republika.co.id/berita/ot...-internasional
selamat buat ITS terus di kembangkan dan segera di patenkan...
Sumbangan dari agan2
Quote:Original Posted By mariamariot ►
*Mobil Sapu Angin ITS* Sekedar catatan dari Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS yangenjadi pungawa Tim Sapu Angin ITS dalam EcoShell Marathon Challenge Asia 2016:
Alhamdulillah akhirnya ITS Sapu Angin menjadi juara kategori Urban dengan bahan bakar diesel dan becoming the 1st team invited to london, bersama tim UI yang menjadi juara untuk bahan bakar bensin.
Kemenangan ITS sangat dramatis karena, disamping ini merupakan Juara ke 6 kali berturut-turut sejak tahun 2010, juga karena adanya kebijakan Shell yang baru...Juara Asia di Manila akan ditandingkan di london melawan para juara dari benua lain (Eropa dan Amerika). Dan ITS sapuangin adalah tim pertama yang diundang.
Sempat ada insiden kemarin...race ke dua, Tim ITS mencapai 301 km/l (sdh melebihi rekor SEM Eropa). Kemudian boss Sem Eropa, melihat mobil dan menyatakan ban yang dipakai ITS ilegal. Padahal berdasar persyaratan hanya ada thread 1.6 m dan itu ada pada ban ITS. Ban ITS memang didesain khusus oleh salah satu produsen ban internasional untuk mengurangi rolling resistance. Boss Sem Asia, sebenarnya tahu...tidak ada yang dilanggaroleh Tim ITS, namun tidak berani protes, bahkan bilang ke Tim Sapuangin "Do not argue with them, they won't listen".
Dia mensinyalir ada kekhawatiran, karena rekor Eropa sudah dilampaui Tim Sapu Angin. Ban harus diganti oleh ban biasa dan ITS harus mengulang lagi semuanya dari awal..scruitining statis dan dinamis lagi 🙈😞
Tim Sapu Angin ITS down dan marah karena merasa dikerjai oleh Sem Eropa. Ada pikiran mogok dan meninggalkan lomba serta melayangkan protes keras termasuk ke media. Bahkan terpikir mengajak seluruh tim dari Indonesia untuk boikot. Belum jelas apa protes resmi akan tetap dilayangkan...yang jelas Tim Sapu Angin pantang menyerah walau dengan terpaksa harus mengulang semuanya dari awal.
Alhamdulillah...persistensi, komitmen dan kompetensi tim, tetap menunjukkan bahwa 'sangkar tidak akan merubah rajawali menjadi merpati".. Capaian terakhir dari tim ITS 250 km/lt, ternyata tetap masih terpaut jauh di atas posisi kedua yaitu Tim UNS yang mencapai 133 km/l.
Staff Michelin sempat mellihat ban yg dipakai...dan bilang ..."Seandainya ban ini ilegal, maka yang tim Eropa juga harus dinyatakan ilegal..."😞😞😞
Apa yang terjadi pada Tim Sapu Angin ITS mengingatkan kembali persis seperti kasus Tim Menembak Tentara Nasional Indonesia dalam kejuaraan menembak se dunia di Australia tahun lalu. Saat itu TNI menang lomba menembak hampir pada semua kategori melebihi angkatan bwrsenjata dari USA, Eropa dan Australia... Lalu senapan tentara kita dicurigai dan diminta untuk dibongkar...Kali ini Bos SEM Eropa juga tidak percaya kok bisa capaian Tim ITS sebaik itu bahkan melebihi capaian Tim Eropa... sehingga menyatakan bahwa ban ITS ilegal dan harus mengulang lomba..... Insulting dan menyakitkan bagi Tim...tetapi alhamdulillah Tim tetap mempunyai spirit yang pantang menyerah.
*Joni Hermana*
reserved.. buat updet..
mantap betul...
selamat.
semoga jadi pompa buat bikin inovasi2 baru.
semoga jadi pompa buat bikin inovasi2 baru.
itb menang gaya doang minim prestasi.. isinya sekarang cuma anak2 borju
Quote:Original Posted By fabian.goldmyer ►
itb menang gaya doang minim prestasi.. isinya sekarang cuma anak2 borju
Beda gaya bray, ITB lebih ke teknik penerbangan kayanya, kalo ITS ini emang fokus di robotika sejak beberapa tahun yang lalu...
itb menang gaya doang minim prestasi.. isinya sekarang cuma anak2 borju
Beda gaya bray, ITB lebih ke teknik penerbangan kayanya, kalo ITS ini emang fokus di robotika sejak beberapa tahun yang lalu...
Quote:Original Posted By bewox ►
Beda gaya bray, ITB lebih ke teknik penerbangan kayanya, kalo ITS ini emang fokus di robotika sejak beberapa tahun yang lalu...
Kalau its bisa masuk pake jalur biasa ngga gan ? Terus kalau mau masuk jalur robotiknya , harus ambil jurusan apa gan ?
Beda gaya bray, ITB lebih ke teknik penerbangan kayanya, kalo ITS ini emang fokus di robotika sejak beberapa tahun yang lalu...
Kalau its bisa masuk pake jalur biasa ngga gan ? Terus kalau mau masuk jalur robotiknya , harus ambil jurusan apa gan ?
tanya ama orang ITS bray,
kalo ga cek kesini aja I T S
Quote:Original Posted By whitecoco ►
Kalau its bisa masuk pake jalur biasa ngga gan ? Terus kalau mau masuk jalur robotiknya , harus ambil jurusan apa gan ?
kalo ga cek kesini aja I T S
Quote:Original Posted By whitecoco ►
Kalau its bisa masuk pake jalur biasa ngga gan ? Terus kalau mau masuk jalur robotiknya , harus ambil jurusan apa gan ?
aplikatif kagak?
----
pejuwan di trit HT
----
pejuwan di trit HT
Quote:Original Posted By whitecoco ►
Kalau its bisa masuk pake jalur biasa ngga gan ? Terus kalau mau masuk jalur robotiknya , harus ambil jurusan apa gan ?
kayanya sih teknik informatika. tapi robot jg butuh teknik mesin, elektro dan lain2.
Kalau its bisa masuk pake jalur biasa ngga gan ? Terus kalau mau masuk jalur robotiknya , harus ambil jurusan apa gan ?
kayanya sih teknik informatika. tapi robot jg butuh teknik mesin, elektro dan lain2.
Quote:Original Posted By RocketBull ►
aplikatif kagak?
itu buat lomba bos....kalo mau aplikatif ato kagaknya coba ente yg nerusin...mampu kagak?
aplikatif kagak?
itu buat lomba bos....kalo mau aplikatif ato kagaknya coba ente yg nerusin...mampu kagak?
Quote:Original Posted By bewox ►
tanya ama orang ITS bray,
kalo ga cek kesini aja I T S
makasih infonya gan.soalnya adiknya temen ane tertarik mau masuk its
tanya ama orang ITS bray,
kalo ga cek kesini aja I T S
makasih infonya gan.soalnya adiknya temen ane tertarik mau masuk its
selamat, sbagai manusia, ane bangga pada adik2ku ini.. moga ada negara diluar sana yg mau menggandeng kalian biar lebih maju.. fuck nasionalisme
Quote:Original Posted By RocketBull ►
kayanya sih teknik informatika. tapi robot jg butuh teknik mesin, elektro dan lain2.
Maksih infonya gan , soalnya waktu adiknya temen ane daftar smptn kemarin slotnya udah penuh dan ngga ada dipilihan , makanya mau coba jalur umum
kayanya sih teknik informatika. tapi robot jg butuh teknik mesin, elektro dan lain2.
Maksih infonya gan , soalnya waktu adiknya temen ane daftar smptn kemarin slotnya udah penuh dan ngga ada dipilihan , makanya mau coba jalur umum
Quote:Original Posted By 188808881 ►
itu buat lomba bos....kalo mau aplikatif ato kagaknya coba ente yg nerusin...mampu kagak?
ane sih nonton aja, jd pengamat itu kerjaan paling enak
herannya gini, dr kmarin langganan juara kok blm buat yg beneran? minimal buat keliling kampuslah
itu buat lomba bos....kalo mau aplikatif ato kagaknya coba ente yg nerusin...mampu kagak?
ane sih nonton aja, jd pengamat itu kerjaan paling enak
herannya gini, dr kmarin langganan juara kok blm buat yg beneran? minimal buat keliling kampuslah
lanjutkan prestasimu nak
Luar biasa... Bukti bahwa anak indonesia mampu bersaing dgn negara maju...
bagus sih, tapi
1. kenapa cuma menang saja, sudah 6 kali loh. tapi kok gak ada perhatiannya sama pemerintah apa gimana...
apa gak ada sponsor/investor yang nawari mereka?
2. dari 3 berita, semuanya SAMA PERSIS tulisannya... wartawannya sama apa copas???
1. kenapa cuma menang saja, sudah 6 kali loh. tapi kok gak ada perhatiannya sama pemerintah apa gimana...
apa gak ada sponsor/investor yang nawari mereka?
2. dari 3 berita, semuanya SAMA PERSIS tulisannya... wartawannya sama apa copas???
baru penelitian om belum bisa jadi mass product
Selamat gan buat prestasinya maap bakwan abis
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar