Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
“Bayti jannati” , rumahku adalah surgaku, demikian teladan kita, Rasulullah SAW mengajarkan.
Saat Agan semua melihat rumah Agan, alangkah indahnya bila tidak hanya dipandang bagus atau tidak bangunannya, lengkap atau tidak isinya, tapi coba nikmati setiap sisinya dan katakan, “Ini adalah surgaku.” Dengan izin-Nya akan terbentang spanduk imani dalam pikiran dan kehidupan Agan setiap melihat atau berada di dalam rumah, “Selamat datang di surga.”
Hadits tersebut luar biasa, dan sepatutnya mampu menenggelamkan keyakinan kita bahwa potensi surga amat dekat, berada di rumah kita. Rumah adalah pondasi awal raih surga. Rumah sebagai mihrab cinta menuju ridha-Nya. Tentu “rumahku surgaku” tidak hanya seperti kebanyakan orang dipahami berkaitan dengan suami istri, tapi lebih jauh untuk segenap penghuni. Bahkan surga dalam rumah itu sejatinya amat melekat pada sosok ayah dan ibu, orangtua kita.
Tentu tidak salah banyak kaum Muslimin yang berupaya menempuh jalan surga dengan beragam langkah. Dengan zakat, sedekah, shalat, naik haji, dengan amalan sosial kemanusiaan, serta langkah-langkah menuju surga lainnya. Namun menjadi tidak tepat, dan patut disayangkan bila kita sibuk mengejar surga di luar rumah sementara yang berada di dalamnya dilupakan. Berlari jauh mencari pintu-pintu surga, tapi pintu yang ada di sekitarnya dan mudah diraih tidak dibuka.
Betul, sejatinya orangtua, Ayah Ibu kita adalah surga sejati kita. Mereka surga terdekat kita. Di tangan mereka di antara kunci surga itu ada. Pada cinta mereka potensi kenikmatan surga diraih.
Abu Umamah ra meriwayatkan, pernah ada seorang laki-laki bertanya,
Quote:“Wahai Rasulullah, apakah hak kedua orang tua bagi anak-anaknya?” Rasulullah menjawab,
“Keduanya adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam hadits lain disebutkan, “Orang tuamu adalah jembatan menuju surga atau neraka.” (HR. ath-Thabrani).
Benar, ayah ibumu merupakan jembatan yang dapat menghantarkanmu menuju surga. Orangtua kita merupakan di antara penyebab utama kita masuk surga. Demikianlah bahwa orangtua merupakan sosok yang sangat Allah SWT muliakan di dalam al-Qur’an. Bahkan ada dua perintah yang Allah sandingkan dengan sosok orangtua,
Pertama, perintah ibadah kepada-Nya disandingkan dengan perintah berbuat baik kepada kedua orangtua,
Quote:“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua.” (an-Nisa [4] : 36).
Maknanya kita tidak dikatakan sebagai ahli ibadah kepada-Nya selama kita belum mampu juara berbuat baik kepda orangtua.
Kedua, dikaitkan antara berterimakasih kepada kedua orangtua dengan syukur kepada Allah swt. Allah swt berfirman,
Quote:“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, karena hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” (Luqman [31] : 14).
Dalam artian, kita tidak disebut pandai bersyukur kepada-Nya selama kita belum pandai berterimakasih kepada orangtua kita.
Karena itu, izinkan saya mengatakan, Silahkan Agan beramal shaleh sebanyak-banyaknya, dari berbagai jalan menuju surga. Tapi jangan sampai surga yang terdekat, yang berada di rumahmu terlewatkan. Orangtuamu adalah surgamu. Orangtuamu langkah-langkah yang akan membawamu melalui jembatan ke arah surga. Jika ditanyakan, kenapa masuk surga itu lebih mudah diraih dari pintu orangtua? Setidaknya ada dua jawaban untuk itu, yaitu.
Pertama, karena pintu surga ini dekat, mudah, dan ada di sekitar kita. Orangtua ada di sisi kita, dekat, tidak jauh.
Kedua, karena lebih mudah kita perhitungkan. Coba Anda logikakan, kalau dengan amalan ke surga yang lain bisa jadi kita belum dapat memastikan. Karena diterima atau tidaknya amalan itu mutlak semua ditentukan oleh Allah SWT kelak. Shalat, puasa, zakat, haji atau amal yang lain, tidak bisa kita sahkan diterima oleh-Nya. Tapi melalui amal berbakti kepada orangtua dapat kita cerna dan kita pahami potensinya. Misalnya, dengan tidak murkanya orangtua, dengan hadir kata, “Ibu meridhaimu Nak,” dengan senyuman dan kecintaan mereka kepada kita, dengan tatapan dan sambutan sayang mereka, dapat dijadikan keyakinan salah satu tiket surga sudah kita pegang.
Saudaraku, mari berbuat, mari beramal, mari berlomba-lomba dalam kebaikan, mulai dari rumah, bersama orangtua kita, untuk sukses dan demi Surga.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
“Bayti jannati” , rumahku adalah surgaku, demikian teladan kita, Rasulullah SAW mengajarkan.
Saat Agan semua melihat rumah Agan, alangkah indahnya bila tidak hanya dipandang bagus atau tidak bangunannya, lengkap atau tidak isinya, tapi coba nikmati setiap sisinya dan katakan, “Ini adalah surgaku.” Dengan izin-Nya akan terbentang spanduk imani dalam pikiran dan kehidupan Agan setiap melihat atau berada di dalam rumah, “Selamat datang di surga.”
Hadits tersebut luar biasa, dan sepatutnya mampu menenggelamkan keyakinan kita bahwa potensi surga amat dekat, berada di rumah kita. Rumah adalah pondasi awal raih surga. Rumah sebagai mihrab cinta menuju ridha-Nya. Tentu “rumahku surgaku” tidak hanya seperti kebanyakan orang dipahami berkaitan dengan suami istri, tapi lebih jauh untuk segenap penghuni. Bahkan surga dalam rumah itu sejatinya amat melekat pada sosok ayah dan ibu, orangtua kita.
Tentu tidak salah banyak kaum Muslimin yang berupaya menempuh jalan surga dengan beragam langkah. Dengan zakat, sedekah, shalat, naik haji, dengan amalan sosial kemanusiaan, serta langkah-langkah menuju surga lainnya. Namun menjadi tidak tepat, dan patut disayangkan bila kita sibuk mengejar surga di luar rumah sementara yang berada di dalamnya dilupakan. Berlari jauh mencari pintu-pintu surga, tapi pintu yang ada di sekitarnya dan mudah diraih tidak dibuka.
Betul, sejatinya orangtua, Ayah Ibu kita adalah surga sejati kita. Mereka surga terdekat kita. Di tangan mereka di antara kunci surga itu ada. Pada cinta mereka potensi kenikmatan surga diraih.
Abu Umamah ra meriwayatkan, pernah ada seorang laki-laki bertanya,
Quote:“Wahai Rasulullah, apakah hak kedua orang tua bagi anak-anaknya?” Rasulullah menjawab,
“Keduanya adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam hadits lain disebutkan, “Orang tuamu adalah jembatan menuju surga atau neraka.” (HR. ath-Thabrani).
Benar, ayah ibumu merupakan jembatan yang dapat menghantarkanmu menuju surga. Orangtua kita merupakan di antara penyebab utama kita masuk surga. Demikianlah bahwa orangtua merupakan sosok yang sangat Allah SWT muliakan di dalam al-Qur’an. Bahkan ada dua perintah yang Allah sandingkan dengan sosok orangtua,
Pertama, perintah ibadah kepada-Nya disandingkan dengan perintah berbuat baik kepada kedua orangtua,
Quote:“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua.” (an-Nisa [4] : 36).
Maknanya kita tidak dikatakan sebagai ahli ibadah kepada-Nya selama kita belum mampu juara berbuat baik kepda orangtua.
Kedua, dikaitkan antara berterimakasih kepada kedua orangtua dengan syukur kepada Allah swt. Allah swt berfirman,
Quote:“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, karena hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” (Luqman [31] : 14).
Dalam artian, kita tidak disebut pandai bersyukur kepada-Nya selama kita belum pandai berterimakasih kepada orangtua kita.
Karena itu, izinkan saya mengatakan, Silahkan Agan beramal shaleh sebanyak-banyaknya, dari berbagai jalan menuju surga. Tapi jangan sampai surga yang terdekat, yang berada di rumahmu terlewatkan. Orangtuamu adalah surgamu. Orangtuamu langkah-langkah yang akan membawamu melalui jembatan ke arah surga. Jika ditanyakan, kenapa masuk surga itu lebih mudah diraih dari pintu orangtua? Setidaknya ada dua jawaban untuk itu, yaitu.
Pertama, karena pintu surga ini dekat, mudah, dan ada di sekitar kita. Orangtua ada di sisi kita, dekat, tidak jauh.
Kedua, karena lebih mudah kita perhitungkan. Coba Anda logikakan, kalau dengan amalan ke surga yang lain bisa jadi kita belum dapat memastikan. Karena diterima atau tidaknya amalan itu mutlak semua ditentukan oleh Allah SWT kelak. Shalat, puasa, zakat, haji atau amal yang lain, tidak bisa kita sahkan diterima oleh-Nya. Tapi melalui amal berbakti kepada orangtua dapat kita cerna dan kita pahami potensinya. Misalnya, dengan tidak murkanya orangtua, dengan hadir kata, “Ibu meridhaimu Nak,” dengan senyuman dan kecintaan mereka kepada kita, dengan tatapan dan sambutan sayang mereka, dapat dijadikan keyakinan salah satu tiket surga sudah kita pegang.
Saudaraku, mari berbuat, mari beramal, mari berlomba-lomba dalam kebaikan, mulai dari rumah, bersama orangtua kita, untuk sukses dan demi Surga.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
walaikumsalam tad, mantap ustad lanjutken
wa'alaikumsalam,, bagus pa ustad
rumahku surgaku, kamarku istanaku bukan begitu pa ustad?
rumahku surgaku, kamarku istanaku bukan begitu pa ustad?
waalaikum salam warahmatullah wabarakatuh. Terima kasih pak ustadz, jadi kangen orang tua nih
Mantab sekali penjelasannya ustad
wa'alaikumsalam
Alhamdulillah pak ustad ngabuburit sambil ngaskus sambil jagain surga
Alhamdulillah pak ustad ngabuburit sambil ngaskus sambil jagain surga
Bener juga pak ustad...
maksih
maksih
Mulai dari yg dekat dulu berarti
waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Pa ustad bagaimana jika yang seharusnya menjadi surga malah jadi neraka.
Bagaimana jika ayah yang mendurhakai anaknya ???
Pa ustad bagaimana jika yang seharusnya menjadi surga malah jadi neraka.
Bagaimana jika ayah yang mendurhakai anaknya ???
ayah ibumu merupakan jembatan yang dapat menghantarkanmu menuju surga
haduh ternyata dopost
Kabur ah, atau yang mau pejwanin quote ane
======
Quote:Original Posted By kritikask.us ►
Cie yang broken home
pejwanin ane dong klon
ane yang klon
request accepted
Btw ente kan dah pejwan klon??
Kabur ah, atau yang mau pejwanin quote ane
======
Quote:Original Posted By kritikask.us ►
Cie yang broken home
pejwanin ane dong klon
ane yang klon
request accepted
Btw ente kan dah pejwan klon??
serius nih ane pekiwan
Waalaikumsalam. Makasih ustadz atas penjelasan nya, jadi semakin semangat nih untuk berbuat baik kpd orangtua
Benernya Maxi bgt Pak Ustad...Bnyk orang sekarang sudah tidak merasakan Rumahku Surgaku...Trus Muhassabah...
Quote:Original Posted By srfc23 ►
waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Pa ustad bagaimana jika yang seharusnya menjadi surga malah jadi neraka.
Bagaimana jika ayah yang mendurhakai anaknya ???
Cie yang broken home
Quote:Original Posted By srfc23 ►
haduh ternyata dopost
Kabur ah, atau yang mau pejwanin quote ane
pejwanin ane dong klon
ane yang klon
waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Pa ustad bagaimana jika yang seharusnya menjadi surga malah jadi neraka.
Bagaimana jika ayah yang mendurhakai anaknya ???
Cie yang broken home
Quote:Original Posted By srfc23 ►
haduh ternyata dopost
Kabur ah, atau yang mau pejwanin quote ane
pejwanin ane dong klon
ane yang klon
waalaikumusalam warahmatullah wabarakatuh
pencerahan yang mantap ustadz...
selalu kirim doa utk kedua almarhum ortu ane..
dan berbakti lebih utama bagi ane ketika semasa hidup mereka..
pencerahan yang mantap ustadz...
selalu kirim doa utk kedua almarhum ortu ane..
dan berbakti lebih utama bagi ane ketika semasa hidup mereka..
tret islami gini kok sepi ya?
ijin mengamalkan ustad
Quote:Original Posted By cavaliet07 ►
tret islami gini kok sepi ya?
kaskus emang udah sepi gan
trid ht 3hari lalu 24jam cma dapet 12page padahal tridny bgus
bda jauh ama kaskus sblum thn 2013
Quote:Original Posted By cavaliet07 ►
tret islami gini kok sepi ya?
kaskus emang udah sepi gan
trid ht 3hari lalu 24jam cma dapet 12page padahal tridny bgus
bda jauh ama kaskus sblum thn 2013
Quote:Original Posted By srfc23 ►
waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Pa ustad bagaimana jika yang seharusnya menjadi surga malah jadi neraka.
Bagaimana jika ayah yang mendurhakai anaknya ???
ente jg tetep harus menghormati ortu meskipun mereka zalim gan. asal gak bertentangan ama akidah dan ajaran agama
waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Pa ustad bagaimana jika yang seharusnya menjadi surga malah jadi neraka.
Bagaimana jika ayah yang mendurhakai anaknya ???
ente jg tetep harus menghormati ortu meskipun mereka zalim gan. asal gak bertentangan ama akidah dan ajaran agama
Rumahku surgaku,bukan kantorku surgaku
Jadi jangan banyak2 lembur dikantor mending bawa pulang aja hehehe
Via: Kaskus.co.id
Jadi jangan banyak2 lembur dikantor mending bawa pulang aja hehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar