INTRO
21 April adalah salah satu hari yang penting di Indonesia, terutama kaum wanita, karena hari ini adalah hari untuk mengingat perjuangan Ibu Kartini untuk emansipasi wanita. Sekarang mari kita rayakan emansipasi wanita ini dengan melihat apa itu emansipasi dari sisi yang sedikit berbeda….
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Quote:1. Bukan Sekedar “Ladies First”
Salah satu yang penting diingat adalah apa yang diperjuangkan oleh Kartini pada awalnya adalah kesetaraan hak yang dimiliki antara pria dan wanita, misalnya dari hal pendidikan, kebebasan berpendapat dan lain-lain, dan bukannya kekhususan yang harus diterima oleh wanita. Kalo kekhusab itu merupakan bentuk perhatian atau kesopanan ke wanita “okelah” tapi ini belum 100% bentuk emansipasi, belum!
Quote:2. Berhenti bilang “Gue Kan Cewek” dan “Lo kan Cowok”
Kata-kata yang kayak gini sering (banget) diomongin oleh cewek. Biasanya kata-kata kayak gini dipake supaya cowok mau ngalah ke cewek buat berbagai masalah, kayak masalah tempat duduklah, antrilah, itulah, banyak deh… yang kemudian kalo si cowok ga mau nurut bakal dikatain “banci” atau “kayak cewek lu.”
Menurut ane hal – hal yang kayak gini malah ga nunjukin emansipasi atau kemandirian atau kesetaraan dari semangat Kartini, karena kata-kata ini malah nunjukkin bahwa aganwati/agan malah mengakui dan mendukung ketidaksetaraan. Ingat, emansipasi itu adalah semangat perjuangan, bukan semangat minta-minta .
Quote:3. Berhenti Bilang “Kayak Cewek” atau “Kayak Perempuan”
Nah, kalo kata-kata Stereotype yang beginian sering dilontarkan (misil om dilontarkan…) oleh kaum lelaki. Misalnya “lari lo kayak perempuan,” “ngomong lo kayak perempuan,” dll. Dengan ngomong kayak gini, walaupun mungkin maksudnya cuma becanda, sebenarnya merupakan bentuk anti emansipasi wanita, karena mengidentikkan suatu hal atau gaya kepada perempuan,dan kemudian menekankan adanya perbedaan. Padahal pada kenyatannya ga banyak perempuan yang ngelakuin kayak begitu. Kalo agan menghargai emansipasi mungkin agan harus mulai mengubah kebiasaan ngomong kayak gini.
Quote:4. Jangan sampai “kebablasan” emansipasi
Memang emansipasi mendorong terjadinya ekspresi atau kebebasn yang lebih bebas dari wanita, namun harus tetap mengingat adanya batasan berupa kodrat, hukum, nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat. Karena pada akhirnya manusia bukan cuma hidup buat dirinya, melainkan juga hidup untuk dunia sosialnya, terutama orang-orang yang dekat dengan dirinya.
Untuk masalah ini, ane kutip dari pernyataan tante Anne Avanti sang desainer kondang dari situs okezone,
"Buat saya, Kartini zaman sekarang bukan lagi dipandang melalui konteks perempuan hebat, tapi bagaimana seorang perempuan tetap menjunjung tinggi harkat martabat suami dan keluarga."
Quote:5. Ingat Toleransi
Masih ngomongin emansipasi, kita juga harus saling toleransi dengan sesama kita, nggak semua orang siap dengan unsur-unsur emansipasi. jadi masing-masing harus mulai memikirkan atau melihat sudut pandang yang berbeda.
Misalnya orang yang berpikiran lebih terbuka nggak sembarangan berekspresi bebas, namun harus memikirkan mereka yang berpikiran kurang terbuka. Begitu juga dengan yang kurang terbuka harus mulai membuka pemikirannya terhadap adanya emansipasi di sekitarnya
Quote:6. Emansipasi itu adalah berbagi bukan merebut
Nah, kalo yang ini ane dapat pas kuliah filsafat komunikasi di kampus ane (Univ. Bakrie).
Emansipasi (bukan cuma emansipasi wanita) akan berhasil jika dilakukan dengan saling kompromi, atau dengan kata lain berbagi dan bukannya mengambil, gampangnya ya agan memberi, maka agan dikasih. Apa yang ane bicarain?
Kalo menurut dosen ane, percaya ga percaya, pria itu ga selalu lebih mendominasi dari wanita, dalam beberapa hal wanita lebih mendominasi pria, oleh karena itu kalo mau terjadi kesetaraan gender, maka yang harus dilakukan bukan merebut hak pihak sebelah (baca pria) melainkan membagi hak wanita ke pria, dan pria membagi haknya ke wanita.
Bingung kan, namanya juga filsafat!!!
Sekian Thread dari ane, Selamat Hari Kartini
gak nolak cendol dan ratinng-nya lho
Quote:This Thread is powered by JakunUB (twitter.com)
Experience the Real Things (kask.us)
21 April adalah salah satu hari yang penting di Indonesia, terutama kaum wanita, karena hari ini adalah hari untuk mengingat perjuangan Ibu Kartini untuk emansipasi wanita. Sekarang mari kita rayakan emansipasi wanita ini dengan melihat apa itu emansipasi dari sisi yang sedikit berbeda….
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Quote:1. Bukan Sekedar “Ladies First”
Spoiler for :
Quote:2. Berhenti bilang “Gue Kan Cewek” dan “Lo kan Cowok”
Spoiler for :
Menurut ane hal – hal yang kayak gini malah ga nunjukin emansipasi atau kemandirian atau kesetaraan dari semangat Kartini, karena kata-kata ini malah nunjukkin bahwa aganwati/agan malah mengakui dan mendukung ketidaksetaraan. Ingat, emansipasi itu adalah semangat perjuangan, bukan semangat minta-minta .
Quote:3. Berhenti Bilang “Kayak Cewek” atau “Kayak Perempuan”
Spoiler for :
Quote:4. Jangan sampai “kebablasan” emansipasi
Spoiler for :
Untuk masalah ini, ane kutip dari pernyataan tante Anne Avanti sang desainer kondang dari situs okezone,
"Buat saya, Kartini zaman sekarang bukan lagi dipandang melalui konteks perempuan hebat, tapi bagaimana seorang perempuan tetap menjunjung tinggi harkat martabat suami dan keluarga."
Quote:5. Ingat Toleransi
Spoiler for :
Misalnya orang yang berpikiran lebih terbuka nggak sembarangan berekspresi bebas, namun harus memikirkan mereka yang berpikiran kurang terbuka. Begitu juga dengan yang kurang terbuka harus mulai membuka pemikirannya terhadap adanya emansipasi di sekitarnya
Quote:6. Emansipasi itu adalah berbagi bukan merebut
Spoiler for :
Emansipasi (bukan cuma emansipasi wanita) akan berhasil jika dilakukan dengan saling kompromi, atau dengan kata lain berbagi dan bukannya mengambil, gampangnya ya agan memberi, maka agan dikasih. Apa yang ane bicarain?
Kalo menurut dosen ane, percaya ga percaya, pria itu ga selalu lebih mendominasi dari wanita, dalam beberapa hal wanita lebih mendominasi pria, oleh karena itu kalo mau terjadi kesetaraan gender, maka yang harus dilakukan bukan merebut hak pihak sebelah (baca pria) melainkan membagi hak wanita ke pria, dan pria membagi haknya ke wanita.
Bingung kan, namanya juga filsafat!!!
Sekian Thread dari ane, Selamat Hari Kartini
gak nolak cendol dan ratinng-nya lho
Quote:This Thread is powered by JakunUB (twitter.com)
Experience the Real Things (kask.us)
Spoiler for ga ada apa-apa:
Wew.... HT ke - 3 ane nih... terima kasih ya semua hihihi....
pertamax dulu di pagi hari
emansipasi?
bagi gw, gw bakal jalanin hidup seperti yg gw mau...
dan gw akan menjalankan tanggung jawab gw sebagai cwo.
klo si cwe mau berbuat lebih yaa silahkan..
itu hidup mereka
bagi gw, gw bakal jalanin hidup seperti yg gw mau...
dan gw akan menjalankan tanggung jawab gw sebagai cwo.
klo si cwe mau berbuat lebih yaa silahkan..
itu hidup mereka
keren TS,
semakin kesini malah semakin cwe itu banyak tingkahnya,manja, belagu, sok lemah,
minta dimanjain, anak dirumah gk diurus, hahahha
maunya kerja berkaris, rumah berantakan, anak kasih pembantu, kalo makan selalu makan diluar, untuk hal semacam ini ane gk suka,
dirumah tangga jadi gk seimbang,
cukup laki aja yg kerja, istri dirumah ngurusin urusan rumah, beberes, mendidik anak dan melayani suami, dengan begitu keharmonisan akan terwujud, jangan tanya lagi soal kesetaraan,
semakin kesini malah semakin cwe itu banyak tingkahnya,manja, belagu, sok lemah,
minta dimanjain, anak dirumah gk diurus, hahahha
maunya kerja berkaris, rumah berantakan, anak kasih pembantu, kalo makan selalu makan diluar, untuk hal semacam ini ane gk suka,
dirumah tangga jadi gk seimbang,
cukup laki aja yg kerja, istri dirumah ngurusin urusan rumah, beberes, mendidik anak dan melayani suami, dengan begitu keharmonisan akan terwujud, jangan tanya lagi soal kesetaraan,
Quote:Original Posted By HerDish ►
keren TS,
semakin kesini malah semakin cwe itu banyak tingkahnya,manja, belagu, sok lemah,
minta dimanjain, anak dirumah gk diurus, hahahha
maunya kerja berkaris, rumah berantakan, anak kasih pembantu, kalo makan selalu makan diluar, untuk hal semacam ini ane gk suka,
dirumah tangga jadi gk seimbang,
cukup laki aja yg kerja, istri dirumah ngurusin urusan rumah, beberes, mendidik anak dan melayani suami, dengan begitu keharmonisan akan terwujud, jangan tanya lagi soal kesetaraan,
maksud trit ane sih bukan yang kayak agan maksud sebenarnya...
keren TS,
semakin kesini malah semakin cwe itu banyak tingkahnya,manja, belagu, sok lemah,
minta dimanjain, anak dirumah gk diurus, hahahha
maunya kerja berkaris, rumah berantakan, anak kasih pembantu, kalo makan selalu makan diluar, untuk hal semacam ini ane gk suka,
dirumah tangga jadi gk seimbang,
cukup laki aja yg kerja, istri dirumah ngurusin urusan rumah, beberes, mendidik anak dan melayani suami, dengan begitu keharmonisan akan terwujud, jangan tanya lagi soal kesetaraan,
maksud trit ane sih bukan yang kayak agan maksud sebenarnya...
Quote:Original Posted By appleseed26 ►
maksud trit ane sih bukan yang kayak agan maksud sebenarnya...
tapi itu yg ane rasakan saat ini gan,
ada juga nih faham yg sesat menurut ane,
masa kalo cewek kerja nih bilang gini, duit elu(suami) duit gue juga, lah duit gue ya duit gue,
pas istrinya kerja, rumah berantakan, suaminya puyeng, terjadilah pertengkaran,
bayangin tuh gan, ancur deh tuh rumah tangga, gara2 kesataraan yg kebablasan,
emang sih emansipasi, wanita dah gampang banget cari kerja, tapi yg diperjuangkan kartini dulu gk gtu,
kesetaraan itu boleh tapi tidak meninggalkan kewajiban sejatinya sebagai seorang wanita
maksud trit ane sih bukan yang kayak agan maksud sebenarnya...
tapi itu yg ane rasakan saat ini gan,
ada juga nih faham yg sesat menurut ane,
masa kalo cewek kerja nih bilang gini, duit elu(suami) duit gue juga, lah duit gue ya duit gue,
pas istrinya kerja, rumah berantakan, suaminya puyeng, terjadilah pertengkaran,
bayangin tuh gan, ancur deh tuh rumah tangga, gara2 kesataraan yg kebablasan,
emang sih emansipasi, wanita dah gampang banget cari kerja, tapi yg diperjuangkan kartini dulu gk gtu,
kesetaraan itu boleh tapi tidak meninggalkan kewajiban sejatinya sebagai seorang wanita
emansipasi jaman sekarang emang kebablasan gan
kadang-kadang mereka gak tau arti semangat emansipasi sendiri itu apa
kadang-kadang mereka gak tau arti semangat emansipasi sendiri itu apa
emansipasi yang eman-eman . heeeemb..
nice gan, selamat hari kartini buat seluruh wanita di indonesia
Bingung mau komeng apa,selamat hari kartini aja deh
nah, bener
alih-alih mengedepankan emansipasi terhadap wanita malah jadi salah kaprah..
alih-alih mengedepankan emansipasi terhadap wanita malah jadi salah kaprah..
Iya gan setuju jangan sampek kebablasanwanita punya kodrat
entah mengapa kartini sekarang banyak yang bangga merokok ama tatoan
Selamat hari Kartini
Setuju banget gan, bukan untuk diistimewakan, tetapi mengingat kembali bagaimana kesetaraan antara wanita dan pria, terlebih apa yang dikatakan Anne Avantie karena emang itulah fungsi wanita gan dalam keluarga... Menjadi penolong
bener tuh gan, selamat hari kartini
Suka nih sama trit ente gan
wah.... hari ini nganterin ponakan karnaval pake baju daerah nih....
persamaan gender ya gan?
ane agak
tanda tanya
banyak yg bilang hak sama
wanita dan laki laki,
kalau gitu kewajiban juga
apa perlu disamakan ya......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar