Kebanyakan orang akan mengalami siklus hidup yang hampir sama. Masuk sekolah, melanjutkan ke bangku kuliah, lulus, lalu bekerja di perusahaan impian demi bisa hidup mapan. Tapi akhir-akhir ini banyak media yang memberitakan tentang jual-beli ijazah palsu. Prihatin. Sebuah kata yang mewakili perasaan ane atas perilaku sebagian orang-orang yang menurut ane udah keterlaluan. Seperti yang diberitakan media online dibawah ini
Quote:Jual Beli Ijazah Marak, Rektor UI: Mindset Kita Masih Mendewakan Gelar
Jakarta - Dunia pendidikan digegerkan dengan temuan adanya praktik jual beli ijazah di sejumlah kampus. Kegiatan ini masih eksis karena masyarakat Indonesia terlalu mendewakan sebuah gelar akademisi.
"Mindset kita ini masih menomorsatukan gelar. Selama mendewakan gelar selalu pasti ada orang yang berusaha memalsukan," ujar Rektor UI Prof Dr Muhammad Anis saat ditemui di Gedung Rektorat, Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (22/5/2015).
Sebagai contoh, untuk satu posisi pekerjaan, kualifikasi yang dibutuhkan adalah lulusan tertentu. Orang yang bernafsu mendapatkan posisi itu, bisa saja membeli ijazah palsu.
Nah, menurut Anis, di sinilah pentingnya sebuah interview terhadap calon tenaga kerja. Kemampuan seseorang akan bisa terlihat dalam proses ini.
Sumber Berita (news.detik.com)
Quote:Ijazah Palsu di Indonesia Digunakan untuk Naik Pangkat
Pihak akademisi mengaku prihatin terhadap ramainya praktik penerbitan ijazah palsu. Mereka menilai para oknum penerbit ijazah palsu bisa tetap beroperasi karena ada pasar.
Hal itu disampaikan Ketua Akademisi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Sangkot Marzuki, di kediaman BJ Habibie, kawasan Patra, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Minggu, 24 Mei 2015. Dia mengatakan, di Indonesia, yang kerap kali dilihat dari ijazah adalah angkanya, seperti nilai ijazah.
"Ada pasarnya dan juga pembelinya. Pembelinya adalah orang-orang yang bisa membayar. Ini sudah menjadi penyakit di Indonesia," kata Sangkot.
Dia turut menyebut ada saja pihak yang memberikan ijazah dengan gelar palsu, misalnya profesor kehormatan.
"Mana ada profesor kehormatan? Kalau di luar negeri, yang namanya honorary professor, dia diangkat menjadi professor dan tidak dibayar. Kalau di Indonesia, namanya Guru Besar," kata Sangkot.
Dia menambahkan, itu merupakan pekerjaan, job. Artinya, kalau sudah selesai ya ditinggalkan. Dia sudah tak lagi berhak menggunakan gelar profesor kehormatan itu.
Sangkot menilai bahwa ijazah palsu kerap digunakan untuk kenaikan pangkat. Pasalnya, yang kerap dilihat di Indonesia, adalah kuantitatf atau angka.
"Di Indonesia ada cum, angka. Ini bisa direkayasa, misalnya untuk kenaikan pangkat. Yang kita heran, paper (ijazah palsu), kok angkanya sama dengan paper yang impactnya kepada masyarakat luas", kata dia.
Sumber Berita (nasional.news.viva.co.id)
Quote:Jual Beli Ijazah, Kapolri Koordinasi dengan Menristek Dikti
Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir terkait banyaknya dugaan jual beli ijazah dan ijazah palsu. Dia mengatakan, penyidik kepolisian siap menindaklanjuti laporan dari Menristek.
"Saya sudah koordinasi dengan Menristek. Kemungkinan besok atau tidak lusa akan diberikan data ke kami," kata Badrodin Haiti di sela-sela acara peresmian pembangunan Gedung Indonesia 1 di Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (23/5/2015).
Badrodin mengatakan, berdasarkan keterangan Menristek dalam koordinasi tersebut, sudah ada 1 alat bukti yang menguatkan adanya tindak pidana dalam jual beli ijazah yang beredar di masyarakat. Terlebih lagi soal ijazah palsu.
"Termasuk mungkin ada salah satu bukti yang bisa dikembangkan. Karena itu dari situ kita akan lakukan penyelidikan jika memang ada unsur pidananya bisa kita lakukan ke tingkat penyidikan," ujar dia.
Namun, ia belum memastikan apakah perlu tim khusus untuk menelusuri dugaan tindak pidana tersebut. Yang jelas, pihaknya masih menunggu laporan resmi dari Menrisktek. Soal jumlah universitas yang akan dilaporkan, mantan Wakapolri itu belum bisa memastikan.
"Yah nanti kita lihat laporan Menristek. Saya tidak tahu (berapa kampus) tapi yang jelas menteri sudah ke kampus itu dan cek langsung dan hasilnya bisa dikoordinasikan," beber Badrodin.
Dia menegaskan, pihaknya tidak ragu-ragu untuk mempidanakan oknum-oknum yang memalsukan ijazah universitas itu. "Jika ada pidananya kita proses secara pidana," ucap Kapolri Badrodin.
Sumber Berita (m.liputan6.com)
Miris memang dengan cara mereka ngakalin "ijazah" sebab diluar sana ada orang yang berusaha sebaik mungkin untuk lulus dengan cara yang sah, ada juga yang gagal melanjutkan kuliah bahkan ada juga yang di drop out dari kampusnya. Bukan berarti mau menyalahkan nasib yang digariskan atau keadaan, tapi ada kalanya kita tak punya cukup daya untuk berusaha. Merasa salah jurusan, punya masalah yang sulit diselesaikan, tak punya biaya untuk melanjutkan pendidikan; banyak hal yang bisa jadi alasan kenapa seseorang terpaksa berhenti sebelum lulus dan menyandang gelar sarjana.
Merasa kecewa, sedih, kesal, atau bahkan marah memang wajar saja. Tapi apa yang layak kita renungkan setelahnya? Apakah pantas jika kita merasa bahwa pengalaman buruk ini adalah akhir dari segalanya?
Quote:Setiap orang punya garis nasib yang berbeda. Kita tak lantas jadi manusia hina meski gagal menyandang gelar sarjana
Saat terpaksa meninggalkan bangku kuliah sebelum waktunya, wajar jika kita merasa kecewa. Bahkan, bukan tidak mungkin kita akan merasa marah hingga menyalahkan diri sendiri dan keadaan. Ya, diri kita memang sudah pasti ikut andil hingga kegagalan itu bisa terjadi. Alih-alih sibuk menyalahkan diri sendiri, bukankah lebih baik berkaca dan introspeksi diri? Apa sih yang membuat kegagalan ini bisa terjadi?
Di sisi lain, kita pun selayaknya percaya bahwa memang tidak semua orang digariskan untuk memiliki gelar di belakang nama. Meski gelar tersebut akan memudahkan kita dalam meniti karir, toh masih banyak ragam karir yang bahkan tak butuh gelar dan ijazah dari perguruan tinggi sebagai modalnya. Jika status sebagai pegawai kantoran tak bisa disandang, bukankah profesi sebagai wirausahawan pun boleh dibilang cukup menjanjikan?
Quote:Mereka yang bisa lulus ‘normal’ memang pantas berbangga. Tapi skill dan pengalaman toh bisa didapat dari mana saja
Drop out bisa jadi disebabkan banyak hal. Entah memang karena malas, menjalani kuliah sambil sibuk bekerja, hingga terlalu aktif di organisasi misalnya. Kita patut menyadari bahwa kegagalan terjadi lantaran kita tak bisa bijaksana pada diri sendiri. Tapi mari kita renungkan lagi. Kebaikan apa sih yang masih bisa kita syukuri ketika berada di titik ini?
Ketika kita meninggalkan kewajiban di kampus demi pekerjaan atau organisasi tentu masih ada kebaikan yang bisa kita dapati. Lebih dahulu terjun ke dunia kerja dari pada teman-teman lainnya mungkin membuat kita justru lebih berpengalaman daripada mereka. Kita terlatih untuk menerapkan kemampuan dan skill yang dimiliki dan bukan sekadar sibuk bergumul dengan teori.
Ketika kita terlalu sibuk dengan kegiatan organisasi, bisa jadi kita memiliki soft skill yang lebih mumpuni dibanding teman-teman yang menghabiskan seluruh waktunya untuk belajar saja. Padahal, soft skill macam kemampuan memimpin, berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama dalam tim – kelak juga akan jadi modal penting dalam meniti karir.
Quote:Gagal adalah momen yang paling berharga, karena setelahnya kita akan bertumbuh jadi pribadi yang lebih dewasa dan bijaksana
Kegagalan memenuhi kuota lulus 14 semester mungkin akan kita tangisi. Kita terpuruk karena menyesal dan kecewa dengan apa yang sudah terjadi. Pengalaman gagal membuat kita begitu rapuh hingga tak punya semangat untuk berusaha lagi.
Mari menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang tidak sempurna sehingga kegagalan seharusnya dimaklumi saja. Kegagalan justru jadi pengalaman yang berharga selama kita mau introspeksi dan bisa mengambil pelajaran dibaliknya. Bisa jadi kegagalan malah membuat kita lebih dewasa dan bijaksana, baik dalam berpikir maupun bertindak.
Quote:Sukses bukan hanya milik mereka yang lulus tepat waktu dan punya IPK tinggi. Pengalaman Mark Zuckerberg hingga Bill Gates bisa jadi inspirasi yang membuat kita semangat lagi
Ijazah dan gelar sarjana bukanlah harga mati ketika kita ingin meraih kesuksesan. Bukan berarti ingin jumawa atau membenarkan kealpaan diri sendiri, tapi banyak orang sukses di luar sana yang ternyata juga mengalami hal yang sama. Nama-nama seperti Mark Zuckerberg, Bill Gates, hingga Steve Jobs pun kabarnya bermasalah dengan pendidikan akademis mereka. Jiwa entrepreneur yang begitu kental hingga kecerdasan yang di atas rata-rata membuat mereka tak bisa berkompromi dengan remeh temeh dunia perkuliahan.
Prestasi menteri Susi Pudjiastuti juga bisa dijadikan inspirasi yang membuat semangat kita bertambah lagi. Bagaimana dirinya yang hanya lulusan SMP bisa jadi pengusaha sukses hingga didapuk menjadi menteri. Pencapaiannya jelas tak datang dalam semalam dan perjuangannya pasti melewati proses yang panjang. Tapi toh dia bisa berhasil dan membuktikan bahwa ijazah dan gelar bukan satu-satunya penentu kesuksesan, bukan?
Quote:Dibalik sebuah ‘bencana’, Tuhan pasti menyimpan rencana besar. Asalkan mau gigih berusaha, yakinlah bahwa rezeki dari-Nya tak akan pernah tertukar
Ada hal-hal yang memang sudah digariskan dan kita layak menerimanya dengan lapang dada. Namun, ada pula yang bisa kita usahakan sehingga satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah berjuang untuk meraihnya. Di titik-titik terendah dalam hidup, kadang kita memang hanya harus berpikir positif agar bisa bangkit dan melewatinya. Drop out boleh dianggap sebagai bencana dalam hidup, tapi tak salah jika kita percaya bahwa ada kebaikan besar yang akan datang setelahnya. Yang pasti, rezeki akan datang dengan berbagai cara. Ia tak akan tertukar asalkan kita mau gigih berusaha.
Nah, gimana? Setujukah kamu bahwa drop out memang bukan akhir segalanya? Bahkan gelar setinggi apapun, kalau tidak dimanfaatkan untuk membantu sesama maka ilmu itu akan sia-sia. Jadi jangan pernah minder sama orang yang punya gelar yang tinggi dan jangan pernah juga ada niatan untuk membeli "ijazah palsu". Semoga siapa pun yang pernah mengalami kegagalan ini bisa lebih tegar dan semangat untuk menjalani kehidupan yang selanjutnya, ya!
Quote:Jika agan merasa thread ini bermanfaat dan menginspirasi, kalau berkenan jadikan thread ini Recommend HT
Klik disini gan (docs.google.com)
Sumber (www.hipwee.com)
Quote:Jual Beli Ijazah Marak, Rektor UI: Mindset Kita Masih Mendewakan Gelar
Jakarta - Dunia pendidikan digegerkan dengan temuan adanya praktik jual beli ijazah di sejumlah kampus. Kegiatan ini masih eksis karena masyarakat Indonesia terlalu mendewakan sebuah gelar akademisi.
"Mindset kita ini masih menomorsatukan gelar. Selama mendewakan gelar selalu pasti ada orang yang berusaha memalsukan," ujar Rektor UI Prof Dr Muhammad Anis saat ditemui di Gedung Rektorat, Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (22/5/2015).
Sebagai contoh, untuk satu posisi pekerjaan, kualifikasi yang dibutuhkan adalah lulusan tertentu. Orang yang bernafsu mendapatkan posisi itu, bisa saja membeli ijazah palsu.
Nah, menurut Anis, di sinilah pentingnya sebuah interview terhadap calon tenaga kerja. Kemampuan seseorang akan bisa terlihat dalam proses ini.
Sumber Berita (news.detik.com)
Quote:Ijazah Palsu di Indonesia Digunakan untuk Naik Pangkat
Pihak akademisi mengaku prihatin terhadap ramainya praktik penerbitan ijazah palsu. Mereka menilai para oknum penerbit ijazah palsu bisa tetap beroperasi karena ada pasar.
Hal itu disampaikan Ketua Akademisi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Sangkot Marzuki, di kediaman BJ Habibie, kawasan Patra, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Minggu, 24 Mei 2015. Dia mengatakan, di Indonesia, yang kerap kali dilihat dari ijazah adalah angkanya, seperti nilai ijazah.
"Ada pasarnya dan juga pembelinya. Pembelinya adalah orang-orang yang bisa membayar. Ini sudah menjadi penyakit di Indonesia," kata Sangkot.
Dia turut menyebut ada saja pihak yang memberikan ijazah dengan gelar palsu, misalnya profesor kehormatan.
"Mana ada profesor kehormatan? Kalau di luar negeri, yang namanya honorary professor, dia diangkat menjadi professor dan tidak dibayar. Kalau di Indonesia, namanya Guru Besar," kata Sangkot.
Dia menambahkan, itu merupakan pekerjaan, job. Artinya, kalau sudah selesai ya ditinggalkan. Dia sudah tak lagi berhak menggunakan gelar profesor kehormatan itu.
Sangkot menilai bahwa ijazah palsu kerap digunakan untuk kenaikan pangkat. Pasalnya, yang kerap dilihat di Indonesia, adalah kuantitatf atau angka.
"Di Indonesia ada cum, angka. Ini bisa direkayasa, misalnya untuk kenaikan pangkat. Yang kita heran, paper (ijazah palsu), kok angkanya sama dengan paper yang impactnya kepada masyarakat luas", kata dia.
Sumber Berita (nasional.news.viva.co.id)
Quote:Jual Beli Ijazah, Kapolri Koordinasi dengan Menristek Dikti
Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir terkait banyaknya dugaan jual beli ijazah dan ijazah palsu. Dia mengatakan, penyidik kepolisian siap menindaklanjuti laporan dari Menristek.
"Saya sudah koordinasi dengan Menristek. Kemungkinan besok atau tidak lusa akan diberikan data ke kami," kata Badrodin Haiti di sela-sela acara peresmian pembangunan Gedung Indonesia 1 di Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (23/5/2015).
Badrodin mengatakan, berdasarkan keterangan Menristek dalam koordinasi tersebut, sudah ada 1 alat bukti yang menguatkan adanya tindak pidana dalam jual beli ijazah yang beredar di masyarakat. Terlebih lagi soal ijazah palsu.
"Termasuk mungkin ada salah satu bukti yang bisa dikembangkan. Karena itu dari situ kita akan lakukan penyelidikan jika memang ada unsur pidananya bisa kita lakukan ke tingkat penyidikan," ujar dia.
Namun, ia belum memastikan apakah perlu tim khusus untuk menelusuri dugaan tindak pidana tersebut. Yang jelas, pihaknya masih menunggu laporan resmi dari Menrisktek. Soal jumlah universitas yang akan dilaporkan, mantan Wakapolri itu belum bisa memastikan.
"Yah nanti kita lihat laporan Menristek. Saya tidak tahu (berapa kampus) tapi yang jelas menteri sudah ke kampus itu dan cek langsung dan hasilnya bisa dikoordinasikan," beber Badrodin.
Dia menegaskan, pihaknya tidak ragu-ragu untuk mempidanakan oknum-oknum yang memalsukan ijazah universitas itu. "Jika ada pidananya kita proses secara pidana," ucap Kapolri Badrodin.
Sumber Berita (m.liputan6.com)
Miris memang dengan cara mereka ngakalin "ijazah" sebab diluar sana ada orang yang berusaha sebaik mungkin untuk lulus dengan cara yang sah, ada juga yang gagal melanjutkan kuliah bahkan ada juga yang di drop out dari kampusnya. Bukan berarti mau menyalahkan nasib yang digariskan atau keadaan, tapi ada kalanya kita tak punya cukup daya untuk berusaha. Merasa salah jurusan, punya masalah yang sulit diselesaikan, tak punya biaya untuk melanjutkan pendidikan; banyak hal yang bisa jadi alasan kenapa seseorang terpaksa berhenti sebelum lulus dan menyandang gelar sarjana.
Merasa kecewa, sedih, kesal, atau bahkan marah memang wajar saja. Tapi apa yang layak kita renungkan setelahnya? Apakah pantas jika kita merasa bahwa pengalaman buruk ini adalah akhir dari segalanya?
Quote:Setiap orang punya garis nasib yang berbeda. Kita tak lantas jadi manusia hina meski gagal menyandang gelar sarjana
Saat terpaksa meninggalkan bangku kuliah sebelum waktunya, wajar jika kita merasa kecewa. Bahkan, bukan tidak mungkin kita akan merasa marah hingga menyalahkan diri sendiri dan keadaan. Ya, diri kita memang sudah pasti ikut andil hingga kegagalan itu bisa terjadi. Alih-alih sibuk menyalahkan diri sendiri, bukankah lebih baik berkaca dan introspeksi diri? Apa sih yang membuat kegagalan ini bisa terjadi?
Di sisi lain, kita pun selayaknya percaya bahwa memang tidak semua orang digariskan untuk memiliki gelar di belakang nama. Meski gelar tersebut akan memudahkan kita dalam meniti karir, toh masih banyak ragam karir yang bahkan tak butuh gelar dan ijazah dari perguruan tinggi sebagai modalnya. Jika status sebagai pegawai kantoran tak bisa disandang, bukankah profesi sebagai wirausahawan pun boleh dibilang cukup menjanjikan?
Quote:Mereka yang bisa lulus ‘normal’ memang pantas berbangga. Tapi skill dan pengalaman toh bisa didapat dari mana saja
Drop out bisa jadi disebabkan banyak hal. Entah memang karena malas, menjalani kuliah sambil sibuk bekerja, hingga terlalu aktif di organisasi misalnya. Kita patut menyadari bahwa kegagalan terjadi lantaran kita tak bisa bijaksana pada diri sendiri. Tapi mari kita renungkan lagi. Kebaikan apa sih yang masih bisa kita syukuri ketika berada di titik ini?
Ketika kita meninggalkan kewajiban di kampus demi pekerjaan atau organisasi tentu masih ada kebaikan yang bisa kita dapati. Lebih dahulu terjun ke dunia kerja dari pada teman-teman lainnya mungkin membuat kita justru lebih berpengalaman daripada mereka. Kita terlatih untuk menerapkan kemampuan dan skill yang dimiliki dan bukan sekadar sibuk bergumul dengan teori.
Ketika kita terlalu sibuk dengan kegiatan organisasi, bisa jadi kita memiliki soft skill yang lebih mumpuni dibanding teman-teman yang menghabiskan seluruh waktunya untuk belajar saja. Padahal, soft skill macam kemampuan memimpin, berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama dalam tim – kelak juga akan jadi modal penting dalam meniti karir.
Quote:Gagal adalah momen yang paling berharga, karena setelahnya kita akan bertumbuh jadi pribadi yang lebih dewasa dan bijaksana
Kegagalan memenuhi kuota lulus 14 semester mungkin akan kita tangisi. Kita terpuruk karena menyesal dan kecewa dengan apa yang sudah terjadi. Pengalaman gagal membuat kita begitu rapuh hingga tak punya semangat untuk berusaha lagi.
Mari menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang tidak sempurna sehingga kegagalan seharusnya dimaklumi saja. Kegagalan justru jadi pengalaman yang berharga selama kita mau introspeksi dan bisa mengambil pelajaran dibaliknya. Bisa jadi kegagalan malah membuat kita lebih dewasa dan bijaksana, baik dalam berpikir maupun bertindak.
Quote:Sukses bukan hanya milik mereka yang lulus tepat waktu dan punya IPK tinggi. Pengalaman Mark Zuckerberg hingga Bill Gates bisa jadi inspirasi yang membuat kita semangat lagi
Ijazah dan gelar sarjana bukanlah harga mati ketika kita ingin meraih kesuksesan. Bukan berarti ingin jumawa atau membenarkan kealpaan diri sendiri, tapi banyak orang sukses di luar sana yang ternyata juga mengalami hal yang sama. Nama-nama seperti Mark Zuckerberg, Bill Gates, hingga Steve Jobs pun kabarnya bermasalah dengan pendidikan akademis mereka. Jiwa entrepreneur yang begitu kental hingga kecerdasan yang di atas rata-rata membuat mereka tak bisa berkompromi dengan remeh temeh dunia perkuliahan.
Prestasi menteri Susi Pudjiastuti juga bisa dijadikan inspirasi yang membuat semangat kita bertambah lagi. Bagaimana dirinya yang hanya lulusan SMP bisa jadi pengusaha sukses hingga didapuk menjadi menteri. Pencapaiannya jelas tak datang dalam semalam dan perjuangannya pasti melewati proses yang panjang. Tapi toh dia bisa berhasil dan membuktikan bahwa ijazah dan gelar bukan satu-satunya penentu kesuksesan, bukan?
Quote:Dibalik sebuah ‘bencana’, Tuhan pasti menyimpan rencana besar. Asalkan mau gigih berusaha, yakinlah bahwa rezeki dari-Nya tak akan pernah tertukar
Ada hal-hal yang memang sudah digariskan dan kita layak menerimanya dengan lapang dada. Namun, ada pula yang bisa kita usahakan sehingga satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah berjuang untuk meraihnya. Di titik-titik terendah dalam hidup, kadang kita memang hanya harus berpikir positif agar bisa bangkit dan melewatinya. Drop out boleh dianggap sebagai bencana dalam hidup, tapi tak salah jika kita percaya bahwa ada kebaikan besar yang akan datang setelahnya. Yang pasti, rezeki akan datang dengan berbagai cara. Ia tak akan tertukar asalkan kita mau gigih berusaha.
Nah, gimana? Setujukah kamu bahwa drop out memang bukan akhir segalanya? Bahkan gelar setinggi apapun, kalau tidak dimanfaatkan untuk membantu sesama maka ilmu itu akan sia-sia. Jadi jangan pernah minder sama orang yang punya gelar yang tinggi dan jangan pernah juga ada niatan untuk membeli "ijazah palsu". Semoga siapa pun yang pernah mengalami kegagalan ini bisa lebih tegar dan semangat untuk menjalani kehidupan yang selanjutnya, ya!
Quote:Jika agan merasa thread ini bermanfaat dan menginspirasi, kalau berkenan jadikan thread ini Recommend HT
Klik disini gan (docs.google.com)
Sumber (www.hipwee.com)
makasih gan semangatnya .. sangat beharga
Quote:Original Posted By vonidi ►
makasih gan semangatnya .. sangat beharga
Sama-sama gan, semoga bermanfaat ya
makasih gan semangatnya .. sangat beharga
Sama-sama gan, semoga bermanfaat ya
Waah thread mantap nih gan...
Intinya untuk menjadi sukses bukan berarti ijazah harus bagus
Intinya untuk menjadi sukses bukan berarti ijazah harus bagus
Quote:Original Posted By ularpiton ►
Waah thread mantap nih gan...
Intinya untuk menjadi sukses bukan berarti ijazah harus bagus
betul gan, sukses itu tergantung niat dan kemauan kita. Ga harus selalu tentang ijazah
Waah thread mantap nih gan...
Intinya untuk menjadi sukses bukan berarti ijazah harus bagus
betul gan, sukses itu tergantung niat dan kemauan kita. Ga harus selalu tentang ijazah
Jangan digeneralisir juga liat bill gates dan mark zuc
Atau sama bu susi atau yanglain
Paling 1 : 10000
Apalagi Kalau dari top 100 world univ
Memang bisa gak pake ijazah..apalagi kalau cuma cari duit doank
Tapi dengan ijazah, peluangnya lebih baik
Atau sama bu susi atau yanglain
Paling 1 : 10000
Apalagi Kalau dari top 100 world univ
Memang bisa gak pake ijazah..apalagi kalau cuma cari duit doank
Tapi dengan ijazah, peluangnya lebih baik
nice thread gan
thanks gan, setelah baca thread ente ane jadi termotivasi.
Quote:Original Posted By armandnanda ►
Jangan digeneralisir juga liat bill gates dan mark zuc
Atau sama bu susi atau yanglain
Paling 1 : 10000
Apalagi Kalau dari top 100 world univ
Memang bisa gak pake ijazah..apalagi kalau cuma cari duit doank
Tapi dengan ijazah, peluangnya lebih baik
Iya gan itu kan contohnya
Dengan ada ijazah peluang memang lebih baik, tapi bukan berarti gada ijazah itu akhir dari segalanya
Quote:Original Posted By xafrzlx ►
nice thread gan
Thank you gan
Jangan digeneralisir juga liat bill gates dan mark zuc
Atau sama bu susi atau yanglain
Paling 1 : 10000
Apalagi Kalau dari top 100 world univ
Memang bisa gak pake ijazah..apalagi kalau cuma cari duit doank
Tapi dengan ijazah, peluangnya lebih baik
Iya gan itu kan contohnya
Dengan ada ijazah peluang memang lebih baik, tapi bukan berarti gada ijazah itu akhir dari segalanya
Quote:Original Posted By xafrzlx ►
nice thread gan
Thank you gan
bener banget, orang indo tuh masih mendewakan nilai dan gelar, UN rapot sekolah ipk kita aja pasti liatnya dari nilai bukan pengalaman atau yg lainnya. parah emang euy
Quote:Original Posted By dabuzakiyah ►
Sama-sama gan, semoga bermanfaat ya
ia gan.. apalagi ane sendiri masih ngejalanin gimana susahnya buat dapet gelar gan... kalo denger orang yang lewat jalan pintas itu rasanya gimana gitu gan kadang pilu gan begitu mudahnya orang dapat .. tapi pengalaman dan proses yang sulit itu lah yang menempa kita menjadi kuat ,,
Sama-sama gan, semoga bermanfaat ya
ia gan.. apalagi ane sendiri masih ngejalanin gimana susahnya buat dapet gelar gan... kalo denger orang yang lewat jalan pintas itu rasanya gimana gitu gan kadang pilu gan begitu mudahnya orang dapat .. tapi pengalaman dan proses yang sulit itu lah yang menempa kita menjadi kuat ,,
di indo udah kebanyakan penduduk
jadi biar gampang sortirnya para perusahaan butuh yang memiliki nilai plus, salah satunya harus memiliki gelar
jadi biar gampang sortirnya para perusahaan butuh yang memiliki nilai plus, salah satunya harus memiliki gelar
mantap mas broo
bullshit motivasi lagi Bill Gates, Zuckerberg, dll emang DO dari kampusnya, tapi kampusnya apa dulu. Cek juga proses perjuangan mereka, bukan sekedar gara2 DO-nya doang
Okeh, Ijazah boleh ga penting. Terus apa yang sudah lo lakuin dalam hidup sampe saat ini? Pengalaman kerja ada ga? Pengalaman organisasi punya ga? Jaringan kenalan sampe mana n siapa aja? Kalo semua itu juga ga ada, ya sama aja parahnya dengan orang2 yang beli ijazah palsu tersebut. Prett....
Okeh, Ijazah boleh ga penting. Terus apa yang sudah lo lakuin dalam hidup sampe saat ini? Pengalaman kerja ada ga? Pengalaman organisasi punya ga? Jaringan kenalan sampe mana n siapa aja? Kalo semua itu juga ga ada, ya sama aja parahnya dengan orang2 yang beli ijazah palsu tersebut. Prett....
bener banget gan, yg penting mah skill
Dirumah surat DO yg ane bingkai bukan ijazah, seriusan .
Quote:Original Posted By sayagote ►
bener banget, orang indo tuh masih mendewakan nilai dan gelar, UN rapot sekolah ipk kita aja pasti liatnya dari nilai bukan pengalaman atau yg lainnya. parah emang euy
Quote:Original Posted By vonidi ►
ia gan.. apalagi ane sendiri masih ngejalanin gimana susahnya buat dapet gelar gan... kalo denger orang yang lewat jalan pintas itu rasanya gimana gitu gan kadang pilu gan begitu mudahnya orang dapat .. tapi pengalaman dan proses yang sulit itu lah yang menempa kita menjadi kuat ,,
Semangat gan, jangan mau kalah sm orang yang pakai jalan pintas
Quote:Original Posted By KingPhuKang ►
di indo udah kebanyakan penduduk
jadi biar gampang sortirnya para perusahaan butuh yang memiliki nilai plus, salah satunya harus memiliki gelar
Iyaa betul gan, di Indo udah kebanyakan penduduk. Tapi kalo misalkan seseorang diterima karena gelarnya tinggi tapi gelarnya itu dari ijazah palsu, yang rugi perusahaan.
Quote:Original Posted By humhumZ ►
bullshit motivasi lagi Bill Gates, Zuckerberg, dll emang DO dari kampusnya, tapi kampusnya apa dulu. Cek juga proses perjuangan mereka, bukan sekedar gara2 DO-nya doang
Okeh, Ijazah boleh ga penting. Terus apa yang sudah lo lakuin dalam hidup sampe saat ini? Pengalaman kerja ada ga? Pengalaman organisasi punya ga? Jaringan kenalan sampe mana n siapa aja? Kalo semua itu juga ga ada, ya sama aja parahnya dengan orang2 yang beli ijazah palsu tersebut. Prett....
Betul yang agan bilang. Tapi ane bikin thread ini karena ane udah ngalamin sendiri. Dari pengalaman sampe jaringan ane ada. dan Alhamdulillah sekarang ane udah ada usaha sendiri. Bukan berarti ane bikin thread ini sekadar asal bikin aja. Tapi berdasarkan pengalaman ane juga.
bener banget, orang indo tuh masih mendewakan nilai dan gelar, UN rapot sekolah ipk kita aja pasti liatnya dari nilai bukan pengalaman atau yg lainnya. parah emang euy
Quote:Original Posted By vonidi ►
ia gan.. apalagi ane sendiri masih ngejalanin gimana susahnya buat dapet gelar gan... kalo denger orang yang lewat jalan pintas itu rasanya gimana gitu gan kadang pilu gan begitu mudahnya orang dapat .. tapi pengalaman dan proses yang sulit itu lah yang menempa kita menjadi kuat ,,
Semangat gan, jangan mau kalah sm orang yang pakai jalan pintas
Quote:Original Posted By KingPhuKang ►
di indo udah kebanyakan penduduk
jadi biar gampang sortirnya para perusahaan butuh yang memiliki nilai plus, salah satunya harus memiliki gelar
Iyaa betul gan, di Indo udah kebanyakan penduduk. Tapi kalo misalkan seseorang diterima karena gelarnya tinggi tapi gelarnya itu dari ijazah palsu, yang rugi perusahaan.
Quote:Original Posted By humhumZ ►
bullshit motivasi lagi Bill Gates, Zuckerberg, dll emang DO dari kampusnya, tapi kampusnya apa dulu. Cek juga proses perjuangan mereka, bukan sekedar gara2 DO-nya doang
Okeh, Ijazah boleh ga penting. Terus apa yang sudah lo lakuin dalam hidup sampe saat ini? Pengalaman kerja ada ga? Pengalaman organisasi punya ga? Jaringan kenalan sampe mana n siapa aja? Kalo semua itu juga ga ada, ya sama aja parahnya dengan orang2 yang beli ijazah palsu tersebut. Prett....
Betul yang agan bilang. Tapi ane bikin thread ini karena ane udah ngalamin sendiri. Dari pengalaman sampe jaringan ane ada. dan Alhamdulillah sekarang ane udah ada usaha sendiri. Bukan berarti ane bikin thread ini sekadar asal bikin aja. Tapi berdasarkan pengalaman ane juga.
kalo menurut ane yg penting tuh ilmu yg bermanfaat dan tentunya VAROKAH
Penting barokah, bener atas ane..
Quote:Original Posted By mergo ►
bener banget gan, yg penting mah skill
Skill penting gan, tapi berusaha semaksimal dan berdoa juga lebih penting
Quote:Original Posted By kornelisbukit ►
Dirumah surat DO yg ane bingkai bukan ijazah, seriusan .
Jadi buat kenang-kenangan ya gan
Quote:Original Posted By devararishivian ►
kalo menurut ane yg penting tuh ilmu yg bermanfaat dan tentunya VAROKAH
maksudnya barokah ya gan?
Via: Kaskus.co.id
bener banget gan, yg penting mah skill
Skill penting gan, tapi berusaha semaksimal dan berdoa juga lebih penting
Quote:Original Posted By kornelisbukit ►
Dirumah surat DO yg ane bingkai bukan ijazah, seriusan .
Jadi buat kenang-kenangan ya gan
Quote:Original Posted By devararishivian ►
kalo menurut ane yg penting tuh ilmu yg bermanfaat dan tentunya VAROKAH
maksudnya barokah ya gan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar