Pages


Rabu, 17 Juni 2015

Jakarta Padet: Data Statistik & Solusi Mengatasinya (Ide Brilian masuk gan)

Halo all..
hehe...

Welcome to my THREAD...


ini adalah threat pertama ane yang tergolong "niat" dan pastinya bukan karena asli dari pemikiran impuls ane sendiri.. hehe.

Dan gak kepikiran juga gan kalo bakal masuk HOT THREAD...
Quote:


Special thanks to all mimin, momod, and all kaskuksers sekalian yang ganteng, cantik, and gak maho
Hehe becanda gan.. Mohon maaf dan mohon jangan diambil hati....

Okay lah gan, ane ucapkan selamat datang dan sumonggo pinarak gan..



_______________________________(Mulai Memasuki Bagian Serius)_______________________________

To the point aja gan, berawal dari pengamatan ane pada kondisi Jabodetabek yang padetnya aje-gile, maka akhir-akhir ini ane coba akses data-data statistik yang tersedia secara publik di laman web official Badan Pusat Statistika (klik di sini  (www.bps.go.id) untuk mengakses lamannya gan) untuk mengobati rasa penasaran ane gan. Dari laman web tsb, ane dapatkanlah sebuah data kependudukan berdasarkan Sensus Penduduk yang diselenggarakan tiap 10 tahun sekali gan. Dari situ, bisa dilihat:

Quote:(a) Seberapa padet sih sebenarnya Indonesia ini?
(b) Kok bisa Jakarta padetnya aduhai banget?
(c) Gimana sih statistiknya kalau dilihat dalam bentuk angka?



Oke lah kl gtu, nggak perlu panjang kali lebar gan, langsung aja ane paparkan datanya:

Spoiler for Data Statistik Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Sensus Kependudukan:



Quote:NB: Data ini belum temasuk Kalimantan Utara / Kaltara sebagai Provinsi baru, karena sensus penduduk terakhir adalah pada tahun 2010


Nah, dari data statistik di atas, ane coba tuh bikin hitung-hitungan kasar tentang density atau kepadatan penduduk dari masing-masing provinsi dengan menggunakan rumus logika simple, yakni total jumlah penduduk di tiap provinsi dibagi dengan luas wilayah provinsi tersebut (dalam km2). Dengan demikian, didapatkanlah angka density sebagai berikut:

Spoiler for Density Tiap-tiap Provinsi di Indonesia Dari Tahun ke Tahun:



Quote:NB:
a. Satuannya adalah orang/km2
b. Density didapatkan dari pembagian antara total jumlah penduduk di tiap provinsi dibagi dengan luas wilayah provinsi tersebut (dalam km2)



Spoiler for Definisi Density:

Density atau dalam konteks ilmu Geografi disebut Population Density adalah suatu cara untuk mengukur tingkat kepadatan penduduk berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayahnya. Semakin tinggi angka population density, maka semakin padat wilayah tersebut karena penuh sesak dengan penduduk.


Spoiler for Sebagai Perbandingan (People's Republic of Tiongkok, India, USA, dan Indonesia):

Indonesia peringkat 4 jumlah penduduk terbanyak di dunia loh gan. Udah pada tau kan pastinya...
Tapi coba deh amati gan, Luas Wilayah Indonesia lebih banyak perairannya bukan sih?
Mungkinkah karena itu, sehingga daratannya (terutama JAKARTA) terasa penuh sesak?

(1) China 1.355.692.576
(2) India 1.236.344.631
(3) Amerika Serikat 318.892.103
(4) Indonesia 253.609.643
(5) Brasil 202.656.788
(6) Pakistan 196.174.380
(7) Nigeria 177.155.754
(8) Bangladesh 166.280.712
(9) Russia 142.470.272
(10) Jepang 127.103.388

Sumber:
Detik.com  (finance.detik.com)
ilmupengetahuanumum.com  (ilmupengetahuanumum.com)


Byuh, padet nih ternyata Indonesia gan...


Ya sudahlah, mari kita fokus ke DKI Jakarta, as I said previously, threat ini berawal dari penasaran ane tentang seberapa padatnya DKI Jakarta. Setelah ane amati dari data population density nasional di atas, terlihatlah bahwa density DKI Jakarta terlampau ekstrim tingginya jika dibanding dengan density dari provinsi-provinsi lain. Ini ane coba tampilkan dalam bentuk grafis yang agak eye catching gan...

Spoiler for Population Density Nasional Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010 :



Quote:
nah lo, bisa dilihat kan, betapa ekstrimnya kepadatan penduduk DKI Jakarta?
dalam wilayah seluas 1 km2, ada 12,978.23 jiwa yang mendiaminya. Apa bener nih?



Spoiler for Population Density DKI Jakarta Berdasarkan Sensus Penduduk tiap 10 tahun sekali:



Quote:
(a) Dari data ini, secara statistik kasar, dapat kita lihat laju penambahan penduduk di DKI Jakarta sejak tahun 1971 hingga tahun 2010. Dari kurva tersebut, terlihat peningkatan yang skalanya mendekati linier.
(b) Berdasarkan kurva mendekati linier tersebut (lets say, kita menggunakan pendekatan linier regression dalam penarikan kurva), jumlah penduduk DKI Jakarta di tahun 2010 meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan jumlah penduduk DKI Jakarta per tahun 1971.
(c) Dari situ, jika kurva menggunakan pendekatan linier, bisa dibayangkan kan betapa padatnya DKI Jakarta dalam 40 tahun ke depan?



Wow banget gan, dari situ bisa dibayangkan, betapa tidak idealnya DKI Jakarta dalam waktu ke depannya.
Fenomena ini bakal lebih parah gan..
Spoiler for Jakarta Massive Traffic Jam:

Spoiler for Traffic Jam Phenomena (1):

Spoiler for Traffic Jam Phenomena (2):

Spoiler for Traffic Jam Phenomena (3):

Spoiler for Traffic Jam Phenomena (4):

Spoiler for Traffic Jam Phenomena (5):

Spoiler for Traffic Jam Phenomena (6):





Haduh...
Okay deh gan, daripada pusing mikirin statistik, iseng-iseng ane nyusun beberapa ide-ide unik untuk mengatasi hal ini, supaya DKI Jakarta lebih nyaman ke depannya gan..

Spoiler for Solusi 1: Indonesia Negara Kepulauan yang Multisentral:

Indonesia adalah negara kepulauan, terdiri atas 17.504 pulau. Sangatlah besar sekali. Semuanya terpisah dengan lautan yang amatlah luas, dengan sistem transportasi antar pulau yang tentu saja terbatas (dirgantara dan bahari, tidak semudah transportasi darat yang flexible). Sedangkan, kita tahu sendiri karakter utama masyarakat Indonesia adalah trend sentris, alias terpusat pada sebuah trend secara massive dan tak terkontrol. Disamping itu, kita tahu sendiri bahwa industri televisi nasional kita memanglah mostly terpusat di Jakarta disebabkan karena negara kita yang cukup besar dan satu-satunya pusat bisnis skala makro di Indonesia adalah di Jakarta, jadi tidak bisa dihindari bahwa pemberitaan tentang Jakarta yang terjadi secara massif terjadi di semua media.

Dampaknya adalah, seluruh masyarakat Indonesia pikirannya terpusat ke Jakarta. Tahu sendiri kan, orang Indonesia itu karakternya adalah trend sentris? Jadi, dari situ, animo masyarakat seluruh Indonesia tentang Jakarta tidaklah dapat terbendung. Alhasil, arus urbanisasi tidak lagi bisa dibendung karena sudah terlanjur massif.

Indonesia adalah negara besar yang secara geografis sangatlah unik dan berbeda dibandingkan dengan negara-negara lain, karena masing-masing pulau terpisah-pisah dengan lautan yang luas. Seharusnya, Indonesia tidak bisa hanya menerapkan satu pusat trend saja dalam satu negara yang luasnya minta ampun ini, karena karakternya tidak bisa disamakan dengan negara-negara yang lain yang cenderung compact, dengan daratan yang tidak terpisah-pisah secara ekstrim oleh lautan yang luas. Indonesia ini sangatlah luas, dengan karakteristik sosial masing-masing yang berbeda sesuai kearifan lokal dan budaya masing-masing. Karena Indonesia sangatlah besar dan terpisah-pisah, bagaimana kalau Indonesia dibuat multisentris?

Spoiler for Sedang Khidmat Menonton TV:




Spoiler for Seluruh Media TV Nasional Berpusat di Jakarta as a Trend Setter:




Okay, lets focus on several main islands. Lets say: Sumatera, Borneo (Kalimantan), Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Masing-masing satu pulau besar memiliki satu pusat trend. Dan masing-masing satu pusat trend tersebut memiliki media broadcasting massif yang berskala nasional.

Dengan demikian, setiap pusat trend menjadi rujukan secara nasional dan bertanggungjawab membroadcast secara nasional trend yang sedang terjadi di daerah tersebut. Jadi, kesan Jakarta adalah yang paling keren banget dan daerah adalah kampungan akan sirna, karena trendnya tidak hanya terpusat di Jakarta saja. Sebagai contoh, image gaya bahasa medhok pun akan jadi trend/viral dan kesan kampungan akan hilang di kemudian hari, karena menjadi trend massif nasional (hanya contoh gan, no offense, hehe...).


lantas, apa hubungannya dengan solusi mengatasi kepadatan Jakarta?
Tentu ada kaitannya:
Quote:
  1. Jakarta bukan lagi satu-satunya trendsetter, jadi secara tidak sadar arus urbanisasi akan terdistribusi ke trendsetter-tremdsetter yang lain
  2. Investasi skala makro yang berdampak pada pembangunan nasional yang merata akan terdistribusi tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di wilayah-wilayah lain.
  3. Pemerintah pusat tinggal mempersiapkan infrastruktur deh, dari pusat trend di masing-masing pulau besar tersebut ke zona-zona sub-urban bahkan rural, supaya rejekinya menetes gan




Spoiler for Solusi 2: Ibukota Administratif yang Strategis, Aman, dan Steril:

Solusi out-of-the-box yang kedua adalah pemindahan ibukota administratif Indonesia. Solusi ini timbul akibat banyaknya keluhan sebagai berikut:
Quote:
aduuuuh... Jakarta udah macet, voorijder lalu lalang motong-motong jalan sembarangan lagi.

Quote:
Waduh, ini ada mobil pejabat melawan ARUS...
Kompas.com  (megapolitan.kompas.com)
Detik.com  (news.detik.com)

Quote:
Aduh, mana meeting udah mau mulai lagi... kejebak macet gini... eh, mobil pejabat lewat malah bikin tambah macet aja ih.

Quote:
Waduh, itu ngawur banget, ada pejabat main terobos jalur Transjakarta


Come on guys, mereka adalah pemerintah. Nasib ratusan juta rakyat Indonesia ada di tangan mereka, tidak hanya rakyat Jakarta. Jutaan rakyat Indonesia yang berada di zona 3T a.k.a Remote Area pun bergantung dengan pergerakan mereka. Jadi lumrah lah kalau menurut saya jika mereka harus di VIP kan. Yang tidak lumrah adalah, kemacetan massif dan tidak terorganisir yang terjadi di Jakarta.

Spoiler for Kemacetan Massif:




Nah, pusing kan?
ane juga


Lantas, solusinya bagaimana yah? Nah ini dia yang seru untuk dibahas. Sudah banyak ide mengenai hal ini gan, salah satunya adalah pemindahan ibukota ke Palangkaraya. Lantas, apakah itu adalah salah satu hal yang tepat? Negara kita ini kepulauan loh, susah banget nanti prosesnya. Nah loh bingung dah.

Ya begitulah...

Untuk kasus ini, mari kita lihat dari negara jiran kita, Malaysia. Malaysia adalah negara yang tidak banyak pemberitaanya jika di negara kita. Kita tidak banyak tahu tentang Malaysia, karena Malaysia memang negara yang cenderung tertutup di mata luar. Namun, jangan remehkan gan, negara ini telah berhasil menciptakan sistem jalan raya yang terintegrasi dan rapi di seluruh negaranya gan.

Satu lagi yang perlu di highlight di sini, Malaysia sudah sejak lama memindahkan ibukota administratifnya ke kota yang baru dibentuknya sekitar dua dekade lalu, yakni di Putrajaya.

Spoiler for Lokasi Putrajaya di Semenanjung Malaysia:




Lokasi Putrajaya tidaklah terlalu jauh dari Kuala Lumpur sebagai ibukota negara sekaligus pusat perekonomian makro negara. Putrajaya pada mulanya adalah hutan yang sangat luas dan kosong, di bawah wilayah State of Selangor Darul Ehsan (Provinsi yang mengelilingi Kuala Lumpur). Kemudian, pemerintah pusatnya pada saat itu membeli tanah di daerah tersebut dan menyulapnya menjadi kota cantik nan modern bernama Putrajaya. Malaysia memang spesialis kalau di bidang urban transformation, bisa menyulap lahan hutan yang luas banget berubah menjadi kota yang rapi, modern, dan siap infrastrukturnya.

Dari sini, bisa dipelajari misi dari pembentukan Putrajaya sebagai ibukota administratif adalah demi memisahkan pusat administratif dengan pusat ekonomi. jadi, seolah-olah negara memiliki dua ibukota. Keuntungannya, pemerintah tidak lagi pusing dikelilingi dengan aktivitas bisnis di sekitarnya, dan aktivitas bisnis pun berjalan dengan baik karena tidak bercampur baur dengan aktivitas administratif negara.

Spoiler for Putrajaya Ibukota Administratif Malaysia (1):



Spoiler for Putrajaya Ibukota Administratif Malaysia (2):



Spoiler for Putrajaya Ibukota Administratif Malaysia (3):



Spoiler for Putrajaya Ibukota Administratif Malaysia (4):



Spoiler for Putrajaya Ibukota Administratif Malaysia (5):




Nah, dari situ lahirlah ide pemindahan pusat administratif negara yang bisa meniru Malaysia ini gan. Pemindahan pusat administratif negara tidak perlu jauh-jauh dari ibukota pusat ekonomi, karena stabiitasnya akan berdampak massif jika tiba-tiba ekstrim berpindah tempat terlalu jauh. lantas, tercetuslah ide pemindahan pusat administratif Indonesia di wilayah pegunungan sekitar Jawa Barat. Satu pegunungan, disulap menjadi kota modern seperti halnya Putrajaya yang tentu saja terhubung dengan toll yang steril dengan Jakarta sebagai ibukota pusat ekonomi.

Dari sini, akan muncul argumen baru. Kota/kabupaten mana yang akan dipinjam wilayahnya?
Apa pertimbangannya sehingga kota/kabupaten ini bisa menjadi ibukota administratif negara yang baru?

Kembali ke kasus Malaysia gan, bukan kota/kabupaten manapun, melainkan wilayah administratif baru yang terpisah dan diciptakan mulai dari nol. Putrajaya bukan diciptakan dari sebuah kota yang sebelumnya sudah siap secara infrastruktur, justru malah diciptakan dari hutan belantara yang kosong melompong tidak ada apa-apa di sana.

Lantas, apakah solusi ini memang realistis? it depends...
Ane tidak bisa berkomentar, kan cuma ide gan....



Spoiler for Solusi 3: Commuting System yang Out of The Box:

Ane pindahin di slot komeng Pertamax ya gan, supaya ngetiknya lebih leluasa
silahkan lanjut merujuk ke sana gan utk baca solusi yang satu ini...



Spoiler for Solusi 4: Business Hour yang tidak exactly sama untuk setiap kantor:

Ane rasa, dari judulnya aja udah cukup jelas gan...

Jangan skeptis dulu neh gan ngomong2, yah namanya juga ide...
Hal yang menyebabkan Jakarta padet tidak bisa dpungkiri adalah karena orang berkumpul dan tumplek blek dalam waktu yang bersamaan. Nah, menurut ane nih gan, kalau diatur sedemikian hingga sehingga semua business hour tidak beririsan exactly the same mungkin bisa menjadi solusi. Meski aneh, tapi coba kita hitung:

Quote:
Mari kita pakai asumsi. Mohon maaf jika asumsinya tidak fully exact, setidaknya bisa mewakili secara matematis.Lets say:
Quote:Jakarta Utara : 200 companies
Jakarta Pusat : 400 companies
Jakarta Selatan : 200 companies
Jakarta Timur : 200 companies
Jakarta Barat : 200 companies

Quote:Business Hour dipecah menjadi lima jenis, sebagai berikut:
(1) 06.30 - 15.30
(2) 07.00 - 16.00
(3) 08.00 - 17.00 (normal business hour neh gan)
(4) 09.00 - 18.00
(5) 10.00 - 19.00
yang penting adalah tidak menyalahi kaidah 8x5 atau 40 hour / week. Jadi, ada 5 jenis rentang waktu business hour.


Quote:
So, dari sono, bisa dibagi deh:
Quote:(1) business hour 06.30 - 15.30
Jakarta Utara : 40 companies
Jakarta Pusat : 80 companies
Jakarta Selatan : 40 companies
Jakarta Timur : 40 companies
Jakarta Barat : 40 companies

Quote:(2) business hour 07.00 - 16.00
Jakarta Utara : 40 companies
Jakarta Pusat : 80 companies
Jakarta Selatan : 40 companies
Jakarta Timur : 40 companies
Jakarta Barat : 40 companies

dan seterusnya gan...

Jadi dampaknya?
(a) orang-orang pada nggak keluar di waktu yang bersamaan deh...
(b) debit jalananan akan berkurang karena waktu dimana orang keluar rumah terdistribusi merata tidak dalam waktu yang benar-benar bersamaan.




Apakah ini realistis?
It depends... kan hanya ide gan...



Spoiler for Solusi 5: Menggeser Market Industri Otomotif:

Solusi 5 ini ane ketik di slot Komeng Pertamax gan
monggo merujuk ke sana yah...


Sekian THREAD dari ane gan
Begitulah negara kita gan, jumlah penduduk kita yang luar biasa banyak, bahkan nomor 4 sedunia, harus kita jadikan sebagai kekuatan kita bersama gan, bukan malah kita jadikan sebagai potensi penghancur internal kita bersama dalam jangka panjang. Setuju gak nih gan?

setuju kan?
shakehand dong kalo gitu gan..


Semoga Indonesia semakin maju jaya ke depannya...


Spoiler for jangan lupa gan:

wajib leave comment



Bagi cendol gan, haus banget ane gan... hehe



Bgi yg berotak Out-Of-The-Box juga silahkan meninggalkan jejak ide kalian gan... ntar ane quote khusus...


Bgi yg Silent Reader pun monggo pinarak, ayo urun rembug juga gan....
minimal ketik sesuatu & tinggalkan jejak ide briliantnya, jgn sungkan2 atuh..



Oke ya? siip yaa? Siiiiiiiiipppp.. mantaaaaaaap..

Lanjutan, cekidot gan...

Spoiler for Solusi 3: Sistem Perpindahan/Commuting System yang Out of The Box:

Solusi ketiga yang tercetus dalam otak ane adalah sistem perpindahan / commuting system yang out-of-the-box. Dalam hal ini, commuting system yang dimaksud adalah proses bagaimana orang di dalam Jakarta berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa kemacetan massif di Jakarta, kepadatan yang luar biasa, dan antrian dimana2 ini adalah disebabkan karena satu orang dengan orang yang lain berpindah tempat secara bersamaan dalam satu rentang waktu yang sama.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa di saat peak hour, jalanan Jakarta seolah-olah berubah menjadi lautan, entah itu lautan kendaraan umum (mulai dari level Transjakarta yang katanya jalannya steril, hingga metromini, kopaja, angkot, bahkan ojek), kendaraan pribadi (mulai dari yang mewah hingga yang jadul), maupun orang. Campuraduk jadi satu kayak cendol diaduk-aduk gan.

Selain itu, Transjakarta yang katanya jadi solusi juga eh malah antri panjang dan nunggu bisnya datang berjam-jam gan
Berikut Ilustrasi antrian busway:
Spoiler for Antrian Transjakarta:

Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:



Yah begitulah gan kenyataannya. kepadatan di kala masa-masa jam sibuk sudah tidak bisa dielakan lagi dikarenakan setiap orang berpindah di waktu yang bersamaan. Beberapa proyek infrastruktur dikebut dalam rangka menyelesaikan permasalahan ini, meski tergolong agak terlambat dan terkesan reaktif rather than proaktif, tapi pengerjaannya sudah mulai dilaksanakan perlahan-lahan:

Spoiler for Pembangunan MRT Jakarta Tahap Awal:

Quote:
Quote:
Quote:

(source: google)


Tapi masih adaaaa aja agan-agan yang ngomel-ngomel seperti ini:
Quote:aduuuh... pembangunan MRT ini malah bikin sesak aje neh...
Quote:Hadeuuuuh..... makin sumpek nih jalan kemakan pembangunan MRT
Quote:Bbbbrrrfffftttt...... lewat sini jadi makin lama neh ada MRT Project...

hehehe... sabar gan....
utk yang ini memang harus bersabar gan...
berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian..
kalau kata bule, pain pain now, happy happy later..hehe

Okay, back to the main issue deh gan...
kepadatan jalan karena orang pada commuting di waktu yang sama dan nggak ada yang mau ngalah....
Lantas, apa solusi aneh yang bisa ditawarkan untuk menjadi solusi kali ini? Inilah gan solusinya..

Spoiler for 1 Gedung = 1 Helicopter:

Eits, jangan keburu skeptis gan...
Nggak dipungkiri, salah satu hal yang bikin orang commuting secara bersamaan adalah karena orang-orang itu berpindah secara bersamaan dan itu sangatlah massif. 1 Gedung 1 Helicopter ini akan sangat membantu mengurangi debit jalanan dan mengurangi antrian Transjakarta yang sangat luar biasa panjang jika diberlakukan.

Spoiler for Fungsi 1 Gedung = 1 Helicopter:

Fungsinya adalah membantu para karyawan yang ingin berpindah tempat dari satu gedung ke gedung yang lain secara mudah. Tidak peduli itu gedung milik perusahaan apa dan siapa, yang penting adalah orang bisa berpindah tempat secara mudah dalam rentang waktu working hour. Lantas, siapa saja yang bisa memakai fasilitas ini? dibatasi dong gan, simak spoiler selanjutnya...


Spoiler for Siapa saja yang Bisa Memakai Helicopter ini?:

Yang bisa memakai fasilitas ini adalah yang sering banget berpindah tempat, ya siapa lagi kalau bukan:
(a) Sales Representative
(b) Pre Sales nya sekalian
(c) Project Management
(d) Top Management juga gan...

etc etc etc, yang sering banget berpindah dari satu gedung ke gedung yang lain dalam masa working hour.


Apakah solusi ini aneh?
yah namanya juga ide gan, implementasinya mah depends on so many things...





Spoiler for Solusi 5: Menggeser Market Industri Otomotif:

Nah, solusi yang ini khusus yang mahir bisnis pasti mengerti lah gan...
Market Shifting; Market Segmentation; Market Penetration, dsb dsb.

it's all about MARKET gan...
Tidak bisa dipungkiri, Jakarta adalah market yang very very extremely huge untuk segala tipe bisnis. Kenapa bisa demikian? Nah, tentu saja karena orang pada tumplek blek berkumpul di sana gan. Bisa dilihat kan dari angka population density yang saya paparkan di atas? Jakarta adalah market yang sangatlah besar karena hal itu. Begitu juga untuk industri otomotif.

Nah, dari judulnya, mungkin agan-agan sekalian bisa menerka kan?
menggeser "market" industry otomotif, dalam artian adalah memindahkan pangsa pasar otomotif ke tempat lain. Karena apa? Karena Jakarta sudah sangatlah overcrowded dengan kendaraan. Ane quote nih gan, CEO Perusahaan Jepang kaget saat melihat Jakarta karena gila-gilaan macetnya karena penuh kendaraan:
Quote:


Source: Liputan6.com  (bisnis.liputan6.com)


Memindahkan market bukan berarti mengurangi profit, karena profit tetap ada namun hanya berpindah pasarnya. Nah, lantas dipindahkan ke mana marketnya?
Quote:
(1) Middle East?
(2) India


Apalagi kalo assembly nya di Indonesia tuh, ganteng maksimal deh karena terhitung ekspor kan...

Kembali lagi, apakah ini realistis?
Lagi-lagi saya harus bilang, It depends, kan ini hanya ide gan..



Spoiler for Slot Khusus untuk kaskuser yang sudah mampir dan turut serta ngasih ide:

Quote:Original Posted By F.Timothy
Hampir semua udah dicoba pemerintah gan. Ini salah satu usaha pemerintah
1. Kenaikan UMR Jakarta. Imbas = banyak tempat usaha pada pindah dan jelas pasti bawa pegawainya. Harapannya sentra industri bukan di Jakarta lagi begitu.
2. Pengenaan pajak kendaraan bermotor sama peraturannya tentand DP kendaraan bermotor (minimal 20% apa 25% lupa ane gan)
3. UU transmigrasi, ga tau jalan apa kaga
4. Program KB
5. dll, dll
Smuanya langkah yang benar dengan konsekuensi masing- masing, tapi liat aja gan sekarang, coba update datanya yang terbaru. Semua ide agan bener, cuma masih harus didukung UU pemerintah setempat + kementriannya, program- program pemerintah juga mesti digalakkin lagi.
Ane ga bisa mikir hal lain yang lebih baik dari hal- hal diatas, pemerintah niat dan langkahnya udah baik tapi pelaksanaan di lapangnya ya kurang baik. Pemerintah kita ga bego- bego amat ko gan
Liat lagi gan di data BPS. PDB regional Jakarta itu paling besar di antara daerah lainnya. Hal ini berbanding lurus sama konsumsi sama investasi, juga menandakan Jakarta adalah kota yang paling dibangun di Indonesia. Jadi, ya ente tau lah, siapa pengusaha yang ga tergiur bangun macem2 di Jakarta dengan fakta ini? Biarin saingannya banyak. Anggeplah ente buka usaha di daerah lain tapi kalo di daerah itu ga ada yang sanggup beli produknya ya rugi juga dong?
Solusi naekin UMR memang bagus karena bikin orang jadi bangun daerah lain tapi konsekuensinya adalah banyak orang ga berskill bagus tergiur sama UMR tinggi Jakarta, alhasil ya.... begitulah.
Jadi ngeliat ini solusi menurut ane:
1. Penguatan UU yang mengatur transmigrasi (nyari sukarelawannya susah gan)
2. Birth control (KB)
3. Sama kaya agan di atas, butuh daerah lain untuk dijadikan pusat kegiatan ekonomi, jadi harus investasi
4. PENDIDIKAN!!! Butuh ini gan biar orang Indonesia lebih berskill dan bisa liat peluang gitu daripada cuma asal dateng ke daerah orang


Quote:Original Posted By verteo_mcrholic
- pemindahaan pemerintahan di luar daerah
- penmindahaan pusat otomotif dan usaha bahan mentah diluar jakarta
- pemusataan jasa dibedakan menjadi bberapa wilayah
- transportasi dan lapangan pekerjaan di luar diperbaiki
- pelarangan mengendarai kendaraan bermotor lebih dr 100 km diharuskan menggunakan transportasi umum
- pendewasaan mental masyarakat utk brani keluar dr daerahnya setelah berusia 18 / berkeluarga


Quote:Original Posted By hawk
batasin mobil 10 taun beres


Quote:Original Posted By sapikotor
Solusi kemacetan nih gan dari ane:

1. Membasmi angkot.
2. Pembatasan pembelian motor dan mobil melalui kredit.
3. Buat Fly Over di persimpangan yang selalu padat,
4. Penertiban parkir liar.

Akibat:
1. Ganti dengan monorail saja lah, punya jalur sendiri dan tidak macet, ramah lingkungan juga. angkot suka berenti sembarangan ngetem sembarangan. angkot juga pake mobil lama gan, kumuh diliat nya, polusi, yang naik juga sebenernya ga nyaman. mending monorail kan tidak ada polusi dan sedap dipandang.
2. Ya menurut ane ga usah maksain deh (ngerti kan maksud ane apa). Mending naik monorail aja 5 menit udh sampe tujuan gak usah beli bensin dan gak usah servis rutin, buang buang duit. tinggal duduk manis kena ac adem 5 menit udh sampe tujuan.
3. Biar tidak ada pertemuan antara kendaraan yg membuat macet gan .Jadi ga pake lampu merah supaya bisa jalan terus ga berenti2. (jakarta sudah punya beberapa, ane tinggal di Bandung. Contohnya persimpangan di Cicaheum dan persimpangan yang menuju Pasteur kalo ada ini pasti ga macet)
4. Kedengarannya sederhana, tapi sebenrnya ngefek sekali gan agar volume kendaraan yang melintas pada detik itu juga bisa lebih banyak dan lancar.

ya itu strategi kemacetan menurut ane dan dari ane langsung, bukan buat jakarta aja sih buat kota2 besar lain juga bisa apalagi Bandung gan tempat ane, aduh angkot nya disana sini banyak banget bejibun, tingkah laku juga kurang ajar banget minta di tinju dah


Quote:Original Posted By jin ifrit
yailah thread kaya gini lg..

gini aja deh, kl dibil jakarta macet.

kita batasi kendaraan dr luar jakarta masuk ke jakarta

maaf ni, misalkan dr bekasi, tangerang dan depok, yg diluar jakarta masuk ke jakarta naik busway, ane yakin jakarta ga bakal macet



Quote:Original Posted By kirong
menurut ane buat ngurai kemacetan jakarta ada 3 cara :
1. Pemerintah HARUS nyediain transportasi yang NYAMAN dan MANUSIAWI sampe ke kota-kota satelit, transportasi bisa berupa MRT, LRT, busway, commuter line

2. Feeder ke wilayah warga, ini paling penting! kan ga semua busway, kereta api, busway bisa masuk ke wilayah warga, nah disini peran pemerintah juga sama DPRD setempat kasih anggaran buat bus-bus kecil tapi nyaman dan aman buat ngangkut warga ke halte / stasiun terdekat, dan jangan sama kaya angkot, pengamen bisa masuk sembarangan.
kalo pun ga bisa di penuhin, ya setidaknya pemerintah kasih lahan parkir lah disekitar stasiun/ kerja sama dengan pengelola parkir disekitar halte busway.

3. kalo pemerintah udah buat yang di point 1, ya balik ke masyarakat, mereka punya kesadaran ga gunain dan jaga fasilitas itu? soalnya kalo ga punya kesadaran mah sama aja boong.

satu lagi, kalo 3 poin diatas udah dilaksanain pemerintah, tinggal tambahin ERP diseluruh jalan protokol/ring 1, pasti lancar jaya jakarta hehehe ( kasian ERP depan FX ga pernah dipake wkwkwk )

that's just my 2 cents



Spoiler for IDE OUT OF THE BOX dari KASKUSER:

SELAMAT
Kepada agan-agan yang komengnya ane Quote berikut ini, karena termasuk ke dalam ide OUT THE BOX..



idenya agak terlampau ekstrim tapi tergolong aneh dan solutif, oleh karena itu, ane beri komeng pelurusan idenya biar lebih mendekati realistis untuk diimplementasikan.

Quote:Original Posted By mekanikkomputer
jakarta mulu yang dipikirin, ini ada solusi ampuh....kasih program wajib orang jakarta buat transmigrasi berhadiah 1 milyar + 1 rumah + 1 mobil...suruh transmigrasi ke pulau yang masih jarang penduduknya...tidak boleh pindah seumur hidup dari pulau tersebut dan jika ketahuan pindah maka akan di ancam di miskinkan oleh negara


Ane sedikit revisi, jadinya begini:
Quote:
PROGRAM PUTRA INDONESIA TERBAIK
Program ini diikuti oleh penduduk Jakarta (dan sekitarnya tentunya) yang sudah kerja di JAKARTA dalam kurun waktu yang lumayan lama, sudah skillfull banget, kenyang pengalaman korporasi, dan memiliki kemampuan managerial yang bagus, Mereka akan diseleksi oleh negara untuk mengabdi kepada negara dengan mengembangkan daerah asalnya. Dibekali dengan modal besar oleh negara untuk menjalankan proyek pembangunan daerah yang nilainya bisa sebesar mobil/rumah, hahaha...

Mereka akan diproyeksikan menjadi calon BUPATI / WALIKOTA di daerah asal masing-masing.dalam kurun waktu ke depannya. Nanti akan terciptalah Risma-Risma yang lain, Ridwan Kamil-Ridwan Kamil yang lain, Syahrul Yasin Limpo yang lain, dan juga Abdullah Azwar Anas yang lain, karena bener-bener terseleksi dengan ketat di pusat gan

Realistis?
Yah namanya juga ide...






dibom aja gan, biar beekurang penduduknya.

kalo mau sepi tunggu lebaran aja gan,pasti sepi ko
pemerataan penduduk juga perlu dilakukakan kalo menurut ane



makasih
padat sih padat

kalo misalnya setengah penduduk jkt = warga miskin di bangunan liar, preman, gembel, anak jalanan, ormas gajelas

yang jelas itu lama2 ngerusak jakarta itu sendiri



Hampir semua udah dicoba pemerintah gan. Ini salah satu usaha pemerintah
1. Kenaikan UMR Jakarta. Imbas = banyak tempat usaha pada pindah dan jelas pasti bawa pegawainya. Harapannya sentra industri bukan di Jakarta lagi begitu.
2. Pengenaan pajak kendaraan bermotor sama peraturannya tentand DP kendaraan bermotor (minimal 20% apa 25% lupa ane gan)
3. UU transmigrasi, ga tau jalan apa kaga
4. Program KB
5. dll, dll
Smuanya langkah yang benar dengan konsekuensi masing- masing, tapi liat aja gan sekarang, coba update datanya yang terbaru. Semua ide agan bener, cuma masih harus didukung UU pemerintah setempat + kementriannya, program- program pemerintah juga mesti digalakkin lagi.
Ane ga bisa mikir hal lain yang lebih baik dari hal- hal diatas, pemerintah niat dan langkahnya udah baik tapi pelaksanaan di lapangnya ya kurang baik. Pemerintah kita ga bego- bego amat ko gan
Liat lagi gan di data BPS. PDB regional Jakarta itu paling besar di antara daerah lainnya. Hal ini berbanding lurus sama konsumsi sama investasi, juga menandakan Jakarta adalah kota yang paling dibangun di Indonesia. Jadi, ya ente tau lah, siapa pengusaha yang ga tergiur bangun macem2 di Jakarta dengan fakta ini? Biarin saingannya banyak. Anggeplah ente buka usaha di daerah lain tapi kalo di daerah itu ga ada yang sanggup beli produknya ya rugi juga dong?
Solusi naekin UMR memang bagus karena bikin orang jadi bangun daerah lain tapi konsekuensinya adalah banyak orang ga berskill bagus tergiur sama UMR tinggi Jakarta, alhasil ya.... begitulah.
Jadi ngeliat ini solusi menurut ane:
1. Penguatan UU yang mengatur transmigrasi (nyari sukarelawannya susah gan)
2. Birth control (KB)
3. Sama kaya agan di atas, butuh daerah lain untuk dijadikan pusat kegiatan ekonomi, jadi harus investasi
4. PENDIDIKAN!!! Butuh ini gan biar orang Indonesia lebih berskill dan bisa liat peluang gitu daripada cuma asal dateng ke daerah orang
Gile tuh macetnya

Bener bener gila liat fenomena traffic jam jakarta
warga jakarta pindah aja ke daerah...ane aja sejak 10 th yg lalu udh pindah dari jakarta
MACET = WAKTU HABIS DI JALAN = PEMBOROSAN WAKTU, BIAYA & TENAGA

BERANGKAT SUBUH PULANGNYA MALAM, DI KANTOR CUMA 6 JAM


Terus aja gulirkan wacananya bak bola yang ditendang sana kemari, sebenarnya saya sendiri tidak mengecilkan Indonesia, tapi permasalahannya tambah besar dan tidak selesai-selesai.

Transportasi Massal ----->>>> Indonesia sudah ketinggalan jauh ------>>>> Pertanyaannya kapan dimulainya ???

Itu butuh komitmen dan dobrakan pemerintah. Masa lebar jalannya tetep aja, mobil sama motornya yang nambah terus
masalah transportasi sih menurut ane yg musti di kaji dan dibenerin lagi regulasinya soalnya itu yg jd sebab utama kota jakarta terlihat kacau balau
Ane malah tertarik dengan data DIY gan, calon jakarta kedua. Meski rasio penduduk jateng, jatim dan banten dgn luas tanah hampir sama tapi potensi jogja menjadi 'DKI' kedua lebih tinggi
Pusing ngeliat gambar macetnye gan
kalo mindahin ibukota & gak pengen jauh jauh, pengen ane di lampung gan
btw itu bocah yg lagi nonton chalkzone pernah jadi sampul bab di buku paket sd ane dulu gan
Gue liat foto traffic jam nya aja udh pengen muntah
Yang suka rusuh mending ke buang ke laut aja gan, model2 FPI wkwkwk kan laut indonesia masih luaaaassss
sebenernya kalo mau traffic jakarta tidak macet (Setidaknya mengurangi lah) itu dari kesadaran masing2 pengendara aja lah. pengendara di Indonesia itu rata2 pada ga disiplin dan cenderung mau menang sendiri, lebih mengedepankan ego masing2. coba deh kalo setiap individu pengendara itu berubah jadi lebih baik, lebih disiplin, dan taat peraturan. insya Allah deh kemacetan ga akan begitu2 amat
utopis
Via: Kaskus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar