Pages


Selasa, 09 Juni 2015

Mengenal Suku-Suku Penganut Sistem Kekerabatan "Matrilineal" Di Indonesia

Spoiler for buka:
Jangan lupa dirate gan kalau berkenan dengan thread ini
Semoga threadnya bermanfaat




Matrilineal berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu mater yang berarti ibu, dan linea yang berarti garis. Jadi, sistem kekerabatan matrilineal berarti suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. Baik di Indonesia maupun di dunia, penganut sistem kekeraban matrilineal merupakan kelompok minoritas. Rata-rata penganut sistem kekerabatan matrilineal hanya berupa komunitas-komunitas kecil, sangat jarang dalam bentuk komunitas besar yang meliputi suatu wilayah yang luas. Bahkan ada juga sebagian penganut matrilineal yang beralih jadi patrilineal karena pengaruh yang dibawa dari luar. Misalnya pengaruh agama dan sebagainya.

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa suku penganut sistem kekerabatan matrilineal yang tersebar diberbagai wilayah. Berikut ini adalah suku-suku di Indonesia yang menganut sistem kekerabatan matrilineal.


Quote:Suku Enggano
Spoiler for buka:

Suku Enggano, adalah penghuni asli pulau Enggano dan empat pulau di sekitarnya yang merupakan salah satu wilayah terluar Indonesia di sebelah barat pulau Sumatera. Lebih tepatnya berada di provinsi Bengkulu. sebagaimana suku Mentawai dan suku Nias, mereka adalah pembawa budaya Proto Malayan atau Melayu Tua. Suku enggano menetapkan perempuan sebagai pewaris suku dan sebagai garis keturunan (matrilineal). Nama marga suku diwariskan berdasarkan marga ibu. Suku Enggano menciptakan garis keturunan matrilineal mungkin karena seringnya terjadi peperangan antar suku dan kegiatan dari para lelaki suku ini. Segala bentuk warisan berupa harta tidak bergerak seperti rumah dan tanah diwariskan kepada anak perempuan, sedangkan anak laki-laki hanya diwariskan peralatan pertanian dan senjata tajam. Tetapi jabatan kepala keluarga dan kepala suku tetap dipegang oleh laki-laki.


Quote:Suku Petalangan
Spoiler for buka:

Suku Petalangan hidup di kabupaten Pelalawan, provinsi Riau. Sebagian besar dari mereka mencari nafkah dari hutan karet dan sebagai nelayan. Menurut tambo orang petalangan, mereka berasal dari Johor (Malaysia) dan membuka hutan di pemukiman mereka sekarang ini. Meski demikian, sebagian suku petalangan juga ada yang mengaku berasal dari Minangkabau.

Masyarakat Petalangan dibagi atas beberapa suku (klan) yang diturunkan dari ibu (matrilineal), seperti Sengerih, Lubuk, Pelabi, Medang, Piliang, Melayu, Penyabungan dan Pitopang. Berdasarkan kekerabatan matrilineal yang mereka anut, dilarang melakukan perkimpoian dengan klan yang sama. Pemimpin suku adalah ninik-mamak, yang dipilih melalui musyawarah anggota keluarga laki-laki. Ninik-mamak ini berperan menyelesaikan sengketa dalam sebuah suku, dan karena itu diharapkan memiliki pengetahuan mendalam tentang adat-istiadat. Bila ada konflik antara orang-orang dari dua suku atau lebih ninik-mamak dari masing-masing klan akan bertemu dan berunding untuk memecahkan masalah. Populasi suku Petalangan berjumlah sekitar 58.400 jiwa pada tahun 1993.


Quote:Suku Aneuk Jamee
Spoiler for buka:

Suku Aneuk Jamee adalah sebuah suku di Indonesia yang tersebar di sepanjang pesisir barat Aceh mulai dari Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya dan Simeulue. Suku ini merupakan perantau Minangkabau yang bermigrasi ke Aceh dan telah berakulturasi dengan Suku Aceh. Secara etimologi, nama "Aneuk Jamee" berasal dari Bahasa Aceh yang secara harfiah berarti "anak tamu". Dalam percakapan sehari-hari, kelompok masyarakat ini menggunakan Bahasa Minangkabau dialek Aceh, atau yang dikenal dengan Bahasa Jamee. Bahasa Jamee merupakan Bahasa Minangkabau yang telah menyerap beberapa unsur dan kosa kata Bahasa Aceh. Kini kebanyakan anggota masyarakat Suku Aneuk Jamee, terutama yang mendiami kawasan yang didominasi oleh Suku Aceh menggunakan Bahasa Aceh. Bahasa Jamee hanya dituturkan di kalangan orang-orang tua saja dan saat ini umumnya mereka lebih lazim menggunakan Bahasa Aceh sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Jumlah suku Aneuk Jamee sekitar 67.000 jiwa.


Quote:Suku Sakai
Spoiler for buka:

Suku Sakai merupakan salah satu suku terasing di Indonesia yang hidup di pedalaman Riau. Banyak versi tentang asal-usul suku Sakai. Ada yang berpendapat suku sakai berasal dari percampuran antara ras Wedoid dengan Proto Melayu. Pendapat lainnya menyebutkan kalau suku Sakai berasal dari Pagaruyung, Sumatera Barat karena terdapat kemiripan bahasa. Bagi orang Sakai sendiri, pendapat kedua ini dianggap paling benar karena mereka meyakini nenek moyang mereka berasal dari Pagaruyung.

Berdasarkan sistem kekerabatan matrilineal yang dianut suku Sakai, anak perempuan penerus keturunan ibunya, sedangkan anak laki‐laki hanya seolah‐olah pemberi bibit keturunan kepada isteri. Dalam budaya Sakai hak perempuan Sakai besar, semua barang milik baik yang bergerak maupun tidak bergerak adalah milik wanita. Kedudukan kepala suku diwariskan dari wanita, dan anak‐anak mengikuti ibu, bukan ayah. Karena itu menurut masyarakat Sakai apabila suatu keluarga tidak memiliki anak perempuan, maka seolah‐olah hidup tidak berkesinambungan.


Quote:Suku Ocu
Spoiler for buka:

Suku Ocu merupakan salah satu suku yang hidup di wilayah kabupaten Kampar, Riau. Banyak anggapan yang menyebutkan kalau suku Ocu berasal dari orang-orang Minangkabau. Anggapan ini muncul karena beberapa budaya, adat istiadat, bahasa, struktur pemerintahan agak mirip dengan budaya Minangkabau. Selain itu letak pemukiman suku Ocu di kabupaten Kampar berbatasan langsung dengan provinsi Sumatera Barat. Walau banyak kesamaan, namun suku Ocu membantah keras bila disebut keturunan Minangkabau. Bagi mereka, karakter dan kebiasaan orang Ocu berbeda jauh dengan suku Minangkabau.

Pendapat lain menyebutkan kalau suku Ocu merupakan bagian dari Proto Melayu atau Melayu Tua karena bahasa Ocu diperkirakan lebih tua dibandingkan bahasa melayu daratan yang biasa digunakan di provinsi Riau. Masyarakat Ocu sendiri terdiri atas beberapa klan atau suku, yaitu suku Piliang, Domo, Putopang, Kampai, dan suku Mandiliong. Suku-suku tersebut diwariskan dari ibu sehingga menjadikan suku Ocu sebagai salah satu suku penganut sistem kekerabatan matrilineal di Indonesia.


Quote:Suku Lawangan
Spoiler for buka:

Suku Lawangan mendiami daerah bergunung-gunung antara aliran Sungai Barito terus ke sebelah barat ke daerah aliran Sungai Kapuas. Daerah itu termasuk dalam wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, dan Tapin, di Provinsi Kalimantan Selatan. Di Provinsi Kalimantan Tengah mereka berdiam di dalam wilayah Kabupaten Barito Selatan, Barito Utara, dan Barito Timur. Nama lain dari suku ini ialah Luangan. Suku bangsa ini terbagi lagi menjadi sekitar 20 kelompok kecil, seperti Karau, Singa Rasi, Paku, Ayus, Bawu, Tabuyan Mantararan, Malang, Tabuyan Teweh, Mangku Anam, Nyumit, Bantian, Purui, Tudung, Bukit, Leo Arak, Mungku, Benuwa, Bayan, Lemper, Tungku, dan Pauk. Populasi suku lawangan kurang lebih 119.000 jiwa.

Sistem hubungan kekerabatan mereka cenderung untuk bersifat matrilineal, mungkin karena pengaruh adat menetap sesudah nikah yang matrilokal (suami menetap di lingkungan keluarga asal isteri). Orang Lawangan juga mengenal adat ganti tikar (sosorat), artinya bila isteri meninggal maka suaminya harus kimpoi dengan saudara perempuan almarhum isterinya. Adat ini bertujuan agar pemilikan harta tetap berada pada pihak perempuan.


Quote:Suku Kerinci
Spoiler for buka:

Suku Kerinci merupakan suku bangsa yang mendiami Kabupaten Kerinci. Populasi suku Kerinci sekitar 300.000 jiwa. Berdasarkan bahasa dan adat-istiadat suku Kerinci termasuk dalam kategori Proto Melayu, dan paling dekat dengan Minangkabau Deutro Melayu dan Jambi Deutro Melayu. Sebagian besar suku Kerinci menggunakan bahasa Kerinci, yang memiliki beragam dialek, yang bisa berbeda cukup jauh antar satu dusun dengan dusun lainnya di dalam wilayah Kabupaten Kerinci dan Kota Madya Sungai Penuh. Sebagian penulis seperti Van Vollenhoven memasukkan Kerinci ke dalam wilayah adat (adatrechtskring) Sumatera Selatan, sedangkan yang lainnya menganggap Kerinci sebagai wilayah rantau Minangkabau.

Masyarakat Kerinci menarik garis keturunan secara matrilineal, artinya seorang yang dilahirkan menurut garis ibu menurut suku ibu. Suami harus tunduk dan taat pada tenganai rumah, yaitu saudara laki-laki dari istrinya. Dalam masyarakat Kerinci perkimpoian dilaksanakan menurut adat istiadat yang disesuaikan dengan ajaran agama Islam.


Quote:Suku Minangkabau
Spoiler for buka:

Minangkabau atau disingkat Minang merujuk pada entitas kultural dan geografis yang ditandai dengan penggunaan bahasa, adat yang menganut sistem kekerabatan matrilineal, dan identitas agama Islam. Secara geografis, Minangkabau meliputi daratan Sumatera Barat, separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan Negeri Sembilan di Malaysia. Dalam percakapan awam, orang Minang seringkali disamakan sebagai orang Padang, merujuk pada nama ibu kota provinsi Sumatera Barat Kota Padang. Namun, mereka biasanya akan menyebut kelompoknya dengan sebutan urang awak, bermaksud sama dengan orang Minang itu sendiri. Populasi suku Minangkabau sekitar 8 juta jiwa.

Suku Minangkabau merupakan penganut sistem kekerabatan matrilineal terbesar di dunia. Dari semua suku-suku penganut matrilineal di Indonesia, hanya suku Minangkabau yang merupakan sebuah komunitas besar dan merupakan salah satu kelompok etnis terbesar di Indonesia. Matrilineal merupakan salah satu aspek utama dalam mendefinisikan identitas masyarakat Minang. Adat dan budaya mereka menempatkan pihak perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan. Garis keturunan dirujuk kepada ibu yang dikenal dengan Samande (se-ibu), sedangkan ayah mereka disebut oleh masyarakat dengan nama Sumando (ipar) dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga. Kaum perempuan di Minangkabau memiliki kedudukan yang istimewa sehingga dijuluki dengan Bundo Kanduang, memainkan peranan dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan keputusan-keputusan yang dibuat oleh kaum lelaki dalam posisi mereka sebagai mamak (paman atau saudara dari pihak ibu), dan penghulu (kepala suku). Pengaruh yang besar tersebut menjadikan perempuan Minang disimbolkan sebagai Limpapeh Rumah Nan Gadang (pilar utama rumah). Walau kekuasaan sangat dipengaruhi oleh penguasaan terhadap aset ekonomi namun kaum lelaki dari keluarga pihak perempuan tersebut masih tetap memegang otoritas atau memiliki legitimasi kekuasaan pada komunitasnya.


Itulah sekilas tentang suku-suku penganut sistem kekerabatan matrilineal di Indonesia. Meski jumlah mereka tergolong kecil, namun mereka telah turut memperkaya kebudayaan Indonesia. Selama ini kebanyakan diantara kita hanya mengetahui suku Minangkabau sebagai penganut matrilineal di Indonesia, padahal masih ada beberapa suku lainnya walau dalam bentuk komunitas kecil. Adakah diantara agan-agan kaskuser yang berasal dari suku diatas?

Berdasarkan komentar-komentar sebagian agan-agan kaskuser, ane ingin meluruskan kalau belum tentu bagi penganut kekerabatan matrilineal seorang perempuanlah yang harus menjadi kepala keluarga, kepala suku ataupun kepala adat. Kadang penganut matrilineal hanya sekedar mewarisi suku, marga atau klan dari sang ibu, selebihnya tetap laki-laki yang berkuasa seperti sebagai kepala keluarga ataupun kepala adat.

Sekian saja thread ini dari saya. Semoga bisa memberikan manfaat


Quote:
Spoiler for buka:
Agan-agan yang baik, jangan lupa threadnya dirate, komen ataupun dishare

Reserved
Pertamax diamankan dulu!
banyak juga ya suku yang menganut sistem matrilineal



makasih
Ane baru tahu minangkabau termasuk juga
ane cuma tau suku minangkabau aja, yg lainnya ga pernah denger... Indonesia beragam suku2 nya
Quote:Original Posted By uao
banyak juga ya suku yang menganut sistem matrilineal



makasih

Iya gan, lumayan banyak. Menurut ane masih ada beberapa suku lainnya hanya saja tidak terekspos.
Banyak juga ternyata. Selama ini yang disebut-sebut penganut matrilineal cuma suku Minangkabau.
Quote:Original Posted By SunXing
Ane baru tahu minangkabau termasuk juga

Malahan selama ini kebanyakan orang tahunya cuma suku Minangkabau penganut sistem matrilineal.
Wah , ane malah baru tau ada suku suku ntu di indo gan
Ane cuman tau suku Minangkabau doang gan, banyak juga ternyata.
Quote:Original Posted By cahnjero74
ane cuma tau suku minangkabau aja, yg lainnya ga pernah denger... Indonesia beragam suku2 nya

Iya gan, selama ini cuma suku Minangkabau yang sering disebut-sebut sebagai menganut matrilineal.
Tapi tetap umumnya laki2 sebagai kepala keluarga y gan.
Banyak jg di Indonesia selain suku Minangkabau
Quote:Original Posted By satanious
Wah , ane malah baru tau ada suku suku ntu di indo gan

Kebanyak dari mereka berasal dari proto melayu gan. Orang-orang proto melayu sendiri cenderung menutup diri dari pengaruh luar
Makanya tidak banyak yang tahu keberadaan mereka.
Quote:Original Posted By kakakatro
Tapi tetap umumnya laki2 sebagai kepala keluarga y gan.
Banyak jg di Indonesia selain suku Minangkabau

Yang namanya kepala keluarga ya harus laki-laki gan. Masa cewek yang jadi kepala keluarga.
nama2 sukunya selain Minangkabau ga pernah ane dengar....
pandora kagak masuk boy???
Quote:Original Posted By roh.nyasar

Yang namanya kepala keluarga ya harus laki-laki gan. Masa cewek yang jadi kepala keluarga.

Ada loh di Amazon n suku2 di Afrika, bahkan kepala pasukan perangnya wanita.
Quote:Original Posted By kakakatro

Ada loh di Amazon n suku2 di Afrika, bahkan kepala pasukan perangnya wanita.

Thanks informasinya gan. Ane baru tahu. Lah trus, laki-laki di sana diperlakukan layaknya kita memperlakukan perempuan?
Quote:Original Posted By kakakatro
Tapi tetap umumnya laki2 sebagai kepala keluarga y gan.
Banyak jg di Indonesia selain suku Minangkabau

Iya gan. Di dunia sendiri sangat jarang ada perempuan yang menjadi kepala keluarga.
Quote:Original Posted By roh.nyasar

Thanks informasinya gan. Ane baru tahu. Lah trus, laki-laki di sana diperlakukan layaknya kita memperlakukan perempuan?

Macem jongos gan, tapi yg paling utama berburu buat makanan. Tapi yg mimpin perang, nentuin masa depan anak itu ibunya. Memang aneh banget dech.
Via: Kaskus.co.id

1 komentar:

  1. orang kerinci ,kampar(ocu),petalang,anuek jame,sakai,muko-muko(bengkulu) suku melayu pesisir disibolga,suku melayu batubara suku minang dinatal(sumut),suku melayu matrilini dirokan &singingi(riau)dll. budayanya sendiri taklepas dari pagaruyung& minangkabau, jadi semua suku diatas adalah orang alam minangkabau. semua dialek,logat yang dipakai hampir semua di miliki di daerah minangkabau barat(sumbar),sedang bahasa minang yang dipakai sekarang di sumbar adalah bahasa minang persatuan mendekati bahasa padang panjang/batipuh 10 koto . (bahasa yang dipakai pada sekolah raja di bukittinggi zaman sebelum kemerdekaan.) orang ocu bukanlah suku tersendiri tetapi budayanya samadengan orang rokan ,orang kuantan,(riau),orang 50 kota,orang batusangkar minus batipuh 10 kota,orang sijunjung dan darmas raya (sumbar)

    BalasHapus