Akhir2 ini banyak yang mengkritik pemerintah dengan mengatakan: "Pemerintah ga kerja apa-apa untuk menangani asap kebakaran! Sampai sekarang kabut asap masih belum teratasi!"
Pemerintah sekarang sudah terbiasa dicaci-maki seperti itu, jadi mungkin ga masalah bagi mereka.
Tapi sadarkah kalian kalau kalian telah melukai hati orang-orang yang telah mempertaruhkan kesehatan bahkan nyawanya untuk berjuang melawan asap? Mereka bekerja atas koordinasi pemerintah, sementara kalian dengan seenaknya mengatakan pemerintah ga kerja karena ga berhasil menangani asap. Itu berarti kalian secara ga langsung telah menghina orang-orang yang telah bekerja dibawah koordinasi orang-orang yg telah kalian caci-maki. Kalau kalian menilai pemerintah ga becus menangani kabut asap, berarti kalian sama saja dengan mengatakan kalau para pahlawan asap ini juga bekerja ga becus.
Misalnya kalian bekerja di pemda bagian penerangan jalan. Ada komplain dari masyarakat kepada walikota kalau ada lampu penerangan jalan yang mati. Besoknya kalian disuruh oleh pimpinan kalian untuk mengganti lampu jalan. Setelah kalian mengganti lampu jalan, ternyata besoknya lagi lampu jalan tersebut mati lagi. Trus masyarakat menghina walikotanya "Gimana sih nih! Kemaren walikotanya udah diminta buat perbaiki lampu jalan tapi kok masih mati! Kerjanya ga becus nih!"
Walaupun yang dihina adalah walikotanya, tapi tetap aja kalian merasa tersinggung kan? Karena kalian yang mengerjakannya, jadi perkataan "kerja ga becus" itu pun menuju ke kalian juga.
Quote:
VIVA.co.id - Sebuah foto yang menggambarkan dua orang personel TNI pemadam kebakaran hutan di Sumatera membuat haru dan bangga sejumlah netizen.
Bagaimana tidak, di dalam foto yang kini beredar luas di jejaring sosial tersebut, terlihat dua orang anggota TNI sedang beristirahat di tengah kabut asap. Dalam kondisi tubuh lusuh akibat lumpur dan tanah, kedua personel TNI tersebut terlihat sedang berbagi satu bungkus mi instan.
Diduga, kedua personel TNI tersebut kehabisan bekal. Sehingga hanya mengonsumsi mi instan seadanya tanpa menggunakan air hangat.
Tak pelak, tampilan foto tersebut menuai pujian dari netizen. Gambar ini pun disukai lebih dari 18 ribu orang dan telah dibagikan lebih dari 11 ribu orang.
"Sperti inilah perjuangan TNI..tapi masih ad aj yg bilang kal TNI gak ad kerjaannya n mkan gaji buta ..astagfirullah..pdhal yg bilang sprti itu blm tentu bisa mnjalankan khdupan sbgai TNI yg slalu brtugas taruhan nyawa meninggalkan anak istri ortu untuk mnjga NKRI diperbtasan ataupun daerah rawan..dan aku bangga jadi istri TNI," tulis akun bernama Vika Astria seperti dikutip Senin 26 Oktober 2015.
"Sumpah demi apapun saya #Merinding kalo liat foto ini...Yaa allah hamba mohon turun kan lah hujan mu itu yaa allah...," tambah akun facebook bernama Robby Alexander.
Saat ini ribuan personel TNI memang sudah diterjunkan di Sumatera dan Kalimantan untuk membantu pemadaman kebakaran hutan di daerah itu. Selama 1,5 bulan, personel TNI ini akan dirotasi dan digantikan dengan personel yang baru.
Sumber
Quote:
AttaSites.com - Sudah sekitar 3 bulan lamanya Riau dilanda kebakaran lahan. Kritikan selalu saja datang ke pemerintah dari berbagai jenis lembaga dan masyarakat sendiri. BPBD menerima kritikan tersebut dengan lapang dada dan coba mengajak mereka yang mengkritik itu turut membantu pemadaman.
Selama ini, pemadaman kebakaran lahan dilakukan oleh TNI/Polri, Manggala Agni, Tip BPBD Provinsi dan Kabupaten, ditambah juga masyarakat yang peduli api. Mereka menyebar di seluruh wilayah yang ada di Riau dan bahu-membahu apabila ada kebakaran lahan yang muncul.
"Sejak Posko Kebakaran Lahan dan Hutan dibentuk, kita belum pernah menerima tawaran dari LSM lingkungan untuk turut membantu memadamkan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, kepada attasites.com, Minggu (25/10/2015).
LSM lingkungan sering mengeluarkan kritik kepada pemerintah untuk dapat mengatasi permasalah kabut asap. Walau demikian, tak ada bantuan apapun dari LSM. Edwar dan pihaknya tetap saja berjibaku untuk melakukan pemadaman api bara gambut yang saat ini masih saja terjadi di Riau oleh ulah tangan-tangan tak bertanggung jawab.
"Silakan kami dikritik, yang penting tim kerja secara maksimal. Kami pagi siang malam tak kenal lelah selama 3 bulan ini. Biarlah orang lain mau bilang apa," kata Edwar.
Kelompok masyarakat peduli api di Riau juga mengatakan hal yang serupa. Ujang Jailani (40), tim masyarakat peduli api di Kabupaten Kampar mengatakan kalau selama ini mereka bahu membahu bersama Pemerintah, TNI/Polri, Manggala Agni dan Tim BPBD Kampar.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat aktif dalam pengawasan dan melakukan kontrol setiap waktu. Oleh karenanya, mereka merasa heran kenapa masih banyak saja yang tidak menunjukkan rasa kepeduliannya. Menghujat sana sini hanya untuk kepentingan dan masih saja banyak masyarakat yang berhasil terprovokasi oleh hujatan tak jelas itu.
"Ada 100 hektar lahan gambut di Kampar sempat terbakar. Belum pernah kami lihat aktivis lingkungan ikut membantu kami memadamkan api. Tahunya hanya menyalahkan pemerintah terus. Kami ini sudah sesak nafas setiap melakukan pemadaman," kata Ujang.
"Tak ada guna demo-demo menyalahkan sana sini. Lebih baik gabung sama kami, kalau ada api mari kita padamkan bersama. Kita rakyat ini juga sudah muak dengan kondisi kebakaran lahan yang saban tahun terjadi," tutup Ujang.
Sumber
Sementara apa yang telah kalian lakukan selama ini? Hanya bisa menghina saja tapi ga bantu apa-apa. Dan pasti nanti ada yang bilang "Kami mengkritik, bukan menghina."
Perbedaan antara mengkritik dan menghina:
Mengkritik: Dengan bahasa yang sopan dan disertai dengan solusi.
Menghina: Bisa dengan bahasa yg sopan ataupun kasar dan TIDAK disertai dengan solusi.
Kalau kalian ga bisa bantu apa-apa yasudah. Tapi jangan menghina seakan-akan kalian bisa melakukan lebih baik daripada mereka, padahal selama ini kalian ga berbuat apa-apa selain menghina saja.
Hindarilah peribahasa "Tong kosong nyaring bunyinya"
Jangan sampai kita menjadi "Orang Indonesia ga butuh solusi, hanya butuh orang untuk disalahkan"
Mulailah untuk mempelajari peribahasa "Sedikit berbicara, banyak bekerja"
Jika kalian tidak bisa mempelajari peribahasa diatas, cobalah untuk mempelajari peribahasa "Diam itu emas"
Ngomong-ngomong..
Ini HT ane yg pertama gan
Waktu itu baru sampe Top Thread aja
Pemerintah sekarang sudah terbiasa dicaci-maki seperti itu, jadi mungkin ga masalah bagi mereka.
Tapi sadarkah kalian kalau kalian telah melukai hati orang-orang yang telah mempertaruhkan kesehatan bahkan nyawanya untuk berjuang melawan asap? Mereka bekerja atas koordinasi pemerintah, sementara kalian dengan seenaknya mengatakan pemerintah ga kerja karena ga berhasil menangani asap. Itu berarti kalian secara ga langsung telah menghina orang-orang yang telah bekerja dibawah koordinasi orang-orang yg telah kalian caci-maki. Kalau kalian menilai pemerintah ga becus menangani kabut asap, berarti kalian sama saja dengan mengatakan kalau para pahlawan asap ini juga bekerja ga becus.
Misalnya kalian bekerja di pemda bagian penerangan jalan. Ada komplain dari masyarakat kepada walikota kalau ada lampu penerangan jalan yang mati. Besoknya kalian disuruh oleh pimpinan kalian untuk mengganti lampu jalan. Setelah kalian mengganti lampu jalan, ternyata besoknya lagi lampu jalan tersebut mati lagi. Trus masyarakat menghina walikotanya "Gimana sih nih! Kemaren walikotanya udah diminta buat perbaiki lampu jalan tapi kok masih mati! Kerjanya ga becus nih!"
Walaupun yang dihina adalah walikotanya, tapi tetap aja kalian merasa tersinggung kan? Karena kalian yang mengerjakannya, jadi perkataan "kerja ga becus" itu pun menuju ke kalian juga.
Quote:
VIVA.co.id - Sebuah foto yang menggambarkan dua orang personel TNI pemadam kebakaran hutan di Sumatera membuat haru dan bangga sejumlah netizen.
Bagaimana tidak, di dalam foto yang kini beredar luas di jejaring sosial tersebut, terlihat dua orang anggota TNI sedang beristirahat di tengah kabut asap. Dalam kondisi tubuh lusuh akibat lumpur dan tanah, kedua personel TNI tersebut terlihat sedang berbagi satu bungkus mi instan.
Diduga, kedua personel TNI tersebut kehabisan bekal. Sehingga hanya mengonsumsi mi instan seadanya tanpa menggunakan air hangat.
Tak pelak, tampilan foto tersebut menuai pujian dari netizen. Gambar ini pun disukai lebih dari 18 ribu orang dan telah dibagikan lebih dari 11 ribu orang.
"Sperti inilah perjuangan TNI..tapi masih ad aj yg bilang kal TNI gak ad kerjaannya n mkan gaji buta ..astagfirullah..pdhal yg bilang sprti itu blm tentu bisa mnjalankan khdupan sbgai TNI yg slalu brtugas taruhan nyawa meninggalkan anak istri ortu untuk mnjga NKRI diperbtasan ataupun daerah rawan..dan aku bangga jadi istri TNI," tulis akun bernama Vika Astria seperti dikutip Senin 26 Oktober 2015.
"Sumpah demi apapun saya #Merinding kalo liat foto ini...Yaa allah hamba mohon turun kan lah hujan mu itu yaa allah...," tambah akun facebook bernama Robby Alexander.
Saat ini ribuan personel TNI memang sudah diterjunkan di Sumatera dan Kalimantan untuk membantu pemadaman kebakaran hutan di daerah itu. Selama 1,5 bulan, personel TNI ini akan dirotasi dan digantikan dengan personel yang baru.
Sumber
Quote:
AttaSites.com - Sudah sekitar 3 bulan lamanya Riau dilanda kebakaran lahan. Kritikan selalu saja datang ke pemerintah dari berbagai jenis lembaga dan masyarakat sendiri. BPBD menerima kritikan tersebut dengan lapang dada dan coba mengajak mereka yang mengkritik itu turut membantu pemadaman.
Selama ini, pemadaman kebakaran lahan dilakukan oleh TNI/Polri, Manggala Agni, Tip BPBD Provinsi dan Kabupaten, ditambah juga masyarakat yang peduli api. Mereka menyebar di seluruh wilayah yang ada di Riau dan bahu-membahu apabila ada kebakaran lahan yang muncul.
"Sejak Posko Kebakaran Lahan dan Hutan dibentuk, kita belum pernah menerima tawaran dari LSM lingkungan untuk turut membantu memadamkan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, kepada attasites.com, Minggu (25/10/2015).
LSM lingkungan sering mengeluarkan kritik kepada pemerintah untuk dapat mengatasi permasalah kabut asap. Walau demikian, tak ada bantuan apapun dari LSM. Edwar dan pihaknya tetap saja berjibaku untuk melakukan pemadaman api bara gambut yang saat ini masih saja terjadi di Riau oleh ulah tangan-tangan tak bertanggung jawab.
"Silakan kami dikritik, yang penting tim kerja secara maksimal. Kami pagi siang malam tak kenal lelah selama 3 bulan ini. Biarlah orang lain mau bilang apa," kata Edwar.
Kelompok masyarakat peduli api di Riau juga mengatakan hal yang serupa. Ujang Jailani (40), tim masyarakat peduli api di Kabupaten Kampar mengatakan kalau selama ini mereka bahu membahu bersama Pemerintah, TNI/Polri, Manggala Agni dan Tim BPBD Kampar.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat aktif dalam pengawasan dan melakukan kontrol setiap waktu. Oleh karenanya, mereka merasa heran kenapa masih banyak saja yang tidak menunjukkan rasa kepeduliannya. Menghujat sana sini hanya untuk kepentingan dan masih saja banyak masyarakat yang berhasil terprovokasi oleh hujatan tak jelas itu.
"Ada 100 hektar lahan gambut di Kampar sempat terbakar. Belum pernah kami lihat aktivis lingkungan ikut membantu kami memadamkan api. Tahunya hanya menyalahkan pemerintah terus. Kami ini sudah sesak nafas setiap melakukan pemadaman," kata Ujang.
"Tak ada guna demo-demo menyalahkan sana sini. Lebih baik gabung sama kami, kalau ada api mari kita padamkan bersama. Kita rakyat ini juga sudah muak dengan kondisi kebakaran lahan yang saban tahun terjadi," tutup Ujang.
Sumber
Sementara apa yang telah kalian lakukan selama ini? Hanya bisa menghina saja tapi ga bantu apa-apa. Dan pasti nanti ada yang bilang "Kami mengkritik, bukan menghina."
Perbedaan antara mengkritik dan menghina:
Mengkritik: Dengan bahasa yang sopan dan disertai dengan solusi.
Menghina: Bisa dengan bahasa yg sopan ataupun kasar dan TIDAK disertai dengan solusi.
Kalau kalian ga bisa bantu apa-apa yasudah. Tapi jangan menghina seakan-akan kalian bisa melakukan lebih baik daripada mereka, padahal selama ini kalian ga berbuat apa-apa selain menghina saja.
Hindarilah peribahasa "Tong kosong nyaring bunyinya"
Jangan sampai kita menjadi "Orang Indonesia ga butuh solusi, hanya butuh orang untuk disalahkan"
Mulailah untuk mempelajari peribahasa "Sedikit berbicara, banyak bekerja"
Jika kalian tidak bisa mempelajari peribahasa diatas, cobalah untuk mempelajari peribahasa "Diam itu emas"
Ngomong-ngomong..
Ini HT ane yg pertama gan
Waktu itu baru sampe Top Thread aja
Reserved
betul gan, kita mikirnya ada pembiaran
salut ama mereka gan
salut ama mereka gan
salut buat pahlawan asap yang berjuang tanpa lelah...walaupun banyak yang mengkritik abis2an ataupun menghina.
bantu
terlalu banyak yang cari muka kora - koar nggak jelas suhu
Talk Less Do More
terlalu banyak yang cari muka kora - koar nggak jelas suhu
Talk Less Do More
miris juga liatnya gan
Tapi pemerintah tetep harus didorong tuk membuat teknologi pemberantas asap krn bencana ini terjadi setiap tahun. bahkan seharusnya pemerintah punya semacam strategi tuk mencegah terjadinya bencana asap ini.
Tapi pemerintah tetep harus didorong tuk membuat teknologi pemberantas asap krn bencana ini terjadi setiap tahun. bahkan seharusnya pemerintah punya semacam strategi tuk mencegah terjadinya bencana asap ini.
salute for TNI...... Jadi miris lihat orang-orang yang kerjanya cuma jelek-jelekin pemerintah.
Sama kaya ente gan, ga ada kerjanya mending diem dari pada bikin trot beginian
Dan disini jg ente tidak memberikan solusi, itu artinya ente sama aja kaya mereka yang suka mengkritik
Dan disini jg ente tidak memberikan solusi, itu artinya ente sama aja kaya mereka yang suka mengkritik
menurut ane, kebanyakan, yang berkata lantang tentang pemerintah yang gak melakukan apa2 itu didasari atas hal2 berikut ini:
1. sakit hati karena presidennya bukan presiden pilihan mereka
2. gak tau menahu (dan gak mau cari tahu) apa yang sebenar2nya terjadi di lapangan
3. cari sensasi/ popularitas
4. massa bayaran
1. sakit hati karena presidennya bukan presiden pilihan mereka
2. gak tau menahu (dan gak mau cari tahu) apa yang sebenar2nya terjadi di lapangan
3. cari sensasi/ popularitas
4. massa bayaran
Quote:Original Posted By hotfizz ►
miris juga liatnya gan
Tapi pemerintah tetep harus didorong tuk membuat teknologi pemberantas asap krn bencana ini terjadi setiap tahun. bahkan seharusnya pemerintah punya semacam strategi tuk mencegah terjadinya bencana asap ini.
Itu baru kritik gan, ada solusinya
miris juga liatnya gan
Tapi pemerintah tetep harus didorong tuk membuat teknologi pemberantas asap krn bencana ini terjadi setiap tahun. bahkan seharusnya pemerintah punya semacam strategi tuk mencegah terjadinya bencana asap ini.
Itu baru kritik gan, ada solusinya
hebat TNI kita tampan dah jika seperti itu
salam TAMPAN
salam TAMPAN
TNI selalu sigap dan siap.
Quote:Original Posted By xLaZt ►
Sama kaya ente gan, ga ada kerjanya mending diem dari pada bikin trot beginian
Dan disini jg ente tidak memberikan solusi, itu artinya ente sama aja kaya mereka yang suka mengkritik
Ane selama ini diem gan, ga mengkritik atau menghina orang2 yg kerja kayak mereka.
Dan ane bikin trit ini untuk mengkritik orang2 yg suka menghina mereka. Solusi dari ane: Kerja atau diam
Sama kaya ente gan, ga ada kerjanya mending diem dari pada bikin trot beginian
Dan disini jg ente tidak memberikan solusi, itu artinya ente sama aja kaya mereka yang suka mengkritik
Ane selama ini diem gan, ga mengkritik atau menghina orang2 yg kerja kayak mereka.
Dan ane bikin trit ini untuk mengkritik orang2 yg suka menghina mereka. Solusi dari ane: Kerja atau diam
Yaah nastak mewek...
Kalo kerjanya becus hasilnya juga bener. Jangan bilang kita menghina petugas dilapangan. Pemimpinnya aja kerja ga bener. Kaga tegas sama perusahaan yang bakar hutan. Boro2 tegas nama2nya aja kaga mau dibuka. Buka nama2nya suruh mereka tanggung jawab.
Kaga mau dikritik ya masa masyarakat harus diam aja diasapi sampe mampus. Kritik malah dibilang menghina petugas di lapangan, ya ga ada hubungannya.
Jangan suruh rakyat yang ngasih solusi, kita ngegaji pemerintah pake uang pajak kita dari segala aspek udah ditarikin pajak. Itu tugas pemerintah buat mikir cari solusi. Kalo kita yang disuruh kasi solusi dan bertindak buat apa punya pemerintah.
Sana minum aer kobokan dulu
Quote:Original Posted By ariaindo ►
Gini nih panasbung. Dikit2 nyebut2 panastak. Ada orang lagi ngebelain TNI disebut panastak. Emang deh otak 2D
Mana ga bisa baca tulisan ane lagi
Ane kan udah bilang:
Perbedaan antara mengkritik dan menghina:
Mengkritik: Dengan bahasa yang sopan dan disertai dengan solusi.
Menghina: Bisa dengan bahasa yg sopan ataupun kasar dan TIDAK disertai dengan solusi.
Yg agan bilang soal pemerintah, ane ga mau comment apa2 dulu gan. Karena di trit ini ane untuk ngebela orang2 yg kerja di lapangan, bukan ngebela pemerintah.
Kalau ngebela orang2 yang kerja dilapangan mah ente salah kaprah, ga ada hubungannya. Memang itu udah tugas mereka. Dan mereka itu begitu akibat pemerintah juga. Coba kalau pemerintah lebih tanggap dan lebih sigap dari awal, ga akan separah ini asapnya, dan orang2 yang kerja di lapangan itu juga ga harus kasian begitu.
Justru pemerintah kita gaji dr pajak kita yang diperas habis2an itu utk cari solusi, kalo rakyat yang disuruh cari solusi mendingan ga usah ada pemerintah sekalian. Rakyat udah sibuk sama kehidupan sehari2 yang biayanya semakin mencekik akibat kerjaan rezim ngga becus ini. Kita yang bayar pajak ya tentu aja berhak kritik. Pemerintah bobrok gitu kaga boleh dikritik kaga boleh diprotes mau jadi apa negara ini?
Gimana ga bobrok perusahaan pembakar hutannya ijinnya malah diperpanjang. Malah pemiliknya ada yang mau nyalonin jd gubernur.
Dan ga usah bilang gue panasbung atau pendukung prabowo krn gue bagian golput, gue udah tau siapa pun yang dipilih hasilnya sama. Tapi gue juga sebagai rakyat yang menyumbang pengeluaran dan pendapatan gue utk pajak, jadi berhak kritik.
Kalo kerjanya becus hasilnya juga bener. Jangan bilang kita menghina petugas dilapangan. Pemimpinnya aja kerja ga bener. Kaga tegas sama perusahaan yang bakar hutan. Boro2 tegas nama2nya aja kaga mau dibuka. Buka nama2nya suruh mereka tanggung jawab.
Kaga mau dikritik ya masa masyarakat harus diam aja diasapi sampe mampus. Kritik malah dibilang menghina petugas di lapangan, ya ga ada hubungannya.
Jangan suruh rakyat yang ngasih solusi, kita ngegaji pemerintah pake uang pajak kita dari segala aspek udah ditarikin pajak. Itu tugas pemerintah buat mikir cari solusi. Kalo kita yang disuruh kasi solusi dan bertindak buat apa punya pemerintah.
Sana minum aer kobokan dulu
Quote:Original Posted By ariaindo ►
Gini nih panasbung. Dikit2 nyebut2 panastak. Ada orang lagi ngebelain TNI disebut panastak. Emang deh otak 2D
Mana ga bisa baca tulisan ane lagi
Ane kan udah bilang:
Perbedaan antara mengkritik dan menghina:
Mengkritik: Dengan bahasa yang sopan dan disertai dengan solusi.
Menghina: Bisa dengan bahasa yg sopan ataupun kasar dan TIDAK disertai dengan solusi.
Yg agan bilang soal pemerintah, ane ga mau comment apa2 dulu gan. Karena di trit ini ane untuk ngebela orang2 yg kerja di lapangan, bukan ngebela pemerintah.
Kalau ngebela orang2 yang kerja dilapangan mah ente salah kaprah, ga ada hubungannya. Memang itu udah tugas mereka. Dan mereka itu begitu akibat pemerintah juga. Coba kalau pemerintah lebih tanggap dan lebih sigap dari awal, ga akan separah ini asapnya, dan orang2 yang kerja di lapangan itu juga ga harus kasian begitu.
Justru pemerintah kita gaji dr pajak kita yang diperas habis2an itu utk cari solusi, kalo rakyat yang disuruh cari solusi mendingan ga usah ada pemerintah sekalian. Rakyat udah sibuk sama kehidupan sehari2 yang biayanya semakin mencekik akibat kerjaan rezim ngga becus ini. Kita yang bayar pajak ya tentu aja berhak kritik. Pemerintah bobrok gitu kaga boleh dikritik kaga boleh diprotes mau jadi apa negara ini?
Gimana ga bobrok perusahaan pembakar hutannya ijinnya malah diperpanjang. Malah pemiliknya ada yang mau nyalonin jd gubernur.
Dan ga usah bilang gue panasbung atau pendukung prabowo krn gue bagian golput, gue udah tau siapa pun yang dipilih hasilnya sama. Tapi gue juga sebagai rakyat yang menyumbang pengeluaran dan pendapatan gue utk pajak, jadi berhak kritik.
Manusia kebanyakan hanya bisa pintar berkomentar saat melihat sesuatu yg tidak sesuai dengan ekspektasinya
Saat dirinya dihadapkan pada situasi yang kurang lebih sama untuk mewujudkan ekspektasinya sendiri, mendadak kata2 yang terucap telah kehilangan sang makna
Saat dirinya dihadapkan pada situasi yang kurang lebih sama untuk mewujudkan ekspektasinya sendiri, mendadak kata2 yang terucap telah kehilangan sang makna
Quote:Original Posted By kodok.jigong ►
Yaah nastak mewek...
Kalo kerjanya becus hasilnya juga bener. Jangan bilang kita menghina petugas dilapangan. Pemimpinnya aja kerja ga bener. Kaga tegas sama perusahaan yang bakar hutan. Boro2 tegas nama2nya aja kaga mau dibuka. Buka nama2nya suruh mereka tanggung jawab.
Kaga mau dikritik ya masa masyarakat harus diam aja diasapi sampe mampus. Kritik malah dibilang menghina petugas di lapangan, ya ga ada hubungannya.
Jangan suruh rakyat yang ngasih solusi, kita ngegaji pemerintah pake uang pajak kita dari segala aspek udah ditarikin pajak. Itu tugas pemerintah buat mikir cari solusi. Kalo kita yang disuruh kasi solusi dan bertindak buat apa punya pemerintah.
Sana minum aer kobokan dulu
Gini nih panasbung. Dikit2 nyebut2 panastak. Ada orang lagi ngebelain TNI disebut panastak. Emang deh otak 2D
Mana ga bisa baca tulisan ane lagi
Ane kan udah bilang:
Perbedaan antara mengkritik dan menghina:
Mengkritik: Dengan bahasa yang sopan dan disertai dengan solusi.
Menghina: Bisa dengan bahasa yg sopan ataupun kasar dan TIDAK disertai dengan solusi.
Yg agan bilang soal pemerintah, ane ga mau comment apa2 dulu gan. Karena di trit ini ane untuk ngebela orang2 yg kerja di lapangan, bukan ngebela pemerintah.
Yaah nastak mewek...
Kalo kerjanya becus hasilnya juga bener. Jangan bilang kita menghina petugas dilapangan. Pemimpinnya aja kerja ga bener. Kaga tegas sama perusahaan yang bakar hutan. Boro2 tegas nama2nya aja kaga mau dibuka. Buka nama2nya suruh mereka tanggung jawab.
Kaga mau dikritik ya masa masyarakat harus diam aja diasapi sampe mampus. Kritik malah dibilang menghina petugas di lapangan, ya ga ada hubungannya.
Jangan suruh rakyat yang ngasih solusi, kita ngegaji pemerintah pake uang pajak kita dari segala aspek udah ditarikin pajak. Itu tugas pemerintah buat mikir cari solusi. Kalo kita yang disuruh kasi solusi dan bertindak buat apa punya pemerintah.
Sana minum aer kobokan dulu
Gini nih panasbung. Dikit2 nyebut2 panastak. Ada orang lagi ngebelain TNI disebut panastak. Emang deh otak 2D
Mana ga bisa baca tulisan ane lagi
Ane kan udah bilang:
Perbedaan antara mengkritik dan menghina:
Mengkritik: Dengan bahasa yang sopan dan disertai dengan solusi.
Menghina: Bisa dengan bahasa yg sopan ataupun kasar dan TIDAK disertai dengan solusi.
Yg agan bilang soal pemerintah, ane ga mau comment apa2 dulu gan. Karena di trit ini ane untuk ngebela orang2 yg kerja di lapangan, bukan ngebela pemerintah.
Quote:Original Posted By kodok.jigong ►
Yaah nastak mewek...
Kalo kerjanya becus hasilnya juga bener. Jangan bilang kita menghina petugas dilapangan. Pemimpinnya aja kerja ga bener. Kaga tegas sama perusahaan yang bakar hutan. Boro2 tegas nama2nya aja kaga mau dibuka. Buka nama2nya suruh mereka tanggung jawab.
Kaga mau dikritik ya masa masyarakat harus diam aja diasapi sampe mampus. Kritik malah dibilang menghina petugas di lapangan, ya ga ada hubungannya.
Jangan suruh rakyat yang ngasih solusi, kita ngegaji pemerintah pake uang pajak kita dari segala aspek udah ditarikin pajak. Itu tugas pemerintah buat mikir cari solusi. Kalo kita yang disuruh kasi solusi dan bertindak buat apa punya pemerintah.
Sana minum aer kobokan dulu
Et dah geli gw sama orang ginian,,, kenapa banyak orng yg kek begini ya
Ni org kalau kita panah hatinya,, gedung putih bakalan di makan sama doi
Yaah nastak mewek...
Kalo kerjanya becus hasilnya juga bener. Jangan bilang kita menghina petugas dilapangan. Pemimpinnya aja kerja ga bener. Kaga tegas sama perusahaan yang bakar hutan. Boro2 tegas nama2nya aja kaga mau dibuka. Buka nama2nya suruh mereka tanggung jawab.
Kaga mau dikritik ya masa masyarakat harus diam aja diasapi sampe mampus. Kritik malah dibilang menghina petugas di lapangan, ya ga ada hubungannya.
Jangan suruh rakyat yang ngasih solusi, kita ngegaji pemerintah pake uang pajak kita dari segala aspek udah ditarikin pajak. Itu tugas pemerintah buat mikir cari solusi. Kalo kita yang disuruh kasi solusi dan bertindak buat apa punya pemerintah.
Sana minum aer kobokan dulu
Et dah geli gw sama orang ginian,,, kenapa banyak orng yg kek begini ya
Ni org kalau kita panah hatinya,, gedung putih bakalan di makan sama doi
nyimak dulu gan....
di sisi lain... tak jarang ngeliat orang dengan seragam yang sama keluar masuk perusahaan gede nawarin jasa "Backing" ....
di sisi lain... tak jarang ngeliat orang dengan seragam yang sama keluar masuk perusahaan gede nawarin jasa "Backing" ....
sedih ya gan liat foto mrk di tengah tugas mrk gt.
yg banyak bacot ga ada action tapi maki2 mlulu itu haters yang blm move on dari pilpres
Via: Kaskus.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar